PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM pemberdayaan AGROWISATA

AGROWISATA
BELIMBINGAN (BOJONEGORO)
SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

..

Disusun oleh :
Rifai Anas Amirul Huda
XI IPS 4
Tahun 2016-2017

HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis,
1. Judul
: Agrowisata Belimbingan Bojonegoro sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat
2. Penulis
a. Nama
b. Absen
c. Kelas

Tujuan

:
: Rifai Anas Amirul Huda
: 23
: XI IPS 4
: Disusun untuk menyelesaikan tugas penelitian dari

guru
pembimbing SMA N 1 Blora.

Karya tulis ini disahkan pada
tanggal .......................................................................

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 BLORA

Pembimbing

Drs. Slamet Joko Waluyo, M.Pd


Anik Hanifah, S.Pd

NIP. 19670430 199802 1 002
2 008

NIP. 19841019 200903

MOTTO dan Persembahan
2

Jangan berpikir gagal sebelum belajar
\

Pintar karena belajar, cerdas karena mengajar



Pendidikan bukan suatu modal hidup namun sesuatu yang harus hidup




Pendidikan bukan untuk usia muda tapi seumur hidup manusia



Genius adalah : 1% inspirasi & 99% keringat



Ilmu diperoleh bukan dari pendidikan tapi dari proses belajar



Pendidikan itu penting, tapi belajar lebih penting



Ayo budayakan membaca untuk menciptakan generasi masa depan




Pendidikan yang bagus syarat mutlak bangsa yang maju



Generasi yang hebat adalah generasi yang membudayakan belajar



Siswa berprestasi benteng kokoh kesejahteraan bangsa



Bangsa yang terbelakang adalah bangsa yang malas belajar
Persembahan
Karya tulis ini saya persembahkan kepada :
Ayah dan Ibu, yang telah banyak memberi doa serta dukungan.
Bapak dan Ibu guru, yang senantiasa membimbing saya untuk dapat
membuat karya tulis ini.

Sahabat serta teman yang saya sayangi.

Kata Pengantar

3

Dengan mengucapkan puji syuur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan bimbingan-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul

“Agrowisata

Belimbingan

(Bojonegoro)

Sebagai

upaya


Pemberdayaan Masyarakat” dengan lancar.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu Bapak/ibu guru pembimbing dan teman-teman
Penyusun menyadari karya tulis ini masih banyak kekurangannya,
saya mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahankesalahan yang ada di karya tulis ini.
Diharapkan dengan karya tulis ini bermanfaat bagi saya dan teman-teman
dan para pembaca sebagai sarapa penambah wawasan tentang obyek wisata
tanah air Indonesia.

Blora, 12 April 2017

Penyusun
Rifai Anas Amirul Huda

DAFTAR ISI

4

HALAMAN JUDUL .......................................................................................
I

Lembar Pengesahan .........................................................................................
II
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
III
KATA PENGANTAR.......................................................................................
IV
DAFTAR ISI ....................................................................................................
V

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................
1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................
3
C. Rumusan Masalah ...........................................................................................
3
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................................
4


BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definis Ekonomi kreatif...................................................................................
6
B. Ekonomi Kreatif dan agrowissata
..........................................................................................................................
8

5

C. Pengertian Agrowisata......................................................................................
11
BAB III PEMBAHASAN
A. Agrowisata Belimbingan..................................................................................
18
2.11.objek wisata Blimbingan...........................................................................
18
2.2 sejarah singkat agrowisata belimbingan Bojonegoro ................................
19
B. Pemberdayaan Masyarakat dalam agrowisata Belimbingan Bojonegoro

2.1. Pemberdayaan Masyarakat dalam agrowisata Belimbingan Bojonegoro
..........................................................................................................................
19
2.1Tantangan dalam pengembangan agrowisata di Blimbngan desa
Ngringinrejo Bojonegoro..................................................................................
21
BAB IV PENUTUP .........................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
23
B. Saran ................................................................................................................
24
C. Lampiran...........................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
30

6

7


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting untuk setiap orang karena pendidikan itu
sendiri

menyangkut

masa

depan,

serta

merupakan

upayauntuk

mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan tidak hanya tanggung jawab
seorang guru, pemerintah, masyarakat maupun orang tua. Namun semua

lapisan masyarakat Indonesia juga ikut bertanggung jawab atas terwujudnya
pendidikan nasional. Yakni dengan menjalankan tugas sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawab yang merupakan upaya untuk terwujudnya
pendidikan nasional yang bermutu tinggi dan berbudi pekerti luhur.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa kegiatan yang
menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang adalah karya
wisata. Dengan karya wisata, siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih
berpengetahuan. Dikarenakan ada sebagian siswa yang tidak ikut study tour
yang diadakan oleh sekolah pada bulan April ini di Malang maka oleh sebab
itu kami mencari objek sendiri untuk diteliti dan saya memutuskan untuk
menulis karya tulis mengenai objek wisata Blimbingan ( Bojonegoro ).
Sektor pariwisata menyediakan pasar untuk menampung produksi
pertanian. Sebaliknya sektor pertanian menyediakanberbagai aspek yang
dibutuhkan oleh pariwisata. Dengan demikian sektor pariwisata akan
mampu meningkatkan permintaan agregat bagi perekonomian di daerah.
Dalam artian pekerja di sektor pariwisata memiliki daya beli yang tinggi,

1

mampu membeli barang-barang konsumsi lebih banyak dengan harga tinggi.
Salah satu barang konsumsi yang dibeli adalah produksi pertanian,
khususnya hasil-hasil hortikultura.
Jenis Buah

2011

2012

2013

2014

2015

Pertumbu
han/
Growth
2015
over
2014 (%)

1

ALPUKAT

275.9
53

294.2
0

289.8
93

307.3
18

382.5
37

24,48

2
3

BELIMBING
DUKU/LANG

80.853
171.11

91.788
258.45

79.634
233.11

81.653
208.42

98.959
274.31

21,20
31,61

4

SAT
DURIAN

3
883.96

3
888.12

8
759.05

4
859.11

0
995.72

15,90

5

jAMBU BIJI

9
211.83

7
208.15

5
181.63

8
187.40

9
195.74

4,45

JAMBU AIR

6
103.15

1
104.39

2
91.284

6
91.975

3
92.543

0,62

JERUK

6
1.721.8

3
1.498.3

1548.3

1.785.

1.744.3

2,29

SIAM/KEPR

80

94

94

25

30

N
O

6
7

OK

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Berdasarkan data yang dilansir Biro Pusat Stastistik (BPS) dan Pusat Data
Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf Tahun 2013, jumlah perjalanan
wisatawan domestik mencapai 236,7 juta perjalanan dengan total
pengeluaran mencapai Rp 156,89 triliun. Beberapa Pemda tingkat
Kabupaten salah satunya Bojonegoro, telah jeli memanfaatkanpotensi
wisatawan domestik tersebut dengan memperbaiki infrastruktur di
wilayahnya, seperti menyediakan hotel dan restaurant yang memadai dan
2

standar, membangun sarana jalan dan transportasi yang baik. Dan salah
satunya adalah Desa Ngringinrejo yang telah ditetapkan oleh Pemda
Bojonegoro sebagai lokasi primatani dan kawasan model agrowisata
belimbing, diharapkan dapat mengembangkan agrowisata belimbing yang
mampu menciptakan pemberdayaan ekonomi bagi sektor pertanian kota di
kawasan tersebut.
Dengan membangun Desa Ngringinrejo sebagai Lokasi
Primatani Belimbing, pemda Bojonegoro mempunyai harapan
akan menjadikannya sebagai pusat pengembangan budidaya
tanaman

belimbing.

Berdasarkan

hal

tersebut

peneliti

mengadakan penelitian dengan judul Agrpwisata Belimbingan
(Bojonegoro) Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat .

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil beberapa rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana keadaan agrowisata Belimbingan ?.
2. Bagaimana

pemberdayaan

masyarakat

dalam

agrowisata

Blimbingan Bojonegoro ?.
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan rakya tulis ini Penulis memilih judul karya tulis ini
“Agrowisata Belimbingan Bojonegoro Sebagai Upaya pemberdayaan
Masyarakat dengan tujuan :
1. Mengetahui keadaan agrowisata Belimbingan
2.Mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam
Belimbingan bojonegoro

3

agrowisata

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Karya Tulis ini dibuat supaya penulis dapat menyelesaikan tugas
penelitian yang diberikan oleh guru pembimbing.
2. Bagi Pembaca
Karya tulis ini dibuat supaya pembaca karya tulis ini dapat
mengetahui agrowisata Belimbingan Bojonegoro
3. Bagi Sekolah
Karya tulis ini dibuat agar sekolah dapat melatih siswa supaya
dapat membuat karya tulis.
4. Bagi Masyarakat
Karya tulis ini dibuat dengan tujuan supaya masyarakat awam
dapat lebih paham mengenai akan potensi agrowisata di
Indonesia khususnya pada agrowisata Belimbingan Bojonegoro

E. Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan karya tulis ini dilakukan dengan mengumpulkan buku-uku
yang berisi tentang informasi Pemberdayaan masyarakat dalam agrowisata
Bojonegoro. Mencari artikel yang berhubungan dengan agrowisata di
internet. Metode observasi yaitu metode tentang pengamatan, cara
mengamati langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Metode interview
atau wawancara adalah cara memperoleh data dengan mengadakan tanya
jawab antara yang melakukan penelitian dengan pihak yang meneliti atau
petugas yang mebidangi.

4

BAB II

Kajian Pustaka

A. Definisi Industri Kreatif
Industri kreatif merupakan industri yang menggunakan sumber daya
yang terbarukan, dapat memberikan kontribusi dibeberapa aspek kehidupan,
tidak hanya dari sudut pandang ekonomi semata, tetapi juga ditinjau dari

5

dampak positif yang ditimbulkan terutama bagi peningkatan citra dan
identitas bangsa, menumbuhkan motivasi dan kreativitas anak bangsa, serta
dampak sosial lainnya.
Menurut Departemen Perdagangan RI (2009;5), Industri Kreatif adalah
Indutri yang berasal dari pemanfaatan krativitas, keterampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut.1[2]
Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Creative Economy Repor,
(2008:4), Industri Kreatif dapat didefinisikan sebagai siklus kreasi,
produksi, serta distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreativitas dan
modal intelektual sebagai input utama. Industri Kreatif terdiri dari
seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas yang menghasilkan barangbarang riil dan intelektual nonrill atau jasa-jasa artistik yang memiliki
kandungan kreatif, nilai-nilai ekonomi nonriil, dan objek pasar. Industri
Kreatif tersusun dari suatu bidang yang heterogen yang paling memengarui
dari kegiatan-kegiatan kreatif yang bervariasi, yang tersusun dari seni dan
kerajinan tradisional, penerbitan, musik, visual, dan pembentukan seni
sampai dengan penggunaan teknologi yang intensif dan jasa-jasa yang
berbasis kelompok, seperti film, televisi, dan siaran radio, serta media baru
dan desain.2[3]
Menurut UNESCO,
mengombinasikan

Industri

kreativitas

Kreatif

keterampilan

adalah
dan

industri

yang

kecakapan

untuk

menghasilkan kekayaan dan lapangan pekerjaan. Industri Kreatif dibentuk
1
2
6

oleh budaya kreatif, yaitu budaya mengombinasikan kreasi (creation),
produk (product) dan komersialisasi (commercialization).
Produk dari Industri Kreatif disebut produk komersialisasi (commercial
product) yaitu berupa barang dan jasa kreatif (creative goods and services).
Menurut Hermawan K, yang dikutip oleh kelompok kerja Indonesia design
power Departemen Perdagangan RI (2008;73), “Komersialisasi adalah
segala aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan kepada pembeli
tentang produk barang dan jasa yang disediakan dan juga memengaruhi
konsumen untuk membelinya.”3[4]
Kegiatan Komersialisasi, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pemasaran
Dalam pemasaran, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup
pencitraan/ konsep merek (branding), penentuan pasar sasaran (targeting),
dan menentukan posisi pasar (marketpositioning).
2. Penjualan
Dalam penjualan, kegiatan komersialisasi yang dilakukan mencakup
penjualan langsung oleh desainer, kreator, agen, distributor, pemegang
lisensi, pemegang pewaralaba (franchisee), pabrikan dan lain sebagainya.
3. Promosi
Kegitan komersialisasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti expo,
pameran, pertunjukan, penggunaan saluran media baru.
Sementara itu, layanan adalah segala aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga suatu produk-barang atau jasa-tetap berfungsi dengan baik sesuai
dengan harapan konsumen setelah produk tersebut dibeli oleh konsumen.
Pengembangan Ekonomi kreatif sendiri bisa dibangun salah satunya
dengan melalui Agrowisata. Alam Indonesia sendiri sangat mendukung
untuk pengembangan agrowisata karena Indonesia adalah negara agraris
3
7

yang dapat menopang pertanian. Pertanian sendiri diolah sebagaimana
mestinya dan dipasarkan melalui pariwisata
B.

Ekonomi Kreatif dan Agrowisata

8

Agrowisata atau wisata pertanian merupakan sebuah alternatif untuk
meningkatkan pendapatan dan menggali potensi ekonomi petani kecil dan
masyarakat pedesaan. Saat ini, agrowisata semakin dikembangkan sebagai
bentuk pelestarian lingkungan dan sumber daya lahan pertanian. Selain
perkebunan

menjadi

sektor

ekonomi

yang

dikembangkan

untuk

kesejahteraan masyarakat, perkebunan juga mampu menjadi daya tarik
wisata bagi wisatawan. Wisatawan tidak hanya dapat melihat hamparan
perkebunan, namun juga dapat melihat proses berkebun yang dilakukan oleh
petani lokal. Bahkan tidak jarang beberapa agrowisata melibatkan
wisatawan dalam proses perkebunan yang ada sehingga wisatawan dapat
merasakan secara langsung kegiatan yang dilihat.Menurut Tirtawinata dan
Fachruddin (1999:4-5), agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang
memanfaatkan objek di bidang pertanian. Adanya kegiatan agrowisata
haruslah menjamin kelestarian lingkungan khususnya sumber daya hayati
sehingga mampu menjamin kesejahteraan masyarakat di kawasan
agrowisata. Pengembangan agrowisata pada konsep universal dapat
ditempuh melalui diversifikasi dan peningkatan kualitas sesuai dengan
persyaratan yang diminta konsumen dan pasar global. Sedangkan pada
konsep uniqueness, konsumen ditawarkan kepada produk spesifik yang
bersifat unik. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat
dikembangkan sebagai berikut.

1. Perkebunan

9

Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras dan
tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta
nasional ataupun asing, BUMN, dan perkebunan rakyat.
2. Tanaman pangan dan hortikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha
tanaman padi dan palawija serta hortikultura berupa bunga, buah,
sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari
prapanen, pascapanen berupa pengolahan hasil, sampai kegiatan
pemasarannya dapat dijadikan objek agrowisata.
3. Perikanan
Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan
budidaya perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan
sebagai sumber daya wisata seperti pola tradisional dalam perikanan.
4. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumberdaya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budidaya hewan
ternak
5 . Kehutanan
Dalam beberapa literatur tentang wisata alam dan ekowisata, objek
wisata kehutanan termasuk dalam golongan ekowisata yang
hakekatnya merupakan wisata alam
Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah
bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis)
sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,

10

pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata
merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian
(agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.
Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam
memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani
sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun
teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan
kondisi lingkungan alaminya

C. Pengelompokan Agrowisata
Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism),
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan
atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan
(Deptan, 2005)
Pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism) dikembangkan
berdasarkan prinsip keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan
berbagai stakeholders pembangunan pariwisata termasuk pemerintah,
swasta, dan masyarakat. Secara ideal prinsip pembangunan communitybased tourism (CBT) menekankan pada pembangunan pariwisata “dari
masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”. Pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat diarahkan untuk mengurangi tekanan

11

terhadap objek dan daya tarik wisata sehingga pembangunan pariwisata
dapat dilaksanakan sesuai denga prinsip pembangunan berkelanjutan

Pengertian agrowisata
Dalam Surat Keputusan (SK) bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri
Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan
No. KM.47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koodinasi Pengembangan Wisata
Agro, didefinisikan sebagai bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan
usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, perjalanan, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsif yang sama.
Prinsif-prinsif tersebut, menurut Wood, 2000 (dalam Pitana, 2002) adalah
sebagai berikut:


Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.



Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya
suatu pelestarian.



Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang
bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk

12

memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada
usaha pelestarian.


Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan
pelestarian, menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang
dilindungi.



Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan
penataan serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di
kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.



Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan
lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk
mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata
terhadap lingkungan.



Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara,
pebisnis, dan masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di
wilayah sekitar kawasan yang dilindungi.



Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak
melampui batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima
seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan
penduduk lokal.

13



Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuhtumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan
lingkungan alam dan budaya.

Pada masa kini manusia dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang
kesibukan. Mungin Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata
diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan
dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman
atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata
ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan
bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan
maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka
dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan
tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan
berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka
dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi
budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai
sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar
belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata
ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan.

14

BAB III
Pembahasan

A . Agrowisata Blimbingan Bojonegoro
Bojonegoro merupakan salah satu Kota di Jawa Timur dengan beberapa
destinasi wisata menarik yang patut anda kunjungi. Salah satunya
Agrowisata Kebun Belimbing yang lokasinya berada di Jl. Letjen
Soedirman No. 57, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.
Rute menuju lokasi agrowisata kebun belimbing Bojonegoro cukup
mudah penulis lalui, dari pusat kota bojonegoro jaraknya kurang lebih 15
km ke arah barat.dari kota kecamatan cepu, setelah melewati Gapura
“Selamat Jalan” dari kota bojonegoro lurus saja sekitar 8 km dengan
melewati 2 jembatan, lalu lihat sebelah kanan jalan ada sebuah gapura yang
di atasnya ada patung belimbingnya, masuk gapura tersebut dan terus saja
ikuti jalannjnya hingga sampai di perempatan, nah di perempatan ini

15

silahkan belok kiri nanti akan sampai di lokasi agrowisata kebun belimbing
Bojonegoro.
Dalam rencanatata ruang pemerintah kabupaten Bojonegoro
pengembangan wisata berbasi agro lagi disemarakan bahkan untuk saat ini
selain dikenal sebagai kota penghasil salak Bojonegoro sekarang juga sudah
merambah dan mulai menjejakan kakinya untuk menjadi kota belimbing
dengan maskot belimbing yang hampir bisa ditemui di kota Angling
Dharma ini.
Luas lahan agrowisata kebun belimbing yang menjadi salah satu
wisata andalan Bojonegoro ini mencapai 19,3 hektar. Lalu ada sekitar 98
orang petani yang mengelola kebun belimbing dengan hasil produksi yang
dijual langsung ke wisatawan. Saat memasuki agrowisata kebun belimbing,
penulis disambut oleh monumen buah belimbing yang menjadi icon di Desa
Ngringinrejo.Berdasarkan penuturan penjual buah belimbing di lokasi,
sekitar 10.000 pohon belimbing telah dibudidayakan di tempat ini, masa
panen bisa 3-4 kali dalam satu taun, luar biasanya lagi dalam satu kali
panen, buah yang dihasilkan dapat mencapai 60 toh buah belimbing atau 60
kg per pohonya.
Saat pertama penulis memazuki kawasan kebun Belimbing
kawasannya sangat sejuk karena ditumbuhi banyak pohon belimbing
tentunya. Beberapa fasilitas sudah tersedia di kebun belimbing Bojonegoro,
dan untuk kedepannya akan terus ditingkatkan guna kenyamanan wisatawan
yang mengunjungi tempat wisata ini. Luas area parkir yang disediakan

16

untuk pengunjung mencapai 500 m2. Biaya parkir hanya sebesar Rp 2000
untuk kendaraan R2 dan Rp 5000 untuk kendaraan R4.
untuk masuk ke kawasan hanya dipungut biaya Rp : 2000/orang, bahkan
saat penulis datang di agrowisata belimbing penulis masuk dengan gratis
karena tidak ada penjaganya soalnya hari sudah menjelang sore. Hari-hari
biasa maupun hari libur kawasan agrowisata ini sangat ramai pengunjung
bahkan malah tambah ramai saat liburan, seperti contoh saat kemarin
liburan akhir tahun.
Di sepanjang jalan penulis disuguhi pemandangan beberapa pohon
belimbing yang banyak buahnya, di samping kanan dan kiri bisa ditemu
gasebo dan banyak penjual beliming. Harga belimbing disini rupanya begitu
murah, penulis menjumpai dan membeli 1 kg belimbing hanya Rp : 5000,00
Ada yang 10.000 bahkan 15.000 termasuk ukuran yang murah bukan ?.
Penulis juga menjumpai banyak penjual minuman dan makanan disana dan
bahkan penulis dapat menyaksikan langsung bagaimana sibuknya petani
belimbing mengurus kebunnya. Kebun di area ini semuanya milik warga
setempat dan dikelola oleh warga desa sendiri yang berkerjasama dengan
pemkab Bojonegoro
Nah, disini kita bisa memetik buah belimbing sendiri untuk kita nikmati saat
berada di dalam kebun atau bisa juga untuk oleh-oleh keluarga di rumah.
Soal rasanya, kita tidak perlu hawatir, buah belimbing yang dihasilkan
kebuh ini sangat manis dan segar karena bibit yang ditaman merupakan
varietas unggul yaitu belimbing madu. Ukuran buah blimbing disini
bervariasi, ada kecil, sedang, hingga berukuran jumbo

17

Selain dapat memetik sendiri buah belimbing, anda juga bisa
bersantai di gazebo yang merupakan salah satu fasilitas di kebun blimbing
bojonegoro. Sambil bersantai, anda dapat menikmati buah blimbing yang
sudah anda petik sediri atau menikmati hidangan dari rumah makan
kawasan agrowisata kebun blimbing, bersantai di tengah kebun dengan
nuansa rindang yang menyegarkan

2.2 Sejarah singkat Agrowisata Belimbingan Bojonegoro
Sejarah keberadaan agrowisata kebun Belimbing Bojonegoro tidak
lepas dari perjuangan tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo dan penyuluh
pertanian sekitar tahun 1984 lalu. Pada awalnya, masyarakat Desa
Ngringinrejo menjadikan komuditas palawija sebagai tanaman yang mereka
budidayakan di bantaran sungai Bengawan Solo, namun kala itu petani terus
mengalami kegagalan karena palawija yang ditanam hanya bisa produktif
pada saat musim penghujan saja, dari latar belakang ini lah timbul inisiatif
tokoh

masyarakat

setempat

dan

penyuluh

pertanian

untuk

memusyawarahkan solusi pertanian di Desa Ngringinrejo. Alhasil disepakati
Komuditas Belimbing yang menjadi pilihan untuk dibudidayakan setelah
mendengar informasi Budidaya Belimbing di Desa Siwalan Tuban.

Berbagai kendala perspektif negatif yang menghadang tidak
membuat petani belimbing di Desa Ngringinrejo menurun, mereka terus
berusaha, hingga setelah berjuang selama 3-4 tahun, usaha yang mereka

18

lakukan mulai mebuahkan hasil, hasil buah belimbing jauh lebih besar dari
pada saat membudidayakan palawija. Dari sini Kelompok Tani Mekar Sari
juga ikut tertarik untuk membudidayakan buah belimbing. Hingga saat ini
Budidaya Belimbing terus berkembang dan menjadi buah unggulan Kota
Bojonegoro serta Agrowisata Kebun Belimbing.

B.Pemberdayaan

Masyarakat

di

Belimbingan

Desa

Ngringinrejo

Pembangunan di Indonesia dari tahun ke tahun terus berlanjut, kata
pembangunan sebenarnya dipopulerkan oleh pemerintahan masa Orde baru,

bahkan, kata pembangunan menjadi trade mark kabinet pemerintahan di
bawah kepemimpinan Soeharto. Pembangunan mencakup beberapa aspek
termasuk memodernisasikan desa-desa, dalam hal ini maka desa tidak lagi
lokasi bagi pemerintah untuk mengambil dam membelanjakan sumber daya
negara. Dalam katannya dengan hal itu maka di era sekarang muncullah ide
kreatif

masyarakat

untuk

mendirikan

sebuah

agrowisata

untuk

memakmurkan petani serta diharapkan mampu memperdayakan masyarakat
dengan sokongan pemerintah desa dan pemerintah kabupaten.
Dalam proses pengembangan agrowisata untuk pemberdayaan
masyarakat di desa Ngringinrejo menerapkan beberapa hal :

19

1. Harus adanya perpaduan antara desa dan kabupaten Dalam hal
ini pemerintah Kabupaten menyatakan bahwa seharusnya yang
lebih berperan di sini adalah pihak desa yang secara sadar dan
mandiri mengelola desanya untuk menjadi kawasan agropolitan.
Sedangkan pihak Kabupaten membantu mengarahkan dalam
perencanaan tersebut danmenyiapkan regulasinya.
2. Pembiayaan dilakukan berdasarkan sistem sharing anggaran.
Pembiayaan

dalam

pelaksanaan

kebijakan

pengembangan

kawasan agropolitan Desa Ngringinrejo dpat diperoleh melalui
Anggaran pendaatan dan belanja desa (APBDes), maupun
diperoleh adri pihak swasta
3. Pemerintah kabupaten memegang peranan untuk mengawasi dan
memberikan

arahan

terhadap

pelaksanaan

kebijakan

pengembangan kawasan budidaya Agropolitan.
Bentuk- bentuk pemberdayaan masyarakat di desa Ngringinrejo Bojonegoro
:
1. Pemberdayaan

masyarakat

kawasan

agropolitan

Desa

Ngringinrejo memiliki tanaman belimbing sebagai komoditas
produk yang dihasilkan untuk menunjang dan menambah
perekonomian warga desa sebagai suatu konsep desa mandiri.
2. Pemberdayaan

masyarakat

kawasan

agropolitan

Desa

Ngringinrejo melibatkan campur tangan masyarakat setempat,
Pemerintah Desa, dan Pemerintah Kabupaten.
3. Kerja sama antara berbagai pihak yang terlibat dalam
mewujudkan desa mandiri pada kawasan agropolitan Desa
20

Ngringinrejo antara lain adalah warga sekitar dan kelompok tani
sebagai pelaksana (pengolah sumber daya yang ada) dan
memiliki Pemerintah Desa sebagai penyumbang dana yang
didapat dari APBDes; Pemerintah Kabupaten sebagai pengawas
maupun pembantu dalam hal pelatihan dan promosi dari kawasan
agrowisata

Desa

Ngringinrejo

yang

bertujuan

untuk

memberdayakan masyarakat desa dengan tujuan desa mandiri

2.2.

Tantangan

dalam

pengembangan

agrowisata

di

Blimbngan desa Ngringinrejo Bojonegoro

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengembangan

SDM

pertanian

dapat

ditempuh

melalui

kegiatan

pendidikan, pelatihan, penyuluhan pertanian, pendampingan kelompok,
pengembangan kelembagaan masyarakat yang diarahkan dan terfokus untuk
pengembangan kawasan agropolitan, dan lain sebagainya. Pengembangan
SDM di kawasan agropolitan menjadi tangungjawab bersama, antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
b. Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis
. Para pelaku agribisnis dan petani di kawasan agropolitan harus mampu
menganalisis keuntungan usahataninya dengan mengembangkan model
usahatani terpadu dan berkelanjutan, pengolahan produk pertanian yang
mampu memiliki nilai tambah dan daya saing, dll.
c. Pengembangan Investasi dan Permodalan

21

Modal kerja yang diberikan haruslah berdasarkan kebutuhan yang dirasakan
oleh masyarakat kawasan agropolitan dan mengarah kepada masyarakat.
Untuk itu, sebelumnya harus dilakukan identifikasi dan analisis kebutuhan
masyarakat kawasan.
d. Pengembangan Sarana dan Prasarana

. Sarana dan prasarana yang dikembangkan perlu diarahkan untuk
menunjang: (1) peningkatan produktivitas pertanian (2) pengolahan hasil,
sebagai upaya untuk mendapatkan nilai tambah atas produk hasil
pertaniandan (3) pemasaran hasil, sebagai upaya menunjang pemasaran
hasil yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga hasil pertanian.

22

BAB IV
Penutup
A.Kesimpulan
Pembangunan perdesaan sangat diperlukan bagi Indonesia.
Pasalnya, sebagian besar penduduk Indonesia, yaitu sekitar 60% tinggal di
pedesaan dan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan atau
pengembangan perdesaan (rural development) mempunyai tujuan yaitu: (1)
Pertumbuhan sektor pertanian; (2) Integrasi nasional, yaitu membawa
seluruh penduduk ke dalam pola utama kehidupan yang sesuai; (3) Keadilan
ekonomi, yakni bagaimana pendapatan itu dibagi-bagi ke seluruh penduduk.

Maka salah satu ide yang dikemukakan adalah mewujudkan
kemandirian pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah
desa itu sendiri (salah satunya adalah melalui agrowisata), dimana
keterkaitan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan. Menyikapi
berbagai tantangan dalam pembangunan pertanian yang sejalan dengan

23

upaya percepatan pembangunan perdesaan, diperlukan komitmen yang kuat
dan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Untuk hal tersebut, Pengembangan Kawasan Budidaya Agropolitan
merupakan salah satu pendekatan pembangunan perdesaan berbasis
pertanian dalam artian luas (termasuk kegiatan agrowisata, minapolitan dan
sebagainya),
Dengan menempatkan ‘kota-tani’ sebagai pusat kawasan dan
ketersediaan

sumberdayanya,

sebagai

modal

tumbuh

dan

berkembangnya kegiatan saling melayani dan mendorong usaha
ekonomi kreatif antar desa-desa kawasandan desa-desa sekitarnya.
Sehingga terwujudnya sistem usaha agribisnis antara perkotaan dan
perdesaan untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

B.Saran
1. Pemberdayaan kawasan agropolitan Desa Ngringinrejo harus
dapat ditiru oleh desa-desa lainnya supaya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa maupun menambah penghasilan
masyarakat desa dan dapat pula menambah pendapatan daerahnya.
2. Kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta sangat d
iperlukan untuk lebih memaksimalkan pemberdayaan desa demi t
erwujudnya desa mandiri.

C. Lampiran
Pintu masuk kawasan Agrowisata belimbingan

24

Lokasi Agrowisata Belimbingan

25

Penjual Buah Belimbing

Bentuk Buah Belimbing

26

27

Gazebo Di sepanjang Jalan

28

Struktur Organisasi

Pintu Keluar

29

Bengawan Solo di sebelah Kawasan Agrowisata

Monumen Kedatangan

30

Daftar Pustaka :
Referensi jurnal online :
Rahmiyati, Liana dkk (2015). “Rencana Tata Ruang Kawaan Strategis
Sektor Migas & Agro Kabupaten Bojonegoro tahun 2015-2035”. Jurnal
Laporan Tata Ruang Kabupaten Bojonegoro. 140 & 143.
Wibowo, Fx Setiyoet al ( ). “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agrowisata
Belimbing |Dewa Di Kelurahan Pasir \Putih Depok”. Jurnal Perjalanan
wisata, sekolah tinggi pariwisata Sahid Jakarta. 1-10. Diakses
melaluihttps://www.academia.edu/11479314/PEMBERDAYAAN_MASYA
RAKAT_DALAM_AGROWISATA_BELIMBING_DEWA_DI_KELURA
HAN_PASIR_PUTIH_DEPOK
Supriyanto, Joko. (2016). “Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui
Program Pengembangan kawasan Agropolitan di Desa Ngringinrejo,
Kecamatan |Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
https://kebunbelimbingbojonegoro.files.wordpress.com/2016/11/tugas-utspemberdayaan-kawasan-agropolitan-kebun-belimbin . Diakses pada 11
April 2017
Nurulitha, Andini.(2013) Pengorganisasian komunitas dalam pengembangan
agrowisata di desa wisata. http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wpcontent/uploads/2014/02/Jurnal-2-Nurulitha.pdf. Diakses pada 10 April 2017

Referensi Artikel :

31

Wijaya, Ananta. (2013). Agrowisata.
https://www.academia.edu/8683321/agrowisataDiakses pada 10 April 2017
Sulaksana, Jaka. (2016). Tantangan Pengembangan Agrowisata Buah Lokal.
(online).http://www.cirebontrust.com/tantangan-pengembangan-agrowisata-buahlokal.html . Diakses pada 12 April 2017
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat. Sinopsis (cover belakang).
Utama , I gusti Bagus Rai. (2013). AGROWISATA SEBAGAI PARIWISATA ALTERNATIF.
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.co.id/2013/06/agrowisatasebagai-pariwisata.html. 10 April 2017

Anonym. (2008). Manfaat Pengembangan
Agrowisata.http://iguidepost.blogspot.co.id/2008/06/manfaatpengembangan-agrowisata.html . Diakses pada 12 April 2017.

.

32

33

34

35

36