PENGAMATAN PERUBAHAN KIMIA PADA MATERI U
PENGAMATAN PERUBAHAN KIMIA PADA MATERI
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Hj. Wasih DS., M.Pd
1)
2)
3)
4)
5)
6)
oleh kelompok 2
Febrianita Putri Solihah
Laila Maharani
Lina Mustika Hidayaty
Yumna Ana Ruziqoh
Andik Roni Cahyono
Anang Nur Ikhtiar
No. Absen 37
No. Absen 25
No. Absen 24
No. Absen 22
No. Absen 44
No. Absen 18
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAH
S1 PGSD
September 2012
A. Judul Kegiatan:
Pengamatan Perubahan Kimia pada Materi
B. Tujuan Kegiatan:
1. Untuk menemukan fakta-fakta perubahan kimia pada materi.
2. Merumuskan ciri-ciri perubahan kimia pada materi.
3. Mendeskripsikan perubahan kimia pada materi.
C. Waktu Pelaksanaan: Jumat, 14 September 2012
D. Alat dan Bahan Percobaan:
1. Alat:
a. Nampan atau piring 2 buah
b. Loupe/suryakanta/kaca pembesar
2. Bahan:
a. Singkong mentah kupas, singkong kukus, tape singkong (masingmasing 1 potong).
b. Beras, nasi segar, dan nasi busuk masing-masing 1 sendok makan.
E. Langkah Kerja:
1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Meletakkan bahan-bahan di atas nampan/piring sesuai kelompoknya
(kelompok singkong dan kelompok nasi).
3. Mengamati keadaan fisik masing-masing bahan amatan (sifat permukaan:
4.
5.
6.
7.
8.
kasar, halus, keras, lunak/lembek, warna, rasa, bau dan kadar air).
Mencatat data pengamatan pada tabel data yang telah dibuat.
Mengnalisis data pengamatan.
Menemukan ciri-ciri perubahan materi yang telah diamati.
Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil analisis data.
Mendeskripsikan pengertian perubahan kimia dengan kata-kata sendiri.
F. Dasar Teori
Materi dapat diartikan sebagai zat yang ada di sekitar kita yang
mempunyai massa, memenuhi ruang, dapat dilihat atau diraba atau dicium.
Menurut pemikiran Demokritus, materi merupakan kumpulan partikel kecil yang
tidak dapat dibagi lagi, berupa atom. Atom sejenis bergabung menjadi satu dan
membentuk materi yang disebut unsur. Sedangkan Supriyono dan Prabowo
(1999:25) mengemukakan, “materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang”. Untuk menguji materi dan memahami apa yang terjadi
padanya, kita harus dapat memeriksanya secara jelas lebih dahulu. Untuk
mengamati materi salah satunya kita dapat mengamatinya melalui alat indera. Alat
indera yang digunakan untuk mengamati materi diantaranya dengan indera
penglihat yakni mata untuk mengetahui struktur dan bentuk materi. Indera peraba
digunakan untuk mengetahui keadaan permukaan materi. Indera pengecap
digunakan untuk mengetahui rasa materi. Indera pembau digunakan untuk
mengetahui bau materi dan indera pendengar digunakan untuk mengetahui bunyi
materi jika menghasilkan atau dengan proses lain materi dapat menghasilkan
bunyi.
Materi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu materi padat, cair, dan gas.
Materi tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dapat
mengubah bentuk, struktur, permukaan, rasa, bau, dan warna. Dari perubahan
bentuk tersebut dibagi menjadi perubahan kimia dan perubahan fisika. Perubahan
kimia merupakan perubahan materi yang diikuti pembentukan materi baru.
Perubahan kimia bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke wujud semula).
Contohnya peristiwa fotosintesis, fermentasi, pengkaratan besi, dan sebagainya.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik.
Perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak diikuti dengan
pembentukan materi baru. Perubahan fisika bersifat reversible (dapat kembali ke
wujud semula). Contohnya peristiwa es mencair, air membeku, pelarutan gula,
dan sebagainya.
G. Hasil Percobaan dan Deskripsi Hasil Percobaan
Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Kimia pada Materi
AirKadar
Bau
Rasa
Warna
Struktur
KaanPermu-
Hasil Pengamatan
Gambar
Materi
yang
diamati
Singkong
mentah
kupas.
Kasar
Keras
Putih
Kehitaman
Hambar/
tawar.
Apek
Sedikit
Singkong
kukus
Halus
Lunak
Putih
kekuningan
Gurih,
sedikit
manis
Sedap
Sedang
Tape
Singkong
Halus
LemBek
Putih susu
Asam
Asam
menyengat
Banyak
Beras
Halus
Keras
Putih bening
Tawar
seperti
tepung
Apek
Tidak
ada.
Nasi
Segar
Halus
Lunak
Putih tulang
Tawar
lamalama
manis
Harum.
Sedikit.
Nasi
Busuk
Halus
LemBek
Putih
Asam
Menyengat
dan
baunya
busuk
Banyak
Deskripsi Data:
1. Singkong mentah memiliki permukaan yang kasar dengan struktur keras,
berwarna putih kehitaman, dengan hambar tawar, baunya apek dan kadar
2.
airnya sedikit.
Singkong kukus memiliki permukaan yang halus dengan tstruktur lunak,
berwarna putih kekuningan, rasanya guris dan sedikit manis, baunya sedap
3.
dan kadar airnya sedang.
Tape singkong memiliki permukaan yang halus dengan struktur lembek,
berwarna putih susu, rasanya asam, baunya menyengat asam dan kadar
4.
airnya banyak.
Beras memiliki permukaan yang halus dengan struktur keras, berwarna
putih bening, rasanya tawar seperti tepung, baunya apek, dan tidak ada
5.
kadar air.
Nasi segar memiliki permukaan yang halus dengan struktur lunak, berwarna
putih tulang, rasanya tawar dan lama-lama manis, baunya harum, kadar
6.
airnya sedikit.
Nasi busuk memiliki permukaan halus dengan struktur lembek, berwarna
putih, rasanya asam, baunya menyengat dan busuk, kadar airnya banyak.
H. Analisis Data Percobaan
Singkong mentah memiliki permukaan yang kasar dengan struktur keras,
berwarna putih kehitaman, dengan rasa hambar/tawar, baunya apek dan, kadar
airnya sedikit. Singkong mentah diproses secara kukus menghasilkan singkong
kukus yang memiliki permukaan halus dengan struktur lunak, berwarna putih
kekuningan, rasanya gurih dan sedikit manis, baunya sedap, dan kadar airnya
sedang. Singkong kukus yang diberi ragi menghasilkan tape singkong dengan
permukaan halus, struktur lembek, berwarna putih susu, rasanya asam, baunya
asam menyengat, dan kadar airnya banyak. Dengan begitu singkong mentah,
singkong rebus, dan tape singkong mengalami perubahan dengan memiliki
permukaan, struktur, warna, rasa, bau, dan kadar air yang berbeda-beda meskipun
singkong rebus dan tape singkong berasal dari materi yang sama yakni singkong.
Perbedaan ini disebabkan adanya perlakuan khusus yaitu terjadinya pengukusan
pada singkong mentah menjadi singkong kukus dan fermentasi pada singkong
rebus dengan ditaburi ragi sehingga singkong menjadi tape. Dalam proses ini
terjadi suatu proses kimia.
Proses kimia yang terjadi pada tape singkong yakni gula (C6H12O6) melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol C2H5OH. Reaksi fermentasi ini dilakukan
oleh ragi dan digunakan pada produksi makanan. Berikut adalah reaksi dari
fermentasi tape:
C6H12O6
2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
Proses fermentasi ini menjadikan singkong kukus yang semula lunak menjadi
lembek dan rasanya sedikit asam. Singkong kukus dan tape tersebut tidak dapat
menjadi singkong mentah lagi. Sehingga proses ini merupakan perubahan kimia.
Beras memiliki permukaan yang halus, struktur keras, berwarna putih
bening, rasanya tawar seperti tepung, baunya apek, dan tidak ada kadar air. Beras
ditanak menjadi nasi segar memiliki permukaan yang halus dengan struktur lunak,
berwarna putih tulang, rasanya tawar dan lama-lama manis, baunya harum, dan
kadar airnya sedikit. Nasi segar yang dibiarkan di ruang terbuka menjadi nasi
busuk yang memiliki permukaan halus dengan struktur lembek, berwarna putih,
rasanya asam, baunya menyengat dan busuk, kadar airnya banyak. Nasi bisa
menjadi busuk karena adanya mikroorganisme, mikroorganisme muncul akibat
keadaan makanan yang banyak mengandung kadar air mengundang bakteri dan
hewan-hewan kecil seperti mimik untuk menghinggapinya. Dalam hal ini nasi
segar mempunyai kadar air yang cukup banyak sehingga jika dibiarkan pada
tempat terbuka mengundang mikroorganisme untuk berkembang biak karena
keadaan nasi segar sangat kondusif untuk digunakan untuk berkembangbiak. Satu
persatu zat karbohidrat dan beberapa zat lainnya diambil oleh mikroorganisme
yang akhirnya menyebabkan nasi tidak lagi memiliki struktur kimia yang
sempurna sehingga menjadi lembek dan berbau. Sehingga perubahan tersebut
merupakan perubahan kimia.
Kedua perubahan di atas merupakan contoh perubahan kimia karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Membentuk materi baru yang sifat-sifatnya berbeda dari sifat-sifat materi
semula.
2. Tidak dapat terbentuk menjadi materi semula.
3. Mengalami perubahan warna
4. Mengalami perubahan bau
I. Simpulan Hasil Percobaan
Materi yang mengalami perubahan kimia sifat-sifatnya mengalami
perubahan yakni perubahan permukaan, struktur, warna, rasa, bau, dan kadar air
serta, materi yang mengalami perubahan kimia tidak dapat terbentuk menjadi
materi semula. Jadi perubahan kimia adalah perubahan materi yang tidak dapat
kembali seperti materi semula.
J. Penyelesaian Pertanyaan Aplikasi Konsep
1. Sebutkan satu contoh lain perubahan materi secara kimia!, selanjutnya
kemukakan secara runtut bagaimana perubahan itu terjadi sehingga dapat
dipahami bahwa perubahan tersebut adalah perubahan kimia?
Jawaban:Kertas yang dibakar.
Selembar kertas dibakar, maka menghasilkan arang. Arang yang
berasal dari kertas tersebut tidak dapat diubah kembali menjadi
kertas. Maka perubahan yang tidak dapat kembali pada wujud
semula itu dinamakan perubahan kimia.
2. Pembuatan caramel (gula yang digosongkan untuk membuat cake
caramel), menurut pendapat anda, perubahan fisika atau perubahan
kimiakah proses pembuatan caramel itu! Sebutkan jenis perubahannya
dan kemukakan alasan anda secara singkat dan runtut sesuai dengan
konsepnya!
Jawaban: Pembuatan caramel merupakan perubahan kimia, karena
menghasilkan warna hitam/adanya zat yang gosong berarti
menghasilkan karbon. Karena terdapat karbon yang lepas dari
senyawa C6H12O6 sehingga terbentuklah senyawa baru. Jika
terlepas karbon sebanyak 2 atom C maka unsur yang terbentuk
menjadi C4H12O6 Senyawa baru inilah yang menjadi caramel
yang telah memiliki sifat yang berbeda dengan gula, berbeda
dari bentuk, struktur senyawa, rasa, dan bau tetapi masih
memiliki atom/ion yang sama yakni CHO. Serta, caramel
tersebut tidak dapat terbentuk lagi menjadi gula.
DAFTAR RUJUKAN
Darmodjo, Hendro. 1991/1992. Pendidikan IPA 1. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Wirasasmita, Omang, dkk. 1995. Pendidikan IPA 3, Buku V. 2B, Modul 7-12.
Jakarta:Depdikbud.
Anas, Khairul. 2012. Fermentasi Pada Tape Singkong, (Online),
(http//:makalahpenelitian.blogspot.com), diakses pada tanggal 20
September 2012.
Surya, Yohanes, dkk. 2006. Kuark. Jakarta: PT. Kuark Internasional.
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Hj. Wasih DS., M.Pd
1)
2)
3)
4)
5)
6)
oleh kelompok 2
Febrianita Putri Solihah
Laila Maharani
Lina Mustika Hidayaty
Yumna Ana Ruziqoh
Andik Roni Cahyono
Anang Nur Ikhtiar
No. Absen 37
No. Absen 25
No. Absen 24
No. Absen 22
No. Absen 44
No. Absen 18
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAH
S1 PGSD
September 2012
A. Judul Kegiatan:
Pengamatan Perubahan Kimia pada Materi
B. Tujuan Kegiatan:
1. Untuk menemukan fakta-fakta perubahan kimia pada materi.
2. Merumuskan ciri-ciri perubahan kimia pada materi.
3. Mendeskripsikan perubahan kimia pada materi.
C. Waktu Pelaksanaan: Jumat, 14 September 2012
D. Alat dan Bahan Percobaan:
1. Alat:
a. Nampan atau piring 2 buah
b. Loupe/suryakanta/kaca pembesar
2. Bahan:
a. Singkong mentah kupas, singkong kukus, tape singkong (masingmasing 1 potong).
b. Beras, nasi segar, dan nasi busuk masing-masing 1 sendok makan.
E. Langkah Kerja:
1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Meletakkan bahan-bahan di atas nampan/piring sesuai kelompoknya
(kelompok singkong dan kelompok nasi).
3. Mengamati keadaan fisik masing-masing bahan amatan (sifat permukaan:
4.
5.
6.
7.
8.
kasar, halus, keras, lunak/lembek, warna, rasa, bau dan kadar air).
Mencatat data pengamatan pada tabel data yang telah dibuat.
Mengnalisis data pengamatan.
Menemukan ciri-ciri perubahan materi yang telah diamati.
Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil analisis data.
Mendeskripsikan pengertian perubahan kimia dengan kata-kata sendiri.
F. Dasar Teori
Materi dapat diartikan sebagai zat yang ada di sekitar kita yang
mempunyai massa, memenuhi ruang, dapat dilihat atau diraba atau dicium.
Menurut pemikiran Demokritus, materi merupakan kumpulan partikel kecil yang
tidak dapat dibagi lagi, berupa atom. Atom sejenis bergabung menjadi satu dan
membentuk materi yang disebut unsur. Sedangkan Supriyono dan Prabowo
(1999:25) mengemukakan, “materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruang”. Untuk menguji materi dan memahami apa yang terjadi
padanya, kita harus dapat memeriksanya secara jelas lebih dahulu. Untuk
mengamati materi salah satunya kita dapat mengamatinya melalui alat indera. Alat
indera yang digunakan untuk mengamati materi diantaranya dengan indera
penglihat yakni mata untuk mengetahui struktur dan bentuk materi. Indera peraba
digunakan untuk mengetahui keadaan permukaan materi. Indera pengecap
digunakan untuk mengetahui rasa materi. Indera pembau digunakan untuk
mengetahui bau materi dan indera pendengar digunakan untuk mengetahui bunyi
materi jika menghasilkan atau dengan proses lain materi dapat menghasilkan
bunyi.
Materi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu materi padat, cair, dan gas.
Materi tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dapat
mengubah bentuk, struktur, permukaan, rasa, bau, dan warna. Dari perubahan
bentuk tersebut dibagi menjadi perubahan kimia dan perubahan fisika. Perubahan
kimia merupakan perubahan materi yang diikuti pembentukan materi baru.
Perubahan kimia bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke wujud semula).
Contohnya peristiwa fotosintesis, fermentasi, pengkaratan besi, dan sebagainya.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik.
Perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak diikuti dengan
pembentukan materi baru. Perubahan fisika bersifat reversible (dapat kembali ke
wujud semula). Contohnya peristiwa es mencair, air membeku, pelarutan gula,
dan sebagainya.
G. Hasil Percobaan dan Deskripsi Hasil Percobaan
Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Kimia pada Materi
AirKadar
Bau
Rasa
Warna
Struktur
KaanPermu-
Hasil Pengamatan
Gambar
Materi
yang
diamati
Singkong
mentah
kupas.
Kasar
Keras
Putih
Kehitaman
Hambar/
tawar.
Apek
Sedikit
Singkong
kukus
Halus
Lunak
Putih
kekuningan
Gurih,
sedikit
manis
Sedap
Sedang
Tape
Singkong
Halus
LemBek
Putih susu
Asam
Asam
menyengat
Banyak
Beras
Halus
Keras
Putih bening
Tawar
seperti
tepung
Apek
Tidak
ada.
Nasi
Segar
Halus
Lunak
Putih tulang
Tawar
lamalama
manis
Harum.
Sedikit.
Nasi
Busuk
Halus
LemBek
Putih
Asam
Menyengat
dan
baunya
busuk
Banyak
Deskripsi Data:
1. Singkong mentah memiliki permukaan yang kasar dengan struktur keras,
berwarna putih kehitaman, dengan hambar tawar, baunya apek dan kadar
2.
airnya sedikit.
Singkong kukus memiliki permukaan yang halus dengan tstruktur lunak,
berwarna putih kekuningan, rasanya guris dan sedikit manis, baunya sedap
3.
dan kadar airnya sedang.
Tape singkong memiliki permukaan yang halus dengan struktur lembek,
berwarna putih susu, rasanya asam, baunya menyengat asam dan kadar
4.
airnya banyak.
Beras memiliki permukaan yang halus dengan struktur keras, berwarna
putih bening, rasanya tawar seperti tepung, baunya apek, dan tidak ada
5.
kadar air.
Nasi segar memiliki permukaan yang halus dengan struktur lunak, berwarna
putih tulang, rasanya tawar dan lama-lama manis, baunya harum, kadar
6.
airnya sedikit.
Nasi busuk memiliki permukaan halus dengan struktur lembek, berwarna
putih, rasanya asam, baunya menyengat dan busuk, kadar airnya banyak.
H. Analisis Data Percobaan
Singkong mentah memiliki permukaan yang kasar dengan struktur keras,
berwarna putih kehitaman, dengan rasa hambar/tawar, baunya apek dan, kadar
airnya sedikit. Singkong mentah diproses secara kukus menghasilkan singkong
kukus yang memiliki permukaan halus dengan struktur lunak, berwarna putih
kekuningan, rasanya gurih dan sedikit manis, baunya sedap, dan kadar airnya
sedang. Singkong kukus yang diberi ragi menghasilkan tape singkong dengan
permukaan halus, struktur lembek, berwarna putih susu, rasanya asam, baunya
asam menyengat, dan kadar airnya banyak. Dengan begitu singkong mentah,
singkong rebus, dan tape singkong mengalami perubahan dengan memiliki
permukaan, struktur, warna, rasa, bau, dan kadar air yang berbeda-beda meskipun
singkong rebus dan tape singkong berasal dari materi yang sama yakni singkong.
Perbedaan ini disebabkan adanya perlakuan khusus yaitu terjadinya pengukusan
pada singkong mentah menjadi singkong kukus dan fermentasi pada singkong
rebus dengan ditaburi ragi sehingga singkong menjadi tape. Dalam proses ini
terjadi suatu proses kimia.
Proses kimia yang terjadi pada tape singkong yakni gula (C6H12O6) melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol C2H5OH. Reaksi fermentasi ini dilakukan
oleh ragi dan digunakan pada produksi makanan. Berikut adalah reaksi dari
fermentasi tape:
C6H12O6
2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
Proses fermentasi ini menjadikan singkong kukus yang semula lunak menjadi
lembek dan rasanya sedikit asam. Singkong kukus dan tape tersebut tidak dapat
menjadi singkong mentah lagi. Sehingga proses ini merupakan perubahan kimia.
Beras memiliki permukaan yang halus, struktur keras, berwarna putih
bening, rasanya tawar seperti tepung, baunya apek, dan tidak ada kadar air. Beras
ditanak menjadi nasi segar memiliki permukaan yang halus dengan struktur lunak,
berwarna putih tulang, rasanya tawar dan lama-lama manis, baunya harum, dan
kadar airnya sedikit. Nasi segar yang dibiarkan di ruang terbuka menjadi nasi
busuk yang memiliki permukaan halus dengan struktur lembek, berwarna putih,
rasanya asam, baunya menyengat dan busuk, kadar airnya banyak. Nasi bisa
menjadi busuk karena adanya mikroorganisme, mikroorganisme muncul akibat
keadaan makanan yang banyak mengandung kadar air mengundang bakteri dan
hewan-hewan kecil seperti mimik untuk menghinggapinya. Dalam hal ini nasi
segar mempunyai kadar air yang cukup banyak sehingga jika dibiarkan pada
tempat terbuka mengundang mikroorganisme untuk berkembang biak karena
keadaan nasi segar sangat kondusif untuk digunakan untuk berkembangbiak. Satu
persatu zat karbohidrat dan beberapa zat lainnya diambil oleh mikroorganisme
yang akhirnya menyebabkan nasi tidak lagi memiliki struktur kimia yang
sempurna sehingga menjadi lembek dan berbau. Sehingga perubahan tersebut
merupakan perubahan kimia.
Kedua perubahan di atas merupakan contoh perubahan kimia karena
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Membentuk materi baru yang sifat-sifatnya berbeda dari sifat-sifat materi
semula.
2. Tidak dapat terbentuk menjadi materi semula.
3. Mengalami perubahan warna
4. Mengalami perubahan bau
I. Simpulan Hasil Percobaan
Materi yang mengalami perubahan kimia sifat-sifatnya mengalami
perubahan yakni perubahan permukaan, struktur, warna, rasa, bau, dan kadar air
serta, materi yang mengalami perubahan kimia tidak dapat terbentuk menjadi
materi semula. Jadi perubahan kimia adalah perubahan materi yang tidak dapat
kembali seperti materi semula.
J. Penyelesaian Pertanyaan Aplikasi Konsep
1. Sebutkan satu contoh lain perubahan materi secara kimia!, selanjutnya
kemukakan secara runtut bagaimana perubahan itu terjadi sehingga dapat
dipahami bahwa perubahan tersebut adalah perubahan kimia?
Jawaban:Kertas yang dibakar.
Selembar kertas dibakar, maka menghasilkan arang. Arang yang
berasal dari kertas tersebut tidak dapat diubah kembali menjadi
kertas. Maka perubahan yang tidak dapat kembali pada wujud
semula itu dinamakan perubahan kimia.
2. Pembuatan caramel (gula yang digosongkan untuk membuat cake
caramel), menurut pendapat anda, perubahan fisika atau perubahan
kimiakah proses pembuatan caramel itu! Sebutkan jenis perubahannya
dan kemukakan alasan anda secara singkat dan runtut sesuai dengan
konsepnya!
Jawaban: Pembuatan caramel merupakan perubahan kimia, karena
menghasilkan warna hitam/adanya zat yang gosong berarti
menghasilkan karbon. Karena terdapat karbon yang lepas dari
senyawa C6H12O6 sehingga terbentuklah senyawa baru. Jika
terlepas karbon sebanyak 2 atom C maka unsur yang terbentuk
menjadi C4H12O6 Senyawa baru inilah yang menjadi caramel
yang telah memiliki sifat yang berbeda dengan gula, berbeda
dari bentuk, struktur senyawa, rasa, dan bau tetapi masih
memiliki atom/ion yang sama yakni CHO. Serta, caramel
tersebut tidak dapat terbentuk lagi menjadi gula.
DAFTAR RUJUKAN
Darmodjo, Hendro. 1991/1992. Pendidikan IPA 1. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Wirasasmita, Omang, dkk. 1995. Pendidikan IPA 3, Buku V. 2B, Modul 7-12.
Jakarta:Depdikbud.
Anas, Khairul. 2012. Fermentasi Pada Tape Singkong, (Online),
(http//:makalahpenelitian.blogspot.com), diakses pada tanggal 20
September 2012.
Surya, Yohanes, dkk. 2006. Kuark. Jakarta: PT. Kuark Internasional.