2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Laporan keuangan

  Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan dasar pemakai.

  Laporan keuangan adalah suatu pelaporan dari suatu badan usaha yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan dan berdasarkan hal tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat menggunakannya untuk bahan pertimbangan pengabilan keputusan (Sugiyono, 2007 : 16). Pengertian tersebut dapat diterangkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu pelaporan dari suatu badan usaha dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu dari transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan agar dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.

  Laporan keuangan menurut Baridwan (1998: 12) merupakan ringkasan yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK No.1 (1995) diterangkan bahwa laporan keuangan yang lengkap bisanya meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya, sebagai laporan arus kas atau arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakaian.

  Berdasarkan beberapa pengertian laporan keuangan di atas, maka secara garis besar pengertian laporan keuangan adalah pelaporan prestasi keuangan dari suatu perusahaan yang disajikan pada akhir suatu periode, yang lazimnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan posisi keuangan.Selain itu laporan keuangan juga merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

  Tujuan dari penyusunan laporan keuangan perusahaan meurut IAI dalam PSAK No.1 (2004) diterangkan bahwa laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi yang menyakut posisi kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  Berdasarkan uraian tersebut dinyatakan bahwa pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan pengguna laporan keuangan untuk mengambil suatu tindakan berdasarkan dari apa yang mereka lihat dalam informasi yang disajikan dalam suatu laporan keuangan. Keputusan ekonomi yang diambil akan berbeda bagi setiap pengguna laporan keuangan, yaitu seperti dijelaskan : a.

  Bagi investor Investor membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menentukan apakah harus menanam atau melepaskan investasinya pada suatu perusahaan, menambah atau mengurangi jumlah investasinya pada suatu perusahaan.

  b.

  Bagi Karyawan Dari informasi keuangan perusahaan yang disajikan, karyawan dapat mempertimbangkan apakah dia akan tetap bekerja atau akan keluar dari perusahaan, dengan melihat tingkat kemampuan perusahaan membayar gaji pegawai.

  c.

  Bagi Pemberi Pinjaman

  Dengan melihat laporan keuangan perusahaan dapat memutuskan, apakah akan memberikan pinjaman atau tidak kepada perusahaan tersebut.

  d.

  Bagi Pemasok dan Kreditor Lain Mereka menggunakan data laporan keuangan perusahaan langganannya untuk menentukan apakah hutang yang mereka berikan akan dapat dibayar pada saat jatuh tempo oleh perusahaan langganannya tersebut.

  Menurud Baridwan (1992) tujuan penyusunan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu: (1) tujuan umum, dan (2) tujuan kualitatif. Dalam tujuan umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban serta modal suatu perusahaan. Sedangkan tujuan kualitatif mencakup relevansi suatu informasi, informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan pengertian atau pengetahuan mengenai aktiva ekonomi perusahaan, netral, tepat waktu, mempuanyai daya anding serta informasi akuntansi yang lengkap yaitu meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi sekurangnya enam tujuan kualitatif data.

  Dalam IAI (2004), untuk mendapatkan informasi yang relevan dan andal, informasi mempunyai beberapa kendala, yaitu: a.

  Tepat waktu. Apabila terjadi penundaan informasi dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.

  b.

  Keseimbangan antara biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya tidak melebihi biaya penyusunan.

  c.

  Keseimbangan diantara karakteristik. Keseimbangan diantara berbagai tujuan kualitatif sering diperlukan, tujuannya untuk mencapai keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.

  Menurut Hanafi (2000), tujuan laporan keuangan yang bersifat umum, berkaitan dengan pemakaian eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakaian internal yang spesifik seperti manajemen. Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan investasi lainny. Tujuan kedua adalah, keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan ketiga adalah, pelaporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan. Tujuan keempat adalah tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan keuangan. Tujuan spesifik yang pertama adalah memberikan informasi mengenai sumberdaya ekomomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumberdaya tersebut yang meliputi: hutang dan modal saham. Tujuan spesifik lainnya adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan dimasa yang akan datang.

  Bentuk yang paling umum dari laporan keuangan sebagai dasar suatu perusahaan adalah laporan yang dipublikasikan baik secara pribadi maupun secara umum. Seperangkat laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca untuk periode tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus data untuk periode yang sama. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi lazim mencermikan pengaruh keputusan yang dibuat manajemen pada masa lalu maupun sekarang (Helfert,1996). Dalam hal ini laporan keuangan digunakan untuk menentukan kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan resiko keuangan (Sawir, 2001). Menurut Helfert (1996) laporan keuangan terdiri dari : a) Neraca, b) Laporan rugi laba, c) Laporan operasi, dan d) Laporan arus kas/dana.

  Secara harfia, neraca merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Angka-angka dalam neraca memberikan informasi yang sangat banyak mengenai keputusan yang telah diambil oleh perusahaan. Informasi tersebut dapat bersifa operasiona ataupun strategis, baik kebijakan modal kerja, investasi, maupun kebijakan struktur permodalan yang telah diambil oleh perusahaan (Herfert, 1996).

  Laba usaha (juga disebut EBIT) adalah laba tingkat kedua dalam laporan laba-rugi dan mengukur kinerja kegiatan perusahaan secara keseluruhan, laba kotor dikurangi dengan beban usaha (Fraser, at.all, 2004). Angka laba usaha memberikan kita satu dasar untuk mengukur kesuksesan terpisah dari kegiatan pembelanjaan dan kegiatan investasi dan terpisah dari status pajak. Margin laba usaha dihitung sebagai hubungan antara laba usaha dengan penjualan bersih

  Laporan arus kas adalah laporan yang memuat perubahan dalam pergerakan dana (Herfert,1996). Laporan arus kas mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi mengenai berapa besar dan kemana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil. Dengan demikian, laporan arus kas dapat menjawab pertanyaan, apa yang telah dilakukan perusahaan dengan dana yang dimilikinya. Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan apakan perusahaan sedang maju atau mengalami kesulitan keuangan.

  Laporan arus kas, diwajibkan oleh Statement of Financial

  

Accounting Standar No. 95 memberikan satu langkah besar

  kedepan dalam pengukuran akuntansi dan pengungkapan, karena sangat relevan bagi pemakai laporan keuangan ( Fraser, at.all, 2004). Laporan arus kas, yang menggantikan laporan perubahan posisi keuangan pada tahun 1988, memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar selama satu periode akuntansi. Dalam arus kas dibagi menjadi aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas financial.

  Laporan arus kas/dana ini disusun dari perbandingan neraca awal serta akhir, dan juga dikaitkan dengan laporan operasi periode tersebut. Laporan ini mencermikan keputusan tentang sumber dan penggunaan dana, yaitu: (1) komitmen dana untuk investasi dalam aktiva atau untuk membayar kembali kewajiban, atau (2) meningkatkan dana melalui pinjaman tambahan atau dengan mengurangi investasi aktiva. Salah satu sumber dana utama adalah operasi yang menguntungkan di mana pendapatan melebihi biaya dan beban. Sebaliknya, operasi yang tidak menguntungkan merupakan suatu penggunaan dana.

  Laporan sumber dana adalah laporan yang mempunayi peranan penting dalam memberi informasi mengenai berapa besar dan ke mana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil(Sawir,2001). Dengan demikian, laporan arus kas dan penggunaan dana akan dapat menjawab pertanyaan, apa yang telah dilakukan perusahaan dengan dana yang dimilikinya. Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang maju atau akan mengalami kesulitan dalam keuangan.

2.1.3 Kinerja

  Kinerja keuanga perusahaan menunjukkan seberapa baik prestasi yang dicapai perusahaan dilihat dari segi keuangannya.

  Salah satu alat pengukur kinerja adalah dengan menggunakan analisis rasio keuagang. Kinerja keuanagn yang lebih dalam menjelaskan kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah rasio keuangan atau variabel akuntansi. Rasio keuangan atau variabel akuntansi merupakan alat analisis yang paling lama dan paling banyak digunakan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan dari pada analisis terhadap data keuangannya saja. Menurut Van Horne (1992) menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan dapat dipakai sebagai ukuran evaluasi kinerja keuangan dengan cara mengamati kecenderungan rasio-rasio tersebut apakah naik, turun, ataukah konstan. Dan dari pertimbanga rasio-rasio ini pula dapat diketahui apakah manajemen sudah bekerja dengan baik atau belum.

  Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI dalam PSAK No.1; 2004;7).

  Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dengan mudah dilakukan setelah diketahui besarnya nilai rasio-rasio keuangan perusahaan. Dengan teknik-teknik perbandingan yang ada maka kita dapat melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang teliti.

  Hasil dari kinerja keuangan itu dapat berguna bagi pihak- pihak yang mempunyai kepentinga atas baik buruknya kondisi keuangan perusahaan dalam melakyukan kebijakan ataupun tindakan ekonomi yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan saat itu.

2.1.4 Rasio Keuangan

2.1.4.1 Pengertian Rasio

  Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam

  aritmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan (Riyanto, 1995:153).

  Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (matematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (S. Munawir, 1993;64). Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan dalam unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Djarwanto,1996;123).

  Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka penganalisis harus mampu menesuaikan faktor-faktor yang ada pada waktu kini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang, yang mungkin mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

2.1.4.2 Kegunaan Analisi Keuangan

  Untuk membuat keputusan rasiona yang sesuai dengan tujuan perusahaan, seorang manajer keuangan haruslah mempunyai alat-alat analisis tertentu, yang bisa diterapkan pada perusahaan ditempat dia bekerja. Atau suatu perusahaan dapat meminta bantuan pihak diluar perusahaan untuk membuat analisis keuangan dalam perusahaan. Hal itu perlu dilakukan mengingat pentingnya analisi laporan keuangan perusahaan bagi kemajuan perusahaan itu sendiri.

  Analisis rasio keuangan memberikan informasi bagi manajer tentang keadaan dan perkembang finansial dari perusahaannya, serta dapat diketahui kelemaha-kelemahan dari perusahaan maupun hasil kinerja perusahaan. Hasil analisis ini penting dalam kaitannya dengan penyusunan rencan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Analisis rasio memberikan informasi kepada kreditur untuk dapat mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar kembali hutang- hutangnya beserta bunganya, sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kreditur dari suatu perusahaan.

  Analisi laporan keuangan memberikan informasi kepada investor dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya pada suatu perusahaan. Bagi investor yang penting adalah mengetahui rate of return dari dana yang akan diinvestsikan kedalam suatu perusahaan. Dari keterangan tersebut dapat dilihat bahwa analisis laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kondisi perusahaan meskipun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda atas kondisi keuangan suatu perusahaan.

2.1.4.3 Pengelompokan Rasio

  Dalam hal ini rasio dibedakan atas dua golongan, yaitu : a. Rasio yang digolongkan berdasarkan pada sumber data keuangan b.

  Rasio yang digolongkan berdasarkan tujuan analisis yang ditetapkan.

  Rasio berdasarkan data dibedakan menjadi : a. Rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang bersumber pada neraca keuangan. Misalnya: curren ratio dan acid test ratio.

  b.

  Rasio laba rugi, yaitu rasio-rasio yang datanya diambil dari laporan laba rugi perusahaan. Misalnya: gross profit margin,

  net operating margin, operating ratio dan lain sebagainya. c.

  Rasio antar laporan, rasio yang datanya berasal dari neraca dan laporan rugi laba. Misalnya :inventoryturn over, sales to

  inventory, sales to fixed asset, dan lain-lain.

  Rasio berdasarkan tujuan, jenis dan macamnya tergantung pada tujuan masing-masing peneliti. Untuk tujuan menilai kinerja keuangan dan perkembangan perusahaan, dapat digunakan rasio- rasio sebagai berikut : a.

  Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi (Munawir,1997: 31). Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus dipenuhi. Alat-alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuit dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuit.

  Analisis likuiditas ini meliputi, antara lain: 1.

   Current ratio

  Dengan membandingkan antara aktiva lancar (kas efek, piutang) di satu pihak dengan hutang lancar setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan jumlah aktiva lancar atau hutang lancar, baik masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas (Riyanto, 1995: 332).

2. Quick ratio

  Dengan membandingkan antara aktiva lancar (kas efek, piutang) di satu pihak dengan hutang lancar di lain pihak persediaan barang atau inventory dianggap sebagai aktiva yang paling tidak likuid, karena untuk dimanfaatkan segera mungkin, masih harus menunggu proses penjualan (Swastha, Ibnu Sukotjo, 1998: 253).

  b.

   Rasio leverage

  Rasio leverage adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan di biayai oleh hutang (Bambang Riyanto, 1995: 331). Finansiil leverage menyangkut penggunaan dana untuk membiayai aktiva perusahaan dimana dana digunakan tersebut berasal dari pinjaman atau modal asing. Sumber dana yang berasal dari pinjaman akan memperbesar resiko perusahaan, sehingga semakin besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan dana pinjaman akan menyebabkan makin besar resiko yang dihadapi perusahaan. Adapun analisis leverage terdiri dari dua macam, antara lain :

  1. Total debt to Equity ratio

  Dapat dicari dengan membandingkan seluruh hutang dengan total modal sendiri (Riyanto, 1995: 333).

  2. Total debt to Total capital asset

  Dengan membandingkan total hutang di satu pihak dengan jumlah modal atau aktivanya (Riyanto, 1995: 333).

  c.

  Rasio aktivitas Rasio aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya ( Riyanto, 1995: 331).

  Rasio ini mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber yang tersedia dalam perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Rasio ini yang digunakan untuk mengukur, antara lain:

  1. Total asset turn over

  Rasio ini mengukur kemampuan dana yang dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode waktu tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan reveneu, angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Turn over yang tinggi menunjukkan managemen yang efektif, tetapi turn over yang tinggi juga dapat disebabkan karena aktiva perusahaan yang sudah tua dan yang sudah abis masa ekonomisnya. Jadi turn over yang tinggi ini tergantung pada keadaan perusahaan dan sebaliknya perputaran yang lamban dari aktiva menunjukkan adanya kemungkinan turunnya penjualan. Total asset turn over sama dengan membandingkan penjualan netto dipihak pembilang dan jumlah aktiva di sisi penyebut (Riyanto, 1995: 334).

  2. Receivable turn over

  Raiso ini mengukur kemampuan yang tertanam dalam piutang ( penjualan kredit) berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini bila angkanya mengalami kenaikan atau peningkatan maka dapat dikatakan bahwa receivable nilainya efisien.Receivable turn over sama dengan membandingkan penjualan kredit dipihak pembilang dan piutang rata-rata di sisi penyebut (Riyanto, 1995: 334).

  3. Inventory turn over Ratio

  Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstok” (Riyanto, 1995: 334).

  d.

  Rasio profitabilitas

  Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari jumlah kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1995: 331).

  Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Analisis profitabilitas yang digunakan, yaitu: 1.

  Gross profit margin Dapat dicari dengan membandingkan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan kemudian dibagi dengan penjualan bersih (netto).

  2. Net profit margin Dapat dicari dengan membandingkan keuntungan bersih sesudah pajak dibagi dengan penjualan bersih.

  3. Net earning power ratio

  Rasio ini sering disebut dengan rate of return on investment atau ROI. ROI sama dengan keuntungan netto sesudah pajak dibagi dengan jumlah aktiva.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

  Abdullah dan Halim (2000) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh operating laverage, Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to

  

Equity dan Current Ratio (CR) terhadap kinerja keuangan (Studi pada

  Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio keuangan perusahaan.

  Muhammad Solahuddin (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisi Faktor Capital, Asset Equity, Earning dan Liquidity (Camel-MS) terhadap kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity (Camel-MS) mempunyai kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia.

  Doris Welly Jayanta (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity (Camel-MS) mempunyai kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia.

  Yulia Purwanti (2005) melakukan penelitan dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada rasio keuangan lain yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan selain rasio – rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  No Peneliti Judul peneliti Variabel Penelitian

  Hasil Penelitian

  1 Abdullah dan Halim (2000) Pengaruhoperating laverage, Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to Equity dan Current Ratio (CR) terhadap kinerja keuangan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Variabel independen (X) yaitu Operating laverage, Inventory Turnover Ratio (ITR), Debt to Equity dan Current Ratio (CR) Variabel dependen (Y) yaitu kinerja keuangan Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasio keuangan perusahaan

  2 Muhammad Solahuddin (2007) Analisi Faktor

  Capital, Asset Equity, Earning dan Liquidity (Camel- MS) terhadap kinerja Bank

  Variabel Independen (X) yaitu Capital, Asser Equity, Earning dan Liquidity

  Dengan menggunaka Analisis Regresi Dummy menunjukkan bahwa capital, asset equity, earning dan liquidity Umum Syariah di Variabel (Camel-MS) Indonesia dependen (Y) mempunyai kinerja keuanga kekuatan untuk memprediksi terhadap tingkat kinerja pada Bank umum di Indonesia

  3 Doris Welly Analisis Laporan Variabel terdapat kecocokan Jayanta (2011) Keuangan Independen (X) model pengaruh Terhadap Kinerja yaitu Rasio yang signifikan Keuangan pada Lancar, Return antara rasio Perusahaan On Asset, Rasio keuangan terhadap Otomotif yang Perputaran Total kinerja keuangan, Terdaftar di Bursa Aktiva, Debt to sehingga hipotesis Efek Indonesia Total Asset yang menyatakan bahwa rasio Variabel keuangan yang dependen (Y) meliputi rasio Kinerja lancar, return on Keuangan assets , rasio perputaran total aktiva, debt to total berpengaruh assets terhadap kinerja keuangan telah teruji kebenaranya. Sedangkan secara parsial return on assets dan debt to total assets yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

  4 Yulia Purwanti Analisis Rasio Variabel Hasil dari penelitian

(2005) Keuangan Dalam independen (X) ini menunjukkan

Memprediksi net fixed asset, bahwa tidak ada Kondisi Keuangan Long-term debt rasio keuangan lain Financial Distress dan Notes yang dapat Perusahaan Payable digunakan sebagai Manufaktur yang alat untuk terdaftar di Bursa Variabel memprediksi kondisi Efek Jakarta dependen (Y) financial distress Financial perusahaan selain

  Distress rasio – rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman.

2.3 Kerangka Konseptual

  Return on

  Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah

  ( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total Assets, sedangkan variabel Assets dependen atau variabel terikatnya adalah kinerja keuangan.

  Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan di perusahaan. Pemegang saham perlu melakukan analisis kinerja perusahaan terlebih dahulu untuk menentukan kebijakan investasinya, sehingga ia dapat mengambil keputusan investasi sesuai dengan return yang diharapkannya dan resiko yang ia toleransi. Pemegang saham dapat memanfaatkan laporan keuangan sebagai sumber informasi untuk menilai kinerja perusahaan. Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut: ROA

  (X1) Perputaran Total

  Aktiva Srtuktur Modal

  (X2) (Y)

  Debt to Total Asset

  (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

  Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi (Erlina, 2007). Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah : Ha : Return on Assets ( ROA), Perputaran total aktiva, dan Debt to Total

  Assets berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 73 98

Pengaruh Modal Kerja pada Laporan Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

18 97 99

Pengaruh Modal Kerja Pada Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan & Minuman Di Bursa Efek Indonesia

27 109 85

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 45 104

Analisis Hubungan antara Rasio Profitabilitas dengan Nilai Tambah Ekonomis dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 84

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 65 113

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 32 86

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 114 120

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kinerja Perusahaan - Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap pajak Penghasilan Sebagai Salah Satu Sumber Penerimaan Negara Studi Empiris: Perusahaan Makanan dan Minuman yang

0 0 34