ARSIP DAN SEJARAH otomasi arsip

Micro teaching

Di Susun oleh :
Bonifasio M. Selamat 2011187201b0008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI JEMBER

I.

Kesadaran Sejarah dan Hari Depan Indonesia
1. Ilmu sejarah mengajarkan kepada kita bahwa ilmu sejarah tidak berkembang
dalam satu vacuum. Melainkan berkembang dari realistis sekarang. Dengan lain
perkataan: hari depan berkait pula dengan kesinambungan masa sekarang. Dan
hari sekarang berkait pula dengan kesinambungan hari kemarin, jelasnya, antara
hari kemarin dengan hari sekarang dan dengan hari depan ada suatu kaitan tali
menali kesinambungan.
2. Ilmu sejarah mencatat dan mengkoleksi segala kejadian masa lampau yang
penting kemudian menseleksi mana dari kejadian kejadian itu yang mempunyhai
daya pengaruh menentukan (decisive), mana yang mempunyai pengaruh dominan

dan mana yang mempunyai pengaruh besar, cukupan dan kecil,, terhadap
perkembngan selanjutnya.
Pada saat fakta sejarah itu dikoleksi, dan kemudian diseleksi untuk kemudian
dirangkaikkan dalam suatu berita dan cerita, maka ilmu history memasuki bidang
historiografi,yaitu bidang penulisan sejarah,bahan – bahan bakunya diambil dari
prasasti prasasti kuno dan arsi – arsip kuno serta modern. Bahan penunjangnya
diambil dari hasil ilmu arkeologi,antropologi,paleonthology, dan ilmu penunjang
lainnya. Maka demikian ilmu history dan historiografi ada kaitanya masing –
masing meskipun memiliki perbedaan.
3. Meningkatkan adanya perbedaan antara history dan historiografi,
Dengan begitu kita dapat mengetahui kesadaran sejarah adalah suatu sikap
kejiawan atau “mental attitude” dan “state of mind” yang merupakan kekuatan
untuk ikurt aktif dalam proses dinamikanya sejarah.
4. Kita meninggalkan museum, akan tetapi tidak meninggalkan sejarah, oleh karena
sejarah berjalan terus dengan penghidupan kita
5. Bagaimana hari depan Indonesia?
Yang masih menjadi hari depan Indonesia adalah cita – citanya tentang
masyarakat yang adil dan makmur,materiil dan spiritual, dalam wadah Negara
kesatuan Negara republic Indonesia, dimna hidup bangsa kita aman dan
tenteram,aman sentosa dan damai.

6. Dan hari sekarang Indonesia realitas masih bergulatnya masyarakat dan rakyat
kita dengan kelanjutan transisisi social yang hebat dan cepat. Yaitu transisi dari
masyarakat colonial dan feudal menuju kea rah masyarakat nasional dan
berkerakyatan.

7. Tapi bagaimanapun juga,, situasi dewasa ini menunjukan bahwa desakan dari
eksplosi kependudukan rakyat kita belum sepenuhnya dapat tertampung oleh
pembangunan ekonomi dewasa ini.angkatan muda kita makin banyak jumlahnya
tenaga kerja kita makin banyak yang belum terserap oleh sumber penghidupan
baru yang non tradisional,sedangkan laju transmigrasi dan industralisasi masih
sangat lamban.
Kesemuanya itu masih tetap merupakan desakan – desakan sejarahnya hari kita
sekarang, dan yang ada terus membayangi warna dan bentuk hari kita untuk masa
depan.
8. Dalam garis besarnya, maka ada berapa hal yang menonjol dalam bangsa kita
selama 34 tahun ini. Hal – hal ini menentukan jalannya sejarah bangsa kita. Pokok
– pokoknya adalah :
A. Semangat patriiotisme, nasionalisme, idealism, dan heroism sangat kuat
sekali.
B. Semngat toleransi dan keterbukaan dalam demokrasi kita.

C. Meningkatkan kembali disiplin nasional agar masalah keamanan dalam
negeri dapat tuntas dan pembebasan irian barat dapat terlaksana.
D. Melongsornya kembali disiplin nasional itu antara lain sebagai akibat
terbengkalainya “socio economy building” masyrakat kita.
E. Munculnya situasi baru sejak tahun 1966/1967 , dimana – mana partai
politik menurun perananya, dan ABRI meningkatkan fungsi politiknya.
9. Realisme yang kita perlukan untuk dapat lebih tenang mengantarkan hari
sekarang ke hari depan. Dengan bercermin pada masa lampau dengan segala
pengalaman manis dan pahitnya, dengan segala keberhasilan dan kegagalanya.
Yaitu tidak lain dari pada membangkitkan kembali memelihara jiwa nasionalisme
dan patriotism kita, menyuburkan kembali toleransi dan keterbukaan kita. Atau
memunculkan kembali sikap kejiwaan dengan rasa kesejaraan yang melipui:
A. Mencakupi pengetahuan tentang fakta sejarah.
B. Pengisian alam pikiran kita dengan logika dan imajinasi
C. Peningkatan hati nurani kita dengan hikmah kearifan dan kebijaksanaan
untuk menghadapi masa sekarang dan masa depan.

10. Kewajiban kita sebagai bangsa yang pertama adalah yang ingi memiliki hari
depan yang cerah, adalah untuk memelihara segala arsip perjuangan bangsa kita
secermat dan serapih mungkin. Tetapi arsip tetap arsip, tumpukan dari dokumen –

dokumen yang mati kalau dibiarkan kalau dibiarkan tertumpuk dan terhimpun
saja. Ia perlu dihidupkan dan dapat dihidupkan sebagai sumber bahan sejarah.
11. Tanpa ingatan akan sejarahnya di masa lampau, setiap bangsa tidaka akan
mengerti arti sejarahnya hari sekarang dan tidak mempunyai peganagn untuk hari
kedepannya.

II.

Kesadaran Sejarah dan Pembangunan
Ilmu sejarah adalah suatu ilmu yang paling terbuka bagi para amateur, bagi para
pencinta sejarah.kesadaran sejarah sebagai suatu kesadaran akan kontuinitas, namun kita
juga harus mengertikannya sebagai kesadaran akan kemungkinan diskontuinitas didalam
usah usaha pembangunan.sebb sudah nyata sekali, bahwa usaha pembangunan itu bukan
semata mata suatu usaha ekonomis.dia meliput semua kegiatan ekonomi bangsanamun
dia juga diliputi, disertai oleh rasa tidak aman oleh ketakutan,oleh kegelisahan disamping
harapan – harapan dan aspirasi –aspirasi,karena perubahan yang sangat mendalam di
dalam perubahan siosial.
Kita harus menyadari bahwa proses pembangunan itu, mungkin sekali daripada
Negara – Negara yang sedang membangun, merupakan suatu proses yang menimbulkan
dan disertai oleh bahaya macam – macam yang mengancam stabilitas dan kontuinitas.

diskuintunitas itu dapat meliputi bidang politik atau landasan kekiasaannya. Dia juga
bias meliputi misalnya bidang struktur ekonomi, social atau kebudayaan.
Maka kita harus dapat mendudukan usaha pembanguna kita didalam rangka
diskontuinitas – diskontuinitas itu, agar kita tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan
– kesulitan itu. Kita juga perlukan kesadaran sejarah supaya kita peka untuk dimensi
waktu didalam proses perwujutan suatu masyarakat dan kebudayaan baru.
Beberapa contoh konkrit planning kita misalnya masih terlalu seing dilakukan nseolah
olah dimensi sejarah itu tidak ada.
Yang di perlukan untuk mengerti suatu proses pembangunan itu adalah suatu
sudut penlihatan dinamis yang jangka panjang sifatnya. Dinamik semacam itu dapat
mencakup factor – factor perubahan sekuleryang biasanya tidak dihiraukan oleh static
equilibrium theory itu. Desa desa yang sudah, sebelum dirusakan oleh kebijaksanaan –
kebijaksaan colonial merupakan kesatuan yang “self contained” dan memiliki
ketermpilan keterampilan yang menunjukan suatu kehidupan yang jauh lebih baik dari
sekarang ini.

Hanya sejarah ekonomi yang dapat mengungkapkan dimensi permasalahan ini.
Kesadaran sejarah juga kita perlukan sebagai suatu cara untuk melihat realita social yang
kita hadapi dengan segala problemnya bukan saja sebagai masalah masalah moril yang
memerlukan jawaban ya atau tidak, putih atau hitam, melainkan supaya kita juga mampu

untuk melihat masalah – masalah social termasuk segi morilnya sebagai masal – masalh
historis yang memerlukan cara – cara penghadapn historis pula.

III.

Arti dan Fungsi Pengetahuan Sejarah dan Peranan Dokumentasi di
Dalamnya
I
Pengalaman kita masing – masing menunjukan bahwa pada saat – saat tertentu
setiap orang bertindak sebagai sejarahwan apakah dia berziarah ke makam leluhur dan
mempertanyakan makam siapa yang dia kunjung, urutan geneologis kembali sampai
buyut – canggah utek – utek gantung siwur;apakah dia sedang mencocokan semua bon –
bon yang perlu dislunasi pada akhir bulan; apakah dia sibuk melacak semua bekas –
bekas yang ditinggalkan oleh pencuri, berupa pecahan kaca, tapak kaki di tembok dan
sebagainya. Kesumanya itu pada hakekatnya menyangkut masalah bekas – bekas
kejadian monument dan dokumen.
II
Berkat jasanya sang mesin dunia sudah dapat dikuasai dan agar control dapat
dilakukan secara seksama salah satu prioritas ialah orang – orang harus meluapakan masa
lampau dan menghapus sejarahnya.seratus tujuh puluh delapan Negara telah ditaklukan

dan selama mereka masih ingat akan masa lampaunya sebagai bangsa yang berdiri sendiri
sudah barang tentu tidak ada loyalitas dan bhkan tidak aka nada terhadap sang ditrktor.

III
Ucapan Cicero yang meyatakan bahwa barang siapa tidak mengenal sejarahnya akan
tetap menjadi anak kecil. Dan mungkin disini penulis dapat menambahakan bahwa
barang siapa lupa sama sekali akan masa lamapaunya dapat diibaratkan sebagai orang
yang sakit jiwa.

IV

Apabila sejarah mulai diajarkan dengan menggunakan tradisi lisan folklore dan
sejarah local, pada anak didik tidak timbul rasa jenu dengan menghapal rentetan tahun –
tahun, atau sejarah dihubungkan dengan hal – hal yang serba berdebu, penuh cendawan
dan mati.
Di Florence kita dapat mengunjungi gereja tua santa cruce dimana bersemarak
makam tokoh tokoh seperti Machiavelli, capernicus, Dante Alleghieri. Kesemuaanya
tokoh – tokoh akan hidup abadi dalam sejarah, tragis atau dengan kemenengan gemilang.

V

Sejarawan adalah seorang turis professional pada masa lamapu.menjadi kunci
untuk memasuki wilayah sejarah adalah apa yang disebut sumber – sumber, seperti
legenda, folkfore, prasasti, monumen, alat – alat sejarah,perkakas rumah dan dokumen –
dokumen, surat kabar dan surat – surat.
Teknisnya yaitu metode sejarah, yaitu bagaiman menggarap atau mengolah bahan –
bahan sejarah.
Karya sejarah memerlukan suatu aktivitas yang asli atau suatu kreativitas. Sejarah
adalah jawaban terhadap persoalan – persoalan yang bertalian dengan kehidupan
masyarakat kontemporer.
Dokumen selalu diumpamakan sebagai alat music yang mapu memberi suara yang tidak
hanya ditabuh oleh musicus. Dokumen terbentuk dari phantom yang tak terbentuk dan
tak mempunyai soliditas.
Sejarah dimulai karena tersedia suatu koleksi dokumen, penemuan suatu prasasti atau
monument.
Perkembangan historiografi dalam abad ke XX dengan pengaruh dari spesialis
perkembngan ilmu ilmu sisial, sejarah ekonomi, sejarah ide – ide, sejarah agama, sejarah
ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

VI


Bapak dari sejarah kritis leopold van ronke mengatakan bahwa “sejarah dapat
dimulai apabila dokumen dapat dipahami lagi pula cukup banayak dokumen yang dapat
dipercaya”.
Adakalah dokumen terlalu banayk sehingga menjadi masalh bagi sejarawan,
bagaimana mengola atau mengoleksinya. Dokumen tentang penjahat – penjahat di jepang
bertumpuk – tumpuk dan terdiri dari jutaan halaman sehingga perlu penyederhanaan.
Usaha menemukan dokumen – dokumen seperti itu adalah suatu seni tersendiri, dan
menjadi bidang tersendiri ialah heuristic namanya.
Pada hakekatnya, sejarahwan tidak hanya berkewajiban menemukan dokumen
apa, dimana, dan bagaimana, tetapi yang lebih penting ialah yang mana.bagaimankah
tindakan sejarahwan dalam memproses bukti – bukti atau sumber – sumber, menyaring
data atau fakta – faktanya. Jangan mengumpulkan bukti – sebelum berfikir, sebab berfikir
berarti menanyakan permasalahan, dan tidak ada bukti bukti kecuali dalam kaitanya
dengan suatu permasalahan.
Betapa pentingnyaperanan dokumen dalam kehidupan masyarakat kita , dan
berapa pentingnya arsip – arsip nasional dalam mengelola koleksi – koleksi dokumen itu.

IV.

Historiografi Indonesia dan Pembinaan Bangsa

Pedoman kea rah arsip – arsip yang berhubungan dengan pergerakan – pergerakan
bliografi ditulis oleh abdulrahman surjomirhardjo (1968) yang juga menulis tentang
beberapa segi pergerakan nasional yang tumbuh sejajr dan saling berkaitan dalam proses
budaya politik menuju kemerdekaan bangsa seperti segi pendidikan, surat kabar, bahasa
Indonesia dan organisasi politik.
Sebagian besar biografi merupakan pemujaan pahlawan terutama pahlawan yang
telah diakui pemerintah.

V.

Penelitian Bahan – Bahan Arsip Maslah dan Kenyamanan
Catatan yang beraneka ragam disebut arsip.
Arsip yang masih belum lama usianya biasanya masih dianggap kegunaan praktis.
Arsip tingkat ini juga disebut arsip dinamis dan masih disimpan di apartemen atau
jawatan yang bersangkutan. Biasanya arsip dinamis belum dibuka untuk penelitian.
Wujud dari arsip tersebut bermacam – barmacam, sesuai dengan kedudukannya.
Ada yang berwujud surat keputusan, peraturan, laporan mengenai bermacam – macam

hal, keputusan pengadilan, notulen kontrak memorandum, pembukuan kwitansi dan
sebagainya.

Diantara arsip – arsip itu, khususnya yang berasal dari pemerintahan VOC dan
Hindia Belanda, ada yang sudah diterbitkan sehingga mudah didapat dan dibaca. Sebagai
contoh dapat disebut daghregister (catatan harian di Batavia) opkomst,colonial verslag
dan lain lain.
Arsip sebagai dokumen pemerintahan biasanya ditulis dalam bahasa resmi yang
berlaku. Pada dasarnya meskipun arsip penuh dengan informasi berharga, tetapi arsip
adalh benda mati. Orang bias menghidupkan kembali kenyataan – kenyatan yang lampau
yang berupa informasi didalam arsip bilamana orang itu memiliki pengetahuan mengenai
bidang – bidang yang sedang di pelajari. Kita tidak bias menangkap informasi didalam
arsip kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan hal hal yang terdapat
dalam informasi tersebut.
Paling berkepentingan dengan ilmu arsip adalah ilmu sejarah. Selain itu mungkin
juga minat studinya bukan periode colonial, melainkan periode kontenporer, artinya
periode sesudah kemerdekaan.
Study bahan kearsipan yang telah berhasil mengungkap masa lampau secara
komperhensif ialah yang dilakukan oleh F. De Haan. Dari arsip – arsip yang telah
berhasil dipelajari ia berhasil menulis sejarah Priangan sebanyak 4 jilid (1910-1912)dan
sejarah Batavia lama sebanyak 2 jilid (1935) sejarawan Indonesia yang juga banyak
menggunakan arsip sebagai bahan untuk menyusun “perkembangan kota Jakarta” (1973)
ialah Drs.Abdurracman surjomirhardjo.
Pada tanggal 22-24 januari 1979 di cibogo diselenggarakan gerakan lokarya
sejarah social ekonomi pedesaan. Disana dipertemukan ilmiawan muda dibidang ilmu
ilmu social (bukan ahli sejarah) untuk bertukar pengalaman.
Study bahan arsip sebenarnya merupakan kegiatan yang mengasikan. Orang bias
berkelana ke masa lampau tanpa berinjak dari waktu sekarang, dan memang tidak
mungkin. orang bisa menjelajahi daerah lain tanpa bergeser dari tempat ia duduk. Kita
bias menemukan hal – hal yang menarik, yang sebenarnya tidak dicari. Adakala kedaan
seperti inipeneliti jadi melupakan hal – hal yang sedang dicari.
Studi bahan arsip tidaklah berbeda dari mencari ikan di kolam. Dari petunjuk
diduga kuat adanya ikan – ikan yang kita cari, tetapi untuk mendapatkanya tidaklah
mudah, meskipun orang memiliki alat yang seperti jala atau jarring untuk menangkap
informasi arsip.