KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

1.1 Latar Belakang
Sejak kemerdekaan Indonesia pada proklamasi 17 agustus 1945 , kehidupan
bangsa indonesia tidak luput dari tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa seperti:
a)

Agresi Militer Belanda.

b)

Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.

c)
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis dengan posisi geografs, potensi
Sumber
Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah menempatkan
bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan negara-negara besar,

sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat membahayakan kelangsungan
dan eksistensi negara Indonesia
Tetapi
bangsa
Indonesia
mampu
mempertahankan
kemerdekaan
dan
kedaulatannya dari agresi Belana dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan
Republik Indonesia pada saat itu juga. hal itu menunjukan bangsa Indonesia
mempunyai keuletan dan kemampuan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat menghadapi Ancaman,
Gangguan , Hambatan dan Tantangan.
Posisi geografs Indinesia menjadikan Indonesia sebagai negara untuk ajang
persaingan. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak
negatif bagi segala aspek kehidupan dan membahayakan eksistensi NKRI. Untuk itu
bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi
setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun

datangnya.
Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai
konsutitusinya, dimana system pemerintahan negara tertuang di dalamnya.
Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan Nasional
yang didasari oleh :
a)

Pancasila sebagai landasan idiil.

b)

UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.

c)

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional

2.1 Latar Belakang dan Konsep Ketahanan Nasional
a.


Latar Belakang Ketahanan Nasional

Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografs yang sangat
strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia
memiliki posisi yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era
global dewasa ini menjadi perhatian banyak negara di dunia. Berdasarkan peranan
dan posisi negara Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan merupakan
ajang perebutan kepentingan kekuatan transnasional. Oleh karena itu sebagai
suatu negara, indonesia harus memperhatikan dan mengembangkan ketahanan
nasional.(Kaelan : 2010 : 145)
Ketahanan nasional sebagai istilah sebenarnya belum lama dikenal. Istilah
ketahanan nasional mulai dikenal dan dipergunakan pada pemulaan tahun 1960-an.
Istilah katahanan nasional untuk pertama kali dikemukakan oleh Presiden Pertama
Republik Indonesia Soekarno. Kemudian pada tahun 1962 mulai dupayakan secara
khusus untuk mengembangkan gagasan ketahanan nasional di Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat Bandung. (Kaelan : 2010 : 145)
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang
berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan, baik yang datang dari luar maupun dalm negeri, yang

langsung maupun tidak langsung membahayakan intergritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan
nasional Indonesia. (Kaelan : 2010 : 146)
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan
nasional. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan
nasional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan falsafah, budaya dan
pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia
ketahanan nasional dibangun diatas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia
yaitu Pancasila. Sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, Pancasila tidak hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah
hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Hal inilah yang menurut
Notonagoro disebut sebagai kausa materialis pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara
Indonesia, dan secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai dasar flsafat
bangsa dan negara Indonesia, dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh
karena itu dalam pengertian ini Pancasila sebagai suatu dasar flsafat dan sekaligus
sebagai landasan ideologis ketahanan nasional Indonesia. (Kaelan : 2010 : 146)


Sifat-sifat Ketahanan Nasional
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti
dibawah ini :
a)

Mandir

Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama.
Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung
oleh pihak lain
b)

Dinamis

Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara
serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan
diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
c)


Wibawa

Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan
tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini
diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh
bangsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran
diatas, maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan
semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan
nasional.
d)

Konsultasi dan kerjasama

Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral
dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan
secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masingmasing didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan
konfrontasi serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fsik
semata.
(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/)


Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a). Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di
implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai

landasan ideal dan UUD
pembangunan nasional.

sebagai

landasan

konstisional

dalam


paradigma

b). Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional
(wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya
tidak ada cara berfkir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa
bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan
sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga
berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang
dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program.
(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/)
Sejarah Lahirnya Ketahanan Negara
Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada
kalangan militer angkatan darat di SSKAD yg sekarang bernama SESKOAD (Sunardi,
1997). Masa itu sedang meluasnya pengaruh komunisme yg berasal dari Uni Sovyet
dan Cina dalam menguasai daerah-daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang

ditandai dengan G 30 S PKI. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka SSKAD mulai
memikirkan suatu rencana dalam meningkatkan keamanan di Indonesia. Pada
tahun 1968, pemikiran yang ada di SSKAD tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas
(Lembaga
Pertahanan
Nasional).
(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/)
Tantangan dan ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam bentuk
ketahanan bangsa yg dimanifestasikan dalam bentuk tameng yang terdiri dari
unsur-unsur ideologi, ekonomi, social, dan militer. Dalam pemikiran Lemhanas
tahun 1968 telah ada kemajuan konseptual berupa ditemukannya unsur-unsur dari
tata kehidupan nasional yg berupa ideologi, politik, ekonomi, social, dan militer.
(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/)
Pada tahun 1969, lahirlah istilah ketahanan nasional yang menjadi pertanda
ditinggalkannya konsep kekuatan, walaupun di ketahanan nasional sendiri memakai
konsep kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai
kondisi dinamis satu bangsa yg mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi atau mengatasi tantangan, ancaman, dan
hambatan dari luar maupun dalam yang dapat menghancurkan kelangsungan hidup
bangsa

dan
Negara.(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanannasional/)

b.

Konsep Ketahanan Nasional

Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh :
a)
Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b)
Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia
selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami
berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c)
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of changes). (Kaelan : 2010 : 147)
Konsepi ketahanan nasional dapat juga dipandang sebagai suatu pilihan atau

alternatif dan konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya
dianut oleh negara-negara besar di dunia. Kosepsi tentang kekuatan nasional
bertumpu pada kekuatan, terutama bertumpu pada kekuatan fsik militer dengan
politik kekuasannya (power politics), sedangkan ketahanan nasional tidak sematamata menggunakan kekuatan fsik, melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan
lainnya pada suatu bangsa. Ketahanan nasional pada hakikatnya merupakan suatu
konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahtraan dan kemakmuran
serta pertahanan dan keamanan di dalam kehidupan nasional. Untuk dapat
mencapai suatu tujuan nasional suatu bangsa harus mempunyai kekuatan,
akemampuan, daya tahan, dan keuletan. Dengan demikian jelaslah bahwa
ketahanan nasional harus diwujudkan dengan mempergunakan baik pndekatan
kesejahtraan, maupun pendekatan keamanan.(Kaelan : 2010 : 147)
2.2 Asas-asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Ini
merupakan kondisi sebagai prasyaratan utama bagi negara berkembang yang
memfokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan negaranya. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik
yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak
langsung.(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalahkewarganegaraan/)

Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
1)

Asas kesejahteraan dan keamanan

Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar dan esensial, baik sebagai
perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam
system kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsic yang ada padanya. Dalam
kehidupan nyatanya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan

menitik beratkan pada kesejahteraan, namun tidak mengabaikan keamanan yang
ada. Sebaliknya memberikan prioritas terhadap keamanan tidak harus selalu ada,
berdampingan pada apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter
tingkat
ketahanan
nasional
sebuah
bangsa
dan
Negara.
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)
2)

Asas komperensif integral atau meyeluruh terpadu

Sistem kehidupan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan suatu bangsa
secara utuh dan menyuluruh dan juga terpadu atau tersusun dalam bentuk
berwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras dari
seluruh aspek kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan
suatu bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).(http://
meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)
3)

Asas mawas kedalam dan mawas keluar.

Suatu sistem kehidupan nasional merupakan suatu perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi disamping itu, system kehidupan
nasional juga berinteraksi dari berbagai lingkungan yang ada disekelilingnya. Dalam
prosesnya dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif.
Untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam dan keluar.
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)

a)

Mawas kedalam

Mawas kedalam bertujuan untuk menumbuhkan hakikat, sifar-sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan suatu nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet
dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasioanal mengandung sikap
isolasi (tertutup) atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)
b)

Mawas keluar

Mawas keluar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan yang strategis luar negeri, dan
dapat meneria kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan
dunia globalisasi datau dunia internasional. Untuk menjaminnya kepentingan
nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional
agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar.
Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama
yang saling menguntungkan bagi bebagai pihak.
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)

4)

Asas kekeluargaan

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong royong,
tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa
dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya suatu perbedaan ayng seharusnya
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak
berkembang
menjadi
konfik
yang
bersifat
antagonistik
yang
saling
menghancurkan. Bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan asas kekeluargaan
untuk pertahanan negara menganut prinsip berikut:
a)
Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta memperthankan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.
b)
Pembelaan negara diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara.
c)
Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan
dan kedaulatannya.
d)
Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik
bebas aktif.
e)
Bentuk pertahanan negara bersifat semesta dalam arti melibatkan seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta
seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan.
f)
Perthanan negara disusun bedasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional, dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan
secara damai dengan memperhatikan kondisi geografs Indonesia sebagai negara
kepulauan.
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)
2.3 Bela Negara dan Sistem Pertahanan Ketahanan Negara
1.

Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar
1945 dalam
menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. (Hadi Wiyono, Isworo :
2007 : 3)
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan
Syarat-syarat
tentang
pembelaan
diatur
dengan
undang-undang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara)

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara)
UnsurDasarBela Negara
a)

Cinta Tanah Air

b)

Kesadaran Berbangsa & bernegara

c)

Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

d)

Rela berkorban untuk bangsa & negara

e)

Memiliki kemampuan awal bela negara

Contoh-Contoh Bela Negara :
a)

Melestarikan budaya

b)

Belajar dengan rajin bagi para pelajar

c)

Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

d)

Mencintai produk-produk dalam negeri

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara)
2.

Sistem Pertahanan Ketahanan Negara

Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
(http://dikkaaditya13.blogspot.com/2013/08/sistem-pertahanan-negararepublik.html)
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
(http://dikkaaditya13.blogspot.com/2013/08/sistem-pertahanan-negararepublik.html)

Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini
dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional merupakan kekuatan

bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin
integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingankepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan.
Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara
(misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
(http://dikkaaditya13.blogspot.com/2013/08/sistem-pertahanan-negararepublik.html)
Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan
dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang caracara
membela
diri
sesuai
dengan
spesialisasi
mereka,pertahanan
udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll.
Tindakan, taktik, operasi atau strategi
pertahananadalah
untuk
menentang/membalas serangan.
(http://dikkaaditya13.blogspot.com/2013/08/sistem-pertahanan-negararepublik.html)
2.4 Landasan dan Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan
Negara
a)

Landasan dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara

Landasan konsep bela negara adanya wajib militer. Subjek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
(icicl.googleusercontent.com/?lite_url=http://loker-duniaku.blogspot.com/2014/10/
hak-dan-kewajiban-warga-negara-dalam-bela-negara.html?
m=1&ei=ezB45zOI&lc=ID&s=1)
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan bekorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas dari
yang paling halus hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
(icicl.googleusercontent.com/?lite_url=http://loker-duniaku.blogspot.com/2014/10/
hak-dan-kewajiban-warga-negara-dalam-bela-negara.html?
m=1&ei=ezB45zOI&lc=ID&s=1)
b)

Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara

Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak
dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Proses motivasi untuk membela Negara dan bansa akan berhasil jika setiap warga
memahami keunggulan dan kelebihan Negara dan bangsanya. Di samping itu setiap
warga hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap

eksistensi bangsa dan Negara Indonesia. Dalam hal ini ada bebeapa dasar
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai paham motivasi setiap warga Negara untuk
ikut serta membela Negara Indonesia.(https://chimayay.wordpress.com/2016/06/28/
hak-dan-kewajiban-bela-negara/)
1.

Pengalaman sejarah perjuangan RI

2.

Kedua wilayah geografs nusantara yang strategis

3.

Keadaan produk (demografs) yang besar

4.

Kekayaan sumber daya alam

5.

Perkembangan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

6.

Kemungkinan timbulnya bencana perang

(https://chimayay.wordpress.com/2016/06/28/hak-dan-kewajiban-bela-negara/)

2.5 Kewajiban Warga Negara dalam Bela Negara
a)

Bela Negara secara Fisik

Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fsik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran.
Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat
Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara. (Winarno : 2007 : 185)
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipi (Hansip), mengikuti
Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi
yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat dan
Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan dalam
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi perlawanan Rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur
bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang.
(Winarno : 2007 : 185)
Bila keadaan ekonomi dan keuangan negara memungkinkan, dapat pula
dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara
yang memenuhji syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat.
Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan
Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya

sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran.
Dalam keadaan darurat perang, mereka dapar dimobilisasi dalam waktu singkat
untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan
secara selektif, teratur, dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat
disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam
kehidupan sipil, misislnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara, Pengacara di
Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbangan di Skuandron Angkutan,
dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi
masyarakat sipil, tetapi memperkenalkan ”dwifungsi sipil”. Maksudnya sebagai
upaya sosialisasi “konsep bela negara” dimana tugas pertahanan keamanan negara
bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tetapi adalah hak dan kewajiban
seluruh warga negara Indonesia. (Winarno : 2007 : 185)
b)

Bela Negara Secara Non Fisik

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa bela negara tidak selalu
harus berarti “memanggul senjata menghadapi musuh” atau bela negara yang
militeristik. (Winarno : 2007 : 186)
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002, keikut sertaan warga negara dalam
bela negara secara non fsik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Berdasarkan hal itu,
keterlibatan warga negara dalam bela negara secara non fsik dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan
cara :
1.
Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak.
2.
Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat.
3.
Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika).
4.
Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
5.
Pembekalan mental spiritual dikalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asingyang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertakwa kepada Allah SWT, melalui
ibadah sesuai agama/ kepercayaan masing-masing. (Winarno : 2007 : 186)
Sampai saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang No. 3 Tahun 2002. Apabila nantinya telah keluar undang-undang mengenai
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan

pengabdian sesuai dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk keikut sertaan
warga negara dalam upaya bela negara. (Winarno : 2007 : 186)

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa,
yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mengejar tujuan nasional Indonesia.
2.
Asas-asas Ketahanan Nasional terdiri dari : Asas kesejahteraan dan
keamanan, Asas komperensif integral atau meyeluruh terpadu, Asas mawas
kedalam dan mawas keluar, asas kekeluargaan.
3.
Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta
yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya
sedangkan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya
kepada
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar
1945 dalam
menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
4.
Landasan dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara adalah Wajib
Militer sedangkan Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara
yaitu Pengalaman sejarah perjuangan RI , Kedua wilayah geografs nusantara yang
strategis, Keadaan produk (demografs) yang besar, Kekayaan sumber daya alam,
Perkembangan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan , dan Kemungkinan
timbulnya bencana perang
5.
Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu bela negara secara fsik dan bela negara secara non fsik.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.2010.PendidikanKewarganegaraanUntukPerguruanTinggi.Yogyakarta
PARADIGMA.
Winarno.2007.ParadigmaBaruPendidikanKewarganegaraan.Jakarta
BUMIAKSARA.

:

:
PT

Hadi Wiyono.2007.Kewarganegaraan.Jakarta : INTERPLUS
(https://emperordeva.wordpress.com/about/ketahanan-nasional/)
(http://meirinaraspalia.wordpress.com/2011/05/24/makalah-kewarganegaraan/)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara)
(http://dikkaaditya13.blogspot.com/2013/08/sistem-pertahanan-negararepublik.html)
(icicl.googleusercontent.com/?lite_url=http://loker-duniaku.blogspot.com/2014/10/
hak-dan-kewajiban-warga-negara-dalam-bela-negara.html?
m=1&ei=ezB45zOI&lc=ID&s=1)
(https://chimayay.wordpress.com/2016/06/28/hak-dan-kewajiban-bela-negara/)