Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia serta rekezi dari -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan

  

Perempuan di Perkebunan (studi : pada Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan

  Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan)” disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, do’a, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak Syufria Dharma dan Ibu Suryati yang telah merawat dan membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh rasa cinta, kasih sayang dan kesabaran.

  Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini kepada: 1.

  Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

  2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku ketua Departemen Sosiologi, sekaligus dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, ide-ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang memberikan segenap ilmu pengetahuan semasa perkuliahan

  4. Bapak Drs. Junjungan SBP Simanjutak, M.Si, selaku dosen penguji pada ujian proposal yang telah memberikan masukan, ide-ide dan pemikiran dalam mengerjakan skripsi ini dan sekaligus dosen penasihat akademik yang selalu memberikan arahan yang baik kepada penulis sebagai mahasiswanya.

  5. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa, dan Kak Betty yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi dan kepeluan akademis lainnya,kemudian terima kasih kepada Ibu Dra. Linda Elida, M. si yang telah juga memberikan banyak ilmu tentang Sosiologi dan pengetahuan masyarakat diluar sana,masyarakat di pegunungan, di pesisir, di pinggiran kota, kelas menengah atas dan kelas menengah bawah melalui komunitas Ganbare,dkk.

  6. Kepada Bapak dan Mamak tercinta yang telah membesarkan saya dengan mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan tiada batasnya kepada saya, selalu memberikan doa’ dan nasehat, dan mendidik saya serta dukungan moril maupun materil kepada saya.

  7. Kepada adik tersayang Maulida Rahmadani yang selalu memberikan do’a, semangat, nasehat kepada saya dan masukan yang tidak ternilai harganya dalam penyelesaian skripsi ini.

  8. Teman-teman Sosiologi stambuk 2010,teman-teman junior stambuk 2011,2012,2013,2014 dan para senioren sosiologi uber ales, teman-teman IMASI yang sudah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini dan ketika bersama menuntut ilmu di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan 9. Kepada teman-teman PKL Kuala Begumit series Marlina,Melisa,Juliah,Evi

  Yunita,Mira,Nurma,Heppy,Debora,Rohana,Mbak Uti,Yohanna,Angel,Agusta,Adian,Sehadinggit. Teman SUAGA (Sugianto,Anggelina Regina dan Yoga. Teman-temen sekomunitas bareng Tri Quari, Yamin, Mbak Yulia, bang Putra, bang Reza, bang Sahrul, bang Rudi.

  Teman sepermainan bareng Johan simamora s. Sos, veby, hivo, sonya, natalia, hening, warren, defi ayuni. Dan lain-lain yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu.

  10. Kepada para informan karyawan perempuan dan laki-laki di Unit Usaha Tinjowan, Ibu Jemina, Ibu Emna, Ibu Chandra, Ibu Ambarita, Ibu Sri Rezeki, Ibu Mestika Hani, bapak assisten SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan, bapak Mirvan Ariza, dan bapak kepala desa Tinjowan bapak Suparman,dan lain sebagainya yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi penelitian ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Wassalam.

  Medan, Februari 2015 WINANDAR YOGA NIM. 100901073

  

DAFTAR ISI

  2.1 Pembagian Kerja Secara Seksual ......................................................................... 14

  2.5 Perempuan dalam pekerjaan perempuan .............................................................. 25

  2.4 Kebijakan Pengarusutamaan Gender ................................................................... 23

  2.3.3 Status dan peranan perempuan .................................................................. 21

  2.3.2 Sistem masyarakat patriarkhi .................................................................... 20

  2.3.1 Wanita dan Pekerjaan ................................................................................ 19

  2.3 Peran dan hak Perempuan di sektor publik .......................................................... 17

  2.2 Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan Perempuan ...................................... 16

  BAB II Kajian Pustaka.................................................................................................... 14

  Abstrak ............................................................................................................................... i Kata pengantar .................................................................................................................. ii Daftar isi............................................................................................................................ v Daftar tabel....................................................................................................................... ix

  1.5 Defenisi konsep .................................................................................................... 11

  2. Manfaat praktis .................................................................................................. 10

  1. Manfaat teoritis .................................................................................................. 10

  1.4 Manfaat penelitian ................................................................................................ 10

  1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................. 10

  1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 9

  1.1 Latar belakang masalah .......................................................................................... 1

  BAB I Pendahuluan .......................................................................................................... 1

  2.6 Aspek Eksistensialisme ........................................................................................ 26

  2.7 Mobilitas sosial .................................................................................................... 27

  2.8 Aspek jaringan sosial ........................................................................................... 29

  2.9 Manajemen karir .................................................................................................. 30

  BAB III Metode penelitian ............................................................................................. 32

  3.1 Jenis penelitian ..................................................................................................... 32

  3.2 Lokasi penelitian .................................................................................................. 32

  3.3 Unit analisis dan informan penelitian .................................................................. 33

  3.4 Teknik pengumpulan data penelitian ................................................................... 34 3.4.1 teknik pengumpulan data primer .................................................................. 34 3.4.2 teknik pengumpulan data sekunder .............................................................. 35

  3.5 Interpretasi data .................................................................................................... 35

  3.6 Jadwal kegiatan .................................................................................................... 36

  3.7 Keterbatasan penelitian ........................................................................................ 36

  BAB IV Temuan dan Interpretasi data penelitian ........................................................... 38

  4.1 Deskripsi wilayah penelitian ................................................................................ 38

  4.1.1 Sejarah .......................................................................................................... 38

  4.1.2 Letak geografis ............................................................................................. 39

  4.1.3 Kondisi sosial ekonomi karyawan ................................................................ 39

  4.1.4 Visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) ................................ 51

  4.1.5 Struktur organisasi kerja Unit Usaha Tinjowan ........................................... 52

  4.2 Profil Informan Penelitian .................................................................................... 53

  4.2.1 Karyawan Perempuan ................................................................................... 53

  4.2.2 Karyawan laki-laki ....................................................................................... 64

  4.2.3 Informan Tambahan ..................................................................................... 71

  4.2.3.1 Assisten SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan...................................... 71

  4.2.3.2 Ketua SPBUN Basis Tinjowan .................................................................. 74

  4.2.3.3 Kepala desa Tinjowan dan pensiunan karyawan ....................................... 75

  4.2.3.4 Karyawan Pimpinan perempuan,kepala sekolah SMP YAPENDAK ....... 77

  4.3 Eksistensi Karyawan Perempuan di Unit Usaha Tinjowan ...................................... 78

  4.3.1 Karyawan Perempuan dalam Perjanjian Kerja Bersama .............................. 79

  4.3.2 Pasal 43 Karyawan Perempuan sebagai Kepala Keluarga ........................... 80

  4.3.3 Penghargaan terhadap karyawan perempuan ............................................... 82

  4.3.4 Kedisiplinan Kerja Karyawan Perempuan ................................................... 84

  4.3.5 Kesesuaian Posisi dan Jenis Pekerjaan Karyawan ....................................... 85

  4.3.6 Loyalitas Kerja Karyawan Perempuan ......................................................... 88

  4.3.7 Klasifikasi Informan berdasarkan indikator eksistensinya ........................... 93

  4.4 Mobilitas social karyawan perempuan ...................................................................... 95

  4.4.1 Mobilitas social vertical naik karyawan ....................................................... 95

  4.4.2 Mobilitas social horizontal karyawan ........................................................... 99

  4.4.3 Bentuk-bentuk mobilitas sosial karyawan perempuan ............................... 101

  4.4.4 Kesempatan Pelatihan Karyawan Perempuan ............................................ 102 4.4.4 klasifikasi informan berdasarkan mobilitas social karyawan ..................... 104

  4.5 Pandangan karyawan laki-laki terhadap pekerjaan karyawan perempuan ............. 105

  4.7 Faktor penghambat eksistensi dan mobilitas social karyawan perempuan ............. 107

  4.7.1 Faktor Structural ......................................................................................... 107

  4.7.2 Faktor Individual ........................................................................................ 108

  4.7.3 Faktor Jaringan social karyawan perempuan ............................................. 110

  BAB V Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 112

  5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 112

  5.2 Saran .............................................................................................................. 113 Daftar Pustaka ............................................................................................................... 115 Lampiran dan dokumentasi penelitian .......................................................................... 119

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Komposisi Penduduk .......................................................................................... 2 Tabel 2. Angkatan Kerja ................................................................................................... 3 Tabel 3. Komposisi Karyawan .......................................................................................... 8 Tabel 4. Komposisi Karyawan berdasarkan Jenis kelamin dan persentasenya .............. 44 Tabel 5. Persentase Pendidikan Karyawan ..................................................................... 47 Tabel 6. Jenjang Kepangkatan ........................................................................................ 48 Tabel 7. Gaji Pokok Karyawan Berdasarkan Golongan ................................................. 49

  

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dewasa ini, isu gender antara kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam dunia kerja menjadi isu yang hangat dalam konteks relasi antara perempuan dan laki-laki didalam keluarga, masyarakat, ataupun negara. Pekerja perempuan belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan pekerja laki-laki untuk beberapa hal dalam sektor publik terutama mengenai pekerjaan dan jabatan atau posisi tertentu. Posisi seperti direktur utama (dirut) karena sistem maka laki-lakilah yang masih dapat menduduki posisi tersebut, sedangkan perempuan masih dianggap belum mampu. Sebagai contoh beberapa publik figure atau tokoh perempuan yang berhasil menempati posisi penting seperti direktur utama yaitu, Galaila Karen Gustiawan yang menjadi dirut PT. Pertamina (persero) yang menjabat tahun 2009. Dalam posisi lain seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Linda Amalia Sari Gumelar dan dalam birokrasi seperti wakil ketua II MPR Hj. Melani Leimena Suharli dan sebelumnya BRA. Mooryati Soedibyo. Mereka merupakan salah satu contoh perempuan yang dapat menduduki posisi penting dalam birokrasi.

  Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada sensus penduduk 2010 (Sumatera Utara dan Indonesia), Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara sebanyak 12. 982. 204 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 6. 382. 672 jiwa (49,16 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 6. 599. 532 jiwa (50,84 persen). Penduduk laki-laki Provinsi Sumatera Utara sebanyak 6 .483. 354 jiwa dan perempuan sebanyak 6. 498. 850 jiwa. Seks Rasio adalah 100, berarti terdapat 100 laki- laki untuk setiap 100 perempuan. Data dapat dibagi menjadi data Penduduk Angkatan Kerja dan data Penduduk yang bekerja dari sensus penduduk tahun 2010 dan 2013 yang dijadikan sebagai rujukan dalam latar belakang penelitian ini. Sensus bulan Februari 2010 Penduduk yang Bekerja mencapai 107,41 juta jiwa dan sensus bulan Februari 2013 Penduduk yang bekerja mencapai 114,21 juta jiwa. Sedangkan, jumlah Angkatan Kerja pada sensus 2010 mencapai 116,00 juta jiwa, dan pada sensus 2013 Angkatan Kerja mencapai 121,19 juta jiwa.

  Tabel 1. Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut jenis pekerjaan, jabatan dan jenis kelamin di Indonesia.

  No. Jenis Pekerjaan/Jabatan Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

  1

  2

  3

  4

  5

  1 Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis 3,719,736 4,217,828 7,937,564

  2 Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan 924,369 194,015 1,118,384

  3 Tenaga tata usaha dan yang sejenis 3,751,665 2,544,906 6,296,571

  4 Tenaga usaha penjualan 9,840,585 11,464,391 21,304,976

  5 Tenaga usaha jasa 3,394,543 3,099,308 6,493,851

  6 Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 24,419,781 14,938,898 39,358,679

  7 Tenaga produksi,operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar 23,631,000 7,335,600 30,966,600

  8 Lainnya 524,342 20,222 544,564

  JUMLAH 70,206,021 43,815,168 114,021,189 Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus bulan Februari 2013.

  (http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/) Tabel 2. Angkatan Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Indonesia.

  No. Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

  1

  2

  3

  4

  5 1 <SD 33,349,016 23,317,438 56,666,454

  2 SMTP 14,351,763 7,755,373 22,107,136

  3 SMTA 20,388,152 10,249,913 30,638,065

  4 Diploma I/II/III/Akademi 1,619,466 1,795,087 3,414,553

  5 Universitas 4,690,160 3,675,344 8,365,504

  JUMLAH 74,398,557 46,793,155 121,191,712 Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus Bulan Februari 2013.

  (http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/) Hal ini terlihat bahwa secara jumlah perempuan menjadi mayoritas karena angka menunjukkan perempuan lebih banyak jumlahnya dari pada laki-laki, tetapi data berdasarkan seperti Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, Pendidikan, dan Kesempatan kerja jumlah laki-laki lebih banyak dari pada Perempuan.

  Dominasi laki-laki terjadi pada : Status-status penting dalam pekerjaan

  • Posisi atau jabatan tertentu (posisi atas yang biasanya ditempati oleh laki-laki
  • seperti manajer, direktur dan lain sebagainya).

  Pengangkatan dan kesempatan kerja

  • Dan pekerjaan atau lembaga (institusi) tertentu yang masih didominasi laki-
  • laki.

  Dari total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia (data Badan Pusat Statistik tahun 2012), saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu artinya, jumlah pekerja perempuan hampir sama besarnya dengan pekerja laki-laki. Hal yang lebih penting, pada saat yang sama perempuan juga menemukan kebebasan untuk tetap menjalankan perannyasebagai seorang ibu untuk perempuan yang sudah menikah, dan menjadi seorang single career untuk Perempuan yang mengutamakan karir dan masa depannya untuk bekerja disebuah perusahaan. Pemberdayaan kaum perempuan yang menjadi cita-cita Kartini saat ini telah dapat dinikmati oleh sebagian besar perempuan. Sebagian dari kita tidak saja telah dapat menemukan pekerjaan sesuai passion, tetapi juga telah memperoleh kebebasan finansial. (Kompasiana.com)

  Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kementerian atau lembaga merupakan implementasi Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Sesuai dengan Inpres tersebut kementerian atau lembaga berkewajiban untuk mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Agar suatu penyusunan kebijakan dapat mempertimbangkan aspek Gender, dukungan pejabat lain sangat diperlakukan. Inpres Nomor 9 Tahun 2000 diacu oleh Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014, yang menetapkan Kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) lintas Bidang pembangunan, sebagai salah satu prinsip dan landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan (RPJMN 2010-2014).

  Pengarusutamaan gender dalam pembangunan adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi/menghilangkan kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi keduanya dalam pengambilan keputusan dan penguasaan terhadap sumberdaya pembangunan, seperti misalnya pengetahuan, keterampilan, informasi, kredit. (Panduan Pelatihan Pengarusutamaan Gender Kementerian Keuangan, tahun 2011)

  PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal. (http://www.ptpn4.co.id/)

  PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan merupakan perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) untuk mengelola hasil panen sawit sampai menjadi CPO (bahan setengah jadi). Ada beberapa bagian pekerjaan yang biasa ditempati dan diduduki oleh karyawan perempuan di Unit Usaha Tinjowan, dan pembagian kerja ini dapat dilihat dari status sosial pekerjaan (seperti, buruh) dan stratifikasi sosial pekerjaan (berdasarkan struktur organisasi kerja).

  Secara umum, bisa dilihat keterlibatan Perempuan dalam perkebunan sebagai berikut ; 1.

  Sisi pertama, kegiatan perempuan atau ibu istri tidak bekerja dari karyawan pelaksana atau pimpinan di Unit Usaha Tinjowan : a.

  IKBI (ikatan keluarga besar istri) b.

  Pengurus Perwiritan c. Pengajian IKBI d.

  Pengurus Koperasi Karyawan.

  e.

  MTSI (agama islam) dan PUK (agama Kristen) 2. Sisi kedua, perempuan yang terlibat langsung pada sector perkebunan,bagian kantor dan pekerjaan lapangan : a.

  Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) b.

  Karyawan tetap (karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan) c. Karyawan tidak tetap (honor perusahaan dan outsouching) d.

  Pelayan atau pembantu di kantor e.

  Karyawan perempuan yang bekerja dilapangan, seperti mandor atau karyawan lapangan biasa bidang pemeliharaan tanaman dilapangan.

  f.

  Perempuan yang ikut membantu suaminya memanen buah.

  Menurut Mazdalifah (dalam jurnal Harmoni Sosial, 2007), Perempuan yang bekerja di perkebunan khusus sebagai buruh disebabkan karena dua alasan. Pertama, penghasilan suami (umumnya bekerja sebagai karyawan perkebunan) tidak mencukupi. Kondisi ini kemudian menyebabkan istri harus bekerja guna memenuhi ekonomi keluarga. Kedua, pekerjaan tersebut relatif mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

  Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi, atau dapat dikatakan hanya membutuhkan tenaga.

   Dalam hal eksistensi dan mobilitas sosial pada karyawan perempuan, dapat terlihat dari keseharian karyawan perempuan mulai dari pertama kali masuk kerja sampai dengan karir yang dimiliki sekarang. Karyawan perempuan tersebut memperlihatkan dalam hal memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan laki-laki mengenai golongan atau jabatan ataupun jenjang karir (berbeda setiap instansi dan birokrasi) dan membentuk sebuah stratifikasi pekerjaan masing-masing.

  PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan, memiliki prosedur tersendiri mengenai proses perekrutan karyawan baik perempuan maupun laki-laki. Penilaian mengacu pada kualitas diri para karyawan dan kinerjanya selama ini. Data dibawah menunjukkan jumlah karyawan perempuan dan laki-laki di Unit Usaha Tinjowan.

  Tabel 3. Komposisi Karyawan Perempuan Menurut Bagian Kerja dan Jenis Kelamin di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

  79

  11 PKS

  65

  65

  12 Pengolahan

  18

  5

  23

  13 Afdeling I

  59

  17

  76

  14 Afdeling II

  62

  17

  15 Afdeling III

  6

  57

  16

  73

  16 Afdeling IV

  56

  15

  71

  17 Afdeling V

  50

  20

  70

  18 Bibitan

  4

  3

  6

  10 Bengkel listirk

  No. Bagian Pekerjaan Karyawan Pelaksana Jumlah Laki – laki Perempuan

  4

  1

  2

  3

  4

  5

  1 Dinas Tanaman

  4

  1

  5

  2 Kantor Tata Usaha

  13

  7

  20

  3 Gudang

  4

  16

  7 Teknik sipil 16 20*

  16

  9 Bengkel umum

  7

  7

  8 Bengkel

  36

  13

  4 SDM dan Umum 13 14*

  13

  6 Transport

  18

  18

  5 Pengamanan

  27

  7

  Jumlah 479 135 614

  (data diambil dari bagian SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan, April 2014) Nb: Tanda (*) menandakan banyaknya jumlah Karyawan Perempuan pada bagian Pekerjaan tersebut.

  Dari data dan realitas sosial yang ditemukan dilapangan, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan (studi Pada Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan),dan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menjadikan karyawan perempuan menjadi objek penelitian untuk melihat eksistensi dan mobilitas sosial karyawan perempuan dalam penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

  Dalam Penelitian ini yang menjadi perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Eksistensi Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV

  Unit Usaha Tinjowan? 2. Bagaimana Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara

  IV Unit Usaha Tinjowan?

1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan Penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian ( Bungin, 2008 : 75 ). Dan adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai Eksistensi Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

  2. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan

  1.4 Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan kajian ilmiah yang berkaitan dengan Sosiologi Gender dan Sosiologi Masyarakat

  Perkebunan untuk Mahasiswa departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan mengenai Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini ditujukan dan bermanfaat kepada pihak perkebunan kelapa sawit

  PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan, dinas tenaga kerja dan transmigrasi, pemerintah serta pihak-pihak birokrasi lain yang digunakan sebagai keperluan data penelitian, referensi, kebijakan dan keperluan lainnya.

  1.5 Definisi Konsep

  1. Keadilan Gender, berbicara mengenai perlakuan adil yang dimiliki dan diberikan oleh setiap individu baik laki-laki dan perempuan dalam memperoleh sesuatu hal seperti, pendidikan, pekerjaan dan layanan kesehatan. Untuk mengukur perlakuan yang didiapatkan karyawan baik upah, insentif, kesempatan kerja, golongan dan jabatan.

  2. Kesetaraan Gender, mengenai kesempatan yang sama terkait hak dan kewajiban yang dimiliki setiap individu laki-laki dan perempuan dalam segala hal dan kesempatan.

  3. Eksistensi Karyawan Perempuan, Menurut Zainal Abidin (2008) Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya. Oleh sebab itu, arti istilan eksistensi analog dengan ‘kata kerja’ bukan ‘kata benda’. Eksistensi adalah milik pribadi. Tidak ada dua individu yang identik. Oleh sebab itu, eksistensi adalah milik pribadi, yang keberadaannya tidak bisa disamakan satu sama lain. Eksistensi karyawan perempuan merupakan keberadaan karyawan perempuan dalam menyikapi segala situasi dan kondisi sosial dimana perempuan tersebut bekerja dan menjalankan karirnya termasuk jabatan, golongan, mutasi kerja dan semua yang terkait dengan pekerjaan di PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan,dan untuk mengukur peran dan perlakuan terhadapnya, seperti hak dan kewajiban karyawan tersebut.

  4. Pekerja/karyawan Perempuan adalah setiap perempuan yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain disuatu instansi atau lembaga perusahaan baik pemerintah maupun swasta dengan ketentuan status pekerjaan tertentu (karyawan tetap atau tidak tetap).

  5. Karir merupakan suatu arah (jalan) umum yang dipilih seseorang untuk mengejar keseluruhan kehidupan pekerjaannya.

  

6. Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari

  lapisan yang satu ke lapisan yang lain (pada karyawan perempuan). Mobilitas vertikal (naik dan turun) adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. (jabatan kerja Karyawan Perempuan). Mobilitas horizontal (dalam lapisan sosial) perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial tertentu. (mutasi kerja karyawan perempuan). Dalam hal ini Mobilitas sosial yang terjadi dalam posisi dan status pekerjaan atau jabatan dan jenjang karir yang terjadi dan dimiliki oleh karyawan perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

  

7. Pembagian Kerja seksual, merupakan pembagian kerja yang berdasarkan jenis

  kelamin (maskulinitas dan feminitas) dan gender. Pekerjaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaian nilai,norma dan peraturan yang berlaku bagi perempuan dan laki-laki dalam ketenagakerjaan.

  8. Stratifikasi Pekerjaan, merupakan tingkatan status pekerjaan tertentu dan membentuk status sosial tertentu yang dimiliki oleh pekerja atau karyawan.

  9. Jenjang Karir, merupakan karir yang dimiliki karyawan perempuan berupa golongan jabatan karyawan. Yaitu, golongan IA s/d ID, IIA s/d IID (untuk karyawan pelaksana). Golongan IIIA s/d IVD (untuk karyawan pimpinan, seperti assisten, kepala dinas dan manajer). Jenjang karir karyawan digambarkan dengan Golongan Kerja Karyawan yang dimiliki dan bersifat privatisasi.

  10. Jaringan sosial, merupakan hubungan sosial yang mempengaruhi suatu kebijakan,penggambilan keputusan dan hal lainnya dalam dunia kerja. Dalam hal ini,konsep jaringan sosial digunakan untuk melihat adanya keterikatan hubungan sosial karyawan pelaksana dengan karyawan pimpinan.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perilaku Kader dalam Pemantauan Pertumbuhan Balita di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung

0 1 8

Pemeriksaan Boraks Pada Bakso yang Dijual Pedagang Kaki Lima dan Warung Bakso di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Makanan - Pemeriksaan Boraks Pada Bakso yang Dijual Pedagang Kaki Lima dan Warung Bakso di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

0 1 32

Pemeriksaan Boraks Pada Bakso yang Dijual Pedagang Kaki Lima dan Warung Bakso di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Infeksi - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 1 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Implementasi Metode System Development Life Cycle (SDLC) dan Algoritma Profile Matching untuk Penentuan Karyawan Berprestasi

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi Kurang - Pengaruh Pemberian cookies Substitusi Tepung Tempe terhadap Pertumbuhan Anak Batita Gizi Kurang di Kelurahan Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2013

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

0 0 83

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembagian Kerja Secara Seksual - Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

0 0 18