EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656 EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI
BOYOLALI
Effectiveness Of Relaxation In The Down Breath Of Labor Pain Stage I
In BPM Fajar Endrowati Boyolali
Siti Farida
Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Labor pain is a subjective experience of physical sensations associated withuterine contractions, cervical dilation and thinning, as well as a decrease in the fetus
during labor. Physiological responses to pain include increased blood pressure,
pulse, respiration, perspiration, pupil diameter, and muscle tension. One needs a
woman in labor is pain relief. Spending voice (breathing), proper breathing
techniques that can reduce the pain of childbirth. Deep breathing relaxation
techniques to control pain by minimizing activity in the sympathetic nervous system
otono. The purpose of this study to determine the effectiveness of the techniques of
breathing in the pain of childbirth. This research uses quasi experimental study
design with pre and post test without control (self-control). Results of t-test showed
that Sig (2- tailed) showed a value of 0.000 (p value <α = 0.05), namely (0.000<0.05) or t > = 5%), ie 10.038 critical value (> 1, 96 to obtain the results that H0
rejected and Ha is received it can be concluded that there are differences in the
intensity of labor pain before the first stage of relaxation breath in the first stage of
labor pain intensity after deep breathing relaxation. Relaxation breath in
effectiveness to reduce pain intensity first stage of labor by 0.6422 = 0.41 (41%). A
41% reduction in pain intensity due to relaxation breath in, the remaining 59% are
caused by other factors.Keywords: Breathing techniques, Labor pain
ABSTRAK
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot. Salah satu kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringanan rasa sakit.
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Pengeluaran suara (pernafasan), teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otono. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas tekhnik pernafasan dalam terhadap nyeri persalinan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre
and post test without control (kontrol diri sendiri). Hasil uji t-test didapatkan hasil
bahwa Sig (2-tailed) menunjukk an nilai 0,000 (p value < α = 0,05) yaitu (0,000 < 0,05) atau nilai t > nilai kritis ( = 5%) yaitu 10,038 > 1, 96 sehingga didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I sebelum relaksasi nafas dalam dengan intensitas nyeri persalinan kala I setelah relaksasi nafas dalam. Relaksasi nafas dalam
2
efektivitas untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I sebesar 0,642 = 0,41 (41%). Sebesar 41% penurunan intensitas nyeri dikarenakan relaksasi nafas dalam, sisanya 59% disebabkan oleh faktor lain.
Kata kunci : Tekhnik pernafasan, Nyeri persalinan
mengurangi rasa nyeri pada klien yang
PENDAHULUAN
mengalami nyeri kronis. Latihan Nyeri merupakan suatu keadaan pernafasan dan teknik relaksasi yang tidak menyenangkan akibat menurunkan konsumsi oksigen, terjadinya rangsangan fisik maupun dari frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, serabut dalam serabut saraf dalam tubuh dan ketegangan otot, yang menghentikan ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot fisiologis, maupun emosional. Nyeri (Smeltzer, Bare, 1997). persalinan merupakan pengalaman
Menurut Brunner dan Suddart, subjektif tentang sensasi fisik yang relaksasi nafas adalah pernapasan terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi abdomen dengan frekuensi lambat atau dan penipisan serviks, serta penurunan perlahan, berirama, dan nyaman yang janin selama persalinan. Respon dilakukan dengan memejamkan mata. fisiologis terhadap nyeri meliputi
Smeltzer & Bare (1997), peningkatan tekanan darah, denyut nadi, menyatakan bahwa tujuan teknik pernapasan, keringat, diameter pupil, relaksasi nafas dalam adalah untuk dan ketegangan otot. Relaksasi meningkatkan ventilasi alveoli, merupakan metode efektif untuk
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan aktifitas komponen saraf parasimpatik vegetatif secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terrhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-70x/menit. Kadar PaCO
2
akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Henderson & Jones, 2005).
Hasil survey pendahuluan di BPM Fajar di Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, masih tingginya angka kejadian ibu bersalin yang dirujuk ke
Rumah Sakit atas permintaan pasien dengan alasan ingin mengakhiri persalinan dengan cara yang singkat yaitu dengan tindakan SC. Banyak Ibu yang memilih persalinan SC karena alasan tidak ingin merasakan nyeri atau sakit yang berlebihan saat menjalani proses persalinan. Bidan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar ibu bersalin. Salah satu kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringanan rasa sakit. Pengeluaran suara (pernafasan), teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti efektivitas relaksasi nafas dalam terhadap nyeri persalinan kala I. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas relaksasi nafas dalam terhadap nyeri persalinan kala I.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif, eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas relaksasi nafas dalam terhadap nyeri
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
one group pre test and post test design
O X O 1 2 O1 : Pretest : sebelum diberi relaksasi nafas dalam O2: Postest : setelah diberi relaksasi nafas dalam X : Intervensi : diberi tindakan relaksasi nafas dalam
terhadap subyek penelitian dengan sengaja, terencana, kemudian dinilai pengaruhnya pada pengujian kedua (post test ).
treatment yaitu relaksasi nafas dalam
) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti melakukan
test
tanpa menggunakan kelompok pembanding ( kontrol ), tetapi pada penelitian ini pengujian pertama (pre
Rancangan penelitian ini adalah
ISSN : 2407 - 2656
penelitian yang dilakukan untuk menilai satu kelompok saja secara utuh.
and post tes design , yaitu suatu
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik one group pre test
yang artinya peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test.
without control (Kontrol diri sendiri),
kala I. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre and post test
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin normal kala I di BPM Fajar Boyolali. Teknik sampling/cara memilih objek penelitian dengan cara accidental sampling . Adapun teknik mengumpulkan data dengan data primer yaitu dengan cara pengukuran efek relaksasi nafas dalam saat melahirkan/bersalin kala I. Peneliti mencatat intensitas nyeri kontraksi pada ibu bersalin selama menjalani kala I persalinan, sejak dinyatakan pembukaan 1 sampai dengan pembukaan lengkap (pembukaan 10). Instrumen yang digunakan untuk mengukur intensitas nyeri pada saat kontraksi yaitu dengan menggunakan Verbal Rating Scale (VRS), merupakan alat kur yang efektif untuk memeriksa intensitas nyeri. VRS
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
biasanya diskore dengan memberikan Tabel 2. Distribusi frekuensi paritas
No Paritas F %
angka pada setiap kata sifat sesuai
1. Primipara
15
36.6
2. Multipara
26
63.4
dengan intensitas nyerinya dengan
Total 41 100
menggunakan skala 5 point yaitu skore 0 Berdasarkan tabel di atas dapat
= tidak ada nyeri, skore 1 = kurang nyeri dilihat bahwa paritas ibu bersalin / nyeri ringan, skore 2 = nyeri sedang, mayoritas adalah kelompok multipara skore 3 = nyeri berat, skore 4 = nyeri
(jumlah anak >2) yaitu sebanyak 26 sangat berat. Analisis data dengan responden (63,4%). menggunakan uji statistik uji t-test yaitu beda dua mean dependen. Uji dua mean
Analisis Univariate Tabel 3. Distribusi frekuensi Nyeri
dependen digunakan untuk menguji
Ibu Bersalin sebelum Relaksasi Nafas
perbedaan mean antara dua kelompok
Dalam No Nyeri F % data yang dependen.
1. Nyeri ringan
3
7.3
2. Nyeri sedang
15
36.6
3. Nyeri Berat
17
41.5 HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Nyeri sangat
6
14.6 berat Hasil dan Bahasan
Total 41 100 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi frekuensi umur
Hasil tingkat nyeri ibu bersalin
ibu bersalin
sebelum melakukan relaksasi nafas No Umur F % dalam mayoritas berada pada skala nyeri
1. Resiko tinggi
5
12.2 (<19 th & >35 th) berat (skala 3) sebanyak 17 responden
2. Reproduksi sehat
36
87.8 (41,5%). (20-35 th)
Total 41 100
Tabel 4. Distribusi frekuensi Nyeri
Berdasarkan tabel di atas dapat
Ibu Bersalin setelah Relaksasi Nafas
dilihat bahwa usia ibu bersalin mayoritas
Dalam No Nyeri F %
adalah pada kelompok usia reproduksi
1. Nyeri ringan
23
56.1
sehat (usia 20-35 tahun) yaitu sebanyak
2. Nyeri sedang
12
29.3
3. Nyeri Berat
6
14.6 36 responden (87,8%).
4. Nyeri sangat
23
56.1 berat Total 41 100
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Hasil tingkat nyeri ibu bersalin 1,049. Hasil uji t-test didapatkan hasil sebelum melakukan relaksasi nafas bahwa Sig (2-tailed) menunjukkan nilai dalam mayoritas berada pada skala nyeri 0,000 (p va lue < α = 0,05) yaitu (0,000 < ringan (skala 1) sebanyak 23 responden 0,05) atau nilai t > nilai kritis (
= 5%) (56,1%). yaitu 10,038 > 1, 96 sehingga didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan
Analisis Multivariate
Ha diterima maka dapat disimpulkan
Tabel 5. Intensitas Nyeri persalinan Kala I
bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I sebelum relaksasi
Mean Sebelum relaksasi nafas dalam
2.63
nafas dalam dengan intensitas nyeri
Setelah relaksasi nafas dalam
1.59
persalinan kala I setelah relaksasi nafas Berdasarkan tabel di atas diperoleh dalam. nilai rerata intensitas nyeri persalinan
Tabel 7. Paired Samples Correlation
kala I sebelum relaksasi nafas dalam
Paired Sig. Differences
sebesar 2,63, sedangkan nilai rerata
t (2- Mean tailed)
intensitas nyeri persalinan kala I setelah
Sebelum 1.049 10.038 .000 relaksasi nafas dalam yaitu sebesar 1,59. relaksasi nafas dalam - Setelah relaksasi nafas
Tabel 6. Intensitas nyeri persalinan dalam kala I sebelum dan setelah relaksasi nafas dalam
Berdasarkan tabel di atas diperoleh Correlation Sig.
Sebelum relaksasi .642 .000 nilai efektivitas relaksasi nafas dalam nafas dalam &
untuk menurunkan intensitas nyeri
Setelah relaksasi
2 nafas dalam
persalinan kala I adalah 0,642 = 0,41 (41%). Sebesar 41% penurunan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh intensitas nyeri dikarenakan relaksasi nilai selisih rata-rata intensitas nyeri nafas dalam, sisanya 59% disebabkan persalinan kala I sebelum dan setelah oleh faktor lain. relaksasi nafas dalam yaitu 2,63
- – 1,59 =
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
Menurut Cuningham (2005), nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Kontraksi ini menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha.
Menurut Judha (2012), nyeri viseral yaitu rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Pada kala I fase laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Ibu merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
Menurut Judha (2012), tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri yang dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan tingkatan intensitas atau merajuk pada skala nyeri. Yanti (2009) mengatakan primigravida lebih merasakan nyeri pada awal persalinan (kala I) daripada multigravida.Primigravida cenderung lebih banyak mengalami kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi persepsi nyeri persalinan antara lain adalah umur, pendidikan, social ekonomi, paritas ukuran bayi maupun presentasi dan sebagainya.
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (Smeltzer & Bare, 1997).
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656
menurunkan intensitas nyeri dan intensitas nyeri persalinan kala I setelah menurunkan kecemasan. relaksasi nafas dalam. Relaksasi nafas Teknik relaksasi nafas dalam dapat dalam efektivitas untuk menurunkan mengendalikan nyeri dengan intensitas nyeri persalinan kala I sebesar
2
meminimalkan aktifitas simpatik dalam 0,642 = 0,41 (41%). Sebesar 41% sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan penurunan intensitas nyeri dikarenakan aktifitas komponen saraf parasimpatik relaksasi nafas dalam, sisanya 59% vegetatif secara simultan. Teknik disebabkan oleh faktor lain. tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri
Saran
dan mengontrol intensitas reaksi ibu Berdasarkan hasil penelitian ini, terhadap rasa nyeri. Hormon adrenalin diharapkan bidan BPM Fajar Endrowati dan kortisol yang menyebabkan stress Boyolali, dapat menerapkan tehknik akan menurun, ibu dapat meningkatkan relaksasi nafas dalam pada setiap ibu konsentrasi dan merasa tenang sehingga bersalin kala I untuk mengurangi nyeri memudahkan ibu untuk mengatur persalinan. pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-70x/menit. Kadar PaCO
2 DAFTAR PUSTAKA
akan meningkat dan menurunkan PH Cunningham, F. G. (2005). Obstetri sehingga akan meningkatkan kadar
Williams. Edisi: 21. Jakarta. EGC.
oksigen dalam darah (Henderson & Henderson, C dan Jones K. (2005). Jones, 2005).
Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC.
SIMPULAN DAN SARAN
Judha, M. (2012). Teori Pengukuran
Simpulan Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta. Nuha Medika. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I sebelum relaksasi nafas dalam dengan
Volume 3 / Nomor 3 / November 2016
ISSN : 2407 - 2656 Smeltzer SC, Bare BG . (1997). Buku ajar keperawatan medikal bedah.
Brunner & Suddarth edisi 8 volume 1.Alih bahasa Waluyo A, Karyasa IM, Julia, Kuncara, Asih Y. Jakarta. EGC.
(2002). Buku Ajar Medikal
Bedah
Yanti. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta. Pustaka Raihana.