PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRO

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PROSES PEMBELAJARAN

Yan Nury Wardhany
1401050027
Kelas C

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015
NAMA
KELAS

: YAN NURY WARDHANY
:C

SEMESTER
PRODI
NIM

Email

:2
: PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
: 140105002
: YanNuryWardhany12@gmail.com

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PROSES PEMBELAJARAN

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin
mendapatkan pengakuan dari masyarakat indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya
berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat
ini. Semuanya tersa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari
krisis yang dialami. Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi (2004:95), “ sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
konstribusi yang positif kepada lingkungannya”.
Dalam konteks kajian P3, dapat didefinisikan bahwa pendidikan karakter sangatlah
penting dalam lingkungan sekolah yakni sebagai Pembelajaran yang mengarah pada

penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai
tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi ini mengandung makna :
1. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran
yang terjadi pada semua mata pelajaran;
2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsi
anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan
dikembangkan;
3. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah
(lembaga).
Dewasa ini, kita tahu bahwa pendidikan karakter sangat berpengaruh pada
kehidupan remaja. Dimana remaja merupakan suatu fase transisi dari masa awal anak-anak
hingga masa dewasa. Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to
grow atau to grow maturity (Golinco, 1984 dalam Rice, 1990). Menurut Harlock (1981)
remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Sedangkan menurut Ericson, masa
remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri atau jati
diri. Dalam fase ini perkembangan peserta didik ditandai dengan berbagai perubahan menuju

kearah tercapainya kematangan dalam berbagai aspek seperti biologis, intelektual, emosional,
sikap dan nilai.
Dalam situasi ini peserta didik akan mengalami berbagai guncangan yang dapat

mempengaruhiseluruh polah perilakunya, dan secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi proses belajarnya. Dalam hal ini tugas perkembangan bertujuan untuk
mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan
sense of self yang koheren dan peran yang dinilai di masyarakat. Namun pada kenyataannya
pernyataan tersebut tidaklah sama dengan kenyataannya yang nyata, bahkan bisa dikatakan
sangat berbanding terbalik dengan fakta yang ada di Indonesia. Kita tahu bahwa di Indonesia
sekarang ini masih banyak remaja yang tidak tahu atau tidak mengetahui jati diri mereka atau
karakter mereka masing-masing. Sehingga tidak banyak remaja sekarang yang masih
terjebak dalam krisis karakter. Maka dari itu pendidikan karakter sangatlah penting dalam
proses pembelajaran terhadap perkembangan individu.
Dalam proses perkembangan dan pembetukkan, karakter seseorang dipengaruhi
oleh 2 faktor yaitu faktor lingkungan (nurture) dan faktor bawaan (nature). Dalam proses ini
terkadang peran keluarga dalam pembentukan karakter anak lebih sedikit dibandingkan peran
lingkungan disekelilingnya, hal ini menimbulkan kecenderungan anak untuk berbuat hal yang
negatif atau tidak baik, kecenderungan yang dapat timbul pada diri remaja tersebut antara lain
: adanya sikap nenentang dan menantang orang tua, lebih mudah terprovokasi untuk
melakukan tindakan negatif oleh lingkungan dan pergaulannya, dll. Dengan adanya hal
tersebut sangatlah penting untuk diadakanya pendidikan karakter dilingkungan sekolah yang
diantaranya sangat berperan penting dalam pembentukan karakter peserta didiknya.
Pendidikan karakter bukan hanya diterapkan dilingkungan masyarakat namun

pendidikan karakter juga harus diterapkan dalam lingkungan sekolah. Tujuan pendidikan
karakter dalam sekolah adalah :
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
pentiong dan perlu sehingga menjadi kepribadian / kepemilikan peserta didik
yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuai dengan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Sehingga pendidikan karakter harus dapat dijadikan sebagai penggerak gerakan
nasional yang menjadikan sekolah sebagai agen untuk membangun karakter peserta didik
melalui pemodelan dan pembelajaran. Dimana sebenarnya pendidikan karakter disekolah
harus berpotensi dalam membawa peserta didik untuk memiliki nilai-nilai karakter mulia dan
terpuji. Namun pada kenyataanya yang ada peran pendidikan belum menguatkan sepenuhnya
dalam pendidikan karakter terhadap peserta didik.
Dalam pembentukan karakter itu sendiri merupakan bagian dari pendidikan nilai
melalui sekolahan. Bahkan, jika kita berbicara mengenai masa depan , sekolah sangat
bertanggungjawab dalam menciptakan pesrta didik yang yang unggul dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi, namun bukan hanya itu saja sekolah juga harus dapat

bertanggungjawab dalam pembentukan watak, karakter, jati diri dan kepribadian yang baik
dalam diri peserta didik.
Berikut ini merupakan nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan menurut indonesia
Heritage Foundation (IHF) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
Mandiri dan bertanggungjawab.
Jujur / amanah, bijaksana.
Hormat dan santun.
Dermawan, suka menolong dan gotong royong.
Percaya diri, kreatif dan pekerja keras.
Kepemimpinan dan keadilan.

Toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Bukan hanya itu saja, dalam pendidikan karakter juga memilik nilai-nilai karakter
yang dijiwai oleh sila-sila pancasila pada masing-masing bagiannya dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Karakter yang bersumber pada olah hati anatara lain beriman, bertaqwa, jujur,
amanah, tertib, taat pada peraturan dan bertanggungjawab.
2. Karakter yang bersumber pada olah pikir anatara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi pada iptek, dan reflektif.
3. Karakter yang bersumber pada olah raga/ kinestetik antara lain bersih, sehat,
sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, kompetitif,
ceria, dan gigih.
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah tamah, nasionalis,
peduli, mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air, dll.
Dengan adanya nilai-nilai karakter tersebut menjadikan pentingnya pendidikan
karakter untuk dapat menguatkan dan mengembangkan karakter dalam diri seseorang.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa indonesia adalah bertumpu pada pancasila, sehingga
pendidikan karakter bangsa haruslah berdasarkan pada nilai-nilai pancasila. Bukan hanya itu
saja, yang tidak kalah pentingnya ialah sebagai bangsa yang beragama karena hal tersebut

tidak bisa lepas dari ajaran agamanya. Karena itulah pendidikan karakter yang religius harus
didasarkan pada nilai-nilai karakter yang terkandung dalam keseluruhan ajaran agama yang
dianut oleh peserta didik. Pengembangan pendidikan karakter disekolah dapat menjadi sangat
penting bila mengingat bahwa disitulah peserta didik mulai dikenalkan dengan berbagai
bidang keilmuan.

DAFTAR PUSTAKA

Alicia Komputer. 2008. Teori Pembentukan Karakter. Online: http://koleksiskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter. html. 06 mei 2010.
Bawazir, Djauharah. 2007. Pembentukan Manusia Seutuhnya; Model Sistem
Pendidikan Bunya. Jakarta : PT. Bunyan Andalan sejati.
Doni Koesuma A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta : Grasindo, Cet 1.
Kesuma, Drs. Dharma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter (kajian teori dan praktik di
sekolah), cet ke 3. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi yang tepat untuk
membangun Bangsa. Bogor : Indonesia Heritage Foundation.
http://www.google.com. Artikel pendidikan karakter. Diakses pada kamis 9 April
2015.
http://magister-pendidikan.blogspot.com/2013/09/pengintregasian-pendidikankarakter.html.