BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis - Keberadaan Pertambangan Timah Di Dairi (Studi Etnografi Mengenai Tanggapan Masyarakat Desa Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Dairi)

  

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah, Letak, dan Kondisi Geografis

  Sopokomil adalah Dusun dari Desa Lokkotan merupakan salah satu desa dari 16 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Silima Punggapungga, dengan luas desa sekitar 800 HA dan jumlah penduduk berkisar 1703 jiwa (406 KK) dan jarak ke ibukota kecamatan sekitar 3 km dan kabupaten sekitar 28 km dan propinsi sekitar 184 km. Beberapa tahun belakangan ini nama Desa Longkotan Sopokomil menjadi perhatian baik di tingkat daerah maupun nasional bahkan internasional, ini sejalan dengan rencana eksploitasi bahan tambang seng (zn) dan timah hitam (pb) yang dilakukan PT.Dairi Prima Mineral di salah satu wilayah Dusun dari Desa Longkotan yang disebut Sopokomil.

  terletak di Daerah Kontrak Karya (CoW –Contract of Work) Generasi Dairi VII, yang diberikan kepada PT DairiMineral (yang kepemilikan sahamnya pada saat ini di pegang oleh Herald Resources Ltd 80% dan PT AnekaPebruari 1998. Kontrak Karya ini terletak di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara sekitar 150 Km ke arah barat day Kota Medan.

  Secara geografi,pada Pegunungan Bukit Barisan. Untuk diketahui bahwa Pegunungan Bukit Barisan ini adalah rangkaian pegunungan busur vulkanik (banyak pegunungan berapi yang aktif) memanjang dari barat laut ke tenggara sepanjang Pulau Sumatera. Tanah menjadi sangat subur karena hasil pelapukan batuan-batuan vulkanik yang kaya dengabaik bagi tanaman. Kemudian posisi Kabupaten Dairi yang berada di daerah tropis, dekat garis khatulistiwa

  30 LU (lintang utara) dan 980 BT (busur timur), membuat daerah ini mendapat sinar matahari yang cukup untuk fotosíntesis tanaman-tanaman hijau.

  Daerah perbukitan ini subur dan dingin mengingat pegunungan ini berada pada ketinggian 1500 mdpl (meter di atas permukaan laut), jadi tidak heran jika curah hujannya tinggi, lembab dan hijau. Penduduk asli Kabupaten dairi umumnya adal ebanyakan sekarang ini penduduk batak toba (masyarakat pendatang) yang berdomisili di Desa Sopokomil.

  Peta Kabupaten Dairi

  Peta lokasi Kecamatan Sidikalang

2.2. Kependudukan

  Saat ini penduduk Desa Sopokomil sudah di huni beberapa suku, yang dulunya hanya satu atau dua suku tetapi dengan berkembangnya zaman Sopokomil sudah mengalami pertambahan penduduk. Jumlah penduduk di Desa Longkotan Sopokomil pada tahun 2014 adalah sebanyak 1703 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 406 kepala keluarga dan tersebar ke dalam 7 dusun yang ada dan memiliki anggota BPD 7 orang.

  Adapun persebaran penduduk menurut jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 1. Di bawah ini.

  

Tabel 1.

Jumlah penduduk keseluruhan menurut jenis kelamin

  No Keterangan Jumlah (jiwa)

1 Laki-laki 883

  2 Perempuan 820 Total 1703

  Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

  Data tahun 2014 menunjukkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 883 jiwa sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 820 jiwa dengan 406 kepala keluarga.

  Berikut ini adalah merupakan tabel penduduk masyarakat Desa Sopokomil yang berdasarkan agama.

  Tabel 2.

Jumlah penduduk berdasarkan agama

  Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

  Dapat dilihat pada tabel 2. Bahwa agama kristen protestan merupakan agama mayoritas penduduk yang mendiami di Desa Longkotan Sopokomil.

  Agama islam menduduki peringkat kedua terbanyak, setelah itu terdapat agama kristen khatolik. Dari data yang beragam di atas meskipun banyak perbedaan agama kenyataannya mereka dapat hidup harmonis dan menghargai satu sama lain tanpa ada rasa iri atau konflik antar agama.

  Saling menghargai dan menghormati antara sesama pemeluk agama di Desa Longkotan Sopokomil, tanpak langsung pada saat perayaan hari besar setiap

  No Agama Jumlah (jiwa) %

  1 Islam 292 17,14

  2 Kristen Protestan 1396 81,97

  3 Kriaten khatolik 15 0,89

  4 Buddha - -

  5 Hindu - - Total 1703 100 agama yakni pada agama islam terdapat perayaan hari raya idul fitri dan pada agama kristen peryaan hari natal. Pada waktu tersebut antara pemeluk agama biasanya mereka saling mengundang antara sesama pemeluk agama untuk saling mengunjungi rumah masing-masing. kelompok mayoritas dan minoritas berdasarkan agama yang dianut tidak berpengaruh terhadap perlakuan dalam pembangunan desa. Rumah-rumah ibadah berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang tidak selalu ramai di tangani pemeluk agama masing-masing guna menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Dari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa sistem kekeluargaan atau kekerabatan yang mereka anut atau mereka miliki cukup erat sehingga susah terjadi konflik antara pemeluk agama, jika suatu konflik terjadi maka merekapun selalu melakukan musyawarah untuk mencari solusi dan berakhir dengan baik.

  Berikut ini merupakan tabel penduduk yang berdasarkan etnis atau suku bangsa.

  Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan etnis atau suku bangsa No Etnis Jumlah (jiwa) %

  1 Toba 1406 82,56

  2 Pakpak 287 16,85

  3 Karo 8 0,48

  4 Jawa 2 0,11 Total 1703 100

  Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

  Komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa atau etnis di Desa Longkotan Sopokomil pada november 2014 di dominasi oleh suku/etnis toba yang berjumlah 1406 jiwa kemudian di susul oleh suku pakpak sebanyak 287 jiwa, sedangkan peringkat ketiga sebanyak 10 jiwa yang ada pada suku karo. Dan yang terakhir suku jawa berjumlah 2 jiwa.

  Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian No Mata pencaharian Jumlah (jiwa) %

  1 Petani 340 83,76

  2 PNS 9 2,21

  3 Tni/polri 3 0,75

  4 Pedagang 7 1,73

  5 Buruh 38 9,36

  6 Dll 9 2,21 Total 406 100

  Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

  Berdasakan tabel diatas dapat dilihat bahwa penyebaran mata pencaharian penduduk Desa Longkotan Sopokomil yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani, buruh dan PNS yang tersebar di 7 Dusun Desa Longkotan. Mata pencaharian yang berprofesi pada sektor formal sangatlah minim. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk banyak bekerja pada sektor internal. Perubahan tampak terlihat langsung pada pola kehidupan masyarakat Desa Longkotan Sopokomil yang sangat sederhana. Hal ini juga disebabkan oleh keterbatasan pendidikan formal yang dimiliki masyarakat setempat, sehingga menyulitkan mereka bekerja di luar dari sektor buruh dan pertanian. Meskipun demikian, mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat tradisional di Desa Longkotan Sopokomil, mampu membuat mereka bertahan hidup sampai sekarang ini.

  Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Desa Longkotan Sopokomil umumnya adalah sebagai petani dan buruh tradisional yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Longkotan Sopokomil. Selain itu berdagang juga salah satu mata pencaharian yang dilakukan masyarakat Desa Longkotan dimana mereka menjual hasil dari bertani seperti hasil coklat jagung dan lain-lain yang bisa menghasilkan uang.

  Jumlah penduduk berdasarkan kategori keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan kategori keluarga No Kategori keluarga Jumlah (jiwa) %

  1 k. pras 92 22,66

  2 KS I 283 69,70

  3 KS II 31 7,64 Total 406 100

  Sumber: Data BPS Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga-pungga Parongil November 2014

   Pada tabel di atas terlihat jelas bahwa pada kategori keluarga terdapat K.Pras ,

  KS I dan KS II. Dalam hal ini terlihat KS I yang berada paling banyak yaitu berjumlah 283 jiwa dan yang berada di peringkat dua adalah K.Pras yang berjumlah 92 jiwa dan di ikuti lagi KS II berjumlah 31 jiwa.

5 Keluarga Pra SejahteraAdalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5

  kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.Keluarga Sejahtera Tahap Iadalah keluarga-

keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaituMelaksanakan

ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga,Pada umumnya seluruh anggota

keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih, Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari

tanah, Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan,

Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan

bepergian. kesehatan.Keluarga Sejahtera tahap II Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykology yaitu : Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur. Paling kurang, sekali seminggu keluarga

menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling

kurang satu stel pakaian baru per tahun. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi

tiap penghuni rumah. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

  BAGAN ORGANISASI DESA LONGKOTAN SOPOKOMIL KEPALA DESA JEFERSON SITORUS KEPALA DUSUN KEPALA URUSAN I PEMERINTAHAN DUSUN I

  JAKOBUS SIRAIT MARIOT HUTAGAOL

PEMBANGUNAN DUSUN II

  MANGAPUL TAMPUBOLON

EKONOMI/KEMAS DUSUN III

  WALMAN PURBA MANGATUR DUSUN IV MARINGAN SITORUS DUSUN V PARMA SITORUS DUSUN VI ZAKARIA BANUREA DUSUN VII RAMSES SIAGIAN

  Keterangan

  Dalam kepemimpinan Desa Sopokomil terdapat satu Kepada Desa yang dulunya menjabat sebagai SEKDES (sekretariat desa) dan 7 (tujuh) Kepala Dusun dan memiliki 3 (tiga) bentuk Kepala Urusan yaitu Pemerinthan, Pembangunan, dan Ekonomi Kemasyarakatan.

2.3. Sarana Fisik

  Sarana fisik merupakan suatu aspek pendukung yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana fisik adalah salah satu sarana umumyang digunakan oleh setiap masyarakat untuk melakukan aktifitas setiap harinya, khusunya yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Desa Lokkotan Sopokomil Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi terdapat 7 (tujuh) dusun yang memiliki sarana fisik yaitu antara lain: sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana hiburan dan komunikasi serta sarana perdagangan. Hal inilah yang sangat perlu bagi setiap masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

2.3.1. Sarana Kesehatan

  Di Desa Longkotan Sopokomil terdapat 3 (tiga) bentuk sarana kesehatan, sarana kesehatan tersebut berupa POSTU 1 (satu), POSKEDES 1 (satu) dan POSYANDU 3 (tiga), sehingga semua berjumlah 5 (lima) sarana kesehatan, dan ini semua biasanya ditangani oleh BINDES (Bidan Desa). Sarana kesehatan tersebut selalu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengobati segala macam penyakit seperti demam, batuk serta flu. Jika sarana tersebut tidak dapat atau tidak mampu menangani penyakit yang tergolong cukup parah misalnya seperti kanker atau penyakit lainnya maka akan disarankan untuk di bawa kerumah sakit umum yang letaknya ada di Kota Kabupaten Dairi yang letaknya cukup jauh dengan jarak tempuh lebih kurang 24 km.

  2.3.2. Sarana Pendidikan

  Sarana pendidikan di Desa Longkotan Sopokomil terdiri dari bangunan sekolah dasar (SD)/MIS 1 (satu) gedung, dan TK/PAUD 1 (satu) gedung dari fasilitas pendidikan yang ada di Desa Longkotan Sopokomil ini diharapkan pemerintah dapat membantu melalui penambahan atau pembangunan sekolah untuk memudahkan masyarakat agar dapat bersekolah tanpa membayar biaya sedikitpun.

  2.3.3. Sarana Ibadah

  Jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Longkotan Sopokomil adalah 5 (unit) bangunan gereja dan 1 (unit) bangunan mesjid/musolah. Masyarakat menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaan nya masing- masing. Jumlah sarana ibadah di Desa Longkotan Sopokomil tidak terlalu banyak karena biaya yang mereka butuhkan dalam membangun sarana ibadah tidaklah sedikit.

  2.3.4. Sarana Transportasi

  Sarana transportasi yang terdapat di Desa Longkotan Sopokomil berupa alat angkutan umum (angkot), becak mesin. Perjalanan menuju Desa Longkotan Sopokomil lebih kurang 28 km dari pusat kota kabupaten dan lebih kurang 6 km dari pusat kota kecamatan. Sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat di Desa Longkotan Sopokomil adalah berupa sepeda motor yang disebut kereta, angkot ataupun mobil pengangkut barang dari hasil bertani.

  2.3.5. Sarana Hiburan dan Komunikasi

  Salah satu sarana hiburan pada daerah Desa Lokkotan Sopokomil adalah hiburan musik tradisonal yang sudah digantikan dengan penggunaan organ ataupun keyboard dan di iringi oleh gendang dan seruling dan ini digunakan pada upacara pesta pernikahan dan pesta lainnnya. Hal ini sudah berlangsung sejak lama dan tanpa membeda-bedakan agama ataupun suku diantara mereka.

  Sarana komunikasi yang terdapat di Desa Lokkotan Sopokomil adalah berupa televisi, radio dan handphone sebagai alat komunikasi yang hampir setiap penduduk desa memiliki sarana komunikasi tersebut, apalagi pada perkembangan zaman sekarang hampir setiap orang memiliki alat komunikasi seperti handphone.

  2.3.6. Sarana Perdagangan

  Sarana perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Lokkotan Sopokomil berupa warung, kedai/toko kelontong dengan bentuknya yang sederhana dan itu semua adalah milik pribadi. Kedai/toko dan warung kecil tersebut adalah menjual makanan, minuman, rokok, kue, kerupuk, obat-obatan, dan juga sayur-sayuran seadanya. Sarana tersebut mereka buat karena mau ber usaha demi kehidupan sehari-hari dan juga karena jarak pasar jauh dari tempat tinggal mereka.

2.4. Kondisi Sosial Budaya

  Dalam sebuah masyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan seperti bahasa, organisasi sosial dan lain-lain. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Desa Lokkotan Sopokomil adalah bahasa batak toba dan juga bahasa pakpak. Bahasa pakpak di pake jika sesama suku pakpak saling berkomunikasi tetapi jika lain suku yang saling berinteraksi masyarakat akan memakai bahasa batak toba. Untuk bahasa nasional yaitu bahasa indonesia jarang digunakan oleh penduduk desa apalagi dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa batak toba walaupun sebagian masyarakat ingin mengunakannya tapi mereka merasa malu karena dari pedesaan. Bahasa indonesia digunakan pada saat tertentu saja misalnya pada acara-acara formal seprti rapat atau musyawarah desa ataupun juga pemberian pengarahan oleh instansi pemerintahan pada masyarakat bahasa indonesia akan dugunakan itupun selalu dicampur dengan bahasa batak toba ataupun bahasa pakpak dan tidak seutuhnya menggunakan bahasa indonesia asli.dengan menggunakan bahasa campuran kadang memakai bahasa indonesia dan bahasa pakpak dan juga memakai bahasa batak toba ini biasanya dilakukan untuk lebih memudahkan penerimaan oleh warga masyarakat desa terhadap isi pesan yang ingin disampaikan .ini juga dinamakan bahasa indonesia campuran dan memiliki kesan yang akrab dan komunikatif dibandingkan dengan pemakaian bahasa indonesia yang sebenarnya dan ini hanya dilakukan di desa tersebut.

  Selain bahasa, unsur dari kebudayaan lainnya adalah organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan ini berfungsi untuk pedoman segala perilaku masyarakat agar lebih mudah untuk melakukan seluruh kegiatan masyarakat sehari-hari. Organisasi masyarakat juga secara sederhana dapat dikatakan sebagai perwujudan dari aturan atau norma dalam masyarakat yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertip kehidupan.warga masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang erat dan lebih dalam daripada hubungan mereka dengan masyarakat pedesaan lainnya.

  Dalam masyarakat Desa Sopokomil ada suatu kebiasaan ketika menghadapi kesulitan ataupun menghadapi masalah yang muncul, kebiasaan tersebut dilakukan oleh golongan orang tua. Orang tua selalu dihargai dan selalu diandalkan untuk memberikan nasehat. Hal inilah yang menimbulkan kebiasaan untuk menjadikan sebuah perkumpulan untuk mengadakan suatu musyawarah. Musyawarah desa dilakukan sebagai salah satu cara menjaga kerukunan antar warga, agar hubungan antara masyarakat desa sopokomil terlaksana atau dijaga dengan baik.

  Namun di antara itu ada juga norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat sekitar yang berfungsi mengatru seluruh masyarakat penduduk desa sopokomil. Aturan-aturan tersebut berupa hukuman yang tidak tertulis yang sudah ada sejak dulu dan secara turun temurun dipatuhi oleh masyarakat desa.

  Norma adalah salah satu yang terbentuk dalam desa sopokomil, awalnya norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Dan dengan berjalannya waktu norma tersebut meluas dan dilaksanakan oleh masyarakat desa. Norma yang ada di desa sopokomil adalah kebiasaan. Dan salah satu bentuk dari kebiasaan masyarakat desa sopokomil adalah hormat dan patuh kepada yang lebih tua dan saling menghargai satu sama lain. Apabila orang salah seorang melanggar kebiasaan tersebut maka orang tersebut dianggap telah melakukan penyimpangan. Dan anggota masyarakat yang telah melanggar kebiasaan tersebut akan mendapat sanksi atau hukuman, salah satu sanksi yang didapat adalah orang tersebut dikucilkan atau tidak dihargai sama sekali.

  Masyarakat Desa Sopokomil umumnya adalah masyarakat pakpak. Seiring berjalannya waktu desa sopokomil mengalami kemajuan dengan bertambahnya penduduk. Penduduk yang datang adalah kebanyakan masyarakat toba. Sehingga saat ini masyarakat toba lebih menguasai desa sopokomil tersebut. Oleh karena itu tradisi yang berlaku dimasyarakat adalah tradisi yang berlaku atau yang berasal dari budaya batak toba. Walaupun masyarakat pakpak juga melakukan tradisi mereka sendiri dan juga tidak beda jauh dengan budaya batak toba.

  Salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat desa sopokomil adalah dalam pelaksanaan upacara perkawinan. Pelaksanaan upacara perkawinan yang diadakan oleh masyarakat desa memiliki tahap-tahap yang harus dilalui seperti bertunangan atau disebut martuppol dan masih banyak tahap-tahap yang harus dilalui baik oleh kedua mempelai maupun keluarga kedua belah pihak. Biasanya dalam upacara ini seluruh keluarga yang dekat maupun yang jauh diundang untuk memberikan doa restu pada kedua mempelai. Karena upacara perkawinan ini merupakan hal yang penting dalam hidup setiap manusia dan upacara ini diadakan semeriah mungkin. Dan acara ini berlangsung satu hari saja. Dan upacara ini dilakukan dengan menyediakan alat musik untuk menari atau disebut dengan manortor dan juga bernyanyi.

  Selain dalam upacara perkawinan ada juga upacara yang bernuansa kesedihan yaitu upacara kematian. Bagi masyarakat desa sopokomil yang masih banyak mempercayai akan adanya kekuatan-kekuataan roh nenek moyang dan selalau melakukan ritual upacara apabila ada kematian. Upacara ini diadakan atau dilaksanakan sebagai tanda penghormatan dan untuk mendoakan keluarga atau orang yang meninggal tersebut. Dalam upacara ini ada suatu perbedaan dalam yang tidak ada dilihat dalam etnik lain. Perbedaan tersebut adalah ketika yang meninggal itu masih muda atau belum berkeluarga atapun yang sudah berkeluarga tapi belum memiliki anak dan cucu biasanya itu belum ada acara musik atau manortor.

  Dalam upacara ini hanya ada bentuk doa untuk kekuarga yang ditinggal dan orang yang meninggal. Sedangkan yang meninggal sudah memiliki cucu atau disebut mar nini mar nono ini di adakan acara saurmatua dalam upacara ini seluruh keluarga atau yang diundang akan memberikan doa dan juga menghormati orang yang meninggal ketika mengingat/mengenang jasa-jasa nya masih hidup dan upacara ini menyediakan alat musik dan menari atau manortor. Setelah itu dilanjutkan dengan acara pemakaman. Satu hari atau dua hari setelah acara pemakaman masyarakat yang memiliki organisasi dalam gereja ataupun yang lain selalu mendatangi pihak yang ditinggalkan ini bertujuan untuk menghibur pihak yang ditinggalkan dan dalam masyarakat batak ini disebut mangapuli. Kemudian tiga hari atau seminggu setelah pemakaman pihak keluarga yang lain akan datang membawa makanan kerumah yang berduka. Acara ini adalah untuk menghibur juga dan ada acara makan bersama.

  Selain itu ada juga dalam acara muda-mudi yang melakukan acara syukuran setiap tahun. Dalam acara ini muda-mudi setempat melakukan kerja sama dan bertujuan untuk bersyukur dan berterimakasih dan juga menghargai atau menghormati masyarakat dan orang tua. Acara ini dilakukan dengan mengundang orang tua dan masyarakat setempat. Dan sekaligus ada acara lelang dan hasil lelang tersebut akan mereka pergunakan untuk keperluan bersama seperti membuat lampu jalan.