Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : IRFAN AULIA SYARIEF

NIM : 050503196

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Irfan Aulia Syarief NIM : 050503196


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan Karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Zainal Bahri Torong, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I, Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas segala


(4)

5. Secara khusus peneliti persembahkan kepada orang tua yang sangat peneliti sayangi, Ayahanda Nasir Syarief dan Ibunda Wirda Nasir. Terima Kasih untuk semua kasih sayang, do’a, dukung, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga peneliti dapat menjadi anak yang dibanggakan. Terima kasih kepada kakak dan adik penulis Erlita Wienanda Syarief, Ermelia Devrita Syarief, dan Irwin Faisal Naviri Syarief atas semua do’a dan semangat yang telah menemani hari-hari peneliti.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi banyak pihak.

Medan, 2010 Peneliti

Irfan Aulia Syarief NIM: 050503196


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan uji t. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) sebagai variabel X dan perubahan laba sebagai variabel Y dengan jumlah sampel 17 perusahaan dari tahun 2007 sampai 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan secara simultan (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara parsial tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap perubahan laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin, perubahan laba


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how financial ratio influence the change of income. This research is conducted at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, and t test. Data is obtained from literatures and internet. The object of this research are current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and gross profit margin (GPM) as X variables and GFKF as Y variable with 17 sample of companies from the year 2007 to 2009.

The result of this research shows that collectively, the financial ratios (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, and gross profit margin) have significant impact on change of income. On the other hand, there are no independent variables that have impact on change of income at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords : current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin, change of income


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

... KATA PENGANTAR ... ii

... ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

... B. Perumusan Masalah ... 4

... C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5


(8)

A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 7

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 8

a. Rasio Likuiditas ... 9

b. Rasio Leverage ... 10

c. Rasio Aktivitas ... 12

1) Total Asstes Turnover ... 12

2) Inventory Turnover ... 13

d. Rasio Profitabilitas ... 13

1) Return On Assets (ROA) ... 15

2) Return On Equity (ROE) ... 16

3) Gross Profit Margin ... 18

3. Analisis Rasio Keuangan ... 18

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 18

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 19

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 20

4. Pengertian Laba ... 21

5. Pengertian Perubahan Laba ... 22

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Konseptual ... 25


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 30

E. Metode Analisis Data ... 34

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 34

a. Uji Normalitas ... 34

b. Uji Multikolinearitas ... 35

c. Uji Heteroskedastisitas ... 35

d. Uji Autokorelasi ... 36

2. Pengujian Hipotesis ... 36

a. Uji signifikansi simultan ... 37

b. Uji signifikansi parsial ... 38

F. Jadwal Penelitian ... 38

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 39

B. Statistik Deskriptif ... 44

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 46


(10)

3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

4. Uji Autokorelasi ... 53

D. Analisis Regresi ... 54

1. Persamaan Regresi ... 54

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 58

3. Pengujian Hipotesis ... 59

a. Uji Signifikansi Simultan ... 59

b. Uji Signifikansi Parsial ... 61

E. Implikasi Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan Penelitian ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

... ... Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 29

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 36

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman ... 39

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 ... 40

Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2008 ... 41

Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Tahun 2009 ... 42

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural 48 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 51


(12)

Tabel 4.11 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 58 Tabel 4.12 Hasil Uji F ... 60 Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 62


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27 ... ... Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 49

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 50 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ... 52


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan

Minuman ... 76

Lampiran 2 Current Ratio (CR) ... 77

Lampiran 3 Debt Ratio (DR) ... 78

Lampiran 4 Total Assets Turnover (TATO) ... 79

Lampiran 5 Inventory Turnover (ITO) ... 80

Lampiran 6 Return On Assets (ROA) ... 81

Lampiran 7 Return On Equity (ROE) ... 82

Lampiran 8 Gross Profit Margin (GPM) ... 83

Lampiran 9 Perubahan Laba ... 84

Lampiran 10 Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi) ... 85

Lampiran 11 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ... 87

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi Statistik ... 89

Lampiran 12 Deskriptif Setelah Transformasi ... 89

Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 90

Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 90

Lampiran 13 Histogram ... 91

Lampiran 13 Grafik Normal P-Plot ... 92


(15)

Nama Halaman

Lampiran 15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 94

Lampiran 16 Hasil Uji Autokorelasi ... 95

Lampiran 17 Hasil Uji F ... 96


(16)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan uji t. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) sebagai variabel X dan perubahan laba sebagai variabel Y dengan jumlah sampel 17 perusahaan dari tahun 2007 sampai 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan secara simultan (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan secara parsial tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap perubahan laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin, perubahan laba


(17)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how financial ratio influence the change of income. This research is conducted at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, and t test. Data is obtained from literatures and internet. The object of this research are current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and gross profit margin (GPM) as X variables and GFKF as Y variable with 17 sample of companies from the year 2007 to 2009.

The result of this research shows that collectively, the financial ratios (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, and gross profit margin) have significant impact on change of income. On the other hand, there are no independent variables that have impact on change of income at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords : current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin, change of income


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada pemegang saham dan masyarakat umum tentang usaha suatu perusahaan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan harus memuat informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan suatu entitas secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Pertama adalah pihak internal perusahaan dan kedua adalah pihak eksternal seperti kreditor, investor, pemasok, pemerintah, dan lain-lain.

Untuk memperoleh informasi keuangan yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakai, maka informasi keuangan yang disajikan harus terlebih dahulu dianalisis sehingga dihasilkan keputusan bisnis yang tepat. Analisis yang biasanya dilakukan adalah analisis keuangan. Analisis keuangan mencoba menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.

Dalam melakukan analisis keuangan diperlukan suatu alat analisis. Alat yang sering digunakan dalam melakukan analisis keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan untuk mengetahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan


(19)

dan kinerja perusahaan baik, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri.

Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 1 (2002) informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba perusahaan untuk tahun yang akan datang dan menaksir resiko dalam meminjam atau dalam melakukan investasi. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan yang sering digunakan adalah laba. PSAK No. 25 tahun 2002 menyatakan bahwa laba dapat dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode tertentu.

Hasil perhitungan rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa depan. Sebagai alat analisis keuangan, rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba yang diperoleh perusahaan sehingga rasio keuangan yang lebih baik dibandingkan rata-rata industri atau tahun sebelumnya diharapkan dapat menunjukkan adanya peningkatan laba.


(20)

pertumbuhan laba. Purnawati (2005) meneliti kemampuan current ratio, gross profit margin, operating profit margin, net income to sales, return on equity, inventory

turnover, total assets turnover, dan sales to current liabilities dalam memprediksi

perubahan laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya inventory turnover, total assets turnover, net income to sales, dan sales to current liablities yang

berpengaruh signifikan terhadap laba.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Efendi (2006) yang menganalisis pengaruh current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, return on equity, dan

gross profit margin terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri

terkait yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya return on assets, return on equity, dan gross profit margin yang berpengaruh signifikan terhadap laba.

Dua tahun kemudian Meilina (2008) meneliti pengaruh current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin terhadap

perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya debt ratio yang berpengaruh signifikan terhadap laba

Berdasarkan uraian di atas, terdapat ketidak konsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba sehingga peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian dari Meilina (2008), maka peneliti menggunakan rasio keuangan


(21)

yang sama ditambah rasio inventory turnover dan menggunakan data dari tahun 2006-2009 dengan jenis perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut apakah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh

terhadap perubahan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(22)

C. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaan yang secara konsisten masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2006-2009.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya periode singkat secara relatif, antara 2006-2009.

3. Dalam penelitian ini diasumsikan faktor-faktor lain (faktor makro) dianggap ceteris paribus.

4. Perusahaan Manufaktur yang diamati adalah perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini dipilih karena skala produksinya besar dan membutuhkan modal yang besar pula untuk pengembangan produk dan ekspansi pangsa pasarnya serta memiliki kompetisi yang sangat ketat dalam dunia bisnis.

5. Periode prediksi penelitian ini meliputi perubahan laba tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover, inventory turnover, return on assets, return on

equity, dan gross profit margin) berpengaruh terhadap perubahan laba baik secara

simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) “rasio merupakan pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.”

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan


(25)

harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:

Cross-sectional approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukanan oleh Van Horne dan Wachowicz (2005 : 204)

Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut Rasio-rasio Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement/balance sheet ratio).

Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis kelompok rasio keuangan antara lain:


(26)

a. Rasio Likuditas

Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok dan bankir. Rasio likuiditas menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 206) adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.

Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas tersebut menurut Tampubolon (2005 : 36) “antara lain current ratio, quick ratio, absolute liquidity ratio”. Menurut Darsono dan Ashari (2005 :

52-53) “rasio likuiditas meliputi rasio lancar, quick test ratio, net working capital, defensive interval ratio”.

Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah current ratio (CR). Rasio lancar (current ratio) menurut Simamora (2000 : 524) “menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya”. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio lancar adalah kreditor jangka pendek seperti pemasok. Jumlah kas dan jumlah persediaan dan piutang yang akan dikonversi menjadi kas merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor jangka pendek.


(27)

Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 4)

Rasio lancar (current ratio) =

Lancar Kewajiban

Lancar Aktiva

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar suatu perusahaan adalah sebesar 2, artinya setiap satu rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua rupiah aktiva lancar.

b. Rasio Leverage

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage menunjukkan berapa besar perusahaan didanai oleh kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage (rasio utang) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas.

Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio leverage perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditor, semakin tinggi risiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio leverage, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham


(28)

karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Menurut Tampubolon (2005 : 37) “pada dasarnya rasio leverage yang lazim digunakan adalah debt to net worth, coverage interest charges, total assets to net worth, fixed assets to net worth, current assets to net worth, inventory to net

worth, receivable to net worth, liquid assets to net worth”. Ada dua rasio

leverage menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 209) yaitu “rasio utang

terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap total aktiva (debt to total assets ratio)”.

Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt ratio (DR) atau debt to total assets ratio. Menurut Syamsuddin (2000 : 71) debt ratio merupakan

“pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur”.

Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006 : 103)

Debt Ratio =

Aktiva Total

Utang Total

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi total utang, maka akan semakin tinggi pula debt ratio, sebaliknya semakin tinggi total aktiva, maka akan semakin rendah debt ratio. Apabila debt ratio perusahaan sebesar 0,4 atau 40 persen berarti sebesar 40 persen aktiva perusahaan tersebut didanai oleh utang dan sisanya sebesar 60 persen aktiva perusahaan didanai oleh pemegang saham.


(29)

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 212) adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas atau rasio pemanfaatan aktiva menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 40) “yang mengaitkan penjualan dengan berbagai kategori aktiva, merupakan penentu penting ROI”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas (cash turnover), rasio perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover), dan perputaran

total aktiva (total assets turnover).

Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets turnover (TATO) dan inventory turnover (ITO).

1) Total Assets Turnover

Total assets turnover menurut Syamsuddin (2000 : 73) “mengukur

berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan”. Rumus untuk menghitung total asstes turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 221)

Total Assets Turnover =

Aktiva Total

Bersih Penjualan


(30)

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Jika total assets turnover suatu perusahaan sebesar 2,5 berarti total aktiva perusahaan berputar 2,5 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.

2) Inventory Turnover

Inventory turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 217)

“memberitahu kita seberapa banyak persediaan berputar menjadi piutang melalui penjualan selama tahun terkait”. Rumus untuk menghitung inventory turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 221)

Inventory Turnover =

Persediaan rata

-Rata

Penjualan Pokok

Harga

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Jika inventory turnover suatu perusahaan sebesar 3,5 berarti persediaan perusahaan berputar 3,5 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan cukup efisien dalam mengelola persediaannya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.


(31)

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006 : 107) “rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”.

Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi, rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor (gross profit margin), margin laba operasi (operating profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit margin), margin laba bersih (net profit margin), return on assets atau return on

investment, dan return on equity.

Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM).


(32)

1) Return on Assets (ROA)

Return on assets menurut Syamsuddin (2000 : 63) merupakan

“pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung return on assets menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 224)

ROA =

Aktiva Total

Pajak Setelah Bersih

Laba

Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah dengan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan persamaan Du Pont dapat dilihat lebih jelas bagaimana hubungan antara laba bersih dengan dengan total aktiva. Adapun persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston (2006 : 114)

ROA = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva

=

Aktiva Total

Penjualan Penjualan

Bersih Laba

x

Jika hasil perhitungan ROA suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya, maka hasil perhitungan ROA harus dibandingkan


(33)

dengan rata-rata tingkat pengembalian industri atau rata-rata suku bunga pinjaman saat itu. Apabila hasil perhitungan menunjukkan bahwa ROA perusahaan tersebut lebih tinggi dari ROA rata-rata industri atau rata-rata suku bunga pinjaman berarti perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya.

2) Return on Equity (ROE)

Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas investasi mereka. Rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham adalah return on equity (ROE). Return on equity menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 226) “menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan sebuah industri yang sama”.

Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam dalam mengelola investasi untuk memberikan pengembalian kepada pemegang saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik posisi manajemen dihadapan para pemegang saham. Rumus untuk menghitung return on equity (ROE) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 225)

ROE =

Saham Pemegang

Ekuitas

Pajak Setelah Bersih


(34)

ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan rumus persamaan Du Pont dapat dilihat hubungan yang lebih jelas mengapa perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah atau lebih tinggi kepada pemegang saham. Adapun rumus untuk menghitung ROE dengan persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston (2006 : 116)

ROE = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas

ROE =

Biasa Saham Ekuitas

Aktiva Total

Aktiva Total

Penjualan Penjualan

Bersih Laba

x x

Dari persamaan Du Pont terlihat jelas bagaimana hubungan antara margin laba, perputaran total aktiva, dan pengganda ekuitas dalam menentukan besarnya pengembalian atas investasi pemegang saham.

Jika hasil perhitungan ROE suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan akan memberikan pengembalian atas investasi tersebut sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman saat itu. Bagi pemegang saham, untuk mengetahui apakah investasi mereka pada suatu perusahaan memuaskan, pemegang saham juga akan membandingkan rasio ini dengan investasi potensial lainnya yang tersedia bagi mereka.


(35)

3) Gross Profit Margin

Gross profit margin (GPM) dapat digunakan untuk mengetahui

keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Gross profit margin menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) “memberitahu kita

laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.

Rumus untuk menghitung gross profit margin menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 42)

Gross Profit Margin =

Penjualan

Penjualan Pokok

Harga -Penjualan

Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasional perusahaan. Jika perhitungan gross profit margin suatu perusahaan sebesar 0,25 atau 25 persen berarti setiap seratus rupiah penjualan, perusahaan akan mendapatkan laba kotor sebesar 25 rupiah. Hasil perhitungan rasio ini harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk melihat apakah terdapat peningkatan atau penurunan gross profit margin.

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.


(36)

analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar

perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

1) manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

2) analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3) analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.


(37)

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298).

− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

Rasio menstandarisir size perusahaan.

− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

− Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.


(38)

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495)

Kritik terbesar atas analisis rasio adalah sulitnya mencapai komparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.

4. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 25) mendefenisikan laba sebagai berikut:

Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 230).

a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

b. Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang


(39)

merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya. Informasi tentang komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa depan.

5. Pengertian Perubahan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari perubahan laba. Perubahan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun perubahan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih.

Perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif. Menurut Machfoedz dalam Meilina (2008) “perubahan laba relatif lebih representatif dibandingkan dengan perubahan laba absolut karena perubahan laba


(40)

relatif akan mengurangi pengaruh ukuran perusahaan”. Perubahan laba biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.

Perubahan Laba = 100%

Tahun Bersih Laba Tahun Bersih Laba -Tahun Bersih Laba 1 -t 1 -t t x

Perubahan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 225-226) “Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi, memahami laba, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share)”.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Purnawati

Judul Penelitian adalah “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba”. Hasilnya secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan datang, sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO), NIS, dan SCL dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.


(41)

2. Penelitian Efendi

Judul Penelitian adalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Hasilnya secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

3. Penelitian Meilina

Judul Penelitian adalah “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasilnya secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya DR yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Purnawati (2005) Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba

Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Income to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TATO), dan Sales to Current Liabilities (SCL)

Regresi Linear Berganda

Secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan datang, sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO), NIS, dan SCL dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan


(42)

Efendi (2006) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Gross Profit Margin (GPM) Analisis Regresi Linear Berganda Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba Meilina (2008) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Assets Turnover (TATO), Rate of Return On Assets (ROA), Rate of Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) Analisi Regresi Linear Berganda Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya DR yang

berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

C. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total asset turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit

margin (GPM). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba.

Semakin tinggi CR, maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga dapat meningkat. Semakin tinggi DR, maka semakin


(43)

banyak aktiva perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin besar beban bunga yang harus dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi TATO, maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Semakin tinggi ITO, maka semakin efisien manajemen persediaan perusahaan sehingga perusahaan akan makin likuid dan meningkatkan laba perusahaan. Semakin tinggi ROA, semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap perubahan laba. Semakin tinggi ROE, maka semakin banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan sehingga kegiatan operasional perusahaan semakin lancar dan perusahaan dapat meningkatkan labanya. Semakin tinggi GPM, maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan. Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba dan secara parsial, current ratio (CR), debt ratio, total asset turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM) berpengaruh terhadap perubahan laba.

Berdasasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1.


(44)

Rasio Keuangan (X) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Data diolah peneliti, 2010

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka maka hipotesis dari penelitian ini adalah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin)

berpengaruh terhadap perubahan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. P e r u b a h a n L a b a (Y) Current ratio (X1)

Debt ratio (X2)

Total asset turnover (X3)

Return on asset (X5)

Return on equity (X6)

Inventory turnover (X4)


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 19 perusahaan.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria


(46)

1. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007, 2008, dan 2009, 2. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman

tersebut tidak didelisting pada tahun 2007, 2008 dan 2009, dan

3. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2007, 2008, dan 2009.

Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian peneliti :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria

No Perusahaan Kriteria

1 2 3

1 PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √

2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 PT Aqua Golden Mississippi Tbk √ √ √

4 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √

5 PT Davomas Abadi Tbk √ √ √

6 PT Delta Djakarta Tbk

7 PT Fast Food Indonesia Tbk. √ √ √

8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √

9 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √

10 PT Mayora Indah Tbk

11 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. √ √ √

12 PT Prioneerindo Gourmet International Tbk. √ √ √

13 PT Sierad Produce Tbk. √ √ √

14 PT Sekar Bumi Tbk x x x

15 PT Sekar Laut Tbk √ √ √

16 PT SMART Tbk. √ √ √

17 PT Siantar Top Tbk √ √ √


(47)

No Perusahaan Kriteria

1 2 3

19 PT Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang makanan dan minuman yang memenuhi ketiga kriteria tersebut ada sebanyak 17 perusahaan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2009. Data ini merupakan data sekunder yaitu data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005 : 122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan Bursa Efek Indonesia.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).


(48)

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin.

a. Current ratio

Current ratio (CR)/ X1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

b. Debt ratio

Debt ratio (DR)/ X2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang

dibiayai oleh utang. c. Total assets turnover

Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur efisiensi

penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. d. Inventory turnover

Inventory Turnover (ITO)/ X4 adalah rasio untuk mengukur efisiensi

pengelolaan persediaan untuk menghasilkan penjualan. e. Return on assets

Return on assets (ROA)/ X5 adalah rasio untuk mengukur kemampuan


(49)

Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

f. Return on equity

Return on equity (ROE)/ X6 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

g. Gross profit margin

Gross profit margin (GPM)/ X7 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka semakin efisien operasi perusahaan.

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih dari setiap perusahaan yang menjadi sampel. Perubahan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan atau penurunan laba perusahaan.


(50)

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Skala

X1 CR Current ratio, yaitu

kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Lancar Kewajiban Lancar Aktiva Rasio

X2 DR Debt ratio, yaitu mengukur

jumlah aktiva yang dibiayai

oleh utang. TotalAktiva

Utang

Total Rasio

X3 TATO Total assets turnover, yaitu

tingkat efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Aktiva Total Bersih Penjualan Rasio

X4 ITO Inventory turnover, yaitu

tingkat efisiensi penggunaan

persediaan untuk menghasilkan penjualan Persediaan rata -Rata Penjualan Pokok Harga Rasio

X5 ROA Return on assets, yaitu

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang tersedia. Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba Rasio

X6 ROE Return on equity, yaitu

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Saham Pemegang Ekuitas Pajak Setelah Bersih Laba Rasio

X7 GPM Gross profit margin, yaitu

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor. Penjualan Penjualan Pokok Harga -Penjualan Rasio

Y Perubahan Laba

Perubahan laba, yaitu peningkatan atau penurunan laba bersih. % 100 1 -Tahun t Bersih Laba 1 -Tahun t Bersih Laba -Tahun t Bersih Laba x Rasio


(51)

E. Metode Analisis Data

1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 16 for Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan


(52)

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak Du < d < 4 − du

Sumber: Ghozali, 2005 : 96

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi perubahan laba.


(54)

β0 = konstanta

X1 = current ratio

X2 = debt ratio

X3 = total assets turnover

X4 = inventory turnover

X5 = return on assets

X6 = return on equity

X7 = gross profit margin β1, β2,… β6 = koefisien regresi e = variabel pengganggu

a. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan − jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

b. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh


(55)

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:

− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan − jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.

F. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.4 Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

Tahapan Bulan

Penelitian Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Pencarian Data Awal X

Penyelesaian Proposal X

Bimbingan dan Perbaikan Proposal X X

Seminar Proposal X

Pengumpulan dan Pengolahan Data X

Analisis Data X X

Bimbingan Skripsi X X

Penyelesaian Skripsi X


(56)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2006-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2010, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 17 perusahaan. Daftar perusahaan berdasarkan tanggal listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman

No Stocks Nama Emiten Tanggal

Berdiri

Tanggal Listing

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 6 Mar 1985 13 Jun 1994

2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 Mei 1991 11 Jun 1997

3 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk 23 Feb 1973 1 Mar 1990

4 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 3 Feb 1986 9 Jul 1996

5 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 4 Mar 1968 22 Des 1994

6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 15 Jun 1970 30 Jan 1989

7 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 19 Jun 1978 11 Mei 1993

8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Agu 1990 14 Jul 1994

9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 3 Jun 1929 15 Des 1981

10 MYOR PT Mayora Indah Tbk 17 Feb 1977 4 Jul 1990

11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 16 Apr 1974 18 Okt 1994

12 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 13 Des 1983 30 Mei 1994

13 SIPD PT Sierad Produce Tbk 6 Sep 1985 27 Des 1996

14 SKLT PT Sekar Laut Tbk 19 Jul 1979 8 Sep 1993


(57)

No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri

Tanggal Listing

16 STTP PT Siantar Top Tbk 12 Mei 1987 16 Des 1996

17 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk 2 Nov 1970 2 Jul 1990

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Periode penelitian dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 51 sampel. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

Emiten CR DR TATO ITO ROA ROE GPM Perubahan

Laba

ADES 0.3438 0.6246 0.7359 20.6922 -0.8662 -2.3076 -0.0021 0.1771

AISA 0.7520 0.7846 0.9695 3.7631 0.0306 0.1421 0.1762 14.7849

AQUA 7.0916 0.4235 2.1897 74.2061 0.0739 0.1299 0.0611 0.2009

CEKA 1.3590 0.6431 1.3242 2.6464 0.0402 0.1127 0.1101 0.8603

DAVO 9.2651 0.6938 0.7238 7.1752 0.0539 0.1760 0.1995 0.1959

DLTA 4.1726 0.2221 0.7425 8.4257 0.0799 0.1032 0.4491 0.0966

FAST 1.2801 0.4005 2.5253 11.4084 0.1629 0.2717 0.6108 0.5022

INDF 0.9210 0.6326 0.9435 5.1046 0.0332 0.1376 0.2361 0.6716

MLBI 0.5912 0.6819 1.5737 8.2796 0.1357 0.4268 0.4523 0.1809

MYOR 2.9311 0.4147 1.4940 8.2480 0.0748 0.1309 0.2222 0.4803

PSDN 2.2240 0.6116 2.0570 7.8645 -0.0296 -0.1035 0.1155 -0.6052

PTSP 1.4551 0.9343 2.2129 6.7565 0.0022 0.1519 0.6398 -1.7715

SIPD 2.4058 0.2230 1.2608 4.7144 0.0164 0.0211 0.0971 -0.3303

SKLT 1.5309 0.4724 1.2975 6.9290 0.0314 0.0058 0.1733 -0.5648

SMAR 1.7203 0.5624 1.0021 4.0098 0.1226 0.2803 0.4648 1.3976

STTP 1.7689 0.3069 0.1166 4.6329 0.0301 0.0435 1.3950 0.1070

ULTJ 2.3716 0.3893 0.8268 2.8571 0.0222 0.0365 0.2863 0.5148

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 nilai CR tertinggi adalah PT Davomas Abadi Tbk dan terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai DR


(58)

tertinggi adalah PT Siantar Top Tbk dan nilai terendah adalah PT Delta Djakarta Tbk. Nilai TATO tertinggi adalah PT Fast Food Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT Siantar Top Tbk. Nilai ITO tertinggi adalah PT Aqua Golden Waters Mississipi Tbk dan nilai terendah adalah PT Cahaya Kalbar Tbk. Nilai ROA tertinggi adalah PT Fast Food Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai ROE tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai ROE terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai tertinggi GPM adalah PT Siantar Top Tbk dan nilai terendah GPM adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai tertinggi perubahan laba adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang memiliki perubahan laba yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dan nilai terendah perubahan laba adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian Tahun 2008

Emiten CR DR TATO ITO ROA ROE GPM Perubahan

Laba

ADES 0.5139 0.7195 0.7002 9.8044 -0.0822 -0.2930 0.2749 -0.7984

AISA 0.8854 0.6155 0.4810 1.7213 0.0282 0.0734 0.3126 1.8084

AQUA 7.8185 0.4110 2.3234 83.9047 0.0821 0.1416 0.0543 0.2315

CEKA 7.3506 0.5917 3.2476 15.0529 0.0461 0.1129 0.1136 0.1656

DAVO 27.4960 0.0816 0.9242 4.1703 -0.1391 -0.7579 0.0398 -2.5531

DLTA 3.7894 0.2496 0.9649 5.2762 0.1199 0.1351 0.4220 0.7673

FAST 1.3790 0.3851 2.5774 9.0998 0.1596 0.2596 0.6136 0.1647

INDF 0.8977 0.6676 0.9799 4.9202 0.0261 0.1217 0.2314 0.2735

MLBI 0.9353 0.6343 1.4082 6.8556 0.2361 0.6459 0.0476 1.3940

MYOR 2.1887 0.5632 1.3369 5.9023 0.0671 0.1576 0.1929 0.3062

PSDN 2.7829 0.0525 2.4850 8.2693 0.0329 0.1016 0.1487 3.5227

PTSP 1.0874 0.8991 2.5359 8.5878 0.0524 0.8911 0.6329 4.0499

SIPD 2.2838 0.2538 1.6839 7.2340 0.0197 0.0264 0.0925 -0.0592

SKLT 1.7052 0.4992 1.5578 5.8836 0.0212 0.0424 0.0226 2.5663

SMAR 1.7224 0.5234 1.6053 9.204 0.1044 0.2267 0.2334 -0.0221


(59)

ULTJ 1.8539 0.3470 0.7828 3.8758 0.1745 0.2675 0.1913 5.8737 Sumber : Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 nilai CR tertinggi adalah PT Davomas Abadi Tbk dan nilai terendah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai DR tertinggi adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Prashida Aneka Niaga Tbk. Nilai TATO tertinggi adalah PT Cahaya Kalbar Tbk dan terendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Nilai tertinggi ITO adalah PT Aqua Golden Waters Mississipi Tbk dan nilai terendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Nilai tertinggi ROA adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ROE tertinggi adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai tertinggi GPM adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Sekar Laut Tbk. Nilai perubahan laba tertinggi PT Ultra Jaya Milk Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Pada tahun 2008 tidak ada perusahaan yang memiliki perubahan laba yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Tabel 4.4

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

Emiten CR DR TATO ITO ROA ROE GPM Perubahan

Laba

ADES 2.4800 0.6174 0.7541 12.1419 0.0915 0.2392 0.3598 -1.5679

AISA 1.1726 0.6816 0.3958 1.6201 0.0281 0.0882 0.2869 -0.0100

AQUA 1.8738 0.4192 2.3829 113.5135 0.0836 0.1460 0.0611 0.1471

CEKA 4.8945 0.4695 2.1017 9.2024 0.0871 0.1642 0.1160 0.6639

DAVO 91.4227 0.8407 0.1447 7.4690 -0.0808 -0.5073 1.6063 -2.9918

DLTA 4.7036 0.0401 0.9740 6.0339 0.1664 0.2143 0.4579 0.5119

FAST 1.5378 0.3863 2.3568 10.3604 0.1748 0.2848 0.5980 0.4720

INDF 1.1609 0.6163 0.9197 5.2797 0.0514 0.2044 0.2725 0.5631


(60)

PSDN 1.5627 0.5086 1.6751 4.5617 0.0918 0.2587 0.1485 0.3928

PTSP 1.1688 0.7654 2.5014 7.3151 0.1208 0.6414 0.6385 1.4829

SIPD 2.0209 0.2818 1.9756 9.0439 0.0227 0.0316 0.0712 0.3901

SKLT 1.8902 0.4216 1.4084 4.9334 0.0653 0.1128 0.1897 0.6844

SMAR 1.5797 0.5152 1.3908 5.8363 0.0733 0.1561 0.1209 -0.3288

STTP 1.6885 0.2628 1.1429 4.6814 0.0749 0.1015 0.1628 9.8309

ULTJ 2.1163 0.3106 0.9315 3.1076 0.0353 0.0513 0.2614 -0.6344

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 nilai CR tertinggi adalah PT Davomas Abadi Tbk dan nilai terendah adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Nilai DR tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT Delta Djakarta Tbk. Nilai TATO tertinggi adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ITO tertinggi adalah PT Aqua Golden Waters Mississipi Tbk dan terendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Nilai ROA tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai terendah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ROE tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai terendah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai GPM tertinggi adalah Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai perubahan laba tertinggi adalah PT Siantar Top Tbk yang memiliki perubahan laba yang sangat tinggi dan berbeda dengan perusahaan lainnya dan nilai perubahan laba terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk.


(61)

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_CR 51 -1.0677 4.5155 .714127 .9531670

LN_DR 51 -3.2166 -.0680 -.835237 .6394101

LN_TATO 51 -2.1490 1.1779 .193030 .6554201

LN_ITO 51 .4825 4.7319 1.964825 .8046427

LN_ROA 46 -6.1193 -1.0709 -2.864460 .9366329

LN_ROE 46 -5.1499 1.1743 -2.012347 1.0942463

LN_GPM 49 -3.7898 .3329 -1.580207 .8522309

LN_PBHN_LABA 37 -2.3372 2.6936 -.471852 1.2439980

Valid N (listwise) 36

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hanya variabel ITO yang memiliki nilai minimum positif, sedangkan variabel yang memiliki nilai maksimum negatif adalah variabel DR dan ROA. Nilai negatif yang ditunjukkan pada nilai rata-rata DR, ROA, ROE, GPM, dan perubahan laba tidak menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural sehingga setiap nilai negatif secara tidak langsung dihilangkan karena tidak dapat dilogaritma natural. Maka, jumlah yang menjadi sampel yang layak untuk menjadi objek penelitian ini adalah 36 buah. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:


(62)

1. Variabel CR memiliki nilai minimum sebesar -1.0677, nilai maksimum sebesar 4.5155, nilai rata-rata sebesar 0.714127, dan standar deviasi sebesar 0.9531670 dengan jumlah pengamatan sebanyak 51.

2. Variabel DR memiliki nilai minimum sebesar -3.2166, nilai maksimum sebesar -0.680, nilai rata-rata sebesar -0.835237, dan standar deviasi sebesar 0.6394101 dengan jumlah pengamatan sebanyak 51.

3. Variabel TATO memiliki nilai minimum sebesar -2.1490, nilai maksimum sebesar 1.1779, nilai rata-rata sebesar 0.193030, dan standar deviasi sebesar 0.6554201 dengan jumlah pengamatan 51.

4. Variabel ITO memiliki nilai minimum sebesar 0.4285, nilai maksimum sebesar 4.7319, nilai rata-rata sebesar 1.964825, dan standar deviasi sebesar 0.8046427 dengan jumlah pengamatan 51.

5. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 6.1193, nilai maksimum -1.0709, nilai rata-rata -2.864460, dan standar deviasi sebesar 0.9366329 dengan jumlah pengamatan sebesar 46.

6. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar -5.1499, nilai maksimum sebesar 1.1743, nilai rata-rata sebesar -2.012347, dan standar deviasi 1.0942463 dengan jumlah pengamatan sebesar 46

7. Variabel GPM memiliki nilai minimum sebesar -3.7898, nilai maksimum sebesar 0.3329, nilai rata-rata sebesar -1.580207, dan standar deviasi 0.8522309 dengan jumlah pengamatan sebesar 49.

8. Variabel perubahan laba memiliki nilai minimum sebesar -2.3372, nilai maksimum sebesar 2.6936, nilai rata-rata sebesar -0.471852, dan standar deviasi


(63)

1.2439980 dengan jumlah pengamatan sebesar 37. Nilai rata-rata perubahan laba menunjukkan rendahnya perubahan laba dalam perusahaan yang diambil sebagai sampel pada periode pengamatan.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis.

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima.


(64)

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PBHN_LABA

N 51

Normal Parametersa Mean .873604

Std. Deviation 2.7754029

Most Extreme Differences Absolute .306

Positive .306

Negative -.190

Kolmogorov-Smirnov Z 2.184

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.6 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2.184 dan signifikan pada 0.000. Nilai siginifikansi lebih kecil dari

0.05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (106 : 2007) yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

lakukan trimming, yaitu membuang data outlier

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.


(1)

(2)

(3)

Lampiran 14

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.152 1.040 -.146 .885

LN_CR -.337 .329 -.195 -1.026 .314 .560 1.786

LN_DR -.573 .340 -.300 -1.688 .103 .640 1.562

LN_TATO .277 .389 .139 .713 .482 .535 1.871

LN_ITO -.812 .278 -.568 -2.915 .007 .533 1.876

LN_ROA -.458 .448 -.269 -1.022 .316 .292 3.420

LN_ROE .619 .422 .451 1.465 .154 .214 4.674

LN_GPM -.588 .256 -.425 -2.295 .029 .592 1.689


(4)

(5)

Lampiran 16

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .657a .432 .290 1.0472953 1.981

a. Predictors: (Constant), LN_GPM, LN_DR, LN_ROA, LN_ITO, LN_CR, LN_TATO, LN_ROE


(6)

Hasil Analisis Regresi

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 23.370 7 3.339 3.044 .016a

Residual 30.711 28 1.097

Total 54.082 35

a. Predictors: (Constant), LN_GPM, LN_DR, LN_ROA, LN_ITO, LN_CR, LN_TATO, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_PBHN_LABA

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.152 1.040 -.146 .885

LN_CR -.337 .329 -.195 -1.026 .314 .560 1.786

LN_DR -.573 .340 -.300 -1.688 .103 .640 1.562

LN_TATO .277 .389 .139 .713 .482 .535 1.871

LN_ITO -.812 .278 -.568 -2.915 .007 .533 1.876

LN_ROA -.458 .448 -.269 -1.022 .316 .292 3.420


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 75 115

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 58 101

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 49 90

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 5 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011

0 0 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15