Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick pada Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Pelaksanaan Penelitian

4.1.1

Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan dengan menerapkan tiga

tahap penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
observasi, dan refleksi.
4.1.1.1 Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe talking stick antara lain:
menelaah materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 dan mengkaji indikatorindikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, melakukan uji validitas instrumen, menyiapkan lembar
observasi, menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam
pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan pertama dalam siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
31 Maret 2015. Pokok bahasan yang diajarkan adalah kegemaran dengan materi
drama. Dalam pelaksanaan pertemuan pertama ini, guru melaksanakan langkahlangkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.
Peneliti melaksanakan RPP yang sudah dibuat. Pada saat pembelajaran
siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer yaitu
guru kelas 3. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir
pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan
peneliti. Lembar observasi tersebut berisi pernyataan untuk mengamati tindakan
guru dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang
menjadi kelemahan dan kelebihan saat proses pembelajaran berlangsung.
Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan 1
disajikan melaui tabel 11 berikut:

33

34

Tabel 11

Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 1
Apersepsi
 Memberikan pertanyaan kepada
siswa sebagai berikut :
1) Anak-anak, siapa yang
pernah
melihat
pentas
drama?
2) Dalam pementasan drama
apa yang dilakukan para
pemerannya?
Eksplorasi
 Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai pengertian
drama dan unsure-unsur dalam
drama
(latar,
penokohan,
ekpresi) pada buku LKS

halaman 40.
 Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai hal-hal
yang belum atau kurang
dimengerti dari materi drama
yang disampaikan guru.
 Siswa mendengarkan dialog
teks drama yang dibacakan guru
dengan ekspresi yang sesuai
pada buku paket halaman 152
yang berisi tentang jam wajib
belajar.
 Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai isi dialog
drama tentang
jam wajib
belajar pada buku paket
halaman 152.
 Siswa mendengarkan peraturan
dari guru mengenai model

pembelajaran
yang
akan
digunakan dalam pembelajaran
yaitu model talking stick.
Elaborasi
 Siswa membaca kembali teks
dialog drama tentang jam wajib
belajar pada buku paket
halaman 152.
 Siswa bernyanyi lagu Naik
Delman untuk menjalankan
tongkat
 Siswa yang mendapat tongkat
saat lagu berhenti dinyanyikan

35

maju kedepan kelas untuk
mengambil undian pertanyaan

pertanyaan mengenai isi dialog
drama (latar, sifat, penokohan)
 Siswa menjawab pertanyaan
secara lisan tentang alur cerita,
penokohan, ekspresi dalam
drama dan latar
 Siswa
lain
diberikan
kesempatan untuk menjawab
pertanyaan, jika pertanyaan
tidak terjawab dengan benar
Konfirmasi

 Siswa yang dapat menjawab
pertanyaan
dengan
benar
mendapat tepuk tangan dan
berhak mengambil kartu hadiah

yang berupa makanan ringan.
 Siswa
yang
tidak
dapat
menjawab pertanyan mengambil
kartu sangsi yang berupa
perintah untuk bernyanyi dan
membaca puisi.
 Guru
meluruskan
kesalahpahaman
dan
memberikan penguatan dari
jawaban siswa (konfirmasi)

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan melakukan doa bersama
siswa. Guru melakukan absensi dan mengkondisikan kelas dengan serta
memberikan motivasi dan apersepsi kemudian diteruskan meyampaikan topik
pembelajaran yaitu tentang menirukan dialog drama anak dan tujuan

pembelajaran.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan materi menirukan dialog
teks drama anak mengenai pengertian drama dan langkah-langkah memerankan
unsure-unsur dalam drama dengan baik pada LKS halaman 40. Dilanjutkan
dengan melakukan tanya jawab mengenai hal yang belum atau kurang dimengerti
dari penjelasan yang disampaikan guru mengenai drama. Kemudian pembelajaran
dilanjutkan dengan siswa mendengarkan percakapan teks drama yang dibacakan
guru pada buku paket halaman 152 mengenai jam wajib belajar. Guru melakukan

36

percakapan dengan menggunakan ekspresi yang sesuai dengan isi dialog. Siswa
memperhatikan dan mengikuti alur cerita yang dibacakan guru. Kemudian guru
dan siswa melakukan tanya jawab mengenai isi dialog drama mengenai jam wajib
belajar

yang

sudah


dibacakan.

Setelah

melakukan

tanya

jawab

guru

menyampaikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pembelajaran
ini yaitu dengan menggunakan talking stick. Guru memberikan penjelasan
mengenai langkah –langkah dan peraturan dalam penerapan model pembelajaran
talking stick yaitu : 1.) Guru memperlihatkan media yang diguanakan yaitu
tongkat; 2.) Siswa mendengarkan percakapan drama pada buku paket halaman
152 tentang jam wajib belajar dengan cermat; 3.) Siswa diberi waktu untuk
mempelajari kembali teks drama mengenai jam wajib belajar; 4.) Setelah
memepelajari teks drama mengenai jam wajib belajar, siswa diminta menutup

bukunya; 5.) Guru memberikan tongkat pada salah satu siswa; 6.) Siswa diminta
bernyanyi lagu Naik Delman dan tongkat berjalan mengikuti lagu; 7.) Saat guru
megucapkan “stop” maka siswa berhenti bernyanyi dan berhenti menjalankan
tongkat; 8.) Siswa yang mendapat tongkat akan diminta maju kedepan kelas untuk
mengambil undian pertanyaan yang harus dijawab; 9.) Siswa yang dapat
menjawab akan mendapat kartu hadiah yang berisi makanan ringan yang boleh
dimakan saat pembelajaran selesai yaitu saat istirahat: 10.) Siswa yang tidak dapat
menjawab pertanyaan akan mendapatkan kartu sangsi yang berupa perintah untuk
bernyanyi dan berpuisi.
Setelah siswa memamahami peraturan yang disampaikan pembelajaran
dengan model talking stick dimulai. Siswa diberikan kesempatan untuk membaca
dan memahami kembali materi dan isi dari dialog percakapan mengenai jam wajib
belajar yang telah dibacakan guru. Kemudian siswa diminta untuk menutup
bukunya. Guru memberikan motivasi dengan memeperlihatkan kartu sangsi dan
kartu hadiah bagi siswa yang tidak dapat dan dapat menjawab pertanyaan.
Sehingga siswa menjadi lebih termotivasi agar dapat menjawab pertanyaan. Siswa
diminta bersiap-siap dan pembelajaran dimulai. Siswa bernyanyi lagu Naik
Delman untuk menjalankan tongkat. Ada beberapa siswa yang terlihat cemas dan
tidak tertib, siswa menjalankan tongkat dengan dilempar dan guru memberikan


37

teguran tegas pada siswa tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
tertib. Siswa yang mendapat tongkat pada saat lagu berhenti dinyanyikan
mendapat kesempatan untuk maju kedepan kelas untuk mengambil undian
pertanyaan. Pertanyaan berisi tentang isi dialog, latar dan penokohan drama. Bagi
siswa yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapat kartu hadiah yang dapat
ditukarkan berupa makanan ringan setelah pembelajaran selesai. Reward yang
berupa makanan ringan diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa agar dapat
menjawab pertanyaan dengan benar. Sedangkan bagi siswa yang tidak dapat
menjawab pertanyaan akan mendapat kartu sangsi. Sangsi yang diberlakukan
bersifat positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu yang berisi
perintah untuk bernyanyi atau membaca puisi.
Pada kegiatan akhir siswa dan guru saling memberi umpan balik mengenai
meteri yang sudah disampaikan yaitu tentang drama. Di akhir pertemuan, guru
memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi. Kemudian
guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 April 2015.
Materi yang diajarkan adalah menirukan dialog dan bermain drama. Dalam
pertemuan 2 ini, guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas,
melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya
dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari yaitu
menirukan dialog dan bermain peran dengan ekpresi yang tepat. Adapun
pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan 2 disajikan melaui
tabel 12 berikut:

38

Tabel 12
Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pertemuan 2
Apersepsi
 Mengulas kembali mengenai
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya tentang materi
drama yang disampaikan pada
pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
 Siswa mendengarkan ulasan
dari guru mengenai materi
drama
pada
pertemuan
sebelumnya
 Siswa mendengarkan dialog
teks drama yang dibacakan guru
mengenai jam wajib belajar
dengan ekspresi yang sesuai
pada buku paket halaman 152
 Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai isi dialog
drama tentang jam wajib belajar
 Siswa mendengarkan peraturan
dari guru mengenai model
pembelajaran
yang
akan
digunakan dalam pembelajaran
yaitu model talking stick.
Elaborasi
 Siswa membentuk kelompok
yang terdiri dari 4 orang
 Kelompok berlatih melakukan
dialog drama tentang jam wajib
belajar yang ada pada buku
paket halaman 152.
 Siswa bernyanyi lagu Disini
Senang Disana Senang untuk
menjalankan tongkat
 Siswa yang mendapat tongkat
maju kedepan kelas untuk
bermain peran
 Siswa
mengambil
undian
sebagai pembagian pemeran
 Siswa yang mengambil undian
mengungkapkan
sifat
atau
karakter dari tokoh yang akan
dimainkannya
 Siswa bermain peran sesuai
dengan undian yang didapat
 Kelompok memerankan dialog
drama tentang jam wajib belajar

39

Konfirmasi

dengan ekspresi yang sesuai.
 Siswa lain memberikan tepuk
tangan bagi kelompok yang
maju kedepan untuk bermain
drama
 Siswa yang dapat bermain peran
dengan baik dengan ekpresi
yang tepat dan mendapat nilai
paling
tinggi
dari
guru
mendapat
reward
berupa
mahkota bintang yang sudah
disiapkan guru.
 Guru memberikan kesempatan
siswa untuk menanyakan halhal yang kurang atau belum
dipahami siswa

Pada kegiatan inti, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Tiap kelompok berisi 4 orang. Kelompok diminta berlatih untuk bermain peran
dalam dialog drama pada buku paket halaman 152 mengenai jam wajib belajar.
Teks drama berisi 4 pemeran yaitu Tina, Doni, Riri sebagai siswa dan pemeran
guru. Kemudian guru meminta siswa unuk menutup buku dan memulai
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe talking stick. Guru menyiapkan
tongkat lalu diberikan pada salah satu anggota kelompok. Siswa bernyanyi lagu
Disana Senang Disini Senang untuk menjalankan tongkat. Pada pertemuan kedua
siswa terlihat antusias dalam melakukan pembelajaran talking stick. Saat guru
mengucapkan "stop" tongkat berhenti dan siswa yang memegang tongkat
mendapat kesempatan maju kedepan kelas untuk bermain peran bersama
kelompoknya. Kelompok maju dan mengambil undian pemeran. Undian tersebut
menentukan pemeran dari dialog yang akan dibacakan. Siswa lain memberikan
tepuk tangan bagi kelompok yang sudah maju kedepan kelas. Guru bertindak
sebagai juri yang akan memilih kelompok terbaik dalam bermain peran dengan
menggunakan ekspresi yang tepat dan tidak membawa dialog pada buku.
Kelompok terbaik mendapatkan reward dari guru yang berupa mahkota bintang.
Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang kurang jelas atau belum

40

diketahui siswa. Siswa dibimbing guru meluruskan kesalah pahaman dan diberi
penguatan.
Pada kegiatan akhir dilakukan tahap kesimpulan, siswa dan guru saling
memberi umpan balik mengenai penokohan dalam drama. Di akhir pertemuan,
guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai umpan penguasaan materi.
Kemudian guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.
Tabel 13
Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif
tipe Talking Stick Siklus 1
Keterlaksanaan Siklus
No
Siklus 1
f (Pertemuan Pertama)
Ya
Tidak
1. Pertemuan 1
11
4
2. Pertemuan 2
13
2
Berdasarkan tabel 13, aktivitas tindakan model pembelajaran talking stick
yang dilakukan guru nampak ada kekurangan dalam mengkondisikan suasana
kelas. Nampak pada raut siswa yang terlihat cemas dan terlihat ada siswa yang
menjalankan tongkat dengan cara melempar, ini dikarenakan siswa belum terlalu
memahami materi yang disampaikan sehingga siswa merasa cemas jika mendapat
giliran menjawab pertanyaan. Sehingga pertanyaan yang diberikan guru masih ada
yang belum terjawab dengan benar. Guru belum memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab pertanyaan yang tidak terjawab pada siswa yang
mendapat tongkat. Guru tidak meluruskan kesalahpahaman dan memberi
penguatan pada jawaban yang disampaikan siswa. Guru juga belum mengajak
siswa untuk menarik kesimpulan bersama dan melakukan refleksi.
Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Guru dapat mengkondisikan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga
siswa tidak lagi terlihat cemas. Siswa menjalankan tongkat dengan tertib. Namun
saat bermain peran siswa tidak diminta untuk menghafal isi dialog sehingga siswa
masih mengacu pada buku paket.

41

Selama melakukan pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk kedua
kalinya, secara keseluruhan penyajiannya sudah cukup sistematis. Guru mengelola
kelas dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat proses pembelajaran.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015. Pertemuan
ketiga ini digunakan untuk membuat rangkuman mengenai pembelajaran tentang
dialog drama pada pertemuan sebelumnya dan memberikan evaluasi kepada siswa
dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Guru
menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran yang akan
dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi belajar Bahasa Indonesia, siswa
mengerjakan soal evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran.
Setelah selesai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru. Kegiatan
selanjutnya yaitu melakukan refleksi terhadap pembelajaran tentang drama.
Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
4.1.1.3 Refleksi
Setelah pembelajaran selesai guru dan observer melakukan refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang telah berjalan. Refleksi ini didasarkan pada hasil
observasi

yang

dilakukan

observer

selama

pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi, kendala yang ditemui pada siklus 1 yaitu:
1.) Guru kurang mengkondisikan suasana kelas
2.) Guru tidak memberikan arahan kepada siswa untuk memahami materi
dengan seksama sehingga siswa terlihat cemas dan kurang siap
mendapatkan tongkat
3.) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan yang tidak terjawab
4.) Guru tidak meluruskan kesalahpahaman dan memberi penguatan pada
jawaban yang disampaikan siswa.
5.) Persentase ketuntasan hasil evaluasi siklus 1 hanya mencapai 75%
dimana masih terdapat 8 siswa yang nilainya dibawah KKM.
Persentase tersebut belum mecapai 80% sebagaimana yang telah
ditargetkan dalam indikator kinerja penelitian ini.

42

Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala tersebut
untuk memperbaiki pembelajaran siklus 2 adalah sebagai berikut:
1.) Guru menciptakan suasana yang nyaman dengan mengajak siswa
bernyanyi. Saat memberi serangkaian pertanyaan disertai dengan
wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada yang lembut.
2.) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari materi
dengan seksama karena selama pembelajaran berlangsung siswa tidak
diperbolehkan membuka buku
3.) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab
pertanyaan yang tidak dapat terjawab agar siswa lebih aktif dalam
pembelajaran
4.) Guru meluruskan kesalahpahaman untuk jawaban siswa yang kurang
tepat serta memberikan penguatan
5.) Menanyakan kesukaran dan meberikan perhatian lebih bagi siswa
yang tidak mencapai KKM
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4.1.2.1 Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan siklus II ini agar
efektivitas pembelajaran dapat meningkat dibandingkan pada siklus I yaitu
melihat dan menelaah hasil refleksi siklus 1. Mencari strategi untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan serta mempertahankan dan meningkatkan kelebihan pada
siklus 1. Mencari referensi dan sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
indikatornya, menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan
dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.
Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan langkah selanjutnya
yaitu menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai
pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 April 2015.
Pokok bahasan yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah kegemaran dengan

43

materi peristiwa. Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Adapun pelaksanaan tindakan yang
dilakukan pada siklus 2 pertemuan 1 disajikan melaui tabel 14 berikut:
Tabel 14
Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 1
Apersepsi

 Guru memperlihatkan sebuah
benda yaitu telepon. Guru
memberikan pertanyaan kepada
siswa sebagai berikut :
1) Anak-anak, siapa yang tahu
nama benda ini?
2) Siapa
yang
pernah
menggunakannya?
3) Apa fungsinya?
4) Apa saja yang dapat
dibincangkan
melalui
telepon?

Eksplorasi

 Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai pengertian
peristiwa.
 Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai hal-hal
yang belum atau kurang
dimengerti mengenai materi
peristiwa
 Siswa membaca teks cerita pada
buku paket mengenai peristiwa
kecelakaan
 Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai isi cerita
peristiwa kecelakaan
 Siswa mendengarkan peraturan
dari guru mengenai model
pembelajaran
yang
akan
digunakan dalam pembelajaran
yaitu model talking stick.
 Siswa dibagi menjadi kelompok
satu bangku 2 orang
 Siswa membuat percakapan
melalui telepon mengenai cerita

Elaborasi

44










Konfirmasi

peristiwa kecelakaan dengan
menjawab 5W+1H
Kelompok berlatih melakukan
percakapan melalui telepon
yang telah dibuat dengan teman
sebangku
Siswa bernyanyi lagu Potong
Bebek
Angsa
untuk
menjalankan tongkat
Bangku yang mendapat tongkat
maju kedepan kelas untuk
melakukan percakapan melaui
telepon
Kelompok lain memeberikan
tanggapan mengenai percakapan
telepon tentang peristiwa yng
dilakukan kelompok lain
Kelompok yang bermain peran
menunjuk kelompok lain unttuk
meyimpilkan isi percakapan
yang dilakukan

 Kelompok
yang
dapat
melakukan percakapan melalui
telepon tentang menceritakan
peristiwa kecelakaan dengan
baik dan mendapat nilai paling
tinggi dari guru mendapat tepuk
tangan dan berhak mendapatkan
mahkota bintang yang sudah
disipakan guru.

Pada kegiatan awal guru dan siswa berdoa. Setelah itu guru mengabsensi
siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi dengan memperlihatkan
benda berupa telepon rumah. Guru memberikan pertanyaan mengenai fungsi dari
telepon dan memberikan penjelasan bahwa telepon

dapat digunakan untuk

menceritakan suatu peristiwa kepada orang lain. Dilanjutkan dengan penyampaian
tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi peristiwa pada LKS halaman
41 tentang pengertian peristiwa, hal-hal yang harus diingat saat hendak
menceritakan peristiwa, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menceritakan

45

peristiwa. Dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dan
kurang dipahami mengenai mateeri peristiwa yang telah disampaikan. Kemudian
siswa mendengarkan cerita tentang peristiwa kecelakaan pada buku paket. Siswa
dan guru mengulas kembali mengenai isi cerita. Kemudian siswa dibagi menjadi
kelompok satu bangku. Siswa diberi tugas untuk membuat percakapan melalui
telepon menganai isi peristiwa kecelakaan yang ada pada buku paket dengan
membuat pertanyaan 5W+1H. Kelompok berlatih melakukan percakapan melalui
telepon menceritakan peristiwa kecelakaan yan ada pada bacan. Kemudian guru
meminta siswa unuk menutup buku dan memulai pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe talking stick. Guru menyiapkan tongkat lalu diberikan pada
salah satu anggota kelompok, siswa yang mendapatkan tongkat mendapat
kesempatan untuk maju kedepan kelas mempraktekan percakapan melalui telepon
yang telah dibuat dengan alat peraga telepon rumah dan handphone yang telah
disiapkan guru. Guru bertindak sebagai juri. Bagi kelompok yang dapat
mempraktikan percakapan dengan baik maka akan mendapat reward dari guru
yaitu berupa mahkota bintang.
Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai
umpan

penguasaan

materi.

Kemudian

guru

mengakhiri

pelajaran

dan

mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2014.
Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disusun. Adapun pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 2
pertemuan 2 disajikan melaui tabel 15 dihalaman berikut.

46

Tabel 15
Tabel Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pertemuan 2
Apersepsi
 Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan kepada
siswa sebagai berikut :
1) Anak-anak,
siapa
yang
pernah merayakan hari ulang
tahun?
2) Apakah
kalian
masih
mengingat bagaimana acara
ulang tahun kalian?
3) Bagaimana perasaan kalian
saat merayakan hari ulang
tahun?
 Guru memberikan informasi
kepada peserta didik bahwa
acara ulang tahun merupakan
peristiwa yang menyenangkan
yang akan selalu kita ingat dan
dapat kita ceritakan kepada
orang lain
Eksplorasi
 Siswa mendengarkan ulasan
dari guru mengenai materi
peristiwa
pada
pertemuan
sebelumnya
 Siswa mendengarkan cerita
peristiwa tentang kecelakaan
yang dibacakan guru pada buku
paket.
 Siswa dan guru mengulas
kembali mengenai isi cerita
peristiwa kecelakaan pada buku
paket
 Siswa mendengarkan peraturan
dari guru mengenai model
pembelajaran
yang
akan
digunakan dalam pembelajaran
yaitu model talking stick.
Elaborasi
 Siswa bernyanyi lagu Potong
Bebek
Angsa
untuk
menjalankan tongkat
 Siswa yang mendapat tongkat
saat lagu berhenti dinyanyikan
maju kedepan kelas untuk
mengambil undian pertanyaan
mengenai isi cerita peristiwa

47

kecelakaan pada buku paket.
 Siswa menjawab pertanyaan
secara lisan mengenai isi cerita
peristiwa yang diceritakan
 Siswa
lain
diberikan
kesempatan untuk menjawab
pertanyaan, jika pertanyaan
tidak terjawab dengan benar
Konfirmasi

 Siswa yang dapat menjawab
pertanyaan
dengan
benar
mendapat tepuk tangan dan
berhak mengambil kartu hadiah
yang berupa makanan ringan.
 Siswa
yang
tidak
dapat
menjawab pertanyan mengambil
kartu sangsi yang berupa
perintah untuk bernyanyi dan
membaca puisi.

Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa memimpin berdoa
bersama. Guru mengabsen siswa dan mengkondisikan kelas, melakukan apersepsi
dengan memberikan umpan pertanyaan seputar materi sebelumnya tentang
peristiwa dan mengkaitkan pengetahuan dengan materi yang akan dipelajari. Pada
kegiatan inti siswa mendengarkan cerita tentang peristiwa kecelakaan

yang

dibacakan guru pada buku paket. Kemudian siswa diminta membaca kembali
dengan seksama. Kemudian siswa diminta menutup bukunya. Sebagai motivasi
guru memperlihatkan kartu hadiah dan kartu sangsi pada siswa jika dapat
menjawab pertanyaan dan yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Pada pertemuan kedua hadiah berupa makanan ringan dan sangsi berupa perintah
untuk membaca pantun dan puisi. Siswa bernyanyi lagu Potong Bebek Angsa
untuk menjalankan tongkat. Tongkat berhenti saat guru mengatakan "stop".
Siswa yang mendapat tongkat maju kedepan kelas dan mengambil undian
pertanyaan. Bagi siswa yang menyerah dan tidak dapat menjawab pertanyaan
wajib menunjuk temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan. Jika benar
tamannya akan mendapat kartu hadiah dan siswa tadi terbebas dari kartu sangsi.
Pembelajaran berjalan menyenangkan. Siswa terlihat antusias dan dan tertib

48

melakukan pembelajaran talking stick. Pertanyaan yang diberikan guru terjawab
dengan benar. Di akhir pertemuan, guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai
umpan

penguasaan

materi.

Kemudian

guru

mengakhiri

pelajaran

dan

mengucapkan salam penutup.
Tabel 16
Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif
tipe Talking Stick Siklus 2
Keterlaksanaan Siklus
No
Siklus 2
F
Ya
Tidak
1. Pertemuan 1
15
0
2. Pertemuan 2
15
0
Berdasarkan tabel 2, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah
melaksanakan semua indikator pembelajaran talking stick yang sudah ditentukan.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai
kelas. Guru sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif
sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru juga sudah memberikan
kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk bertanya dan menyatakan
pendapatnya sehingga siswa lebih aktif dan mudah memahami materi yang
diajarkan. Melalui kegiatan talking stick yang dilakukan siswa bersama anggota
kelompoknya, siswa menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tugas.
Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin
menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah
melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu
membimbing jalannya permainan estefet tongkat baik sehingga suasana kelas
menjadi terkontrol dan tidak tegang. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa
yang seharusnya dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru. Hal ini
disebabkan karena siswa sudah memahami dan menguasai langkah-langkah
pembelajaran talking stick dengan baik. Dalam kegiatan talking stick siswa dapat
menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. Kreativitas siswa juga bertambah karena
didukung dengan alat peraga yang memadai.

49

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 April 2015.
Pertemuan ketiga ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick.Dalam
kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan evaluasi
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi dan siswa
mengerjakan soal evaluasi. Guru mengawasi jalannya evaluasi pembelajaran.
Setelah selesai, siswa mengumpulkan soal evaluasi dan jawaban siswa. Kegiatan
selanjutnya yaitu guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam
penutup. Apabila hasil evaluasi telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan maka pembelajaran ini akan berhenti sampai siklus II dan tidak
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
4.1.2.3 Refleksi
Pada siklus 2 berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer
pembelajaran talking stick berjalan tanpa kendala apapun. Guru dan siswa
menguasai langkah pembelajaran dengan baik. Sehingga hasil belajar dari soal
evaluasi yang dikerjakan siswa mencapai ketuntasan 100%.
4.2

Data Hasil Belajar

4.2.1 Data Hasil Belajar Siklus 1
Data hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I akan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi hasil evaluasi siswa
kelas 3 di SD Mangunsari 5 Salatiga adalah sebagai berikut:

50

Tabel 17
Hasil Evaluasi Siklus 1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
No

Interval

Frekuensi

Persentase

1
2
3
4
5
6

87-93
80-86
73-79
66-72
59-65
52-58

3
5
5
11
4
4
32

9,37%
15,62%
15,62%
34,37%
12,5%
12,5%
100%

Hasil evaluasi siklus 1 menunjukkan rentang nilai yang diperoleh siswa.
Rentang nilai 52-58 sebanyak 4 siswa, 59-65 sebanyak 4 siswa, 66-72 sebanyak
11 siswa, 73-79 sebanyak 5 siswa, 80-86 sebanyak 5 siswa, dan 87-93 sebanyak 3.
Data tabel 3 dapat disajikan ke dalam diagram 2 sebagai berikut:
Frekuensi
12

11

Jumlah Siswa

10
8
6
4

5

5
4

4

59-65

52-58

3

Frekuensi

2
0
87-93

80-86

73-79

66-72

Nilai

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015

51

4.2.2

Data Hasil Belajar Siklus 2
Data hasil evaluasi siklus II disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:
Tabel 18
Hasil Evaluasi Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
NO
1
2
3
4

Interval

Frekuensi

Persentase

91-97
84-90
77-83
70-76

2
7
8
15
32

6,25%
21,87%
25%
46,87%
100%

Hasil evaluasi siklus 2 menunjukkan rentang nilai yang di peroleh
siswa. Rentang nilai 70-76 sebanyak 15 siswa, 77-83 sebanyak 8 siswa, 8490 sebanyak 7 siswa, 91-97 sebanyak 2 siswa. Data tabel 4 dapat disajikan ke
dalam diagram sebagai berikut:
Frekuensi
15

16

Jumlah Siswa

14
12
10

8
7

8
6
4

Frekuensi
2

2
0
91-97

84-90

77-83 70-76
Nilai

Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015

52

4.3

Analisis Data

4.3.1

Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan dilakukan dengan membandingkan data mentah

dengan nilai KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesiadengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe talking stick.
Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa setelah pembelajaran
siklus I ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick , terbukti
dari sebagian besar siswa yang tuntas KKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:

Tabel 19
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
Ketuntasan
Frekuensi
Persentase
Tuntas

24

75%

Tidak tuntas

8

25%

Jumlah

32

100%

Maximum

88

Minimum

52

Rata –rata

72,06

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam gambar
diagram berikut ini:

53

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

25%

75%

Belum Tuntas

Tuntas

Gambar 4. Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 1 Siswa
Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
Gambar 4. menunjukkan hasil analisis data siklus 1 bahwa dari 32 siswa
yang mengikuti evaluasi pembelajaran, terdapat 24 siswa (75%) mampu mencapai
KKM (70) dan 8 siswa (25%) masih berada di bawah KKM.
Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yang belum
mencapai target, maka dilakukan refleksi untuk memperbaiki dan merancang
pembelajaran siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini didapatkan hasil belajar
siswa yang meningkat dibanding dengan hasil pada siklus I. Peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
Tabel 20
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas 3 SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
Ketuntasan
Frekuensi
Persentase
Tuntas
32
100%
Tidak tuntas
0
0%
Jumlah
32
100%
Maximum
94
Minimum
70
Rata –rata
79,93

54

Keadaan ketuntasan pembelajaran siswa dapat disajikan dalam diagram 4
berikut ini:

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2
0%

100%

Belum Tuntas

Tuntas

Gambar 5. Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2
Siswa Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
Gambar 5. menunjukkan ketuntasan hasil belajar sikus 2 mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri Mangunsari 5 Salatiga bahwa dari 32 siswa
yang mengikuti evaluasi pembelajaran, 100 % siswa mampu mencapai KKM
(≥70) dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
4.3.2

Analisis Komparatif Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Pengolahan data hasil belajar Bahasa Indonesia dari pra siklus, siklus I dan

siklus II akan dianalisa dengan analisis komparatif. Berikut ini adalah tabel
mengenai hasil rekapitulasi pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 21
Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2 Kelas 3 SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Ketuntasan
F
%
F
%
F
%
31,25
75
100
Tuntas
10
24
32
Tidak tuntas

22

Jumlah
Rata –rata
Maksimum

32

Minimum

68,75
100
63,81
76
46

25

8
32

100
72,06
88
52

0

0
32

100
79,93
93
70

55

Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pra siklus,
siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus, siswa yang
tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase 31,25%, sedangkan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 22 orang dengan persentase 68,75%. Pembelajaran siklus 1
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil pra siklus, siswa yang
tuntas dalam siklus I adalah 24 siswa 75%, sedangkan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 8 orang dengan persentase 25%. Kemudian pembelajaran siklus 2
terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan hasil siklus I. Siswa yang
tuntas sebanyak 32 orang dengan persentase 100%. Nilai rata-rata pra siklus,
siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 63,81 pada prasiklus,
72,06 pada siklus I, dan 79,93 pada siklus II. Dari hasil belajar yang diperoleh
pada siklus II, ketercapaian indikator keberhasilan sangat sangat baik, karena
melebihi standar indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu 80% dan
sebagian besar siswa mampu menguasai materi dengan baik. Sehingga tidak perlu
diadakan tindakan siklus berikutnya.
Berikut ini merupakan gambar perbandingan dari hasil evaluasi
pembelajaran Bahasa Indonesia:

56

Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus 1
dan Siklus 2
35

Jumlah Siswa

30
25
20

Belum Tuntas

15

Tuntas

10
5
0
Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 6. Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II SD Mangunsari 5 Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015
4.4

Pembahasan
Dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II serta membandingkan

dengan kondisi awal (Pra Siklus), ternyata penerapan pembelajaran kooperatif tipe
talking stick mampu meningkatkan hasil belajar. Seperti yang diharapkan oleh
peneliti, peningkatan terjadi cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil belajar
siswa yang diperoleh setelah melakukan tindakan.
Analisis hasil evaluasi dari tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan II persentase siswa yang tuntas meningkat dari 75%
menjadi 100%. Mengingat standar patokan yang di harapkan peneliti yaitu dengan
indikator keberhasilan sebesar 80% Hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II
yaitu sebesar 100% siswa tuntas, merupakan gambaran bahwa pelaksanaan
tindakan siklus II sudah seperti yang diharapkan oleh peneliti. Karena sudah
melebihi indikator keberhasilan mengajar, peningkatan hasil belajar juga dapat
dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam setiap siklus yakni pada prasiklus
rata-rata 63,81 pada prasiklus, 72,06 pada siklus 1, dan 79,93 pada siklus 2.

57

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa hasil
penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sudjana (2001 :10)
“model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang
menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan
pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang menyenangkan.
Siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak
positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat
memotivasi

siswa

untuk

pembelajaran

talking

kelompoknya

untuk

meningkatkan

stick,

siswa

membantu

prestasi

dapat

menjawab

belajarnya”.

bekerjasama
dengan

dengan

tepat.

Siswa

Melalui
anggota
saling

mengeluarkan ide yang dimilikinya. Siswa juga dapat menjadi tutor sebaya bagi
siswa lainnya dimana siswa yang kurang mampu bertanya pada siswa yang
mampu, sedangkan siswa yang mampu membantu temannya yang kurang mampu.
Sehingga terjalin interaksi positif diantara siswa yang kemudian dapat memotivasi
siswa untuk bekerja lebih baik lagi agar kelompoknya mendapatkan hasil yang
paling baik.
Dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dan
jumlah persentase siswa yang tuntas dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Hasil
belajar yang diperoleh pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran talking stick terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini terjadi karena penerapan pembelajaran talking stick dilakukan
dengan sistematis dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.
Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa dapat menjadi lebih bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Melalui tongkat yang diterima siswa
menjadi lebih sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas karena sewaktu-waktu
guru akan memberikan tongkat kepada siswa. Siswa yang selalu berpartisipasi
dalam kelompok maka akan lebih mudah dalam memahami materi, sehingga hasil
belajarnya juga meningkat.

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24