MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (1)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh :
Nama :

NIM :

Desi Arisandi

171011500039
02PPKP001/438

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

I.

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tujuan pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan dan cara
hidup manusia Indonesia yaitu pancasila. Tujuan pendidikan nasional terdapat
pada undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kurikulum secara sederhana dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau
daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan
pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan
yang jelas. Perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki,
mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sistem Pendidikan Nasional.
Adanya perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat maka berimplikasi pada
perlunya perubahan dalam kurikulum sehingga dapat mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman. Sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan
tidak

dapat

menghasilkan


generasi

berikut

yang

tanggap

terhadap

perkembangan.
B. Ruang Lingkup Kajian
Masalah pokok dalam penulisan makalah ini sesuai dengan judul
Manajemen Kurikulum sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional maka yang
menjadi ruang lingkup kajian yaitu tentang Hakikat Manajemen kurikulum
adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif,
sistematik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum, Ruang lingkup manajemen kurikulum, Tujuan manajemen
kurikulum, Fungsi manajemen kurikulum, Manfaat manajemen kurikulum, Asas

manajemen kurikulum, Prinsip manajemen kurikulum dan Faktor yang
mempengaruhi manajemen kurikulum serta Implikasi Standar Nasional
Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum.

C. Tujuan
1. Mengetahui Hakikat Manajemen Kurikulum
2. Mengetahui Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum
3. Mengetahui Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen
Kurikulum
II.

PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Kurikulum
1) Definisi Manajemen Kurikulum
Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti
menyusun perencanaan, membangun organisasi dan penggorganisasiannya
serta pengendalian atau pengawasan. Sedangkan, kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang

pendidikan1. Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam melaksanakan
manajemen kurikulum harus disesuaikan dengan konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)2.
Kurikulum yang berlaku di Indonesia sejak pertama kali digunakan
hingga sekarang sudah mengalami pembaruan-pembaruan mengikuti
perkembangan dunia pendidikan yang semakin modern yaitu :


Kurikulum 1947 (Rentjana peladjaran 1947)
Kurikulum yang pertama lahir pada masa kemerdekaan yang
memakai istilah dalam bahasa belanda Leer plan artinya
rencana pelajaran, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950
orientasinya tidak menekankan pada pendidikan pikiran tetapi
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.


1

2

Kurikulum 1952 (Rentjana pelajaran terurai 1952)

Perkembangan kurikulum ptm 13.pdf

Asep Sudarsyah dan Diding Nurdin.Manajemen Pendidikan.(Bandung : Alfabeta,
2015).hlm.189.

Kurikulum ini mengalami penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya dan sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional serta rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.


Kurikulum 1964 (Rentjana pendidikan 1964)
Pada kurikulum ini pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang
SD


program

pengembangan

pancawardhana
moral,

(Hamalik,2004)

kecerdasan,

yaitu

emosional/artistik,

keterampilan dan jasmani.


Kurikulum 1968 ((Berorientasi pada materi)
Pada kurikulum ini merupakan pembaharuan dari kurikulum

sebelumnya yaitu perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar dan kecakapan khusus.



Kurikulum periode 1975 (Berorientasi pada tujuan)
Kurikulum ini menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam
bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan Instruksional
Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar
mengajar dan evaluasi guru harus terampil menulis rincian apa
yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.



Kurikulum 1984 (Penyempurnaan kurikulum 1975)
Kurikulum ini mengutamakan process skill approach (pendekatan
keterampilan proses) tetapi faktor tujuan tetap penting. Posisi
siswa ditempatkan sebagai subjek belajar dari mengamati sesuatu,

pengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan karena
metode ini siswa lebih aktif (CBSA/cara belajar siswa aktif).
Konsep CBSA sangat elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
sekolah-sekolah yang diuji cobakan tetapi masih banyak sekolah
yang kurang mampu dalam menafsirkan CBSA ini akhirnya
banyak penolakan.



Kurikulum 1994 (Berorientasi pada aspek nasional dan lokal)
Kurikulum

ini

penyempurna

kurikulum

sebelumnya


dan

dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran dengan mengubah sistem semester ke
sistem caturwulan. Tujuan pengajaran ini menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan
proses belum berhasil karena beban belajar siswa dinilai terlalu
berat.


Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Pendidikan

berbasis

kompetensi

menitikberatkan


pada

pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugastugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan. Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi
apa yang mesti dicapai siswa. Kerancuan muncul pada alat ukur
pencapaian kompetensi siswa yang berupa ujian akhir sekolah
dan ujian nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.
Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak
paham betul apa yang sebenarnya kompetensi yang diinginkan
pembuat kurikulum.


Kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Penyusunan kurikulum ini dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi
dasar yang dikembangkan oleh BSNP. Pengembangan KTSP
harus disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah serta peserta didik. Pada akhirnya tahun 2012
KTSP dianggap kurang berhasil, karena pihak sekolah dan para

guru belum memahami seutuhnya mengenai KTSP dan
munculnya beragam kurikulum yang sulit mencapai tujuan
pendidikan nasional maka mulai awal tahun 2013 KTSP

diberhentikan pada beberapa sekolah dan digantikan dengan
kurikulum baru.


Kurikulum periode 2013 (Berbasis kompetensi dan karakter)
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modifikasi dan
pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013
sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada
sekolah-sekolah tertentu (terbatas), kurikulum ini diresmikan
pada tanggal 15 juli 2013 yang memiliki perbedaan dengan yang
lama.3

Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan mutu perwujudan
pasal 38 ayat 1 undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) yang
berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan
didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum
disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan
pendidikan.” Sebagai tindak lanjut hal tersebut, muatan lokal telah dijadikan
strategi pokok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang
relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan kurikulum
muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program
pendidikan

tertentu

yang

sesuai

dengan

keadaaan

dan

tuntutan

lingkungannya.4
2) Ruang lingkup Manajemen Kurikulum
Ruang

lingkup

manajemen

pendidikan

meliputi

perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah
kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi
dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,

3

4

www.gurungapak.com/2016

Mulyasa.Manajemen berbasis sekolah.(Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.2012).hlm.40.

sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan
peserta didik maupun dengan lingkungan.5
3) Tujuan Manajemen Kurikulum
1. Pencapaian pengajaran dengan menitikberatkan pada peningkatan
kualitas interaksi belajar mengajar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada
pendayagunaan seoptimal mungkin.
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.6
4) Fungsi Manajemen Kurikulum
1. Meningkatkan

efisiensi

pemanfaatan

sumber

daya

kurikulum,

pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler tetapi
juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.
4. Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang
profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja
guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain dan implementasi dapat
dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya
5

Asep Sudarsyah dan Diding Nurdin.Manajemen Pendidikan.(Bandung : Alfabeta,
2015).hlm.191.
6
Tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014

dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar
perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah
setempat.7
5) Manfaat Manajemen Kurikulum
1. Manfaat kurikulum bagi guru :
a. Sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, melaksanakan
dan menilai kegiatan pembelajaran.
b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.
c. Membantu guru untuk menunjang situasi belajar ke arah yang
lebih baik.
2. Manfaat kurikulum bagi sekolah :
a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena
dengan adanya kurikulum maka tujuan-tujuan pendidikan
yang diinginkan sekolah akan tercapai.
b. Mendorong

terwujudnya

otonomi

sekolah

dalam

penyelenggaraan pendidikan.
c. Memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan.
3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat :
a. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing
putra/putrinya di sekolah.
b. Sebagai partisipasi dalam rangka memperlancar program
pendidikan dan dapat memberikan kritik serta saran yang
membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di
sekolah.

7

Asep Sudarsyah dan Diding Nurdin.Manajemen Pendidikan.(Bandung : Alfabeta,
2015).hlm.192.

4. Manfaat kurikulum bagi orang tua :
a. Sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalm membantu
usaha sekolah dalam memajukan putra/putrinya.
5. Manfaat kurikulum bagi siswa :
a. Sebagai
persiapan

organisasi
bagi

belajar

anak

tersusun

didik.

Anak

merupakan
didik

suatu

diharapkan

mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang dikemudian
hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan
anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.8
6) Asas- asas Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum bukan sesuatu yang mudah
dan sederhana karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dan
banyak pertanyaan yang dapat diajukan untuk diperhitungkan
misalnya Apakah yang ingin dicapai, manusia yang bagaimana yang
akan diharapkan akan dibentuk? Apakah akan diutamakan kebutuhan
anak pada saat sekarang atau masa mendatang? Dan lain-lain. Semua
pertanyaan yang timbul itu menyangkut asas-asas yang mendasar
setiap kurikulum, yaitu :
1. Asas Filosofis adalah berkenaan dengan tujuan pendidikan
yang sesuai dengan filsafat Negara misalnya mendidik anak
agar menjadi manusia yang baik sesuai dengan nilai-nilai,
cita-cita dan filsafat yang dianut Negara.
2. Asas Psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalam
kurikulum misalnya Psikologi anak (perkembangan anak),
Psikologi belajar (bagaimana proses belajar).
3. Asas Sosiologis yaitu keadaan masyarakat, perkembangan
dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia
berupa pengetahuan dan lain-lain.

8

Idaaka.blogspot.com/2013/01

4. Asas Organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan
organisasi bahan pelajaran yang disajikan.9
7) Prinsip-Prinsip dalam mengembangkan Manajemen Kurikulum
1. Kurikulum harus mencapai tujuan falsafah pendidikan
sekolah dan nasional.
2. Kurikulum dikembangkan pada satuan pendidikan dengan
mengacu pada standar yang ditetapkan.
3. Kurikulum perlu dikembangkan dari tingkat Akar Rumput
dengan melibatkan kontribusi orrang tua dan masyarakat.
4. Kurikulum perlu memberi peluang memenuhi kebutuhan
peserta didik untuk memperoleh pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya.
5. Kurikulum perlu mmepertimbangkan budaaya, kebiasaan dan
tradisi lokal.
6. Kurikulum perlu menyediakan pengalaman pendidikan
praktis.10
8) Faktor- Faktor yang mempengaruhi kurikulum yang sesuai dengan
UU No.20 tahun 2003
1. Peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik.
3. Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
4. Tuntunan pembangunan daerah, nasional dan dunia kerja.
5. Perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni.
6. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.11

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan salah satu substansi manajemen
pendidikan yang harus dikelola sekolah secara efektif. Berdasarkan menteri
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia pada :

9

Nasution,S.Asas-asas kurikulum.(Jakarta: Bumi Aksara.2011).hlm.11.
Manajemen sekolah.(Sawangan:2007).hlm.261.
11
Manajemen sekolah.(Sawangan:2007).hlm.262.

10

1. Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
dasar dan Menengah.
Standar kompetensi kelulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar
kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.
Pasal 1


Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan dan standar.



Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Kompetensi lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
Kompetensi lulusan SMA/MA/MAK/SMALB/Paket C



Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri.
Pasal 2
Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 54 tahun 2013 tentang standar
kompetensi

lulusan

untuk

satuan

pendidikan

dasar

dan

menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan menteri ini telah berlaku pa12da tanggal diundangkan (6
juni 2016)13

13

bsnp-indonesia.org

2. Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendiidkan tertentu.
Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
3. Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
4. Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur dan intrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasae dan pendidikan menengah.14
C. Implikasi

Standar

Nasional

Pendidikan

terhadap

Manajemen

Kurikulum
Manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas untuk melaksanakan sistem proses belajar yang meliputi
adminitrasi kurikulum, program ketenagaan, program sarana dan prasarana,
program pembiayaaan dan program hubungan masyarakat kelima jenis
program

tersebut

mempunyai

implikasi

tertentu

dalam

kerangka

mengembangkan kurikulum. Adminitrasi kurikulum mencakup sistem

14

bsnp-indonesia.org

penyampaian media dan bimbingan diperlukan faktor pertimbangan dalam
rangka perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.15
III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam melaksanakan manajemen kurikulum harus
disesuaikan dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum, Faktor- Faktor yang
mempengaruhi kurikulum yang sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 Peningkatan
iman, takwa dan akhlak mulia, Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta
didik, Keragaman potensi daerah dan lingkungan dan lain-lain. Implikasi
manajemen kurikulum yaitu Adminitrasi kurikulum, program ketenagaan, program
sarana dan prasarana, program pembiayaaan dan program hubungan masyarakat.
B. Saran
Diharapkan agar kita sebagai generasi muda penerus bangsa memiliki keinginan
untuk memajukan bangsa dan negaranya akan terus berkembang sebaik mungkin
untuk mewujudkannya. Penerapan kurikulum ini diharapkan menjadi semangat
generasi penerus untuk terus meningkatkan kualitas dan mampu bersaing di dunia
pendidikan yang semakin lama semakin banyak persaingan. Hal tersebut akan
terwujud dengan menerapkan sistem manajemen kurikulum pendidikan yang baik
dan merata secara keseluruhan dan ini tanggung jawab kita bersama unntuk
mewujudkan indonesia yang merata pendidikan disemua kalangan.

15

Http://asrulmmusa.blogspot.com/2012/06/makalah-manajemenkurikulum-dan.html

IV.

DAFTAR PUSTAKA
bsnp-indonesia.org.
Dharma, Agus.(2007).Manajemen sekolah.Sawangan: Departemen pendidikan
nasional.hlm.300.

Idaaka.blogspot.com/2013/01
Mulyasa.(2012).Manajemen berbasis sekolah.Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S.(2011).Asas-asas kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara.
Sudarsyah, Asep dan Diding
Nurdin.(2015).ManajemenPendidikan.Bandung:Alfabeta.
Pengelolaan kurikulum.pdf
Tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014
www.gurungapak.com/2016

Terima kasih.
Dosen,

Imam Fitri Rahmadi, S.Pd.I, M.Pd
NIDOS 02010 | NIDN 0418049101