PERILAKU EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJA

PERILAKU EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN HIDUP
MASYARAKAT PADA KELOMPOK TANI RADEN MENONG
DESA BELAMBANGAN KECAMATAN BUAY RUNJUNG
MUARADUA OKU SELATAN
Dinnul Alfian Akbar1
Frinsisca Ngadini

2

ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan
sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu
membahu mengelola dan mengerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan
berhasil guna secara optimal. Ada tiga masalah pokok yang ada dalam ekonomi
masyarakat yaitu produksi, konsumsi, dan distribusi. Desa Belambangan adalah suatu
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintah desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrastisasi dan pemberdayaan
masyarakat. Tiga alasan mengapa masyarakat Desa Belambangan harus melakukan
aktivitas-aktivitas ekonomi. Pertama, mencukupi kebutuhan hidup yang

bersangkutan. Kedua, mensejahterakan keluarga. Ketiga, membantu orang lain yang
membutuhkan.
Tujuan penelitian yang diangkat dalam tema di atas adalah untuk mengetahui
motif apa yang mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat dan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh perilaku ekonomi terdapat tingkat kesejahteraan hidup
masyarakat pada kelompok tani Raden Menong Desa Belambangan Kecamatan Buay
Runjung Muaradua OKU Selatan. Dalam menjawab permasalahan tersebut penulis
menggunakan penelitian lapangan, yaitu mengumpulkan data primer atau informasi
yang baru, dikumpulkan melalui kuesioner yang dibuat secara khusus dan sesuai
tujuan.
Berdasarkan dari analisis data ternyata terdapat pengaruh positif antara
variabel perilaku ekonomi (X) dan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat (Y). Hal
ini dapat dibuktikan dari kemampuan masyarakat Raden Menong dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya. Dan sebagian masyarakat Raden Menong juga dapat memenuhi
kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Dan Motif yang mempengaruhi perilaku
ekonomi masyarakat kelompok tani Raden Menong Desa Belambangan adalah
keadaan hasil panen. Cara masyarakat Raden Menong mengatasi kesulitan
erekonomian salah satu anggotanya kelompok ini membentuk kopresi simpan pinjam
dan arisan keluarga.
Kata kunci: Perilaku Ekonomi, Tingkat Kesejahteraan Hidup

1
2

Dosen Tetap Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang
Alumni Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang

Pendahuluan
Sistem ekonomi Islam merupakan sebuah sistem ekonomi yang terpancar dari
aqidah Islamiah. Sehingga ekonomi Islam akan bekerja sekuat tenaga untuk
mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera bagi manusia. Ekonomi Islam
bertitik tolak kepada Allah dan memiliki tujuan

akhir pada

Allah juga (Akbar,

2007 : 1).
Pandangan Islam terhadap masalah ekonomi dari segi keberadaan dan
produksi harta kekayaan dalam kehidupan yakni ditinjau dari segi kuantitasnya,
berbeda dengan pandangan Islam terhadap masalah cara memperoleh memanfaatkan,

serta mendistribusikan harta kekayaan. Masalah ekonomi dari segi keberadaan dan
produksi barang dan jasa dimasukan dalam pembahasan ilmu ekonomi yang bersifat
universal dan sama untuk setiap bangsa di dunia. Sedangkan masalah harta dari segi
memperoleh,

memanfaatkan,

serta

mendistribusikannya

dimasukkan

dalam

pembahasan sistem ekonomi yang berbeda antar setiap bangsa sesuai dengan
ideologinya (Akbar, 2007 : 5).

Dalam Qs Al Baqarah : 261 yang artinya


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui. Ayat ini menjelaskan pengertian menafkahkan harta di jalan Allah SWT
meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit,
usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain. Untuk mendapatka Ridho Allah SWT.

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan
sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu
membahu mengelola dan mengerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan
berhasil guna secara optimal. Ada tiga masalah pokok yang ada dalam ekonomi
masyarakat yaitu produksi, konsumsi, dan distribusi. (Sinungan, 2000 : 1).
Desa Belambangan adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan
pemikiran dalam mengenai pemerintah desa adalah keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokrastisasi dan pemberdayaan masyarakat (Widjaja, 2003 : 3 ).
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,

tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusia tersebut. Peran
masyarakat Desa Belambangan dalam membangun daerahnya akan semakin besar
dan menentukan. Perlu disadari tanpa meningkatkan partisipasi masyarakat otonomi
akan kehilangan makna dasarnya. Melalui otonomi, pemerintah daerah mempunyai
peluang yang lebih besar untuk mendorong dan memberi motivasi membangun
daerah yang kondusif. Sehingga akan munculnya kreasi dan dengan inovasi
masyarakat yang dapat bersaing dengan daerah lain. Di samping itu juga, daerah
dapat membangun pusat pertumbuhan daerah, mengingat daerah lebih akrab dengan
masyarakat dan lingkungan (Widjaya, 2002 : 77).

Sebagai mahluk sosial, kebutuhan akan kerja sama antara satu pihak dengan
pihak lain guna meningkatkan taraf perekonomian dan kebutuhan hidup, atau
keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di
antara sebagian manusia memiliki modal, tetapi tidak bisa menjalankan usaha-usaha
produksi, atau memiliki modal besar dan bisa berusaha produksi, tetapi berkeinginan
membantu orang lain yang kurang mampu dengan jalan mengalihkan sebagian
modalnya kepada pihak yang memerlukan (Karim, 2002:12).
Tiga alasan mengapa masyarakat Desa Belambangan harus melakukan
aktivitas-aktivitas


ekonomi.

Pertama,

mencukupi

kebutuhan

hidup

yang

bersangkutan. Kedua, mensejahterakan keluarga. Ketiga, membantu orang lain yang
membutuhkan (Karim, 2008 : 63).
Orang kota membayangkan bahwa Desa Belambangan merupakan tempat
orang bergaul dengan rukun, tenang, dan selaras. Akan tetapi dengan berdekatan,
mudah terjadi konflik atau persiangan yang bersumber dari peristiwa kehidupan
sehari-hari, hal tanah, gengsi, perkawinan, perbedaan antara kaum muda dan tua serta
antara pria dan wanita. Bayangan bahwa Desa Belambangan tempat ketentraman

pada konstelasi tertentu ada benarnya, tetapi yang nampak justru bekerja keraslah
yang merupakan syarat pokok dapat hidup di desa. Hal ini erat masalahnya dengan
istilah terbelakang yang selalu tampak di pedesaan, sehingga perbaikan kehidupannya
perlu dikembangkan melalui perangsang seperti Kredit, Banpres, Bimas, Inmas, dan
sebagainya. Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian), semula
orang beranggapan bahwa masyarakat pertanian mengalami involusi pertanian yang

berjalan dalam proses pemiskinan, dan apa pun teknologi dan kelembagaan modern
yang masuk ke pedesaan akan sia-sia.
Ada hasil penelitian sebelumnya dan banyak kaitannya dengan penelitian ini,
yaitu: Deddy Agus Ardiansyah dalam tesisnya berjudul Implementasi Program
Pembudayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kota Pangkala Pinang (Program

Pascasarjana Universitas Sriwijaya, 2005). Ia menyatakan dampak program terhadap
kemandirian masyarakat pesisir belum optimal, bantuan tersebut tersebut hanya dapat
mengatasi masalah keterbatasan modal. Pelaksanaan program ini sudah menimbulkan
adanya peningkatan produksi, penerapan teknologi, kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan. Dan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan
implementasi adalah kewenangan, sumber daya, sikap aparat dan masyarakat,
komunikasi aparat pelaksana.

Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Skema Pengaruh Perilaku Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Hidup
Masyarakat
PERILAKU EKONOMI

INDIKATOR-INDIKATOR

a. Produksi
b. Distribusi
c. Konsumsi
KESEJAHTERAAN HIDUP MASYARAKAT

Samuelson dan Nordhaus (2004), menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan
suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya yang

terbatas dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, dan mendistribusikan
komoditi tersebut kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu
masyarakat. Tiga masalah pokok yang harus di ketahui dalam masyarakat yaitu:
produksi, konsumsi, dan distribusi. Dalam bidang ekonomi meliputi segi-segi

kebutuhan hidup sehari-hari, sistem pemakaiaannya dan kegiatan-kegiatan misalnya
sistem gotong royong atas dasar azas timbal balik dalam rangka pembagian kerja
dengan menggunakan alat-alat perlengkapan kerja tertentu, serta kebiasaan-kebiasaan
kerja dilingkungan Desa Belambangan dalam menghasilkan produksi-produksi.
Sehingga kegiatan ekonomi itu meliputi ketiga bidang tersebut, yaitu:
a.

Bidang produksi meliputi masalah bagaimana barang-barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh manusia dihasilkan. Ini mencerminkan dari pembagian dan
spesialsasi kerja yang terdapat dalam masyarakat pada kelompok tani Raden
Menong di Desa Belambangan.

b. Bidang distribusi ialah tentang bagaimana barang-barang dan jasa-jasa
didistribusikan kepada konsumen-konsumen dalam lingkungan masyarakatmasyarakat Desa Belambangan.
c. Bidang konsumsi ialah meliputi masalah bagaimana benda-benda atau alat-alat
dan jasa-jasa digunakan untuk memenuhi hidup orang banyak dan bagaimana
perkembangan berjalannya proses ini.
Dengan adanya berjalannya proses kegiatan ekonomi di atas dengan baik, maka
akan menciptakan kesejahteraan hidup masyarakat pada kelompok tani Raden
Menong Desa Belambangan Kecamatan Buay Runjung OKU Selatan.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Deddy Agus Ardiansyah dalam tesisnya
berjudul Implementasi Program Pembudayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kota
Pangkala Pinang (Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, 2005). Pelaksanaan

program pemberdayaan ekonomi dapat meningkatkan produksi, penerapan teknologi,
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Dan faktor-faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan implementasi adalah kewenangan, sumber daya, sikap
aparat dan masyarakat, komunikasi aparat pelaksana. (Deddy Agus Ardiansyah,
2005; Tuti Murty, 2005)
Faktor-faktor yang mempengaruhinya pemberdayaan petani ini adalah kondisi
lingkungan terutama sosial budaya petani, hubungan antar organisasi, sumber daya
organisasi dan karakteristik dan kapabilitas instransi pelaksanaan sosial budaya petani
sangat besar pengaruhnya terhadap munculnya dampak baik diharapkan maupun
tidak diharapkan.
Hasil penelitian lain menunjukkan Jhon Simon di dalam tesisnya yang berjudul
Migrasi dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat
Setempat Serta Terjadinya Pengembangan Wilayah (Program Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara Medan, 2004). ciri-ciri perilaku sosial ekonomi masyarakat menunjukkan

adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah ramainya kehadiran migran. Hal ini dapat
dilihat pada terjadi perubahan penduduk dari homogen menjadi hetrogen, sehingga
msyarakat setempat (non migran) melakukan interaksi dengan para migran dan
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku sosial ekonomi masyarakat setempat (90
%), perubahan perilaku sosial ekonomi tersebut dapat dilihat pada mobilitas jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat (non migran) sebelum dan sesudah

ramainya kehadiran migran (86,7 %). Selain itu dapat juga dilihat pada munculnya
perilaku sosial ekonomi baru setempat yaitu masyarakat setempat (non migran) menjadi
memiliki pekerjaan sampingan selain pekerjaan utama, yang menyebabkan meningkatnya
pendapatan. Selanjutnya hal tersebut memunculkan perilaku menabung dan konsumtif
dalam kehidupan mereka. (Jhon Simon, 2004)

H1

=

Terdapat hubungan positif signifikan antara perilaku ekonomi terhadap
tingkat kesejahteraan hidup masyarakat pada kelompok tani Raden Menong
Desa Belambangan kecamatan Buay Runjung Muaradua OKU Selatan.

H2

=

Terdapat hubungan negatif signifikan antara perilaku ekonomi terhadap
tingkat kesejahteraan hidup masyarakat pada kelompok tani Raden Menong
Desa Belambangan kecamatan Buay Runjung Muaradua OKU Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok tani Raden Menong
Desa Belambangan kecamatan Buay Runjung Muaradua OKU Selatan. Teknik
sampling yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan menggunakan
sampling jenuh, sehingga diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Untuk mendapatkan
data, penelitian menggunakan kuisioner, yaitu cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan terhadap objek yang diteliti, masyarakat pada pada
kelompok tani Raden Menong di Desa Belambangan Kecamatan Buay Runjung
Muaradua OKU Selatan dapat memberikan jawaban dengan mengisi kuesioner
tersebut.

Aktivitas Ekonomi Masyarakat Kelompok Tani Raden Menong Desa
Belambangan

a. Petani
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang
termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga
kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat kelompok tani Raden
Menong di Desa Belambangan adalah petani (16,67%). Di Desa Belambangan
terdapat dua macam pertanian, yaitu sebagai berikut:
1. Petanian kopi
2. Petanian padi
b. Wirausaha (Dagang)
Wirausaha adalah suatu kegiatan masyarakat dalam bidang usaha
dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam kelompok tani
Raden Menong banyak masyarakatnya melakukan kegiatan wirausaha (dagang)
yaitu 70%, dengan tujuan dari usaha ini adalah untuk mencari untung yang bisa
memenuhi kebutuhan hidup dan usaha untuk mengelola modal agar lebih
bermanfaat.
c. Pegawai
Dalam kelompok tani Raden Menong sebagian masyarakatnya bekerja sebagai
pegawai negeri yaitu 13,33%.

Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Kelompok Tani Raden Menong
Dalam Menunjang Perekonomian Keluarga
a. Arisan Keluarga
Dalam kelompok tani raden menong terdapat anggota sekitar 30 kepala
keluarga. Kelompok ini mengadakan arisan keluarga yang berupa arisan kopi
yang dilakukan setiap panen tiba. Setiap keluarga mengumpulkan 50 kg kopi
kepada pengelola arisan. Tujuan diadakan arisan ini apabila salah keluarga
anggota kelompok tani Raden Menong ada keperluan mendadak seperti: ingin
mengadakan acara menikahkan anak, membangun rumah, keperluan biaya
sekolah anak.
b. Arisan Ibu Rumah Tangga
Dalam kelompok tani Raden Menong ini, para ibu-ibu rumah tangga
kelompok ini mengadakan arisan. Yaitu dimana arisan ini diadakan apabila ada
salah satu keluarga kepompok tani Raden Menong mengadakan acara hajatan dan
khitanan. Setiap ibu rumah tangga mengumpulkan uang sebesar Rp. 5000,-00.
tujuan diadakan arisan ini agar bisa membantu meringankan beban biaya yang
mengadakan acara dan menjaga tali silaturahmi agar tetap erat.

Pembahasan

Masyarakat

kelompok

tani

Raden

Menong

pendapatannya

rata-rata

tergantung dari hasil panen, dimana panen merupakan hasil utama mata pencarian.
Di masyarakat kelompok tani raden menong terdapat dua pertanian, yaitu pertanian
kopi dan pertanian padi. Pertanian kopi dapat melakukan panen hasil perkebunan 1

(satu) kali dalam setahun sedangkan pertanian padi dapat melakukan panen maksimal
3 (tiga) kali dalam setahun. Perawatan kebun dilakukan secara rutin sehingga dapat
menghasilkan panen yang maksimal dan meningkatkan perekonomian masyarakat
Raden Menong.
Pendapatan masyarakat kelompok tani aden Menong setiap bulan rata-rata +
Rp. 1.500.000. Cara masyarakat Raden Menong mengatasi kesulitan perekonomian
salah satu anggotanya, kelompok ini membentuk koperasi simpan pinjam yaitu Setiap
keluarga mengumpulkan 50 kg kopi kepada pengelola arisan. Tujuan diadakan arisan
ini apabila salah keluarga anggota kelompok tani Raden Menong ada keperluan
mendadak seperti: ingin mengadakan acara menikahkan anak, membangun rumah,
keperluan biaya sekolah anak dan arisan keluarga yaitu Setiap ibu rumah tangga
mengumpulkan uang sebesar Rp. 5000,-00. tujuan diadakan arisan ini agar bisa
membantu meringankan beban biaya yang mengadakan acara dan menjaga tali
silaturahmi agar tetap erat.

1) Perilaku Ekonomi Masyarakat
a. Produksi
Tabel.1
Banyak Hasil Panen Rata-Rata Pertahun
No

Hasil Panen
a.
Dibawah ½ Ton
b.
½ - 1 Ton
c.
1 – 2 Ton
d.
Lebih dari 2 Ton
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

persentase

5
15
9
1
30

16,67%
50%
30%
3,33%
100%

Jadi, dapat diketahui bahwa banyaknya hasil panen rata-rata pertahun dalam
masyarakat pada kelompok Raden Menong dari beranggotakan 30 kepala
keluarga yaitu: dibawah ½ Ton (16,67%), ½ - 1 Ton (50%), dan 1 – 2 Ton
(30%) serta lebih dari 2 Ton adalah 3,33%.

Tabel.2
Status Kepemilikan Lahan Pertanian
No

Status
sendiri dan

a.

Milik
dikelola
sendiri
b.
Milik sendiri dan disewakan
c.
Sewa dan dikelola sendiri
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

Persentase

19

63,33%

5
6
30

16,67%
20%
100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong dari beranggotakan 30 kepala keluarga, Status
kepemilikan lahan pertanian adalah Milik sendiri dan dikelola sendiri (63,33%),
Milik sendiri dan disewakan (16,67%), dan Sewa dan dikelola sendiri (20%).

Tabel.3
Masyarakat Memakai Bibit Unggul Dalam Bercocok Tanam
No

a.
b.

Jawaban
Ya
Tidak

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

20
10
30

Persentase

66,67%
33,33%
100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong, memakai bibit unggul dalam bercocok tanam adalah
yang menjawab ya (66,67%), dan tidak adalah (33,33%) dari 30 responden.

Tabel.4
Penggunaan Bibit Unggul Dapat Meningkatkan Hasil Panen
No

a.
b.

Jawaban
Ya
Tidak

Jumlah Responden

27
3

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

30

Persentase

90%
10%
100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong. Penggunaan bibit unggul dapat meningkatkan hasil
panen mendapatkan jawaban ya (90%) dan tidak (10%) dari 30 responden.

Tabel.5
Masyarakat Menerima Penyaluran Pupuk Yang Diberikan Oleh Pemerintah
No

a.
b.

Jawaban
Iya
Tidak

Jumlah Responden

14
16

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

30

Persentase

46,67%
53,33%
100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong. Masyarakat menerima penyaluran pupuk yang
diberikan oleh pemerintah dari 30 responden yang menjawab ya ( 46,67%), dan
tidak (53,33%).
Tabel.6
Cara Memanen Hasil Pertanian
No

Cara Memanen
a.
Dipanen sendiri
b.
Memakai jasa buruh tani
c.
Sakai (Arisan)
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

Persentase

9
11
10
30

30%
36,67%
33,33%
100%

Jadi, dapat diketahui bahwa Cara memanen hasil pertanian dalam
masyarakat pada kelompok Raden Menong, yang beranggotakan 30 kepala
keluarga yaitu: dipanen sendiri (30%), Memakai jasa buruh tani (36,67%), dan
Sakai (Arisan) adalah 33,33%.

Tabel.7
Cara Masyarakat Mengolah Hasil Panen
No

a.
b.

Cara Mengolah
Memakai mesin giling
Cara manual (Ngelujang)

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

Persentase

30
0

100%
0

30

100%

Jadi, dapat diketahui bahwa Cara memanen hasil pertanian dalam
masyarakat pada kelompok Raden Menong, yang beranggotakan 30 kepala
keluarga yaitu: Memakai mesin giling (100%), dan Cara manual (Ngelujang)
adalah 0%.
b. Distribusi
Tabel.8
Cara Masyarakat Menyalurkan Hasil Panen
No

Cara Mengolah
Langsung dijual semua
Di simpan semua
Dijual sebagian dan di simpan
sebagian
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010
a.
b.
c.

Jumlah Responden

Persentase

8
0
22

26,67%
0
73,33%

30

100%

Jadi, dapat diketahui bahwa Cara Masyarakat menyalurkan hasil panen
dalam masyarakat pada kelompok Raden Menong, yang beranggotakan 30

kepala keluarga yaitu: Langsung dijual semua (26,67%), Di simpan semua
(0%), dan Dijual sebagian dan di simpan sebagian adalah 73,33%

Tabel.9
Masyarakat Mempunyai Pembeli Kopi Yang Tetap Untuk Menjual Hasil Panen
No

Jawaban

a.
b.

Ya
Tidak

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

Persentase

15
15

50%
50%

30

100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong. Masyarakat mempunyai distributor yang tetap untuk
menjual hasil panen, dari 30 responden yang menjawab ya (50%),dan tidak
(50%).
Tabel.10
Semua Hasil Panen Dijual Dipembeli Tetap Masyarakat
No

Jawaban

a.
b.

Ya
Tidak

Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

Persentase

6
24

20%
80%

30

100%

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa, dalam masyarakat pada
kelompok Raden Menong. Semua hasil panen dijual didistributor tetap
Masyarakat, dari 30 responden yang menjawab ya (20%),dan tidak (80%).
c. Konsumsi
Tabel.11
Banyak Pendapatan Masyarakat Dalam 1 Bulan
No

a.
b.

Pendapatan/Bulan

Dibawah Rp. 500.000
Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

Jumlah Responden

Persentase

7
12

23,33%
40%

Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
Rp. 1. 500.000 – Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 lebih
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010
c.
d.
e.

5
3
3
30

16,67%
10%
10%
100%

Dalam masyarakat kelompok tani Raden Menong Tingakat
Pendapatan/Bulannya masing-masing

adalah dibawah Rp. 500.000/bulan

adalah masyarakat yang tidak mempunyai pendapatan tetap dan tidak
mempunyai lahan pertanian yang luas yaitu 23,33 %, Rp. 500.000 – Rp.
1.000.000/bulan adalah tidak mempunyai pendapatan tetap tapi mempuyai
lahan pertanian yang cukup luas yaitu 40 %, Rp. 1.000.000 – Rp.
1.500.000/bulan adalah mempunyai pendapatan tetap dan mempunyai lahan
pertanian luas yaitu yaitu 16,67 %, dan Rp. 1. 500.000 – Rp. 2.000.000/bulan
adalah mempunyai pendapatan tetap dan pekerjaan sampingan sehingga dapat
menambah pendapatan dan mempunyai lahan pertanian luas yaitu 10 %,
serta Rp. 2.000.000 lebih selama sebulan adalah mempunyai pendapatan tetap
dan pekerjaan sampingan sehingga dapat menambah pendapatan
mempunyai lahan pertanian yang sangat luas yaitu 10 %.
Tabel.12
Banyak Pengeluaran Masyarakat Dalam 1 Bulan
No

a.
b.
c.
d.
e.

Pengeluaran/Bulan

Dibawah Rp. 500.000
Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
Rp. 1. 500.000 – Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 lebih
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

Jumlah Responden

persentase

8
14
3
3
2
30

26,67%
46,67%
10%
10%
6,66%
100%

dan

Dalam

masyarakat

kelompok

tani

Raden

Menong

banyak

Pengeluaran/Bulannya masing-masing adalah dibawah Rp. 500.000/bulan adalah
biaya pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari yaitu 26,67 %, Rp. 500.000 – Rp.
1.000.000/bulan adalah biaya pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya
perawatan kebun yaitu 46,67 %, Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000/bulan adalah biaya
pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari, perawatan kebun dan biaya anak sekolah
yaitu 10 %, dan Rp. 1. 500.000 – Rp. 2.000.000/bulan adalah biaya pengeluaran
kebutuhan hidup sehari-hari, perawatan kebun dan biaya anak sekolah yaitu 10 %,
serta Rp. 2.000.000 lebih selama sebulan adalah biaya pengeluaran kebutuhan
hidup sehari-hari, perawatan kebun dan biaya anak sekolah yaitu 6,66%.

Tabel.13
Masyarakat Mengolah Uang Hasil Panen
No

Cara Mengolah
a.
Semuanya dikonsumsi
b.
Semuanya di simpan
c.
Sebagian
dikonsumsi
sebagian di simpan
Jumlah
Sumber: Data diolah, 2010

dan

Jumlah Responden

Persentase

4
0
26

13,33%
0%
86,67%

30

100%

Jadi, dapat diketahui bahwa bagaimana mengolah uang hasil panen
dalam masyarakat pada kelompok Raden Menong, yang beranggotakan 30
kepala keluarga yaitu: Semuanya dikonsumsi adalah 13,33%, Semuanya di
simpan adalah 0%, dan Sebagian dikonsumsi dan sebagian di simpan adalah
86,67%.

Berdasarkan hasil prngolahan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
di peroleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan
hidup masyarakat pada kelompok tani Raden Menong Desa Belambangan Kecamatan
Buay Runjung Muaradua OKU Selatan.

Faktor-faktor yang menjadi penentu pengaruh perilaku ekonomi terhadap
tingkat kesejahteraan

hidup masyarakat pada kelompok tani Raden Menong.

berdasarkan kuesioner yang telah diolah antara lain:
1. Menurut masyarakat harga hasil panen yang layak bagi masyarakat tani yaitu
Rp.10.000 –Rp.15.000 (10%) dan lebih Rp.15.000 (90%).
2. Hasil panen pertanian dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Yaitu yang
menjawab Ya 86,67% dan Tidak 13,33%.
3. Pendapatan perbulan masyarakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Yaitu yang menjawab Ya 70% dan Tidak 30%.
4. Hasil panen pertanian bisa memenuhi kebutuhan hidup petani. Yaitu kebutuhan
primer 66,67%, kebutuhan sekunder 26,67%, dan kebutuhan tersier 6,66%.
5. Pendapatan hasil panen pertanian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Yaitu
yang menjawab Ya 56,67% dan Tidak 43,33%.
Dari analisis data ternyata terdapat pengaruh positif antara variabel perilaku
ekonomi (X) dan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat (Y). Hal ini dapat
dibuktikan dari kemampuan masyarakat Raden Menong dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya. Dan sebagian masyarakat Raden Menong juga dapat memenuhi kebutuhan
sekunder dan kebutuhan tersier.
Penutup
Motif yang mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat kelompok tani
Raden Menong Desa Belambangan adalah keadaan hasil panen. Cara masyarakat
Raden Menong mengatasi kesulitan perekonomian salah satu anggotanya kelompok
ini membentuk kopresi simpan pinjam dan arisan keluarga. Dari analisis data ternyata

terdapat hubungan positif antara variabel perilaku ekonomi (X) dan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat (Y). Hal ini dapat dibuktikan dari kemampuan
masyarakat Raden Menong dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Dan sebagian
masyarakat Raden Menong juga dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan
tersier.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Dinnul Alfian. 2007. Muamalah; Jurnal Hukum Ekonomi Isla m. Palembang:
IAN Raden Fatah Palembang.
Arikunto, Suharsimin. 2002. Prosedur Peneletian. Jakarta : Rineka Cipta.
Boedijoewono, Noegroho. 2003. Pengantar
Yokyakarta: UPP AMP YKPN.

Statistik Ekonomi dan

Bisnis.

Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos.
Harun, Muhammad. 2007. Muamalah; Jurnal Hukum Ekonomi Islam. Palembang:
IAN Raden Fatah Palembang.
Junaidi, Heri. 2007. Muamalah; Jurnal Hukum Ekonomi Isla m. Palembang: IAN
Raden Fatah Palembang.
Karim, Adiwarman.2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Karim, Helmi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Jakarata : PT Bumi Aksara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dan R&D . Jakarta : PT.
Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto S.K. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta : Salemba Empat

Siddiq, Muhammad Nejatullah. 2004. Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Jakarta : Bumi
Aksara
Sasono, Adi, et, el. 1998. Solusi Islam atas Problematika Umat (ekonomi,
pendidikan, dan dakwah). Jakarta : Gema Insani Press.
Samuelson, P.A & William. 2004. Mikro Ekonomi Edisi ke-14 (terjemahan). Jakarta :
Erlangga
Soelaeman, Munandar.2001. Ilmu
Sosial.Bandung : Eresco.

Sosial

Dasar

Teori

dan

Konsep

Ilmu

Teguh, Muhamad. 2005. Metodoli Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Tjiptoherijanto, Prijono. 2002. Prospek Perekonomian Indonesia dalam Rangka
Globalisasi. Jakarta : Rineka Cipta
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi. 2003. Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori
dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Umar, Husein. 2003. Riset Penawaran & Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Widjaja, A.W. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh .
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Widjaya, A.W. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.