3. NEGARA HUKUM DAN HAM

  NEGARA HUKUM (RULE OF LAW) Materi Pend. Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

  

PENGERTIAN

  • • Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan

    kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
  • • Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan

    perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi (berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum

  dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi sehingga ada istilah supremasi hukum. Sejarah perkembangan konsep negara hukum

  • • Neg hkm formal adlh neg yang membatasi ruang geraknya dan

    bersifat pasif terhadap kepentingan rakyatnya. Negara tidak campur tangan sec banyak thdp urusan & kepentingan warga negaranya. Urusan ekonomi diserahkan pada warga negara, yang berarti warga negara dibiarkan untuk mengurus kepentingan ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat (machtstaat). Konsep ini terjadi di Eropa sekitar abad ke 19 dan ternyata penerapannya mengundang kecaman banyak warga negaranya terutama pasca perang dunia ke 2 di mana neg dianggap lambat dan tidak bertanggung jawab atas segala dampak ekonomi yang timbul pasca perang tsb. Muncul gagasan baru yang disebut sbg welfare state, atau negara kesejahteraan.
  • • Neg kesejahteraan ini disebut sbg konsep neg hkm material.

  Pemerintah bisa bertindak sec lebih luas dalam urusan dan kepentingan publik jauh melebihi batas-batas yang pernah diatur dalam konsep neg hkm formal. Pemerintah memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga negaranya dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.

NEGARA HUKUM

  • A.V. Dicey Negara Hukum (“The

  Menurut Julius Stahl, konsep Rule of Law”), :

  Negara Hukum (‘rechtsstaat’) mencakup :

  • – Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-
  • – Perlindungan hak asasi

  wenangan sehingga manusia. seseorang hanya boleh

  • – Pembagian kekuasaan.

  dihukum jika melanggar hukum (Supremacy of Law).

  • – Pemerintahan berdasarkan undang-
  • Kedudukan yang sama di undang.

  depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi

  • – Peradilan tata usaha

  pejabat (Equality before the Negara. law).

  • Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang- undang dan keputusan- keputusan pengadilan (Constitution based on Individual Right).

  

International Commission of Jurists

Rumusan syarat-syarat (ciri-ciri) pemerintahan yang

demokratis di bawah ‘Rule of Law’ (yang dinamis)

  • Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
  • Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
  • Pemilihan Umum yang bebas.
  • Kebebasan menyatakan pendapat.
  • Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
  • Pendidikan kewarganegaraan

  Franz Magnis Suseno menyebut 5 (lima) ciri neg hkm sbg salah satu ciri neg demokrasi .

  a. fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg

bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD

b. UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan ;

  c. badan-badan negara menjalankan kekuasaannya dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku d. terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara e. badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.

  Pilar-pilar utama untuk menyangga tegaknya satu Negara Hukum modern (The Rule of Law, ataupun Rechtsstaat)

  1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law): Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip supremasi hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi.

  2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law): Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang diakui secara normatif dan dilaksanakan secara empirik.

  3. Asas Legalitas (Due Process of Law): Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya (due process of law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas

peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.

  4. Pembatasan Kekuasaan Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal .

  5. Organ-Organ Eksekutif Independen: Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang berkembang pula adanya pengaturann kelembagaan pemerintahan yang bersifat ‘independent’.

  6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak: Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial judiciary).

  7. Peradilan Tata Usaha Negara: Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.

  8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court): Di samping adanya pengadilan tata usaha negara yang diharapkan memberikan jaminan tegaknya keadilan bagi tiap-tiap warga negara, Negara Hukum modern juga lazim mengadopsikan gagasan pembentukan mahkamah konstitusi dalam sistem ketatanegaraannya.

  9. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia

dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui

proses yang adil.

  10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat): Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan dan ditegakkan mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah masyarakat.

11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare

  Rechtsstaat): Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara demokrasi (democracy) maupun yang diwujudkan melalaui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.

  12. Transparansi dan Kontrol Sosial: Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan hukum, sehingga kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam mekanisme kelembagaan resmi dapat dilengkapi secara komplementer oleh peran serta masyarakat secara langsung (partisipasi langsung) dalam rangka menjamin keadilan dan kebenaran

  Tujuan Negara Hukum

  • S. Tasrif: 1) Kepastian hukum (tertib/order); 2)

  Kegunaan (kemanfaatan/ utility); dan 3) Keadilan ( justice).

  • Ahmad Dimyati: 1) Pencapaian keadilan, 2)

    Kepastian hukum, dan 3) Kegunaan (kemanfaatan).

  • Kesimpulan:
  • Pencapaian Keadilan, sesuai dengan asas Ius quia

  iustum (hukum adalah keadilan, dan Quid ius sine justitia (apalah arti hukum tanpa keadilan).

  • Hukum adalah untuk mengatur hubungan, baik

  warga masyarakat maupun negara, The law is a tool to “social control” and “social engineering”.

  • Hukum dilaksanakan untuk mencapai kepastian .

  Bentuk-bentuk Negara Hukum No No Sistem Hukum Sistem Hukum Negara Hukum Negara Hukum Wilayah Wilayah

  1

  1 Civil Law System Civil Law System Rechtsstaat Rechtsstaat Eropa Barat Eropa Barat (Kontinental) (Kontinental)

  2

  2 Common Law Common Law System System The Rule of Law The Rule of Law Anglo Anglo Saxon- Saxon- Anglo Anglo America America

  3

  3 Socialist Law Socialist Law System System Socialist

Socialist

  

Legality

Legality

Eropa Timur

  Eropa Timur

  4

  4 Islamic Law Islamic Law System System Nomocraci Islam Nomocraci Islam Arab-Islam Arab-Islam

  5

  5 Indonesian Law Indonesian Law

Pancasila

  

Pancasila

Indonesia Indonesia

  Unsur-unsur Negara Hukum 1) Pengakuan dan perlindungan HAM,

  • Rechtsstaat :

   2) Pembatasan kekuasaan, 3) Pemerintahan berdasarkan aturan hukum, dan 4) Peradilan administrasi 1) Supremacy of law , 2)

  • The Rule of Law : Equality before the law , dan 3) Individual right .

  : 1) Manifestation of Socialism ,

  • Socialist Legality

  2) The law as a tool of Socialism , dan 3) Pushed on Social right than individual right . 1) Kekuasaan adalah amanah,

  • Nomokrasi Islam :

   2) HAM, 3) Keadilan, 4) Persamaan, 5) Musyawarah, 6) Perdamaian, 7) Peradilan bebas, 8) Kesejahteraan, dan 9) Ketaatan

  Negara Hukum Pancasila

  • F.M. Hadjon:

  1. Keserasian hubungan antara rakyat dan pemerintah berdasarkan asas kerukunan,

  

2. Hubungan fungsional yang proporsional antar

kekuasaan negara,

  3. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir, 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

  • M. Tahir Azhary:

  1. Adanya hubungan erat antara agama dan negara,

  2. Bertumpu pada Ketuhanan yang Maha Esa,

  3. Kebebasan beragama dalam artian positif,

  4. Atheisme tidak dibenarkan dan Komunisme tidak diperkenankan, 5. Berdasarkan asas kekeluargaan dan kerukunan.

  

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA POLITIK

DAN HUKUM DI INDONESIA

Konfigurasi Politik diartikan sebagai susunan atau • konstelasi kekuatan politik yang secara dikotomis dibagi atas dua konsep yang bertentangan secara diametral, yaitu konfigurasi politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter. Konfigurasi politik demokratis adalah susunan • sistem politik yang membuka kesempatan (peluang) bagi partisipasi rakyat secara penuh untuk ikut aktif menetukan kebijakan umum. Konfigurasi politik otoriter adalah susunan sistem • politik yang lebih memungkinkan negara berperan sangat aktif serta mengambil hampir seluruh inisiatif dalam pembuatan kebijakan negara.

  KONFIGURASI POLITK KARAKTER PRODUK HUKUM DEMOKRATIS RESPONSIF OTORITER KONSERVATIF

  

TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM

KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/ POPULISTIK

  Konteks Konfigurasi Politik yang melahirkannya

  Lahir dari Konfigurasi Politik Otoriter.

  Kekuasaan politik didominasi oleh satu kelompok atau koalisi kelompok elite, yang memegang kekuasaan eksekutif.

  Lahir dari Konfigurasi Politik Demokratis.

  Kekuasaan politik tersebut di berbagai kelompok masyarakat yang beragam kepentingannya.

  Proses Pembuatan Hukum Sentralistik

  Didominasi oleh lembaga- lembaga negara, terutama pemegang kekuasaan eksekutif

  Partisipatif Mengundang sebanyak- banyaknya partisipasi masyarakat melalui kelompok-kelompok sosial dan individu di dalam

  

TIPE KARAKTER PRODUK HUKUM

KONSERVATIF/ELITIS RESPONSIF/POPULISTIK Sifat Fungsi Hukum

  Positif-instrumentalis Memuat materi-materi yang lebih merefleksikan visi sosial dan politik pemegang kekuasaan atau memuat materi yang lebih merupakan alat untuk mewujudkan kehendak dan kepentingan program pemerintah.

  Aspiratif Memuat materi-materi yang secara umum sesuai dengan aspirasi atau kehendak masyarakat yang dilayaninya. Sehingga produk hukum itu dapat dipandang sebagai kristalisasi dari kehendak masyarakat. Kemungkinan Penafsiran oleh Pemerintah Peluang sempit untuk

  Interpretasi. Memuat materi hal-hal penting secara cukup rinci, sehingga memberi sedikit peluang bagi pemerintah untuk membuat penafsiran sendiri melalui berbagai peraturanh pelaksanaan dan peluang yang sempit itu pun Peluang luas untuk Interpretasi

  Memuat materi singkat dan pokok-pokoknya saja, sehingga memberi pekluang luas kepada pemerintah untuk membuat berbagai interpretasi dengan berbagai peraturan lanjutan yang berdasarkan visi sepihak dari pemerintah dan tidak sekedar

  

Hubungan Negara Hukum dengan

Demokrasi

  • • seperti dua sisi mata uang. Konsep negara

    hukum material mensyaratkan adanya demokrasi, begitupula demokrasi mensyaratkan adanya wadah negara hukum dalam pelaksaksanaannya.
  • • Negara Indonesia yang dalam konstitusinya

    (pasal 1 ayat (3)) secara nyata menyatakan diri

  sebagai negara hukum, dalam pasal lainnya (pasal 1 ayat (2)) dinyatakan kedaulatan ada di

tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD

  SEJARAH PERJUANGAN UMAT MANUSIA SEJARAH PERJUANGAN UMAT MANUSIA Perjuangan:

  Perjuangan:

  Hak Asasi:

  Hak Asasi: Pertentangan

  Pertentangan

  Individu Individu Permusuhan

  Permusuhan

  Kelompok (Bangsa)

  Kelompok (Bangsa)

  Peperangan

  Peperangan Belum ada Belum ada

  penghargaan/pengakuan

  penghargaan/pengakuan

  Kesederajatan umat manusia

  Kesederajatan umat manusia

  (penjajahan, perbudakan, penguasaan)

  (penjajahan, perbudakan, penguasaan) DEKLARASI UNIVERSAL DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA HAK ASASI MANUSIA Piagam PBB

  Piagam PBB

  10 DESEMBER 1948

  10 DESEMBER 1948

HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

  Pengertian HAM : HAK DASAR YG MELEKAT & DIMILIKI SETIAP MANUSIA SBG

  HAM ANUGERAH TUHAN YME

  

HAM : HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR YG MELEKAT

  HAM PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT (MUSTHAFA KEMAL PASHA)

  HAM HAM : HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK LAHIR & MELEKAT DNG POTENSINYA SBG MAKHLUK & WAKIL TUHAN (GAZALLI)

  HAM : HAK-HAK DASAR YG DIBAWA MANUSIA SEJAK

IA HIDUP YG MELEKAT

  HAM PD ESENSINYA SBG ANUGERAH ALLAH SWT

LANDASAN PENGAKUAN THD HAM:

  2

  a. LANDASAN PERTAMA & LANGSUNG : KODRAT MANUSIA

  

b. LANDASAN KEDUA & LBH DALAM : TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA 

SAMA, KECUALI AMALNYA.

HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

  Pengertian HAM :

  • Natural right (John Locke, 1632-1704)  Hak-hak alamiah manusia (hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak milik)
  • Human right (Eleanor Roosevelt)

  Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of Human Rights 1948

  Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of Human Rights 1948

  a. Hak berpikir & mengeluarkan

  f. Hak utk kemerdekaan hidup pendapat g. Hak utk memperoleh nama baik

  b. Hak memiliki sesuatu

  h. Hak utk memperoleh pekerjaan

  c. Hak mendapatkan pendidikan i. Hak utk mendapatkan

  & pengajaran perlindungan hukum

  d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama e. Hak utk hidup

  UU 39/1999 ttg HAM

  UU 39/1999 ttg HAM

  a. Hak utk hidup

  f. Hak berkomunikasi

  b. Hak berkeluarga

  g. Hak keamanan

  c. Hak mengembangkan diri

  h. Hak kesejahteraan, dan

  d. Hak keadilan i. Hak perlindungan

HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

  Pengertian HAM meliputi bidang:

  HAM meliputi bidang:

  a. Hak asasi pribadi ( personal rights)

  personal rights  Hak kemerdekaan, Hak menyatakan pendapat, Hak memeluk agama.

  b. Hak asasi politik ( political rights)

  political rights

   Hak utk diakui sbg warga negara  Hak memilih & dipilih, Hak berserikat, Hak berkumpul.

  c. Hak asasi ekonomi ( property rights)

  property rights

   Hak memiliki sesuatu, Hak mengadakan perjanjian, hak bekerja, hak mendapat hidup layak.

  d. Hak asasi sosial & kebudayaan ( Social & cultural rights)

  Social & cultural rights

   Hak mendapatkan pendidikan, Hak mendapat santunan, Hak pensiun, Hak mengembangkan kebudayaan, Hak berekspresi.

  e. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm hukum & pemerintahan ( Rights of Legal Equality)

  Rights of Legal Equality

  f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan & perlindungan ( Procedural rights) Procedural rights

SEJARAH PERKEMBANGAN HAM

  a.

  Perkembangan HAM masa sejarah

  Perkembangan HAM masa sejarah

  • Nabi Musa (6000 SM)  bebaskan umat yahudi dr perbudakan
  • Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 SM)  jaminan keadilan bg WN
  • Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), Aristoteles (384-322 SM) 

  Ajaran utk mengkritik pemerintah yg tdk berdasarkan keadilan, cita-cita, kebijaksanaan.

  • Nabi Muhammad SAW (600 M)  Membebaskan bayi wanita & wanita dr penindasan bangsa Quraisy.

  Perkembangan HAM di Inggris

  Perkembangan HAM di Inggris

  • Magna Charta

  Magna Charta – Piagam Agung (1215)  batasi kekuasaan Raja John:

  bertindak sewenang2 thdp rakyat & pok bangsawan

  • Petition of Rights

  Petition of Rights (1628)  pertanyaan ttg hak2 rakyat & jaminannya: pajak &

  pungutan hrs dng persetujuan, WN tdk boleh dipaksa terima tentara di rumah, tentara tdk boleh gunakan hkm perang pd masa damai.

  • Habeas Corpus Act

  Habeas Corpus Act (1679)  UU mengatur ttg penahanan seseorang: tahanan

  sgr diperiksa dlm waktu 2 hari stlh ditahan, alasan penahanan hrs disertai bukti sah mnrt hukum

  b.

  • Bill of Right Bill of Right (1689)  UU yg diterima parlemen Inggris utk perlawanan thd Raja James II: kebebasan dlm pemilihan anggt parlemen, kebebasan dlm berbicara & mengeluarkan pendapat, pajak-uu- pembentukan tentara seijin parlemen, hak WN memeluk agama & kepercayaan masing2, parlemen berhak mengubah

SEJARAH PERKEMBANGAN HAM

  Perkembangan HAM di Amerika Serikat

  c.

  Perkembangan HAM di Amerika Serikat

  • Didasari pemikiran John Locke :hak hidup (
  • Perjuangan sebagai emigran Inggris.

  life life), hak kebebasan ( liberty liberty), hak

  • Naskah awal revolusi Perancis (1789) 
  • Revolusi Perancis  perjuangan penegakan HAM di Eropa :
  • PD II  F.D. Roosevelt 
  • Deklarasi 10 Des 1948 10 Des : Hari HAM
  • Pasal 1 : Sekalian orang dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak2 yg sama. Mereka dikaruniai akal & budi & dan hendaknya bergaul satu sama lain dlm persaudaraan.
  • Sidang Majelis umum PBB 1966 

  Liberty, Egality, Liberty, Egality,

  covenants on Human rights covenants on Human rights dlm hukum

  f. Pengakuan HAM PBB

  The Four Freedom The Four Freedom ( f of religion, f of speech & f of religion, f of speech & thought, f of fear, f of want thought, f of fear, f of want)

  Atlantic Charter Atlantic Charter (1941)

  Fraternity Fraternity  Konstitusi Perancis (1791) e.

  Du Citoyen Du Citoyen (pernyataan ttg HAM & WN) : ketidakpuasan kaum borjuis & rakyat

  thdp Raja Louis XVI  HAM adlh hak alamiah sesuai kodrat manusia & tdk dpt dipisahkan, bersifat suci.

  milik (

  Declaration des Droits de L’ homme et Declaration des Droits de L’ homme et

  Perkembangan HAM di Perancis

  d.

  Declaration of Independence of The United States Declaration of Independence of The United States (4 Juli 1776)  Konstitusi negara.

  property property) 

  Perkembangan HAM di Perancis

HAM DI INDONESIA

  Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM

  Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM

  a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama “…Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…”

  b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat “Kemudian daripada itu, …, Kemanusiaan yang adil dan beradab, …”  landasan idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia.

  c. Batang Tubuh UUD 1945

  • Pasal 28 A  Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan
  • Pasal 28 B  Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr kekerasan & diskriminasi
  • Pasal 28 C  Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan & memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm perjuangkan hak scr kolektif
  • Pasal 28 D  Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN
  • Pasal 28 E  Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WN- tempat tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan berserikat-berkumpul-mengeluarkan pendapat.
  • Pasal 28 F  Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencari-

HAM DI INDONESIA

  Pengakuan Bangsa Indonesia Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM HAM

  

  • Pasal 28 G  Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat martabat manusia, Hak memperoleh suaka politik
  • Pasal 28 H  Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan khusus utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan, Hak jaminan sosial, Hak milik pribadi
  • Pasal 28 I  Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati nurani,

  Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr perlakuan diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati d. Ketetapan MPR

  • Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM  Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap MPR

  Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor XVII/MPR/1998: Hak utk hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak kemerdekaan, Hak atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan, Kewajiban, perlindungan & pemajuan.

  e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM

  • Ps 4  Hak utk hidup, Ps 10  Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16  Hak utk mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19  Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d. 27  Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35  Hak atas rasa aman, Ps 36 s.d. 42  Hak atas kesejahteraan, Ps 43-44  Hak turut serta dlm pemerintahan,

HAM DI INDONESIA

  Bangsa Indonesia

   Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM.  Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai PS,

  4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi , dibentuk berdasarkan undang-undang  Alternatif penyelesaian di luar Pengadilan HAM.

  Peristiwa  Pelanggaran HAM berat sebelum terbit UU No. 26/2006

  3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR, dengan Keppres.

   Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus pelanggaran HAM berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI oleh WNI).

  UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM. Meningkatkan perlindungan & penegakan HAM guna perkemb pribadi manusia Indonesia seutuhnya & kemampuannya berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan.

  1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993  UU No 39/1999 ttg HAM]  Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain.

  Bangsa Indonesia

  a. Pembentukan Lembaga

  HAM

  HAM

  Penegakan

  Penegakan

  

  

2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM]  Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di kab/kota.

HAM DI INDONESIA

5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM):

  • – KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan)
  • YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia)

  • – ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)
  • – HRW (Human Right Watch)

b. Konvensi Internasional tentang HAM  wujud nyata keperdulian

  masy internasional:

  • – The International on Civil & Political Rights (1966)
  • – The International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights (1966)
  • – Optional Protocol – Declaration on the Rights of Peoples to Peace (1984)
  • – Declaration on the Rights to Development (1986)
  • – African Charter on Human & Peoples’ Rights (1981)
  • – Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990)
  • – Bangkok Declaration (1993)
  • – Deklarasi Wina (1993)

HAM DI INDONESIA

c. Keikutsertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional

  • Ratifikasi perjanjian: pengikatan diri suatu negara utk melaksanakan ketentuan2 dlm perjanjian, & ketentuan2 itu mnjdi hukum nasionalnya.
  • Konvensi internasional ttg HAM yg diratifikasi oleh Indonesia:

  a. Konvensi Jenewa 12 Agust 1949 (UU No.59 th 1958)

  b. Convention on the Political Rights of Woman (UU No.68 th 1958)

  

c. Convention of the Elimination of Discrimination Against Women (UU

No.7 th 1984) d. Convention of the Rights of the Child (Keppres No.36 th 1990)

  e. Convention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their Destruction (Keppres No.58 th 1991)

  f. International Convention Against Apartheid in Sports (UU No.48 th 1993)

  g. Torture Convention (UU No.5 th 1998)

  h. ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection on the Rights to Organise (UU No.83 th 1998)

i. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (UU No.29 th 1999)

   HAK ASASI MANUSIA dan DEMOKRASIDemokrasi: sistem politik yang dapat memberi penghargaan, menjamin perlindungan dan penegakan atas hak-hak dasar manusia  Unsur utama demokrasi: o Kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan politis o Kesamaan hak/kesetaraan politis dalam menjalankan kendali  Konsep pokok demokrasi: o Kebebasan/persamaan (freedom/equality) o Kedaulatan rakyat (people’s sovereignty)  Unsur pokok pemerintahan demokrasi: o Pengakuan atas HAM o Partisipasi rakyat dalam pemerintahan

  Sehingga:

  1. Keinginan negara demokrasi ratifikasi aturan HAM

  2. HAM – demokrasi  persyaratan  hubungan internasional

  3. Pelanggaran demokrasi – HAM  bukan urusan internal negara

  

Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of Human Rights 1948

Piagam PBB ttg Deklarasi Universal of Human Rights 1948

a. Hak berpikir & mengeluarkan pendapat

  b. Hak memiliki sesuatu

  c. Hak mendapatkan pendidikan & pengajaran

  d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama

  e. Hak utk hidup

  f. Hak utk kemerdekaan hidup

  g. Hak utk memperoleh nama baik

  h. Hak utk memperoleh pekerjaan i. Hak utk mendapatkan perlindungan hukum UU 39/1999 ttg HAM UU 39/1999 ttg HAM

  a. Hak utk hidup

  b. Hak berkeluarga

  c. Hak mengembangkan diri

  d. Hak keadilan

  e. Hak kemerdekaan

  f. Hak berkomunikasi

  g. Hak keamanan

  h. Hak kesejahteraan

  

Undang-Undang 39 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 6

menyebutkan bahwa :

“pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap

perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”.

  

Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia dan

menjamin perlindungan bagi semua orang maka diperlukan

upaya-upaya investigasi atau pencarian fakta manakala

terjadi pelanggaran hak asasi manusia.

  Tujuan dari Investigasi atau pencarian fakta adalah:

  1. Membantu menyembuhkan dan merehabilitasi korban

  2. Pendampingan hukum (advokasi dan litigasi)

  3. Mendorong perubahan kebijakan yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia 4. memantau kepatuhan pemerintah terhadap persetujuan internasional di bidang HAM.

  5. Sarana pendidikan publik

  6. Bahan pelurusan sejarah

HAK AZASI MANUSIA

  

Menurut Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang

HAM dalam pasal 1 Hak Asasi Manusia adaläh :

seperangkat hak yang melekat pada hakikát dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha

Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,

pemerintah dan setiap orang demikehormatan dan

perlindunganharkat dan martabat manusia.

  

Hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan Menjadi sebagai

berikut:

Hak-hak asasi pribadi (personal rights), yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dankebebasan bergerak

  

Hak-hak asasi ekonomi yaitu hak untuk memiliki

(property rights), sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

  Hák-hak asasi politik yaltu hak untuk ikut serta (political rights), dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), dan hak untuk mendirikan partal politik.

  Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal equality). Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights).

  Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan kebudayaan.

  Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan dan perlindungan Misalnya, peraturan dalam (procedural rights). hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

  

Prinsip-prinsip Pelaksanaan HAM di Indonesia

  1.Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban

  2. Bersifat Relatif

  3. Keterpaduan

  4.Keseimbangan

  5. Kerja Sama Internasional yang Saling Menghormati

  6. Taat pada Peraturan

  7. Keterkaitan Sistem Politik

  8. Kesamaan Harkat dan Martabat

   9. Prinsip Memperoleh & Menuntut Perlakuan yang Sama

  10.Perlindüngan Masyarakat Adat

  11.Mendahulukan Hukum Nasional

  12.Tanggung Jawab Pemerintah

INSTRUMEN HUKUM HAM

  1.Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

  2.UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia).

  3.Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

  4.Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia.

  5.Inpres No, 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Nonpribumi dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan Pro gram, ataupun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemenintahan.

  6.UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

  7.UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. -

  

8.Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28A — 28J

mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan

2. Hambatan penegakkan HAM .

  a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya

  b. Faktor Komunikasi dan Informasi, 1)Letak geografis Indonesia yang luas 2)Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara baik 3)Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas.

  C.Faktor Kebijakan Pemerintah.

  1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya jaminan hak asasi manusia.

2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak

asasi manusia sering diabaikan. d.Faktor Perangkat Perundangan.

  1)Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi internasional tentang hak asasi manusia. 2)Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit

  e.Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).

  1)Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia.

2)Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai

masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’ untuk memperkaya din. 3)Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

   

3.Pelanggaran HAM berat

  

Perihal pelanggaran berat yang dimaksudkan,

sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia, mencakup

Kejahatan Qenosida dan Kejahatan

Kemanusiaan.

I) Kejahatan Genosida

  Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok agama,

dengan cara: a.membunuh anggota kelompok; b.mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; c.menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya; d.memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau

e.memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok tertentu ke

kelompok lain.

2)Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

  

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan

yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa: a.pembunuhan

  b. pemusnahan

  c. perbudakan; d.pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;

e.perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-

wenang f.penyiksaan; g.perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;

h.penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari

persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, tau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i.penghilangan orang secara paksa; atau j.kejahatan apartheid.

  

SANKSI INTERNASIONAL ATAS

PELANGGARAN HAM

  

1.Di berlakukannya travel warning terhadap warga

negaranya

2.pengalihan investasi atau penanaman modal asing

  3.Pemutusan hubungan diplomatik

  4.Pengurangan bantuan ekonomi

  5.Pengurangan tingkat kerjasama

  6.Pemboikotan produk eksport

  7.Embargo Ekonomi