BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1 - Stasiun Televisi Swasta Di Medan (Arsitektur Metafora)

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

2.1 TERMINOLOGI JUDUL

  Judul dari proyek adalah Stasiun Televisi Swasta di Medan yang merupakan suatu wadah penghubung antara penyiar informasi dengan penerima informasi yang berkedudukan di Medan. Dalam judul Stasiun Televisi Swasta di Medan, mengandung 4 pengertian utama.

  Medan (daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan.

  Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis (Poerwadarminta, 1991).

  Menurut McGraw Hill (1984) bahwa stasiun adalah sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnnya dipasang. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and Technical Terms, Edisi ke-5, 1984 New York, hal. 1547). Sedangkan menurut Caruso et.al. stasiun adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan sarana memindahkan atau menerima gelombang, terdiri dari radio, administrasi, dan teknik dalam melakukan kegiatan penyiaran secara terkoordinasi. (Caruso, James R. & M.E. Arthur : A Beginner’s Guide To Producing TV, Prentice Hall, New Jersey, 1990). Jadi, stasiun adalah sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnnya dipasang yang digunakan sebagai sarana memindahkan atau menerima gelombang dalam melakukan kegiatan penyiaran secara terkoordinasi.

  Menurut P.C.S. Surrisno televisi terdiri dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar.”

  (P. C. S. Surisno Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Ediri ke-3, Jakarta, hal.1). Sedangkan menurut Caruso et. Al. televisi adalah suatu alat dan cara komunikasi dengan pemindahan audio (suara) dan visual (gambar), gerak dan sinkron, yang diubah ke signal elektrik, yang secara skematis dapat menciptakan kembali signal audio visual, setelah diterima pancaran gelombang oleh antenna, pada titik penerima yang jauh (Caruso, James R. & M.E. Arthur: A

  

Beginner’s Guide To Produsing TV, Prentice Hall, New Jersey, 1990). Jadi,

  televisi adalah suatu alat komunikasi dengan pemindahan audio dan visual dari jarak yang jauh.

  Swasta adalah tidak untuk umum, bukan kepunyaan pemerintah. (W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustara, cetakan ke-5, Jakarta, 1976, hal. 173).

  Jadi, pengertian dari judul Stasiun Televisi Swasta di Medan adalah pusat kegiatan penyiaran siaran melalui media televisi, yang memiliki sendiri perangkat penyelenggaraan siaran dan alat pemancar / transmisi yang berkedudukan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.

2.2 TINJAUAN UMUM

  Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, kegiatan pemakai dan pengunjung, serta studi banding proyek sejenis.

2.2.1 Sejarah Perkembangan Televisi

  Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan dari televisi mekanik.

2.2.1.1 Televisi Elektromekanik

  

Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan system televisi

  elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Nipkow berupa piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907 perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya menjadi lebih praktis)

  Tahun 1907-1910, Boris Rosing dan muridnya Vladimir Zworykin mendemonstrasikan system televise yang menggunakan scanner tabung kaca mekanik dan dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube – tabung sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan

  Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk membuat

  televisi elektronik murni, rancangan yang akhirnya menjadi paten tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth. (Mary Bellis, 1997) Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan pada

  Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937 karena televisi elektronik murni ditemukan.

2.2.1.2 Televisi Elektronik

  Walaupun penemuan Nipkow, Rosing, Baird, dan yang lain luar biasa, sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern. Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.

A. Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal 18

  Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun. Ua menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut. Sistemnya tersebut tak

  American Television Institute newsletter, 1938)

  pernah dibuat. ( Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor

  Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan sistemnya pada saat ia berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat diwujudkan (Farnswroth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut, Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi Brigham Young University). Di usianya yang ke 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut. ( American Television Institute newsletter, 1938)

  Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929. Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan sistem televisi dengan fitur – fitur tabung gambar modern. Hasil kerja terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :

  a. Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga 1933 Zworykin mweujudkan karyanya tersebut).

  b. Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.

  c. Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya di RCA dikunjungki Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya. Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama, RCA – lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhirnya memenangkan perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima royalti atas temuannya tersebut.

2.2.2 Sejarah Penyiaran Televisi

  Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY, Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris pertama “The Man with the Flower in his Mouth”, ditransmisikan pada Juli 1930. Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J. Walker, Kate Smith, dan George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan mekanik digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai. ( New York Times, 1938)

  Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30 sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC mulai melakukan penyiaran dengan menggunakan siaran dual – system, sistem gabungan antara sistem EMI-Marconi yang berresolusi tinggi (405 garis per gambar) dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar dari Alexandra Palace di London (New BBC iPlayer). Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam dan menjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.

  Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace tahun 1946.

  Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.

  Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun

  1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney, Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.

  Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran). Pertama, siaran terestrial merupakan satu – satunya cara melakukan siaran. Karena bandwith dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi Komunikasi Federal (FCC) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya, Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap pembelian peralatan televisi untuk menandai BBC, yang merupakan siaran publik sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan. (

  C. Steinberg ,1980) Perkembangannya penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan SkyTv ( Television History: The First 75 Years, ).Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang – kurangnya satu saluran televisi.

  Televisi telah berkemang pesat di seluruh masyarakat dunia, memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepada negara – negara lain.

2.2.2.1 Standar Televisi Siaran Untuk mendapatkan gambar atau citra bergerak, televisi meniru film bioskop.

  Film bioskop menayangkan 30 frame (bingkai) gambar dalam setiap detik. Karena itu bingkai – bingkai gambar yang disorotkan atau diproyeksikan pada layar menimbulkan gambar yang terkesan bergerak, suatu gambar yang nampak hidup.

  Demikian juga televisi memancarkan sejumlah bingkai gambar dalam setiap detiknya. Agar supaya pesawat televisi dapat bekerja sebagaimana mestinya, pesawat televisi memerlukan suatu sumber sinyal – sinyal referensi pewaktu. Sinyal

  • sinyal ini yang mengatur pesawat televisi agar siap untuk menerima gambar berikutnya dari deretan gambarnya.

  Dari sejak semula sudah ditetapkan untuk menggunakan frekuensi jala – jala listrik sebagai sumber sinyal referensi. Ada dua alasan mengapa menggunakan frekuensi jala – jala listrik. Pertama, bila frekuensi sinyal referensi pewaktu tidak sama dengan frekuensi jala – jala listriknya akan menghasilkan gambar – gambar yang rolling. Alasan yang kedua, di studio televisi akan menghadapi masalah – masalah flicker pada kamera pada saat pembuatan program.

  Setiap bingkai gambar terbentuk dengan jalan penyapuan (scanning) garis – garis yang membentuk suatu gambar. Teknik penyapuan garis – garis itu dilakukan dengan mengerjakan penyapuan pada garis – garis bernomor gasal lebih dulu, hasilnya dinamakan field gasal. Selanjutnya mengerjakan penyapuan pada garis – garis bernomor genap, hasilnya dinamakan field genap. Kedua field itu disatukan sedemikian rupa sehingga garis – garis bernomor genap tersisip masuk di antara garis – garis bernomor ganjil, terjadi yang namanya interlacing, dan terbentuklah sebuah bingkai gambar.

  Di seluruh dunia ada dua frekuensi jala – jala listrik yang digunakan yaitu 50 hertz dan 60 hertz. Hal ini yang membagi sistem televisi di dunia menjadi dua kelompok yang berlainan, kelompok 25 bingkai gambar per detik atau 50 field per detik (50 hertz) dan kelompok 30 bingkai gambar per detik atau 60 field per detik (60 hertz). Kemudian kelompok 60 hertz mengadakan sedikit perubahan frekuensi field menjadi 59.94 hertz ketika ada penambahan warna pada sinyal televisi. Isu frekuensi field itu cukup dalam mengakar pada kedua standard televisi. Sehingga masalah kompatibilitas yang terbesar di antara kedua standard itu tetap berkaitan dengan frekuensi field, dan ini merupakan masalah yang tersulit untuk dipecahkan.

  Di luar itu, antara sistem – sistem yang berbasis 50 hertz dan 60 hertz timbul perbedaan berikutnya sejak permulaan siaran berwarna. Sebagian besar negara yang berbasis 60 hertz menggunakan teknik yang disebut NTSC, yang aslinya dikembangkan di Amerika Serikat oleh suat badan yang namanya National Television Standard Committee. NTSC sering diplesetkan Never Twice The Same Color, bekerja dengan baik pada lingkungan video dan closed circuit. Tapi dapat menimbulkan masalah perubahan hue (warna) bila digunakan pada lingkungan penyiaran (broadcasting).

  Masalah perubahan hue ini disebabkan oleh pergeseran – pergeseran fasa sub – gelombang pembawa warna (color sub-carrier phase) dari sinyal televisi. Kemudian muncul versi modifikasi dari NTSC yang berlainan terutama pada fasa sub – gelombang pembawa yang dibalik pada setiap garis yang kedua. Versi modifikasi ini disebut PAL, singkatan dari Phase Alternate Lines, yang sering diplesetkan dengan Picture At Last, atau dengan Pay for Added Luxury atau dengan People Are Lavendar. Di negara – negara yang jala – jala listriknya 50 hertz, PAL yang paling banyak dianut untuk siaran televisi. PAL bukan satu – satunya sistem warna yang banyak digunakan dengan 50 hertz. Perancis telah merancang suatu sistem, terutama dengan alasan – alasan politis untuk melindungi perusahaan manufaktur dalam negerinya, yang dikenal sebagai SECAM, singkatan dari Sequential Couleur Avec Memoire. Sering diplesetkan dengan System Essentially Contrary to American Method, SECAM banyak digunakan di negara – negara blok timur untuk menggalang inkompatibilitas dengan siaran dari negara – negara blok barat. Juga suatu motif yang bermuatan politis.

  Secara umum, karena frekuensi field dan frekuensi penyapuan (scanning) itu identik, maka bisa diperoleh gambar monokrom dari suatu rekaman video PAL yang diputar ulang (replay) pada perangkat SECAM, atau sebaliknya. Perbedaan – perbedaan frekuensi pemancaran dan pengkodean (encoding) menimbulkan inkompatibilitas perangkat ditinjau dari sudut penyiaran.

2.2.2.2 Saluran Pemancar Televisi

  Kelompok frekuensi yang ditetapkan oleh FCC bagi sebuah stasiun pemancar untuk transmisi sinyalnya disebut saluran (channel). Masing – masing stasiun televisi mempunyai sebuah saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi (band) berikut yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial :

  1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 sampai 88 MHz.

  2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 sampai 216 MHz.

  3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 sampai 890 MHz. Dalam semua bidang – bidang frekuensi ini, lebar tiap – tiap saluran televisi adalah 6 MHz. Sebagai contoh, saluran disiarkan pada 60 sampai 66 MHz. Sinyal – sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk dalam tiap saluran.

  Bidang Frekuensi Alokasi Keterangan 30 – 535 kHz Mencakup komunikasi maritim dan navigasi

  500 kHz adalah frekuensi bahaya (distress) internasional 535 – 1605 kHz Bidang penyiaran radio standar Penyiaran AM 1605 – 30 MHz Mencakup radio amatir dan penyiaran gelombang pendek internasional

  Bidang frekuensi amatir 3.5 – 4.0 MHz dan 28 0 29.7 MHz 30 – 50 MHz Pemerintah dan non – pemerintah, tetap dan mobil Termasuk pelayanan polisi, kebakaran, kehutanan, jalan raya, dan jalan kereta api

  50 – 54 MHz Radio amatir Bidang frekuensi 6m 54 – 72 MHz Penyiaran televisi saluran 2 sampai 4 Juga pelayanan – pelayanan tetap dan mobil 72 – 76 MHz Pelayanan pemerintah dan non – pemerintah “Aeronautical Marker Beacon” pada 75 MHz 76 – 88 MHz Saluran penyiaran televisi saluran 5 dan 6 Juga pelayanan yang tetap dan mobil 88 – 108 MHz Penyiaran FM Juga tersedia untuk penyiaran faksimil, 88 –

  92 MHz penyiaran FM untuk pendidikan 108 – 122 MHz Navigasi aeronautik Pencari tempat (localizer), daerah radio, pengontrol lalu lintas udara (ATC – Air Traffic Control) 122 – 174 MHz Pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil, amatir

  Bidang frekuensi amatir 144 – 148 MHz 174 – 326 MHz Penyiar televisi saluran 7 – 13 Juga pelayanan tetap dan mobil 216 – 470 MHz Amatir, pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil, navigasi aeronautik

  Radio altimeter, glide patsh, dan perlengkapan meteorologi, Aviasi sipil 225 – 400 MHz

  470 – 890 MHz Penyiaran Televisi Penyiaran televisi UHF saluran 14

  83. Stasiun transistor

  dalam saluran 70 sampai 83 890 – 3000 MHz Navigasi radio aeronautik, Frekuensi radar 1300 – 1600 MHz, amatir, relay pemancar televisi pendidikan 2500 – radio, pemerintah dan non 2690 MHz; tanur gelombang pemerintah, tetap dan mikro pada 2450 MHz. mobil

3000 – 30000 Pemerintah dan non Frekuensi super tinggi (SHF –

  MHz pemerintah, tetap dan Super High Frequencies); mobil, amatir, Navigasi relay radio, satelit INTELSAT radio 30000 – 300000 Eksperimen, – pemerintah, Frekuensi frekuensi yang

  

MHz amatir ekstrim – tinggi (EHF

Extremely High Frequencies)

Tabel 2.1 Tabel Frekuensi Penyiaran

2.2.2.3 Televisi Penerima

  Televisi yang muncul pertama adalah radio dengan penambahan peralatan televisi berupa tabung neon dengan piringan yang berputar secara mekanik (piringan Nipkow, ditemukan oleh Paul Gonlieb Nipkow) yang dapat menghasilkan gambar berukuran perangko pos merah. Siaran elektronik publik pertama disiarkan di Jerman bulan Maret 1935. Siaran tersebut memiliki sistem 180 garis resolusi dan hanya tersedia dalam 22 ruang tonton publik. Salah satu acara utama yang diadakan adalah Olimpiade Berlin 1936. Siaran Jerman tersebut memiliki sistem

  • – 441 garis resolusi pada musim gugur 1947. (Early Electronic TV

  http://www.earlytelevision.org/pendleton_paper.html)

  Penggunaan televisi membumbung tinggi setelah Perang Dunia II, dengan keuntungan teknologi yang berhubungan dengan perang dan pemasukan tambahan. (pada tahun 1930-an TV penerima setara dengan harga 7000 dollar dan hanya sedikit acara yang tersedia).

  Selama bertahun – tahun tiap negara menggunakan sistem standar teknis yang berbeda – beda. Perancis awalnya mengadopsi sistem standar Jerman 441 garis resolusi tetapi kemudian dikembangan menjadi 819 garis resolusi , yang dapat memberikan gambar berkualitas tinggi pada tiap televisi dengan sistem analog, kira

  • – kira empat kali sistem resolusi Inggris yaitu 405 garis resolusi. Akhirnya seluruh

  Eropa mengganti standarnya menjadi 625 garis resolusi, yang sekali lagi mengikuti standar Jerman. Sementara itu Amerika Utara memakai sistem standar 525 garis resolusi.

  Mulai tahun 90-an, televisi modern terbagi menjadi tiga trend yang berbeda, yaitu TV penerima, sistem yang terintegrasi dengan DVD player dan kemampuan merekam VHS VCR yang dibuat dalam televisi itu sendrii. (kebanyakan untuk televisi ukuran kecil hingga ukuran 17”, ide utamanya adalah untuk memiliki sistem portable yang lengkap), dan sistem komponen dengan monitor video layar lebar, tuner, sistem audio yang terpisah dimana pemilik dapat menggabungkan semuanya menjadi sistem home theater yang canggih. Sistem ini tampaknya cocok untuk videophile yang senang pada komponen yang dapat diganti secara terpisah.

  Ada banyak jenis monitor video yang digunakan pada televisi modern sekarang. Yang umum digunakan adalah jenis CRT dengan view langsung mulai dari 40” atau 100cm (dalam 4:3) dan 46” atau 115 cm menggunakan teknologi proyeksi televisi yaitu : sistem CRT, sistem LCD, dan sistem chip dengan gambar pantulan. Teknologi yang lebih canggih adalah dengan membuat layar datar pada televisi yang menggunakan LCD matrix atau teknologi display plasma. Panel plasma datar dan display LCD tebalnya hanya 4 inci atau 10cm dan dapat digantungkan di dinding layaknya sebuah gambar. Jenis ini sangat atraktif dan hemat ruang tetapi masih sangat mahal.

  Sekarang televisi telah mempunyai sebuah port yang menghubungkan periferal ke dalamnya atau menghubungkan televisi dengan sistem video rumahan (HAVI), seperti LG RZ-17LZ10 yang menyertakan sebuah port USB, yang dapat menghubungkan mouse, keyboard, dan yang lain. (untuk WebTV, sekarang disebut MSN TV).

2.2.2.4 Distribusi

  Untuk memperoleh siaran televisi yang akan disiarkan ke publik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Setelah proses produksi, langkah berikutnya adalah memasarkannya ke publik yang terbuka untuk menggunakannya. Ini biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu :

  1. Original Run, seorang produser membuat sebuah program dalam beberapa episode dan menampilkannya pada sebuah stasiun televisi yang membayar produksi tersebut atau membayar langsung lisensi yang disetujui oleh produser.

  2. Syndication, ini adalah terminologi yang maksudnya menggunakan program – program bekas (setelah original run). Ini bukan hanya menyiarkan ulang acara tersebut hanya di negara bersangkutan, tetapi juga berlaku secara internasional dimana acara tersebut bisa saja tidak diatur oleh produser aslinya. Dalam banyak kasus di beberapa perusahaan, stasiun televisi atau personal, terikat untuk melakukan syndication. Dengan kata lain, untuk menjual acara tersebut ke pasar, mereka diperbolehkan untuk menjualnya sesuai dengan kontrak dari pemegang hak cipta, dalam hal ini adalah si produser itu sendiri.

2.2.3 Lembaga Penyiaran Swasta

  Lembaga penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Warga negara asing dilarang menjadi pengurus lembaga penyiaran swasta.

  Lembaga penyiaran swasta didirikan dengan modal awal yang sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia. Lembaga penyiaran swasta dapat melakukan penambahan dan pengembangan pemenuhan modal yang berasal dari modal asing sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku. Pihak asing yang melakukan penambahan dan pengembangan pemenuhan modal tidak boleh menjadi pemegang saham mayoritas. Lembaga penyiaran swasta wajib memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan.

  Pemilikan dan penguasaan lembaga penyiaran swasta yang mengarah pada pemusatan di satu orang atau di satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran, maupun antar wilayah siaran, dilarang. Kepemilikan silang antara lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio, dan lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi; antara lain lembaga penyiaran swasta dengan perusahaan media cetak; dan antara lembaga penyiaran swaasta dengan lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya; baik langsung maupun tidak langsung, dilarang.

2.2.4 Kegiatan Penyiaran

  Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

  1. Praproduksi (perencanaan), meluputi kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script, storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain – lain.

  2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio maupun di lapangan.

  3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pasca produksi antara lain : editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi,efek, dan lain – lain. Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking, untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan priview. Kegiatan penyiaran meliputi merencanakan dan memproduksi program (mata acara), mengadakan / menyiapkan program, menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, tengah tahunan, dan seterusnya, menyelenggarakan siaran baik artistik maupun jurnalistik, mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, menyelenggrakan pertukaran berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik dalam maupun luar negeri, dan mengadakan promosi dan menjual program ( bagi televisi lokal ).

2.2.5 Fasilitas Televisi

  Fasilitas penyiaran televisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang melayani suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota dan pasar regional. Karena luasannya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun, artikel ini dibatasi hanya membahas pertimbangan untuk perencanaan dasar ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin diperlukan. Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program, sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.

  Menurut Quall et. al. (1995) berikut ini adalah fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar. Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.

  1. Studio Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera.

  2. Ruang Kontrol  Memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan.

   Memiliki akustik yang baik.  Dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.  Direct visual contact ( pandangan langsung dari dan ke studio ) jika diperlukan.

  3. Fasilitas  Tempat peralatan – peralatan teknik yang mendukung penyiaran.

   Agar mudah dirawat, sering dikelompokkan dalam CTA : Fasilitas di dalam CTA : Ruang / rak peralatan

  • Video tape recording (VTR)
  • Teleccinema (fasilitas pemutaran film)

  Master control ( untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring siaran on- - air) Maintenance work shop (gudang suku cadang peralatan) - Ruang peralatan telephone - Film recording

  • Video Catridges -

  Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai baan (VTR, - teccine, live remote) menjadi suatu program yang lengkap.

  4. Pemberitaan Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan :  Newsroom  Arsip dan perpustakaan  Studio pemberitahuan khusus  Grapich arts

  5. Fasilitas Pendukung Studio  Hall latihan (rehearsal hall)  Wardrobe room  Dressing room  Make up room  Ruang multi guna  Penyimpanan untuk layer dan barang – barang  Ruang tunggu crew  Penyimpanan kamera, microphone, peralatan lightning.

  6. Scenery / Latar Termasuk tempat Indonesia, memproduksi, penyimpanan dan untuk yang tidak terpakai lagi.

  7. Film Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang – kadang sebagai laboratorium film komersial.

  8. Efek Suara Hanya dibutuhkan untuk stasiun besar.

  9. Ruang Produksi Musik Menyediakan suara background untuk acara studio.

  10. Screening Room (viewing room) Ruang untuk priview suatu film atau acara kepada acara potensial.

  11. Fasilitas untuk produksi acara di luar  Garasi atau ruang parkir  Ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang.

   Untuk stasiun yang sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang kontrol

   Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote tanpa terikat pada suatu stasiun tetap.

  12. Ruang Echo Dengan menggunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan.

13. Kantor  Dapat teletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain.

   Ruang eksekutif dan konferensi membutuhkan rangkaian.

  14. Fasilitas Pegawai  Suatu aktivitas yang besar membutuhkan cafetaria, fasilitas P3K yang lainnya.

   Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi pengunjung, anak sekolah, dan penonton studio.

  15. Perawatan Bangunan Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain yang penting.

  16. Pengembangan Site  Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis, masyarakat umum, kendaraan stasiun  Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat – alat scenery dan barang – barang seperti kamera yang berat, boneka – boneka, dan peralatan elektronik.

   Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program – program tentang pertanian atau hewan.

  Siaran

  Siaran berasal dari kata ‘siar’. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio, dapat pula dalam bentuk siaran audio visual dan sinkron, seperti televisi siaran.

  Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana / alat, atau antara perangkat keras dan lunak.

  Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio, diperlukan mobil produksi / Outside diperlukan mobil produksi /

  

Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat kamera elektronik

  lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun penyiaran memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka, dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.

  Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.

  Prinsip Dasar Siaran Televisi

  Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware) diperlukan tiga unsur utama, yaitu studio ( Prasarana dan Sarana Pengunjung ), pemancar ( Transmisi ), dan pesawat Televisi ( Penerima ).

  Ketiga unsur utama ini disebut dengan “Trilogi Televisi”. Artinya panduan penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi. Pada

gambar 2.1 dan 2.2 dapat terlihat prinsip dasar penyiaran televisi.Gambar 2.1. Skema transmisi siaran dari stasiun televisi ke antena pemancarGambar 2.2. Skema transmisi siaran yang diterima antena penerima

2.2.6 Program Siaran Televisi

  Secara umum, program siaran televisi terbagi menjadi tiga jenis yaitu acara hiburan tanpa naskah, acara hiburan dengan naskah, dan acara yang bersifat informasi.

2.2.6.1 Acara Hiburan Tanpa Naskah

  Acara hiburan tanpa naskah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu acara games, reality show, talent show.

  Acara games merupakan sebuah program dimana kontestan yang berupa kru televisi ataupun selebritis, dalam sebuah tim, memainkan sebuah permainan yang melibatkan menjawab pertanyaan atau memecahkan teka- teki dengan uang sebagai hadiah. Dalam beberapa acara, kontestan akan bersaing terhadap kontestan lain atau tim lain, sedangkan dalam beberapa acara lainnya kontestan akan bermain sendiri untuk hasil yang bagus atau nilai yang tinggi. Acara games sering menghadiahkan pemain dengan hadiah berupa uang, ataupun perjalanan serta servis yang disediakan oleh sponsor acara.

  Acara realitas atau reality show merupakan jenis program televisi yang mendokumentasikan situasi atau kejadian yang aktual, dan sering disuguhi oleh pemeran yang belum diketauhi sebelumnya. Acara ini sering menyoroti drama pribadi dan konflik yang lebih jauh dari acara dokumenter.

  Talent show atau juga acara pertunjukan kebolehan atau keahlian

  merupakan acara dimana kontestan menunjukkan kebolehan dalam bernyanyi, menari, akrobat, akting, dan lain – lain terkadang untuk hadiah, piala ataupun hadiah uang.

2.2.6.2 Acara Hiburan dengan Naskah

  Acara hiburan dengan naskah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu drama, animasi, dan acara komedi.

  Acara drama atau sering juga disebut sinetron di Indonesia merupakan acara yang berisi tentang sebuah cerita bernaskah yang diperankan oleh berbagai artis dan aktor. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.

  Film animasi serial adalah salah satu jenis program animasi televisi dengan judul yang sama, yang juga biasanya berhubungan satu dengan yang lain. Karakter dan tema di tiap episode film animasi serial biasanya sama. Film animasi biasanya ditujukan kepada anak – anak daripada orang dewasa. Namun juga ada beberapa film animasi yang memang ditujukan kepada orang dewasa daripada anak – anak.

  Acara komedi adalah acara yang lucu yang pada umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa. Acara komedi dibagi lagi beberapa jenis yaitu drama komedi yang merupakan drama, namun lebih ditonjolkan komedi yang menimbulkan tawa daripada alur ceritanya, komedi improvisasi yang merupakan acara komedi yang dibawakan oleh beberapa komedian dengan sebuah tema yang kemudian diimprovisasi oleh komedian di atas panggung, dan yang terakhir adalah stand – up komedi yang merupakan acara komedi dimana komedian berdiri diatas panggung dan bercerita ataupun bernyanyi secara bergantian, stand – up komedi sering berisi sindiran, baik terhadap diri sendiri, maupun pihak tertentu namun tetap menimbulkan tawa.

2.2.6.3 Acara Informasi

  Acara informasi merupakan acara yang berisi tentang berbagai informasi, baik berita aktual tentang keadaan sosial ekonomi maupun olahraga juga film dokumenter.

  Program berita atau acara berita, biasanya berisi liputan berbagai perittiwa berita dan informasi lainnya, apakah yang diproduksi secara lokal oleh stasiun radio atau televisi, atau oleh suatu jaringan penyiaran. Program berita juga berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, komentar serta bahan lain yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendegar atau pemirsanya.

  Film dokumenter dibuat khusunya utk stasiun televisi yang khususnya di saluran dokumenter. Film dokumenter berisi juga beberapa film

  • – film yang berhubungan dengan sejarah maupun politik. Juga ada beberapa film dokumenter di jurusannya sendiri, yaitu tentang perjalanan, tentang alam baik geografi maupun biologi juga tentang tourism seperti National

  

Geographic Channel. Namun, dalam beberapa kesempatan yang jarang, film

  dokumenter di televisi menjadi sangat populer sehingga dirilis menjadi film layar lebar.

2.2.7 Televisi Olahraga

  Olahraga atau juga sport dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin disportare atau deportare yang artinya pemeliharaan, menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport merupakan gabungan dari segala latihan jasmani yang diadakan orang dengan sukarela untuk memperkuat tenaga tubuh, demikian juga dengan pemusatan pikiran.

  Perkembangan olahraga di Indonesia semakin pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dari minat masyarakat dalam melakukan aktifitas olahraga sehari-hari, juga dari tim nasional Indonesia dan semakin banyak pemuda – pemuda bangsa yang meraih prestasi di bidang olahraga baik nasional maupun internasional. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang lumayan berkembang di bidang olahraga. Hal ini terlihat dari peraihan medali emas oleh pemuda sumatera utara di bagian polo air dan pencak silat.

  Namun masih sedikit masyarakat Indonesia yang mengikuti perkembangan olahraga karena keterbatasan di media penyebaran informasi. Media penyebaran informasi tentang olahraga di Indonesia masih sebatas media cetak berupa majalah dan koran, adapun media penyebaran informasi melalui televisi hanya dibahas secara singkat hanya saat ketika adanya sebuah event.

  Dengan adanya sebuah stasiun televisi khusus olahraga, masyarakat Indonesia bisa lebih mengikuti perkembangan olahraga baik nasional maupun internasional, juga memotivasi masyarakat tentang peran pentingnya olahraga.

2.3 LOKASI PROYEK

  Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.

2.3.1 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PROYEK

  Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi yang dapat dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi Stasiun Televisi. Dapat dilihat pada tabel 2.2

NO KRITERIA INTERNAL LOKASI

  Berada di kawasan strategis yang merupakan daerah Central Bisnis District dan perkantoran

  1 Posisi bangunan di kota mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi bisnis. Berada di lingkungan yang strategis (dapat dilihat

  2 Lingkungan dari segala sisi) Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

  3 Pencapaian atau aksesibilitas dengan angkutan umum maupun pribadi.

  Orientasi bangunan tidak mempengaruhi fungsi

  4 Orientasi bangunan.

  Adanya view yang bagus baik dari dalam site

  5 View maupun dari luar site.

  6 Harus mencukupi untuk program fungsional dan Ukuran lahan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( 1-2 Ha ) Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan

  7 Kontur tapak / topografi perencanaan bangunan.

  Sebaiknya terdapat di jalan yang besar (arteri /

  8 Jaringan jalan kolektor) dan bebas kemacetan.

Tabel 2.2 Tabel kriteria internal site Stasiun Televisi Swasta

2.3.2 ALTERNATIF LOKASI TAPAK

  Adapun yang menjadi alternatif tapak terdapat 3 alternatif lokasi site, yaitu:

  1. Lokasi alternatif 1 (Gambar 2.3) berada di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, Medan dengan luas Site : ± 3.2 ha. Sebelah Utara site berbatasan dengan Jl. Kompleks Ruko, sebelah timur berbatasan dengan Jl. Medan Fair Plaza, sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto, sebelah barat berbatasan dengan Jl. Iskandar Muda Baru

Gambar 2.3 Jl. Gatot Subroto

  2. Lokasi alternatif 2 (Gambar 2.4) berada di Jl. Abdul Haris Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan luas site : ± 3.2 ha. Sebelah utara site berbatasan dengan Jl. Abdul Haris Nasution, sebelah timur berbatasan dengan Gedung Asrama Haji, sebelah selatan dengan lahan kosong, sebelah barat dengan gedung

Gambar 2.4 Jl. Abdul Haris Nasution perkantoran.

  3. Lokasi alternatif 3 (Gambar 2.5) berada di Jl. Kejaksaan, Kecamatan Medan Petisah, Medan dengan luas site : ± 3 ha. Sebelah utara site berbatasan dengan Jl. Candi Borobudur, sebelah timur dengan Jl. Candi Mendut, sebelah selatan dengan Jl. Kejaksaan, sebelah barat dengan Jl. Candi Borobudur.

Gambar 2.5 Jl. Kejaksaan

  Dari penilaian di tabel 2.3 dapat dilihat beberapa kriteria – kriteria di atas serta memenuhi persyaratan maka terpilih site alternatif 2 yaitu Jl. A.H. Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan, dengan sistem penilaian nilai 1 adalah buruk, nilai 3 adalah cukup, dan nilai 5 adalah baik sekali.

  LOKASI ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3 KRITERIA

  Jl. Gatot Subroto Jl. A. H. Nasution Jl. Brigjen Katamso Kec. Medan Petisah Kec. Medan Johor Kec. Medan Maimun Tingkatan Jalan Jalan Arteri Primer (5) Jalan Arteri Primer (5) Jalan Arteri Primer (5) RUTRK Sesuai(5) Sesuai (5) Kurang Sesuai (3)

  Pencapaian mudah karena Pencapaian mudah karena berada di jalur utama pusat Pencapaian mudah karena Pencapaian ke berada di jalur utama pusat kota serta didukung dengan berada di jalur utama pusat Lokasi kota namun rentan macet adanya sarana angkutan kota. (5) (5) umum yang banyak di daerah ini. (5) Entrance mudah diakses Entrance cukup mudah

  Pengenalan karena berada pada jalan diakses karena berada pada Entrance cukup mudah (3) Entrance primer (5) jalan primer (5)

  Fungsi pendukung Medan Fair, Medan Plaza, Mesjid Asrama Haji, Hotel (3) di sekitar lokasi Hotel (5) Perkantoran (5) Kepadatan

  Sangat Padat (1) Tidak Padat (5) Sangat Padat (1) Bangunan Arus Kendaraan padat, Arus Kendaraan lancar, Arus Kendaraan padat karena terletak di Sirkulasi Kendaraan karena ruas jalan yang walau lebar jalan yang persimpangan lampu merah cukup lebar. (5) cukup lebar. (3) yang cukup padat. (1) Fungsi Eksisting Lahan Kosong (5) Kompleks Ruko (5) Lahan Kosong & Hunian (5)

  Sarana Angkutan Banyak (5) Banyak (5) Banyak (5) umum Kondisi Jalan Baik (5) Baik (5) Baik (5)

  Total Nilai

  42

  50

  38 Peringkat

  2

  1

  3 Tabel 2.3 Tabel Penilaian Kriteria Lokasi

2.3.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Perancangan

  Kasus proyek berjudul Stasiun Televisi Swasta. Status proyek bersifat fiktif. Pemilik Proyek adalah pihak swasta. Lokasi tapak berada di jalan Abdul Haris Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan batasan sebelah utara dengan jl. Abdul Haris Nasution, sebelah timur dengan gedung Asrama Haji, sebelah selatan dengan lahan kosong, dan sebelah barat dengan gedung perkantoran.

  Luas lahan lokasi sebesar ± 3.2 Ha ( 32.000 meter ) dengan KDB sebesar 50 – 75%. Bangunan eksisting yang terdapat pada lokasi yaitu kompleks ruko 4 lantai. Potensi pada lahan yaitu terletak di area perkantoran, transportasi lancar dan baik, luas site yang mendukung, dan memiliki jalur utilitas yang baik.

2.4 Tinjauan Fungsi

  Keuangan Ka. Bid.

   R. traffic Semi privat