Analisa Korelasi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Labuhan Batu

(1)

ANALISA KORELASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RENI MARSINTA NABABAN 082407048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RENI MARSINTA NABABAN

Nomor Induk Mahasiswa : 082407048

Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011 Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Prof. Drs. Tulus, vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Djakaria Sebayang M.Si


(3)

PERNYATAAN

ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

RENI MARSINTA NABABAN 082407048


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih anugerah-Nya, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini sampai akhirnya bisa diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas MIPA USU.

2. Bapak Prof. Drs. Tulus, vordipl, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU

3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bulölö M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika DIII FMIPA USU.

4. Bapak Drs. Djakaria Sebayang M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh polisi dan staff pegawai Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas (Bang Jeston dan Bang Marinduk terima kasih atas bantuannya).

6. Keluarga tercinta (mama, bang Nando, kak Risvay, dan kak Dame ) yang selalu memberikan dukungan spiritual dan material. Tuhan memberkati keluarga kita.

7. Teristimewa Dolmar Tobing yang selalu membantu dan mendukung serta memberikan semangat selama kegiatan riset hingga Tugas Akhir ini selesai. Kasih Tuhan besertamu.

8. Sahabat-sahabat penulis (etha, edag Enny, Sri, Wida, Claudya) terima kasih atas dukungannya. Kiranya Tuhan yang membalasnya.

Demikianlah Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan 3

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 4

1.7 Sistem Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Teoritis

2.1 Klasifikasi Kendaraan 8

2.2 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas 9

2.3 Jenis dan Bentuk kecelakaan 10

2.4 Faktor Penyebab kecelakaan Lalu Lintas 11 2.5 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor 12 Bab 3 Landasan Teori

3.1 Koefisien Korelasi 13

3.2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi 16 Bab 4 Analisis Data dan Pembahasan

4.1 Data yang Diperoleh 18

4.2 Perhitungan Korelasi antara variabel Y dan X 20 4.3 Uji Keberartian Koefisien Korelasi 25

Bab 5 Implementasi Sistem

5.1 Pengertian 30

5.2 Statistik dan Komputer 30

5.3 SPSS dan Komputer Statistik 31


(6)

Halaman BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan 37

8.2 Saran 38

Daftar Pustaka Lampiran


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ( r ) 16 Tabel 4.1 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor-Faktor

Kecelakaan Lalu-Lintas 19


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1 Tampilan pada monitor untuk membuka SPSS 33

Gambar 5.2 Lingkungan Kerja SPSS data Editor 33

Gambar 5.3 Tampilan proses memasukan data pada variabel view 34 Gambar 5.4 Tampilan pemasukan data pada icon data view 34

Gambar 5.5 Tampilan menu analyze 35


(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah kecelakaan lalu lintas. Permasalahan ini pada umumnya terjadi ketika sarana transportasi, baik dari segi jalan, kendaraan, dan sarana pendukung lainnya belum mampu mengimbangi perkembangan yang ada di masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya aktivitas pemenuhan kebutuhan yang tentunya meningkatkan pula kebutuhan akan alat trasnportasi, baik itu yang pribadi maupun yang umum. Dengan kondisi angkutan umum yang kurang memadai, masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pemakaian kendaraan pribadi ini di satu pihak akan menguntungkan, akan tetapi di pihak lain akan menimbulkan masalah lalu lintas. Permasalahan lalu lintas yang dihadapi salah satunya adalah kecelakaan lalu lintas.

Permasalahan terhadap meningkatnya tingkat kecelakaan semakin bertambah rumit melihat kenyataan bahwa meskipun sistem prasarana transportasi sudah sangat terbatas, akan tetapi banyak dari sistem prasarana tersebut yang berfungsi secara tidak efisien. Sebagai contoh adalah keberadaan kegiatan informal seperti pedagang kaki lima yang menempati jalur pejalan kaki yang menyebabkan pejalan kaki terpaksa harus menggunakan badan jalan yang tentunya mengurangi kapasitas jalan tersebut.


(10)

Contoh lain adalah kegiatan parkir pada badan jalan yang berakibat pada berkurangnya kapasitas jalan dan menyebabkan penurunan kecepatan bagi kendaraan yang melalui jalan tersebut. Kondisi ini berakibat pada sering terjadinya kemacetan dan meningkatnya angka kecelakaan.

Dari tahun ke tahun, permasalahan transportasi diringi dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang selalu meningkat. Hal ini dikarenakan bertambahnya intensitas kendaraan yang ada pada setiap tahunnya. Selain itu, pembangunan pusat-pusat keramaian seperti tempat wisata dan pendidikan menyebabkan tingkat tarikan frekuensi kendaraan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan intensitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada setiap tahunnya juga ikut mengalami peningkatan, karena bisa dikatakan bahwa intensitas kecelakaan berbanding lurus dengan intensitas kendaraan yang lewat, dengan mengasumsikan faktor kecelakaan yang lainnya dalam tingkat pengaruh yang sama seperti, mengantuk saat berkendara dan kurang baiknya kendaraan yang dikemudikan.. Akhirnya persoalan lintas yaitu kecelakaan lalu-lintas ini berhubungan langsung dengan keselamatan nyawa seseorang yang merupakan korban dari kecelakaan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis memilih judul Tugas Akhir ini : ”ANALISA KORELASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN LABUHAN BATU “.


(11)

1.2 Perumusan Masalah

Data jumlah kecelakaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Angka peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari peranan faktor kecelakaan seperti kecepatan tinggi, kurang hati-hati, mengantuk, tidak menjaga jarak, terpengaruh alkohol, pecah ban dan tanpa lampu penerangan pada kendaraan. Masalah yang timbul adalah apakah tedapat hubungan yang signifikan antara ketujuh faktor kecelakaan dengan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu ?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk mengarahkan penelitian ini agara tidak menyimpang dari maksud dan tujuan penelitian serta tepat kepada sasaran yang dituju, maka perlu diadakan pembatasan ruang lingkup permasalahan yaitu pada data kecelakaan tahun 2010 di Kabupaten Labuhan Batu.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan terutama Statistika yang telah dipelajari selama perkuliahaan dengan cara pengumpulan, mengamati dan memberikan penyajian data yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin agar pihak yang membutuhkannya dapat mengambil suatu keputusan yang bersifat membangun.


(12)

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ketujuh faktor kecelakaan dengan jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu.

1.5 Manfaat Penelitian

Selain untuk tambahan literatur dan pengetahuan pembaca yang sedang mempelajari Analisis data yang menggunakan Analisis Korelasi, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang menggunakan konsep yang sama dan secara umum dapat memberikan konstribusi bagi Lembaga/ Instansi dan masyarakat umum untuk dapat mengetahui jumlah kecelakaan dengan faktor-faktor kecelakaan lalu lintas agar kecelakaan dapat dihindari. Dan sebagai bahan evaluasi kegiatan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu di masa yang akan datang.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Penelitian Kepustakaan

Metode penelitian kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.


(13)

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang terletak di Jl.Putri Hijau No.14 Medan. Data tersebut adalah data jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu tahun 2010.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan Analisis Korelasi serta pengolahan data menggunakan program komputer SPSS. Korelasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel-variabel. Rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

n = banyak data atau anggota X = anggota pada variabel bebas Y = anggota pada variabel terikat ryx = koefisien korelasi

1.7 Sistem Penulisan

Untuk mempermudah penulisan Tugas Ahir ini, penulis membuat suatu sistematika yang terdiri dari :


(14)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisannya.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi kendaraan, pengertian kecelakaan lalu-lintas, jenis dan bentuk kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan dan kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor.

BAB 3 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan metode Analisis Korelasi.

BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode Analisis Korelasi.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode Analisis Korelasi. menggunakan implementasi sistem SPSS.


(15)

BAB 6 : PENUTUP

Pada bab penutup penulis memberikan beberapa kesimpulan dan saran dengan hasil analisis yang dilakukan.


(16)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Mobil Penumpang (Passenger Car)

Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang, termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

2. Mobil Bus (Bus)

Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12 orang, termasuk di dalamnya Pick Up.

3. Mobil Gerobak (Truk Wagon)

Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 ke atas, termasuk mobil tangki. 4. Sepeda Motor (Motor Cycle)

Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Vespa dan lain-lain.


(17)

2.2 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43 dan 44 Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tentang Prasarana Lalu Lintas), kecelakaan lalu lintas adalah : suatu peristiwa di jalan yang tidak ada disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraaan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau kerugian lainnya.

Di dalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Korban meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan tersebut.

2. Korban luka berat

Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.

3. Korban luka ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan korban luka berat.


(18)

2.3 Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Kecelakaan Lalu lintas dapat digolongkan atas tiga jenis menurut akibat dari kecelakaan tersebut, yaitu :

1. Kecelakaan dengan korban meninggal 2. Kecelakaan dengan korban luka-luka

3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan

Sedangkan pelanggaran antara kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menurut bentuk kejadian kecelakaannya, yaitu :

1. Tabrakan depan yaitu dua kendaraan yang tabrakan dengan berlawanan arah. 2. Tabrakan sudut atau samping yaitu tabrakan antara dua kendaraan yang

bergerak dalam dua arah yang berbeda dan bukan berlawanan.

3. Tabrakan depan belakang yaitu tabrakan yang terjadi pada dua buah kendaraan yang sedang berjalan pada arah yang sama.

4. Tabrakan sisi yaitu sebuah kendaraan yang dilanggar oleh kendaraan lain dari samping pada waktu bejalan di jalan yang sama atau berlawanan, biasanya terjadi pada jalur yang berbeda.

5. Tabrakan belakang yaitu kendaraan yang mundur sehingga menabrak kendaraan yang ada di belakangnya.


(19)

2.4 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Pada umumnya kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor pendukung antara lain, yaitu :

1. Faktor Manusia

Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karena pejalan kaki, seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.

2. Faktor Kendaraan

Kendaraan yang digunakan tidak memenuhi standar kendaraan yang baik seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan tanda berbahaya.

3. Faktor Jalan

Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan sehingga kendaraan melewati jalur lawan, jalan licin.

4. Faktor cuaca

Cuaca yang buruk seperti hujan, kabut dan angin kencang.

Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan wujud kegagalan dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki, kendaraan, jalan dan cuaca.


(20)

2.5 Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Kewjiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain :

1. Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas wajib :

a. Menghentikan kendaraannya,

b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan

c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia terdekat.

2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1 oleh karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada no.1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia terdekat.

3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu 1992 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP No.41, 42,43 dan 44 tahun 1993 halaman 10-11).


(21)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Koefisien Korelasi

Dalam kehidupan, kadang kita dihadapkan pada situasi dimana harus mencari hubungan antara dua variabel yang kita amati. Misalkan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas. Untuk melihat hubungan tersebut kita dapat menggunakan analisis korelasi.

Analisis Korelasi yang sangat populer dan sangat sering digunakan oleh peneliti adalah korelasi Pearson Product Moment, korelasi ini sendiri diperkenalkan oleh Karl Pearson sekitar tahun 1990

Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Analisa korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel misalnya hubungan dua variabel. Apabila terdapat hubungan antara variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Jadi dari analisis korelasi dapat diketahui hubungan antar variabel tersebut.

Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif, korelasi negatif, tidak ada korelasi dan korelasi sempurna.


(22)

1. Korelasi Positif

Korelasi Positif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung meningkat pula. Hasil perhitungan korelasinya mendekati +1 atau .

2. Korelasi Negatif

Korelasi Negatif adalah Korelasi dua variabel, dimana harga variabel bebas X meningkat maka harga variabel tak bebas Y cenderung menurun. Hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau .

3. Tidak Ada Korelasi

Tidak adanya korelasi terjadi apabila variabel bebas X dan variabel tak bebas Y tidak menunjukkan adanya hubungan. Hasil perhitungan korelasi sama dengan nol atau

4. Korelasi Sempurna

Korelasi Sempurna adalah korelasi dua variabel dimana kenaikan atau atau penurunan harga variabel X berbanding lurus dengan kenaikan atau penurunan harga variabel tak bebas Y dengan hasil perhitungan korelasi sama dengan +1 atau -1 ( atau ).


(23)

Jika yang diukur korelasi antara variabel X dengan variabel Y dinotasikan maka yang rumus digunakan adalah :

Keterangan :

: Nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y

: Banyak data

: Jumlah nilai - nilai dari variabel X : Jumlah nilai - nilai dari variabel Y

: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel X : Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Y

: Jumlah dari hasil perkalian antara nilai–nilai variabel X dan variabel Y

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel atau lebih terutama untuk data kuantitatif disebut koefisien korelasi. Besar kecilnya hubungan antara dua variabel dinyatakan dengan bilangan. Koefisien Korelasi ini bergerak antara 0,0001 sampai 1,000 atau antara -0.0001 sampai -1,000 tergantung kepada arah korelasi. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif, koefisien korelasi yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang negatif, sedang koefisien yang bernilai 0,000 menunjukkan tidak adanya hubungan. Untuk lebih memudahkan mengetahui bagaimana sebenarnya keeratan hubungan antara variabel-variabel tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :


(24)

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ( r )

Interval Koefisien Nilai r Tingkat Hubungan

0,800 1,000 Sangat Kuat

0,600 0,799 Kuat

0,400 0,599 Cukup Kuat

0,200 0.399 Lemah

0,001 0,199 Sangat Lemah

3.2 Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Setelah harga koefisien korelasi rxy diperoleh maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pengujian antara hipotesis nol (H0) bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y dan hipotesis alternatif (Ha) bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y.

Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis nol (H0) adalah sebagai berikut:

Dimana :

r : Koefisien Korelasi


(25)

dengan kriteria Pengujian :

Tolak H0 jika thitung > ttabel dan terima H0 jika thitung < ttabel


(26)

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data yang Diperoleh

Pada dasarnya data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memberikan informasi mengenai gambaran tentang suatu keadaan permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan permasalahan mengenai kecelakaan lalu lintas seperti di uraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas adalah data kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Labuhan Batu untuk tahun 2010. Adapun datanya adalah sebagai berikut :


(27)

Tabel 4.1 Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor-Faktor Kecelakaan Lalu Lintas N O BULAN JUMLAH KECELAKAAN

FAKTOR – FAKTOR KECELAKAAN KECEPATAN TINGGI KURANG HATI -HATI MENGANTUK ATAU LELAH TIDAK MENJAGA JARAK TERPENGARUH ALKOHOL PECAH BAN LAMPU DEPAN TIDAK MENYALA

1 JANUARI 15 7 6 1 1 - - -

2 FEBRUARI 19 12 7 - - - - -

3 MARET 22 8 11 1 2 - - -

4 APRIL 44 16 16 - 10 1 1 -

5 MEI 65 23 32 2 5 2 - 1

6 JUNI 40 17 14 1 3 4 1 -

7 JULI 23 15 6 - 2 - - -

8 AGUSTUS 27 15 11 1 - - - -

9 SEPTEMBER 16 3 10 - 2 - 1 -

10 OKTOBER 18 6 8 1 2 - - 1

11 NOPEMBER 30 15 10 1 4 - - -

12 DESEMBER 28 13 12 1 1 1 - -


(28)

4.2 Perhitungan Korelasi antara variabel Y dan X

Untuk mengetahui berapa besar korelasi atau hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

: Nilai korelasi antara variabel Xi dengan variabel Y

: Banyak data

: Jumlah nilai - nilai dari variabel Xi

: Jumlah nilai - nilai dari variabel Y

: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Xi

: Jumlah kuadrat nilai – nilai dari variabel Y

: Jumlah dari hasil perkalian antara nilai–nilai variabel Xi dan variabel Y

Berdasarkan perhitungan pada tabel lampiran diperoleh nilai- nilai berikut :


(29)

Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan –


(30)

Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan

– –

Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan

– –


(31)

Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan

– –

Perhitungan koefisien korelasi antara variabel dengan –


(32)

Perhitungan koefisien korelasi antar variabel dengan –

Perhitungan koefisien korelasi antar variabel dengan

– –


(33)

4.3 Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Setelah koefisien korelasi diperoleh, maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesa mengenai keberartian koefisien dengan kriteria pengujian hipotesis nol (H0) bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y dan hipotesis alternative (Ha) bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan Variabel

Y, yaitu :

Tolak H0 jika t hitung t tabel dan terima H0 jika t hitung t tabel dengan t tabel diperoleh dari tabel t dengan dan dk = n – k – 1.

Untuk melakukan pengujian digunakan rumus :

Nilai untuk dan


(34)

Maka yaitu 5,353 > 2,78 H0 ditolak, berarti ada

hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan

Maka yaitu 8,336 > 2,78 H0 ditolak, berarti ada

hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan


(35)

Maka yaitu 1,830 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel X3 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan

Maka yaitu 2,641 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel X4 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan


(36)

Maka yaitu 2,815 < 2,78 H0 ditolak, berarti ada

hubungan yang signifikan antara variabel X5 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan

Maka yaitu 0,589 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel X6 dan Variabel Y.

Nilai untuk dan


(37)

Maka yaitu 1,4 < 2,78 H0 diterima, berarti tidak ada


(38)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

9.1 Pengertian

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai baru atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS

16.0 for windows dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.

9.2 Statistik dan Komputer

Komputer berasal dari kata “computare” dalam bahasa Yunani yang berarti menghitung (bandingkan dengan kata ‘to computer’ dalam bahasa Inggris) dengan demikian, komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang di dasarkan pada operasi matematika seperti (x, /, +, -) dan operasi logika (>, <, =). Perkembangan teknologi komputer pun pada intinya berusaha untuk semakin mendayagunakan kemampuan perhitungan di atas, dengan memperbaiki kinerja ‘otak’


(39)

komputer atau CPU (Central Processing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.

Di sisi lain, ilmu statistik, baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang ‘penuh’ pula dengan operasi perhitungan matematika. Statistik berasal dari kata ‘statistic’ yang dapat didefenisikan sebagai data yang telah terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses tersebut dapat berlangsung hanya dengan pengolahan data yang berbasis perhitungan matematika yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer. Jadi, statistik menyediakan cara/metode pengolahan data yang ada, maka komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer, pengolahan data statistik hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi cepat lebih akurat.

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data statistik. Selain mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam mengolah data statistik, serta menghasilkan output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya tahan kerja yang tinggi.

9.3 SPSS dan Komputer Statistik

Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik, dari yang ‘kuno‘ dan berbasis DOS seperti Microstat sampai yang berbasis Windows seperti SPSS, SAS, Statistika dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar


(40)

sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di seluruh dunia.

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanfort University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada tahun 1984, SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC + dan sejalan dengan itu, mulai populernya sistem operasi Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.

Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical package for the

Social Sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user atau

pengguna, seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and service

Solutions.

9.4 Mengoperasikan SPSS

Secara umum ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan SPSS agar hasil yang diperoleh berdayaguna, yakni : tahapan penyiapan data yang mencakup pemasukan (input) data, penyimpanan data, tahap proses analisis data, dan tahap analisis hasil.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah :


(41)

1. Harus dipastikan bahwa SPSS telah terinstal pada komputer dan kemudian dibuka dengan Klik tombol start - all program - SPSS for Windows – SPSS 16.0 for Windows

Gambar 5.1 Tampilan pada monitor untuk membuka SPSS

2. masukkan (input)data baru, setelah itu akan muncul lingkungan kerja SPSS Data Editor


(42)

3. Sebelum melakukan proses pemasukan data, data disesuaikan dengan format atau jenis data pada variabel view

Gambar 5.3 Tampilan proses memasukan data pada variabel view

4. Melakukan pemasukan (entri) data dengan mengklik pada icon data view pada jendela yang aktif


(43)

5. Untuk mengolah data dengan persamaan korelasi, klik analyze pilih correlate kemudian pilih Bivariate pada menu sehingga kotak dialog Bivariat Correlations muncul.

Gambar 5.5 Tampilan menu analyze

6. Masukkan variabel jumlah kecelakaan, faktor kecepatan tinggi, faktor kurang hati-hati, faktor mengantuk, faktor tidak menjaga jarak, faktor terpengaruh alkohol, faktor pecah ban, faktor tanpa lampu penerangan pada kendaraan pada kotak variables, pilih pearson pada Correlations Coefficients, klik OK


(44)

(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil bebrapa kesimpulan yaitu :

1. Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan

X7 terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang

berkorelasi kuat terhadap variabel Y adalah variabel X1, X2 X4 dan X5.

Sedangkan variabel-variabel yang berkorelasi lemah terhadap variabel Y adalah variabel X3, X6 dan X7.

2. Melalui uji keberartian koefisien korelasi dengan disimpulkan bahwa nilai uji keberartian koefisien korelasi (t0) yang mempunyai hubungan yang

signifikan antara variabel X terhadap Y adalah t1 = 5,353; t2 = 8,336 ; dan t5 =

2,815. Sedangkan nilai uji keberartian koefisien korelasi (t0) yang mempunyai

hubungan yang tidak signifikan antara variabel X terhadap Y adalah t3 = 1,83;

t4 = 2,641; t6 = 0,589 dan t7 = 1,400.

3. Variabel yang berkorelasi paling kuat adalah variabel X2 terhadap Y yaitu

0,935. Hal ini berarti kurang hati-hati adalah faktor yang paling sering mengakibatkan kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Labuhan Batu.


(46)

10.2 Saran

1. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan lebih berhati-hati saat berkendara. Juga bagi pejalan kaki agar memperhatikan dan mewaspadai kendaraan yang lewat di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara polisi lalu-lintas dengan masyarakat pemakai jalan.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Labhan Batu Dalam Angka

2010. Medan : BPS Propinsi Sumatera Utara.

Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu Lintas. Bandung : Penerbit ITB Sudjana, Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito Trihendra, C. 2008. SPSS 16 Step By Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Andi


(48)

Tabel korelasi menggunakan SPSS

Correlations

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Y Pearson Correlation 1 .861** .935** .501 .641* .665* .183 .405

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .025 .018 .568 .192

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X1 Pearson Correlation .861** 1 .683* .379 .414 .567 -.054 .167

Sig. (2-tailed) .000 .014 .225 .180 .055 .868 .604

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X2 Pearson Correlation .935** .683* 1 .599* .513 .554 .122 .537

Sig. (2-tailed) .000 .014 .040 .088 .062 .707 .072

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X3 Pearson Correlation .501 .379 .599* 1 -.053 .356 -.404 .564

Sig. (2-tailed) .097 .225 .040 .869 .255 .192 .056

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X4 Pearson Correlation .641* .414 .513 -.053 1 .314 .513 .142

Sig. (2-tailed) .025 .180 .088 .869 .320 .088 .660

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X5 Pearson Correlation .665* .567 .554 .356 .314 1 .490 .126

Sig. (2-tailed) .018 .055 .062 .255 .320 .106 .695

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X6 Pearson Correlation .183 -.054 .122 -.404 .513 .490 1 -.258

Sig. (2-tailed) .568 .868 .707 .192 .088 .106 .418

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X7 Pearson Correlation .405 .167 .537 .564 .142 .126 -.258 1

Sig. (2-tailed) .192 .604 .072 .056 .660 .695 .418

N 12 12 12 12 12 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(49)

REKAPITULASI KECELAKAAN BERDASARKAN

FAKTOR – FAKTOR ATAU PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS

NO BULAN

JUMLAH KECELAKAAN

FAKTOR – FAKTOR KECELAKAAN KECEPATAN TINGGI KURANG HATI – HATI MENGANTUK ATAU LELAH TIDAK MENJAGA JARAK TERPENGARUH ALKOHOL PECAH BAN LAMPU DEPAN TIDAK MENYALA

1 JANUARI 15 7 6 1 1 - - -

2 FEBRUARI 19 12 7 - - - - -

3 MARET 22 8 11 1 2 - - -

4 APRIL 44 16 16 - 10 1 1 -

5 MEI 65 23 32 2 5 2 - 1

6 JUNI 40 17 14 1 3 4 1 -

7 JULI 23 15 6 - 2 - - -

8 AGUSTUS 27 15 11 1 - - - -

9 SEPTEMBER 16 3 10 - 2 - 1 -

10 OKTOBER 18 6 8 1 2 - - 1

11 NOPEMBER 30 15 10 1 4 - - -

12 DESEMBER 28 13 12 1 1 1 - -


(50)

Nilai-nilai Koefisien untuk mencari Nilai Korelasi

YX1 YX2 YX3 YX4 YX5 YX6 YX7

105 90 15 15 0 0 0

228 133 0 0 0 0 0

176 242 22 44 0 0 0

704 704 0 440 44 44 0

1495 2080 130 325 130 0 65

680 560 40 120 160 40 0

345 138 0 46 0 0 0

405 297 27 0 0 0 0

48 160 0 32 0 16 0

108 144 18 36 0 0 18

450 300 30 120 0 0 0

364 336 28 28 28 0 0


(51)

Nilai-nilai Koefisien untuk mencari Nilai Korelasi

Y2 X1

2 X2 2 X3 2 X4 2 X5 2 X6 2 X7 2

225 49 36 1 1 0 0 0

361 144 49 0 0 0 0 0

484 64 121 1 4 0 0 0

1936 256 256 0 100 1 1 0

4225 529 1024 4 25 4 0 1

1600 289 196 1 9 16 1 0

529 225 36 0 4 0 0 0

729 225 121 1 0 0 0 0

256 9 100 0 4 0 1 0

324 36 64 1 4 0 0 1

900 225 100 1 16 0 0 0

784 169 144 1 1 1 0 0


(1)

10.2 Saran

1. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan lebih berhati-hati saat berkendara. Juga bagi pejalan kaki agar memperhatikan dan mewaspadai kendaraan yang lewat di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara polisi lalu-lintas dengan masyarakat pemakai jalan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Labhan Batu Dalam Angka

2010. Medan : BPS Propinsi Sumatera Utara.

Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu Lintas. Bandung : Penerbit ITB Sudjana, Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito Trihendra, C. 2008. SPSS 16 Step By Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Andi


(3)

Tabel korelasi menggunakan SPSS

Correlations

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Y Pearson Correlation 1 .861** .935** .501 .641* .665* .183 .405

Sig. (2-tailed) .000 .000 .097 .025 .018 .568 .192

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X1 Pearson Correlation .861** 1 .683* .379 .414 .567 -.054 .167

Sig. (2-tailed) .000 .014 .225 .180 .055 .868 .604

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X2 Pearson Correlation .935** .683* 1 .599* .513 .554 .122 .537

Sig. (2-tailed) .000 .014 .040 .088 .062 .707 .072

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X3 Pearson Correlation .501 .379 .599* 1 -.053 .356 -.404 .564

Sig. (2-tailed) .097 .225 .040 .869 .255 .192 .056

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X4 Pearson Correlation .641* .414 .513 -.053 1 .314 .513 .142

Sig. (2-tailed) .025 .180 .088 .869 .320 .088 .660

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X5 Pearson Correlation .665* .567 .554 .356 .314 1 .490 .126

Sig. (2-tailed) .018 .055 .062 .255 .320 .106 .695

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X6 Pearson Correlation .183 -.054 .122 -.404 .513 .490 1 -.258

Sig. (2-tailed) .568 .868 .707 .192 .088 .106 .418

N 12 12 12 12 12 12 12 12

X7 Pearson Correlation .405 .167 .537 .564 .142 .126 -.258 1

Sig. (2-tailed) .192 .604 .072 .056 .660 .695 .418

N 12 12 12 12 12 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

REKAPITULASI KECELAKAAN BERDASARKAN

FAKTOR – FAKTOR ATAU PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS

NO BULAN

JUMLAH KECELAKAAN

FAKTOR – FAKTOR KECELAKAAN KECEPATAN TINGGI KURANG HATI – HATI MENGANTUK ATAU LELAH TIDAK MENJAGA JARAK TERPENGARUH ALKOHOL PECAH BAN LAMPU DEPAN TIDAK MENYALA

1 JANUARI 15 7 6 1 1 - - -

2 FEBRUARI 19 12 7 - - - - -

3 MARET 22 8 11 1 2 - - -

4 APRIL 44 16 16 - 10 1 1 -

5 MEI 65 23 32 2 5 2 - 1

6 JUNI 40 17 14 1 3 4 1 -

7 JULI 23 15 6 - 2 - - -

8 AGUSTUS 27 15 11 1 - - - -

9 SEPTEMBER 16 3 10 - 2 - 1 -

10 OKTOBER 18 6 8 1 2 - - 1

11 NOPEMBER 30 15 10 1 4 - - -

12 DESEMBER 28 13 12 1 1 1 - -

JUMLAH 347 150 143 9 32 8 3 2


(5)

Nilai-nilai Koefisien untuk mencari Nilai Korelasi

YX1 YX2 YX3 YX4 YX5 YX6 YX7

105 90 15 15 0 0 0

228 133 0 0 0 0 0

176 242 22 44 0 0 0

704 704 0 440 44 44 0

1495 2080 130 325 130 0 65

680 560 40 120 160 40 0

345 138 0 46 0 0 0

405 297 27 0 0 0 0

48 160 0 32 0 16 0

108 144 18 36 0 0 18

450 300 30 120 0 0 0

364 336 28 28 28 0 0

5108 5184 310 1206 362 100 83


(6)

Nilai-nilai Koefisien untuk mencari Nilai Korelasi

Y2 X1

2

X2 2

X3 2

X4 2

X5 2

X6 2

X7 2

225 49 36 1 1 0 0 0

361 144 49 0 0 0 0 0

484 64 121 1 4 0 0 0

1936 256 256 0 100 1 1 0

4225 529 1024 4 25 4 0 1

1600 289 196 1 9 16 1 0

529 225 36 0 4 0 0 0

729 225 121 1 0 0 0 0

256 9 100 0 4 0 1 0

324 36 64 1 4 0 0 1

900 225 100 1 16 0 0 0

784 169 144 1 1 1 0 0

12353 2220 2247 11 168 22 3 2