BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui kadar karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO
2 ) di udara dan
keluhan gangguan saluran pernapasan pada pedagang kaki lima di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan Tahun 2013.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan.
Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena:
1. Pasar Sangkumpal Bonang merupakan pasar tradisional terbesar di kota Padangsidimpuan yang berdiri tepat di pusat kota dan suasana pasar tersebut setiap harinya ramai.
2. Banyak pedagang kaki lima yang berdagang di sekitar pasar tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013
3.3. Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Data Primer 1.
Data hasil pengukuran kadar karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO
2 ) di udara yang diperoleh langsung dari pengukuran yang telah dilakukan.
2. Melakukan wawancara kepada pedagang kaki lima yang berada di sekitar pasar Sangkumpal Bonang dengan bantuan kuesioner.
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur perpustakaan maupun instansi terkait yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
3.4. Parameter dan Subjek Penelitian
3.4.1. Parameter Penelitian Parameter yang di ukur dalam penelitian adalah karbon monoksida (CO) dan
nitrogen dioksida (NO
2 ) di udara ambien di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan tahun 2013.
3.4.2. Subjek Penelitian
Adapun subjek dari penelitian ini adalah: 1. Pedagang kaki lima yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan.
2 ) yang akan diambil di
2. Karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO
tiga titik pengukuran yaitu titik I di Jalan Patrice Lumumba (Samping kiri Pasar Sangkumpal Bonang), titik II di Jalan M.H.Thamrin (Depan Pasar Sangkumpal Bonang) dan titik III di Jalan Mongonsidi (Samping kanan Pasar Sangkumpal Bonang).
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima yang
berdagang di sekitar Pasar Sangkumpal Bonang, yang berjumlah 205 orang. Hal ini dilakukan karena pedagang kaki lima setiap harinya melaksanakan aktivitas hidupnya di pasar tersebut, sehingga kemungkinan mereka terpapar oleh bahan polutan yang ditimbulkan oleh aktivitas transportasi.
3.5.2. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel acak stratifikasi proporsional (Proportional stratified random sampling) , karena jumlah sampel penelitian berbeda antara strata yang satu dengan strata yang lain. Kemudian dari masing – masing strata di ambil sampel yang mewakilinya.
Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dari rumus :
1 Keterangan :
N : Besar Populasi n : Besar Sampel d : Tingkat Kepercayaan/Ketepatan yang diinginkan (0,1) (Notoatmodjo , 2005) Dengan mensubsitusi nilai N dan d ke dalam formula besar sampel, maka:
= 205
2
1 + 205 (0,1 ) = 205 1 + 205 (0,01) = 205 1 + 2,05 = 67,1 = 67
Berdasarkan perhitungan besar sampel tersebut dengan jumlah populasi sebesar 205 orang maka ditetapkan jumlah sampel sebanyak 67 orang. Dengan demikian dapat diketahui jumlah sampel yang akan di ambil di bagian depan, bagian samping kanan dan bagian samping kiri dari Pasar yaitu :
1. Besar sampel bagian depan pasar /Jl. M.H.Thamrin (N = 75 orang)
75 205 x 67 25 orang
2. Besar sampel bagian kanan pasar/ Jl. Mongonsidi (N= 33 orang)
33 205 x 67 10 orang
3. Besar sampel bagian kiri pasar/Jl. Patrice Lumumba (N = 97 orang)
97 205 x 67 32 orang Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan pada tiga lokasi yaitu: 1. Titik satu berada di Jalan Patrice Lumumba yaitu di samping kiri pasar
Sangkumpal Bonang. Alasan pengambilan titik sampel di lokasi ini karena jalan ini dikelilingi oleh perkantoran seperti kantor pos, plaza telkom serta bank BNI sehingga menyebabkan banyaknya aktivitas kenderaan bermotor yang terjadi di jalan ini.
2. Titik kedua berada di Jalan M.H.Thamrin yaitu depan pasar Sangkumpal
Bonang Alasan pengambilan titik sampel di lokasi ini karena jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui oleh kenderaan bermotor yang melintas di pasar tersebut. Selain itu di jalan ini sering terlihat kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh perilaku pengemudi angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan terutama di depan pasar.
3. Titik ketiga berada di Jalan Mongonsidi yaitu di samping kanan pasar
Sangkumpal Bonang. Alasan pengambilan titik sampel di lokasi ini karena jalan ini dikelilingi oleh ruko/toko grosir kain serta pakaian sehingga sering terlihat aktivitas jual beli yang mengakibatkan kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas kenderaan bermotor yang digunakan oleh pembeli (Lampiran 3).
3.6. Defenisi Operasional 1.
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa dan dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah – 192ºC.
2.
2 ) adalah gas yang berwarna merah kecoklatan dan
Nitrogen dioksida (NO berbau tajam menyengat hidung.
3. Keluhan gangguan saluran pernapasan adalah gangguan pada organ mulai dari hidung sampai alveoli serta organ – organ seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura dengan gejala batuk, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada.
4. Umur adalah lamanya orang hidup yang dihitung sejak orang tersebut lahir sampai pada waktu dilakukan penelitian, data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.
5. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani pedagang.
6. Masa Kerja adalah waktu mulai bekerja menjadi pedagang sampai waktu penelitian yang dihitung dalam tahun.
7. Jam Kerja adalah lama bekerja dalam satu hari dihitung dalam bilangan jam.
8. Kebiasaan Merokok adalah kebiasaan responden menghisap rokok yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner.
3.7. Aspek Pengukuran
3.7.1. Kadar Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Tabel 5. Aspek pengukuran Kadar CO dan NO
2 No. Parameter Waktu Satuan Alat ukur Metode analisis pengukuran
1. CO 1 Jam ppm CO Analyzer NDIR
3
2. NO
2
1 Jam µg/Nm Impinger Saltzman Berdasarkan aspek pengukuran di atas, mengacu pada satuan alat ukur yang digunakan maka kadar CO dan NO
2 dinyatakan dengan satuan ppm untuk CO dan
3
3
µg /Nm untuk NO
2 . Satuan pengukuran CO akan dikonversi ke dalam µg /Nm berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999.
3.7.2. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan
Untuk mengetahui adanya keluhan gangguan saluran pernapasan, dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan kategori sebagai berikut : a)
Ada keluhan gangguan saluran pernapasan apabila responden mengatakan adanya keluhan seperti batuk, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada pada saat pengambilan data.
b) Tidak ada keluhan gangguan saluran pernapasan apabila responden tidak mengatakan adanya salah satu keluhan batuk, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada pada saat pengambilan data.
3.8. Prosedur Pengukuran Karbon Monoksida (CO)
Prosedur Pengukuran karbon monoksida adalah: 1.
Alat diletakkan 1,5 meter di atas permukaan tanah.
2. Lalu tekan tombol ON dan tunggu selama 5 menit hingga muncul tanda “S” (Stand by) 3. Setelah itu, tekan tombol tanda panah ke atas (“ “) sehingga muncul tanda
“R” (Record) 4. Pada posisi “R”(Record) akan menunjukkan alat melakukan perekaman terhadap adanya indikator CO selama sampling.
5. Atur waktu selama 1 jam untuk melakukan pengukuran karbon monoksida di udara ambien.
6. Setelah perekaman selesai, tekan tombol tanda panah ke atas (“ “) untuk menghentikan kerja alat CO Analyzer sehingga tanda “R” (Record) hilang.
7. Data di transfer ke komputer untuk dilakukan pembacaan hasil pengukuran
3.9. Prosedur Pengukuran Nitrogen Dioksida (NO 2 )
3.9.1. Pengambilan Contoh Uji 1.
Susun peralatan pengambilan contoh uji dengan baik dan benar 2. Masukkan larutan penyerap Griess Saltzam sebanyak 10 mL ke dalam botol penyerap. Atur botol penyerap agar terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung, 3. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,4 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal F1
4. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara
5. Setelah satu jam catat laju alir akhir dan kemudian matikan pompa penghisap
6. Analisis yang dilakukan dilapangan segera setelah pengambilan contoh.
3.9.2. Bahan/ Pereaksi 1.
2 NC
6 H
4 SO
Hablur asam sulfanilat (H 2.
3 H)
3 COOH)
Larutan asam asetat glasial (CH 3. Air suling bebas nitrit 4. Larutan nitrit N - (1-naftil)-etiendiamin dihidroklorida (NEDA,
C
12 H
16 CI
2 N 2 )
‐ Larutkan 0,1 gr NEDA dengan air suling ke dalam botol coklat dan disimpan dilemari pendingin, kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda tera
‐ Larutan tersebut dipindahkan ke dalam botol coklat dan disimpan dilemari pendingin
5. Aseton (C
3 H
6 O)
6. Larutan penyerap Griess Saltzam
2 NC
6 H
4 SO
‐ Larutkan 5 gr asam sulfanilat (H piala 1000 ml dengan 140 ml asam asetat glasial, aduk secara hati – hati dengan stirer sambil ditambahkan dengan air suling hingga kurang lebih 800 ml
3 H) dalam gelas
‐ Pindahkan larutan tersebut kedalam labu ukur 1000 ml
‐ Tambahkan 20 ml larutan induk NEDA, dan 10 ml aseton, tambahkan air suling hingga sampai tanda tera, lalu homogenkan
7. Larutan induk NO
2 1640 µg/ML
‐ Keringkan natrium nitrit (NaNO
2 ) dalam oven selama 2 jam
pada suhu 105ºC, dan dinginkan dengan desikator ‐ Timbang 0,246 gr natrium nitrit yang tersebut di atas, kemudian larutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling, tambahkan air suling hingga tanda tera, lalu homogenkan
‐ Pindahkan larutan tersebut ke dalam botol coklat dan disimpan di lemari pendingin
8. Larutan standar nitrit (NO
2 )
Masukkan 10 ml larutan induk natrium nitrit ke dalam labu ukur 1000 ml, tambahkan air suling hingga tanda tera, alu homogenkan
3.9.3. Prosedur Analisis 1. Pembuatan Kurva Kalibrasi a.
Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat b.
Masukkan masing – masing 0,0 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml, larutan standar nitrit menggunakan pipet volumetri atau buret mikro ke dalam tabung uji 25 ml c.
Tambahkan larutan penyerap sampai tanda tera, kocok dengan baik dan biarkan selama 15 menit agar pembentukan warna sempurna d.
Ukur serapan masing – masing larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm e.
2 (µg)
Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah N0 2.
Pengujian Contoh Uji a.
Masukkan larutan contoh uji ke dalam kurvet pada alat spektofotometer, ukur intensitas warna merah muda yang terbentuk pada panjang geombang 550 nm b. Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi
3.9.4. Perhitungan
1. Volume contoh uji udara yang diambil Volume contoh uji udara yang diambil, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : V : Volume udara yang dihisap F
1 : Laju alir awal (L/menit)
F
2 : Laju alir akhir (L/menit)
T : Durasi pengambilan contoh uji P a : Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
( mmHg) T a : Temperatur rata – rata selama pengambilan contoh uji (K)
298 : Konversi temperatur ke dalam kelvin 760 : Tekanan udara standar (mmHg)
2 dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi (µg)
Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan simbol – simbol tertentu.
Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan, misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan, dan keseragaman data.
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara : 1. Editing
Teknik Pengolahan Data
3 3.10.
V : Volume udara yang dihisap 10/25 : Faktor pengenceran 1000 : Konversi liter ke m
) b : Jumlah NO
2. Konsentrasi NO
3
di udara (µg/Nm
2
sebagai berikut : Dimana : C : Konsentrasi NO
2 dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus
Konsentrasi NO
2 di udara ambien
2. Koding
3. Tabulasi Mengelompokkan data dalam suatu tabel tertentu menurut sifat – sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Cleaning Memeriksa kembali data untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan perbaikan/koreksi.
3.11. Teknik Analisa Data
Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif dan dinarasikan. Hasil pengukuran kadar Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO
2 ) akan dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Kota Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan terletak pada 432 Km dari kota Medan dan secara
geografis berada pada garis lintang 1º8’00” - 1º28’00’ LU dan garis bujur 99º13’00” - 99º20’00” BT dan berada di bagian barat Propinsi Sumatera Utara. Wilayah kota
2 Padangsidimpuan memiliki luas sebesar 146,85 km atau 14.685 Ha dengan
ketinggian 260 – 1.100 mdpl dan sebagai kota terluas di wilayah barat Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Padangsidimpuan Tenggara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Padangsidimpuan Angkola Julu.
Secara administrasi Kota Padangsidimpuan berbatasan dengan : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan PSP Timur).
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan PSP Batang Angkola).
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan PSP Timur).
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan PSP Barat/Kecamatan Siais).
4.2. Gambaran Umum Pasar Sangkumpal Bonang
Pasar Sangkumpal Bonang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar yang terletak di kota Padangsidimpuan. Tepatnya berada di kelurahan wek dua kecamatan Padangsidimpuan Utara. Pasar ini didirikan pada tahun 2003 dengan luas
2
2
lahan 6.836 m dan luas bangunan 2.162,5 m dan terdiri dari tiga lantai.Pasar Sangkumpal Bonang berdiri di pusat kota dan berada di belakang plaza Anugrah Trade Center. Pasar ini juga dikelilingi oleh beberapa kantor seperti plaza telkom dan Bank BNI. Di depan plaza terdapat kantor Walikota Padangsidimpuan.
Kantor Walikota, kantor pos, plaza telkom serta bank BNI mengelilingi dengan rapi pasar tersebut sehingga suasana di pasar ini setiap harinya ramai.
Pasar ini ramai didatangi pembeli dari berbagai daerah dan menjadi tujuan utama para pengunjung yang ingin berbelanja. Tidak hanya pakaian yang di jual di pasar ini akan tetapi menjual segala kebutuhan pokok lainnya. Di sekitar pasar sangkumpal bonang banyak terdapat pedagang kaki lima. Pedagang tersebut berdagang tepat di pinggiran jalan pasar dan memakai badan jalan dan trotoar untuk menjajakan dagangannya sehingga menyebabkan terganggunya arus lalu lintas di pasar tersebut.
4.3. Karakteristik Responden
Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan analisa di dapat gambaran tentang karakteristik responden dan distribusinya dalam tabel-tabel berikut ini.
4.3.1. Umur
Distribusi responden berdasarkan umur responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Usia Jumlah Persentase (orang) (%)
15 22,4
1 ≤ 30 tahun 2 31 - 40 tahun
15 22,4 3.
41 26 38,8
- – 50 tahun
4. > 50 tahun
11 16,4
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang kaki lima berumur 41 - 50 tahun yaitu sebanyak 26 orang (38,8%).
4.3.2. Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (orang) (%)
1 Laki – laki
22 32,8
2 Perempuan 45 67,2 Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada umumnya pedagang kaki lima memiliki jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 45 orang (67,2%).
4.3.3. Tingkat Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pedagang
Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (orang) (%)1 SD 19 28,4
2 SMP/SLTP 22 32,8
3 SMA/SMU 26 38,8
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan pedagang kaki lima adalah SMA/SMU sebanyak 26 orang (38,8%), sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 19 orang (28,4%).
4.3.4. Kebiasaan Merokok
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Pedagang
Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase (orang) (%)1 Ya 33 49,3
2 Tidak 34 50,7
Jumlah 67 100,0 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pedagang kaki lima yang tidak merokok lebih banyak dibandingkan dengan yang merokok yaitu sebanyak 34 orang (50,7%), sedangkan yang memiliki kebiasaan merokok yaitu sebanyak 33 orang (49,3%).
4.3.5. Merokok Pada Saat Berdagang
Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok responden pada saat berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Pedagang
Kaki Lima Pada Saat Berdagang di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Merokok Pada Saat Jumlah Persentase Berdagang (orang) (%)1 Ya 33 49,3
2 Tidak 34 50,7
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pedagang kaki lima yang merokok pada saat berdagang adalah sebanyak 33 orang (49,3%), sedangkan yang tidak merokok pada saat berdagang adalah sebanyak 34 orang (50,7%).
4.3.6. Lama Merokok
Distribusi responden berdasarkan lama merokok responden di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Merokok Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Lama Merokok Jumlah Persentase (orang) (%)
1 ≤ 10 tahun 10 30,3 2 11 – 20 tahun 13 39,4 3 21-30 tahun 8 24,2 4 > 30 tahun 2 6,1
Jumlah 33 100,0
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 33 pedagang kaki lima yang merokok ada sebanyak 10 orang (30,3%) yang telah merokok selama ≤ 10 tahun, sebanyak 13 orang pedagang (39,4%) yang telah merokok selama 11- 20 tahun dan sebanyak 8 orang (24,2%) yang telah merokok selama 21 – 30 tahun. Sedangkan yang merokok selama > 30 tahun ada sebanyak 2 orang (6,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah merokok selama 11 – 20 tahun.
4.3.7. Konsumsi Rokok
Distribusi responden berdasarkan jumlah rokok yang dihabiskan responden perhari di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Rokok Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Jumlah Rokok yang Jumlah Persentase
Dihabiskan Perhari (orang) (%)
1 ≤ sebungkus 23 69,7 2 > sebungkus 10 30,3
Jumlah 33 100,0 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 33 pedagang kaki lima yang merokok ada sebanyak 23 orang (69,7%) yang menghabiskan rokok ≤ sebungkus perharinya, sebanyak 10 orang (30,3%) menghabiskan rokok > sebungkus perharinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya responden menghabiskan rokok ≤ sebungkus perharinya.
4.3.8. Lama Berdagang
Distribusi responden berdasarkan lama berdagang responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada
Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berdagang Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Lama Berdagang Jumlah Persentase (orang) (%)
1 33 49,3
≤ 10 tahun 2 11 – 20 tahun 26 38,8 3 21 – 30 tahun 6 9,0
4. > 30 tahun 2 3,0
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden telah berdagang selama ≤ 10 tahun yaitu sebanyak 33 orang (49,3%). Sedangkan lama berdagang dalam waktu > 30 tahun hanya terdiri dari 2 orang (3,0%).
4.3.9. Lama Jam Berdagang
Distribusi responden berdasarkan lama jam responden berdagang di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Jam Berdagang Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Lama Jam Berdagang Jumlah Persentase (orang) (%)
1 ≤ 8 jam 30 44,8 2 > 8 jam 37 55,2
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada umumnya lama jam berdagang pedagang kaki lima di sekitar pasar Sangkumpal Bonang adalah > 8 jam yaitu sebanyak 37 orang (55,2%).
4.4. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan
Untuk mendapatkan gambaran tentang keluhan gangguan saluran pernapasan responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan analisa, di dapat gambaran tentang keluhan ganggunan saluran pernapasan responden dan distribusinya sebagaimana dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 15. Distribusi Responden Yang Memiliki Keluhan Gangguan Saluran
Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar
Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013No. Keluhan Gangguan Jumlah Persentase Saluran Pernapasan (orang) (%)
1 Ya 26 38,8
2 Tidak 41 61,2
Jumlah 67 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan ada sebanyak 26 orang (38,8%), sedangkan yang tidak mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan ada sebanyak 41 orang (61,2%).
4.4.1. Keluhan Batuk Responden
Distribusi responden berdasarkan keluhan batuk di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Batuk Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Keluhan Batuk Responden Jumlah Persentase (orang) (%)
1 Ya 25 96,2
2 Tidak 1 3,8
Jumlah 26 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami keluhan batuk ada sebanyak 25 orang (96,2%), sedangkan yang tidak mengalami keluhan batuk ada sebanyak 1 orang (3,8%).
4.4.2. Keluhan Batuk Berdarah Responden
Dari hasil analisa data, diketahui bahwa seluruh (100%) responden tidak ada yang mengalami keluhan batuk berdarah.
4.4.3. Keluhan Sesak Napas Responden
Distribusi responden berdasarkan keluhan sesak napas responden di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Sesak Napas Pedagang
Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota
Padangsidimpuan Tahun 2013No. Keluhan Sesak Napas Jumlah Persentase
Responden (orang) (%)
1 Ya 11 42,3
2 Tidak 15 57,7
Jumlah 26 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami keluhan sesak napas ada sebanyak 11 orang (42,3%), sedangkan yang tidak mengalami keluhan sesak napas ada sebanyak 15 orang (57,7%).
4.4.4. Keluhan Nyeri Dada Responden
Distribusi responden berdasarkan keluhan nyeri dada responden di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Dada Pedagang
Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota
Padangsidimpuan Tahun 2013No. Keluhan Nyeri Dada Jumlah Persentase
Responden (orang) (%)
1 Ya 10 14,9
2 Tidak 16 85,1
Jumlah 26 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami keluhan nyeri dada ada sebanyak 10 orang (14,9%), sedangkan yang tidak mengalami keluhan nyeri dada ada sebanyak 16 orang (85,1%).
4.4.5. Jenis Keluhan Batuk Responden
Distribusi responden berdasarkan jenis keluhan batuk responden di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Batuk Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Keluhan Batuk Responden Jumlah Persentase (orang) ( % )
1 Batuk Pada Saat Ya 22 88,0 Berdagang Tidak 3 12,0
Jumlah 25 100,0
2 Batuk Sepulang Ya 20 80,0 Berdagang/di Tidak 5 20,0 rumah
Jumlah 25 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki keluhan batuk pada saat berdagang ada sebanyak 22 orang (88,0%). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya pedagang kaki lima yang memiliki keluhan batuk juga memiliki keluhan batuk pada saat berdagang, Sedangkan responden yang memiliki keluhan batuk pada saat sepulang berdagang atau saat di rumah ada sebanyak 20 orang (80,0%).
4.5. Pemeriksaan Kesehatan
Distribusi responden dalam hal pemeriksaan kesehatan dapat dilihat pada
Tabel 20 Tabel
20. Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persentase (orang) (%)
1 Pernah 10 38,5
2 Tidak Pernah 16 61,5
Jumlah 26 100,0 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya responden tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu sebanyak 16 orang (61,5%) responden.
4.5.1. Waktu Pemeriksaan Kesehatan
Distribusi responden berdasarkan waktu pemeriksaan kesehatan dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu Pemeriksaan Kesehatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No. Waktu Pemeriksaan Kesehatan Jumlah Persentase (orang) (%)
1 6 bulan sekali
2 Jika sakit saja 10 100,0
Jumlah 10 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh responden yaitu sebanyak 10 orang (100%) melakukan pemeriksaan kesehatan jika sakit saja.
4.6. Hasil Pengukuran Kadar Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO 2 )
Untuk mengetahui kadar CO dan NO
2 di sekitar pasar Sangkumpal Bonang
kota Padangsidimpuan dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur CO Analyzer dan Impinger. Kadar CO dan NO 2 di ukur pada tanggal 21 Agustus 2013. Titik pengambilan sampel sebanyak 3 titik yaitu di Jl. Patrice Lumumba, Jl. MH.Thamrin dan Jl. Mongonsidi. Adapun hasil pengukuran kadar CO dan NO
2 di
sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini :
Tabel 22. Hasil Pengukuran Kadar CO (Karbonmonoksida) dan NO 2 (Nitrogen Dioksida) di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 Syarat Baku Mutu
Kadar CO dan NO
2 Ket Udara No. Parameter Ambien Titik Titik I Titik II
III
1 CO 16.033 18.323 14.888 30.000 MS
3
µg/Nm
2 NO
2 82,69 85,10 72,86 400 MS
3
µg/Nm Keterangan : 1 : Jl. Patrice Lumumba
2 : Jl. M.H.Thamrin 3 : Jl. Mongonsidi MS : Memenuhi Syarat
Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO
2 ) tertingi terdapat pada titik II yaitu di Jl.M.H.Thamrin (Depan
3 Pasar Sangkumpal Bonang) yaitu CO sebesar 18.323 µg/Nm dan NO 2 sebesar 85,10
3
µg/Nm , sedangkan kadar karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO
2 )
terendah terdapat pada titik III yaitu di Jl. Mongonsidi (Samping kanan pasar
3 Sangkumpal Bonang) yaitu CO sebesar 14.888 µg/Nm dan NO sebesar 72,86
2
3
µg/Nm . Kadar karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang diukur pada ketiga lokasi penelitian tersebut masih memenuhi syarat baku mutu menurut PP No. 41 tahun 1999.
Tabel
23. Hasil Pengukuran Kecepatan Angin, Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Parameter Satuan Titik I Titik II Titik III Rata –rata
1 Kecepatan angin m/s 0,3 0,2 0,2 0,2
2 Suhu ºC 31,7 31,2 31,9 31,6
3 Kelembaban % 58,1 57 59,9 58,3
4 Tekanan Udara mm/Hg 754,7 755,2 755,9 755,2 Tabel di atas menunjukkan bahwa kecepatan angin di sekitar pasar
Sangkumpal Bonang berada pada rentang 0,2 m/s – 0,3 m/s dengan rata – rata dari ketiga titik pengukuran adalah 0,2 m/s. Adapun suhu di pasar tersebut berada pada rentang 31,2 C – 31,9 C dengan rata – rata dari ketiga titik adalah 31,6 C . Sedangkan untuk kelembaban berada pada rentang 57 % - 59,9 % dengan rata – rata dari ketiga titik adalah 58,3%, dan untuk tekanan udara di pasar tersebut berada pada rentang 754,7 mmHg – 755,9 mmHg dengan rata – rata dari ketiga titik pengukuran adalah 755,2 mmHg.
4.7. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Karakteristik
Responden4.7.1. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Umur Responden
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Tabulasi Silang antara Umur Responden dengan Keluhan Gangguan
Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar PasarSangkumpal Bonang Kota Padangsididmpuan Tahun 2013
No Umur Keluhan GangguanAdapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 25.
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 orang (31,1 %).
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0
14 31,1 10 45,5 22 100,0 31 68,9 45 100,0
2 Laki – Laki Perempuan 12 54,5
1
Tabel 25. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin Responden dengan Keluhan
Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Jenis Kelamin Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan pada responden yang berumur 41 - 50 tahun yaitu sebanyak 10 orang (38,5%).
Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0
10 66,7 15 100,0 16 61,5 26 100,0 4 36,4 11 100,0
5 33,3 10 38,5 7 63,6 11 73,3 15 100,0
4 ≤ 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun 4 26,6
3
2
1
4.7.2. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Jenis Kelamin
4.7.3. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Pendidikan
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Tabulasi Silang antara Pendidikan Responden dengan Keluhan
Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Pendidikan Keluhan Gangguan Saluran Pernapsan Ya % Tidak % Jumlah %1
2
3 SD SMP SMA 8 42,1 6 27,3 12 46,2
11 57,9 19 100,0 16 72,7 22 100,0 14 53,8 26 100,0
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang (46,2%) .
4.7.4. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Kebiasaan
MerokokAdapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan kebiasaan merokok dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Tabulasi Silang antara Kebiasaan Merokok Responden dengan
Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Merokok Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %1 2.
Ya Tidak 18 54,5
8 23,5 15 45,5 33 100,0 26 76,5 34 100,0
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0 Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan adalah perokok yaitu sebanyak 18 orang (54,5%).
4.7.5. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Lama Merokok
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan lama merokok dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Tabulasi Silang antara Lama Merokok Responden dengan Keluhan
Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Lama Merokok Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %1 5 50 5 50 10 100,0 ≤ 10 tahun
2. 7 53,8 6 46,2 13 100,0 11 – 20 tahun 3. 21-30 tahun 4 50 4 50 8 100,0 4. 2 100 0 0 2 100,0
> 30 tahun
Jumlah 18 54,5 15 45,5 33 100,0
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan telah merokok selama 11 – 20 tahun yaitu sebanyak 7 orang (53,8%).
4.7.6. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Konsumsi Rokok
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan konsumsi rokok dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel
29. Tabulasi Silang antara Konsumsi Rokok Responden dengan
Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar
Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Konsumsi Rokok Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %1. ≤ sebungkus 14 60,9 9 39,1 23 100,0 2. > sebungkus 4 40 6 60 10 100,0
Jumlah 18 54,5 15 45,5 33 100,0
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan memiliki riwayat konsumsi rokok ≤ sebungkus sebanyak 14 orang (60,9%).
4.7.7. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Lama Dagang
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan lama dagang dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Tabulasi Silang antara Lama Dagang Responden dengan Keluhan
Gangguan Saluran Pernapasan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Lama Dagang Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %1 11 33,3 22 66,7 33 100,0 ≤ 10 tahun
2. 11-20 tahun 10 38,5 16 61,5 26 100,0 3 21-30 tahun 3 50 3 50 6 100,0 4 > 30 tahun 2 100 0 0 2 100,0
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan telah berdagang selama ≤ 10 tahun yaitu sebanyak 11 orang (33,3%).
4.7.8. Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Berdasarkan Jam Berdagang
Adapun responden yang memiliki keluhan gangguan saluran pernapasan berdasarkan lama jam berdagang dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Tabulasi Silang antara Jam Berdagang Responden dengan Keluhan
Gangguan Saluran Pernapsan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 No Jam Berdagang Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Ya % Tidak % Jumlah %1 12 40 18 60 30 100,0 ≤ 8 jam
2. >8 jam 14 37,8 23 62,2 37 100,0
Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100,0
Dari hasil tabulasi silang di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang mengalami keluhan gangguan saluran pernapasan memiliki jam berdagang selama > 8 jam per hari yaitu sebanyak 14 orang (37,8%).
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden 5.1.1. Umur Berdasarkan kelompok umur responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan, pedagang kaki lima lebih banyak
memiliki rentang umur diantara 41 – 50 tahun, yaitu sebanyak 26 orang. Untuk umur > 50 tahun ada sebanyak 11 orang, sedangkan untuk umur < 30 tahun dan rentang umur diantara 31 – 40 tahun masing – masing berjumlah 15 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa umur merupakan salah satu variabel penting dalam bidang penelitian komunitas. Umur dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit secara langsung atau secara tidak langsung sehingga menyebabkan perbedaan di antara angka kesakitan dan kematian pada masyarakat (Chandra, 2008).
5.1.2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin terbanyak dari pedagang kaki lima di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan adalah perempuan sebanyak 45 orang dan laki – laki sebanyak 22 orang. Hal ini menunjukkan besarnya peranan wanita dalam melakukan usaha kecil terutama sektor informal seperti berjualan makanan, sayuran, buah - buahan ataupun souvenir. Kegiatan perdagangan sektor informal khususnya pedagang kaki lima dianggap sebagai salah satu solusi untuk penyaluran tenaga kerja yang tersedia, terlebih banyak tenaga wanita yang menjadi pedagang kaki lima di pasar pasar (Limbong, 2006).
5.1.3. Tingkat Pendidikan