PERAN DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM MENGAPRESIASI SENIMAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS 2008-2014
PERAN DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA DALAM MENGAPRESIASI SENIMAN DAERAH
KABUPATEN SAMBAS
2008-2014
Ridho Anugerah, Aloysius Mering, Imma Fretisari
Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak
Email : [email protected]
Abstrak : Latar belakang penelitian ini adalah peranan Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan Dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah Kabupaten
Sambas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Peran Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah
Kabupaten Sambas. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
bentuk penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif,
Sumber data dalam penelitian adalah SDM aparatur DISPORABUDPAR dan
seniman Kabupaten Sambas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan
peranan DISPORABUDPAR dalam mengapresiasi seniman dan terdapat sejumlah
permasalahan diantaranya adalah minimnya anggaran DISPORABUDPAR dalam
menyelenggarai program atau event-event, SDM aparatur DISPORABUDPAR
bukan berlatar belakang serjana seni, DISPORABUDPAR tidak memiliki fasilitas
secara khusus seperti gedung kesenian sehingga berpengaruh pada program kerja.
Kata kunci: Program, Pelaksanaan, Hambatan, Upaya, Kebijakan.
Abstract : The background of this research is the role of the Department of Youth,
Sport, Culture and Tourism in appreciating artists Sambas regency. The purpose of
this research is to describe the role of the Department of Youth, Sport, Culture and
Tourism in appreciating artists Sambas regency. The method in this research is
descriptive method with qualitative approach. The approach is inductive approach,
the sources data of this research are human resource and artists Disporabudpar
Sambas district. Data collection techniques in this research, observation, interviews,
and documentation. The results of this research describing about the role of
Disporabudpar in appreciating the artists and there are a number of problems
including the lack of budget Disporabudpar in organize the programs or events,
human resource Disporabudpar is not graduate from art program, Disporabudpar
have no special facilities, like art gallery so that give the effect to the work program.
Keyword : Program, Implementation, Obstacles, effort, Policy.
1
2
D
inas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata disingkat dengan
Disporabudpar merupakan satu dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan pemerintah Kabupaten Sambas yang masuk dalam kategori
penyelenggara pelayanan umum di bidang pemuda, olahraga, kebudayaan dan
pariwisata. Di antara beberapa bidang tersebut terdapat satu bidang yang sangat
strategis terhadap potensi masyarakat Sambas yang masih sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai adat/budaya, yaitu bidang kebudayaan.
Masyarakat Kabupaten Sambas berperan aktif dalam melestarikan
kebudayaan mereka, hal ini dapat dilihat dari hampir seluruh generasi muda
mengetahui lagu-lagu dan tarian khas daerah bahkan mampu menyanyikan dan
menarikannya, sebagai contoh yaitu lagu Sungai Sambas dan tarian Tandak
Sambas. Hal ini tidak terlepas dari perjuangan para seniman dan tokoh- tokoh
budaya Sambas yang dengan gigih dan tak pernah henti mewarisi nilai-nilai budaya
kepada anak cucu mereka agar apa yang telah diwarisi oleh orang terdahulu mampu
dijaga dan dilestarikan sebagaimana yang diharapkan oleh pewaris seni. Untuk itu
saat ini sangat diperlukan usaha-usaha untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
khas daerah dengan terus menggelar pergelaran seni budaya oleh para seniman dan
tokoh-tokoh budaya Sambas. Dalam usaha ini tentunya para seniman dan tokohtokoh budaya tersebut tidak dapat berjuang sendiri tanpa adanya dukungan dari
pemerintah, dalam hal ini melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan
Pariwisata Khususnya Bidang Kebudayaan.
Pemerintah Kabupaten Sambas menyadari arti pentingnya nilai-nilai
kebudayaan daerah terhadap masa depan daerah. Hal ini dapat terlihat dari upaya
Bupati Sambas dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Sambas Nomor 43 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan adanya Peraturan Bupati
tersebut, Disporabudpar telah dilimpahkan sebagian kewenangan Bupati dalam
mengurus urusan pemerintah terhadap bidang-bidang pemerintahan yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Disporobudpar kabupaten Sambas khususnya Bidang
kebudayaan yang merupakan bidang yang berurusan langsung terhadap
kebudayaan daerah.
Disporabudpar sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 Peraturan Bupati
Nomor 43 Tahun 2008 memiliki fungsi (a) Penyusunan program dan pengendalian
dibidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (b) Perumusan kebijakan
teknis, di bidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (c)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pemuda,
Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (e) Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sebagai sebuah organisasi pemerintah yang berhubungan langsung dengan
masyarakat, Disporabudpar diharapkan mampu menjalankan perannya dengan
baik, terlebih lagi dalam hal melestarikan muatan lokal berupa karya seni yang
menjadi identitas daerah (Kabupaten Sambas) dengan mengerahkan segala
kemampuan dalam memberikan perhatian kepada setiap pelaku seni (seniman). Jika
melihat realita kehidupan seniman di Kabupaten Sambas saat ini karya-karya
mereka belum diapresiasi dengan baik, mereka belum cukup mampu untuk
3
mempromosikan karya-karya mereka dikarenakan terkendala biaya yang terbatas,
dan mereka tidak memiliki wadah yang memadai untuk menggelar pertunjukan seni
dalam memperkenalkan karya mereka.
Sambas sebagai kota budaya di Kalimantan Barat harus tetap menunjukkan
eksistensinya sebagai salah satu kiblat kebudayaaan di Kalimantan Barat, dengan
event-event tahunan yang di gelar Disporabudpar dari tahun 2008-2014 di
Kabupaten Sambas, satu diantaranya adalah Festival Bujang-Dare Sambas yang
dilakukan pada tahun 2009 merupakan salah satu bentuk wadah, namun kegiatan
atau event tahunan yang telah dilaksanakan Disporabudpar tentunya belum cukup
apabila tidak disertai dengan program lain untuk menampung seluruh seniman
untuk mewadahi karya seninya atau mempromosikan hasil karya-karya mereka.
Oleh karena itu para seniman sangat berharap kepada pemerintah melalui
Disporabudpar untuk lebih banyak lagi mengadakan program atau event-event
lainnnya yang dapat mendukung dan mewadahi seluruh seniman dalam membantu
maupun memperkenalkan karya-karyanya. Dengan banyaknya program atau eventevent yang diadakan oleh Disporabudpar, para seniman tentunya akan semakin
termotivasi mengembangkan karya-karya seni dan masyarakat terutama para
generasi muda akan semakin tertarik untuk mengenal karya-karya seni khas daerah
mereka, dengan begitu budaya daerah akan tetap terjaga kelestariannya.
Dengan terdapatnya beberapa hambatan atau permasalahan secara langsung
berpengaruh terhadap kesejahteraan dan eksistensi para seniman di Kabupaten
Sambas. Selain itu, berpengaruh juga dalam pendapatan para seniman dikarenakan
dari sekian banyak seniman yang terdapat di Kabupaten Sambas ini tidak semua
memiliki pekerjaan yang tetap, dengan kata lain beberapa seniman Kabupaten
Sambas ini masih bergantung pada hasil karyanya. Para seniman Kabupaten
Sambas masih belum dapat meningkatkan nilai jual karyanya, karena kurang
mendapatkan dukungan dari pemerintah maupun swasta, oleh karena didapatkan
para seniman Kabupaten Sambas ini bergerak secara mandiri. Dengan demikian
diharapkan kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan dengan serius dan
perlunya kebijakan serta upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut
agar citra kesenian Sambas tetap terlihat dan terjaga.
Menurut Friedman M, (1998:286) yang mengatakan bahwa peran
didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut. Sutomo Kayatomo (1985:162) yang mengatakan bahwa
program adalah rangkaian aktifitas yang mempunyai saat permulaan yang harus
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan suatu tujuan.
Menurut Aminuddin (1987:34) apresiasi adalah menghargai, menilai,
mengerti. Apresiasi mengandung makna pengelanan melalui perasaan atau
kepekaan batin dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahaan yang diungkapkan
pengarang. Sedangkan Menurut Tyas (2006:34) apresiasi adalah menilai dan
menghargai suatu karya seni. Dengan demikian apresiasi terhadap keseniasn daerah
adalah menilai dan menghargai musik dan tarian yang diwarisi seniman daerah.
Menurut Sumardjo (2000:80) manusia yang kreatif adalah manusia yang
menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak. Orang yang kreatif
4
selalu dalam kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba-coba untuk
menemukan sesuatu yang pernah ada dari tatanan budaya yang pernah
dipelajarinya. Disamping itu juga, menurut Sumardjo (2000:37) seni sering ditinjau
dari sudut penciptanya, sebab tak akan ada karya atau benda seni tanpa penciptanya,
yakni seniman.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif karena bentuk
penyajian data, langkah analisis data, dan simpulan dalam penelitian ini
disampaikan dalam bentuk kalimat, uraian atau pernyataan-pernyataan. Sesuai
dengan pernyataan Usman dan Abdi (2009:7), penelitian kualitatif adalah meneliti
subyek penelitian atau informan dalam lingkungan hidup kesehariannya. Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan
induktif. Menurut Moleong (2004:5), pendekatan induktif digunakan karena
beberapa alasan, yaitu: Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataankenyataan ganda yang terdapat dalam data, Pendekatan ini lebih dapat membuat
hubungan peneliti dengan responden menjadi lebih eksplisit, dapat dikenal dan
akuntabel lebih menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan
keputusan tentang dapat tidaknya kepada suatu latar lainnya, Lebih dapat
menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan hubungan,
Memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari anlitik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepada Uray Safari.Amd selaku
kasi sarana dan prasarana bidang kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
Dan Pariwisata, serta informan yang benar-benar memahami dan mengetahui
tentang peranan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam
mengapresiasi seniman daerah Kabupaten Sambas yaitu Bulyan Mustafa selaku
seniman musik yang bertempat tinggal dijalan anom (pemangkat), Djohan selaku
seniman tari yang bertempat tinggal di jalan Pembangunan (Pemangkat), Abah Ali
selaku seniman musik dan tari yang bertempat tinggal di Pemangkat, Adam Malik
selaku seniman musik yang bertempat tinggal desa Lubuk Dagang (Sambas),
Aklima selaku seniwati tari yang bertempat tinggal di jalan pendidikan (Sambas).
Data dalam penelitian ini yaitu yang berkaitan dengan peran Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah
Kabupaten Sambas. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan
kasi sarana dan prasaran budaya tentang bentuk, proses, dan hasil kegiatan
revitalisasi. Data yang diperoleh berupa data mengenai program, pelaksanaan,
hambatan dan upaya Disporabudpar di Kabupaten Sambas.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Alat pengumpul data penelitian ini peneliti sebagai instrumen
utama. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan perpanjangan
pengamatan, triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dalam rangka mengembangkan potensi kebudayaan dan pariwisata agar
lebih berkualitas, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sambas selaku penanggung jawab teknis penyelenggaraan pembangunan daerah
khususnya dalam bidang kebudayaan berkewajiban menyusun Rencana Kerja
(Renja) pada tahun 2008-2014 sebagai acuan dalam pelaksanaan penyusunan
program dan kegiatan pada tahun berkenaan. Dengan demikian Disporabudpar
menyelenggarakan program kerja satu diantaranya yakni melalui event tahunan,
sebagai berikut:
NO
Nama Kegiatan
Program Bidang Kesenian
Tanggal
Tujuan Kegiatan
Pelaksanaan
Narasumber
1
Festival Budaya
Melayu
Kabupaten
Sambas :
Festival
bujang dan
dare
Festival
pelaminan
Festival tari
kreasi daerah
Festival
musik
alternatif
Festival
bejelujur dan
berkesah
Memperkenalkan 26 Juni s/d 3 Juli
kesenian-kesenian tahun 2008
dan kreatifitas
praktisi seni yang
ada di Kabupaten
Sambas
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Adam Malik
mengetahui
Abah ali
turut
menyaksikan
Aklima
sebagai tamu
undangan
2
Festival Terang
Bulan (TARBUS)
Melestarikan
kesenian dan
budaya seperti
tarian, permainan
rakyat, qasidah
serta musik
Bulyan
Musthafa
sebagai
tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai
tamu
undangan
22 s/d 23 maret
2009 dan 2010
6
3
Festival Musik
Tidak ada data
Tahun 2010
4
Festival Tari
Kreasi
Meningkatkan
kreatifitas praktisi
seni
9 s/d 10 juli 2011
5
Festival Bujang
Dare Sambas
Mempromosikan
budaya daerah
Tahun 2009 dan
2012
6
Festival Seni
Keraton
Nusantara (FKN)
Memperkenalkan
khazanah budaya
istana sambas
Tahun 2010-2012
7
Festival Tari
Tradisional
Mempromosikan
kebudayaan
Kabupaten
Sambas
16 s/d 17 juni
2012
8
Festival Seni
Budaya Melayu
Kalimantan Barat
Meningkatkan
kreatifitas praktisi
seni
24 s/d 31 Agustus
2013
9
Festival Budaya
Bumi
Khatulistiwa
(FBBK)
Menggali dan
melestarikan serta
mengembangkan
seni budaya
Kalimantan Barat
11 November
tahun 2010 dan
11 November
2014
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai tamu
undangan
Adam Malik
mengetahui
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai
peserta
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Adam Malik
sebagai tamu
undangan
7
10
Festival khatam
al-quran
Memperingati
23 Januari 2014
Maulid Nabi
Muhammad SAW
1435H
Aklima
sebagai tamu
undangan
Adam Malik
sebagai tamu
undangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dibentuknya program
atau event-event periode 2008-2014 merupakan bagian tugas pokok dan fungsi serta
kewajiban DISPORABUDPAR sebagai instansi otonomi daerah dalam pelestarian
kebudayaan serta pelayanan terhadap tokoh masyarakat terutama para seniman.
Pelaksanaan program bidang kesenian
Tujuan pelaksanaan program atau event-event selain mewadahi para
seniman untuk meningkatkan kesenian dan menjaga kebudayaan melalui kegiatankegiatan event tersebut juga dimaksud untuk menarik minat generasi muda agar
mau mempelajari dan mencintai serta turut melestarikan kebudayaan Kabupaten
Sambas. Dalam hal ini agar kesenian semakin meningkat dan kebudayaan
Kabupaten Sambas lebih dikenal secara luas di lingkungan masyarakat serta
menjadi daya tarik bagi wisatawan tentunya dengan lebih banyak lagi mengadakan
program atau event-event guna menampung dan menunjang seluruh seniman yang
ada di Kabupaten Sambas dalam membantu secara optimal.
Hambatan program bidang kesenian
Hal utama yang menjadi permasalahan DISPORABUDPAR dalam
menyelenggarai program atau event-event yakni terletak pada anggaran yang sangat
minim, sehingga dengan demikian berpengaruh pada program kerja atau eventevent yang diselenggarai. SDM aparatur yang menjadi kendala kedua yang dihadapi
DISPORABUDPAR karena pada umumnya bukan berlatar belakang dari serjana
kesenian yang mengalami kurangnya dari segi pengalaman didunia kesenian
tentunya dalam hal ini DISPORABUDPAR seharusnya mengambil langkah yang
lebih baik seperti halnya dengan menerima atau merekrut calon pegawai yang
berserjana kesenian. Selain itu juga, fasilitas seperti gedung kesenian yang sampai
saat ini belum terealisasikan oleh pemerintah Kabupaten Sambas dan berpengaruh
pada kemajuan atau peningkatan khususnya di bidang kesenian. Dengan demikian
pemerintah sebagai otonomi daerah, penyalur serta dinas pelayanan terhadap tokoh
masyarakat yang menghadapi beberapa hambatan didalamnya tentunya dapat
menindak lanjuti agar tercapainya program kerja yang maksimal.
Upaya dalam mengatasi hambatan
Menjalin kerjasama dan koordinasi terhadap beberapa pihak merupakan
tindakan atau bentuk upaya DISPORABUDPAR guna mengatasi hambatanhambatan yang berlangsung pada periode 2008-2014, diantaranya ketersediaan
dana honorarium namun dalam hal ini upaya yang telah dilakukan bukan
merupakan satu-satunya cara untuk mensukseskan setiap program atau event-event
dan yang akan dilakukan terus-menerus sehingga akan berdampak saling
ketergantungan. Pemerintah dalam hal ini tentunya harus turut menyelesaikan
8
persoalan tersebut terutama dalam mengatasi anggaran yang minim agar
permasalahan tersebut hal teratasi dan tidak terulang kembali, sehingga program
kerja lebih transparan guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Kebijakan DISPORABUDPAR
DISPORABUDPAR dalam penyelesaian dan tindaklanjut guna
mewujudkan kesuksesan program kerja yang berlangsung pada periode 2008-2014,
dalam hal ini tidak memiliki kebijakan secara khusus sebagaimana dijelaskan salah
satu seksi bidang kebudayaan DISPORABUDPAR. Sehingga dengan
mensosialisasikan serta bekerjasama beberapa pihak pendukung merupakan alat
bantu penyelesaian agar program atau event-event yang di selenggarai tetap
terlaksana. DISPORABUDPAR dibawah kepemerintahan Kabupaten Sambas pada
suatu sistem kerja dalam memberikan keputusan harusnya berpegang pada
pedoman kebijakan agar dalam penyelesaian permasalahan lebih efektif guna
mewujudkan profesionalisme serta menjadi instansi pemerintah yang berpedoman.
Pembahasan
Dari hasil penelitian tentang Peranan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
Dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah Kabupaten Sambas, dapat
disimpulkan bahwa Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata selain
memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melestarikan kesenian, juga simpatik
terhadap kegiatan para seniman dan kebudayaan Kabupaten Sambas, sebagaimana
yang telah tercantum tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata yang telah ditetapkan.
Sebagai Kabupaten kebudayaan, Kabupaten Sambas memiliki identitas
kaya akan berbagai suku seperti suku Melayu, Dayak, Tionghoa, Banjar, Jawa,
Batak, dan Minangkabau tumbuh berkembang menjadi satu di Kabupaten Sambas.
Dari peninggalan orang terdahulu antara lain adalah kesenian tradisional yang
sampai saat ini beberapa kesenian masih bertahan berkat campur tangan para
seniman Kabupaten Sambas dan tanggung jawab instansi pemerintah terutama
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata yang berperan sebagai
pelestarian kebudayaan. Jadi dapat dikatakan Kabupaten Sambas kaya akan budaya.
Kesenian tradisional merupakan citra kesenian bagi Kabupaten Sambas
yang keberadaannya mungkin sudah mulai ditinggalkan secara perlahan. Tapi disini
para seniman tidak serta merta menyerah pada perkembangan jaman, para seniman
berusaha melestarikan seni budaya yang menjadi ikon Kabupaten Sambas sejak
dahulu, demi kecintaan mereka terhadap kesenian sehingga mereka ingin
mewariskan dan menunjukan kepada generasi muda agar mengenal kebudayaan
Kabupaten Sambas. Oleh sebab itu instansi pemerintah seperti Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata turut serta melalui program atau event-event
yang telah ditetapkan untuk membantu para seniman dalam mempromosikan.
Melalui program atau event-event, DISPORABUDPAR melibatkan tokoh
masyarakat untuk menonton. Karena DISPORABUDPAR berharap dengan
melibatkan tokoh masyarakat diyakini dapat membangkitkan rasa kecintaan dan
khususnya pada generasi muda juga menyukai kesenian Kabupaten Sambas serta
dapat dfungsikan sebagai bentuk mempromosikan hasil karya para seniman.
Sehingga diharapkan mau turut serta dalam pelestarian kebudayaan dan mengenal
9
kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Sambas. Walaupun mendapatkan
sejumlah hambatan yang dihadapi selama periode 2008-2014 namun tanggung
jawab DISPORABUDPAR patut diacungi jempol. Dengan adanya potensi seniman
Kabupaten Sambas, diharapkan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan
Pariwisata dalam mengapresiasi seniman selalu memperhatikan kesejahteraan para
seniman dengan memberi pembinaan dan motivasi baik kepada tokoh masyarakat
dan generasi muda yang ingin bangkit atau ingin belajar, sehingga dapat terus
mengeksistensikan kesenian Kabupaten Sambas.
Disini bukan hanya para seniman tapi masyarakat Kabupaten Sambas
juga mempunyai tugas dan kewajiban menentukan identitas Kabupaten Sambas,
selain itu juga membutuhkan peran serta Pemerintah khususnya Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang diharapkan dapat memfasilitasi atau
menyediakan gedung kesenian yakni sebagai sarana kegiatan kesenian yang pada
sampai saat ini belum memiliki gedung kesenian di Kabupaten Sambas secara
khusus. Karena keberadaan gedung kesenian sangatlah penting sehingga dapat
menjadi suatu galeri dan pusat kegiatan seni serta alat bantu untuk mempromosikan
hasil karya para seniman Kabupaten Sambas.
Selain fasilitas, pemerintah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sambas adalah dengan mensosialisasikan kesenian
dengan membuat suatu program promosi seperti event-event. Program ini seperti
ini merupakan cara untuk memperkenalkan kebudayaan Kabupaten Sambas ke
tingkat yang lebih luas. Hal ini tentunya berdampak lebih baik sehingga sangat
penting guna memacu peningkatan kesenian sehingga kesejahteraan seniman akan
meningkat.
Dinas pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata selama periode 20082014 sudah mulai serius mengapresiasi para seniman dan mengembangkan
kesenian di Kabupaten Sambas, antara lain dengan memberikan penghargaan
kepada beberapa seniman, turut berapresiasi dalam kegiatan seni dari luar negeri
maupun didalam negeri dengan melibatkan seniman berpotensi yang ada di
Kabupaten Sambas, turut serta dalam melestarikan kesenian tradisional dan
kebudayaan walaupun mendapat sejumlah hambatan namun kewajiban sudah
dilakukan. Sehingga dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat maupun wisatawan
untuk datang ke Kabupaten Sambas mengenal kebudayaan serta kesenian
tradisional.
Pengembangan kesenian di Kabupaten Sambas harus dipandang secara
optimis, karena secara pengamatan, menunjukan bahwa tepatnya generasi muda
Kabupaten Sambas kini tengah melakukan pengembangan diri diantaranya melalui
seni musik dengan menciptakan lagu daerah seperti bertemakan lagu cinta tanpa
meninggalkan esensi kebudayaan seperti dari sisi bahasa, kemudian seni perfilman dan lain-lain. Untuk mendukung kreativitas generasi muda tersebut, tentunya
DISPORABUDPAR sebagai pelayanan terhadap masyarakat yang dapat
menunjang kegiatan kesenian di Kabupaten Sambas. DISPORABUDPAR
mewadahi dengan mengadakan program atau event-event yang dimanfaat sebagai
sarana pertunjukan bagi seniman maupun generasi muda, sehingga kesenian dan
kebudayaan tetap terlihat serta menjadi daya tarik bagi masyarakat lebih luas untuk
mengenal dan melestarikan.
10
Hambatan-Hambatan yang sering dihadapi oleh Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas dalam melestarikan kesenian dan
pelaksanaan program atau event-event, seperti: Minimnya anggaran APBD, SDM
aparatur DISPORABUDPAR, Tidak memiliki fasilitas seperti gedung kesenian.
Hambatan-hambatan tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan,
karena kesenian merupakan hal wajib untuk dilestarikan dan diwariskan secara
turun menurun kepada generasi muda selanjutnya serta berpengaruh terhadap
aktivitas dan produktivas para seniman. Untuk itu Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata mengatasi hambatan tersebut dengan cara sebagai
berikut:
Bekerja sama dengan berbagai pihak
Program kerja atau bentuk fasilitas yang dapat diberikan Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata diantaranya adalah program atau event-event,
Namun minimnya anggaran APBD telah menghambat, sehingga untuk mengatasi
hal tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas harus bisa
mengatasi dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta seperti event organizer
dan pihak donatur seperti perusahaan sawit. Karena anggaran tersebut dapat
digunakan untuk mendukung dan membantu dalam pelaksanaan program.
Dengan memaksimal kinerja SDM aparatur.
Pegawai Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata pada
umumnya bukan berlatar belakang serjana kesenian yang berpengaruh pada
kurangnya pengalaman kerja yang sampai saat dihadapi, hal ini membuat pegawai
DISPORABUDPAR memutar otak untuk memaksimalkan kinerjanya terutama
dalam melaksanakan suatu program, sehingga untuk mengatasi hal tersebut
pegawai Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata berupaya dengan cara
mengevaluasi kegiatan serta bekerja sama terhadap event organizer yang memiliki
pengalaman kerja serta dapat memaksimalkan kegiatan dengan harapan yang
diinginkan.
Memanfaatkan tempat atau gedung-gedung yang ada di Kabupaten Sambas
sebagai tempat pertunjukan
Dalam mensosialisasikan program promosi kepada masyarakat, Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas melalui program
event-event dalam hal ini tempat atau gedung-gedung yang ada di Kabupaten
Sambas merupakan fasilitas yang difungsikan sebagai sarana agar terlaksananya
program sebagaimana sampai saat ini DISPORABUDPAR belum memiliki tempat
atau gedung kesenian secara khusus.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Sambas bergerak sesuai aturan yang telah ditetapkan dan
sudah memenuhi kewajibannya untuk membantu serta memfasilitasi para seniman
maupun generasi muda dalam aktitivas kesenian, namun memiliki sejumlah
keterbatasan dan hambatan-hambatan. Upaya pelestarian kesenian bukan hanya
dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata saja melainkan
bagi semua lapisan masyarakat. Karena dengan adanya upaya tersebut diharapkan
kesenian dan para seniman Kabupaten Sambas dapat lebih diperhatikan dan
diberdayakan dengan semestinya.
11
Keterbatasan Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian tentang Peran Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata ini belum sempurna. Pada saat melaksanakan
penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian yang peneliti hadapi dan temukan di
lapangan. Keterbatasan Penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan penelitian ini relatif pendek padahal kebutuhan
sampel sangat besar. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan
kuesioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak dapat
memberikan informasi lebih. Dana yang dapat disediakan oleh peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini sangat terbatas. Jarak tempuh rumah responden sulit
dijangkau dan ditemui sehingga peniliti hanya mencari responden yang dapat
dijangkau. Sumber revensi dan pedoman skripsi terkait terbatas. Selain keterbatasan
responden, dana, dan sumber reverensi, keterbatasan peneliti juga menjadi satu di
antara keterbatasan di dalam melaksanakan penelitian ini. Di dalam penelitian ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih belum sempurna dikarenakan
kemampuan peneliti yang terbatas dalam menyusun dan melaksanakan penelitian
ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dibentuknya program atau event-event Disporabudpar periode 2008-2014
merupakan bentuk kewajiban sebagai instansi otonomi daerah dalam pelestarian
kebudayaan serta bentuk pelayanan terhadap tokoh masyarakat terutama para
seniman. Tujuan pelaksanaan program atau event-event selain mewadahi para
seniman untuk meningkatkan kesenian dan menjaga kebudayaan melalui kegiatankegiatan event tersebut juga dimaksud untuk menarik minat generasi muda agar
mau mempelajari dan mencintai serta turut melestarikan kebudayaan Kabupaten
Sambas. Hal pokok permasalahan yang menghambat Disporabudpar dalam
menyelenggarai program atau event periode 2008-2014 diantaranya adalah terletak
pada anggaran yang sangat minim, SDM aparatur yang bukan berasal dari serjana
seni serta keterbatasan fasilitas seperti gedung kesenian. Menjalin kerjasama dan
koordinasi terhadap beberapa pihak sebagaimana yang diungkapkan oleh seksi
sarana dan prasarana Disporabudpar merupakan tindakan atau bentuk upaya yang
dapat lakukan guna mengatasi hambatan-hambatan yang berlangsung.
Disporabudpar dalam hal ini tidak memiliki kebijakan secara khusus sehingga
dengan mensosialisasikan serta bekerjasama beberapa pihak pendukung merupakan
alat bantu penyelesaian agar program atau event-event yang di selenggarai tetap
terlaksana.
Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan yang dipaparkan diatas,
Disporabudpar dalam menjalani kewajiban selain sebagai instansi pelayanan
terhadap tokoh masyarakat juga hendaknya lebih meningkatkan hubungan
kerjasama terhadap event organizer maupun pihak lain. Terlepas dari program kerja
Disporabudpar miliki, Dalam hal ini pihak-pihak terkait seperti swasta dapat
12
menunjang kegiatan-kegiatan seni dengan demikian program-program kesenian di
Kabupaten Sambas akan lebih banyak sehingga kesenian semakin meningkat dan
lebih dikenal secara luas di lingkungan masyarakat. Hambatan-hambatan yang ada
merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan, karena hal tersebut sangat
berpengaruh pada peningkatan dan kesejahteraan seorang seniman. Pemerintah
dalam hal ini tentunya harus turut serta menyelesaikan persoalan secara lebih serius
terutama bagian pengelola anggaran sehingga anggaran yang minim agar dapat
teratasi. Disporabudpar dibawah kepemerintahan Kabupaten Sambas pada suatu
sistem kerja dalam memberikan keputusan harusnya berpegang pada pedoman
kebijakan agar dalam penyelesaian permasalahan lebih efektif guna mewujudkan
profesionalisme serta menjadi instansi pemerintah yang berpedoman.
DAFTAR RUJUKAN
Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru.
Friedman, M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.
Jakarta:EGC.s
Kayatomo, Sutomo. 1985. Progam Pembangunan. Bandung: Sinar Baru.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Tyas, H.A. 2006. Seni Musik SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Usman, Rianse, dkk. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung:
Alfabeta
PARIWISATA DALAM MENGAPRESIASI SENIMAN DAERAH
KABUPATEN SAMBAS
2008-2014
Ridho Anugerah, Aloysius Mering, Imma Fretisari
Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak
Email : [email protected]
Abstrak : Latar belakang penelitian ini adalah peranan Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan Dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah Kabupaten
Sambas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Peran Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah
Kabupaten Sambas. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
bentuk penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif,
Sumber data dalam penelitian adalah SDM aparatur DISPORABUDPAR dan
seniman Kabupaten Sambas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan
peranan DISPORABUDPAR dalam mengapresiasi seniman dan terdapat sejumlah
permasalahan diantaranya adalah minimnya anggaran DISPORABUDPAR dalam
menyelenggarai program atau event-event, SDM aparatur DISPORABUDPAR
bukan berlatar belakang serjana seni, DISPORABUDPAR tidak memiliki fasilitas
secara khusus seperti gedung kesenian sehingga berpengaruh pada program kerja.
Kata kunci: Program, Pelaksanaan, Hambatan, Upaya, Kebijakan.
Abstract : The background of this research is the role of the Department of Youth,
Sport, Culture and Tourism in appreciating artists Sambas regency. The purpose of
this research is to describe the role of the Department of Youth, Sport, Culture and
Tourism in appreciating artists Sambas regency. The method in this research is
descriptive method with qualitative approach. The approach is inductive approach,
the sources data of this research are human resource and artists Disporabudpar
Sambas district. Data collection techniques in this research, observation, interviews,
and documentation. The results of this research describing about the role of
Disporabudpar in appreciating the artists and there are a number of problems
including the lack of budget Disporabudpar in organize the programs or events,
human resource Disporabudpar is not graduate from art program, Disporabudpar
have no special facilities, like art gallery so that give the effect to the work program.
Keyword : Program, Implementation, Obstacles, effort, Policy.
1
2
D
inas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata disingkat dengan
Disporabudpar merupakan satu dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan pemerintah Kabupaten Sambas yang masuk dalam kategori
penyelenggara pelayanan umum di bidang pemuda, olahraga, kebudayaan dan
pariwisata. Di antara beberapa bidang tersebut terdapat satu bidang yang sangat
strategis terhadap potensi masyarakat Sambas yang masih sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai adat/budaya, yaitu bidang kebudayaan.
Masyarakat Kabupaten Sambas berperan aktif dalam melestarikan
kebudayaan mereka, hal ini dapat dilihat dari hampir seluruh generasi muda
mengetahui lagu-lagu dan tarian khas daerah bahkan mampu menyanyikan dan
menarikannya, sebagai contoh yaitu lagu Sungai Sambas dan tarian Tandak
Sambas. Hal ini tidak terlepas dari perjuangan para seniman dan tokoh- tokoh
budaya Sambas yang dengan gigih dan tak pernah henti mewarisi nilai-nilai budaya
kepada anak cucu mereka agar apa yang telah diwarisi oleh orang terdahulu mampu
dijaga dan dilestarikan sebagaimana yang diharapkan oleh pewaris seni. Untuk itu
saat ini sangat diperlukan usaha-usaha untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
khas daerah dengan terus menggelar pergelaran seni budaya oleh para seniman dan
tokoh-tokoh budaya Sambas. Dalam usaha ini tentunya para seniman dan tokohtokoh budaya tersebut tidak dapat berjuang sendiri tanpa adanya dukungan dari
pemerintah, dalam hal ini melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan
Pariwisata Khususnya Bidang Kebudayaan.
Pemerintah Kabupaten Sambas menyadari arti pentingnya nilai-nilai
kebudayaan daerah terhadap masa depan daerah. Hal ini dapat terlihat dari upaya
Bupati Sambas dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Sambas Nomor 43 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan adanya Peraturan Bupati
tersebut, Disporabudpar telah dilimpahkan sebagian kewenangan Bupati dalam
mengurus urusan pemerintah terhadap bidang-bidang pemerintahan yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Disporobudpar kabupaten Sambas khususnya Bidang
kebudayaan yang merupakan bidang yang berurusan langsung terhadap
kebudayaan daerah.
Disporabudpar sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 Peraturan Bupati
Nomor 43 Tahun 2008 memiliki fungsi (a) Penyusunan program dan pengendalian
dibidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (b) Perumusan kebijakan
teknis, di bidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (c)
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pemuda,
Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (d) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (e) Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sebagai sebuah organisasi pemerintah yang berhubungan langsung dengan
masyarakat, Disporabudpar diharapkan mampu menjalankan perannya dengan
baik, terlebih lagi dalam hal melestarikan muatan lokal berupa karya seni yang
menjadi identitas daerah (Kabupaten Sambas) dengan mengerahkan segala
kemampuan dalam memberikan perhatian kepada setiap pelaku seni (seniman). Jika
melihat realita kehidupan seniman di Kabupaten Sambas saat ini karya-karya
mereka belum diapresiasi dengan baik, mereka belum cukup mampu untuk
3
mempromosikan karya-karya mereka dikarenakan terkendala biaya yang terbatas,
dan mereka tidak memiliki wadah yang memadai untuk menggelar pertunjukan seni
dalam memperkenalkan karya mereka.
Sambas sebagai kota budaya di Kalimantan Barat harus tetap menunjukkan
eksistensinya sebagai salah satu kiblat kebudayaaan di Kalimantan Barat, dengan
event-event tahunan yang di gelar Disporabudpar dari tahun 2008-2014 di
Kabupaten Sambas, satu diantaranya adalah Festival Bujang-Dare Sambas yang
dilakukan pada tahun 2009 merupakan salah satu bentuk wadah, namun kegiatan
atau event tahunan yang telah dilaksanakan Disporabudpar tentunya belum cukup
apabila tidak disertai dengan program lain untuk menampung seluruh seniman
untuk mewadahi karya seninya atau mempromosikan hasil karya-karya mereka.
Oleh karena itu para seniman sangat berharap kepada pemerintah melalui
Disporabudpar untuk lebih banyak lagi mengadakan program atau event-event
lainnnya yang dapat mendukung dan mewadahi seluruh seniman dalam membantu
maupun memperkenalkan karya-karyanya. Dengan banyaknya program atau eventevent yang diadakan oleh Disporabudpar, para seniman tentunya akan semakin
termotivasi mengembangkan karya-karya seni dan masyarakat terutama para
generasi muda akan semakin tertarik untuk mengenal karya-karya seni khas daerah
mereka, dengan begitu budaya daerah akan tetap terjaga kelestariannya.
Dengan terdapatnya beberapa hambatan atau permasalahan secara langsung
berpengaruh terhadap kesejahteraan dan eksistensi para seniman di Kabupaten
Sambas. Selain itu, berpengaruh juga dalam pendapatan para seniman dikarenakan
dari sekian banyak seniman yang terdapat di Kabupaten Sambas ini tidak semua
memiliki pekerjaan yang tetap, dengan kata lain beberapa seniman Kabupaten
Sambas ini masih bergantung pada hasil karyanya. Para seniman Kabupaten
Sambas masih belum dapat meningkatkan nilai jual karyanya, karena kurang
mendapatkan dukungan dari pemerintah maupun swasta, oleh karena didapatkan
para seniman Kabupaten Sambas ini bergerak secara mandiri. Dengan demikian
diharapkan kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan dengan serius dan
perlunya kebijakan serta upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut
agar citra kesenian Sambas tetap terlihat dan terjaga.
Menurut Friedman M, (1998:286) yang mengatakan bahwa peran
didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut. Sutomo Kayatomo (1985:162) yang mengatakan bahwa
program adalah rangkaian aktifitas yang mempunyai saat permulaan yang harus
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan suatu tujuan.
Menurut Aminuddin (1987:34) apresiasi adalah menghargai, menilai,
mengerti. Apresiasi mengandung makna pengelanan melalui perasaan atau
kepekaan batin dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahaan yang diungkapkan
pengarang. Sedangkan Menurut Tyas (2006:34) apresiasi adalah menilai dan
menghargai suatu karya seni. Dengan demikian apresiasi terhadap keseniasn daerah
adalah menilai dan menghargai musik dan tarian yang diwarisi seniman daerah.
Menurut Sumardjo (2000:80) manusia yang kreatif adalah manusia yang
menghayati dan menjalankan kebebasan dirinya secara mutlak. Orang yang kreatif
4
selalu dalam kondisi kacau, ricuh, kritis, gawat, mencari-cari, mencoba-coba untuk
menemukan sesuatu yang pernah ada dari tatanan budaya yang pernah
dipelajarinya. Disamping itu juga, menurut Sumardjo (2000:37) seni sering ditinjau
dari sudut penciptanya, sebab tak akan ada karya atau benda seni tanpa penciptanya,
yakni seniman.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif karena bentuk
penyajian data, langkah analisis data, dan simpulan dalam penelitian ini
disampaikan dalam bentuk kalimat, uraian atau pernyataan-pernyataan. Sesuai
dengan pernyataan Usman dan Abdi (2009:7), penelitian kualitatif adalah meneliti
subyek penelitian atau informan dalam lingkungan hidup kesehariannya. Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan
induktif. Menurut Moleong (2004:5), pendekatan induktif digunakan karena
beberapa alasan, yaitu: Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataankenyataan ganda yang terdapat dalam data, Pendekatan ini lebih dapat membuat
hubungan peneliti dengan responden menjadi lebih eksplisit, dapat dikenal dan
akuntabel lebih menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan
keputusan tentang dapat tidaknya kepada suatu latar lainnya, Lebih dapat
menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan hubungan,
Memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari anlitik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepada Uray Safari.Amd selaku
kasi sarana dan prasarana bidang kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
Dan Pariwisata, serta informan yang benar-benar memahami dan mengetahui
tentang peranan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam
mengapresiasi seniman daerah Kabupaten Sambas yaitu Bulyan Mustafa selaku
seniman musik yang bertempat tinggal dijalan anom (pemangkat), Djohan selaku
seniman tari yang bertempat tinggal di jalan Pembangunan (Pemangkat), Abah Ali
selaku seniman musik dan tari yang bertempat tinggal di Pemangkat, Adam Malik
selaku seniman musik yang bertempat tinggal desa Lubuk Dagang (Sambas),
Aklima selaku seniwati tari yang bertempat tinggal di jalan pendidikan (Sambas).
Data dalam penelitian ini yaitu yang berkaitan dengan peran Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah
Kabupaten Sambas. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan
kasi sarana dan prasaran budaya tentang bentuk, proses, dan hasil kegiatan
revitalisasi. Data yang diperoleh berupa data mengenai program, pelaksanaan,
hambatan dan upaya Disporabudpar di Kabupaten Sambas.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Alat pengumpul data penelitian ini peneliti sebagai instrumen
utama. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan perpanjangan
pengamatan, triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dalam rangka mengembangkan potensi kebudayaan dan pariwisata agar
lebih berkualitas, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sambas selaku penanggung jawab teknis penyelenggaraan pembangunan daerah
khususnya dalam bidang kebudayaan berkewajiban menyusun Rencana Kerja
(Renja) pada tahun 2008-2014 sebagai acuan dalam pelaksanaan penyusunan
program dan kegiatan pada tahun berkenaan. Dengan demikian Disporabudpar
menyelenggarakan program kerja satu diantaranya yakni melalui event tahunan,
sebagai berikut:
NO
Nama Kegiatan
Program Bidang Kesenian
Tanggal
Tujuan Kegiatan
Pelaksanaan
Narasumber
1
Festival Budaya
Melayu
Kabupaten
Sambas :
Festival
bujang dan
dare
Festival
pelaminan
Festival tari
kreasi daerah
Festival
musik
alternatif
Festival
bejelujur dan
berkesah
Memperkenalkan 26 Juni s/d 3 Juli
kesenian-kesenian tahun 2008
dan kreatifitas
praktisi seni yang
ada di Kabupaten
Sambas
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Adam Malik
mengetahui
Abah ali
turut
menyaksikan
Aklima
sebagai tamu
undangan
2
Festival Terang
Bulan (TARBUS)
Melestarikan
kesenian dan
budaya seperti
tarian, permainan
rakyat, qasidah
serta musik
Bulyan
Musthafa
sebagai
tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai
tamu
undangan
22 s/d 23 maret
2009 dan 2010
6
3
Festival Musik
Tidak ada data
Tahun 2010
4
Festival Tari
Kreasi
Meningkatkan
kreatifitas praktisi
seni
9 s/d 10 juli 2011
5
Festival Bujang
Dare Sambas
Mempromosikan
budaya daerah
Tahun 2009 dan
2012
6
Festival Seni
Keraton
Nusantara (FKN)
Memperkenalkan
khazanah budaya
istana sambas
Tahun 2010-2012
7
Festival Tari
Tradisional
Mempromosikan
kebudayaan
Kabupaten
Sambas
16 s/d 17 juni
2012
8
Festival Seni
Budaya Melayu
Kalimantan Barat
Meningkatkan
kreatifitas praktisi
seni
24 s/d 31 Agustus
2013
9
Festival Budaya
Bumi
Khatulistiwa
(FBBK)
Menggali dan
melestarikan serta
mengembangkan
seni budaya
Kalimantan Barat
11 November
tahun 2010 dan
11 November
2014
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai tamu
undangan
Adam Malik
mengetahui
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Aklima
sebagai
peserta
Bulyan
Musthafa
sebagai tamu
undangan
Djohan
sebagai
peserta
Adam Malik
sebagai tamu
undangan
7
10
Festival khatam
al-quran
Memperingati
23 Januari 2014
Maulid Nabi
Muhammad SAW
1435H
Aklima
sebagai tamu
undangan
Adam Malik
sebagai tamu
undangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dibentuknya program
atau event-event periode 2008-2014 merupakan bagian tugas pokok dan fungsi serta
kewajiban DISPORABUDPAR sebagai instansi otonomi daerah dalam pelestarian
kebudayaan serta pelayanan terhadap tokoh masyarakat terutama para seniman.
Pelaksanaan program bidang kesenian
Tujuan pelaksanaan program atau event-event selain mewadahi para
seniman untuk meningkatkan kesenian dan menjaga kebudayaan melalui kegiatankegiatan event tersebut juga dimaksud untuk menarik minat generasi muda agar
mau mempelajari dan mencintai serta turut melestarikan kebudayaan Kabupaten
Sambas. Dalam hal ini agar kesenian semakin meningkat dan kebudayaan
Kabupaten Sambas lebih dikenal secara luas di lingkungan masyarakat serta
menjadi daya tarik bagi wisatawan tentunya dengan lebih banyak lagi mengadakan
program atau event-event guna menampung dan menunjang seluruh seniman yang
ada di Kabupaten Sambas dalam membantu secara optimal.
Hambatan program bidang kesenian
Hal utama yang menjadi permasalahan DISPORABUDPAR dalam
menyelenggarai program atau event-event yakni terletak pada anggaran yang sangat
minim, sehingga dengan demikian berpengaruh pada program kerja atau eventevent yang diselenggarai. SDM aparatur yang menjadi kendala kedua yang dihadapi
DISPORABUDPAR karena pada umumnya bukan berlatar belakang dari serjana
kesenian yang mengalami kurangnya dari segi pengalaman didunia kesenian
tentunya dalam hal ini DISPORABUDPAR seharusnya mengambil langkah yang
lebih baik seperti halnya dengan menerima atau merekrut calon pegawai yang
berserjana kesenian. Selain itu juga, fasilitas seperti gedung kesenian yang sampai
saat ini belum terealisasikan oleh pemerintah Kabupaten Sambas dan berpengaruh
pada kemajuan atau peningkatan khususnya di bidang kesenian. Dengan demikian
pemerintah sebagai otonomi daerah, penyalur serta dinas pelayanan terhadap tokoh
masyarakat yang menghadapi beberapa hambatan didalamnya tentunya dapat
menindak lanjuti agar tercapainya program kerja yang maksimal.
Upaya dalam mengatasi hambatan
Menjalin kerjasama dan koordinasi terhadap beberapa pihak merupakan
tindakan atau bentuk upaya DISPORABUDPAR guna mengatasi hambatanhambatan yang berlangsung pada periode 2008-2014, diantaranya ketersediaan
dana honorarium namun dalam hal ini upaya yang telah dilakukan bukan
merupakan satu-satunya cara untuk mensukseskan setiap program atau event-event
dan yang akan dilakukan terus-menerus sehingga akan berdampak saling
ketergantungan. Pemerintah dalam hal ini tentunya harus turut menyelesaikan
8
persoalan tersebut terutama dalam mengatasi anggaran yang minim agar
permasalahan tersebut hal teratasi dan tidak terulang kembali, sehingga program
kerja lebih transparan guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Kebijakan DISPORABUDPAR
DISPORABUDPAR dalam penyelesaian dan tindaklanjut guna
mewujudkan kesuksesan program kerja yang berlangsung pada periode 2008-2014,
dalam hal ini tidak memiliki kebijakan secara khusus sebagaimana dijelaskan salah
satu seksi bidang kebudayaan DISPORABUDPAR. Sehingga dengan
mensosialisasikan serta bekerjasama beberapa pihak pendukung merupakan alat
bantu penyelesaian agar program atau event-event yang di selenggarai tetap
terlaksana. DISPORABUDPAR dibawah kepemerintahan Kabupaten Sambas pada
suatu sistem kerja dalam memberikan keputusan harusnya berpegang pada
pedoman kebijakan agar dalam penyelesaian permasalahan lebih efektif guna
mewujudkan profesionalisme serta menjadi instansi pemerintah yang berpedoman.
Pembahasan
Dari hasil penelitian tentang Peranan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
Dan Pariwisata dalam mengapresiasi seniman daerah Kabupaten Sambas, dapat
disimpulkan bahwa Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata selain
memiliki tugas pokok dan fungsi dalam melestarikan kesenian, juga simpatik
terhadap kegiatan para seniman dan kebudayaan Kabupaten Sambas, sebagaimana
yang telah tercantum tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata yang telah ditetapkan.
Sebagai Kabupaten kebudayaan, Kabupaten Sambas memiliki identitas
kaya akan berbagai suku seperti suku Melayu, Dayak, Tionghoa, Banjar, Jawa,
Batak, dan Minangkabau tumbuh berkembang menjadi satu di Kabupaten Sambas.
Dari peninggalan orang terdahulu antara lain adalah kesenian tradisional yang
sampai saat ini beberapa kesenian masih bertahan berkat campur tangan para
seniman Kabupaten Sambas dan tanggung jawab instansi pemerintah terutama
Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata yang berperan sebagai
pelestarian kebudayaan. Jadi dapat dikatakan Kabupaten Sambas kaya akan budaya.
Kesenian tradisional merupakan citra kesenian bagi Kabupaten Sambas
yang keberadaannya mungkin sudah mulai ditinggalkan secara perlahan. Tapi disini
para seniman tidak serta merta menyerah pada perkembangan jaman, para seniman
berusaha melestarikan seni budaya yang menjadi ikon Kabupaten Sambas sejak
dahulu, demi kecintaan mereka terhadap kesenian sehingga mereka ingin
mewariskan dan menunjukan kepada generasi muda agar mengenal kebudayaan
Kabupaten Sambas. Oleh sebab itu instansi pemerintah seperti Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata turut serta melalui program atau event-event
yang telah ditetapkan untuk membantu para seniman dalam mempromosikan.
Melalui program atau event-event, DISPORABUDPAR melibatkan tokoh
masyarakat untuk menonton. Karena DISPORABUDPAR berharap dengan
melibatkan tokoh masyarakat diyakini dapat membangkitkan rasa kecintaan dan
khususnya pada generasi muda juga menyukai kesenian Kabupaten Sambas serta
dapat dfungsikan sebagai bentuk mempromosikan hasil karya para seniman.
Sehingga diharapkan mau turut serta dalam pelestarian kebudayaan dan mengenal
9
kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Sambas. Walaupun mendapatkan
sejumlah hambatan yang dihadapi selama periode 2008-2014 namun tanggung
jawab DISPORABUDPAR patut diacungi jempol. Dengan adanya potensi seniman
Kabupaten Sambas, diharapkan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan
Pariwisata dalam mengapresiasi seniman selalu memperhatikan kesejahteraan para
seniman dengan memberi pembinaan dan motivasi baik kepada tokoh masyarakat
dan generasi muda yang ingin bangkit atau ingin belajar, sehingga dapat terus
mengeksistensikan kesenian Kabupaten Sambas.
Disini bukan hanya para seniman tapi masyarakat Kabupaten Sambas
juga mempunyai tugas dan kewajiban menentukan identitas Kabupaten Sambas,
selain itu juga membutuhkan peran serta Pemerintah khususnya Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang diharapkan dapat memfasilitasi atau
menyediakan gedung kesenian yakni sebagai sarana kegiatan kesenian yang pada
sampai saat ini belum memiliki gedung kesenian di Kabupaten Sambas secara
khusus. Karena keberadaan gedung kesenian sangatlah penting sehingga dapat
menjadi suatu galeri dan pusat kegiatan seni serta alat bantu untuk mempromosikan
hasil karya para seniman Kabupaten Sambas.
Selain fasilitas, pemerintah khususnya Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sambas adalah dengan mensosialisasikan kesenian
dengan membuat suatu program promosi seperti event-event. Program ini seperti
ini merupakan cara untuk memperkenalkan kebudayaan Kabupaten Sambas ke
tingkat yang lebih luas. Hal ini tentunya berdampak lebih baik sehingga sangat
penting guna memacu peningkatan kesenian sehingga kesejahteraan seniman akan
meningkat.
Dinas pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata selama periode 20082014 sudah mulai serius mengapresiasi para seniman dan mengembangkan
kesenian di Kabupaten Sambas, antara lain dengan memberikan penghargaan
kepada beberapa seniman, turut berapresiasi dalam kegiatan seni dari luar negeri
maupun didalam negeri dengan melibatkan seniman berpotensi yang ada di
Kabupaten Sambas, turut serta dalam melestarikan kesenian tradisional dan
kebudayaan walaupun mendapat sejumlah hambatan namun kewajiban sudah
dilakukan. Sehingga dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat maupun wisatawan
untuk datang ke Kabupaten Sambas mengenal kebudayaan serta kesenian
tradisional.
Pengembangan kesenian di Kabupaten Sambas harus dipandang secara
optimis, karena secara pengamatan, menunjukan bahwa tepatnya generasi muda
Kabupaten Sambas kini tengah melakukan pengembangan diri diantaranya melalui
seni musik dengan menciptakan lagu daerah seperti bertemakan lagu cinta tanpa
meninggalkan esensi kebudayaan seperti dari sisi bahasa, kemudian seni perfilman dan lain-lain. Untuk mendukung kreativitas generasi muda tersebut, tentunya
DISPORABUDPAR sebagai pelayanan terhadap masyarakat yang dapat
menunjang kegiatan kesenian di Kabupaten Sambas. DISPORABUDPAR
mewadahi dengan mengadakan program atau event-event yang dimanfaat sebagai
sarana pertunjukan bagi seniman maupun generasi muda, sehingga kesenian dan
kebudayaan tetap terlihat serta menjadi daya tarik bagi masyarakat lebih luas untuk
mengenal dan melestarikan.
10
Hambatan-Hambatan yang sering dihadapi oleh Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas dalam melestarikan kesenian dan
pelaksanaan program atau event-event, seperti: Minimnya anggaran APBD, SDM
aparatur DISPORABUDPAR, Tidak memiliki fasilitas seperti gedung kesenian.
Hambatan-hambatan tersebut merupakan permasalahan yang harus diselesaikan,
karena kesenian merupakan hal wajib untuk dilestarikan dan diwariskan secara
turun menurun kepada generasi muda selanjutnya serta berpengaruh terhadap
aktivitas dan produktivas para seniman. Untuk itu Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata mengatasi hambatan tersebut dengan cara sebagai
berikut:
Bekerja sama dengan berbagai pihak
Program kerja atau bentuk fasilitas yang dapat diberikan Dinas Pemuda
Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata diantaranya adalah program atau event-event,
Namun minimnya anggaran APBD telah menghambat, sehingga untuk mengatasi
hal tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas harus bisa
mengatasi dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta seperti event organizer
dan pihak donatur seperti perusahaan sawit. Karena anggaran tersebut dapat
digunakan untuk mendukung dan membantu dalam pelaksanaan program.
Dengan memaksimal kinerja SDM aparatur.
Pegawai Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata pada
umumnya bukan berlatar belakang serjana kesenian yang berpengaruh pada
kurangnya pengalaman kerja yang sampai saat dihadapi, hal ini membuat pegawai
DISPORABUDPAR memutar otak untuk memaksimalkan kinerjanya terutama
dalam melaksanakan suatu program, sehingga untuk mengatasi hal tersebut
pegawai Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata berupaya dengan cara
mengevaluasi kegiatan serta bekerja sama terhadap event organizer yang memiliki
pengalaman kerja serta dapat memaksimalkan kegiatan dengan harapan yang
diinginkan.
Memanfaatkan tempat atau gedung-gedung yang ada di Kabupaten Sambas
sebagai tempat pertunjukan
Dalam mensosialisasikan program promosi kepada masyarakat, Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sambas melalui program
event-event dalam hal ini tempat atau gedung-gedung yang ada di Kabupaten
Sambas merupakan fasilitas yang difungsikan sebagai sarana agar terlaksananya
program sebagaimana sampai saat ini DISPORABUDPAR belum memiliki tempat
atau gedung kesenian secara khusus.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Sambas bergerak sesuai aturan yang telah ditetapkan dan
sudah memenuhi kewajibannya untuk membantu serta memfasilitasi para seniman
maupun generasi muda dalam aktitivas kesenian, namun memiliki sejumlah
keterbatasan dan hambatan-hambatan. Upaya pelestarian kesenian bukan hanya
dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata saja melainkan
bagi semua lapisan masyarakat. Karena dengan adanya upaya tersebut diharapkan
kesenian dan para seniman Kabupaten Sambas dapat lebih diperhatikan dan
diberdayakan dengan semestinya.
11
Keterbatasan Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian tentang Peran Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata ini belum sempurna. Pada saat melaksanakan
penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian yang peneliti hadapi dan temukan di
lapangan. Keterbatasan Penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan penelitian ini relatif pendek padahal kebutuhan
sampel sangat besar. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan
kuesioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak dapat
memberikan informasi lebih. Dana yang dapat disediakan oleh peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini sangat terbatas. Jarak tempuh rumah responden sulit
dijangkau dan ditemui sehingga peniliti hanya mencari responden yang dapat
dijangkau. Sumber revensi dan pedoman skripsi terkait terbatas. Selain keterbatasan
responden, dana, dan sumber reverensi, keterbatasan peneliti juga menjadi satu di
antara keterbatasan di dalam melaksanakan penelitian ini. Di dalam penelitian ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih belum sempurna dikarenakan
kemampuan peneliti yang terbatas dalam menyusun dan melaksanakan penelitian
ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dibentuknya program atau event-event Disporabudpar periode 2008-2014
merupakan bentuk kewajiban sebagai instansi otonomi daerah dalam pelestarian
kebudayaan serta bentuk pelayanan terhadap tokoh masyarakat terutama para
seniman. Tujuan pelaksanaan program atau event-event selain mewadahi para
seniman untuk meningkatkan kesenian dan menjaga kebudayaan melalui kegiatankegiatan event tersebut juga dimaksud untuk menarik minat generasi muda agar
mau mempelajari dan mencintai serta turut melestarikan kebudayaan Kabupaten
Sambas. Hal pokok permasalahan yang menghambat Disporabudpar dalam
menyelenggarai program atau event periode 2008-2014 diantaranya adalah terletak
pada anggaran yang sangat minim, SDM aparatur yang bukan berasal dari serjana
seni serta keterbatasan fasilitas seperti gedung kesenian. Menjalin kerjasama dan
koordinasi terhadap beberapa pihak sebagaimana yang diungkapkan oleh seksi
sarana dan prasarana Disporabudpar merupakan tindakan atau bentuk upaya yang
dapat lakukan guna mengatasi hambatan-hambatan yang berlangsung.
Disporabudpar dalam hal ini tidak memiliki kebijakan secara khusus sehingga
dengan mensosialisasikan serta bekerjasama beberapa pihak pendukung merupakan
alat bantu penyelesaian agar program atau event-event yang di selenggarai tetap
terlaksana.
Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan yang dipaparkan diatas,
Disporabudpar dalam menjalani kewajiban selain sebagai instansi pelayanan
terhadap tokoh masyarakat juga hendaknya lebih meningkatkan hubungan
kerjasama terhadap event organizer maupun pihak lain. Terlepas dari program kerja
Disporabudpar miliki, Dalam hal ini pihak-pihak terkait seperti swasta dapat
12
menunjang kegiatan-kegiatan seni dengan demikian program-program kesenian di
Kabupaten Sambas akan lebih banyak sehingga kesenian semakin meningkat dan
lebih dikenal secara luas di lingkungan masyarakat. Hambatan-hambatan yang ada
merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan, karena hal tersebut sangat
berpengaruh pada peningkatan dan kesejahteraan seorang seniman. Pemerintah
dalam hal ini tentunya harus turut serta menyelesaikan persoalan secara lebih serius
terutama bagian pengelola anggaran sehingga anggaran yang minim agar dapat
teratasi. Disporabudpar dibawah kepemerintahan Kabupaten Sambas pada suatu
sistem kerja dalam memberikan keputusan harusnya berpegang pada pedoman
kebijakan agar dalam penyelesaian permasalahan lebih efektif guna mewujudkan
profesionalisme serta menjadi instansi pemerintah yang berpedoman.
DAFTAR RUJUKAN
Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru.
Friedman, M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.
Jakarta:EGC.s
Kayatomo, Sutomo. 1985. Progam Pembangunan. Bandung: Sinar Baru.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Tyas, H.A. 2006. Seni Musik SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Usman, Rianse, dkk. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung:
Alfabeta