PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH
JULIUS ABED NEGO
NIM F37012063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV


ARTIKEL PENELITIAN

JULIUS ABED NEGO
NIM F37012063

Disetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sugiyono, M.Si.
NIP 195507021982031001

Dra. Endang Uliyanti, M.Pd
NIP 195408051979032002

Mengetahui,

Dekan FKIP


Ketua Jurusan Pendidikan Dasar

Dr. H. Martono, M.Pd.
NIP 196803161994031014

Dr. Tahmid Sabri, M.Pd.
NIP 195704211983031004

11

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV

Julius Abed Nego, Sugiyono, Endang Uliyanti
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan, Pontianak
Email : juliusabednego75@gmail.com

Abstract
This research aims to determine whether an increase in the activity and

results of student learning in a learning model cooperative type using
IPS student team achievement division in class IV elementary school the
country 35 South Pontianak. The research method used is descriptive
method with the class action research. Subject research 34 students.
The research results obtained are the cycle I, i.e. the ability of the
teachers carry out a study on cycle I with an average score of 3.01,
cycle II 3.30, and cycle III 3.74. While the learning activities of students
in cycle I of 50,30%, cycle II 67.05% and cyclical III 78,23%. Student
learning outcomes at the initial data with average 67.5, cycle I of 73.48,
cycle II of 76.91 and cycle III of 81.62 cooperative model means the
type of student team achievement division can improve the activity and
results of student learning.
Keywords: Activity And Learning, Learning Outcomes, IPS,
Cooperative Model Type Student Team Achievement Division

Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh seorang guru untuk
membelajarkan siswanya dalam rangka untuk
mencapai tujuan yang ingin diharapkan.
Menurut Syah, (dalam Asep Jihad dan Abdul

Haris, 2012: 1)“Pada dasarnya belajar
merupakan tahap perubahan prilaku siswa yang
relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif”. Guru merupakan seseorang yang
paling berperan dalam kegiatan pembelajaran
yang harus mampu menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi siswa dalam proses
pembelajaran di kelas khususnya dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
“IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala
dan masalah sosial di masyarakat dengan
meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau
suatu perpaduan” (Sardjiyo, dkk 2007: 1.26).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
ada di jenjang pendidikan dasar di arahkan

untuk
memberi kontribusi positif dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran IPS
khususnya di Sekolah Dasar di tuntut untuk
lebih mengarah ke pembelajaran yang
bermakna. Setiap proses pembelajaran dikelas
tidak terlepas dari adanya interaksi antara siswa
dan guru yang harus terjalin dengan baik
dengan menerapkan model dan konsep
pemahaman pembelajaran yang tepat oleh guru
guna untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran, untuk
itu pentingnya seorang guru memahami model
pembelajaran dengan baik. Menurut Rusman
(2014: 19), “Di dalam dunia pendidikan, guru
adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih,
dan pengembang kurikulum yang dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang
kondusif, yaitu suasana yang menyenangkan,
menarik, memberi rasa aman, memberi ruang
pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif dan

inovatif
dalam
mengeksplorasikan
dan

2

mengelaborasi kemampuannya”. Pembelajaran
IPS sebagai salah satu bidang studi yang
memiliki tujuan untuk membekali siswa dalam
mengembangkan aspek penalaran di samping
aspek nilai dan moral. Untuk itu dalam kegiatan
pembelajaran dikelas siswa harus diberikan
kesempatan dan kebebasan untuk mengajukan
pertanyaan, memberikan tanggapan sehingga
akan terjadi interaksi antara siswa dan guru.
Dalam proses pembelajaran IPS keterlibatan
siswa sangat penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru, guna untuk meningkatkan
aktivitas, dengan meningkatnya aktivitas belajar

siswa tentunya akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa dikelas.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri 35
Pontianak Selatan pada tanggal 20 Juli 2016,
kenyataan yang terjadi selama ini pembelajaran
IPS di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 35
Pontianak Selatan terlihat aktivitas belajar
siswa masih rendah, keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran masih rendah, dalam
pengamatan awal yang dilakukan diperoleh
persentasi aktivitas belajar siswa yaitu sebesar
27,05% dan nilai hasil ulangan siswa yang
berjumlah 34 orang siswa diperoleh nilai ratarata yaitu hanya 67,50 sehingga tidak mencapai
nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 70. Ini
di karenakan pembelajaran dikelas cenderung
hanya menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa,
sementara

itu
siswa
duduk
mendengarkan penjelasan guru. Dengan hal
seperti ini tentunya keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sangat sedikit sekali
sehingga akan memunculkan rasa jenuh dan
bosan kepada siswa. Dengan demikian, cara
belajar
seperti
ini
belum
mampu
membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
Permasalahan ini terjadi pada pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan.
Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara
harapan dengan kenyataan. Kondisi ini tidak
boleh dibiarkan, harus dicari jalan keluarnya,
maka dari itu peneliti berupaya untuk

menerapkan salah satu model pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Tingkat aktivitas belajar siswa
rendah tersebut akan berdampak pada hasil

belajar siswa. Salah satu cara yang dapat
ditempuh yaitu dengan cara melaksanakan
pembelajaran menggunakan model kooperatif
tipe Student Team Achievement Division
(STAD) sehingga dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Model kooperatif tipe
student team achievement division merupakan
salah satu upaya yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut. Menurut Trianto (2012: 68),
“Pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen”.
Sedangkan menurut Slavin (dalam Isjoni 2013:
51),
mengatakan bahwa, “Pembelajaran
koopertaif tipe STAD adalah pembelajaran
yang menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal”.
Menurut Glasgow 1996 (dalam
Hamdani 2011: 109), Mengatakan aktivitas
belajar yang dimaksud adalah siswa berusaha
bersungguh-sungguh
untuk
mengambil
tanggung jawab yang lebih besar pada cara
belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran
yang lebih dinamis dalam menentukan

bagaimana dan apa yang mereka akan ketahui,
apa yang seharusnya mereka bisa lakukan, dan
bagaimana mereka akan melukannya. Peran
mereka berkembang lebih jauh ke pengelolaan
pendidikan diri, dan motivasi diri menjadi
kekuatan lebih besar dibelakang belajar.
Sedangkan menurut Sardiman A.M (2014: 95100), “Aktivitas belajar yang dimaksud adalah
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
Dalam kegiatan belajar ke dua aktivitas itu
harus selalu berkait”. Menurut Abdurrahman,
(dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012: 14),
“Hasil Belajar adalah Kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar”. Sedangkan Agus Suprijono (2013: 5),
“Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

3

apresiasi dan keterampilan”. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern
dan esktern pada diri siswa. Faktor intern
adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu
sendiri, ada tiga faktor intern yang
mempengaruhi hasil belajar, diantarannya
faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan. Faktor ekstern merupakan faktor
yang berasal dari luar siswa, tetapi memberi
pengaruh yang besar dalam hasil belajar siswa,
ada tiga faktor ekstern yang mempengaruhi
hasil belajar, diantaranya faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yang berasal dari keluarga, misalnya
cara orang tua mendidik, hubungan anggota
keluarga dan pengertian orang tua. Faktor
Sekolah merupakan faktor yang mempunyai
pengaruh sangat besar dalam hasil belajar, jika
sekolah dalam proses pembelajaran membawa
suatu perubahan ke arah lebih baik, maka hasil
belajar siswa juga akan lebih baik, misalnya
model pembelajaran dan media pembelajaran
yang bervariasi dan tidak membosankan siswa
akan menentukan keberhasilan tujuan dari suatu
pembelajaran. Sekolah menjadi faktor utama
terhadap hasil belajar siswa, terutama dalam
guru melaksanakan pembelajaran di kelas, guru
harus mampu menemukan model pembelajaran
yang tepat, salah satunya dengan menerapkan
model kooperatif tipe student team achievement
division. Diharapkan dengan menerapkan
model ini dapat mempengaruhi aktivitas dan
hasil belajar siwa.
Model kooperatif tipe student team
achievement division dapat dijadikan alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti melakukan penelitian
mengenai Penigkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa menggunakan model kooperatif tipe
student team achievement division. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui apakah
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dengan menggunakan model kooperatif
tipe student team achievement division di kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan
METODE
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Hadari Nawawi (2012: 67) mengatakan,
“Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan
subjek atau objek penelitian berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Hopkin (dalam Masnur Muslich, 2014: 8)
menyatakan bahwa, “PTK adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya
dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktik
pembelajaran”.
Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu
peneliti bekerjasama dengan guru kelas. Setting
penelitian ini dilakukan di kelas IV sekolah
Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan pada tanggal
7 september 2016. Subjek penelitian ini adalah
guru juga selaku peneliti dan siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan
yang berjumlah 34 orang, yakni 23 orang lakilaki dan perempuan 11 orang.
Langkah-langkah dalam penelitian ini menurut
Suharsimi Arikunto dkk (2014: 16)) terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Perencanaan (planning), Pada
tahap ini peneliti dan kolabolator menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam
tahap menyusun rancangan ini peneliti dan
kolabolator menentukan titik atau fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung.
Pelaksanaan (acting), Tahap ke-2,
dalam ini yaitu melaksanakan yang merupakan

4

implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengadakan tindakan di kelas. Pada
tahap pelaksanaan ini peneliti harus ingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku
wajar, tidak dibuat-buat. Keterkaitan antara
pelaksanaan dengan perencanaan perlu
diperhatikan secara seksama agar sinkron
dengan maksud semula. Selanjutnya berupa
implementasi serangkaian kegiatan yang telah
diperbaiki untuk mengatasi masalah pada
siklus sebelumnya. Pengamatan (observing),
Tahap ke-3, yaitu kegitan pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat. Pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang
dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam
waktu yang sama.. Refleksi (reflecting), Tahap
ke-4, pada tahap ini
kegitatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika peneliti sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian bersama
kolaborator mendiskusikan tentang hal-hal
yang sudah berjalan dengan baik dan mana
yang belum. Pada tahap ini peneliti bersama
kolabolator mengevaluasi kelemahan untuk
perbaikan siklus selanjutnya.
Teknik
pengumpul
data
yang
digunakan adalah teknik observasi langsung
dan pengukuran. Alat pengumpul data yang
digunakan adalah lembar observasi guru
melaksanakan pembelajaran, Lembar observasi
siswa berupa tabel dan soal tes yang berbentuk
essay. Data dalam penelitian ini adalah skor
kemampuan
guru dalam melaksanakan
pembelajaran data persentase aktivitas belajar
dan nilai hasil belajar siswa secara individu.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini sesuai dengan sub masalah adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menganalisis data yang berhubungan
dengan skor kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan
rumus:
∑x
X= 𝑁
Keterangan :
X = Rata-rata (mean)
∑X = Jumlah seluruh skor
N
= Banyaknya aspek (Nana Sudjana
(2013 :109)

2. Untuk menganalisis data aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran menggunakan
rumus:
𝑓
𝑃 = 𝑁 𝑥100%
Keterangan:
f
= frekunsi yang sedang
dicari
persentaseny.
N =Number
of
Cases
(jumlah
frekuensi/banyaknya individu).
P=angka persentase. (Anas Sudijono 2014:
43)
3. Untuk menganalisis data berupa nilai hasil
belajar tes tertulis menggunakan rumus ratarata sebagai berikut:
∑X
M=
N
Keterangan:
M=Mean (Nilai rata-rata)
∑X=Jumlah dari hasil perkalian antara
midpoint dari masing-masing interval,
dengan frekuensinya.
N= Banyaknya individu (Anas Sudijono
2014: 81)
Untuk menentukan kategori rata-rata guru
dalam melaksanakan pembelajaran yaitu 1,001,99 (kurang), 2,00-2,99 (cukup baik), 3,003,49 (baik), dan 3,50-4,00 (sangat baik).untuk
menentukan kriteria persentase hasil belajar
siswa yaitu tinggi sekali (80-100%), tinggi (6079%), sedang (40-59%) dan rendah (10-39%).
Untuk menentukan kategori rata-rata hasil
belajar siswa yaitu 80-100 (tinggi sekali), 6079 (tinggi), 40-59 (Sedang) dan 10-39
(Rendah).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai
tanggal 7 september 2016 sampai dengan
tanggal 23 September 2016 dimulai pukul
07.00-08.45 pada kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 35 Pontianak Selatan dengan
menerapakan model kooperatif tipe student
team achievement division pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini
dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 35
Pontianak Selatan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan guru kolaborator
Ibu Masiyem, S.Pd, penelitian ini dilaksanakan
karena adanya permasalahan-permasalahan

5

yang ada di kelas tersebut, permasalahan umum
adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial. Penelitian ini merupakan suatu
kolaborasi antara peneliti dan guru kolaborator
dalam menerapkan model kooperatif tipe
student team achievement division. Penelitian
ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, setiap
siklus dilaksanakan satu kali pertemuan dengan
materi
menyesuaikan
pada
kondisi
pembelajaran.
Sebelum melakukan siklus I, peneliti
terlebih dahulu berkoordinasi dengan guru
kolaborator yaitu ibu Masiyem, S.Pd untuk
menentukan pengamatan awal. Pada tanggal 20
Juli 2016 dilakukan pengamatan awal untuk
memperoleh base line guna untuk melihat hasil
persentase aktivitas belajar siswa dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS sebelum
dilakukannya tindakan. Data yang diperoleh
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
tentang aktivitas belajar siswa dan hasil belajar
siswa, data aktivitas dan hasil belajar kemudian
dianalisis menggunakan perhitungan persentase
dan
rata-rata hasil belajar semua siswa,
kemudian
dianalisis
untuk menghitung
persentase dan rata-rata ketuntasan dari semua
siswa. Hasil penelitian pendahuluan, sebelum
dilaksanakannya
penelitian
dengan
menggunakan model kooperatif tipe student
team achievement division, peneliti melakukan
pengamatan awal dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas IV. Pengamatan
awal bertujuan untuk mengetahui kondisi
aktivitas dan hasil belajar siswa sebelum
dilaksanakannya tindakan pada siklus I.
Kondisi awal ini diperlukan sebagai data
perbandingan antara persentase dan rata-rata
hasil belajar siswa sebelum dilakukannya
tindakan dengan setelah dilakukannya tindakan.
a) Persiapan dan Perencanaan lembar observasi
awal (Base Line) Menyiapkan lembar observasi
awal, kemudian berkoordinasi kepada guru
kolaborator mengenai waktu pelaksanaan
observasi awal. Mengadakan pertemuan dengan
kepala sekolah dan guru kolaborator untuk
menetapkan pelaksanaan penelitian dan
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
pada saat penelitian berlangsung. b) Pada
tanggal 20 Juli 2016 dilakukan pengamatan

awal untuk memperoleh base line guna untuk
melihat hasil persentase aktivitas belajar siswa
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
sebelum dilakukannya tindakan. c) Adapun
hasil pengamatan awal yang dilakukan pada
siswa kelas IV SD Negeri 35 Pontianak Selatan
dengan kehadiran seluruh siswa yang berjumlah
34 orang yaitu persentase aktivitas belajar siswa
diperoleh 27,05% dengan kategori rendah dan
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 67,50 dengan
kategori tinggi.
Hasil penelitian siklus I, II, III, a) tahap
perencanaan pembelajaran,
1) membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada tindakan yang akan dilaksanakan
dalam penelitian tindakan kelas, 2) menyiapkan
mendia LCD proyektor dan power point, 3)
membuat lembar observasi kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran dan lembar
observasi aktivitas belajar siswa dan 3)
membuat soal-soal evaluasi. b) tahap
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan siklus I,
II, dan III dilaksanakan oleh peneliti dengan
menerapkan model kooperatif tipe student team
achievement division dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang dilaksanakan pada
hari rabu tanggal 7 September 2016 untuk
siklus I, hari sabtu tanggal 17 September 2016
untuk siklus II, dan hari Jumat 23 September
2016 untuk siklus III, adapun langkah-langkah
dalam pelaksanaan pembelajarannya sebagai
berikut:
1)Guru menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan memberikan motivasi kepada
siswa. 2) Presentasi dari guru, siswa diajak
untuk menagamati slide yang akan ditampilkan
dan mendengar penjelasan guru secara singkat
tentang materi yang akan dipelajari. 3)Siswa
dibagi ke dalam kelompok yang telah
ditentukan yaitu dari 34 siswa dibagi menjadi 7
kelompok, setiap kelompok akan dibagi secara
heterogen. 4)Membimbing setiap kelompok
dalam berdiskusi. 5)Kuis (Evaluasi), setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
dan selanjutnya mengerjakan soal-soal latihan
secara individu. 6)Siswa diberi penghargaan
untuk setiap kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi. c) Observasi pada siklus I
dilaksanakan untuk memperoleh informasi data
berupa kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, data aktivitas belajar siswa dan

6

data hasil belajar siswa menggunakan model
kooperatif tipe Student Team Achievement
Division. d) tahap refleksi, setelah dilakukannya
tindakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 35
Pontianak Selatan, peneliti dan guru
kolaborator mengadakan analisis terhadap hasil
yang sudah dilakukan untuk melihat kelebihan
dan kekurangan yang terjadi
selama
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
memperbaiki pertemuan berikutnya dan
merencanakan siklus selanjutnya berdasarkan
kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung guna untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Peningkatan aktivitas dan hasil belajar ilmu
penegetahuan sosial menggunakan model
kooperatif tipe student team achievement
division siswa kelas IV sekolah dasar Negeri 35
Pontianak Selatan”. Jumlah sumber data dalam

penelitian ini adalah 34 orang, yang terdiri dari
23 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa
perempuan.Penelitian
ini
dilaksanakan
berdasarkan
adanya
permasalahanpermasalahan yang terjadi di kelas tersebut,
permasalahan umum adalah rendahnya aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Data yang diperoleh dalam penelitian
ini terdiri dari data hasil observasi kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, data
observasi aktivitas belajar siswa dan data hasil
belajar siswa. data yang diperoleh merupakan
hasil dari tiga kali pertemuan yaitu pada siklus
I, Siklus II dan siklus III dengan menerapkan
model kooperatif tipe Student Team
Achievement Division. Sebelum melakukan
siklus I, peneliti terlebih dahulu berkoordinasi
dengan guru kolaborator yaitu ibu Masiyem,
S.Pd untuk menentukan pengamatan awal. Pada
tanggal20 Juli 2016 dilakukan pengamatan awal
untuk memperoleh base line guna untuk
melihat hasil persentase aktivitas belajar
siswadan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPS sebelum dilakukannya tindakan.

Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Guru Dalam Melaksankan Pembelajaran

Keterangan
Siklus I
Rata-rata skor 1
3,50
Rata-rata skor 2
3,00
Rata-rata skor 3
2,75
Rata-rata skor 4
2,67
Rata-rata skor
3,01
Berdasarkan tabel 1, dapat diuraikan
bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division dalam pembelajaran IPS
siswa kelas IV SD Negeri 35 Pontianak Selatan
pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 3,01
dengan kategori baik, siklus II diperoleh ratarata sebesar 3,30 dengan kategori baik dan
siklus III diperoleh rata-rata sebesar 3,74
dengan kategori baik sekali.

Siklus II
3,50
3,50
3,00
3,00
3,30

Siklus III
4,00
3,50
3,25
4,00
3,74

Peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team
Achievement
Division
dalam
pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 35
Pontianak Selatan, disajikan dalam bentuk
grafik 1 sebagai berikut:

7

4

3,30

3,74

3,01

3
2
1
0

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 1
Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran
Berdasarkan grafik 1, menunjukkan
bahwa peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran pada siklus I
dengan rata-rata 3,01 dengan kategori baik.
Pada siklus II dengan rata-rata 3,30 dengan
kategori baik, terdapat selisih peningkatan
antara siklus I dan siklus II sebesar 0,30. Pada

siklus III dengan rata-rata 3,74 dengan kategori
baik sekali. terdapat selisih peningkatan antara
siklus II dan siklus IIIsebesar 0,44. Dari data
yang ada ini, bahwa kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPS mengunakan
model kooperatif tipe Student Team
Achievement Division mengalami peningkatan.

Tabel 2
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
Keterangan
Baseline
Rata-rata skor 1
50%
Rata-rata skor 2
61,76%
Rata-rata skor 3
17,64%
Rata-rata skor 4
5,88%
Rata-rata skor 5
Rata-rata skor
27,05%
Berdasarkan tabel 2, dapat diuraikan
bahwa aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPS menggunakan model
kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisionpadabaselinediperoleh rata-rata 27,05%
dengan kategori rendah, siklus I diperoleh ratarata 50,30% dengan kategori sedang,

SiklusI
Siklus II
Siklus III
60,61%
82,35%
97,05%
75,76%
88,23%
97,05%
36,36%
58,82%
70,59%
15,15%
23,52%
35,29%
78,79%
82,35%
91,18%
50,30%
67,05%
78,23%
Siklus II diperoleh rata-rata 67,05% dengan
kategori tinggi dan siklus III diperoleh rata-rata
78,23% dengan kategori tinggi. Terdapat
peningkatan dari base line hingga siklus III
sebesar 51,18%. Dari tabel di atas dapat
digambarkan kedalam bentuk grafik batang
dibawah ini:

67.05%

78.23%

50.30%

60.00%
27.05%

10.00%
Base Line

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 2
Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

8

Berdasarkan grafik 2 di atas bahwa
peningkatan aktivitas belajar siswa pada base
line diperoleh rata-rata 27,05% dengan kategori
rendah, siklus I diperoleh rata-rata 50,30%
dengan kategori sedang, Siklus II diperoleh
rata-rata 67,05% dengan kategori tinggi dan
siklus III diperoleh rata-rata 78,23% dengan

kategori tinggi. Terdapat selisih dari base line
hingga siklus III sebesar 51,18%. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS mengunakan
model kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisionmengalami peningkatan.

Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
Baseline
67,50

Keterangan
Nilai Rata-rata

SiklusI
73,48

Berdasarkan tabel 3, dapat diuraikan
bahwa hasil belajar siswa padabase line
diperoleh rata-rata 67,5 dengan kategori tinggi,
pada siklus I diperoleh rata-rata 73,48 dengan
kategori tinggi,Pada siklus II diperoleh rata-rata
sebesar 76,91 dengan kategori tinggi dan pada

Siklus II
76,91

Siklus III
81,62

siklus III diperoleh rata-rata sebesar 81,62
dengan kategori tinggi sekali.Terdapat selisih
dari base line hingga siklus III sebesar 14,12.
Grafik peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS dapat dilihat sebagai berikut:

100
67,50

73.48

76.61

81.62

50

0
Base Line

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 3
Rata-rata Hasil Belajar Tes Tertulis Siswa
Berdasarkan grafik 3, dapat bahwa hasil
belajar pada base line diperoleh rata-rata 67,50
dengan kategori tinggi, pada siklus I diperoleh
rata-rata 73,48 dengan kategori tinggi, Pada
siklus II diperoleh rata-rata sebesar 76,91
dengan kategori tinggi dan pada siklus III
diperoleh rata-rata sebesar
81,62 dengan
kategori tinggi sekali. Terdapat selisih dari
base line hingga siklus III sebesar 14,12. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS mengunakan
model kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisionmengalami peningkatan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh melalui analisis data yang melalui
penelitian, terjadi peningkatan aktivitas dan
hasil belajar ilmu penegetahuan sosial
menggunakan model kooperatif tipe student
team achievement division siswa kelas IV
sekolah dasar Negeri 35 Pontianak Selatan.
Kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
menggunakan model kooperatif tipe Student
Team Achievement Division siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan,
yaitu pada siklus I dengan rata-rata 3,01 dengan

9

kategori baik, pada siklus II yaitu dengan ratarata 3,30 dengan kategori baik dan pada siklus
III yaitu dengan rata-rata 3,74 dengan kategori
baik sekali. Terdapat selisih peningkatan antara
siklus I dengan siklus III sebesar 0,73. Aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial menggunakan model
kooperatif tipe Student Team Achievement
Division siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
35 Pontianak Selatan dapat ditingkatkan yaitu
pada base line sebesar 27,05% dengan kategori
rendah, pada siklus I sebesar 50,30% dengan
kategori sedang, pada siklus II sebesar 67,05%
dengan kategori tinggi dan pada siklus III
sebesar 78,23% dengan kategori tinggi.
Terdapat selisih peningkatan antara base line
dengan siklus III sebesar 51,18%. Hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial menggunakan model kooperatif tipe
Student Team Achievement Division siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 35 Pontianak Selatan
dapat ditingkatkan yaitu pada Base line sebesar
67,5 dengan kategori tinggi, pada siklus I
sebesar 73,48 dengan kategori tinggi, pada
siklus II sebesar 76,91 dengan kategori tinggi
dan pada siklus III sebesar 81,62 dengan
kategori tinggi sekali, terdapat selisih
peningkatan antara base line dengan siklus III
sebesar 14,12.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan dari penelitian, terdapat beberapa
saran yang dikemukakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial menggunakan model
kooperatif tipe student team achievement
division ternyata dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
Diharapkan bagi guru yang menerapkan model
kooperatif tipe Studen Team Achivement
Division dapat memahami langkah-langkah
model ini dan dapat menerapkannya di dalam
kegiatan pembelajaran dikelas, agar terciptanya
suasana
belajar
yang
menarik
dan

menyenangkan bagi siswa, sehingga aktivitas
dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Hendaknya guru selalu melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilakukan agar guru dapat mengetahui
kekurangan pada proses pembelajaran yang
telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat
menjadi bahan perbaikan untuk memperbaiki
proses pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning
Teori & Aplikasi Paikem Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Anas Sudijono. (2014). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Asep Jihad dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi
Pembelajaran.
Jogjakarta:
Multi
Presindo.
Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Hamdani (2011). Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Isjoni.
(2013).
Cooperative
Learning.
Bandung: Alfabeta.
Mansur Muslich. (2014). Melaksanakan PTK
Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sardjiyo, dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Sardiman A.M. (2014). Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Suharsimi Arikunto dkk (2014). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Trianto.
(2012).
Mendesain
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.