M. Nur Hidayat Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang E-mail: hiday4t_78yahoo.co.id Abstrak - OTORITAS PEMERINTAH DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH PERSPEKTIF FIQH SIYÂSAH YUSUF QARDHAWI.

OTORITAS PEMERINTAH DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH PERSPEKTIF FIQH SIYÂSAH YUSUF QARDHAWI.

M. Nur Hidayat

Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang E-mail: hiday4t_78@yahoo.co.id

Abstrak

The disparity of determining the early month of Qamariyah in Indonesia is a common phenomenon every year. Therefore, the government, through Ministry of Religious Affairs tries to find a solution for

the problem. The focus of this study is to discuss the government’s authority in determining the early month of Qamariyah based on Yusuf Qardhawi’s Political Fiqh Perspective. As a result, the study shows that the government, the Ministry of Religious Affairs of Indonesia, has an authority in determining the early month of Qamariyah. Meanwhile, Islamic organizations or other mass organizations have no authority at all. But, they deserve in announcing after receiving the information from government. Furthermore, the government’s decision is considered as an obligation which has to be obeyed for those having no ability in determining the early month of Qamariyah (independent-ijtihad).

Perbedaan penetapan awal bulan Qamariyah di Indonesia menjadi sebuah fenomena dalam setiap tahun. Guna menjembatani perbedaan tersebut, pemerintah mengambil langkah solutif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Fokus penelitian ini adalah untuk mendiskusikan otoritas pemerintah dalam penetapan awal bulan Qamariyah perspektif fiqh siyâsah Yusuf Qardhawi. Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI mempunyai otoritas dalam menetapkan (itsbât) awal bulan Qamariyah. Sedangkan organisasi ataupun ormas Islam di luar pemerintah pada hakikatnya tidak mempunyai otoritas dalam menetapkan awal bulan Qamariyah, akan tetapi hanya sekedar mengumumkan (ikhbâr) terkait dengan awal bulan qamariyah. Selanjutnya mengenai keputusan pemerintah, pada dasarnya wajib diikuti bagi mereka yang tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan ijtihad sendiri dalam menentukan awal bulan Qamariyah.

Kata kunci: Awal Bulan Qamariyah, Pemerintah, Fiqh Siyâsah

Penetuan awal bulan Qamariyah penting arti- Di Indonesia, tercatat beberapa kali perbedaan nya bagi umat Islam. Hal ini karena selain untuk

pe netapan awal bulan Qamariyah. Di antaranya me nen tukan hari-hari besar, penentuan awal bulan

pada tahun 1997, 1998, 2007 dan pada tahun 2011. 2 juga penting untuk menentukan awal bulan Rama-

Salah satu penyebab terjadinya perbedaan ter sebut, dhan, Syawal dan Dzulhijjah. Persoalan ter sebut

disebabkan adanya perbedaan metode yang di per- menyangkut “wajib ‘ain” bagi setiap umat Islam

gunakan. Di kalangan ulama ahli falak, ada dua dalam menunaikan ibadah puasa Ramadhan, mem-

metode yang mashur dipergunakan. Di antaranya bayar zakat fitrah serta ibadah haji. Persoalan pe-

metode hisab dan rukyat. 3 Perbedaan tersebut agaknya netapan awal bulan Qamariyah tidak seperti halnya

me nimbulkan psikis umat Islam menjadi tidak sehat. penentuan waktu shalat dan arah qiblat, yang

Masyarakat akhirnya terombang-ambing, kapan harus tampak nya setiap orang sepakat terhadap hasil hisab.

meng akhiri atau meneruskan puasanya. Belum lagi Namun penentuan awal bulan ini menjadi persoalan

masya rakat harus mempersiapkan segala kebutuhan yang diperselisihkan tentang ”metode” yang diper- gunakannya. 1

2 Hari Idul Fitri Bisa Berbeda, Kompas, 26 Agustus 2011. Baca juga di http://nasional.kompas.com/read/2011/08/26/2124008/Hari.Idul.Fitri.Bisa. Berbeda. Diakses pada tanggal 16 November 2011

3 Murtadho, Imkân al-Rukyat Dalam Penentuan awal Bulan Qamariyah: 1 Departemen Agama RI, Alamanak Hisab Rukyat, (Jakarta: Proyek

Perspektif Syariah dan Astronomi Manhaj Nahdlatul Ulama, El-Qisth Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981), h. 18

Jurnal Hukum, (2007), h. 293-294

M. Nur Hidayat, Otoritas Pemerintah Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah... ~ 79

ter kait dengan persiapan pelaksanaan sholat Idul Dengan memperhatikan kandungan hukum dari Fitri ataupun mengeluarkan dan membagikan zakat.

ayat tersebut. Bahwa pemerintah dalam hal perintah- Bahkan lebih ekstrim lagi, perbedaan tersebut

nya wajib dipatuhi dan dilaksanakan, sebatas perintah disinyalir karena terjadi perbedaan pandangan

ter sebut tidak menyuruh kepada kemungkaran. politik. 4 Dengan demikian, masyarakat selalu melihat

Nampak nya ayat tersebut dijustifikasi dengan kaidah adanya perbedaan ketimbang persatuan dan kesatuan

fikih yang berbunyi:

yang indah. “Keputusan pemerintah itu mengikat (wajib

Adanya sikap saling menghargai dan toleransi dipatuhi) dan menghilangkan silang pendapat.” yang dimiliki umat Islam atas adanya perbedaan

penetapan awal bulan Qamariyah, sangatlah di- Dengan demikian, berpijak dari ayat al-Qur’an perlukan dan perlu digalakkan. Akan tetapi, sikap

dan kaidah fikih di atas, masalah-masalah keagamaan tersebut harus diikuti oleh ikhtiar konkrit untuk

yang mempunyai relasi dengan urusan sosial ke- melakukan upaya taqrîb (pendekatan) menuju ke-

masya rakatan, pemerintah berhak ikut campur dan satuan dan penyatuan umat. Masalah penetapan awal

m e mutuskan. Keputusan tersebut pada dasarnya ber- bulan, dimungkinkan akan terjadinya perbedaan akibat

sifat memaksa (binding/ilzâm). (salah satunya) perbedaan metode yang digunakan.

Namun persoalannya, sistem pemerintahan Namun persoalan tersebut termasuk dalam kategori

di Indonesia bukanlah sistem pemerintahan Islam fiqh ijtima’i (ketentuan fikih yang memiliki dimensi

sebagai mana dipraktekkan Nabi pada zaman dahulu. sosial), sehingga membutuhkan pengaturan ulîl amri

Baga i mana jika pemerintah tersebut mengeluarkan untuk kepentingan ketertiban. 5 perintah atau kebijakan terkait dengan permasalahan

Maka dari itu, dalam hal penetapan awal bulan, agama? Apakah perintah tersebut harus dipatuhi campur tangan ulîl amri sangatlah menentukan pera-

sebagaimana dahulu?

nan yang sangat signifikan. Di Indonesia, peranan Persoalan aktual ini akan menarik jika dikaji ulîl amri pada dasarnya sudah teraplikasikan me lalui

dengan fiqh Siyâsah, yang tujuan dari fikih tersebut Kementerian Agama Republik Indonesia. Ke men-

adalah kemaslahatan umat. Dalam pergumulan pem- terian Agama dalam hal ini bertindak sebagai repre-

bahasan fiqh Siyâsah, ada banyak ulama klasik dan sentasi pemerintah dalam menetapkan awal bulan.

kontemporer yang fokus dalam pembahasan tersebut. Namun realita di lapangan, keputusan yang telah

Namun dari beberapa ulama-ulama, penulis memilih dikeluarkan oleh pemerintah (Kementerian Agama)

untuk mengupas lebih jauh dengan menggunakan tidak sepenuhnya bulat dilaksanakan oleh semua

fiqh Siyâsah perspektif Yusuf Qardhawi. Alasan golongan masyarakat. Padahal dalam kepanitiaannya

yang mendasari penulis adalah, Yusuf Qardhawi melibatkan seluruh ormas-ormas besar Islam, seperti

meru pakan seorang ulama kontemporer yang hidup Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, dan

pada zaman sekarang dan faham terhadap sistem- lembaga-lembaga ilmiah seperti Lembaga Anta riksa

sistem pe me rintahan modern, seperti demokrasi Dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan Obser-

yang sekarang dianut oleh Indonesia. Di samping itu, vatorium Boscha. 6 Padahal dalam al-Qur’an telah di-

Qardhawi juga mempunyai konsep negara Islam yang jelaskan sebagaimana berikut:

detail dibandingkan dengan ulama-ulama yang lain. Berangkat dari permasalah inilah, peneliti bermaskud

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah meng adakan penelitian lebih jauh terkait dengan pe- dan taatilah Rasul (Nya), dan ulîl amri di antara

netapan awal bulan Qamariyah oleh pemerintah. kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat

tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah

Pengertian Awal Bulan Qamariyah

(Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar- Sebagaimana diketahui bahwa perjalanan waktu benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

di bumi ini ditandai dengan peredaran benda-benda yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih

langit, terutama matahari dan bulan. Hal ini se bagai- baik akibatnya.” (QS: al-Nisa’ (04): 59)

mana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang berbunyi:

4 http://www.detiknews.com/read/2011/08/30/101326/1713447/103/beda- sikap-politik-beda-hari-raya, Diakses pada tanggal 16 November 2011

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar

5 Asrorun Ni’am, “Idul Fitri Mazhab Negara”, http://www.mui.or.id/index. php?option=com_content&view=article&id=541:idul-fitri-madzhab-

dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-

negara&catid=35:materi-artikel&Itemid=56, diakses pada tanggal 16

manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan

November 2011 6 Asrorun Ni’am, “Idul Fitri,

itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

80 ~ Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm 78-91

per hitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang harfiah, Imkân Al-Rukyah berarti kemungkinan hilâl demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan

terlihat. Sedangkan dalam bahasa Inggris biasanya tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang

diistilahkan dengan visibilitas hilal. yang mengetahui. (QS: Yunus (10): 5).” Selain memperhitungkan wujudnya hilal di atas ufuk, pelaku hisab juga memperhitungkan faktor-

Benda-benda langit yang dianggap paling faktor lain yang memungkinkan terlihatnya hilal.

penting menurut ahli falak adalah bulan, matahari dan Faktor yang menentukan terlihatnya hilal bukan hanya bumi. Selanjutnya dari ayat tersebut, ulama-ulama ke beradaanya di atas ufuk, melainkan ketinggian dan falak menjadikan peredaran bulan mengelilingi posisinya yang cukup jauh dari arah matahari. Kriteria bumi menjadi kaidah penyusunan bulan qamariyah, itu didasarkan pada hasil rukyat jangka panjang yang sedang kan peredaran bumi mengelilingi matahari dihitung secara hisab, sehingga dua pendapat hisab menjadi penentuan bulan syamsiyah dan waktu- dan rukyat dapat terakomodasi. Kriteria itu digunakan waktu shalat. 7 untuk menghindari rukyat yang meragukan dan di- Secara garis besar, ada dua macam sistem pe- gunakan untuk penentuan awal bulan berdasarkan nang galan. Yakni sistem penanggalan yang didasar- hisab. Dengan demikian diharapkan hasil hisab dan kan pada peredaran bumi menggelilingi mata hari yang

rukyat akan selalu seragam. 10

dikenal dengan sistem syamsiyah atau tahun surya Kriteria Imkân al-Rukyah, merupakan kriteria dan yang didasarkan pada peredaran bulan me nge- dalam penentuan awal bulan Qomariyah, yang posisi- lilingi bumi yang dikenal dengan sistem qamariyah

nya menjembatani antara kriteria Rukyah al-Hilâl dan kriteria Wujud al-Hilâl. Kriteria ini banyak diper-

atau lunar system. 8

Dalam kalender Islam, hari dihitung sejak gunakan oleh pemerintah-pemerintah di ASEAN matahari terbenam, awal bulan Qamariyah dihitung dalam menentukan awal bulan Qomariyah. Kemudian sejak ijtima’ atau terjadi penampakan hilâl. Periode muncul dalam penanggalan hijriyah standard empat dari ijtima’ ke ijtima’ berikutnya tersebut sebagai negara ASEAN, kriteria ini ditetapkan berdasarkan periode bulan sinodis (syahr iqtironi). Masa antara

menteri-menteri Agama Brunei dua ijtima’ inilah yang sering disebut sebagai usia

musya warah

Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura bulan yang hakiki.

(MABINS).

Dari uraian di atas, kemudian muncul paradigma Menurut musyawarah tersebut, Awal bulan ter-

awal bulan Qamariyah berdasarkan persepsi yang jadi jika: Pertama, Pada saat matahari terbenam, ke- ber beda-beda. Awal bulan Qamariyah menurut ahli ting gian (altitude) hilal di atas cakrawala minimum 2°, hisab adalah adanya hilal di atas ufuk pada saat dan sudut elongasi (jarak lengkung) hilal dan Matahari mata hari terbenam sedangkan ahli rukyat memberi minimum 3°. Ketinggian 2° ini merupakan Kriteria keten tuan adanya hilal di atas ufuk pada waktu yang dibuat berdasarkan pengalamanan rukyatul hilal matahari terbenam dan dapat di rukyat. Adapun pakar di Indonesia selama puluhan tahun, walau pun secara astronomi menyatakan bahwa awal bulan terjadi sejak internasional sangat diragukan posisi 2° hilal bisa di terjadinya konjungsi (ijtima’ al-hilâl) segaris antara

lihat karena masih terlalu rendah. Kedua, Pada saat matahari terbenam, usia hilal lebih 8 jam dihitung

matahari dan bulan. 9

Metode Dan Mekanisme Penetapan Awal Bulan

sejak ijtimak, sehingga cahaya hilal telah mencapai

Qamariyah Pemerintah

standar hilal kemungkinan bisa dilihat. 11 Dalam rangka memberikan jalan tengah

Sebelum diadakanya sidang itsbât awal bulan (problem solving) dalam permasalahan awal bulan

Qamariyah, terlebih dahulu pemerintah melakukan Qama riyah di Indonesia, yang sampai sekarang ini

kegiatan rukyah al-hilâl (pengamatan bulan). Ada- masih terjadi perdebatan antar ormas Islam yang

pun secara teknis, pelaksanaan kegiatan tersebut di- belum diketahui kapan berakhirnya, pemerintah

lakukan oleh Kementerian Agama daerah yang di- mem berikan sebuah tawaran metode penetapan awal

jadikan tempat untuk pelaksanaan rukyat al-hilâl. bulan yang disebut dengan Imkân Al-Rukyah. Secara

Secara garis besar, di antara beberapa persiapan yang dilakukan oleh Kementerian Agama daerah se bagai- mana di bawah ini: (1) Kementerian Agama pusat,

7 Murtadho, Ilmu Falak Praktis, (Malang: UIN Press, 2008), h. 216 8 Proyek Pembinaan Administrasi Hukum Dan Peradilan Agama, Pedoman

Awal Bulan Qamariyah, (Jakarta: Proyek Pembinaan Administrasi Hukum 10 Thomas Djamaludin, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat, (Lembaga dan Peradilan, 1983), h. 1

Penerbangan dan Antariksa Nasional: 2001), h. 11 9 Murtadho, Ilmu, h. 220

11 Thomas, Astronomi, h. 18

M. Nur Hidayat, Otoritas Pemerintah Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah... ~ 81

menginstruksikan kepada Kementerian Agama kabu- sentasi hasil observasi hilal, Kementerian Agama paten (untuk daerah yang akan dijadikan tempat

mem persilahkan kepada para peserta untuk memberi pelak sanaan rukyat) untuk berkoordinasi badan

masukan dan penjelasan mengenai hasil pengamatan Hisab Dan Rukyat dan Pengadilan Agama setempat

hilal. Setelah dianggap cukup, ketua majelis sidang tentang persiapan kegiatan rukyat awal bulan hijriyah.

memberikan kesimpulan, setelah mengolah beberapa (Biasa nya untuk awal bulan Ramadhan, Syawal dan

pertimbangan dan masukan mengenai hasil rapat ke- Dzulhijjah); (2) Kepala Kantor Kementrian Agama

mudian membacakan kembali hasil rapat kepada para daerah setempat selaku koordinator acara kegiatan

peserta.

rukyat berkirim surat kepada Ketua Pengadilan Setelah itu menawarkan hasil tersebut untuk di- Agama setempat agar menunjuk seorang Hakim dan

mintakan kesepakatan kepada peserta sidang. Hasil Panitera sidang untuk melakukan sidang isbat ke-

suara mayoritas dari peserta sidang kemudian diambil saksian rukyat bila hilal berhasil dirukyat oleh orang

sebagai pertimbangan. Ketua Majelis selanjutnya me- perukyat. (3) Setelah itu, Kepala Kantor Kementerian

netapkan dengan pertimbangan suara mayoritas ter- Agama daerah tersebut mengirimkan surat kepada be-

sebut. Sehingga menjadi sebuah ketetapan hasil dari berapa ormas Islam dan para perukyat agar hadir pada

sidang istbat pemerintah dalam penetapan awal bulan acara rukyat yang telah ditetapkan. (4) Pada hari pe-

Qamariyah.

laksanaan rukyat, dilaksanakan pada jam yang telah di sepakati. Bila hilal berhasil dirukyat oleh perukyat,

Fiqh Siyâsah

perukyat melapor kepada Koordinator/Kepala Kantor Topik bahasan ini terdiri dari dua kata yaitu, kata Kemen trian Agama setempat. Kemudian, Kementrian

fiqh dan siyâsah. Agar diperoleh pemahaman yang Agama memohon kepada Hakim Pengadilan Agama

kompre hensif mengenai pengertian fiqh Siyâsah, agar segera diadakan persidangan untuk memeriksa

maka perlu dijelaskan terlebih dahulu masing-masing dan menetapkan kesaksian hilal. (5) Hasil rukyat, baik

dari istilah tersebut. Secara terminologis, menurut hilal yang berhasil dilihat, maupun tidak, dilaporkan

ulama-ulama syara’, fiqh adalah pengetahuan tentang kepada Kementrian Agama RI/BHR Pusat sebagai

hukum-hukum yang sesuai dengan syara’ mengenai bahan pertimbangan Menteri Agama RI dalam me-

amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalil yang netap kan awal Bulan yang bersangkutan. 12 tafshil. 14 Sedangkan kata al-Siyâsah berasal dari kata Setelah hasil dilaporkan kepada Kementerian

sasa-yasûsu-siyâsatan yang artinya mengatur, me- Agama RI (pusat) dari beberapa lokasi-lokasi pelak-

ngendalikan, memengurus atau membuat keputusan. 15 sanaan rukyat di seluruh Indonesia. Maka setelah itu,

Sedangkan pengertian siyâsah adalah: “Penguasaan Ke men terian Agama mengadakan sidang itsbât. Hadir

kemaslahatan umat manusia dengan syara’.” dalam sidang tersebut beberapa perwakilan ormas

Adapun pengertian fiqh siyâsah adalah ilmu yang Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,

mem pelajari hal-ihwal dan seluk beluk pengaturan Persis dan lain sebagainnya. Begitu juga melibatkan

peng aturan urusan umat dan negara dengan segala dari tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) di antaranya,

bentuk hukum, peraturan dan kebijaksanaan yang di- Obser vatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta,

buat oleh pemegang kekuasaan yang sejalan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

dasar-dasar ajaran dan ruh syariat untuk mewujudkan (BMKG), serta Badan Koordinasi Survei dan Peme-

ke maslahatan umat. 16 Dalam pengertian populernya, taan Nasional (Bakosurtanal). 13 adalah ilmu tata negara dalam ilmu agama Islam yang Rapat sidang penetapan awal bulan diawali

dikategorikan kedalam pranata sosial Islam. dengan pemaparan tentang prakiraan cuaca dan hal

Biografi Yusuf Qardhawi

ihwal tentang hilal dari tim ahli seperti dari BMKG, LAPAN dan Observatorium Bosscha ITB. Kemudian

Nama lengkap dari Yusuf Qardhawi adalah di sambung presentasi hasil observasi hilal. Setelah

Yusuf Abdullah al-Qardhawi, dilahirkan pada tahun di potong dengan buka puasa dan sholat maghrib,

1926 M di desa Shafth Turab, provinsi Gharbiyah, sidang kembali dilanjutkan. Setelah mendengar pre-

14 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Mishr: Dar al-Fikr, 1958), h. 6 15 Ahmad Djazuli, Fiqh Siyâsah (Implementasi Kemaslahatan Umat dalam

12 Ahmad Sanusi, Tata Laksana Kegiatan Rukyat Hilal Awal Bulan Hijriyah Di Rambu-rambu Syariah), (Jakarta: Kencana, 2003), 25 lihat Suyuthi Pob Palabuhanratu, http://www.pa-cibadak.go.id/artikel/baca/17, diakses

Pulungan, Fiqh Siyâsah Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran, (Jakarta: PT Raja pada tanggal 26 Februari 2012.

Grafindo, 1993), h. 22

13 Sidang Isbat penetapan 1 syawal pada 29 Agustus 2011, http://humassambas. 16 Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyâsah Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran, (Jakarta: com/info-humas/sidang-itsbat-penetapan-1-syawal-1432-pada-29-agustus-

PT Raja Grafindo, 1993), 26 lihat juga Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: 2011/ diakses pada tanggal 26 Februari 2012.

PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), Jilid 2, h. 365

82 ~ Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm 78-91

republik Arab Mesir. Beliau tumbuh di keluarga yang me nunjukkan tingginya kedudukan pemimpin yang agamis dan berperadaban, dengan pertanian sebagai

adil di sisi syariat adalah, pertama, menghubungkan mata penghasilan. Orang tuanya meninggal dunia

ketataatan kepada Allah dan ketaatan kepada ketika beliau masih berumur dua tahun, oleh sebab

Rasulullah SAW bersama dengan pemerintah. Kedua, itu beliau dipelihara oleh pamannya. Pamannya inilah

bahwa sesungguhnya Allah menjadikan pemimpin yang mengantarkan Qardhawi kecil ke surau tempat

sebagai benteng kepada yang lemah daripada yang mengaji. Di tempat tersebut Qardhawi terkenal se-

kuat dan kepada mereka yang dizalimi. Sekiranya bagai seorang anak yang sangat cerdas.

tidak ada pengawasan dari Allah yang diwakilkan Pendidikan menengah pertama (ibtidâiyah) di-

kepada pemimpin niscaya tidak berlaku adanya ke- selesaikan di institusi al-Azhar yang berada di Provinsi

amanan dan hilanglah hak asasi manusia. 20 Thanta, kemudian melanjutkan ke jenjang strata satu

Qardhawi menjelaskan bahwa seorang pe- (licence) di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar

mimpin dalam Islam merupakan wakil dari umat, Kairo Tahun 1952. Karir akademiknya dilanjutkan

atau lebih tepatnya adalah sebagai pegawai umat. ke almamater yang sama untuk menempuh program

Sebagai pengganti dari Rasulullah SAW dalam me- Pascasarjana. Kemudian tahun 1954 mendapat

negak kan agama dan mengatur dunia dengan agama. rekomendasi mengajar dari Fakultas Bahasa dan

Diantara hak-hak yang mendasar, perwakilan tersebut Sastra. Pada tahun 1958 ia mendapat gelar diploma

dapat dicabut jika memang dikehendaki, terutama dari Ma’had Dirâsat al-‘Arabiyah dalam bidang

jika orang yang menjadi wakil mengabaikan berbagai bahasa dan sastra. Meraih gelar doktor pada tahun

kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan. 21 1973 pada jurusan hadis dengan judul al-Zakât wa

Pemimpin adalah orang yang mengatur segala urusan Atharuhâ fi hall al-Mashâkil al-ijtimâiyah. Disertasi

rakyat dan negara dibantu dengan para wakil dan Qardhawi tentang zakat banyak digunakan oleh dunia

para kabinetnya. Kabinet tersebut dipilih langsung Islam sampai saat ini. 17 oleh rakyat atau dipilih oleh pemimpin itu sendiri.

Qardhawi telah mewariskan khazanah keintele- Ke mudian mendistribusikannya ke beberapa daerah k tualan yang begitu banyak, namun sayang nya

untuk menjadi pemimpin di daerah tersebut. 22 Qardhawi sampai saat ini belum membina murid-

Qardhawi menyatakan bahwa ketaatan seorang murid yang khusus guna menyebarkan buah pikiran

rakyat kepada pemimpin adalah sebuah keharusan. dan pandangan-pandangannya. Karya-karya Qar-

Namun ia merinci lebih jauh mengenai konsep ke- dhawi yang masyhur diantaranya, Al-Ĥalâl wa al-

wajiban seorang rakyat untuk taat kepada pemimpin Ĥarâm fî al-Islâm, Al-Fatâwâ baina al-Indhibât wa

dengan disertai beberapa syarat. Pertama, pendapat al-tasayub,Fiqh al-Zakat (2 juz), Min fiqh al-daulah fi

imam atau wakilnya yang tidak dilandasi nash yang al-Islâm, Fatâwa mu’ashirah (3 Juz), Taysir al-Fiqh:

multi tafsir dan yang berkaitan dengan berbagai ke- Fiqh al-Shiyâm.

maslahatan yang tidak terbatas, boleh dilaksanakan selagi tidak berbenturan dengan kaidah syar’iyah.

Pemimpin Menurut Pandangan Yusuf Qardhawi

Kedua, pendapat tersebut dapat berubah menurut Salah satu kedudukan manusia di bumi adalah

perubahan kondisi, hukum adat dan tradisi. 23 sebagai khalifah. Hal ini dapat dipahami dari klausa

surah al-Fathir yang berbunyi, Huwa ‘lladzî ja’alakum

Kedudukan dan Ruang Lingkup Aplikasi Ijtihad

khalâifa al-ardh, 18 “dialah yang nenjadikan kamu

Ulil Amri

Penting melihat kedudukan pemerintah di dalam mem punyai kedudukan yang tinggi. Penganugerahan

sebagai khalifah (pemimpin) di bumi”. 19 Pemimpin

pembahsan fiqh Siyâsah. Kedudukan tersebut akan yang diberikan oleh syara’ kepadanya bersesuaian

mengantarkan kita untuk memahami seberapa kuat dengan keadaan dan kedudukan serta tanggungjawab

sebenarnya aturan-aturan yang dibuat oleh peme rintah. mereka yang begitu besar. Kedudukan mereka sama seperti kedudukan imam. Syariat menjadikan mereka

20 Khalid Bin Ali Bin Muhammad Al-‘Anbary, Sistem Politik Islam, Menurut

sebagai pengganti Rasulullah SAW untuk menjaga

al-Qur’an, Sunnah & pendapat Ulama Salaf, (Kuala Lumpur, Telaga Biru,

agama dan membangun dunia. Di antaranya dalil yang

2008), h. 122-123

21 Yusuf Qhardhawi, “Min al-Fiqh al-Daulah fî al-Islam”, diterjemahkan oleh Khatur Suhardi, Fiqh Daulah Dalam Perspektif al-Qur’an dan Al-sunnah, 17 Moh. Thoriquddin, Relasi Agama Dan Negara, (Malang: UIN-Malang

(Cet. I, Pustaka al-Kausar, 1997). h. 190 Press, 2009), h. 18

22 Yusuf Qardhawi, “Al-Siyâsat Al-Syar’iyah, diterjemahkan oleh Khatur 18 QS: Al-Fathir, h. 39

Suhardi, “Pedoman Bernegara Dalam Perspektif Islam, (Cet: 1, Jakarta: 19 Abdul Mun’im Salim, Fiqh Siyâsah Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-

Pustaka Kaustar: 1999), h. 50

Qur’an, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1994), h. 110

23 Qardhawi, al-Siyâsat, h. 49

M. Nur Hidayat, Otoritas Pemerintah Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah... ~ 83

Pada dasarnya, peraturan-peraturan pemerintah yang dalilnya yang bersifat global seperti nash tentang dibuat dan diberlakukan dalam perkara-perkara yang

ber musyawarah yang disebutkan dalam firman tidak ada nash-nya haruslah mengandung dan ber-

Allah, “Dan bermusyawarahlah dengan mereka kaitan dengan masalih al- mursalah. Maka sebelum

dalam urusan itu” 28 begitu pula firman-Nya “sedang pemimpin membuat sebuah keputusan, terlebih dahulu

uruusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah permasalahan tersebut dimusyawarahkan kepada ahli

antara mereka” 29

di bidangnya, 24 sebagaimana firman Allah SWT yang Dari ketentuan ayat di atas, masih bersifat berbunyi:

universal dan belum menyentuh aspek-aspek parti- kular dalam hal teknisnya, misalnya mengenai siapa-

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu kah yang harus bermusyawarah, kemudian bagai-

Ber laku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya mana cara pengangkatannya, apa saja yang boleh kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah di musya warahkan, bagaimana jika saling terjadi mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena perbedaan. Hal-hal tersebut belum disebutkan dengan itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi jelas, maka aplikasi dari ayat tersebut diserahkan mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka sepenuh nya kepada mujtahid, dan merupakan dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah rahmat dari Allah SWT. Dalam kasus seperti inilah, mem bulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada pemerintah memiliki sebuah kewenangan untuk Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang me lakukan ijtihad, yaitu dalam hal-hal yang belum

yang bertawakkal kepada-Nya 25

diatur secara tegas oleh syariat. (2) Masalah-masalah Ayat di atas menerangkan bahwa musyawarah

Yang Memiliki Beberapa Alternatif. Lingkup kedua adalah sesuatu yang diperintahkah dalam al-Qur’an,

yang memberikan tempat bagi pendapat pemimpin maka lafadz perintah pada dasarnya adalah me nunjuk-

untuk diaplikasikan ialah masalah yang mengandung kan sebuah kewajiban. Jika seorang rasul di perintah-

beberapa alternatif. Jika masalah ini terjadi, maka kan untuk bermusyawarah, maka sudah pasti sebagai

ada tiga pilihan diantaranya: Pertama, Diserahkan umat nabi Muhammad SAW juga di perintahkan.

Ke pada Pilihan Pemimpin. Syariat menyerahkan Imam Syafi’I dalam kitab al-Umm menga takan

pilihan kepada pemimpin dalam menghadapi dua “sesungguhnya Nabi tidak butuh ber musyawarah

urusan atau lebih, sehingga dia bisa memilih salah tetapi beliau berkeinginan agar hal tersebut diikuti

satu diantaranya. Pada dasarnya pemerintah mem- oleh hakim dan para pemimpin setelahnya”. 26 punyai pandangan-pandangan yang berbeda dengan

Ulîl amri boleh untuk berpendapat, namun me- rakyatnya mengenai sebuah persoalan. Hakikatnya nurut Qardhawi pendapat seorang ulîl amri dapat di apli-

pemerintah mempunyai pandangan luas dalam kasikan dalam pada tiga ruang lingkup se bagai mana di

menghadapi persoalan dan harus bersikap menge- bawah ini: 27 (1) Hal-hal Yang Tidak Di tetapkan Nash.

depan kan kemaslahatan dalam mengambil setiap ke- Ruang lingkup pertama adalah masalah-masalah yang

putusan. Namun yang harus menjadi catatan, bahwa tidak mempunyai nash. Arti nya, masalah-masalah

seorang pemerintah tidak boleh menjatuhkan ke- yang tidak ada dalil syariatnya dalam al-Qur’an

putusannya yang mengikuti hawa nafsunya dan ke- maupun al-Sunnah, atau yang sudah diatur tetapi tidak

inginan hatinya atau menjatuhkan pilihan semaunya secara khusus. Sebagaimana yang di riwayat kan oleh

sendiri tanpa dilandasi alasan. 30 Abu Darda’ dari Nabi, beliau ber sabda:

Kedua, Terdapat Beberapa Macam Pendapat “Apa yang dihalalkan Allah di dalam kitab-

dan Ijtihad. Pemerintah mempunyai kewenangan Nya, maka ia halal, dan apa yang diharamkan Allah,

untuk berijtihad salah satunya dalam persoalan yang maka ia haram, dan apa yang didiamkan adalah

me miliki beberapa alternatif. Diantaranya ada mem- dimaafkan”

punyai beberapa ijtihad atau pendapat, yang mana pen dapat tersebut berbeda satu dengan yang lain,

Qardhawi menyimpulkan, bahwa apa yang di- sementara tidak ada nash kongkrit yang bisa me nun- maksud sesuatu yang tidak ada ketetapan nash-nya,

taskan perbedaan dan menyelesaikan per selisihan. bisa jadi sesuatu tersebut tidak ada dalilnya, atau ada

Jika dilihat, hukum-hukum fiqh Islam termasuk dalam kategori di atas, karena banyak sekali terjadi

24 Qardhawi, al-Siyâsat, h. 69 25 Al-Imran (3): 159

26 Imam Syafi’I, Al-umm, diterjemahkan oleh Abu Abdullah Muhammad Idris,

28 QS: Al-Imran (3): 159

Ringkasan Kitab al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azam, 2006), h. 117

29 QS: Al-Syura (26): 38

27 Qardhawi, Al-siyasat.

30 Yusuf Qardhawi, “Al-Siyasat, h. 71

84 ~ Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm 78-91

perbedaan-perbedaan di kalangan fuqaha, dan sangat hidupan Islam. 32 Hal ini sebagaimana dicontohkan sedikit nash qath’i yang membahas suatu hukum.

oleh Rasulullah SAW, bahwa Rasul sendiri sering Maka kewajiban seorang ulîl amri adalah melakukan

ber musyawarah dengan para sahabat-sahabatnya. ijitihad untuk memilih alternatif atau men-tarjih

Seperti dalam peristiwa perang Uhud, ketika waktu dari beberapa pendapat yang sudah ada. Yang di-

itu umat muslim mengalami kekalahan sehingga anggap mempunyai dalil yang kuat dan diyakini

meng akibatkan tujuh puluh syuhada dari para sahabat sebagai alternatif pemecahan yang paling dekat

wafat. Meskipun Rasulullah SAW sebagai pemimpin dengan pengejawantahan tujuan-tujuan syariat dan

umat Islam, beliau tidak langsung memutuskan per- kemaslahatan.

kara dengan sendirinya, melainkan mengajak para Ketiga, Kemaslahatan Terikat (Maslahat al-

sahabat lain untuk bermusyawarah. Tak jarang Mursalah). Salah satu lingkup dari ijitihad ulîl

Rasulullah mendapati para sahabat yang berbeda amri dalam politik syar’iyah adalah maslahah al-

pendapat dengan beliau, maka beliau mengambil mursalah. Maslahah al-Mursalah adalah termasuk

pendapat yang ditawarkan tersebut dan meninggalkan dalam kategori masalah-masalah yang belum ada dalil

pendapatnya sendiri. 33 (2) Kebijakan Imam Harus nash-nya. Namun maslahah al-mursalah mempunyai

Mengikuti Prinsip Kemaslahatan. Ijtihad pemerintah batasan tersendiri, makna kemaslahatan adalah segala

(ulîl amri) pada dasarnya harus berdasarkan atas sesuatu yang di dalamnya terkandung kebaikan dan

kaidah mencari dan memelihara kemaslahatan serta manfaat bagi manusia dalam urusan dunia maupun

mencegah dan menghilangkan kemadharatan, per- akhiratnya. 31 pecahan diantara umat (masyarakat). Al-Qarafi me-

Penggunaan maslahat ini didasarkan pada nya takan bahwa mashâlih mursalah sebagai dasar banyak nya dilil-dalil umum yang menjelaskan bahwa

dari dasar-dasar ilmu fikih. 34 Hal ini mengambarkan syariat sangat mempehatikan terhadap kemaslahatan

bahwa kemaslahatan adalah sebagai bagian penting manusia, dan memang yang menjadi tujuan syariat.

dalam sebuah hukum. Di antara kaidah syar’iyah Imam yang paling banyak menggunakan “maslahah

yang amat penting dalam bab ini dan menjadi batasan al-mursalah” adalah imam Malik dan para

apli kasi pendapat imam ialah kaidah yang berbunyi: pengikutnya. Imam yang paling jarang menggunakan maslahah al-mursalah adalah imam Syafi’i.

Konsep Musyawarah Qardhawi

“Kebijakan imam (pemimpin) terhadap rakyat- Di antara nilai-nilai kemanusiaan dan sosial

nya itu harus dihubungkan dengan kemaslahatan” yang di bawa Islam adalah musyawarah (syura).

Qaidah fiqhiyyah di atas memberikan penjelasan Pengertiannya adalah bahwa hendaknya seseorang

bahwa setiap tindakan atau kebijakan para pemimpin tidak menyendiri dalam persoalan-persoalan yang

yang menyangkut dan mengenai hak-hak rakyat di- memerlukan kebersamaan pikiran dengan orang lain.

kait kan dengan kemaslahatan rakyat banyak yang Musyawarah dalam suatu urusan dapat membuka

di tujukan untuk mendatangkan kebaikan. 36 (3) Hasil pintu kesulitan dan memberi kesempatan untuk

Musya warah adalah Keputusan Yang mengikat. melihat urusan itu dari berbagai sudut, sesuai dengan

Setelah melakukan musyawarah, kemudian terjadi perbedaan pandangan setiap individu, perbedaan

sebuah kesepakatan. Maka pada dasarnya kesepakatan tingkat pemikiran, dan tingkat pengetahuan mereka.

tersebut adalah pedoman bagi setiap peserta musya- Keputusan yang diperoleh pun berdasarkan persepsi

warah. Artinya kesepakatan hasil musyawarah dan studi yang komprehensif. Diantara prisnsip-

tidaklah sekedar dianggap sebagai masukan atau prinsip musyawarah untuk menyelasaikan persoalan-

sebuah rekomendasi belaka dan tidak mengikat. Kalau persoalan sebagaimana yang dikatakan oleh Qardhawi

adalah sebagai berikut: (1) Pendapat Mayoritas Harus Diikuti. Musyawarah dalam kehidupan ber masyarakat

32 Yusuf Qardhawi, Malâmih al-Mujtma’ Al-Muslim Aladzi Nunsyiduhu,

dan bernegara di dalam al-Qur’an me nempati unsur diterjemahkan oleh Abdus Salam Masykur, “Mayarakat Berbasis Syariat

Islam Akidah, Ibadah, akhlak, (Solo: Era Intermedia, 2003), h. 200

yang terpenting dalam berjamaah (organisasi).

33 Qhardhawi, Malâmih,

Hal tersebut banyak disebutkan dalam al-Qur’an 34 Farid Abdul Khaliq, Fî Al-Fiqh Al-Siyâsy Al-Isâmy Mabâdi’ Dusturiyyah

Asy-Syûra Al-‘adl Al-Musâwâh, diterjemahkan oleh Fathurrahman A.

sebagai acuan dalam membentuk dasar-dasar ke-

Hamid, Fikih Politik Islam, (Jakarta: Amzah, 2005), h. 94-95 35 Abdul al-Rahman bin Abî Bakr al-Suyuthi, al-Asbah wa al-Nadhair,Juz I cet. pertama (Dar Kutub al-Alamiah, 1983), h. 233 36 Musbikin, Qawa’id Al-Fiqhiyyah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 31 Yusuf Qardhawi, “Al-siyâsat, h. 80

2001), h. 124

M. Nur Hidayat, Otoritas Pemerintah Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah... ~ 85

di katakan demikian, maka musyawarah yang sudah benar merupakan representasi dari pemerintah ketika di laksanakan oleh pemerintah tidak ada gunanya. 37 dilihat dari fiqh Siyâsah. Kedua, melakukan analisis

Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya, tentang ruang lingkup ijtihad pemerintah itu sendiri. yang diriwayatkan oleh Ibnu Marduwiah dari Abu

Apakah penetapan awal bulan Qamariyah termasuk Thalib RA, bahwa dalam setiap urusan mereka ber-

dalam ruang lingkup ijtihad kewenangan pemerintah musyawarah, kemudian meminta pertimbangan Ahli

atau bukan. Ketiga, mekanisme musyawarah dalam pe- Syura lalu mengikutinya, berikut bunyi haditsnya:

netapan awal bulan yang dijalankan oleh pemerintah,

يضر ،بلاط بأ نب يلع نع ،ِهْيَوَدرَم نبا ىورو dan keempat, setelah diputuskan penetapan awal

bulan tersebut, apakah putusan tersebut membawa

هيلع للها ىلص للها لوسر لئُس :لاق ،هنع للها maslahat kepada masyarakat atau sebaliknya. Untuk

lebih jelasnya akan diuraikan sebagaimana berikut:

Aspek kepemerintahan

Pemerintahan Indonesia sebagaimana tertuang

dalam Undang-Undang Dasar adalah negera Republik

Indo nesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Sekalipun ada perbedaan pendapat, jika umat

republik. Sedangkan dalam pemilihan kepala pe- atau segolongan umat mengambil keputusan untuk

merintahan (Presiden) dan wakil presiden dilakukan kembali kepada musyawarah, tentu perbedaan

secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum pendapat dapat diminimalis. Kemudian mengambil

(Pemilu). 39 Mereka yang terpilih dianggap sebagai se- hasil musyawarah tersebut sebagai pijakan dan diikuti

seorang atau kelompok yang mempunyai kewajiban ber sama.

untuk bicara, bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar (masyarakat) melalui partai politik. 40 Di

Otoritas Pemerintah dalam Penetapan Awal

Indonesia sendiri menganut sistem multi-partai dalam

Bulan Qamariyah Perspektif Fiqh Siyâsah Yusuf

pelak sanaan pemilu. Partai politik merupakan sebuah

Qardhawi

ciri khas dari negara yang menganut sistem demokrasi. Kementerian Agama merupakan representasi

Qardhawi berpendapat bahwa sistem pemilihan dari pemerintah yang pada hakikatnya menjembatani

umum sama halnya dengan pemberian kesaksian. per bedaan yang terjadi dalam penetapan awal bulan.

Pemilih memberikan kesaksian kelayakan kepada Se sungguhnya kehadiran pemerintah dalam masalah

kandidat calon. Dengan memilih, berarti yang ber- ter sebut membawa manfaat bagi masyarakat awam,

sangkutan telah memberikan kesaksian kepada calon dengan andilnya pemerintah dalam penetapan awal

ter sebut bahwa calon tersebut layak untuk menjadi bulan memberikan kejelasan tentang awal bulan

pe mimpin. Adapun dengan pemberlakuan sistem Qamariyah.

partai, ia beranggapan tidak ada larangan untuk mem- Namun, persoalannya apakah keikutsertaan

berlakukan sistem multi-partai dalam sebuah negara peme rintah dalam hal penetapan awal bulan meru-

Islam. 41 Selanjutnya dia menambahkan bahwa ke- pakan sebuah keharusan dengan alasan untuk meng-

butuhan untuk mendirikan sebuah partai merupakan atur ketertiban dalam masyarakat. Maka dalam bab

hal yang dharuri (mendesak). Sebab, sistem tersebut ini akan diuraikan tentang otoritas pemerintah dalam

men jamin keselamatan rakyat dari pemerintahan me netapkan awal bulan. Penting untuk melihat aspek

diktator individu atau diktator golongan tertentu yang otoritas pemerintah, karena dengan melihat aspek ini

sering berlaku semena-mena. 42 kita akan menjadi lebih tahu apakah sebenarnya pe-

Dari sini bisa disimpulkan bahwa, pemerintahan merintah mempunyai kewenangan atau tidak dalam

yang dipilih melalui pemilihan umum dengan hal penetapan awal bulan.

Untuk menuju kepada pembahasan otoritas

39 Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

pe merintah, maka terlebih dahulu penulis akan me-

Amandemen UUD 1945, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 375 40 Mahfud M.D, Politik Hukum Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Raja

la kukan analisis dari beberapa aspek. Diantaranya

Grafindo, 2010), h. 61

me ngenai beberapa aspek-aspek berikut. Pertama,

41 Karakteristik Negara Islam menurut pandangan Yusuf Qardhawi bukanlah negara “agama”, akan tetapi sebuah negara madani berefensi Islam, negara

melihat kembali apakah Kementerian Agama benar-

shariah dustûriyah, negara dengan mengedepankan sistem permusyawaratan, melindungi yang lemah, menjaga kebebasan, penuh dengan dasar akhlak, karena semuanya sesuai dengan tujuan serta inti ajaran Islam. baca buku

37 Qardhawi, As-siayasat, Qardhawi, Min al-fiqh fî al-Daulah al-Islam. 38 Maktabah Syamilah, Ibnu Katsir, juz 2, h. 150

42 Qardhawi, Min al-Fiqh, h. 208

86 ~ Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm 78-91

mekanisme partai politik, menurut Qardhawi sudah ketetapan awal bulan dikeluarkan dan sepakati. di anggap sah dalam artian diakui oleh syara’. Oleh

Analisis ini akan mengarah kepada mekanisme yang karena itu, ketika sudah sah dan diakui syara’ maka

di gunakan oleh Kementerian agama, apakah sudah perintahnya adalah menjadi sebuah kewajiban.

benar-benar disepakati oleh semua kelompok, dan Selanjutnya, apabila pemilihan kepala pemerintahan

dalam pelaksanaannya apakah benar-benar dilakukan (presiden) dianggap sah maka pemerintahan yang

dengan adil dan tidak ada pihak yang merasa ter di s- dibentuknya pun sudah dianggap sah pula.

kr iminasikan.

Setelah mengamati pemerintah dalam hal

Ruang lingkup kewenangan aplikasi pendapat

mekanisme penetapan awal bulan, sebagaimana

pemerintah

yang sudah diuraikan dalam bab sebelumnya. Bahwa Setelah melihat analisis dari aspek ke peme rin-

metode pengambilan keputusan yang dipergunakan tahan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis

oleh pemerintah dengan cara bermusyawarah dengan ruang lingkup pendapat (ijitihad) pemerintah. Dalam

semua pihak yang mempunyai kapasitas dan kapa- kajian teori pada bab sebelumnya sudah dijelaskan

bilitas terhadap masalah penetapan awal bulan adalah pokok-pokok pemikiran Qardhawi tentang batas

merupakan cara yang sangat demokratis. aplikasi pendapat pemerintah. Diantaranya ada tiga

Islam mengajarkan seorang muslim untuk selalu hal, pertama, dalam hal-hal yang tidak ditetapkan

menyelesaikan sebuah persoalan dengan jalan ber- oleh nash al-Qur’an, kedua, masalah-masalah yang

musyawarah, sebagaimana di uraikan dalam al-Qur’an me mi liki beberapa alternatif. Dan yang ketiga, dalam

dan al-sunnah begitu juga yang dipraktekkan oleh kategori maslahah al-mursalah. 43 Rasulullah SAW. Maka dari itu, pilihan Kementerian

Dalam penetapan awal bulan Qamariyah, jika Agama untuk menyelesaikan persoalan penetapan me rujuk kepada tiga kategori di atas, nampaknya per-

awal bulan Qamariyah dengan musyawarah sejatinya soalan penetapan awal bulan tersebut lebih mendekati

merupakan kebijakan yang shahih. kepada masalah-masalah yang mempunyai beberapa

Tidak sampai di sini, pemerintah juga sudah alternatif. Maksud dari beberapa alternatif di sini

me libatkan tim ahli di dalam menentukan awal bulan adalah mempunyai lebih dari satu pilihan hukum

Qamariyah, seperti Badan Meteorologi dan Geofisikia (pendapat). Seperti boleh membebaskan, menerima

(BMKG), Lembaga Antariksa, Penerbangan Inter- tebusan, menjadikan tawanan atau budak dan di hukum

nasional dan Observatorium Bosscha. Senada dengan mati, bagi tawanan perang. Maka pemerintah mem-

hal tersebut, Qardhawi menjelaskan bahwa dalam punyai kewenangan untuk memilih satu dari bebe-

me netapkan sebuah permasalahan haruslah di tempuh rapa alternatif hukum. Masalah penetapan awal bulan

dengan jalan bermusyawarah, dan apabila di perlukan Qamariyah di Indonesia, mempunyai lebih dari satu

boleh mendatangkan tim ahli. 44 Pendapat ini di perkuat metode penetapan awal bulan Qamariyah. Metode

oleh At-Tabhari dalam al-Awsaht dan Abû Said dalam tersebut adalah metode hisab dan rukyah. Maka dari

al-Qadhâ sebagaimana yang dikemukakan di dalam analisis ini, dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan

al-Manâr:

pe me rintah dalam hal menetapkan awal bulan Qama- riyah, penulis berpendapat sudah termasuk dalam

ruang lingkup ijtihad pemerintah. Dan tidak dianggap keliru jika pemerintah menetapkan awal bulan karena

termasuk dalam ruang lingkup ijtihad pendapatnya.

Mekanisme penetapan awal bulan qamariyah

Setelah melakukan analisis tentang ruang lingkup pendapat pemerintah, selanjutnya hal yang

paling penting adalah melihat proses penetapan atau mekanisme penetapan awal bulan Qamariyah

yang telah dilakukan oleh kementerian agama RI.

Melihat proses mekanisme ini merupakan hal yang

sangat urgen dalam masalah penetapan awal bulan, karena berawal dari proses tersebut hasil putusan

44 Qardhawi, Al-Siyâsah,

43 Qarlawi, Al-Siyasat, h. 71-80 45 Al-Manâr, Juz 5, Hal, 160, Diambil dari Maktabah Syamila II.

M. Nur Hidayat, Otoritas Pemerintah Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah... ~ 87

Bahwa dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa menerapkan sistem musyawarah dan mendatangkan Rasulullah SAW memerintahkan untuk membahas

tim ahli. Selanjutnya dalam menetapkan keputusan, perkara yang tidak ada ketetapan hukum dalam al-

pe merintah memberikan kesempatan setiap kelompok Qur’an maupun al-Sunnah dengan para ahli fikih dan

untuk menyampaikan aspirasinya. Dan sudah ahli agama dari kaum mukminin. Artinya dalam setiap

mengikut sertakan ormas-ormas Islam. Oleh karena masalah harus di selesaikan dengan pertimbangan

itu, mekanisme sidang tersebut sudah menunjukkan ahli hukum. Hal ini dimaksudkan agar, keputusan

arah demokratis dan tidak otoritatif. hukum yang dikeluarkan tidak melenceng atau salah. Tindakan Kementerian Agama untuk menggandeng

Keputusan pemerintah

tim ahli dalam masalah antariksa, perbintangan dan Qardhawi menjelaskan bahwa keputusan peme- cuaca dalam menetapkan awal bulan Qamariyah

rin tah harus mencerminkan kemaslahatan. Mayoritas guna meminta pertimbangan adalah suatu tindakan

ulama menyatakan bahwa muara dari pada hukum yang tepat guna menghindari keputusan yang salah.

harus lah mengandung kemaslahatan. Begitu pula ke putusan pemerintah dalam penetapan awal bulan

Sedangkan dalam metode pengambilan kepu- harus mengandung maslahat. 48 Ketika diamati, bahwa tusan, Menteri Agama tidak serta merta menetap-

masyarakat merasa kebingungan, merasa tidak ada kan sesuai dengan kehendaknya. Akan tetapi me-

kepastian kapan mereka harus mengawali dan meng- lalui musyawarah dengan peserta rapat dengan

akhiri bulan Ramadhan misalnya. Meskipun ada memper timbangkan saran atau masukan dari peserta

bebe rapa ormas Islam yang mengumumkan kepada sebelumnya. Kemudian pemerintah menyimpulkan

anggota nya terkait awal bulan Qamariyah, misalnya dari hasil musyawarah dan menawarkan kembali ke-

satu Syawal. Namun, tidak semua masyarakat meng- pada peserta sidang, jika semua peserta satu pen dapat

ikuti ormas-ormas tertentu, apalagi bagi mereka yang (tidak ada perbedaan) maka pemerintah menetap kan

masih awam dengan masalah agama. Maka sungguh sebagai mana hasil musyawarah tersebut. Namun jika

tidak ada kepastian dalam hal awal bulan bagi mereka ter jadi perbedaan pendapat maka suara mayoritas

masya rakat awam. Oleh karena itu, keputusan peme- adalah suara yang dipertimbangkan untuk diambil

rintah dalam penetapan awal bulan Qamariyah mem- penda pat nya guna dijadikan sebuah ketetapan.

berikan manfaat berupa kejelasan terhadap perma- Qardhawi menjelaskan dalam sebuah per se lisi-

salahan penetapan awal bulan Qamariyah. han pendapat yang paling diunggulkan (diprio ritas-

Selanjutnya dalam keputusan pemerintah ter- kan) adalah jumlah yang terbanyak (mayoritas). Ia

sebut juga membawa kemaslahatan berupa per satuan ber anggapan bahwa pendapat dua orang atau lebih

dan kesatuan umat. Karena dengan mengikuti ke- dekat kepada kebenaran daripada pendapat satu orang.

tetapan pemerintah maka tidak akan ada lagi per- Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa syaithan

bedaan penetapan awal bulan. Karena mengacu ke- menyertai satu orang dan lebih jauh dari dua orang.

pada qaidah fiqh yang berbunyi:

Setelah mengamati dan menganalisis berbagai

نإ� ةقرفلاو مكايإو ةعاملجاب مكيلع ...:لاق رمع نبا aspek diatas, Kesimpulannya, pemerintah dalam hal ini

Kementerian Agama Republik Indonesia mempunyai

46 otoritas dalam hal penetapan awal bulan Qamariyah. دعبأ ين�لاا نم وهو دحاولا عم ناطيشلا

Arti nya pemerintah berwenang menetapkan (itsbat) awal bulan Qamariyah. Sedangkan orang, instansi

Dengan kata lain, pendapat dua orang bisa atau ormas Islam diluar pemerintah pada hakikatnya meng ungguli satu pendapat selagi dalam masalah-

tidak ada kata itsbât bagi awal bulan ramadhan. 50 masalah diluar syariat dan apa yang disampaikan dari

Namun hanya sebatas ikhbâr (mengumumkan) Allah SWT. 47 Dapat disimpulkan bahwa Kementerian

kepada anggota-anggotanya masing-masing. Karena Agama dalam menetapkan masalah awal bulan juga

48 Qardhawi, al-Siyasat, h. 107

46 Muhammad bin ‘Isa Abû ‘Isa al-Thirmidzi, Al-Jâmi’ Al-Shohih Sunan al-

49 Lihat catatan kaki nomor 10

Thirmidzi, Juz 4 (Beirut: Dâr Ihya al-Turats al-‘Arabi), 465. Menurut Al- 50 Baca, Ahmad Izzudin, Fiqh Hisab Rukyah Menyatukan NU dan Thirmidzi, hadits ini hasan shahih gharib yang diriwayatkan dari Umar.

Muhammadiyah dalam Menetukan Awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul 47 Qardhawi, Min al-Fiqh, h. 200

Adha, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 150-151

88 ~ Jurisdictie, Jurnal Hukum dan Syariah, Volume 3, Nomor 1, Juni 2012, hlm 78-91

ke wenangan sepenuhnya dalam penetapan awal bulan itsbât (menetapkan). Hal ini menurut analisis penulis, hanya pada pemerintah.

terjadinya perbedaan penetapan awal bulan Qama- riyah di Indonesia dikarenakan masyarakat ataupun

Status Hukum Menaati Pemerintah Dalam