BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum - Analisa Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Umum

  Keberadaan infrastruktur prasarana transportasi yang handal akan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan pada suatu wilayah. Di dalam undang - undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 tentang prasarana jalan, disebutkan bahwa jalan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan perkembangan kehidupan bangsa. Namun dibalik itu, muncul beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan infrastruktur jalan, salah satunya adalah kecelakaan lalu lintas di

  Kecelakaan lalu lintas merupakan aspek negative dari peningkatan mobalitas transportasi yang saat ini meningkat dengan pesat. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 2010, jumlah

  2

  kematian akibat kecelakaan telah mencapai 31.234 jiwa yang artinya dalam setiap 1 jam terdapat sekitar 3 – 4 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Tingkat kematian per 10.000 kendaraan di Indonesia sekitar delapan kali lebih tinggi dibandingkan di Australia, dan lebih dari dua kali lebih besar dibanding Malaysia.

  Keselamatan jalan berdampak besar pada perekonomian, karena diperkirakan bahwa total biaya yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas sebesar 2,9% dari PDB Indonesia, dan untuk negara berkembang dan transisi kerugian ekonomi berkisar US $500 milyar.

  Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020 jalan raya, tepat dibawah penyakit jantung dan depresi. WHO mencatat bahwa 1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya di jalan raya akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun. Sementara itu, jutaan orang lainnya mengalami luka parah dan cacat fisik akibat kecelakaan. Dilihat dari tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas dan pandangan dunia internasional tentang kondisi keselamatan transportasi jalan di Indonesia, maka masalah keselamatan transportasi sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai persoalan semata. Dimensi permasalahannya sudah meluas menjadi masalah sosial, ekonomi, lingkungan, kesehatan, investasi, nama baik bangsa, dan politik.

  Pengalaman yang dimiliki oleh negara – negara maju dalam mengatasi kesadaran masyarakat terhadap ketertiban lalu lintas di jalan sangatlah minim, belum tersosialisasinya dengan baik “public safety awareness”, lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian transportasi baik di jalan maupun diterminal, dan belum tercipta manajemen keselamatan secara komprehesif. Negara Indonesia menggangap hampir 92,0% terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, 5,0% faktor kendaraan, 3,0% faktor infrastruktur jalan dan lingkungan. Sementara Treat, at al (1977) menyimpulkan interaksi antara manusia dan kondisi permukaan jalan memberikan kontribusi hampir 35,0% terhadap 1000 kejadian kecelakaan berkendaraan di jalan raya, berkurang menjadi 24,0% (Austroads, 2002).

1.2 Latar Belakang

  Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, Bina Marga, 1997) mendefenisikan ruas jalan luar kota sebagai suatu panjang yang tidak berpengaruh terhadap simpang utama, karakteristik geometri tidak sering berubah, simpang utamanya tidak selalu berdekatan, dan panjang jalannya puluhan kilometer. Ruas Jalan Kabupaten Karo merupakan jalan luar kota yang memiliki luas wilayah

  2

  2.127,25 km dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 350.960 jiwa, maka setiap

  2

  km wilayah di Kabupaten Karo ditempati sebanyak 165 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, sejauh 77 km daringan ketinggian antara 280 - 1.420 meter di atas permukaan laut, (BPS Kabupaten Karo, 2011).

  prasarana transportasi terus bertambah. Keadaan ini berpengaruh terhadap tingkat

pelayanan yang ada, di daerah luar kota sangat sulit dipaksakan batas kecepatan dan

  penetapan aturan lalu lintasnya, pengawasan dan penahanan terhadap pelanggar peraturan sangatlah minim. Oleh sebab itu pada jalan luar kota sangat berpotensi mengalami peningkatan kecelakaan tiap tahunnya, salah satunya pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten karo (dapat dilihat pada Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Kecelakaan Lalu Lintas Dan Kerugian Yang Diderita

  Sumber : Bps Kabupaten Karo, 2010

  Seperti pada Tabel 1.1 data kecelakaan lalu lintas dari tahun 2007 - 2009 dari Badan Pusat Statistik dan Polresta Kabupaten Karo, menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan pada tahun 2007 sebesar 63 dengan kerugian materi Rp 217.200.000 sedangkan pada tahun 2009 berkurangnya jumlah kecelakaan 57 dengan kerugian materi 193.100.000. Tetapi jika ditinjau dari jumlah korban kecelakaan tahun 2007 - 2009 terjadi peningkatan tiap tahunnya.

  Untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo maka digunakan data kecelakaan dari tahun 2009 - 2011 yang diperoleh dari Polresta Kabupaten Karo, kondisi jalan dari Dinas PU Bina Marga, dan BPS Kabupaten Karo.

1. Faktor Pemakai Jalan/manusia

  Semua pemakai jalan mempunyai peran penting dalam pencegahan dan pengurangan kecelakaan. Walaupun kecelakaan cenderung terjadi tidak hanya oleh satu sebab, tetapi pemakai jalan adalah pengaruh dominan (Hobbs, 1995). Banyak dari hasil penelitian lebih condong pada aspek sosiologi teknik lalu lintas yang dilakukan di Amerika Serikat, menemukan misalnya kelelahan pengemudi, cacat tubuh, dan alkohol adalah faktor utama dalam kecelakaan. Ditemukan pula bahwa usia 25 tahun lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pengemudi dalam usia lebih tua.

  2. Faktor Kendaraan kecelakaan adalah kerena kurangnya pemeliharaan pada kendaraan sehingga menimbulkan rusaknya beberapa komponen yang penting pada kendaraan misalnya rem, ban, dan lampu. Ini menimbulkan hilangnya kontrol atau bahaya bagi pemakai jalan lainnya (Hobbs, 1995). Selain itu daerah ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi

  • – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo berada di sekitar Gunung Sinabung, Sibayak dan Danau Toba, merupakan salah satu tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara, dan terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah - buahan, bunga – bungaan, maupun sayur – sayuran.

  Untuk mendukung hasil perindustrian dari Berastagi dibutuhkan kendaraan untuk menampung beban yang akan dipindahkan ke Kota Medan, sehingga banyak kendaraan dimodifikasi panjangnya. Akibatnya pada saat kendaraan melintasi tikungan maka kendaraan yang berlainan arah dengan kendaraan tersebut harus sehingga tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan. Namun sebaliknya sering terjadi jarak As roda kendaraan berat yang sudah dimodifikasi menjadi tidak lagi proposional terhadap besar radius tikungan jalan sehingga mengakibatkan kendaraan berat tersebut terbalik ke jurang.

3. Faktor Jalan

  Kecelakaan dapat terjadi jika kapasitas yang dapat melewatkan kendaraan tidak mencukupi, dan faktor yang mempengaruhi kecelakaaan itu sendiri diantaranya ialah infratrukstur jalan. Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk transportasi darat, untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah membangun jalan Kabupaten sepanjang 1.125,30 km dengan

  2

  sementara sisanya 40% belum diaspal (6,86% batu, 11,41% kerikil dan 21,73% masih tanah) dan kualitas jalan yang ada pada tahun 2009 - 2011 hampir 46,09% dari total panjang jalan 1.125,30 di Kabupaten Karo dalam kondisi rusak/rusak berat (Dari keterangan Tabel 1.2, Tabel 1.3 dan Tabel 1.4).

Tabel 1.2 Jenis Dan Kondisi Jalan Kabupaten Sampai Akhir Desember 2008

  Sumber : Dinas PU Kabupaten Karo, 2009

Tabel 1.3 Jenis Dan Kondisi Jalan Kabupaten Sampai Akhir Desember 2009

  Sumber : Dinas PU Kabupaten Karo, 2010

Tabel 1.4 Jenis Dan Kondisi Jalan Kabupaten Sampai Akhir Desember 2010

  Sumber : Dinas PU Kabupaten Karo, 2011

  Lebar jalan khususnya pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe hanya dapat dilalui dengan 2 arah yang berbeda.

  Dimana pada daerah ini sangat sulit dilakukan pelebaran disebabkan karena berada di daerah dataran tinggi bukit barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang serta lereng - lereng bukit yang curam/terjal (sebagaian besar 90% wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m di atas permukaan air laut), (BPS, 2011).

4. Faktor Lingkungan

  Ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo terdapat tikungan – tikungan kecil yang didesain dengan radius tikungan yang kurang memadai, sehingga menyebabkan pengendaraan kesulitan dalam mengendarai kendaraan tersebut. Terkadang tikungan terlalu tajam yang disebabkan oleh bukit – bukit atau gunung – gunung yang mengintari jalan .

  Dari keempat faktor yang di atas secara umum mendasari dalam memilih judul ini dimana daerah ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo sebagai lokasi penelitiannya. Sebelumnya penelitian ini sudah dilakukan oleh Grace Diana Sembiring, yang menjadi daerah studi kasus di daerah Kabupaten Karo atau dengan tepatnya pada jalan Pancur Batu sampai Tongkoh/Tahura dengan menggunakan data kecelakaan tahun 2007.

  Penelitian ini secara umum bertujuan memberikan informasi tentang kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo dengan harapan dapat memberikan pemahaman tentang kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan sebagai pemahaman untuk pencegahan dan meminimalisasikan jumlah kecelakaan lalu lintas.

1.3 Perumusan Masalah

  Kecelakaan merupakaan faktor yang sering dialami oleh pengguna jalan dan pengguna kendaraan. Kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Penentuaan lokasi rawan kecelakaan dapat digunakan untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi, sehingga masalah yang dibahas dalam

  1. Beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas itu sendiri diantaranya faktor dari manusia, keadaan fisik kendaraan, infrastruktur jalan, dan lingkungan.

  2. Metode yang dapat digunakan dalam mengurangi jumlah kecelakaan adalah mengidentifikasikan lokasi/daerah yang menjadi titik rawan kecelakaan (black ) dan menspesifikasikan dari panjang jalan yang mempunyai frekuensi

  spot

  kecelakaan tertinggi (black site). Dengan mengetahui lokasi tersebut, maka dapat dilaksanakan penanganan khusus sesuai dengan yang diharapkan, sehingga mencegah dan mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan yang terjadi.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Menganalisa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas; 2. Penetapan daerah black spot dan black site pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasilnya berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap masalah keamanan lalu lintas. Hasil penelitian ini yang berupa penyebab utama kecelakaan lalu lintas dan identifikasi daerah rawan kecelakaan, nantinya dapat ditangani oleh pihak yang berwenangan guna mengurangi jumlah kecelakaan lalu lints.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

  Sebagai ruang lingkup dan batasan penelitian yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah :

1. Lokasi penelitian dibatasi pada km 54 sampai pada km 72 yang mewakili Doulu

  Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo; 2. Faktor – faktor penyebab kecelakaan yang ditinjau meliputi faktor pengemudi, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan dianalisa dengan menggunakan metode signifikansi (Uji - t); 3. Data waktu yang diambil oleh peneliti adalah data kecelakaan pada kurun waktu 3 (tiga) tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2011; Daerah/lokasi rawan kecelakaan black spot dan lokasi black site menggunakan metode pembobotan tingkat keparahan (accident Point Weightage), metode frekuensi, dan metode tingkat kecelakaan (accident rate)

1.7 Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran garis besar penulisan Tugas Akhir ini, maka di dalam penulisan tugas akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan bingkaian studi atau rancangan yang akan dilakukan meliputi umum, latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian, metodologi pembahasan, dan sistematika penulisan.

  Bab II Tinjauan Kepustakaan Bab ini menguraikan tentang teori kecelakaan lalu lintas, faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, dan merupakan kajian berbagai literature dan hasil studi yang relavan dengan pembahasan ini.

  Bab III Metodologi Penelitian Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pemilihan wilayah penelitian, pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, dan perhitungan kecelakaan lalu lintas.

  Bab IV Analisis Data dianalisis sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Bab V Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bab - bab sebelumnya dan saran mengenai temuan - temuan penting untuk dijadikan dalam pertimbangan dan tindak lanjut terhadap hasil yang diperoleh dari penulisan ini.

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Mengenai Tingkat Kepentingan Dari Tipe-Tipe Penggunaan Lahan di Kawasan Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Desa Doulu Kecamatan Berastagi dan Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)

1 52 91

Studi Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

1 55 100

Analisa Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

4 104 134

Analisa Korelasi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Labuhan Batu

2 34 51

Analisis Usahatani Stroberi (Studi Kasus : Desa Tongkoh Kecamatan Tiga Panah, dan Desa Korpri Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

2 67 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Restorative Justice Dalam Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus 3969/Pid.B/2010/Pn-Medan)

0 0 17

Studi Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum - Analisis Faktor Kecelakaan Lalu Lintas di Ruas Jalan Sisingamangaraja (Sta 00+00 – Sta 10+00) Kota Medan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo)

0 2 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas - Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Tebing Tinggi

1 5 49