BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah menarik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Kepariwisataan Kabupaten Karo sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia bahkan masyarakat mancanegara. Kabupaten Karo memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi seperti wisata alam, agrowisata, wisata seni dan budaya, dan wisata peninggalan sejarah dan lain

  Adapun obyek wisata dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1

  Obyek wisata di Kabupaten Karo No Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Desa Jarak

  Kecamatan (km)

  1. Air terjun Rekreasi, Merek Pengambaten 35 Sipiso-piso Panorama dan

  Keindahan Alam.

  2. Gunung Sipiso Panorama Merek Situnggaling 34

  • piso Alam dan Olahraga Terjun Payung/Para Layang.

  3. Tongging Rekreasi dan Merek Tongging

  40 Keindahan Alam.

  4. Desa Budaya Desa Budaya Merek Dokan

  23 Dokan dan Penelitian.

  5. Situs Peninggalan Barusjahe Sukanalu

  23 Puntungan sejarah. Meriam Putri Hijau

  6. Situs Rumah Peninggalan Tigapanah Seberaya

  11 Putri Hijau. sejarah.

  7. Lau Biang Olahraga Tiga Perbesi

  50 Arung Jeram Binanga

  8. Gua Liang Keunikan dan Kuta Buluh Lau Buluh

  40 Dahar Keindahan Alam, serta Penelitian.

  9. Uruk Tuhan Panorama Simpang Berekah 25 dan Empat Keindahan Alam.

  10. Gunung Keindahan Simpang Lau Kawar

  27 Sinabung Alam, Empat Olahraga dan Penelitian.

  11. Danau Lau Rekreasi, Naman Lau Kawar

  27 Kawar Penelitian Teran dan Keindahan Alam.

  12. Desa Budaya Desa Budaya Simpang Lingga

  15 Lingga dan Empat Penelitian.

  13. Deleng Kutu Panorama Berastagi Gurusinga

  5 dan Keindahan Alam

  14. Bukit Panorama Berastagi Gundaling

  2 Gundaling dan Keindahan Alam, dan Kuda Tunggang.

  15. Taman Mejuah Rekreasi dan Berastagi Berastagi

  • juah Berastagi Kuda Tunggang.

  16. Pasar Buah Rekreasi dan Berastagi Berastagi Tradisional wisata Berastagi Belanja.

  17. Pesta Bunga Festival Seni Berastagi Berastagi dan Buah dan Budaya.

  Berastagi

  18. Desa Peceren Desa Budaya Berastagi Peceren

  1 dan Penelitian.

  19. Taman Hutan Rekreasi dan Dolat Tongkoh

  5 Raya Bukit Penelitian. Rakyat Barisan

  20. Gunung Olahraga, Berastagi Semangat

  10 Sibayak Keindahan Gunung Alam dan Penelitian.

  21. Raja Berneh Pemandian Merdeka Semangat

  13 Air Panas Gunung Alam

  22. Lau Debuk- Pemandian Berastagi Doulu

  10 debuk Air Panas Alam

  23. Air terjun Keindahan Berastagi Doulu

  11 Sikulikap dan Panorama Alam.

  24. Panorama Panorama Berastagi Doulu

  12 Penatapan dan Doulu Keindahan Alam.

  Sumber : Booklet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

  Melihat banyaknya potensi obyek wisata yang ada, begitu juga dengan kesenian dan kebudayaan masyarakat Karo, maka sangat wajarlah sektor pariwisata ini ditetapkan sebagai andalan dalam mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo. Apabila semua potensi obyek wisata di atas dikembangkan secara baik dan berkesinambungan serta adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Karo dan khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat di daerah tersebut.

  Salah satu contoh obyek wisata Kabupaten Karo yang menjadi suatu pusat perhatian atau yang memiliki banyak masalah bagi pengembanganya yaitu ‘Taman Mejuah-Juah’. Taman ini berlokasi di kota Berastagi dengan luas sekitar 6 Ha. Tempat ini ditumbuhi oleh tanaman dan bunga-bungaan yang indah. Tempat ini biasanya dipergunakan sebagai tempat rekreasi dan menampilkan berbagai acara seperti acara keagamaan, acara pesta bunga dan buah, atraksi dan kesenian budaya dan pertunjukan konser band. Namun dalam kenyataannya objek wisata Taman Mejuah-juah ini belum sepenuhnya berkembang karena rendahnya tingkat promosi dan keterbatasan dana dalam pembangunan untuk pengembangannya. Permasalahan di atas pada dasarnya masih dapat diatasi apabila dilakukan usaha pengembangan yang terencana oleh semua instansi yang terkait khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

  Menyadari akan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Karo melalui Dinas Kebudayaan kepariwisataan Karo dari segala aspek dengan tujuan meraih tempat sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, sehingga sektor kepariwisataan menjadi sumber atau pemasok dana strategis dalam menunjang pembangunan daerah. Agar potensi kepariwisataan dapat berkembang dan dapat dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual di pasar global, harus melakukan strategi yang mendukung perkembangan daerah tujuan wisata tersebut khususnya “Taman Mejuah-juah”.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mencari atau melihat isu-isu strategi yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Karo. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Dinas

  

Kebudayaan dan Pariwisata dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten

Karo”.

1.2 Perumusan Permasalahan

  Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis menentukan perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan objek wisata Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling, dan Desa Budaya Lingga di Kabupataen Karo ?”.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk menggambarkan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata Kabupaten Karo.

  2. Untuk mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang terjadi dalam strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata Kabupaten Karo.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah : 1. Secara subjektif, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, khususnya aparatur pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

  Kabupaten Karo, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan/sumbangan pemikiran dalam mengelola sektor pariwisata untuk mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo.

3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan jurusan Ilmu Administrasi Negara.

1.5 Kerangka Teori

  Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba – coba landasan teoritis. Menurut Hoy dan Miskel, teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generelisasi yang

  1 dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi .

  memberikan penjelasan tentang hal–hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel

  

2

  atau pokok masalah yang ada dalam penelitian . Untuk dapat menerangkan dan menjelaskan tentang strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo, maka penulis menggunakan kerangka teori sebagai berikut :

1.5.1 Manajemen Strategis

1.5.1.1 Pengertian Manajemen Strategi

  Manajemen Strategis berasal dari dua kata yakni manajemen dan strategi. Manajemen strategi merupakan sebuah ilmu yang pada akhir abad ke-20 menjadi sangat terkenal dan populer. Kesuksesan organisasi tidak terlepas dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perubahan. Perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman berimplikasi kepada munculnya kebutuhan untuk menyusun strategi yang tidak hanya berdasarkan pada perhitungan sederhana, kebijakan-kebijakan yang telah mapan, bahkan terhadap aturan-aturan 1                                                         2 Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung: Alfabeta, hal 25.

   Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta, hal 92. yang telah dibuat. Kajian manajemen strategi dalam konteks organisasi menjadi kebutuhan yang sangat penting. Bahkan organisasi mapan yang telah lama menjadi ikon dan memimpin para kompetitornya selama berpuluh tahun pun dapat secara cepat tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap manajemen strategis dapat menyebabkan organisasi gagal dalam beradaptasi terhadap dinamika lingkungan, gagal mengantisipasi perkembangan jaman apalagi menciptakan perubahan.

  Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin kompleksnya menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.

  Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaaan dari hasil perencanaan strategi

  3

  tersebut . Sedangkan menurut David dan Thomas, manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang.

  Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. Manajemen                                                        

3 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 35.

    strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan

  4 melihat kekuatan dan kelemahan organisasi .

a. Pengamatan Lingkungan

  Pengamatan lingkungan dilihat dari dua aspek yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manjemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan.

  Sedangkan lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum, kekuatan ini tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. Lingkungan internal terdiri dari variabel- variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Struktur adalah bagaimana cara organisasi mengoperasikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah asset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset itu meliputi keahlian 4                                                        

   David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI, hal 4.  orang, kemampuan, bakat manajerial seperti asset keuangan dan fasilitas organisasi dalam wilayah fungsional.

  b. Perumusan Strategi

  Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Dalam mempermudah analisis isu lingkungan internal dan eksternal organisasi diperlukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang memberikan gambaran Dengan melakukan analisis ini akan memperoleh gambaran kearah mana organisasi akan dibawa dan hal-hal apa yang menjadi langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

  Perumusan strategi meliputi visi dan misi organisasi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.

  c. Implementasi Strategi

  Implementasi strategi adalah sebuah proses penerapan dari perumusan strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Implementasi strategi merupakan hal yang sangat penting dari sebuah strategi karena sebaik apapun organisasi merumuskan sebuah strategi yang akan dilaksanakan tetapi saat pelaksanaannya tidak dilakukan dengan baik pula maka perumusan strategi hanya sebuah rumusan strategi semata.

d. Evaluasi dan Pengendalian

  Evaluasi dan pengendalian adalah proses penilaian akan efektivitas strategi yang telah diterapka terhadap hasil yang diperoleh, apakah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak.

  Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa perumusan strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai telah sesuai maka strategi yang telah dirumuskan akan dilanjutkan. Namun, jika dalam hasil evaluasi dari kegiatan organisasi tidak menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi tersebut, apakah diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang.

  Tiga jenis pengendalian yaitu : 1. Pengendalian strategis berhubungan dengan arah strategis dasar organisasi di dalam hubunganya dengan lingkungan perusahaan. Pengendalian strategis memfokuskan pada organisasi sebagai satu keseluruhan dan menekankan pada pengukuran jangka panjang (satu tahun atau lebih).

  2. Pengendalian taktis, sebaliknya berhubungan terutama dengan pelaksanaan perencanaan strategis. Pengendalian taktis menekankan pada implementasi berbagai program dan menggunakan pengukuran jangka menengah (dari enam bulan sampai setahun).

  3. Pengendalian operasional berhubungan dengan berbagai aktivitas jangka pendek (hari ini sampai enam bulan ke depan) dan memfokuskan pada apa yang dapat dilakukan pada saat ini untuk dapat mencapai kesuksesan, baik dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang.

  Manajemen strategi dalam organisasi akan berkembang melalui empat tahap yang

  5

  berurutan yaitu :  Tahap 1. Perencanaan keuangan dasar : mencari pengendalian operasional yang lebih baik melalui pemenuhan anggaran.

   Tahap 2. Perencanaan berbasis peramalan : mencari perencanaan yang lebih efektif untuk pertumbuhan dengan mencoba meramalkan masa yang akan datang, melebihi dari tahun berikutnya.

   Tahap 3. Perencanaan berorentasi keluar (perencanaan strategi) : mencari cara untuk meningkatkan respon terhadap pasar dan persaingan dengan mencoba berpikir secara strategi.

   Tahap 4. Manajemen strategi : mencari cara untuk mengelola semua sumber daya guna mengembangkan keunggulan kompetitif dan membantu menciptakan kesuksesan di masa yang akan datang. Dengan demikian, manajemen strategi ini menitik beratkan pada kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan , di samping memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan pengamatan lingkungan, perumusan, implementasi dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasi.

1.5.1.2 Strategi

  Strategi adalah sebuah kosa kata yang pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, 5                                                        

   David, Hunger J dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI.  maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komperatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang

  6 ideal dari individu atau organisasi .

  Secara khusus, strategi adalah penempaan misi organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu sasaran utama organisasi akan tercapai. Berdasarkan defenisi di atas maka strategi organisasi adalah suatu kebijakan dasar organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh

  7

  organisasi yang bersangkutan . Selain itu strategi juga dapat disoroti sekurang-kurangnya dari dua perspektif yang berbeda yaitu :

  1. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi didefenisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misi organisasi. Karena program mengacu pada peranan yang aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi.

  2. Mengenai masalah apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi, maksudnya bahwa strategi merupakan tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu.                                                        

  6 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI , hal 23.

   

  7 George A. Steiner dan John B. Miner. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga, hal 18.

  8 Tahapan dalam penyusunan strategi terdiri dari enam tahapan yaitu : 1.

  Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis 3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan) 4. Menyusun rencana penyumberdayaan 5. Mempertimbangkan keunggulan 6. Mempertimbangkan keberlanjutan

  Dengan memahami tahapan umum yang ada dalam penyusunan strategi, maka akan lebih

1.5.1.3 Ciri-ciri dan Manfaat Strategi

  Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi dimasa yang akan datang. Sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan ketika sebuah organisasi akan mengalami perubahan lingkungan yang ada. Menurut Pardede ciri-ciri organisasi

  9

  antara lain : 1.

  Mempengaruhi setiap tingkat manajemen.

  Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi.

                                                         

  8 Triton PB. 2007. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI .

   

  9 Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

   

  Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggungjawab seorang manajemen strategi tertinggi.

  2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang.

  Pembuatan putusan-putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat, namun keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi.

  3. Berwawasan masa depan.

  Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi.

  4. Mempengaruhi seluruh bagian dari organisasi.

  Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. maka ketika putusan-putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang lainnya. Tentu besar kecilnya berpengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan atau ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.

  5. Berwawasan terbuka.

  Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan luar organisasi.

  6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah.

  Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggungjawab dalam berjalannya sebuah organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan sehari-hari manajer tingkat yang lebih rendah harus membuat berbagai keputusan dalam kegiatannya. Oleh sebab itu, putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang lebih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi.

  7. Membutuhkan sumber daya.

  Sebuah keputusan strategi akan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan

  Manfaat Strategi

  Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan kearah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh

  10

  karena itu, Digantoro memberikan beberapa manfaat dari strategi di antaranya yaitu : 1.

  Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan yang mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

  2. Untuk meningkatkan keuntungan organisasi walaupun kenaikan keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi.

  3. Membantu mengidentifikasi, memprioritaskan dan mengeksploitasi peluang.

  4. Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem.                                                        

10 Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

   

  5. Menggambarkan framework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap aktivitas.

  6. Meminimumkan pengaruh dan perubahan.

  7. Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan.

  8. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif.

  9. Membantu perilaku yang lebih terintegrasi.

1.5.1.4 Strategi Pengembangan Daerah Tujuan Pariwisata

  memperhatikan dua lingkup pengembangan yang saling melengkapi, yaitu lingkup pengembangan spasial dan tingkatan pengembangan dari destinasi tersebut. Lingkup pengembangan spasial maksudnya adalah keharusan seorang perencana pengembangan destinasi untuk memahami dan memperhatikan latar belakang kontekstual atau lingkungan makro dari destinasi yang akan dikembangkan. Perhatian pada lingkungan makro tersebut sangat penting, hal ini disebabkan keseluruhan strategi pengembangan sebuah destinasi pada intinya tidak boleh terlepas dari kesesuaiannya dengan konfigurasi lingkungan makronya.

  Strategi pengembangan keseluruhan komponen destinasi seperti : thema dari daya tarik utama, pengembangan amenitas dan akomodasi, pengembangan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata sampai dengan pengembangan masyarakat setempat sebagai tuan rumah harus sesuai dengan konteks lingkungan makronya. Suatu destinasi yang terletak pada wilayah pertanian atau perkebunan akan membutuhkan pengembangan : thema daya tarik wisata berbasis pada pertanian, pengembangan akomodasi yang bercirikan masyarakat pedesaan serta pengembangan masyarakat yang berbasis nilai budaya pertanian yang tentu saja sangat berbeda dengan strategi pengembangan destinasi yang berbasis lingkungan makro perindustian di perkotaan.

  Sedangkan yang dimaksud dengan keharusan seorang perencana pengembangan destinasi pariwisata dalam memperhatikan strategi tingkatan pengembangan destinasi adalah suatu cara pandang atau perspective perencanaan pengembangan destinasi yang harus berpandangan secara holistic dan menyeluruh, mulai dari tingkatan strategi perencanaan makro dalam dimensi kerangka waktu jangka panjang yang akan memberikan arah, prinsip dan panduan-panduan pengembangan jangka panjang, kemudian ke lingkup perencanaan jangka menengah yang program-program pengembangan dalam kerangka waktu menengah, sampai dengan lingkup perencanaan tingkat operasional yang meliputi: program – program aksi jangka pendek, termasuk business plan dan pengendaliannya yang harus dilakukan oleh organisasi atau lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola destinasi.

  Menurut ‘Plog dan Pintana’ mendasarkan pada pola perilaku pilihan kunjungan

  11

  wisatawan ke suatu destinasi wisata ada beberapa tipologi wisatawan sebagai berikut : 1.

  Allocentris yaitu kelompok wisatawan yang hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, kunjungannya bersifat pertualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat setempat.

2. Psycocentris yaitu kelompok wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya.

                                                         

11 Sunaryo, Drs.Bambang.M.Sc.MS. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan Aplikasinya Jakarta: Gava Media, hal 17.

  di Indonesia.

   

  3. Mid-centris yaitu kelompok wisatawan yang terletak diantara kedua tipologi perilaku

  Allocentris dan Psycocentris.

  Dalam proses pembangunan kepariwisataan, khususnya dalam perencanaan pengembangan destinasi wisata, pemahaman mengenai tipologi wisatawan mendasarkan kepada perilaku pilihannya terhadap produk pariwisata yang akan dibeli dan jenis destinasi yang akan dikunjungi seperti telah diuraikan diatas, menjadi sangat perlu untuk dicermati dan khususnya sebagai bahan masukan informasi dan basis data yang sangat penting dalam rangka merencanakan produk kepariwisataan , sehingga produk wisata yang dihasilkan akan menjadi

  Utamanya pada sub system produk kepariwisataan, berbagai komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan destinasi pariwisata adalah sebagai berikut :

  1. Atraksi dan Daya Tarik Wisata Atraksi dan daya tarik wisata dibagi atas 3 jenis sebagai berikut :  Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang dikembangkan berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam seperti pantai, laut, danau, gunung, sungai, air terjun dan sebagainya.

   Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik yang yang dikembangkan berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya maupun yang nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan di suatu masyarakat, seperti : upacara/ritual, adat-istiadat, seni pertunjukan , seni kriya, seni sastra, maupun seni rupa dan keunikan kehhidupan sehari-hari yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

   Daya tarik minat khusus adalah daya tarik wisata yang dikembangkan berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti : pengamatan satwa tertentu, memancing, berbelanja, kesehatan dan penyegaran badan, arung jeram, golf, wisata agro, menghadiri pertemuan, rapat, perjalanan dan pameran wisata, dan aktivitas-aktivitas wisata khusus lainnya biasanya terkait dengan hobi seseorang wisatawan.

  2. Akomodasi atau Amenitas Komponen produk berikutnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah fasilitas akomodasi. Fasilitas akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapannya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai seperti hotel, restoran, wisma, losmen, dan penginapan lainnya.

  3. Aksesibilitas dan Transportasi Komponen produk selanjutnya yang juga membutuhkan perhatian untuk dikembangkan adalah aksesibilitas dan transportasi. Aksesibilitas dan transportasi yaitu segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata seperti angkutan darat, udara dan laut.

  4. Infrastruktur Pendukung Infrastruktur pendukung adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang berupa prasarana fisik seperti : pelabuhan, bandara, stasiun kereta api dan jaringan telekomunikasi serta jaringan listrik, air minum, toilet dan sebagainya.

  5. Fasilitas Pendukung Wisata Lainnya Fasilitas pendukung wisata lainnya adalah berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi wisata, seperti : keamanan, rumah makan, biro perjalanan, toko cinderamata, pusat informasi wisata, rambu wisata, fasilitas perbelanjaan, hiburan malam, fasilitas perbankan.

6. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pariwisata

  Kelembagaan dan sumber daya manusia pariwisata adalah keseluruhan unsur organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termasuk sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi , baik dari unsur Pemerintah, Swasta/industri dan Masyarakat. Beberapa contoh pengelolaan kepariwisataan di Indonesia yaitu Dinas Pariwisata beserta keseluruhan Unit Pelaksana Teknisnya, Asosiasi Industri Perjalanan Wisata (ASITA), Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Jasa Pemanduan Wisata, Kelompok Sadar Wisata maupun Masyarakat Pariwisata yang terkait dengan kepariwisataan, baik sebagai tenaga kerja, pelaku usaha maupun sebagai tuan rumah dalam suatu destinasi wisata.

1.5.2 Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia

1.5.2.1 Pengertian Organisasi

  Organisasi terbentuk karena orang mempunyai keinginan yang hendak dicapai yaitu untuk kepentingan manusia (antroposentris). Keinginan itu berarti apa yang baik atau seharusnya dicapai. Organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang, bukan untuk organisasi. Manusia harus memperalat organisasi, bukan diperalat organisasi. Organisasi bukan untuk tujuan melainkan sebagai alat bagi manusia untuk mencapai tujuan. Dengan demikian pengertian organisasi adalah sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terkait pada lingkungan tertentu dengan menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan.

  Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana kita memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai satu wujud. Sedangkan teori sistem memandang organisasi sebagai proses. Jika dipandang dari segi wujud maka organisasi

  12 adalah kerja sama orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan .

  Menurut Fathoni ciri-ciri organisasi antara lain : 1. Adanya orang-orang dalam arti lebih dari satu orang.

  Adanya kerja sama.

  3. Adanya tujuan.

  Menurut Fathoni dalam suatu organisasi harus memuat sekurang-kurangnya empat unsur

  13

  yaitu : 1.

  Goals Oriented, yaitu mengarah kepada pencapaian tujuan.

  2. Psychosocial system, yaitu orang-orang yang berhubungan satu sama lain dalam kelompok kerja.

  3. Structure activities, yaitu orang-orang bekerja sama dalam suatu hubungan yang terpola.

  4. Technological system, yaitu orang yang menggunakan pengetahuan dan teknologi.

  Didalam defenisi yang telah dikemukakan diatas, organisasi dipandang dari segi statisnya yaitu suatu badan struktur. Organisasi itu sebagai suatu sistem dimana bagian-bagian organisasi yang berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan secara keseluruhan.                                                        

  12 Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, hal 22.

   

  13 Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

   

  Bagian-bagian itu terdiri dari faktor-faktor luar dan dalam organisasi. Faktor luar organsasi adalah lingkungan dimana organisasi itu berada seperti faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, hokum, demografi, sumber-sumber alam, langganan, nasabah dan lain-lain. Faktor dalam organisasi adalah orang-orang yang bekerja sama dan tanggung jawab hubungan kerja, dana alat-alat, peraturan dan prosedur kerja dan lain-lain. Organisasi sebagai proses sistem terdiri dari faktor luar dan faktor dalam yang berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi sehingga merupakan suatu kebulatan. Ada tiga unsur yang disusun dalam proses organisasi yaitu : pekerjaan orang-orang dan sistemnya. Jadi dalam hal ini, faktor perlu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi demi untuk mempertahankan kelanjutan hidup organisasi. Adapun yang menjadi manfaat dari organisasi adalah sebagai berikut :

  1. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimilkinya dalam mencapai tujuanya;

2. Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama; 3.

  Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama; 4. Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang; 5. Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja; 6. Wadah mengelola lingkungan bersama-sama; 7. Wadah mencari keuntungan bersama-sama; 8. Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan; 9. Wadah mendapatkan penghargaan; 10.

  Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks;

11. Wadah menambah pergaulan; 12.

  Wadah memanfaatkan waktu luang.

1.5.2.2 Organisasi Pengelolaan Destinasi

  Destination Management Organization (DMO) merupakan bentuk otoritas pengelolaan destinasi yang terkoordinasikan dalam satu otoritas manajemen yang mencakup keseluruhan fungsi pengelolaan tehadap elemen-elemen pembentuk suatu destinasi itu sendiri, utamanya pada 1.

  Pengembangan produk; pada aspek ini intinya untuk mengembangkan produk destinasi agar dapat memberikan kualitas produk wisata yang lebih, dari hanya sekedar memberikan pengalaman dan pemenuhan harapan bagi wisatawan. Manajemen pengembangan produk destinasi yang harus menjadi tanggungjawab dari DMO ini antara lain :

  a) Koordinasi dan pengelolaan destinasi untuk memberikan kualitas pengalaman dan kepuasan bagi wisatawan, serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

  b) Memberikan pelayanan jasa/servis kepariwisataan bagi wisatawan; misalnya memberikan layanan informasi dan reservasi hotel.

  c) Melakukan inisiatif pengembangan produk (produk ‘start-ups’).

  d) Pengembangan berbagai even wisata (tourism event) beserta pengelolaannya (event organizer).

  e) Pengembangan atraksi wisata dan pengelolaannya. f) Pengembangan edukasi dan training di bidang kepariwisataan.

  g) Pengembangan saran dan bimbingan sehubungan dengan bisnis kepariwisataan.

  h) Pengembangan penelitian dan rekomendasi; kebijakan, program dan strategi pembangunan kepariwisataan.

2. Pengembangan pemasaran untuk lebih menarik wisatawan mengunjungi destinasi.

  Kegiatan Manajemen Pemasaran ini meliputi antara lain :

  a) Promosi destinasi, termasuk di dalamnya pengembangan branding dan image destinasi.

  Kampanye untuk menggerakkan bisnis, khususnya untuk industri skala kecil dan menengah yang terkait.

  c) Penyediaan informasi kepariwisataan yang jelas dan efektif.

  d) Penyediaan layanan/fasilitas reservasi hotel yang baik.

  e) Pengembangan komunikasi yang baik dengan klien (Customer Relationship Management/CRM).

  3. Pengembangan lingkungan (fisik, sosial, budaya dan ekonomi) yang baik untuk berkelanjutan pembangunan kepariwisataan di destinasi. Aktivitas fungsi Manajemen Lingkungan ini meliputi antara lain :

  a) Perencanaan dan penyediaan infrastuktur.

  b) Pengembangan sumber daya manusia.

  c) Pengembangan produk wisata.

  d) Pengembangan sistem pembangunan dan pemakaian standar teknologi.

  e) Pengembangan jejaring business kepariwisataan. Jika digambarkan dalam bentuk diagram, organisasi manajemen destinasi atau DMO

  14

  dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini : Gambar 1.1

  Elemen Destinasi

  Atraksi, amenitas, aksesibilitas, image/citra, kelembagaan/masyarakat

  Pengelolaan Destinasi DMO/ Sistem Kerja Sama Leading and coordinating  

  Manajemen Manajemen Manajemen Produk Pemasaran Lingkungan

  Untuk memberikan Untuk menarik (fisik, sosial, budaya, kualitas yang lebih wisatawan dan ekonomi); untuk dari harapan bagi mengunjungi berkelanjutan wisatawan. destinasi. pembangunan pariwisata.

                                                         

14 Sunaryo, Drs.Bambang.M.Sc.MS. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata :Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gava Media.

   

  

Sumber : UNWTO Conference Creating competitive advantage for your destination,

Budapest,2007

1.5.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

  Fenomena sosial pada masa kini dan masa depan dalam era globalisasi ini, yang menentukan adalah manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya individu. Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu untuk

  15 mencapai tujuan-tujuan organisasi .

  Konsekuensinya, para manajer/ pimpinan disetiap tingkat organisasi harus melibatkan diri mereka dengan manajemen sumber daya manusia. Pada dasarnya, setiap manajer / pimpinan membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui upaya-upaya orang lain dan memerlukan manajemen sumber daya manusia yang efektif. Para individu yang berurusan dengan masalah- masalah sumber daya manusia menghadapi sejumlah besar tantangan, mulai dari tenaga kerja yang berubah secara terus-menerus hingga peraturan-peraturan pemerintah yang selalu ada, revolusi teknologi dan bencana-bencana alam begitu juga dengan persaingan global memaksa organisasi untuk meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia yang ada pada organisasi.

  Peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia yang dilihat dari konsep totalitas kehidupan perlu dilengkapi dengan dimensi kualitas yang bersifat strategis dalam konteks organisasi yang seutuhnya, yaitu : keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 15                                                        

   Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, hal 4.  professional, intelektual, disiplin dan efesien. Ada lima prinsip pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia, yaitu :

  1. Sumber daya manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting, yang dimiliki oleh organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut.

  2. Keberhasilan sangat mungkin dicapai manakala peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur serta mekanisme kerja yang bertalian dengan manusia dari perusahaan saling berhubungan dan memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan 3.

  Budaya dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil pencapaian terbaik.

  4. Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan integrasi semua anggota organisasi yang terlibat untuk mencapai tujuan.

  5. Keempat prinsip tersebut harus tertanam dalam diri setiap anggota ditambah dengan ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1.5.2.4 Pengembangan SDM Pariwisata

  Sumber daya manusia pariwisata adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaftif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan di bidang kepariwisataan. SDM pariwisata pada dasarnya juga dapat dipahami sebagai ‘ semua orang yang berkecimpung dan atau menyumbangkan tenaga dan fikirannya pada seluruh potensi yang terkandung di dalam usaha pariwisata demi tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

  Berdasarkan pada UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, SDM Pariwisata pada intinya dapat digolongkan berdasarkan institusinya sebagai berikut : a) Institusi Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.

  b) Institusi Swasta/ Industri.

  c) Masyarakat. institusinya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

  Tabel 1.2 No SDM Pariwisata Tingkatan Keterangan

  Kompetensi

  1. SDM Pemerintah Akademis/peneliti Perguruan Tinggi Negeri, (Aparatur) /ilmuwan PNS pusat, Provinsi, teknokrat Kabupaten dan Kota.

  2. SDM non-pemerintah Akademis/peneliti Perguruan Tinggi /ilmuwan Negeri/Lembaga peneliti teknokrat swasta dan LSM.

  3. SDM usaha pariwisata Profesional Usaha pariwisata; /industri tenaga teknis pengelola,top hingga low management dan craft level.

  Kompetensi yang dibutuhkan oleh SDM pariwisata dalam berbagai tingkatan menurut

  16 Koster sesuai dengan pengelompokan diatas diantaranya adalah :

  a) Akademis/peneliti/ilmuwan; SDM yang harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan kepariwisataan.

  b) Teknokrat; SDM yang harus memiliki kompetensi untuk mengembangkan rancang bangun, kebijakan, diversifikasi produk wisata dan pemasaran pariwisata.

  c) Professional; SDM yang harus memiliki keahlian untuk mengelola dan mengembangkan usuha pariwisata.

  Tenaga teknis; SDM yang harus memiliki kompetensi berupa ketrampilan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat teknis dalam pariwisata.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepribadian Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

19 142 106

Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

9 117 105

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

10 152 135

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Karo ( Studi kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

51 271 153

Analisis Komunikasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemko Binjai

6 74 99

Peran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Dalam Mempromosikan Pariwisata Di Kabupaten Tapanuli Tengah

11 85 64

Konsep Komunikasi Pembentukan Positioning Daerah Tujuan Wisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB)

0 6 2

AKTIFITAS PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPROMOSIKAN POTENSI PARIWISATA (Studi Pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Raja Ampat)

2 8 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Nias

0 0 48