ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN DI SUNGAI SAMBAS
KECAMATAN SEBAWI KABUPATEN SAMBAS UNTUK USAHA
BUDIDAYA PERIKANAN
(Suitability Analysis Of Water In The Sambas River Subdistrict Sebawi, Sambas District To The
Business Of Cultivating Fishery )
Eka Indah Raharjo2, Farida2, Sukmayani 3
1. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
3. Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak
eka.raharjo@ymail.com

ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan diperairan sungai Sambas Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas dengan
mengambil sampel air sungai Sambas. Waktu pelaksanaannya pada bulan November-Desember 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perairan sungai Sambas dalam pengembangan dan pemanfaatannya untuk
usaha budidaya perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Parameter kualitas air yang

digunakan meliputi fisika, kimia dan biologi perairan. Pengukuran kualitas air dilakukan pada 4 stasiun dengan 3
kali pengulangan. Berdasarkan hasil dari beberapa aspek pengukuran dapat disimpulkan bahwa Perairan Sungai
Sambas Kecamatan Sebawi cukup sesuai untuk melakukan budidaya. Hasilnya sebagai berikut dengan nilai suhu
rata-rata berkisar antara 26-28,30C, kecerahan 42,3-78, kecepatan arus 0,20-0,63 m/det, nilai TSS 1-37 mg/l,nilai
TDS 35,1-56,2 mg/l, DO 3,22-5,08 mg/l,nilai pH 5,4-6,7,nilai CO2 21-33 mg/l. Keanekaragaman plankton berada
dalam kondisi lingkungan subur dengan nilai 2,4595-2,1625 ind.
Kata Kunci: budidaya perikanan, parameter kualitas air, Sungai Sambas

ABSTRACT
This research has been conducted in the waters of the river Sambas, Sambas District Subdistrict Sebawi by
taking water sample Sambas river.The time of the implementation be held on months November-December 2015. This
study aimed to understand conformity water river sambas in the development and its use to the business of cultivating
fishery. Methodology research using survey method. The parameter of water quality used covering physics, chemical
and biological waters.The measurement of water quality done at 4 station with 3 times repetition. Based on the results
of some aspect of measurements can be concluded that waters river sambas Subdistrict Sebawi quite appropriate to
make the cultivation.The results as following by value an average temperature of ranged from 26-28,30C, brightness
42,3-78, speed current 0,20-0,63 m / det, TSS value 1-37 mg / l, TDS value 35,1-56,2 mg / l, DO 3,22-5,08 mg / l, pH
values 5,4-6,7, CO2 value 21-33 mg / l. Diversity plankton be in environmental conditions fertile with value 2,45952,1625 ind.
Keywords: aquaculture, parameter of water quality, Sambas river


21

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

PENDAHULUAN
Sungai Sambas merupakan sumberdaya alam
yang berada di Kabupaten Sambas, yang mengalir dari
hulu di kecamatan Paloh dan terus mengalir sampai ke
bagian hilir kota Sambas dengan luas lebih kurang
258.700 Ha. Aliran sungai Sambas dari hulu hingga ke
hilir yang melewati berbagai daerah seperti daerah
pertanian, perkebunan, pemukiman, perkotaan dan
industri. Beberapa fakta menunjukkan bahwa sungai
memiliki potensi untuk berbagai keperluan dalam
memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu yang
banyak terjadi adalah pengembangan perikanan. Akan
tetapi, Sungai sambas itu sendiri belum banyak
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat untuk
kegiatan usaha khususnya dibidang budidaya

perikanan. Apabila sungai itu dimanfaatkan, untuk
usaha perikanan akan membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan tidak terpaku dari hasil
pertanian, sebagai sumber pemasukan utamanya.
Hanya saja masyarakat belum mengerti beberapa
aspek tentang usaha perikanan itu sendiri, kurangnya
pengetahuan tentang perikanan dan belum mengetahui
taknis-teknis bagaimana cara budidaya ikan secara
baik dan berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian
perairan
sungai
Sambas
dalam
pengembangan dan pemanfaatannya untuk usaha
budidaya perikanan.

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan diperairan
sungai Sambas Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas
dengan mengambil sampel air sungai Sambas.
Sedangkan waktu pelaksanaannya dilaksanakan pada
bulan November-Desember 2015. Penggunaan
peralatan dalam penelitian alat tulis, botol, DO meter,

ISSN 2541 - 3155
kamera, pH meter, plankton net, refraktometer, secchi
disk dan thermometer, sedangkan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: sampel air dari
beberapa titik stasiun untuk di analisis di laboratorium,
larutan formalin sebagai pengawet pada air sampel.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei. Metode survei
selanjutnya digunakan untuk mengukur gejala yang
ada atau dengan memperhitungkan hubungan antara
variabel dan data yang digunakan untuk memecahkan
masalah. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran
pengamatan dan beberapa aspek fisika,kimia dan

biologi perairan sungai Sambas. Batasan dalam
pengambilan sampel yaitu pada saat musim penghujan.
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menentukan titik lokasi pengambilan air
sampel yang dibagi menjadi 4 stasiun dengan masingmasing tiga titik pengambilan sampel yang berbeda.
Adapun lokasi penelitian yang akan diambil yaitu:
1. Stasiun A= Desa Rantau Panjang, terletak di
daerah pemukiman mewakili zona padat
penduduk, daerah pertanian dan daerah hulu sungai
2. Stasiun B= Desa Tempatan, terletak dilokasi
pemukiman sebelah timur Kecamatan Sebawi.
Desa ini memiliki potensi untuk usaha perikanan,
karena lokasi desanya merupakan pusat kegiatan
serta lokasi ekonomi mewakili daerah pemanfaatan
air sungai.
3. Stasiun C= Desa Sebangun, desa ini terletak
diperbatasan wilayah sungai dan percabangan
sungai Sambas mewakili zona padat penduduk
yang tinggal di pinggiran sungai dan pemanfaatan
air sungai.

4. Stasiun D= Desa Sempalai Sebedang, terletak di
daerah pemanfaatan air sungai dan daerah hilir
sungai

22

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

23

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155


Data parameter kualitas air dianalisis secara
deskriptif. Selanjutnya untuk menghitung kisaran
kualitas air dilakukan pembandingan nilai baku yang
disarankan untuk budidaya ikan melalui PP Nomor
82 Tahun 2001 telah menetapkan baku mutu kualitas
air untuk budidaya ikan.

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui
bahwa rata-rata kecerahan perairan pada saat air surut
lebih rendah dibandingkan pada saat air pasang. Hal
ini dikarenakan perairan Sungai Sambas memiliki
arus yang relatif deras pada saat surut yang
membawa partikel lumpur yang cukup besar
sehingga mempengaruhi kecerahan perairan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Fisika Perairan
Suhu Perairan
Suhu merupakan salah satu faktor untuk
melakukan suatu budidaya, suhu penting bagi

kehidupan ikan dan organisme diperairan oleh
karena itu suhu sangat berpengaruh terhadap
kehidupan jasad renik (mikroorganisme) sehingga
dapat mempengaruhi kehidupan ikan. Menurut
Lingga (2000) suhu yang ideal untuk melakukan
suatu budidaya berkisar antara 25-310C.
Hasil pengukuran diperoleh nilai suhu ratarata pada lokasi penelitian berkisar antara 2528,3oC, dimana stasiun 2 memiliki suhu yang
rendah pada saat surut yaitu 25,7 oC dan stasiun 3
memiliki suhu yang tinggi pada saat pasang yaitu
28,3oC.Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata suhu pada saat pasang lebih tinggi dari
pada saat surut, hal ini disebabkan bahwa aliran air
dari hilir membawa suhu yang cukup tinggi
dibandingkan pada saat surut.
Edward (2011), mengatakan bahwa suhu
perairan berhubungan dengan kemampuan
pemanasan oleh matahari kemudian air lebih
lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan
panas lebih lama dibandingkan dengan daratan.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air (Suhu)

Selama Penelitian
Nilai Suhu
( 0C)
No.

Lokasi
Pasang

1
2
3
4

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang


Surut

26

26,4

26,7
28,3
27,3

25,7
27,3
26,6

Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

27-300C


Kecerahan
Kecerahan salah satu parameter perairan yang
sangat mendukung kegiatan budidaya. Menurut
Effendi (2003) kecerahan yang baik untuk usaha
budidaya berkisar antara 30-40 cm, karena pada
kondisi itu populasi plankton cukup ideal untuk
pakan alami dan material terlarut cukup rendah.

Tabel 2. Pengukuran Kualitas Air (Kecerahan)
Selama Penelitian
Nilai Kecerahan
(cm)
Standar
Optimal
No.
Lokasi
PP No.82
Pasang
Surut
( 2001)
1
Rantau
78
67
panjang
2
Tempatan
71,7
56,6
3
Sebangun
71,6
48,3
45 cm
4
Sempalai
76,6
42,3
Sebedang

Kecepatan Arus
Arus adalah faktor yang mempunyai
peranan yang sangat penting. Hal ini berhubungan
dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan
mineral terlarut yang terlarut dalam air. Selain itu
arus berfungsi sebagai pengangkut energi panas
dan substansi yang terdapat didalam air.
Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa ratarata kecepatan arus pada saat surut lebih tinggi
daripada saat pasang, hal ini dikarenakan pada saat
surut arus air lebih banyak membawa massa air
jika dibandingkan pada saat surut. Menurut Kordi
(2005) kecepatan arus yang ideal untuk keramba
berkisar 20-50 cm/det.
Tabel 3. Pengukuran Kualitas Air (Kecepatan
Arus) Selama Penelitian
Nilai Kecepatan
Arus (m/det)
No.

1
2
3
4

Lokasi
Pasang

Surut

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun

0,30

0,63

0,53
0,32

0,54
0,45

Sempalai
Sebedang

0,20

0,27

Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

0,200,50

24

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155
Tabel 5. Pengukuran Kualitas Air (TDS) Selama
Penelitian

Total Padatan Tersuspensi (TSS)
Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter > 1µm) yang tertahan pada
saringan milipore dengan diameter pori 0,45 µm
(Hariyadi, 2004). Berdasarkan tabel 4 dapat
dijelaskan bahwa nilai TSS rata-rata surut lebih tinggi
dari pada pasang, hal ini dikarenakan pada saat surut
arus air pada bagian hulu membawa padatan
tersuspensi yang cukup tinggi terdiri dari bahan
anorganik dan organik seperti liat dan butiran pasir,
sedangkan bahan organik diantaranya sisa-sisa
tumbuhan dan padatan biologi lainnya sel alga ,
bakteri dan sebagainya.
Hasil analisis TSS tertinggi terdapat di stasiun
Sebangun sebesar 33-37 mg/l. hasil tersebut masih
dibawah standar ambang batas baku mutu air yang
telah di tetapkan, menurut PP No.82 Tahun 2001
kadar TSS untuk budidaya ikan ( kelas II) sebesar 50
mg/l. TSS dalam air umumnya terdiri dari
fitoplankton, zooplankton, erosi tanah akibat hujan
lebat dapat mengakibatkan naiknya nilai TSS secara
mendadak.
Tabel 4. Pengukuran Kualitas Air (TSS)
Penelitian
Nilai TSS
(mg/l)
No.

1
2
3
4

Lokasi

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang

Pasang

Surut

11

15

1
13
28

33
37
23

Selama
Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

50 mg/l

Total Padatan Terlarut (TDS)
Total padatan terlarut (TDS) merupakan
bahan-bahan dalam air yang tidak tersaring dengan
kertas milipore dengan ukuran pori 0,45 µm. Padatan
ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan
organik yang terlarut dalam air, mineral dan garamgaramnya. Berdasarkan hasil pengukuran lapangan di
empat stasiun pengamatan menunjukkan nilai TDS
tertinggi ketika pasang terdapat pada stasiun D
(Sempalai Sebedang) sebesar 56,2 mg/l. tinggi nya
nilai TDS disebabkan pengaruh dari limbah buangan
kelapa sawit dan limbah rumah tangga.

NilaiTDS
(mg/l)
No.

1
2
3
4

Lokasi

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang

Pasang

Surut

35,1

46,7

46,6
50,7
49,9

48,8
56,2
54,5

Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

1000 mg/l

Pada Tabel 5 TDS rata-rata pada saat pasang
lebih tinggi di bandingkan pada saat surut hal ini
dikarenakan pada saat surut nilai TDS di pengaruhi
oleh kecepatan arus yang lebih besar sehingga lebih
banyak membawa padatan terlarut daripada saat
pasang
Menurut PP No.28 Tahun 2011 tentang baku
mutu air menetapkan bahwa kadar maksimum TDS
yang diperbolehkan dalam penggunaan air untuk
budidaya ikan (Kelas II) adalah 1000 mg/l. Jika
dibandingkan dengan baku mutu air tersebut nilai
TDS untuk Sungai Sambas masih memenuhi standar
baku mutu.

Parameter Kimia Perairan
Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH air sungai mencirikan keseimbangan
antara asam dan basa dalam air dan merupakan ion
hidrogen dalam larutan. Nilai pH dipengaruhi oleh
beberapa parameter antara lain aktifitas biologi, suhu,
kandungan oksigen dan ion-ion. Hasil pengukuran
derajat keasaman (pH) perairan lokasi stasiun
pengamatan menunjukkan konsentrasi pH berkisar
antara 5,4-6,7. Ambang batas pH untuk usaha
budidaya ikan (PP No.82 Tahun 2011) adalah 6-9.
Jika dibandingkan dengan baku mutu ini maka
keadaan perairan Sungai Sambas dibawah standar
baku mutu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Tabel 6 dijelaskan bahwa ratarata nilai pH pada saat pasang lebih tinggi
dibandingkan pada saat surut, namun diantara
keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang besar.
Menurut Lingga (2000) semakin tinggi suhu maka
semakin kurang kandungan oksigen terlarut sehingga
pH menjadi turun dan kandungan karbondioksida
semakin meningkat.

25

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .2. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

Tabel 6. Pengukuran Kualitas Air (pH) Selama
Penelitian

Tabel 8. Pengukuran Kualitas Air (CO2) Selama
Penelitian

Nilai pH
No.

1
2
3
4

Lokasi
Pasang

Surut

6

6,4

5,4
6,7
6,4

6,4
6
6

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang

Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

6,5-7,5

Hasil pengamatan yang dilakukan pada 4
stasiun diperoleh konsentrasi DO rata-rata setiap
stasiun (Tabel 7) yang berkisar antara 3,22-5,08
mg/l. Oksigen terlarut merupakan banyaknya oksigen
yang terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut
merupakan suatu faktor yang sangat penting didalam
ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk
proses respirasi bagi sebagian besar organisme air.
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan
oksigen terendah terjadi pada saat air surut (3,22
mg/l), dan tertinggi pada saat pasang (5,08 mg/l). Hal
ini dikarenakan pada saat pasang terjadinya
pergantian massa air yang diakibatkan oleh arus
sungai sehingga arus membawa oksigen terlarut lebih
banyak jika dibandingkan pada saat surut.
Tabel 7. Pengukuran Kualitas Air (DO) Selama
Penelitian

No.

1
2
3
4

Lokasi

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang

Pasang

Surut

5,08

3,22

3,72
3,53
3,89

3,72
3,38
3,72

No.

1

Oksigen Terlarut

Nilai DO
(mg/l)

Nilai CO2
(mg/l)

Standar
Minimal
PP No.82
( 2001)

4 mg/l

Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida baik dalam bentuk CO2 bebas
maupun sebagai karbonat dan bikarbonat terdapat
dalam air terutama dihasilkan oleh proses pernapasan
organisme dan penguraian bahan organik dalam
perairan. Daya toleransi organisme terhadap CO2
bebas dalam air bermacam-macam tergantung
jenisnya tapi pada umumnya bila lebih dari 15 ppm
dapat memberikan pengaruh yang merugikan.

Lokasi

Rantau
panjang
Tempatan
Sebangun
Sempalai
Sebedang

2
3
4

Pasang

Surut

21

30

25
29
33

27
27
31

Standar
Optimal
PP No.82
( 2001)

50 mg/l

Hasil pengukuran kandungan CO2 di perairan
dari 4 stasiun yang diperoleh berkisar antara 21 mg/l33 mg/l. Tingginya nilai CO2 diperairan merupakan
hasil proses difusi CO2 dari udara dan hasilproses
respirasi organisme akuatik. Selain itu, CO2 di
perairan juga dihasilkan daripenguraian bahan-bahan
organik oleh bakteri. Kadar karbondioksida bebas di
perairan berkaitan erat dengan bahanorganik dan
kadar oksigen terlarut. Peningkatan kadar CO2diikuti
oleh
penurunan
kadar
oksigen
terlarut.
Karbondioksida
akanmempengaruhi
proses
pernafasan organisme perairan terutama pada kondisi
DO