KEPUASAN KERJA KOMITMEN ORGANISASI DAN K

ANALISIS JURNAL
“ KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEINGINAN BERPINDAH:
STUDI PADA KARYAWAN PAHALA EXPRESS JATIASIH BEKASI ”
Athifah Nur Izzah
Program Studi D3 Sekretari
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
2017
Abstrak
Jurnal yang dianalisis ini mengenai kepuasan kerja, komitmen organisasi dan keinginan
berpindah yang dilakukan kepada karyawan Pahala Express Jatiasih Bekasi, Dimana kepuasan
kerja merupakaan hal utama dalam pekerjaan tanpa adanya kepuasaan kerja maka karyawan
akan merasa tidak nyaman dan berkeinginan untuk pindah ke pekerjaan yang lebih baik.
Kepuasan kerja dan keinginan berpindah satu hal yang sama jika suatu perusahaan
berkomitmen organisasi pada karyawannya agar dapat terwujud keinginan bersama antara
perusahaan dan karyawan.
Keywords : Kepuasan kerja, komitmen organisasi, keinginan berpindah.
Identitas Jurnal
Judul Jurnal

:


Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Keinginan Berpindah: Studi Pada Karyawan
Pahala Express Jatiasih Bekasi
Jurnal

:
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 1 Maret 2016

Penulis

:

Sandra Purbasari Hasbie, Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Jakarta
Roni Faslah, Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Jakarta
Darma Rika Swaramarinda, Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Jakarta
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang berguna bagi suatu perusahaan.
Keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana sumber daya manusia itu berhasil di
perusahaan itu agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Karena sumber daya manusia yang
unggul adalah investasi yang sangat berharga bagi perusahaan itu.

Perusahaan ingin mempunyai produktivitas yang tinggi dalam bekerja agar mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Sebab keuntungan semata, maka banyak perusahaan yang
menganggap karyawan sebagai robot atau mesin yang dapat melakukan kegiatan produksi 24
jam.
Perusahaan tidak mementingkan akan karyawan yang harus selalu dikembangkan, dipelihara,
dirawat dan diperlakukan secara baik.Disisi lain banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat
perusahaan sering berganti karyawan yang sudah tidak sesuai atau sejalan dengan karyawan yang
mampu membuat keuntungan bertambah.
Disaat perusahaan hanya terfokus dengan keuntungan semata, banyak karyawan yang berfikir
negative akan kebutuhan yang kurang diperhatikan, tidak ada kepuasan kerja selama bekerja dan
tidak mendapatkan hak sebagai pekerja seperti pengembangan karir, penghargaan karyawan
berprestasi atau bekompeten, promosi jabatan dll.
Reaksi negative dari karyawan biasanya seperti absensi yang meningkat, mulainya malas
bekerja, sering keluar saat jam kerja, hasil pekerjaan tidak sesuai, kinerja karyawan yang
semakin menurun dan muncul niat untuk mencari alternative lain yang berujung karyawan
tersebut meninggalkan perusahaan itu atau sering disebut resign/turnover.
Saat ini tingginya tingkat intensi turnover menjadi masalah yang serius bagi perusahaan, karena
akan menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakefektifan di perusahaan. Selain itu perusahaan
juga akan mengalami frustasi ketika mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring


karyawan yang berkompeten, berkualitas dan berpengalaman pada akhirnya menjadi sia-sia
karena karyawan tersebut telah memilih pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain.
Teori
A. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel


Pengertian produksi dengan satu factor produksi variable adalah pengertian analisis
jangka pendek, dimana dalam proses produksi ada faktor produksi yang tidak dapat
diubah (faktor produksi tetap).



Fungsi Produksi
Yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi
dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Dalam model produksi
dengan satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap, dan
tenaga kerja adalah faktor produksi variabel. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan
alokasi efesiensi tenaga kerja.




Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang/Law of Diminishing Return
Dalam hubungannya dengan produksi jangka pendek, dimana satu factor produksi
bersifat variabel dan factor – factor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan
produksi total apabila kita menambah factor produksi variabel secara terus menerus,
produksi total akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan
setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksmum dan kemudian menurun.



Konsep – Konsep Penting Dalam Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi
Variabel


Produksi Total (Total Product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi.



Produksi Marjinal (Marginal Product) adalah tambahan produksi karena

penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.



Produksi Rata – Rata (Average Product) adalah rata – rata output yang dihasilkan
per unit faktor produksi.

B. Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi

Model produksi dengan dua faktor produksi variabel merupakan analisis jangka panjang,
yaitu suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah – ubah
jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Beberapa Konsep Penting Dalam Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi
Variabel


Isoquant
Yang dimaksud dengan Isoquant adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
penggunaan dua macam faktor produksi variabel yang menghasilkan tingkat produksi
sama. Kurva isoquant memiliki ciri – ciri sama dengan kurva indifferensi dalam teori

perilaku konsumen.



Isocost
Isocost adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam
faktor produksi yang memerlukan biaya/anggaran yang sama. Ciri – ciri kurva isocost
sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.



Keseimbangan Produsen
Keeimbangan produsen terjadi ketika kurva Isoquant bersinggungan dengan kurva
isocost, di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan
memberikan output yang maksimum.

Analisa
Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang berguna bagi suatu perusahaan. Karena
sumber daya manusia yang unggul adalah investasi yang sangat berharga bagi perusahaan itu.
Seorang karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya akan membawa dampak positif dalam

pekerjaannya. Namun memang pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan apa yang ada di dalam dirinya dan sesuai dengan harapannya.
Semakin sesuai apa yang telah dilakukan dengan keinginan individu, maka semakin tinggi pula
kepuasan individu tersebut. Orang yang puas akan terlihat senang dalam melakukan
pekerjaannya. Ini berarti seseorang yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan

cenderung memiliki perasaanperasaan yang positif terhadap pekerjaan yang mereka lakukan dan
akan memiliki ikatan emosional yang lebih terhadap perusahaannya.
Perusahaan ingin mempunyai produktivitas yang tinggi dalam bekerja agar mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Sebab keuntungan semata, maka banyak perusahaan yang
menganggap karyawan sebagai robot atau mesin yang dapat melakukan kegiatan produksi 24
jam.
Sesuai dengan prinsip ekonomi usaha dengan pengorbanan minimum akan mendapatkan hasil
tertentu dan usaha dengan pengorbanan tertentu akan mendapatkan hasil maksimum.
Perusahaan tidak mementingkan akan karyawan yang harus selalu dikembangkan, dipelihara,
dirawat dan diperlakukan secara baik.Disisi lain banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat
perusahaan sering berganti karyawan yang sudah tidak sesuai atau sejalan dengan karyawan yang
mampu membuat keuntungan bertambah.
Disaat perusahaan hanya terfokus dengan keuntungan semata, banyak karyawan yang berfikir

negative akan kebutuhan yang kurang diperhatikan, tidak ada kepuasan kerja selama bekerja dan
tidak mendapatkan hak sebagai pekerja seperti pengembangan karir, penghargaan karyawan
berprestasi atau bekompeten, promosi jabatan dll.
Pergantian karyawan atau keluar masuknya karyawan dari perusahaan adalah suatu fenomena
penting dalam kehidupan perusahaan. Namun ada kalanya pergantian karyawan memiliki
dampak positif, untuk mengganti karyawan yang kurang potensial dengan karyawan yang lebih
potensial dan berkualitas. Karena pada hakekatnya karyawan yang berkompeten, berkualitas dan
profesional adalah investasi di dalam sebuah perusahaan.
Namun sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang dapat merugikan
perusahaan, baik dari segi biaya maupun segi hilangnya waktu untuk melakukan tahap
penyeleksian, pelatihan hingga dapat menghasilkan karyawan yang berkompeten dan
profesional.
Reaksi negative dari karyawan biasanya seperti absensi yang meningkat, mulainya malas
bekerja, sering keluar saat jam kerja, hasil pekerjaan tidak sesuai, kinerja karyawan yang

semakin menurun dan muncul niat untuk mencari alternative lain yang berujung karyawan
tersebut meninggalkan perusahaan itu atau sering disebut resign/turnover.
Definisi keinginan berpindah menurut Veithzal Rivai (2010), “keinginan berpindah kerja adalah
keinginan pekerja untuk berhenti dari organisasi karena pindah ke lain organisasi” Kemudian
menurut Russ dan Mc Neily yang dikutip oleh Dwi Cahyono (2010) menyatakan bahwa turnover

intention adalah pemikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari lowongan pekerjaan ditempat
lain, mengevaluasi kemungkinan untuk menemukan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain.
Saat ini tingginya tingkat intensi turnover menjadi masalah yang serius bagi perusahaan, karena
akan menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakefektifan di perusahaan. Selain itu perusahaan
juga akan mengalami frustasi ketika mengetahui proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring
karyawan yang berkompeten, berkualitas dan berpengalaman pada akhirnya menjadi sia-sia
karena karyawan tersebut telah memilih pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan :
Sumber daya manusia merupakan faktor penting yang berguna bagi suatu perusahaan. Karena
sumber daya manusia yang unggul adalah investasi yang sangat berharga bagi perusahaan itu.
Disaat perusahaan hanya terfokus dengan keuntungan semata, banyak karyawan yang berfikir
negative akan kebutuhan yang kurang diperhatikan,
Reaksi negative dari karyawan biasanya seperti absensi yang meningkat, mulainya malas
bekerja, sering keluar saat jam kerja, hasil pekerjaan tidak sesuai, kinerja karyawan yang
semakin menurun dan muncul niat untuk mencari alternative lain yang berujung karyawan
tersebut meninggalkan perusahaan itu atau sering disebut resign/turnover.
Saran :
Setiap perusahaan diharapkan dapat memperhatikan kinerja karyawannya dan kebutuhan
karyawannya agar menghasilkan keuntungan bersama.


Jika kepuasan kerja dan komitmen organisasi tinggi, maka keinginan berpindah (turnover
intention) akan rendah. Begitupula sebalikanya, jika kepuasan kerja dan komitmen organisasi
rendah, maka keinginan berpindah (turnover intention) akan tinggi.
Daftar Pustaka
Rahardja, Prathama. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta :
Lemabaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Punjabi, Enha. 2015. iPocket Soshum SMA. Solo : Genta Smart Publisher
Modul Materi Ekonomi Bimbingan Belajar Nurul Fikri
Hasbie, Sandra, Roni Faslah dan Darma Rika. 2016. Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi Dan
Keinginan Berpindah: Studi Pada Karyawan Pahala Express Jatiasih Bekasi. Jurnal Pendidikan
Ekonomi

dan

Bisnis

(JPEB)

Vol.


4

No.

1

Maret

2016.

Diambil

journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb/article/view/727 pada tanggal 28 April 2017.

dari

: