Pengaruh Modal Kerja Pada Laporan Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan & Minuman Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA PADA LAPORAN KEUANGAN

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MAKANAN & MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

FANNY LUMBAN TOBING

100522167

PROGRAM STUDI AKUNTANSI-S1 DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Fanny Lumban Tobing

Nim : 100522167

Program Studi : Akuntansi-S1

Judul : Pengaruh Modal Kerja pada Laporan Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.

Tanggal: Ketua Program Studi

NIP 19670904 199403 1 004 Drs. Firman Syarif, Msi, Ak.

Tanggal: Ketua Departemen

NIP 19580222 198203 1 003


(3)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja pada Laporan Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 12 Oktober 2012

NIM 100522167 Fanny Lumban Tobing


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT), Current Assets to Total Assets (CATA), dan Current Liabilities to Total Assets (CLTA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2011 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, WCT, CATA, dan CLTA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, WCT, CATA,dan CLTA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, WCT, CATA, dan CLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci: Current Ratio, Working Capital Turnover, Current Assets to

Total Assets, Current Liabilities to Total Assets, Harga Saham, Makanan dan Minuman.


(5)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT), Current Assets to Total Assets (CATA), dan Current Liabilities to Total Assets (CLTA) toward the stock price of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research in causal Assosiative. Population of this research are 16 food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011 and the sample consist of 9 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in the research is secondary data obtained from price, while the dependent variabel are CR, WCT, CATA, and CLTA. This research used multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

The partially test indicated that, each independent variabel (CR, WCT, CATA, and CLTA), give a significant influence to the stock price. The simultaneously test of CR, WCT, CATA, and CLTA does not significantly influence to the stock price.

Key Word : Current ratio, working capital turnover, current assets to total assets, current liabilities to total assets, stock price, food and beverages.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkat kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmatNya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja pada Laporan Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Abi Kusno Dharsuky, MM, selaku dosen pembaca nilai yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Orangtuaku tercinta Drs. S.L.Tobing dan M.Sirait, serta kakakku Artanita L.Tobing, serta adik-adikku Nispa L.Tobing, Sultan L.Tobing, dan Ezra Febyola L.Tobing, serta semua teman-temanku yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan kedepan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 7 Oktober 2012 Penulis

Fanny Lumban Tobing Nim: 100522167


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja ... 7

2.1.1 Pengertian Modal Kerja ... 7

2.1.2 Pentingnya Modal Kerja ... 10

2.1.3 Kebutuhan Modal Kerja ... 11

2.1.4 Manajemen Modal Kerja ... 12

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 13

2.1.6 Sumber Modal Kerja ... 14

2.1.7 Penggunaan Modal Kerja ... 17

2.2 Saham ... 18

2.2.1 Pengertian Saham ... 18

2.2.2 Jenis Saham ... 19

2.3 Harga Saham ... 22

2.3.1 Pengertian Harga Saham ... 22

2.3.2 Jenis Harga Saham ... 23

2.4 Peneliti Terdahulu ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 26

2.6 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Metode Analisis Data ... 32

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 32


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Asumsi Klasik ... 36

4.1.1 Uji Normalitas ... 36

4.1.2 Uji Multikolinearitas ... 45

4.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 46

4.1.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.2 Pengujian Hipotesis ... 49

4.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 49

4.2.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 50

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tabel Peneliti Terdahulu ... 25

3.1 Sampel Penelitian ... 29

4.1 Uji Normalitas data (1) ... 40

4.2 Uji Normalitas data (2) ... 44

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

4.5 Hasil Uji F ... 50


(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Uji Normalitas dengan Histogram (1) ... 37

4.2 Uji Normalitas dengan Plot (1) ... 38

4.3 Uji Normalitas dengan Scatterplot (1) ... 39

4.4 Uji Normalitas dengan Histogram (2) ... 42

4.5 Uji Normalitas dengan Plot (2) ... 43


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Sampel Penelitian ... 60

2 Data CR,WCT,CATA,CLTA,dan Harga saham 2009 ... 60

3 Data CR,WCT,CATA,CLTA,dan Harga saham 2010 ... 61

4 Data CR,WCT,CATA,CLTA,dan Harga saham 2011 ... 61

5 Diagram histogram sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 62

6 Uji normalitas dengan plot sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 63

7 Uji normalitas dengan scatterplot sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 64

8 Uji normalitas data sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 65

9 Diagram histogram setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 66

10 Uji normalitas dengan plot setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 66

11 Uji normalitas data setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 ... 67

12 Hasil uji multikolinearitas ... 68

13 Hasil uji heteroskedastisitas ... 68

14 Hasil uji autokorelasi ... 69

15 Hasil uji F ... 69


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT), Current Assets to Total Assets (CATA), dan Current Liabilities to Total Assets (CLTA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2011 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 9 perusahaan. Metode purposive sampling digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, WCT, CATA, dan CLTA. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, WCT, CATA,dan CLTA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, WCT, CATA, dan CLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci: Current Ratio, Working Capital Turnover, Current Assets to

Total Assets, Current Liabilities to Total Assets, Harga Saham, Makanan dan Minuman.


(14)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT), Current Assets to Total Assets (CATA), dan Current Liabilities to Total Assets (CLTA) toward the stock price of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The design used in this research in causal Assosiative. Population of this research are 16 food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2011 and the sample consist of 9 companies. Purposive sampling method is used for the sample selection. Data used in the research is secondary data obtained from price, while the dependent variabel are CR, WCT, CATA, and CLTA. This research used multilinear regression analysis for statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.

The partially test indicated that, each independent variabel (CR, WCT, CATA, and CLTA), give a significant influence to the stock price. The simultaneously test of CR, WCT, CATA, and CLTA does not significantly influence to the stock price.

Key Word : Current ratio, working capital turnover, current assets to total assets, current liabilities to total assets, stock price, food and beverages.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan yang go publik untuk mendapatkan sumber dana khususnya dana jangka panjang. Peran pasar modal dari sisi perusahaan adalah tersedianya dana dari investor ke perusahaan sedangkan dari sisi investor diharapkan akan mendapat pengembalian dari penyetoran dana tersebut.

Emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia saat ini semakin banyak mengakibatkan perdagangan saham. Semakin marak dan semakin banyak investor yang tertarik untuk terjun dalam jual beli saham. Menurut Brigham & Houston (2006), harga saham yang berlaku saat ini mencerminkan seluruh informasi yang tersedia bagi publik, sehingga harga-harga saham akan menyesuaikan diri terhadap setiap berita baik maupun buruk yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan ketika beritanya tersebar.

Tingkat keuntungan investasi dalam saham di pasar modal sangat dipengaruhi oleh saham yang bersangkutan. Maka untuk memperoleh keuntungan investasi yang diinginkan, seorang investor harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal serta mampu melakukan analisis terhadap saham-saham yang ada (Resmi, 2002). Analisis fundamental dan analisis teknikal adalah analisis yang sering digunakan untuk mengukur nilai suatu harga saham. Analisis fundamental adalah analisis yang berhubungan


(16)

yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya atau faktor psikologis investor dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan dari gambaran yang telah dibuat.

Harga saham yang berlaku setiap hari selalu berubah-ubah, naik ataupun turun. Data harga saham yang diperoleh dalam penelitian inipun berfluktuasi. Peneliti berpendapat tingkat keuntungan investasi dipasar modal sangat dipengaruhi harga saham yang bersangkutan. Investor yang ingin berinvestasi, pertama kali akan melihat harga saham perusahaan, apabila harga saham perusahaan tersebut tinggi, investor cenderung akan membeli saham pada perusahaan tersebut.

Pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja manajemen dapat menjual saham yang dimiliki dan menginvestasikan uangnya ke perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan, maka akan menurunkan harga saham suatu perusahaan. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, harga saham merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.

Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara terutama negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena pasar modal dapat menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan selain bank. Keunggulan pasar modal dibandingkan bank adalah untuk mendapatkan dana suatu perusahaan tidak perlu menyediakan agunan seperti yang disyaratkan oleh


(17)

bank, melainkan menunjukkan prospek yang baik maka surat berharga akan laku terjual di pasar modal.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pergerakan harga saham yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebut juga sebagai faktor fundamental adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Faktor internal ini berkaitan dengan pendapatan yang akan diperoleh para pemodal baik berupa dividen maupun capital gain.

Faktor eksternal merupakan faktor nonfundamental. Biasanya bersifat makro seperti situasi politik dan keamanan, perubahan nilai tukar mata uang, naik turunnya suku bunga bank dan serta rumor-rumor yang sengaja oleh spekulan atau orang-orang yang ingin mengeruk keuntungan dari situasi tersebut (Nirawati, 2003). Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran masyarakat atas saham yang diperdagangkan di pasar modal. Sehingga juga mempengaruhi harga saham dari perusahaan, apakah akan terjadi peningkatan harga saham atau sebaliknya.

Penelitian ini hanya menganalisis faktor–faktor fundamental yang bersifat controllable (dapat dikendalikan). Rasio keuangan yang digunakan dalam pendekatan fundamental adalah Debt to Equity Ratio (DER) mewakili proporsi hutang terhadap modal usaha. Faktor tersebut digunakan sebagai variabel bebas dikarenakan bahwa faktor tersebut menggambarkan return dan risk yang akan diterima investor atas investasinya pada saham perusahaan. Faktor fundamental


(18)

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pemimpin atau pemilik perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional perusahaan yang selalu mengalami perubahan dari periode yang satu ke periode berikutnya.

Kinerja keuangan menyangkut keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Sawir (2005), Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

Kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh modal kerja antara lain adalah pembelian material atau bahan baku, upah dan gaji karyawan, serta berbagai macam biaya yang diharapkan dapat kembali dalam waktu singkat melalui hasil penjualan. Uang yang masuk dan bersumber dari hasil penjualan barang tersebut akan dikeluarkan kembali guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan berputar secara terus menerus setiap periodenya sepanjang hidup perusahaan.

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh modal kerja. Diantaranya adalah Hendra Pandapotan (2011), dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh Modal Kerja, Return Spread terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Mesno (2012), dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap likuiditas per consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Pardamean


(19)

Siregar (2011), dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh kebijakan modal kerja terhadap return on investment pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Dalam hal ini, peneliti menggambil judul penelitian yaitu “Pengaruh modal kerja pada laporan keuangan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Peneliti memilih perusahaan makanan dan minuman karena peneliti terdahulu tidak menggunakan perusahaan makanan dan minuman. Selain itu, peneliti terdahulu juga tidak meneliti pengaruh modal kerja terhadap harga saham. sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan makanan dan minuman untuk melihat apakah modal kerja mempengaruhi harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat pengaruh modal kerja pada laporan keuangan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


(20)

laporan keuangan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja, tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan juga bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi penulis, yaitu sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti.

2. Bagi perusahaan, yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk tetap berusaha mempertahankan modal kerja perusahaan yang baik dan optimal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang dan sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modal Kerja

2.1.1 Pengertian Modal Kerja

Pemahaman modal kerja sangat erat hubungannya dalam rangka menghitung kebutuhan modal kerja. Pengertian modal kerja yang berbeda-beda akan menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja yang juga berbeda. Modal kerja menurut Sawir (2005), “keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Yang dibagi dalam tiga konsep yaitu:

1) Konsep Kuantitatif

Berdasarkan pendekatan konsep kuantitatif, modal kerja merupakan jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

2) Konsep Kualitatif

Konsep ini menitikberatkan kualitas modal kerja suatu badan usaha atau perusahaan. Modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan selisih jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan hutang lancar pada suatu periode tertentu. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital).


(22)

3) Konsep Fungsional

Konsep fungsional menekankan pada aspek fungsi modal kerja yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.

Modal kerja adalah aktiva jangka pendek yang digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh perusahaan. Kebijakan modal kerja adalah sebuah keputusan yang diambil oleh manajer. Besar kecilnya modal kerja yang disediakan oleh perusahaan terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba dan resiko. Dalam manajemen modal kerja ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional yaitu:

1) Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. 2) Kemampuan memperoleh laba sebanding dengan resiko.

Adapun rasio yang digunakan adalah:

1) Hubungan Rasio Lancar (Current Ratio) terhadap ROI

Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio ini menunjukkan berapa besar hutang lancar yang dijamin oleh aktiva lancar.

������������ = Aktiva Lancar

Hutang Lancarx 100%

Semakin besar rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu unsur kebijakan modal kerja berasal dari aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan.


(23)

2) Hubungan Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover Ratio) terhadap ROI

Rasio perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dapat dihitung dengan rumus:

Tingkat Perputaran Modal Kerja =Tingkat Penjualan

Modal Kerja x100%

Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka semakin baik suatu perusahaan dimana persentase modal kerja yang ada mampu menghasilkan jumlah penjualan terentu. Selain itu, semakin besar rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3) Hubungan Rasio Jumlah Aktiva Lancar terhadap Total Aktiva (Current Assets to Total Assets Ratio) terhadap ROI.

Rasio jumlah aktiva lancar terhadap total aktiva merupakan perbandingan jumlah aktiva lancar terhadap total aktiva yang terdapat di perusahaan. Dapat dihitung dengan rumus:

Rasio Aktiva Lancar terhadap Total Aktiva

= Jumlah Aktiva Lancar

Total Aktiva x 100%

Semakin besar rasio semakin baik karena menunjukkan tersedianya kas, piutang, dan persediaan yang merupakan harta lancar yang paling likuid dibandingkan dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan.


(24)

4) Hubungan Rasio Jumlah Hutang Lancar terhadap Total Aktiva (Current Liabilities to Total Assets Ratio) terhadap ROI

Rasio jumlah hutang lancar terhadap total aktiva merupakan perbandingan jumlah hutang lancar terhadap total aktiva yang terdapat di perusahaan yang dinyatakan dalam persen. Dapat dihitung dengan rumus:

Rasio Hutang Lancar terhadap Total Aktiva

=Jumlah Hutang Lancar

Total Aktiva x 100%

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang jangka pendek.

2.1.2 Pentingnya Modal Kerja

Menurut Munawir (2007), tersedianya modal kerja yang dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, effek, piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:


(25)

1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar

2) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

3) Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.

5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.

6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

2.1.3 Kebutuhan Modal Kerja

Modal kerja harus direncanakan sesuai kebutuhan, hal ini sesuai dengan pernyataan Djarwanto (2001): “kebutuhan modal kerja harus direncanakan dengan seksama oleh manajer keuangan karena kesalahan didalam manajemen modal kerja akan menyebabkan kesalahan yang fatal bagi perusahaan. Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisa.


(26)

Besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan tergantung pada beberapa hal yaitu:

1) Sifat umum atau tipe perusahaan

2) Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang tersebut. 3) Syarat pembelian dan penjualan

4) Tingkat perputaran persediaan 5) Tingkat perputaran piutang

6) Pengaruh konjungtur (business cycle)

7) Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek

8) Pengaruh musim

9) Credit rating dari perusahaan.

2.1.4 Manajemen Modal Kerja

Menurut Sawir (2005), manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:

1) Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih


(27)

besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

2) Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

3) Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Penetapan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Sifat dan tipe perusahaan.

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih kecil daripada kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang.


(28)

panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Selain itu, harga pokok per satuan barang yang semakin besar juga akan membutuhkan modal kerja semakin besar pula. 3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan. Jika syarat kredit yang

diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan ataupun barang dagangan.

4) Syarat Penjualan. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang.

5) Tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.

2.1.6 Sumber Modal Kerja

Menurut Munawir (2007), pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:

1) Hasil Operasi Perusahaan

Hasil operasi perusahaan adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan


(29)

perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.

2) Keuntungan dari Penjualan Surat – Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek)

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (marketable securities) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja. Apabila investasi jangka pendek itu dijual dengan harga jual yang sama dengan harga perolehannya (tanpa laba maupun rugi), maka penjualan tersebut tidak akan mempengaruhi besarnya modal kerja. Didalam menganalisa sumber-sumber modal kerja maka sumber yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan.


(30)

3) Penjualan Aktiva Tidak Lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan aktiva tersebut.

Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).

4) Penjualan Saham atau Obligasi.

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu, perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) di samping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan


(31)

keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

2.1.7 Penggunaan Modal Kerja

Menurut Munawir (2007), penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

1) Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan, atau barang dagangan, perlengkapan kantor, dan pembayaran biaya-biaya lainnya.

2) Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau effek, maupun kerugian yang insidentil lainnya.

3) Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiusn pegawai, dana expansi ataupun dana-dana lainnya. Adanya pembentukan dana ini berarti adanya perubahan bentuk aktiva dan aktiva lancar menjadi aktiva tetap.

4) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.

5) Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi, maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya,


(32)

6) Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran dividen dalam perseroan terbatas. Dengan kata lain adanya penurunan sektor modal yang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar atau bertambahnya hutang lancar dalam jumlah yang sama.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga, 2003). Saham juga dapat didefenisikan sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut (Darmadji, 2006).

Saham yang diperjualbelikan di pasar modal adalah saham perusahaan-perusahaan yang go public. Dengan memiliki saham suatu perusahaan akan memberikan berbagai manfaat. Manfaat yang diperoleh antara lain:

1) Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemilik saham.


(33)

2) Capital Gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

3) Manfaat non-finansial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan (Anoraga, 2003).

2.2.2 Jenis Saham

Umumnya saham yang dikenal sehari-hari adalah saham biasa (common stock) tetapi ada juga jenis saham yang lainnya. Menurut Riyanto (1999), ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham diantaranya sebagai berikut:

1) Berdasarkan segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya berada diurutan paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas hak kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferen stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh


(34)

dividen. Sedangkan persamaannya antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar.

2) Berdasarkan cara pengalihannya, saham dapat dibedakan atas:

a. Saham Atas Unjuk (bearer stock), artinya saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (registered stock), yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3) Berdasarkan kinerja perdagangan, maka saham dapat dibedakan atas: a. Blue Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki


(35)

mampu dibayarkan oleh perusahaan lain sejenis. Emiten seperti ini biasanya menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dari rata-rata yang mampu dibayarkan oleh perusahaan lain sejenis. Emiten seperti ini biasanya menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur mampu membayarkan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.

c. Growth Stocks (well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi sebagai leader di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.

d. Speculative Stocks. Yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan tinggi di masa mendatang.

e. Counter Cylical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagaimana akibat dari kemampuan emiten memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa


(36)

sangat atau selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok , customer goods. Ada juga literature yang menyebutkan saham jenis ini dengan nama defensive stocks.

f. Cylical Stocks, yaitu saham emiten yang mempunyai masa kemakmuran pada masa-masa tertentu saja. Misalnya, perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan menghasilkan penjualan pesat menjelang tahun ajaran baru dimulai perusahaan yang memproduksi perlengkapan sekolah akan kebanjiran order. Begitu juga dengan perusahaan yang memproduksi seragam sekolah. g. Junk Stocks, yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang

tidak memiliki manajemen yang baik dan seringkali mengalami kerugian. Perusahaan seperti ini memiliki uang yang banyak dan tidak memiliki produk yang berprospek cerah. Kalaupun pernah membagikan dividen jumlahnya kecil dan seringkali dilakukan karena dipaksa akibat adanya peraturan.

2.3 Harga Saham

2.3.1 Pengertian Harga Saham

Harga saham menurut Undang-undang No 8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Pergerakan harga saham dapat ditentukan oleh permintaan dan penawaran oleh para investor. Pada saat kondisi permintaan lebih banyak daripada penawaran maka harga


(37)

saham cenderung naik, demikian sebaliknya pada saat penawaran lebih besar daripada permintaan maka harga saham cenderung turun. Harga saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu harga pasar dan harga teoritis atau nilai instrinsik (Brigham dan Houston, 2006).

Harga saham adalah aktual saham di pasar modal, sedangkan nilai instrinsik adalah present value arus kas (return) yang diharapkan dari sebuah saham pada periode tertentu. Harga pasar suatu saham dibedakan menjadi harga pasar rata-rata selama satu periode, harga pembukaan pada suatu periode (open price) dan harga penutupan pada suatu periode (closing price).

2.3.2 Jenis Harga Saham

Harga saham ditentukan oleh harga yang terjadi pada saat harga saham tersebut pertama kali diterbitkan perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public offering) yaitu dipasar perdana pada saat saham tersebut diperjualbelikan di pasar sekunder. Menurut situs mengemukakan bahwa ada beberapa jenis saham yaitu:

a. Harga Saham Sektoral

Harga saham yang tergabung dalam sektor-sektor tertentu yang ada di Bursa Efek Indonesia.

b. Harga Saham Gabungan


(38)

c. Harga Saham Individual

Harga saham dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya. d. Harga Saham LQ45

Harga saham dengan 45 saham unggulan yaitu terlikuiditasi tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi.

e. Harga Saham JII

Harga saham perusahaan menurut syariat islam f. Harga Saham Kompas 100

Harga saham perusahaan yang tergabung dalam 100 besar perusahaan pilihan menurut harian surat kabar kompas.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan yaitu harga saham terjadi ketika pertama kali perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) dimana harga saham ditetapkan perusahaan. Dan yang kedua harga yang terjadi ketika dipasar sekunder disebabkan karena kekuatan pasar yaitu permintaan dan penawaran saham tersebut. Sedangkan pada saat harga saham tersebut diperjualbelikan di lantai bursa maka harga saham tersebut dapat bermacam-macam sesuai dengan jenis saham perusahaan tersebut.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pengaruh modal kerja yang telah dilakukan oleh peneleti sebelumnya adalah sebagai berikut:


(39)

Tabel 2.1

Tabel Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

1 Hendra Pandapotan

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Return Spread terhadap Tingkat Likuiditas pada

Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2011)

Variabel

independen: Perputaran Modal Kerja dan Return Spread Variabel

dependen:

Likuiditas

Perputaran Modal Kerja, Return Spread berpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 Mesno Pengaruh Perputaran

Modal Kerja dan Return Spread terhadap

Likuiditas per Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2012)

Variabel

independen: Perputaran Modal Kerja dan Return Spread Variabel dependen: Likuiditas per Consumer Goods Industry. Perputaran Modal Kerja dan Return Spread berpengaruh terhadap Likuiditas per Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(40)

3 Pardamean Siregar

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja terhadap ROI pada Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2011) Variabel independen: Kebijakan Modal Kerja. Variabel

dependen: ROI.

Kebijakan Modal Kerja berpengaruh terhadap ROI pada Industri Rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2011)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hal ini berarti kerangka konseptual menjelaskan pengaruh modal kerja terhadap harga saham. Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptual penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H5 Modal kerja (X)

HI

H2

H3

H4 Current Ratio (X1)

Working Capital Turnover (X2)

Current Assets to Total Assets (X3)

Current Liabilities to


(41)

Pada penelitian ini, variabel dependen dalam penelitian ini adalah modal kerja, yaitu keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja dapat diukur dengan menggunakan current ratio, working capital turnover, current assets to total assets, current liabilities to total assets . Modal kerja dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2006). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: “Modal Kerja pada Laporan Keuangan Berpengaruh Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitan asosiatif manual adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Desain asosiatif kausal ini bertujuan untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2009-2011, yaitu sebanyak 16 perusahaan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu criteria tertentu. Berikut ini merupakan tiga kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan peneliti:


(43)

1. Sampel merupakan perusahaan makanan dan minuman yang masih terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2009-2011.

2. Perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan selama periode tahun 2009-2011

3. Perusahaan tersebut menghasilkan laba selama periode tahun 2009-2011. Berdasarkan tiga kriteria tersebut, maka sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 perusahaan.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 4 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6 PSDN PT Prashida Aneka Niagara Tbk 7 SKLT PT Sekar Laut Tbk

8 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 9 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk


(44)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk simbol, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari website bursa efek Indonesia,

yait

Data dalam penelitian ini adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section. Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu. Data cross section merupakan sekumpulan data dari fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh melalui media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs


(45)

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset. Berikut ini adalah dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Di dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah harga saham pada perusahaan makanan dam minuman di bursa efek Indonesia. Saham merupakan surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecil modal yang disetor.

2. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2006). Di dala penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah modal kerja yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Indonesia. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki


(46)

perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

3.6. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisi data, peneliti menggunakan program SPSS versi 17. Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Peneliti terlebih dahulu menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005). Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik


(47)

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilihat untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika membentuk pola tertentu, maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas . Menurut (Ghozali, 2005), dasar analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:


(48)

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta tidak menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Pengujian autokorekasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendeteksi angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2, maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah Noautocorrelation. 3.6.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.

a. Uji Signifikansi Simultan (f-test)

Uji f digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh


(49)

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji dikatakan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Berikut ini adalah ketentuan yang digunakan:

Ho diterima dan H1 ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% Ho ditolak dan H1 diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5 %.

b. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Berikut ini adalah ketentuan yang digunakan:

Ho diterima dan H1 ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.1 Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model kolmogorov-smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho: data residual terdistribusi normal H1: data residual terdistribusi tidak normal

Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05, maka distribusi data normal. Tetapi apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka distribusi data tidak normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu analisis grafik yang terdiri dari histogram, normal probability plot, dan scatterplot. Hasil uji grafik dalam penelitian ini menunjukkan distribusi residual yang tidak normal, hal ini ditunjukkan grafik histogram yang menceng ke kanan dan kiri, normal probability plot juga menunjukkan hal yang sama dimana titik-titik dalam plot terlihat menyebar jauh dari garis diagonal baik diatas maupun dibawah garis diagonal.


(51)

Gambar 4.1 uji normalitas dengan histogram (1)

Grafik histogram diatas menunjukkan bahwa data belum terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yang seharusnya atau data menceng ke kanan dan kiri. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot sebagai berikut:


(52)

Gambar 4.2 Uji normalitas dengan plot (1)

Menurut (Ghozali,2005), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik, yaitu jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menjauhi garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan histogram bahwa data belum terdistribusi normal.


(53)

Gambar 4.3 Hasil uji dengan Scatterplot

Uji normalitas dengan scatterplot diatas menunjukkan bahwa data belum terdistribusi dengan normal. Hal ini ditunjukkan dengan data (titik) yang mengumpul di satu bagian atau tidak menyebar, yang menandakan bahwa data belum terdistribusi dengan normal. Hal ini sejalan dengan menggunakan histogram dan grafik normal plot bahwa data belum terdistribusi normal. Uji kolmogorov-smirnov (k-s), hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1


(54)

Tabel 4.1 Uji normalitas data (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR WCT CATA CLTA Harga_saham

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,, b

Mean 2.2190 6.8233 .5480 .2970 10892.93

Std. Deviation 1.33823 5.79595 .16382 .11204 28444.303

Most Extreme Differences

Absolute .363 .189 .156 .129 .422

Positive .363 .189 .156 .129 .422

Negative -.214 -.145 -.105 -.072 -.352

Kolmogorov-Smirnov Z 1.987 1.038 .854 .708 2.313

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .232 .459 .698 .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa variabel CR, WCT, CATA,CLTA, dan Harga Saham masing-masing memiliki nilai kolmogorov-smirnov sebesar 1,987,1,038, 0,845, 0,708, 2,313 dan signifikan pada 0,000 dan 0,001, hal ini berarti H1 diterima yang berarti data residual terdistribusi tidak normal. Karena residual dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal perlu dilakukan tindakan penormalan data. Data yang tidak terdisttribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal (Ghozali, 2005).


(55)

Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian dalam bentuk fungsi logaritma10 (LG10) dalam bentuk grafik histogramnya disebut subtansial positive skewness. Kemudian data diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas.

Setelah dilakukan transformasi distribusi residual menjadi relatif normal, hal ini ditunjukkan dari grafik histogram yang tidak terlalu menceng. Selain itu, normal probability plot menunjukkan pola titik yang menyebar mendekati dan searah garis diagonal, hal ini mengindikasikan data sudah relatif lebih normal.


(56)

(57)

Gambar 4.5 Uji normalitas dengan plot (2)

Untuk memastikan lebih akuratnya prediksi asumsi normalitas selanjutnya dilakukan uji kolmogorov-smirnov. Uji ini mensyaratkan nilai signifikansi dari residual lebih besar 0,05 agar suatu distribusi residual dianggap normal. Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji kolmogorov-smirnov.


(58)

Tabel 4.2 uji normalitas data (2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LGCR LGWCT LGCATA LGCLTA

LGHarga saham

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean -.2358 .6738 -.2796 -.5571 3.2002 Std. Deviation .25129 .41262 .12838 .16582 .81955 Most Extreme

Differences

Absolute .162 .122 .102 .119 .120

Positive .162 .102 .102 .073 .120

Negative -.143 -.122 -.094 -.119 -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .886 .670 .559 .654 .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .412 .760 .913 .786 .778

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari keterangan data diatas dapat disimpulkan bahwa data bersifat normal dengan kriteria:

1. N = 30 berarti jumlah sampel yang diamati ada 30 sampel data 2. Nilai kolmogorov-smirnov = 0,886, 0,670, 0,559, 0,654, 0,778

dengan probabilitas atau p>0,05 pada uji normalitas kolmogorov-smirnov. Oleh karena nilai p untuk setiap variabel yang diuji >0,05 maka diketahui bahwa data variabel adalah normal atau memenuhi syarat uji normalitas.


(59)

3. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan distribusi residual sudah normal.

4.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka >10 menandakan terdapat gejala multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284 a. Dependent Variable: LGHarga_saham


(60)

Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel penelitian. Hal ini ditunjukkan dalam angka VIF (Variance Inflation Factor) dari CR, WCT, CATA, dan CLTA yang <10.

4.1.3 Uji Heterokedastisitas

Tujuan dilakukannya uji heterokedastisitasnya adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan pengganggu antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut disajikan hasil dari uji heterokedastisitas yang ditunjukkan dalam grafik scatterplot.


(61)

Gambar 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak pakai.


(62)

4.1.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan pengujian uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Mod el R

R Squar e Adjuste d R Square Std. Error of the Estimat e Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang

e df1 df2

Sig. F Change

1 .716a .513 .435 .61580 .513 6.591 4 25 .001 1.494 a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR


(63)

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa angka R sebesar 0,513 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan harga saham (variabel dependen) dengan CR, WCT, CATA, CLTA (variabel independen) kuat karena R > 50% (0,5). Angka koefisien determinasi (adjusted R) bernilai 0,435. Angka ini mengindikasikan bahwa 43,5% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh CR, WCT, CATA, CLTA sedangkan sisanya 56,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Tabel diatas menunjukkan bahwa Durbin Watson sebesar 1,494. Angka statistik ini menunjukkan bahwa nilai D-W diantara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi antar residual.

4.2 Pengujian Hipotesis

4.2.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tujuan dilakukannya uji statistik F adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Uji signifikansi simultan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(64)

Tabel 4.5 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 9.998 4 2.499 6.591 .001a

Residual 9.480 25 .379

Total 19.478 29

a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR b. Dependent Variable: LGHarga_saham

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa semua variabel independen (CR, WCT, CATA, dan CLTA) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (harga saham) secara bersama-sama atau simultan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabel yang menunjukkan angka 0,001, yaitu < 0,05.

4.2.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Tujuan dilakukannya uji statistik t adalah untuk melihat bagaimana pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial). Uji signifikansi Parsial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(65)

Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284 a. Dependent Variable: LGHarga_saham

Berdasarkan pengujian secara parsial tersebut, dapat dilihat bahwa : 1. Nilai signifikansi CR sebesar 0,350 yang berarti >0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Nilai signifikansi WCT sebesar 0,011 yang berarti <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel WCT berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Nilai signifikansi CATA sebesar 0,863 yang berarti >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CATA tidak berpengaruh signifikan


(66)

4. Nilai signifikansi CLTA sebesar 0,295 yang berarti >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Maka, dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial hanya variabel WCT (Working Capital Turnover) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi WCT < 0,05. Sedangkan untuk variabel CR, CATA, CLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel-variabel tersebut > 0,05.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, diantara semua variabel independen yaitu CR, WCT, CATA, dan CLTA, hanya WCT yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham (variabel dependen). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi WCT < 0,05, sedangkan variabel independen lainnya yaitu CR, CATA, dan CLTA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi CR, CATA, dan CLTA > 0,05

Current Ratio (CR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,350 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh terhadap harga saham


(67)

pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Working Capital Turnover (WCT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,011 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel WCT berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Current Assets to Total Assets (CATA) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,863 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CATA tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Current Liabilities to Total Assets (CLTA) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,295 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CLTA tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian secara simultan CR, WCT, CATA, dan CLTA berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05. Dapat


(68)

CATA, dan CLTA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dijelaskan pada bab4, maka kesimpulan yang dapat diambil akan dijelaskan dibawah ini: 1. Current Ratio (CR), tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,350 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan CR tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Working Capital Turnover (WCT), berpengaruh signifikan terhadap

harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,011 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan WCT berpengaruh terhadap harga saham.

3. Current Assets to Total Assets (CATA), tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,863 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan CATA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4. Current Liabilities to Total Assets (CLTA), tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0,295 > 0,05 setelah dilakukan uji t.


(70)

Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan CLTA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

5. Variabel independen (CR, WCT, CLTA, dan CATA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan angka signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05 setelah dilakukan uji f. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen yang diteliti berpengaruh terhadap harga saham.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi berbagai pihak, diantaranya bagi investor dan calon investor, bagi perusahaan, dan bagi calon peneliti selanjutnya.

1. Bagi investor dan calon investor

Investor maupun calon investor ada baiknya terlebih dahulu mengetahui latar belakang perusahaan dan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun sebelum memutuskan melakukan investasi pada saham suatu perusahaan. Informasi ini akan membantu investor dan calon investor dalam memberikan pengetahuan yang lebih jelas mengenai latar belakang perusahaan dan dapat memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih akurat.


(71)

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan dalam menarik minat investor terhadap saham perusahaan, ada baiknya perusahaan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi return yang diharapkan investor. Semakin baik suatu perusahaan mengatur keuangannya, semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang berakibat pada meningkatnya permintaan saham perusahaan di pasar modal. Profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang harus mendapat perhatian khusus mengingat Working Capital Turnover (WCT) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sesuai dengan hasil penelitian ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan perusahaan yang memiliki karakteristik yang lebih beragam dengan sampel penelitian yang lebih banyak dan memperpanjang periode penelitian. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk menambah variabel-variabel kinerja keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham, keadaan perekonomian, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, stabilitas politik dan keamanan, dan lain-lain, sehingga dapat diperoleh gambarann yang lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anoraga, Pandji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Cetakan kelima. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Baker, Richard E, Lembke, Valdean C, King Thomas E dan Jeffery, Chintia G, 2008. Advanced Financial Accounting (7th ed), Mc Graw Hill, USA.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan.Buku satu, Edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M, 2001. Pasar Modal di Indonesia Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto.2001.Pokok – Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan kedelapan, Yogyakarta; BPFE-Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Jogiyanto, Hartono, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga,

Cetakan Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi penelitian Bisnis, Edisi 2004/2005, Cetakan Pertama, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Munawir, Drs, 2004. Analisa Laporan Keuagan, Slemba Empat, Yogyakarta. Resmi, Siti, 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Return

Saham, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Kompak, Yogyakarta.

Rochaety, Ety, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Riyanto Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Keenam, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sawir, Agnes.2005.Analisa Kinerja Keuangan dan Pembelanjaan Perusahaan, cetakan kelima, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Subramanyam, Jhon J Wild, 2010. Analisa Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.


(73)

Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama,Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Skripsi:

Frederick, Gozali, 2010. Pengaruh Return on Asset, Return on Equity, dan Earning per Share Terhadap Retuen Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI, Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mesno. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas per Consumer Goods Industry yang terdaftar di BEI. Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pandapotan, Hendra, 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Return Spread terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI. Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Siregar, Pardamean. 2011. Pengaruh Kebijakan Moodal Kerja terhadap ROI pada

Industri Rokok yang terdaftar di BEI. Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Situs Web:

Jenis-jenis Saham/ (20 Juli 2012).

Laporan Keuangan Perusahaan Makanan dan


(74)

Lampiran 1 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 4 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6 PSDN PT Prashida Aneka Niagara Tbk 7 SKLT PT Sekar Laut Tbk

8 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 9 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

10 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

Lampiran 2

Data CR, WCT, CATA, CLTA, dan harga saham tahun 2009

Kode Perusahaan Tahun 2009 Current Ratio (CR) Working Capital Turnover (WCT)

Current assets to total assets (CATA) Current Liabilities to total assets (CLTA) Harga Saham

ADES 2,56 3,61 0,38 0,17 720

CEKA 4,80 3,98 0,67 0,14 1440

AISA 1,20 7,04 0,29 0,24 389

ULTJ 2,12 3,77 0,47 0,22 610

DLTA 4,53 2,65 0,81 0,18 49500


(75)

SKLT 1,90 0,69 0,45 0,24 100

PSDN 1,57 7,98 0,58 0,38 100

INDF 1,16 20,56 0,32 0,28 2725

Lampiran 3

Data CR, WCT, CATA, CLTA, dan harga saham tahun 2010

Kode Perusahaan TAHUN 2010 Current Ratio (CR) Working Capital Turnover (WCT) Current assets to total assets (CATA) Current Liabilities to total assets (CLTA) Harga Saham

ADES 1,51 4,90 0,41 0,37 850

CEKA 1,68 2,78 0,86 0,55 1150

AISA 1,29 4,77 0,34 0,37 558

ULTJ 2,01 4,11 0,58 0,24 1140

DLTA 6,33 25,30 0,80 0,13 93000

FAST 1,71 12,60 0,55 0,36 7269

SMAR 1,53 9,47 0,50 0,33 3450

SKLT 1,93 0,77 0,57 0,25 140

PSDN 1,38 12,50 0,65 0,57 110

INDF 2,04 3,86 0,42 0,21 5450

Lampiran 4

Data CR, WCT, CATA, CLTA, dan harga saham tahun 2011

Kode Perusahaan TAHUN 2011 Current Ratio (CR) Working Capital Turnover (WCT) Current assets to total assets (CATA) Current Liabilities to total assets (CLTA) Harga Saham


(76)

ULTJ 1,52 0,76 0,42 0,38 1280

DLTA 6,01 2,90 0,83 0,14 125000

FAST 1,80 9,96 0,50 0,27 9300

SMAR 1,96 8,68 0,54 0,30 6600

SKLT 1,70 0,81 0,50 0,39 140

PSDN 1,66 12,66 0,76 0,43 300

INDF 2,01 3,98 0,46 0,24 5650

Lampiran 5 Diagram Histogram sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi Lg10


(77)

Lampiran 6

Uji Normalitas dengan plot sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG10

Lampiran 7

Uji Normalitas dengan Scatterplot sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi LG1O


(78)

Lampiran 8

Uji Normalitas data sebelum dilakukan transformasi dengan fungsi Lg10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR WCT CATA CLTA Harga_saham

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,, b

Mean 2.2190 6.8233 .5480 .2970 10892.93

Std. Deviation 1.33823 5.79595 .16382 .11204 28444.303

Most Extreme Differences

Absolute .363 .189 .156 .129 .422

Positive .363 .189 .156 .129 .422

Negative -.214 -.145 -.105 -.072 -.352

Kolmogorov-Smirnov Z 1.987 1.038 .854 .708 2.313

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .232 .459 .698 .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(79)

Lampiran 9

Diagram Histogram setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10

Lampiran 10

Uji Normalitas dengan plot setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10


(80)

Lampiran 11

Uji Normalitas data setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LGCR LGWCT LGCATA LGCLTA

LGHarga saham

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean -.2358 .6738 -.2796 -.5571 3.2002 Std. Deviation .25129 .41262 .12838 .16582 .81955 Most Extreme

Differences

Absolute .162 .122 .102 .119 .120

Positive .162 .102 .102 .073 .120

Negative -.143 -.122 -.094 -.119 -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .886 .670 .559 .654 .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .412 .760 .913 .786 .778

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(81)

Lampiran 12

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284

Lampiran 13

Hasil Uji Heterokedastisitas


(82)

Lampiran 14

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Mod el R

R Squar e Adjuste d R Square Std. Error of the Estimat e Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang

e df1 df2

Sig. F Change

1 .716a .513 .435 .61580 .513 6.591 4 25 .001 1.494 a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR

b. Dependent Variable: LGHarga_saham

Lampiran 15

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 9.998 4 2.499 6.591 .001a

Residual 9.480 25 .379

Total 19.478 29

a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR b. Dependent Variable: LGHarga_saham


(83)

Lampiran 16

Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284 a. Dependent Variable: LGHarga_saham


(84)

(85)

(1)

Uji Normalitas data setelah dilakukan transformasi dengan fungsi LG10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LGCR LGWCT LGCATA LGCLTA

LGHarga saham

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean -.2358 .6738 -.2796 -.5571 3.2002 Std. Deviation .25129 .41262 .12838 .16582 .81955 Most Extreme

Differences

Absolute .162 .122 .102 .119 .120

Positive .162 .102 .102 .073 .120

Negative -.143 -.122 -.094 -.119 -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .886 .670 .559 .654 .659

Asymp. Sig. (2-tailed) .412 .760 .913 .786 .778

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Lampiran 12

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284

Lampiran 13

Hasil Uji Heterokedastisitas


(3)

Lampiran 14

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mod el R

R Squar e Adjuste d R Square Std. Error of the Estimat e Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang

e df1 df2

Sig. F Change

1 .716a .513 .435 .61580 .513 6.591 4 25 .001 1.494 a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR

b. Dependent Variable: LGHarga_saham

Lampiran 15

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 9.998 4 2.499 6.591 .001a

Residual 9.480 25 .379

Total 19.478 29

a. Predictors: (Constant), LGCLTA, LGCATA, LGWCT, LGCR b. Dependent Variable: LGHarga_saham


(4)

Lampiran 16

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.148 .691 3.110 .005

LGCR 1.196 1.257 .367 .952 .350 .131 7.631

LGWCT .850 .308 .428 2.755 .011 .808 1.238

LGCATA .316 1.809 .050 .175 .863 .242 4.125

LGCLTA -1.526 1.427 -.309 -1.069 .295 .233 4.284 a. Dependent Variable: LGHarga_saham


(5)

(6)