4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tenga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan skema PTK spiral dari C.

  Kemmis dan Mc. Taggart, dalam setiap siklus dilakukan 3 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan sekaligus observasi dan yang terakhir adalah refleksi. Pada tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Guru kelas berperan sebagai observer ketika melakukan observasi yang akan mengamati jalannya pembelajaran oleh peneliti sebagai guru pengajar.

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1.1. Pra siklus

  Penelitian ini dilakukan di SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada siswa kelas IV dengan jumlah 20 siswa, 11 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan. Dari hasil observasi yang dilakukan dengan guru kelas, latar belakang siswa lebih banyak sebagai anak petani, sehingga dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Belum nampak metode pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar. Sehingga timbal balik antara guru dan siswa kurang maksimal.

  Kondisi yang demikian secara langsung berdampak pada hasil belajar siswa. Tingkat penguasan siswa pada materi masih jauh dari harapan. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada saat pra siklus. Dari keseluruhan siswa, sebanyak 45% (9 siswa) yang nilainya sudah tuntas di atas KKM. Sedangkan dapat dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71 guru harus mencari cara agar target ketuntasan sebanyak 80% dari keseluruhan siswa nilainya berada di atas KKM.. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam tabel berikut:

  

Tabel 10

Hasil belajar siswa pra siklus

No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 9 65%

  2 Tidak tuntas 11 35%

  3 Jumlah 20 100% Nilai rata-rata kelas 69,8

  Nilai Tertinggi

  83 Nilai Terendah

  50 Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 69,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah adalah 50. Maka peneliti mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode yang lebih kooperatif dan menggunakan media pembelajaran agar siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.

4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I

  Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.

a. Perencanaan

  Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation. Tahap menyusun rencana yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.

  Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan

  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation.

  3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

  4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

  5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I.

  Tabel 11 Jadwal Pelaksanaan Siklus I

  Pertemuan Jam Hari,Tanggal Keterangan

  Ke- Pelajaran

  1 Selasa,

  1 Pelaksanaan pembelajaran

  7 Febuari 2017

  2 Jumat,

  1 Pelaksanaan pembelajaran

  10 Febuari 2017 b.

   Pelaksanaan dan observasi

  Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan rancangan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

  • Pertemuan pertama pada kegiatan siklus I ini dilaksanakan minggu ke 2 bulan Febuari 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk mempin doa. Setelah berdoa guru menyapa siswa untuk lebih mengakrabkan guru dengan siswa dan siswa merasa semangat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa kemudian dilanjutkan menuju materi yang

  Pertemuan 1 akan disampaikan. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang pemanfaatan sumber daya alam beserta contoh-contohnya kepada siswa. Kegiatan penjelasan materi ini juga diselingi dengan tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari.. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi. Setelah itu guru membentuk 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota untuk melakukan percobaan. Sebelum siswa melakukan percobaan, guru membagikan bahan dan memberikan penjelasan mengenai percobaan yang akan dilakukan. Kemudian guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok , lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompok mereka tentang bahan percobaan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru mengamati dan meluruskan tanggapan siswa yang dinilai kurang pas dari materi. Setelah selesai, siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru tentang materi yang telah dipelajari. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

  Pada pertemuan pertama siklus I ini siswa masih terlihat canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar. Siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan dari guru atau menyampaikan pendapatnya. Dari lembar pengamatan observer, guru masih kurang memperhatikan kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan, jadi masih ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing atau mengobrol dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh.

  • Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru menanyakan kabar siswa dan memberikan motivasi dengan tujuan agar siswa merasa semangat dalam menerima materi yang disampaiakan oleh guru. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Pertemuan 2

  .

  Siswa mengerjakan evaluasi yang mereka dapatkan sebelum dilakukan pembahasan bersama dengan teman sekelas beserta guru. Setelah dilakukan pembahasan, masing-masing mempresentasikan hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Kemudian guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah berani mempresentasikan hasil pekerjaannya. Untuk mengakhiri pembelajaran, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran lalu ditutup dengan berdoa bersama.

  Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat pasif dan belum berani mengungkapkan pendapatnya, menurut observer, dan guru pengajar kurang tegas dalam memberikan teguran kepada siswa, sehinnga masih ada siswa yang mengganggu temannya pada saat pelaksanaan evaluasi.

  Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II yang diantaranya dengan cara:  Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan pengkondisian kelas dan kesiapan siswa dalam belajar agar materi yang disampaikan dapat diserap siswa dengan baik.

   Guru menyiapkan media pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa.  Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan diluar materi pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang

   Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani dalam mengungkapkan pendapat. Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada siklus II agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai.

4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II

  Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan model kooperatif tipe Group Investigation sampai pada pertemuan ke-2 evaluasi dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.

a. Perencanaan

  Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation berbantuan bahan percobaan hingga hasil belajar siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

  1. Menganalisa kompetensi dasar dan indikator yang akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.

  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation beserta materi pembelajaran.

  3. Menyiapkan sumber, alat dan bahan yang mudah dipahami oleh siswa.

  4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

  5. Menyiapkan soal evaluasi.

  6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

  Berikut jadwal pelaksanaan siklus II: Tabel 12 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

  Pertemuan Jam Hari,Tanggal Keterangan

  Ke- Pelajaran

  1 Jumat,

  1 Pelaksanaan pembelajaran

  14 Febuari 2017

  2

  17 Febuari

  1 Pelaksanaan pembelajaran 2017 b.

   Pelaksanaan dan obsrvasi

  Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan metode Group

  Investigation

  yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Pertemuan 1

  • Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan minggu ke 3 bulan Febuari 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas. Lalu guru melaukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi untuk menggali pengetahuan siswa dan masuk menuju materi pembelajaran. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh perubahan wujud benda yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh perubahan wujud benda apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Setelah itu guru membagikan alat dan bahan kepada siswa untuk melakukan percobaan. Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompok mereka tentang alat dan bahan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

  Pada pertemuan pertama siklus II ini pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, akan tetapi saat diskusi kelompok berlangsung guru belum menunjukkan pengkondisian siswa dalam tiap kelompok dengan baik, dan kurang aktif dalam membimbing siswa dalam melakukan investigasi kelompok.

  • Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Lalu guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Apresepsi yang dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Pertemuan 2

  Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga melakukan tanya lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru.. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh perubahan wujud benda apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Setelah itu guru membagikan alat dan bahan kepada siswa untuk melakukan percobaan. Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompok mereka tentang alat dan bahan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

  Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus

  II ini diperoleh kesimpulan bahwa: guru kurang membiasakan dengan menggunakan bahasa indonesia dengan benar. Akan tetapi secara keseluruhan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik.

  Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai pada indikator kerja yaitu 80% atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan demikian penggunaan metode Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda dapat diikuti dengan baik oleh siswa.

4.1.2. Analisis Data

  Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran tahun ajaran 2016/2017 semseter 2.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

  Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Tabel 13

Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Semester 2 tahun ajaran 2016/2017

Siklus I

  No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 13 60%

  2 Tidak tuntas 7 40%

  3 Jumlah 20 100% Nilai rata-rata kelas 75,5

  Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  50 Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 60% atau 13 siswa dari jumlah 20 siswa. Dengan KKM adalah 71, sebanyak 7 siswa (40%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan skor 50. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 75,5. Tabel jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut: Tidak Tidak tuntas tuntas; 40 Tuntas

  Tuntas; 60

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70 Gambar 2. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS

Siswa kelas V SDN Barukan Kecamatan Tengaran 02 Siklus I

  Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar

  IPS siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecematan Tengaran Tahun ajaran 2016/2017 Semester 2 disajikan pada tabel berikut:

  

Tabel 14

Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Semester 2 tahun ajaran 2016/2017

Siklus II

  

No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 18 90%

  2 Tidak tuntas 2 10%

  3 Jumlah 20 100% Nilai rata-rata kelas

  84 Nilai Tertinggi

  95 Nilai Terendah

  65 Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah 18 siswa (80%) dari jumlah 20 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 2 siswa (20%) saja. Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 95 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor 65. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 75,5 pada siklus II ini menjadi 84. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

  Tidak Tidak tuntas tuntas 10 Tuntas; 90

  Tuntas

  20

  

40

  60 80 100

Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS

Siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Siklus II

4.1.3.2. Analisis Komparatif

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode

  Group Investigation

  (GI) pada mata pelajaran IPA terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel berikut:

  

Tabel 15

Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

  Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 No Kriteria

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1 Tuntas 9 35% 13 60% 18 90%

  2 Tidak 11 65% 7 40% 2 10% tuntas Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% Skor tertinggi

  83

  90

  95 Skor terendah

  50

  50

  84 Rata-rata 69,8 75,5

  84 Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan, ketuntasan siswa hanya mencapai 45%, setelah digunakan metode kooperatif tipe

  Group Investigation

  berbantuan media gambar meningkan menjadi 60% kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar siswa disajikan dalam gambar berikut:

  100%

  10 80%

  40

  65 se

  60% nta

  Tidak rse tuntas 40%

  80 pe

  60

  35 20% 0% Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

  Gambar 4. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar 5 berikut:

  Gambar 5. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus Penggunaan metode Group Investigation yang digunakan oleh peneliti juga berdampak pada perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya peningkatan tiap siklus.

  Gambar 6. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V SDN Barukan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi perubahan wujud benda menggunakan model Group Investigation (GI) sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

  Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 9 anak atau 45% kemudian dilaksanakan siklus 1 ketuntasan siswa meningkat mencapai 13 anak atau 60%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak 15%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 90% atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa terkadang masih bermain-main dengan hal diluar materi pelajaran seperti mengganggu siswa yang lain, menggunakan media pembelajaran sebagai mainan atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus

  II agar penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, ketuntasan siswa mencapai 90% dan hanya terdapat 2 siswa (10%) saja yang belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Group Investigation meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 35% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa mencapai 90%. Hal ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan model pembelajaran Group

  Investigation

  tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk berfikir menganalisis contoh gambar yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi dengan temannya untuk saling bertukar pikiran maupun bertukar mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, bagi siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya. Jadi pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak hanya berasal dari guru, akan tetapi dari contoh konkrit dan juga pengalaman masing-masing individu..

  Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Group Investigation yang peneliti lakukan dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan model ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPA siswa menjadi meningkat.

Dokumen yang terkait

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelaja

0 1 19

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahu

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 66

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTU PAPAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN NGAMPIN KECAMATAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 20172018 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkat

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 97

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran

0 0 18