RUMUSAN MASALAH, IDENTIFIKASI MASALAH, LANDASAN TEORI DAN MENENTUKAN POPULASI SERTA SAMPEL
PERTEMUAN 2
RUMUSAN MASALAH,
IDENTIFIKASI MASALAH, LANDASAN TEORI DAN MENENTUKAN POPULASI SERTA SAMPEL Indikator Mahasiswa mampu:
1. Mengidentifkasi Masalah
2. Merumuskan masalah yang terkait dengan identifkasi masalah.
3. Membuat Landasan teori, kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis.
4. Menentukan Populasi dan sampel
Identifkasi Masalah
1. Sebagai penyebab kegiatan penelitian ada dan dapat dilakukan.
2. Penentu arah atau fokus suatu penelitian.
3. Awal penentu jenis data yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti.
4. Menjadi penentu untuk menentukan
populasi dan sampel penelitian .Rumusan Masalah
1. Rumusan masalah hendaknya jelas
dan padat.2. Rumusan masalah biasanya dalam bentuk pertanyaan.
3. Rumusan masalah berisi implikasi
adanya data untuk memecahkan
masalah yang telah diidentifkasi.
4. Rumusan masalah sebagai penentu
hipotesis penelitian.5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Kriteria Perumusan Masalah
1. Menyatakan dengan jelas, tegas
dan konkrit masalah yang akan diteliti.2. Berhubungan dengan suatu
persoalan teoritis atau praktis.
3. Berorientasi pada teori.
4. Dinyatakan dalam kalimat tanya
atau pernyataan yang mengandung masalah.DESKRIPSI TEORI
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti.
2. Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti
Lanjutan
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
4. Cari defnisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan
antara satu sumber dengan sumber
lainnya dan dipilih defnisi yangsesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Lanjutan
5. Baca seluruh isi topik buku sesuai
dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri.
KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfkir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifkasi sebagai masalah
yang penting.Kerangka berfkir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Jadi kerangka berfkir merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.Kerangka Berpikir Kerangka berfkir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah
diidentifkasi sebagai masalah yang penting.Kerangka berfkir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antarvariabel yang akan diteliti. Kerangka berfkir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
HIPOTESIS PENELITIAN
Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis.
Penelitian yang bersifat
ekploratif dan deskriptif sering
tidak perlu merumuskan hipotesis.POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi dalam
penelitian dapat pula diartikan sebagai
keseluruhan unit analisis
yang ciri-cirinya akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti
atau dianalisisPopulasi dapat dibedakan
- Populasi target merupakan
populasi yang telah ditentukan sesuai dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin disimpulkan.
- Populasi survei merupakan
populasi yang terliput dalam . penelitian yang dilakukan
Populasi Survei Populasi target
Idealnya populasi target dan populasi survei sama, tapi karena berbagai sebab maka populasi target dan survei menjadi tidak sama.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil
dengan menggunakan kerangka
sampling (sampling frame)Apakah sampel?
Sampel adalah unsur-unsur yang diambil dari populasi
Cara menentukan sample,
agar memenuhi syarat
Teknik (metode) penentuan sample yang ideal memiliki ciri-ciri:
- Dapat memberikan gambaran
yang akurat tentang populasi
- Dapat menentukan presisi
- Sederhana sehingga mudah
dilaksanakan
- Dapat memberikan keterangan
sebanyak mungkin dengan biaya murah.
Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai rata-rata
Berapa besar sampel =
representatif?
Besar sample perlu mempertimbangkan
hal-hal sbb: Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi completely heterogeneous Presisi yang dikehendaki dari penelitian Rencana analisis Tenaga, biaya dan waktu Besar populasi SEMAKIN BESAR SAMPEL SEMAKIN TINGI
TINGKAT PRESISI YANG DIDAPATKAN
Teknik penarikan/pengambilan sample
1.Probability Sampling (random sampling)
2. Non Probability Sampling (non random
sampling)
Probability Sampling
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsure atau elemen sampling diberi kesempatan yang sama dan persis sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample. Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau daftar unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling frame).
Beberapa Teknik Probability Sampling:
1. Simple Random Sampling
( Penarikan sample secara Random/Acak Sederhana) Caranya :
- Dengan mengundi elemen/anggota populasi Dengan menggunakan tabel
- angka random
Syarat Acak Sederhana
1. Tersedia kerangka sampling
2. Sifat populasi homogen
3. Populasi tidak terlalu tersebar secara geografs
2. Systematic Random Sampling (Penarikan sample secara sistematik)
- Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval N I = ----------- n I = Interval (5) N = Jumlah anggota populasi (100) n = Jumlah anggota sampel (20)
3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai
menghitung (penetapan momor pertama ini dilakukan secara acak/random) 1, 2, 3, 4 dan 5
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan
menambahkan interval pada nomor pertama dan seterusnya3. Stratifed Random
Sampling (Penarikan Sampel Startifkasi) Caranya:
1. Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penetuan strata (lapisan).
2. Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam sub-subpopulasi (setiap subpopulasi diasumsikan homogen)
3. Penentuan besar sampel pada masing- masing subpopulasi bisa proporsional bisa pula tidak.
4. Penentuan usnsur bisa simple
random/systematic
Syarat Stratifed Random
Sampling
1. Kriteria yang jelas untuk menstratifkasi
2. Ada data pendahuluan mengenai
kriteria3. Diketahui jumlah tiap lapisan
4. Cluster Sampling
(Penarikan Sampel Berkelompok)
Teknik ini digunakan karena mengalami
dua permasalahan, yaitu: 1) peneliti kekurangan kerangkasampling yang baik, suatu populasi
yang menyebar;2) Biaya yang tinggi untuk menyusun kerangka sampling dan menjangkau setiap elemen sample.
Caranya:
1. Populasi dibagi ke dalam mini populasi- mini populasi. Mini populasi memiliki karakteristik yang sama dengan populasi
2. Pengelompokan mini populasi ini bisa berdasarkan pada pengelompokan secara administrasi.
3. Setelah itu menentukan cluster secara random (bisa dilakukan secara bertingkat misal dari desa menjadi dukuh-dukuh atau dusun dst)
4. Cluster yang terpilih adalah unit yang berisi elemen sample fnal
5. Multistage Sampling
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)
Hampir sama dengan cluster, dengan tahap lebih dari satu kali (misal propinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa
dan seterusnya)6. Area Sampling
( Penarikan Sampel Wilayah)
- Cara ini dilakukan karena populasi tidak dapat kerangka sampling.
• Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas
dan rinci dari wilayah yang akan
diteliti, sehingga dapat diketahui blok-
blok yang ada seperti perumahan, pertokoan.- Teknik penarikan sample sama seperti penarikan sampel secara bertahap.
II. Non Probability Sampling
(Non random sampling)
- – Cara ini dilakukan bila tidak mungkin
diperoleh daftar yang lengkap dari populasi penelitian, sehingga tidak terdapat kesempatan yang sama pada anggota populasi.
- – Karena itu peneliti tidak dapat membuat
generalisasi atau kesimpulan yang dapat mewakili populasi, hasil analisis hanya berlaku untuk anggota populasi yang diteliti.
- – Dengan penarikan sample non probability,
peneliti tidak dihadapkan pada cara-cara yang rumit.
Beberapa Teknik Non Probability Sampling
1. Purposive Sampling (Penarikan
Sampel Secara Sengaja)
– Cara ini membutuhkan kemampuan dan
pengetahuan yang baik dari peneliti terhadap populasi penelitian.
- – Untuk menentukan siapa yang menjadi
anggota sample, maka peneliti harus benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.
2. Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
- Cara ini mirip dengan stratifed
sampling, yaitu dengan membagi populasi ke dalam sub-sub populasi sesuai dengan fokus penelitian.
- Penarikan sample jatah dilakukan
bila peneliti tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari setiap strata populasinya.
3. Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
- Cara penarikan sampel ini dimulai
dengan jumlah yang sedikit akhirnya
menjadi banyak, dengan beberapa tahap.- Pertama, menentukan satu atau
beberapa orang untuk diwawancarai.
• Selanjutnya orang-orang tersebut akan
berperan sebagai titik awal penarikan
sampel selanjutnya.– Salah satu kelemahannya adalah sampel
yang pada tahap berikutnya adalah orang- orang terdekat (peer group). Karena itu orang pertama dipilih lebih dari satu.
4. Sequential Sampling
Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan sample dalam jumlah kecil, kemudian data dianalisis. Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil yang lebih besar dan seterusnya.
5. Accidental/Haphazard Sampling
(Penarikan Sampel Secara Kebetulan)
Penarikan sample ini dilakukan dengan cara memilih orang yang kebetulan ditemui.