PENDAPATAN NASIONAL DAN PEMBANGUNAN INDO

PENDAPATAN NASIONAL DAN
PEMBANGUNAN INDONESIA KEDEPAN

Nama : Wahyu Rahmatullah
Jurusan : Ilmu Komunikasi
NRP

: 142050080

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN

SEJARAH
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris
yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan
biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli
ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satusatunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai
pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product,
GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang
bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.


PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima
oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang
sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat
kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat
dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya
pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya
tingkat kesejahteraan rakyat di suatu Negara. Sebagai contoh, meskipun pendapatan nasional
Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak
rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.

KONSEP


Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu

negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang
modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan
dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.



Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.



Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor

produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.



Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan
nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).




Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

PENGHITUNGAN
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:


Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.




Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan
suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode
tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang
jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).



Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang
dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor
dikurangi impor (
).

PEMBANGUNAN INDONESIA KEDEPAN
Indonesia ke depan harus lebih baik dari sekarang. Indonesia harus mampu memecahkan
permasalahan saat ini menuju pada kehidupan yang lebih baik. Tantangan Indonesia kedepan

bukan hanya masalah persoalan kemiskinan, namun juga persoalan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015, persoalan visi dan misi presiden serta wakil presiden, dan juga Percepatan
pembangunan nasional.
Kemiskinan merupakan persoalan yang terutama di Indonesia, gambaran tentang
kemiskinan yang merupakan sebuah fenomena dan fakta yang terjadi di negara Indonesia,
sebuah masalah yang sejak dulu hingga sekarang masih juga belum bisa teratasi baik oleh
pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.
Benar memang Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
atau mengatasi masalah kemiskinan, seperti memberikan bantuan dan perlindungan sosial agar
masyarakat miskin tetap bisa menyekolahkan anak-anaknya, Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Jaminan pelayanan kesehatan BPJS, serta program lainya seperti program beras miskin, PNPM
Mandiri, dan KUR. akan tetapi tetap saja permasalahan kemiskinan belum dapat teratasi. Banyak
hal yang menjadi faktor penyebab kemiskinan diantaranya : SDM, SDA, Pendidikan, Lapangan
Pekerjaan, dan masih banyak lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah
kemiskinan.
Pada tahaun 1998 kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi,
namun ketika pertumbuhan ekonomi yang sempat menurun akibat krisis dapat teratasi dan dapat
dipulihkan, kemiskinan tetap saja sulit untuk ditanggulangi, tahun 2013 yang lalu tercatat sekitar
11,47 persen, jumlah presentasi penduduk miskin. Kemiskinan tak hanya dipengaruhi persoalan
harga pangan, tapi persoalannya terletak pada sumber daya manusia (SDM). Kemiskinan ratarata berada di wilayah pedesaan dimana sektor pekerjaannya bertani dan juga nelayan.

Kedepannya Indonesia diperhadapatkan dengan tantangan menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dimana akan diberlakukan perdagangan bebas di kawasan
ASEAN, kondisi ini akan mencipatakan persaingan diantra negara-negara kawasan ASEAN
untuk memperoleh manfaat berupa peningkatan investasi asing ke dalam negeri. Dalam
menghadapai ASEAN 2015 tersebut daya saing ekonomi nasional dan daerah harus siap. jadi
sangat diharapkan nantinya calon presiden yang akan maju dalam Pemilu Presiden 2014 harus
dapat memiliki strateginya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Jika Indonesia belum siap hal ini justru akan membuat Indonesia akan menjadi pasar
untuk berbagai produk impor, dan hal ini akan menjadi dampak yang negatif bagi produk-produk
dalam negeri. Nantinya akan masuk tenaga kerja terampil ASEAN ke Indonesia besaing dengan
tenaga kerja lokal, akibatnya persaingan di pasar kerja menjadi semakin ketat, jadi jika Indonesia
ada dalam keadaan yang tidak siap, maka Indonesia akan ada dalam posisi lebih sering
dimanfaatkan daripada memanfaatkan. dan dampak bagi daerah, daerah bisa menjadi korban dari
pemberlakuan pasar bebas ASEAN jika kesiapan daerah tidak diberdayakan sesuai potensinya
Pemerintah harus dapat mengambil tindakan untuk menggurangi hambatan dan memperbesar
peluang dalam kerangka perekonomian MEA adalah meningkatkan daya saing produk dan
meningkatkan sumber tenaga kerja terampil.
Indonesia harus dapat memandang bahwa ini sebagai peluang dan harus mempersiapkan
diri agar mampu bersaing dengan negara lainnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi indonesia kearah yang lebih baik dengan meningkatkan investasi asing langsung.
Infrastruktur seperti jalan, bandara, pelabuhan, fasilitas publik, askses internet, dan ketersediaan
energi di Indonesia harus ditingkatkan agar mampu memberikan nilai tambah. Kebijakan
pemerintah juga harus mendukung untuk memberikan peluang kepada perusahaan-perusahaan
mengembangkan usahanya di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Bank Dunia indonesia memiliki banyak potensi untuk dapat menarik investasi
langsung asing (Foreign Direct Invesment/FDI) sebesar 28% hingga 63% dari MEA sehingga
Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk dapat memanfaatkan momentum tersebut.
Selain itu pemerataan pembangunan nasional melalui program pemerintah MP3EI juga sangat
penting karena merupakan program percepatan pembangunan ekonomi yang salah satu tujuannya
adalah pemerataan pembangunan antar daerah melalui pendekatan sektoral dan regional,
membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, pembangunan konektivitas dan pengembangan
SDM melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi, Pemerintah yang
baru nantinya harus bisa melanjutkan dan memperkuat MP3EI ini. Jika ada kekurangan, baik
dalam konsep maupun pelaksanaan, harus diperbaiki dan dilanjutkan.

Pendapat saya tentang pendapatan nasional dan pembangunan Indonesia kedepan adalah
sebagai berikut:
1. SDM yang ada di Indonesia lebih ditingkatkan dalam segi kualitas. Diberikan pendidikan
yang layak bagi masyarakat tidak mampu. Agar dapat menghasilkan generasi yang

semakin berkualitas dalam rangka pembangunan negara.
2. SDA yang ada di Indonesia lebih diolah dengan baik. Tentunya dengan kinerja yang baik
pula. Maksud saya disini agar masyarakat Indonesia tidak lagi menkonsumsi bahan
makanan import. Karena yang saya lihat, Indonesia kaya akan sumber daya alamnya.

3. Dan yang terakhir adalah koordinasi dari pemerintah untuk lebih memanfaatkan apa yang

ada di Indonesia. Sehingga kita tidak lagi mengimport dari luar negeri.