BAB I PENDAHULUAN - Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui pada masa pembangunan ini pemerintah Indonesia

  telah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup bagi seluruh rakyatnya. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata material dan spritual berdasarkan Pancasila. Usaha-usaha tersebut terlihat jelas dengan dicantumkannya pasal-pasal berkaitan dengan demokrasi ekonomi pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 , yakni Pasal 27, 33, dan 34.

  Dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) , Pemerintah juga telah menciptakan berbagai fasilitas mulai dari perkreditan sampai dengan upaya memecahkan masalah pemasaran dan penyediaan bahan baku. Pemerintah juga telah menciptakan beberapa peraturan dalam upaya meningkatkan usaha kecil, antara lain, Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Keputusan Presiden No. 99 Tahun 1998 dan Undang-Undang tentang UMKM yaitu Undang Undang No. 10 Tahun 2008 tentang Bidang/Jenis Usaha yang terbuka untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, Usaha Besar, Dunia Usaha, Pengembangan Usaha Pemerintah, Penjaminan, Kemitraan.

  Adanya keterbatasan modal dalam dunia usaha kecil mengakibatkan terbatasnya pendapatan, hal ini tentunya dapat menghambat pelaku usaha kecil untuk memupuk dan mengendalikan modalnya. Faktor inilah yang seringkali memicu tumbuhkembangnya pinjaman kredit.

  Perjanjian kredit itu sendiri merupakan perjanjian antara penerima dengan pemberi kredit yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai jumlah dan cara mengangsur kredit, tujuan penggunaan kredit, jangka waktu kredit, jenis dan

   peningkatan jaminan kredit, cara penarikan kredit, suku bunga dan sebagainya.

  Menurut Pasal 1 angka 12 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dijelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau pembagian keuntungan.

  Menurut kenyataan “kredit” sudah merupakan kualitas yang hidup sehari-hari dalam masyarakat luas. Khususnya dalam iklim pembangunan ekonomi yang sudah menjadi garis politik pemerintah, perkreditan bukan lagi merupakan masalah teknis perbankan semata-mata. Kegiatan aktif fungsi bank kini harus 1 R. Tjiptoadinugroho, 1994, Perbankan Masalah Perkreditan, Pradnya Paramita, Jakarta,

  hal. 4 benar-benar dijiwai oleh ideologi yang hidup karena perkreditan harus ditujukan

   kepada sasaran kesejahteraaan rakyat.

  Alam pikiran peminta kredit, pemberi kredit, maksud dan tujuan serta penggunaan kredit, kondisi, dan situasi pada waktu kredit diberikan dan jangka waktu kelonggaran pemakaian kredit serta pengangsurannya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan iklim dunia usaha perekonomian negara pada

   umumnya.

  Dari gambar singkat di atas, dapat disebutkan dan disimpulkan bahwa ada

  

  beberapa unsur dalam suatu pemberian kredit : 1.

  Ada pihak yang bersedia dan mempunyai kelebihan uang/dana/barang/jasa serta menawarkan kelebihan uang/dana/barang/jasa tersebut sesuai syarat-syarat yang ditentukan. Pihak ini disebut “kreditur” atau “pemberi kredit”.

  2. Ada pihak yang membutuhkan dana dan mengajukan permohonan untuk memperoleh uang/dana/barang/jasa tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkannya. Pihak ini disebut “debitur” atau “penerima kredit. Pemberi kredit biasanya dalam keadaan/posisi yang lebih kuat sehingga lebih memperhatikan dan memperhitungkan unsur : a.

  Kepercayaan Ia harus mempunyai keyakinan dan kepercayaan bahwa kelebihan dana/uang/barang/jasa yang akan diberikannya akan kembali menghasilkan (berupa bunga kredit).

  b.

  Prestasi Ia mau memberikan prestasi dalam bentuk uang/dan/barang/jasa apabila mempunyai keyakinan bahwa prestasi itu akan dapat diperolehnya kembali.

  c.

  Waktu Pemberian kelebihan dana/uang/barang/jasa kepada pihak lain akan dikembalikan pada saat/waktu yang telah disepakati bersama/ditentukan.

  d.

  Risiko Ada perbedaan waktu antara penerimaan dana/uang/barang/jasa dengan saat pengembaliannya sehingga hal ini membawa resiko baginya.

  Apabila resiko yang dihadapi sekecil-kecilnya barulah ia akan memberikan kelebihan dana/uang/barang/jasa tersebut kepada penerimanya. 2 3 Ibid ., hal. 5 4 Ibid ., hal. 6

  ., hal. 3 Ibid Untuk mendukung, memperlancar, dan memperkecil risiko dari penyaluran kredit ini tentunya dibutuhkan adanya suatu lembaga asuransi. Lembaga asuransi ini dikenal dengan nama asuransi kredit bank. Asuransi kredit bank merupakan salah satu layanan jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan yang menjembatani sektor rill dan sektor financial guna meningkatkan

   kepercayaan perbankan dalam kebijakan kreditnya.

  Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah tidak adanya titik temu antara sektor rill dan perbankan. Pengusaha seringkali mengalami masalah berupa proyek yang tidak bankable menurut bank maupun agunan yang tidak memadai, bank juga keahlian potensi penyaluran kredit karena khawatir akan profil risiko.

  Salah satu upaya hukum adalah dengan membuat klausul asuransi di dalam perjanjiannya. Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan non bank biasanya bekerjasama dengan lembaga bisnis lainnya, seperti perusahaan leasing, perbankan, perusahaan jual beli kredit kendaraan, perusahaan real estate dan lain-lain.

  Dalam praktek, setiap kontrak yang dilakukan oleh konsumen baik itu konsumen perumahan, konsumen perbankan, konsumen leasing, konsumen jual-beli kendaraan bermotor selalu dicantumkan mengenai pasal berisikan klausula

   asuransi.

  Tindakan menambahkan klausul asuransi dalam perjanjian kredit adalah untuk menghindari kerugian yang mungkin akan diderita oleh kreditur. 5 6 Ibid ., hal. 7

  hal. 8 Ibid., Misalnya saja debitur meninggal dunia sehingga tidak dapat lagi melunasi kreditnya. Untuk menghindari kerugian inilah, bank selaku pemberi kredit mengalihkan risikonya kepada pihak perusahaan asuransi.

  Di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dikenal beberapa perusahaan asuransi yaitu perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa dan perusahaan reasuransi. Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga,

  

  yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Dengan pengalihan risiko atas kerugian ini, kreditur tidak perlu takut dalam memberikan pinjaman kredit.

  Namun hal ini bukan berarti kreditur dapat memberikan pinjaman kredit secara sembarang. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan sebelum kreditur memberikan pinjaman kredit.

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peranan perusahaan asuransi sangat berpengaruh kepada setiap masalah yang dialami perbankan, sebagai contoh

   pada kredit macet.

  Pelaksanaan prinsip kehati-hatian ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menekan terjadinya kredit macet, di samping sistem/pola penanganan yang sudah dimiliki/disiapkan sendiri (kebijakan internal) masing-masing

8 Usman Rachmadi, 2001 Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Gramedia

  Pustaka Utama, Jakarta, hal. 18 bank. Dalam menanggulangi kredit macet, bank juga dibantu dengan adanya

   asuransi kredit.

  Asuransi kredit menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dalam rentang tahun 1996 sampai dengan tahun 2011, khususnya dalam aspek penyaluran pembiayaan usaha kecil.

  Perusahaan asuransi adalah suatu lembaga yang sengaja dirancang dan dibentuk sebagai lembaga pengambilalih dan penerima resiko. Dengan demikian, perusahaan asuransi pada dasarnya menawarkan jasa proteksi sebagai bentuk produknya kepada masyarakat yang membutuhkan, dan selanjutnya diharapkan akan menjadi nasabahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan asuransi akan mengajak setiap pihak untuk bergabung ataupun bekerjasama untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan kerugian yang mungkin terjadi yang biasanya tidak

   disadari dan tidak siap dihadapi.

  Secara spesifik masing-masing perusahaan asuransi memiliki peran dan tujuan operasional yang khas untuk mencapai sasarannya. Dengan demikian, suatu perusahaan asuransi dirancang dan diatur sedemikian rupa agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pengambilalih dan penerima resiko pihak lain.

  Ada beberapa obyek yang dapat diasuransikan dalam suatu perjanjian kredit antara lain, asuransi jiwa debitur, asuransi terhadap barang jaminan (agunan) atas resiko kehilangan barang, musnah karena terbakar, dan resiko tidak 9 10 Op.Cit ., hal. 18

  ., hal. 19 Op.Cit terbayarnya hutang oleh debitur, sehingga untuk itu perlu dilakukan penutupan asuransi yang disyaratkan dalam satu pasal pada perjanjian kredit sehingga keamanan bagi bank diperlukan, karena dana yang disimpan pada bank perlu dilindungi, sebab bila bank tidak memperhatikan keamanan dana masyarakat tersebut, maka akan mempersulit pihak bank sendiri yaitu akan mengurangi kepercayaan masyarakat dalam menanamkan dananya pada pihak bank.

  Selain itu keberadaan bank yang ada di lingkungan masyarakat, didirikan dengan tujuan selain untuk mencari keuntungan juga diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha kecil menengah untuk meningkatkan pendapatan bagi usaha kecil menengah dengan menyediakan kredit. Apabila terjadi

  

resiko kepentingan kreditur tetap terlindungi.

  Keamanan bagi bank diperlukan, karena dana yang disimpan pada bank perlu dilindungi, sebab bila bank tidak memperhatikan keamanan dana masyarakat tersebut, maka akan mempersulit pihak bank sendiri yaitu akan mengurangi kepercayaan masyarakat dalam menanamkan dananya pada pihak bank. Selain itu keberadaan bank yang ada di lingkungan masyarakat, didirikan dengan tujuan selain untuk mencari keuntungan juga diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha kecil menengah untuk meningkatkan pendapatan bagi usaha kecil menengah dengan menyediakan kredit.

11 R. Ali Rido, 1992 Hukum Dagang Tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi Dalam

  Lembaga Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ventura dan Asuransi Haji, Citra Aditya Bakti, Bandung, ha1. 47

  Dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet Pada BRI Unit Laucimba Cabang Kabanjahe.

B. Rumusan Masalah

  Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-hal di luar permasalahan.

  Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kriteria kredit yang dapat dijamin oleh Perusahaan Asuransi

  Kredit? 2. Apakah kelebihan dan kekurangan berasuransi kredit dalam mengatasi kredit macet?

3. Bagaimana peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet pada

  BRI Unit Laucimba Kabanjahe?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.

  Tujuan Penulisan Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah : a.

  Untuk mengetahui kriteria kredit yang dapat dijamin oleh Perusahaan Asuransi Kredit b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan berasuransi kredit dalam mengatasi kredit macet c.

  Untuk mengetahui peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet pada BRI Unit Laucimba Kabanjahe

2. Manfaat Penulisan

  Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah : a.

  Secara Teoritis Manfaat penulisan secara teoritis merupakan suatu Secara teoretis diharapkan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah

  serta

  pengetahuan dan wawasan tujuan bagi kalangan akademis yang mempunyai kegunaan sebagai pembelajaran kita terhadap pengetahuan bagaimana itu peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet.

  b.

  Secara Praktis 1)

  Manfaat penelitian yang bersifat praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi, praktisi maupun masyarakat umumnya serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. 2)

  Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang pengetahuan dan pemahaman hukum kredit macet pada pemberian asuransi kredit.

D. Metode Penelitian

  Dalam hal ini, apa yang dikemukakan dalam tulisan ini merupakan pengambilan bahan tidak terlepas dari kepustakaan mengingat tulisan ini kerap diaktualisasikan melalui kepustakaan. Maka haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut : 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum serta menggunakan jenis penelitian yuridis empiris yaitu penelitian yang menunjukkan lapangan atau kancah adalah tempat para peneliti untuk mendapatkan data primer. Peneliti tidak seyogianya tidak hanya mencukupkan data sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Kelengkapan data sangat

  

  menentukan hasil yang diperoleh. Adapun metode penelitian lapangan (yuridis empiris) penulis lakukan dengan metode wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan salah satu Pjs Kepala BRI Unit Laucimba Cabang Kabanjahe untuk mendapat informasi yang benar.

2. Data dan Sumber Data

  Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Bahan-bahan primer yaitu bahan 12 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007 Penelitian Hukun Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

  Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada, hal. 33 hukum yang terdiri dari Peraturan Perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat antara lain Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan dengan skripsi ini. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yaitu kamus hukum dan lain-lain.

  3. Teknik Pengumpulan Data Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

  Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library reseach). Penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Metode library reseach adalah mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan. Serta melakukan proses wawancara kepada pihak yang terkait dalam proses penulisan, dengan melakukan riset yang berupa tanya jawab.

  4. Analisa Data Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe yang bersifat kualitatif dimana menurut Halim Malik data ini adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristk berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda.

  Data kualitatif dapat diberi dalam bentuk ordinal atau rangking (skala yang

  

  diurutkan dari jenjang terendah atau sebaliknya). Analisa data dilakukan dengan : a.

  Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

  b.

  Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

  c.

  Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.

  d.

  Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau doktrin yang ada.

   e.

  Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Serta sebagai tambahan untuk mengumpulkan data, saya melakukan wawancara.

  Wawancara merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak-pihak yang berkompeten. Jenis wawancara yang akan dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan pokok-pokok permasalahan terlebih dahulu yang kemudian dikembangkan dalam wawancara. Kemudian responden akan menjawab secara bebas sesuai dengan permasalahan yang diajukan sehingga kebekuan atau kekakuan proses wawancara dapat terkontrol .

E. Keaslian Penulisan

13 Penelitian kualitatif.http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/11/penelitian-kualitatif/

  diakses pada tanggal 23 Oktober 2012 14 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004 Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

  . Berdasarkan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Sumatera Utara judul skripsi berjudul “Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet Pada BRI Unit Laucimba Cabang Kabanjahe” belum pernah diajukan dan ditulis oleh orang lain. Dengan demikian, maka penulisan skripsi ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut :

  BAB I (Pendahuluan), berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, sistematika penulisan.

  BAB II (Tinjauan Umum Perjanjian Asuransi), tinjauan umum perjanjian asuransi berisi pengertian dan persyaratan perjanjian asuransi, tujuan asuransi dan polis, prinsip-prinsip dalam perjanjian asuransi, pengertian dan jenis-jenis asuransi kredit,asuransi kredit sebagai asuransi jiwa, PT. Askrindo sebagai lembaga asuransi kredit di Indonesia.

  BAB III (Kredit Macet Pada Bank), berisi tentang kredit macet pada bank dan pemberian kredit usaha, faktor-faktor penyebab timbulnya kredit macet, akibat hukum kredit macet, tindakan penyelamatan usaha nasabah oleh bank.

  BAB IV (Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet), berisi tentang bagaimana prosedur pemberian kredit, kriteria umum usaha yang dapat dijamin oleh asuransi kredit, kelebihan dan kekurangan asuransi kredit, peran asuransi kredit dalam mengatasi kredit macet.

  BAB V (Kesimpulan dan Saran), sebagai bab penutup yang merupakan inti dari seluruh isi dan sekaligus akan ditambah dengan berberapa saran yang mungkin berguna bagi pembacanya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Terhadap Batas Waktu Di Dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah (Studi Kasus Putusan Perkara Perdata No.577/Pdt.G/2013/ Pn-Mdn)

0 0 16

BAB II PENGATURAN LEGISLATOR PEREMPUAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Landasan Yuridis Partisipasi Perempuan dalam Lembaga Perwakilan Rakyat - Peranan Legislator Perempuan Dalam Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dan Anggaran (Studi Pada Leg

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Legislator Perempuan Dalam Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dan Anggaran (Studi Pada Legislator Perempuan Terpilih Di Kota Binjai 2009-2014)

0 0 24

BAB II PEMERINTAH DAERAH A. Pemberian Kekuasaan Yang Diberikan Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah - Pelaksanaan Sistem Pemilukada Dalam Implikasi Pertanggungjawaban Terhadap Pemerintah Ditinjau Dari Undang-

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Pemilukada Dalam Implikasi Pertanggungjawaban Terhadap Pemerintah Ditinjau Dari Undang-Undang Pemerintah Daerah Yang berlaku Di Indonesia

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisis Pekerjaan - Pengaruh Analisis Pekerjaan dan Penempatan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Divisi Primary Care PT. Kalbe Farma Tbk Cabang Medan

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Analisis Pekerjaan dan Penempatan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Divisi Primary Care PT. Kalbe Farma Tbk Cabang Medan

0 0 12

I. Identitas Responden - Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Hubungan Emosional Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pematang Siantar

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep dan Pengertian Pemasaran - Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Hubungan Emosional Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pematang Siantar

0 0 30

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI DAN ASURANSI KREDIT - Peran Asuransi Kredit Dalam Mengatasi Kredit Macet

0 0 26