MAKALAH MASALAH SOSIAL MASAYAKAT DAN CAR (1)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami menyelesaikan Problem Sosial Masyarakat dan
Penanggulangannya yang pembahasan secara lengkap diuraikan dan di jelaskan
dalam makalah ini.
Penyusun sadar makalah

ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dalam

pengerjaannya. Untuk itu dimohon saran dan kritik yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini.

Medan Desember 2012

PENYUSUN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................
2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masalah Sosial Masyarakat ...............................................................................
3
2.2 Macam-macam Masalah Sosial Masyarakat dan penanggulangannya.................................
4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang
Bahwa sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu

sebuah gejala yang disebut masalah sosial berkutat didalamnya. Sebagaimana
diketahui, dalam realitas sosial memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi
masyarakat yang ideal. Dalam pengertian tidak pernah dijumpai kondisi yang
menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga masyarakat terpenuhi,
seluruh prilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga masyarakat
dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan
yang terjadi.
Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan
kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan
sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis
masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap
keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap warganya merupakan
tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan negara. Di lain pihak
masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah sosial jika menghendaki
kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.

Salah satu bentuk rumusan tindakan negara untuk memecahkan masalah
sosial adalah melalui kebijakan sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan
dengan baik apabila didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Apabila
studi masalah sosial dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka
bararti telah memberikan kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik,
sehingga bila diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah
yang efektif.

1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa

rumusan masalah. Sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Masalah Sosial Masyarakat?
2. Apa saja Macam-macam Masalah Sosial Masyarakat?
3. Bagaimana penanggulangan Masalah Sosial yang terjadi di Masyarakat?
1.3 Tujuan
1.


Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Masalah Sosial

Masyarakat.
2.

Untuk mengetahui dan mempelajari Macam-macam Masalah Sosial

Masyarakat.
3. Untuk mempelajari dan mencari solusi untuk menanggulangi Masalah Sosial
Masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Masalah Sosial Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian

antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat.[1]
Dalam pengertian tidak pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa
seluruh kebutuhan setiap warga masyarakat terpenuhi, seluruh prilaku kehidupan
sosial sesuai harapan atau seluruh warga masyarakat dan komponen sistem sosial
mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terjadi.[2]
Konflik dan masalah sosial merupakan kenyataan hidup yang tidak
terhindarkan dan selalu ada. Kehadirannya bisa saja dibutuhkan karena dapat
mendorong ke arah perubahan karena diperlukan untuk perubahan dan
perkembangan individu, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.[3]
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah
sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat dikategorikan menjadi 4 faktor,
yaitu:
a.


Faktor ekonomi seperti: kemiskinan, pengangguran, dll.

b. Faktor budaya seperti: perceraian, kenakalan remaja, dll.
c.

Faktor biologis seperti: penyakit menular, keracunan makanan, dll.

d. Faktor psikologis seperti: penyakit syaraf, aliran sesat, dll.
2.2

Macam-macam masalah sosial yang ada di masyarakat dan

penanggulangannya

a. Kemiskinan
Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti
dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat yang telah bermukim lama
di lokasi tersebut. Menggusur secara paksa adalah hanya sekedar memindahkan
kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak akan pernah

berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini akan semakin
menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan lokasi
pemukimannya yang baru dan penggusuran secara paksa bahkan sampai dengan
adanya unsur anarkisme itu adalah melanggar hak asasi manusia yang paling
hakiki dan
harus dihormati bersama. Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering
kali disesali oleh para ahli perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya
masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan
kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun
1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak melibatkan masyarakat miskin
dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi menggusur mereka untuk
menghilangkan kemiskinan di perkotaan.[4]
Untuk mengatasi kemisikinan, paling tidak harus dilihat dari konteks
permasalahannya. Karena kemiskinan itu sendiri timbul dari berbagai faktor yang
setiap fakto memerlukan penanganan khusus, diantaranya: [5]
1.

Terbatasnya sumber daya alam, hal ini bisa diantisipasi dengan adanya
konservasi dan aturan untuk mengola sumber daya alam tersebut. Karena
pengolaan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan

kemakmuran itu sendiri ukuran tingkat kesejahteraan suatu bangsa.

2.

Terbatasnya sumber daya manusia. Sumber daya alam yang melimpah
tanpa adanya pengolahan dari manusia tentu saja tidak akan bisa
dimanfaatkan dan dinikmati. Sebagai contoh untuk daerah yang minim
penduduk maka dari itu diadakan transmigrasi yang bertujuan selain untuk
pemerataan penduduk juga untuk pengolahan sumber daya alam di daerah
tersebut.

3.

Terbatasnya barang modal ini salah satunya bisa diantisipasi dengan cara
membuat kerja sama dengan negara yang lebih maju dan modern dalam
bidang teknologi dan peradabannya.

4.

Rendahnya produktivitas ini juga bisa diantisipasi dengan cara

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan pemanfaatan

bioteknologi yang ramah lingkungan dalam pengolahan sumber daya alam
sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih unggul.
5.

Rendahnya pendidikan ini bisa diantisipasi dengan cara meningkatkan
kualitas pendidikan serta memberikan bantuan bagi masyarakat yang
mengalami kesulitan dan memberikan keterampilan dalam bidang tertentu
sehingga masyarakat dari kalangan kurang mampu pun juga bisa berkarya
dan mengolah sumber daya alam yang ada.

b. Pendidikan
Masalah pendidikan seringkali dicermati sebagai masalah teknis belajar
mengajar dalam ruang lingkup kelas yang terbatas, kebijakan pendidikan nasional
serta fasilitas pendidikan. Masalah pendidikan jarang dicermati dalam bentuk
kekuatan kelembagaan sekolah, interaksi kelembagaan sekolah dengan masyar,
interaksi birokrasi pendidikan, pengaruh kelembagaan pendidikan tradisional dan
pengaruh swadaya masyarakat dalam upaya peningkatan pendidikan.[6]
Pendidikan adalah kunci bagi pemecahan masalah-masalah sosial dan

melalui pendidikan masyarakat dapat direkonstruksi. Rekonstruksi berarti
reformasi budaya, dengan melalui pendidikan reformasi dapat dijalankan,
terutama reformasi budi pekerti, reformasi kebudayaan (keindonesiaan), dan
reformasi nasionalisme (NKRI).Tolstoy berpendapat sasaran puncak pendidikan
ada di luar pendidikan (Achambault, dalam Freire, 2001:491), yaitu kebudayaan.
Tolstoy beranggapan nilai-nilai masyarakat “beradab” akan tetap bertahan meski
dihujani aneka ragam konflik atau ajang klaim-klaim yang saling bertentangan.
Pendidikan yang dinginkan masyarakat ialah proses pendidikan yang bisa
mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.
Konsep sosialisasi pendidikan yang dapat diterapkan adalah cara berhubungan
antar individu atau antar kelompok atau individu dengan kelompok yang
menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Sekolah dapat dijadikan sarana
pembauran multietnik. Guru harus membina siswa agar bisa memiliki kebiasaan
hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab dengan sesama teman dari berbagai
latar belakang etnik. Proses pembelajaran di kelas multietnik dapat menghasilkan
peradaban baru sesuai dengan harapan reformasi. Untuk ini, dapat dipakai teori,
model, strategi pengajaran multietnik sebagai sarana menjalankan reformasi
pendidikan dan kebudayaan (lihat Wakhinudin, 2006). Implementasi strategi

pengajaran multietnik di kelas hendaklah bertujuan pembentukan peradaban

bangsa Indonesia yang mulia. Sampai saat ini, pengajaran multietnik belum
dilegalisasikan oleh pemerintah. Pengajaran bahasa daerah dilaksanakan dalam
format restorasi (menjaga bahasa/budaya dari kepunahan) dan bukan dalam
format pluralisme (mengakui perbedaan bahasa). Dengan format tersebut,
pengajaran bahasa daerah lebih terkesan otoriter dan cenderung mengabaikan
fakta keragaman etnik di dalam kelas.[7]

c.

Pengangguran
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi

pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan
ekonomi.

Pertumbuhan

ekonomi

dapat

dikategorikan

baik

jika

angka

pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi
adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin
besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak
hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga
sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat.
Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi
sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan
kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali
dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan
pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan
dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun
juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di negaranegara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara
berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun
masalah sosial politik di negara tersebut.[8]

Berikut ini adalah data dan skema mengenai pengangguran di indonesia berikut
keterhubungan masalah-masalah lain sebagai sebab akibat dari pengangguran.[9]
Sedangkan solusi untuk mengatasi pengangguran yang dapat ditempuh, antara
lain:
1.

Ada atau tersedianya lapangan kerja disebabkan oleh adanya pertumbuhan
ekonomi karena setiap pertumbuhan ekonomi satu persen(1%) akan
memicu terserapnya 400.000 orang tenaga kerja.

2.

Dibutuhkannya Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri adalah kesempatan
emas terciptanya peluang untuk bekerja.

3.

Ekspansi usaha. Ekspansi usaha tidak dilakukan begitu saja. Salah satu
penyebabnya adalah adanya efisiensi dan efektivitas usaha yang tinggi.

4.

Adanya jaminan tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja.

d. Permasalahan generasi muda
Lebih dari separuh jumlah penduduk indonesia berusia di bawah 19 tahun.
Dalam keadaan seperti ini nampak jelas bahwa masalah generasi muda bukanlah
masalah dalam lingkup kecil dan terbatas. Generasi muda saat ini menempati
posisi yang strategis dan khas karena merekalah yang paling terkena oleh
perkembangan zaman, dan pastilah mereka akan terlibat dalam arus zaman
tersebut.[10]
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini, antara lain
sebagai berikut:
a.

Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan
masyarakat termasuk jiwa pemuda.

b.

Kurangnya kepastian yang dialami oleh pemuda terhadap masa depannya.

c.

Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia.

d.

Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran di kalangan generasi muda sehingga menurunnya tingkat
produktivitas.
Dan dalam hal ini perlu adanya pembinaan dan pengembangan generasi
muda, yang meliputi dua pengertian pokok, yaitu:

a.

Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan yang
bertujuan untuk melibatkannya dalam menyelsaikan permasalah yang ada.

b.

Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan yang
bertujan untuk melatih dan mendidik para generasi muda supaya bisa
mandiri dan berkembang.[11]
e. Stereotip peran gender
Myers (2002) menjelaskan bahwa stereotip adalah suatu bentuk keyakinan

yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok tentang atribut personal yang
ada pada suatu kelompok tertentu. Dalam kehidupan sosial nyata, stereotip peran
gender dalam kehidupan masyarakat sebagai sebuah bentuk keyakinan sering
bersifat tidak akura, generalisasi berlebihan dan memberikan penolakan terhadap
keberadaan atribut sebuah kelompok yang berlawanan dengan keyakinan awal.
Contoh fenomena stereotip peran gender adalah seorang pemimpin yang berhasil
di Indonesia seringkali diidentikkan dengan peran laki-laki. Dalam kenyataan
masa milennium, stereotip peran gender berhasil identik dengan laki-laki perlu
dipertanyakan karena banyak pemimpin perempuan di indonesia terbukti cukup
berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya di berbagai bidang, seperti bidang
pemerintahan, bisnis, maupun pendidikan.[12]
Dalam upaya untuk mencapai kesetaraan gender dapat dilakukan dengan
melalui

proses

rekayasa

sosialisasi

atau

resosialisasi

pemahaman

masyarakattentang eksistensi peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat
yang lebih seimbang. Keseimbangan itu diperlukan agar tercapai tujuan kemitraan
koperatif antara gender laki-laki dan perempuan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia salah satunya bisa diselesaikan dengan cara
pemanfaatan sumber daya yang ada dan memaksimalkan semua potensi yang ada
baik dari SDA,SDM maupun penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
Cara untuk menyelesaikan masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia bisa
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: reformasi di bidang pendidikan
menuju sistem pendidikan yang lebih baik, dari berbagai aspek dengan turut serta
melibatkan semua pihak agar berperan aktif dalam upaya mencapai pendidikan
yang berkualitas.
Sedangkan solusi untuk mengatasi pengangguran yang dapat ditempuh, antara
lain:
a.

Penyediaan lapangan kerja disebabkan oleh adanya pertumbuhan

ekonomi.
b.

Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri adalah kesempatan emas
terciptanya peluang untuk bekerja.

c.

Ekspansi usaha baik dari pelaku ekonomi swasta maupun pemerintah.

d.

Pembuatan jaminan tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda, untuk mengatasi permasalahan di
generasi muda meliputi dua pengertian pokok, yaitu:
a.

Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan yang
bertujuan untuk melibatkannya dalam menyelesaikan permasalah yang
ada.

b.

Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan yang
bertujan untuk melatih dan mendidik para generasi muda supaya bisa
mandiri dan berkembang
Dalam upaya untuk mencapai kesetaraan gender dapat dilakukan dengan

melalui proses rekayasa sosialisasi atau resosialisasi pemahaman masyarakat

tentang eksistensi peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat yang lebih
seimbang. Keseimbangan itu diperlukan agar tercapai tujuan kemitraan koperatif
antara gender laki-laki dan perempuan.

3.2

Saran
Sebagai umat islam sekaligus masyarakat yang berpendidikan seharusnya

kita bisa ikut berperan andil dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada
di masyarakat, sehingga kita bisa memanfaatkan ilmu yang kita punyai agar bisa
berguna bagi banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA
Taufik Abdullah. Ilmu Sosial dan Tantangan Zaman. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta : 2006.
Mawardi dan Nur Hidayat. IAD-ISD-IBD. CV. Pustaka Setia. Bandung : 1992.
Arifin Noor. Ilmu Sosial Dasar. CV. Pustaka Setia. Bandung : 2007.
Fattah Hanurawan. Psikologi Sosial Terapan dan Masalah-Masalah Sosial. UAD
Press. Yogyakarta : 2005.
Agus Salim, Perubahan Sosial. PT. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta : 2002.
http://idorastafara.blogspot.com/2009/11/masalah-sosial-yang-ada-dimasyarakat.html
http://www.bpsnt-jogja.info/bpsnt/download/MULTIETNIK-Yapi.pdf
http://id.shvoong.com/books/1866293-masalah-sosial-dan-upaya-pemecahannya/
http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/jelamu.pdf