PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING SEBA
PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING
SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN
PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII
Artikel Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Winda Yulia Sari
4201412094
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA
PENGEMBANGAN PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII
Winda Yulia Sari*, Sarwi, Ngurah Made Darma Putra
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229.
*Email: windayuliasari@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) dapat
mengembangkan performance dan meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan
rancangan nonequivalent control group. Populasinya adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan dengan teknik purposive
sampling, kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas
kontrol. Berdasarkan uji gain, peningkatan performance of group work dan
performance of oral presentation pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan nilai rata-rata
performance of collecting data kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas
kontrol, ditunjukkan oleh
. Hasil uji t pihak
kanan menunjukkan
, artinya pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pembelajaran PjBL dapat mengembangkan performance
dan meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Kata kunci: Pembelajaran; Project-Based Learning; Performance; Pemahaman
Konsep.
ABSTRACT
This study is an experimental research aims to determine whether ProjectBased Learning (PjBL) model can develop the performance and improve the
concept understanding of eighth grade junior high school students. This
research used a quasi-experimental design with nonequivalent control group
design. The population was all students of class VIII of SMP Negeri 1
Karangawen. The sample was determined by purposive sampling technique, the
experimental group was class VIII G and the control group was class VIII H.
Based on the gain test, an increase in performance of group work and
performance of oral presentation on the experimental class showed the value
was better than the control class, it has showed with
. The result of right side t-test showed that
, it proved that the concept understanding of experimental class is
better than the control class. The conclusion of this research is learning by using
PjBL can develop performances and improve the concept understanding of
eighth grade junior high school students.
Keywords: Learning; Project-Based Learning; performance; Understanding
Concept.
1
2
perlu adanya upaya untuk meningkatkan
PENDAHULUAN
Pendidikan
nasional
mengembangkan
berfungsi
kemampuan
dan
performance siswa Indonesia di bidang
sains.
Hasil
membentuk watak serta peradaban bangsa
observasi
dan
wawancara
rangka
dengan guru mata pelajaran IPA di SMP
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Negeri 1 Karangawen menunjukkan bahwa
untuk mengembangkan potensi peserta
performance
didik agar menjadi manusia yang beriman
pembelajaran masih rendah. Hal ini karena
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
proses pembelajaran IPA masih bersifat
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
konvensional dengan menggunakan metode
cakap,
ceramah
yang
bermartabat
kreatif,
dalam
mandiri,
dan
menjadi
siswa
dan
dalam
tanya
mengikuti
jawab
dengan
wargayang demokratis serta bertanggung
menggunakan buku LKS sebagai bahan
jawab
ajar.
(Badan
Standar
Nasional
Guru
berperan
sebagai
pusat
Pendidikan, 2006). Sejalan dengan fungsi
pembelajaran di kelas (teacher centered)
pendidikan
nasional
tersebut
maka
dan siswa hanya menghafal materi. Siswa
pendidikan
sangat
penting
untuk
juga jarang melakukan praktikum dan
dikembangkan, terutama dalam bidang
presentasi sehingga pembelajaran terkesan
sains.
membosankan.
Melalui
pendidikan
diharapkan
Selain itu, dalam proses transformasi
bangsa ini dapat mengikuti perkembangan
dalam bidang sains dan teknologi yang
pengetahuan
antara
guru
dan
siswa
semakin pesat.
terkadang hanya dilakukan secara searah.
kemampuan
Hal ini membuat siswa cepat lupa dengan
sains saat ini, ditemukan fakta bahwa
materi yang sudah diberikan dan rendah
performance siswa Indonesia dalam bidang
dalam pemahaman konsep. Rendahnya
sains
tergolong masih rendah. Hal ini
pemahaman konsep siswa bisa terlihat dari
berdasarkan hasil survei PISA ( Programme
hasil ulangan harian yang masih banyak di
for International Student Assessment) pada
bawah
tahun 2012 yang menyatakan bahwa rata-
(KKM) mata pelajaran IPA dikelas VIII
rata skor sains siswa Indonesia menempati
yaitu 75. Hasil Ulangan Akhir Semester I
peringkat ke-63 dari 64 negara partisipan
kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016 hanya
dengan skor 382. Hasil ini menunjukkan
50 % siswa yang tuntas memenuhi KKM.
Ditengah
pentingnya
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
bahwa rata-rata skor sains siswa Indonesia
Salah satu cara untuk meningkatkan
masih di bawah rata-rata skor internasional,
performance dan pemahaman konsep siswa
yaitu 501 (OECD, 2013). Oleh karena itu,
yaitu
dengan
menggunakan
model
3
pembelajaran yang tepat. Pemilihan model
Model Pembelajaran PjBL juga dapat
pembelajaran dan metode yang tepat serta
meningkatkan hasil belajar siswa, terutama
media yang sesuai dengan materi yang
kemampuan kognitif siswa. Hal ini sesuai
diajarkan
dengan hasil penelitian Khasanah (2015)
akan
menghasilkan
proses
yang menunjukkan bahwa model PjBL
pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan kasus ini maka perlu
dapat meningkatkan penguasaan konsep
adanya penerapan model pembelajaran
fisika
yang dapat mengaktifkan siswa dalam
dibandingkan dengan model Discovery
siswa
(performance)
dalam
proses
Salah satu model pembelajaran yang
dapat
diterapkan
student
untuk
mewujudkan
adalah
centered
model
pembelajaran berbasis proyek (project-
adalah
suatu
model
pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa
proyek
mandiri
atau
kelompok
dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,
menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian
akan
ditampilkan
atau
dipresentasikan (Kemendikbud, 2014: 85).
Model pembelajaran PjBL adalah salah satu
alternatif yang dapat digunakan oleh para
pendidik untuk menciptakan suasana belajar
yang
menyenangkan
dan
berkualitas.
Implementasi PjBL dapat meningkatan
aktivitas dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran serta dapat meningkatkan
kreativitas (Purworini, 2006).
dilaksanakan
SMA
pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui
pembelajaran
mengembangkan
PjBL
dapat
performance
dan
meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII.
METODE PENELITIAN
based learning).
PjBL
ini
siswa
pembelajaran IPA materi cermin. Tujuan
apakah
pembelajaran.
performance
Penelitian
proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini
akan berakibat pada meningkatnya kinerja
dan
Penelitian ini menggunakan desain
quasi
experiment
dengan
rancangan
nonequivalent control group. Populasinya
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Sampel
yang terpilih adalah kelas VIII G sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai
kelas kontrol. Faktor yang diteliti dalam
penelitian ini adalah performance dan
pemahaman konsep siswa pada materi
cermin. Performance tersebut meliputi:
performance of group work, performance of
collecting data, dan performance of oral
presentation. Kedua kelas diberi treatment
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diajar
4
dengan model PjBL dan kelas kontrol diajar
sebagai evaluasi terhadap pembelajaran
dengan model Discovery.
yang
telah
dilakukan.
Observasi
Pada awal proses pembelajaran, kelas
performance siswa dilakukan selama proses
eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest
pembelajaran berlangsung. Data, metode
untuk mengetahui pemahaman konsep awal
pengumpulan
siswa, dan pada pertemuan terakhir, kelas
instrumen, dan teknik analisis data disajikan
eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest
pada Tabel 1.
data,
instrumen,
analisis
Tabel 1 Jenis, Metode Pengambilan, Instrumen, Analisis Instrumen, dan Teknis Analisis Data
Penelitian
Jenis Data
Metode
Instrumen
Analisis
Pengambilan
Instrumen
Tes
Soal
1. Validitas Isi
Uraian 2. Reliabilitas
3. Tingkat
Kesukaran
4. Daya
Pembeda
Observasi
Lembar Validitas konstruk
Observasi
Nilai Siswa
Performance
Respon Siswa
Angket
Angket
HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung
1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain
1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain
Validitas konstruk Analisis deskriptif
pembelajaran pada topik 1 disajikan pada
Performance siswa diperoleh dari
pengamatan
Teknik Analisis
Gambar 1.
(observasi).
Group Work
Observasi tersebut dilakukan dalam tiga
yaitu diskusi, praktikum, dan presentasi.
Pengambilan data ini difokuskan pada dua
topik, yaitu: cermin datar (topik 1) dan
cermin lengkung (topik 2).
Berdasarkan analisis yang dijabarkan
pada hasil penelitian, terlihat bahwa
setelah diberikan treatment , terdapat
perbedaan performance siswa antara kelas
Oral P resentation
Rata-rata Nilai (%)
kegiatan inti setiap model pembelajaran,
Collecting Data
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
83,77
76,32
76,1
71,93
66,84
65,79
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 1 Performance Siswa pada Topik 1
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil
Hasil analisis deskriptif pada Gambar
analisis
siswa
1 menunjukkan bahwa performance of
deskriptif
performance
secara keseluruhan ketika mengikuti
5
group work kelas eksperimen lebih baik
ketika mengikuti pembelajaran pada topik
dari kelas kontrol.
2 disajikan pada Gambar 2.
Performance of oral presentation
kelas
eksperimen
kontrol kurang menonjol dibandingkan
performance
of
group
dan
work
performance of cellecting data . Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa
melakukan
Group Work
maupun kelas
presentasi.
Kurangnya
Rata-rata Nilai (%)
baik
pengalaman siswa ini menjadi penyebab
rendahnya
nilai
performance
of
85,31
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
80,26
70,39
69,61
Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
oral
presentation siswa dalam penelitian ini.
Oral Presentation
Gambar 2 Performance Siswa pada Topik 2
Performance of collecting data pada
Performance
of group work kelas
pembelajaran topik 1 Hal ini dikarenakan
eksperimen
kelas eksperimen menggunakan produk
menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
proyek karya kelompoknya sendiri sebagai
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada
alat praktikum. Akibatnya siswa termotivasi
kelas eksperimen siswa diberikan tugas
dan
melaksanakan
proyek
praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil
mampu
penelitian
sekelompoknya
antusias
dalam
Munawaroh (2012), bahwa
pada
yang
diskusi
menuntut
berinteraksi
1
dan
2
mereka untuk
dengan
dalam
teman
menyelesaikan
pemberian kesempatan kepada siswa untuk
proyek tersebut. Pembelajaran berbasis
menggunakan hasil karyanya dalam belajar
proyek
dapat memberikan motivasi kepada siswa.
eksperimen di mulai dengan permasalahan
Hal
pernyataan
nyata yang penyelesaiannya membutuhkan
dikutib oleh
kerja sama antar siswa. Hal ini yang
ini
diperkuat
dengan
Moursound sebagaimana
Wena
(2009:47),
bahwa
salah
keuntungan dalam PjBL adalah
yang
diterapkan
pada
kelas
satu
membuat siswa terbiasa bertukar pikiran
dapat
dengan siswa lain dan membuat kegiatan
meningkatkan motivasi siswa.
diskusi di kelas eksperimen lebih aktif.
Pada pembelajaran topik 2, performance
Berbeda
siswa dari kedua kelas mengalami sedikit
menerapkan model discovery learning.
kemajuan.
deskriptif
Pada pembelajaran menggunakan model
keseluruhan
discovery siswa juga diberikan permasalah
performance
Hasil
siswa
analisis
secara
dengan
kelas
kontrol
yang
nyata, namun tidak menuntut siswa untuk
6
membuat proyek, sehingga interaksi antar
mengalami sedikit kemajuan. Performance
siswa
mereka
secara keseluruhan kelas eksperimen baik
melakukan kegiatan diskusi di kelas. PjBL
pada topik 1 maupun topik 2 lebih baik
merupakan ajang kesempatan berdiskusi
daripada kelas kontrol. Model PjBL mampu
yang baik, melatih penemuan langsung
membuat performance siswa berkembanng
siswa terhadap masalah dunia nyata dan
menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan
memberikan mereka kesenangan dalam
penelitian hasil Tamin & Grand (2013),
pembelajaran (Kemendikbud, 2014: 91).
bahwa ketika terlibat dalam sebuah proyek,
Sebagaimana pendapat Holubova (2008),
performance siswa meningkat lebih baik.
bahwa pemberian tugas proyek dapat
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
meningkatkan kerja kelompok.
Khasanah (2015), bahwa implementasi
baru
terbangun
ketika
Performance of oral presentation
siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol
pada
pembelajaran
topik
2
PjBL
dalam
pembelajaran
dapat
meningkatkan performance siswa.
Uji Hipotesis pada masing-masing
menunjukkan
hasil
yang
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda
performance
dari pembelajaran topik 1, namun terlihat
berbeda-beda.
sedikit
kelas.
perhitungan uji perbandingan dua rata-rata
Berdasarkan Gambar 2 , performance of
nilai performance of group work pada
oral presentation kelas eksperimen pada
Topik 2 antara kelas eksperimen dan kelas
topik 2 meningkat sebesar 4,6 % dari topik
kontrol, diperoleh
kemajuan
dari
kedua
1. Sedangkan kelas kontrol mengalami
peningkatan yang lebih rendah , yaitu 2,77
%.
Performance
of
oral
presentation
mengalami peningkatan yang lebih tinggi
pada kelas eksperimen, hal ini disebabkan
karena dari segi muatan konsep dan respon
siswa terhadap pertanyaan siswa kelas
eksperimen lebih baik, hal ini
karena
siswa kelas eksperimen lebih memahami
konsep yang mereka presentasikan dari
proyek
yang
telah
mereka
kerjakan
sebelumnya. Performance siswa secara
keseluruhan pada topik 1 dan topik 2
Berdasarkan
hasil
= 1,629. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
=
1,992.
Hasil
perhitungan
menunjukkan
, maka
dapat disimpulkan bahwa performance of
group work siswa pada kelas eksperimen
lebih rendah atau sama dengan performance
of group work siswa kelas kontrol.
Hasil perhitungan uji perbandingan
dua rata-rata nilai performance of collecting
data antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan hasil yang berbeda,
diperoleh
= 2,267. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
=
7
1,992. Hasil perhitungan menunjukkan
performance of oral presentation pada
, maka dapat disimpulkan
kedua kelas berada pada kategori rendah.
bahwa performance of collecting data siswa
Performance of oral presentation pada
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas eksperimen menunjukkan nilai
performance of collecting data siswa kelas
0,134,
kontrol.
menunjukkan
Perhitungan uji perbandingan dua
sedangkan
pada
=
kelas
kontrol
=
0,084.
nilai
Peningkatan performance kelas eksperimen
oral
lebih besar dari kelas kontrol walaupun
presentation pada Topik 2 antara kelas
pada performance of oral presentation
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
sama-sama berada pada kategori rendah.
hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat Hajjaj &
rata-rata
nilai
yang
performance
serupa
dengan
perbandingan rata-rata
of
hasil
performance
group work, diperoleh
uji
of
= 0.296.
Pada
dengan dk = 74, maka
diperoleh
= 1,992. Hasil perhitungan
Boukhobza
(2013),
bahwa
dengan
menggunakan pendekatan PjBL, siswa telah
menunjukkan peningkatan yang baik dalam
bidang
keterampilan
kepemimpinan
(objektif, kerja kelompok, motivasi) dan hal
menunjukkan
, maka
dapat disimpulkan bahwa performance of
oral presentation siswa kelas eksperimen
lebih rendah atau sama dengan performance
of oral presentation siswa kelas kontrol.
Peningkatan performance dihitung
dengan uji gain. Jenis performance yang
diuji adalah performance of group work dan
yang paling penting siswa menunjukkan
performance yang tinggi.
Pemahaman konsep yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam memahami konsep fisika
materi cermin. Instrumen yang digunakan
adalah tes tertulis uraian. Hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen pada Gambar 3.
performance of oral presentation . Hal ini
pretest
karena pada penelitian ini praktikum hanya
dilakukan sekali saja, sedangkan untuk
sebanyak 2 kali. Peningkatan performance
of
work
pada
menunjukkan nilai
kelas
eksperimen
= 0,385 dengan
kategori sedang, sedangkan pada kelas
kontrol menunjukkan nilai
dengan
kategori
rendah.
Nilai
kegiatan diskusi dan presentasi dilakukan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
posttest
74,32
66,58
17,63
Kelas
Eksperimen
16,26
Kelas
kontrol
= 0,297
Peningkatan
Gambar 3 Hasil Pretest dan Posttest
8
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua
rata-rata
data
pretest
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diketahui
, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil posttest kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil
Pembelajaran
PjBL
mampu
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
memberikan hasil lebih baik dibandingkan
Artinya, sebelum diberi treatment, tidak
dengan pembelajaran Discovery Learning.
terdapat
Hal ini dikarenakan siswa yang diajar
perbedaan
kemampuan
awal
pemahaman konsep siswa.
dengan model PjBL tidak hanya sekedar
Setelah treatment selesai diberikan,
menemukan
konsep
seperti
model
siswa pada kelas eksperimen dan kelas
Discovery, melainkan harus menerapkan
kontrol
konsep
diuji
pemahaman
konsepnya
dengan
mengintegrasikan
melalui posttest. Berdasarkan rata-rata nilai
pengetahuan-pengetahuan baru dari sumber
diketahui bahwa pema Hasil
lain seperti internet untuk menghasilkan
analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-
produk. Sebagaimana pendapat Yalҫin et al.
rata posttest kelas eksperimen sebesar 74,32
(2009) bahwa pembelajaran PjBL berfokus
dengan ketuntasan yang diperoleh sebesar
pada penerapan fisika dalam pemecahan
50% siswa dinyatakan tuntas dan 50 %
masalah sehingga melalui kegiatan-kegiatan
siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan
proyek yang menantang dan menarik, siswa
pada kelas kontrol rata-rata nilai posttest
dapat
sebesar 66,58 dengan ketuntasan yang
mereka dalam memahami konsep. Hal
diperoleh sebesar 21 % siswa dinyatakan
tersebut diperkuat dengan hasil penelitian
tuntas dan 79 % siswa dinyatakan tidak
Pratiwi (2015), bahwa dengan menerapkan
tuntas.
model pembelajaran
model PjBL dalam pembelajaran IPA dapat
PjBL dan model Discovery Learning
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
terbukti
memberikan
siswa.
berbeda
terhadap
posttest,
Penerapan
pengaruh
pemahaman
yang
konsep
Siswa.
mengembangkan
keterampilan
Peningkatan pemahaman konsep diuji
dengan uji gain. Berdasarkan hasil uji gain
Berdasarkan hasil perhitungan uji
pemahaman konsep secara keseluruhan,
perbandingan dua rata-rata data posttest
pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
= 0,688 dengan kategori sedang,
diperoleh
= 2,599. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
=
1,992. Hasil perhitungan menunjukkan
nilai
= 0,601 dengan kategori sedang.
Hasil tersebut menunjukkan peningkatan
9
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen
cekung dan cembung siswa hanya diberikan
lebih
kontrol,
tugas proyek untuk melakukan investigasi
dalam
tanpa didukung dengan kegiatan praktimum
besar
walaupun
daripada
sama-sama
kelas
terletak
kategori sedang.
Berdasarkan
sehingga penanaman konsep dalam ingatan
analisis
uji
gain
siswa
lebih
dangkal
dibandingkan
pemahaman konsep siswa pada setiap
pemahaman konsep siswa pada pokok
pokok
bahasan cermin datar.
bahasan,
diperoleh
hasil
yang
bervariasi. Pada pokok bahasan cermin
Berdasarkan
uraian
diatas,
jelas
datar siswa kelas eksperimen menunjukkan
terlihat bahwa pembelajaran PjBL dapat
nilai
= 0,865 dengan kategori tinggi,
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
Siswa dibiasakan untuk menemukan sendiri
nilai
konsep
= 0,694 dengan kategori sedang.
fisika
melalui
proyek
yang
Hasil yang serupa ditunjukkan pada uji gain
diberikan
dengan
pemahaman pokok bahasan cermin cekung
pengetahuan
dalam
siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai
pelaksanaannya, siswa dilatih untuk dapat
= 0,748 dengan kategori tinggi,
mengkonstruksi
diri
siswa.
mengembangkan pola pikirnya
mengetahui
nilai
= 0,687 dengan kategori sedang.
dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah
Sementara pada pokok bahasan cermin
ada sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
cembung, pemahaman konsep siswa kelas
Bisa dikatakan bahwa PjBL bukan hanya
eksperimen dan kelas kontrol berada pada
sekedar
kategori yang sama yaitu kategori sedang.
mengetahui konsep fisika, tetapi juga
siswa
kelas
eksperimen
pada
pokok
memberikan
baru
untuk
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
Tingginya tingkat pemahaman konsep
pengetahuan
Pada
yang
pengetahuan
menjadikan itu lebih bermakna melalui
kegiatan proyek yang
mengubah konsep
bahasan cermin datar disebabkan karena
yang selama ini bersifat abstrak menjadi
pada pokok bahasan ini siswa di berikan
nyata, sehingga konsep tersebut bertahan
tugas proyek untuk membuat alat peraga
lama dalam pikiran siswa. Hal ini sesuai
yang kemudian dijadikan sebagai alat
dengan pendapat Gulbahar
praktikum mereka. Hal ini membuat siswa
(2006: 309), bahwa pembelajaran berbasis
lebih antusias dan termotivasi dalam belajar
proyek memberikan kesempatan kepada
yang
siswa belajar sesuai kehidupan nyata, yang
berujung
pada
peningkatan
pemahaman konsep siswa yang lebih tinggi.
dapat
Sementara pada pokok bahasan cermin
permanen.
mengakibatkan
& Tinmaz
pengetahuan
10
Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan model PjBL terhadap
diperoleh regresi linier sederhana pada
pemahaman konsep siswa seperti yang
pengaruh performance siswa yang diajar
ditunjukkan dari Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Koefisien Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficients
13,560
0,778
Intercept
Performance (X)
SE
13,143
0,167
t Stat
1,0317
4,659
Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai
konstanta
pada
kolom
kedua
yang
P-value
0,309
4,24E-05
Lower 95%
-13,096
0,439
Upper 95%
40,216
1,116
konsep siswa. Koefisien determinasinya
dirumuskan sebagai
(R square) yang
menghasilkan persamaan regresi sebagai
memiliki nilai sebesar 0,38. Hal ini berarti
berikut:
pemahaman konsep siswa 38 % ditentukan
oleh performance siswa melalui persamaan
regresi
.
Sisanya
sebesar 62 % ditentukan oleh faktor lain
dimana Y = Pemahaman konsep siswa dan
misalnya motivasi siswa, lingkungan sosial
X = performance siswa.
siswa, serta tingkat intelegensi masing-
Konstanta sebesar 13,56 merupakan
masing siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
nilai intersep yang menyatakan bahwa jika
penelitian
nilai performance siswa adalah 0, maka
menyatakan
nilai pemahaman konsep siswa adalah
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
13,56. Berdasarkan penelitian diperoleh
Respon siswa terhadap model PjBL
hasil
korelasi
sederhana
seperti
yang
Suroto
(2012:
bahwa
56)
keaktifan
yang
siswa
sangat baik. Berdasarkan hasil respon siswa
ditunjukkan pada Tabel 3.
menunjukkan bahwa 76,31 % jumlah siswa
Tabel 3 Hasil Ringkasan Output Regresi
Linier Sederhana.
memberikan respon sangat baik dan 23, 68
Regression Statistics
Multiple R
0,613303072
R Square
0,376140659
Adjusted R Square
0,358811233
Standard Error
10,10230859
Observations
38
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh harga
% jumlah siswa memberikan respon baik.
Hal ini menunjukkan bahwa model PjBL ini
dapat membuat siswa termotivasi dalam
belajar. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Tamim & Grant (2013), bahwa PjBL
mampu membuat siswa menjadi kreatif,
demikian
memotivasi siwa, meningkatkan kolaborasi
menunjukkan bahwa performance siswa
siswa. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
yang diajar dengan model PjBL mempunyai
Moursound sebagaimana
hubungan yang kuat dengan pemahaman
Wena
R
sebesar
0,613
dengan
(2009:47),
bahwa
dikutib oleh
salah
satu
11
keuntungan dalam PjBL adalah
dapat
meningkatkan motivasi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
pembahasan dapat
penelitian
disimpulkan
dan
bahwa
pembelajaran PjBL dapat mengembangkan
dan
performance
meningkatkan
pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Saran
yang
dapat
diberikan
dalam
penelitian ini adalah (1) pembelajaran PjBL
akan lebih baik jika guru merancang proyek
secara rinci, sistematis,
dan menyiapkan
alat laboratorium secara lengkap sehingga
keterbatasan PjBL yang sesuai
dengan
materi pelajaran dapat teratasi, dan (2) Guru
hendaknya
sebagai
menggunakan
salah
satu
model
alternatif
PjBL
dalam
pembelajaran fisika. Hal ini karena model
tersebut terbukti dapat mengembangkan
performance dan pemahaman konsep siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : BSNP
Gulbahar, Y. & H. Tinmaz. 2006.
Implementing Project Based Learning
And E-Portofolio Assesment In an
Undergraduate Course. Journal of
Research
on
Technology
in
Education, 38(3): 309-327.
Hajjaj, A. & I. Boukhobza. 2013. Project
Based
Learning
to
Promote
Ecuational
Leadership
Skills
Implementation in An Environmental
Science Course at Zayed University.
The Online Journal of New Horizons
in Education (TOJNED), 4 (3): 108117.
Holubova, R. 2008. Effective Teaching
Methods – Project–Based Learning in
Physics. US-China Education Review,
2 (12): 27-36.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Kemendikbud.
Khasanah, R. A. N. 2015. Implementasi
Model Project Based Learning
Berbantuan LKS untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika dan
Performance
Siswa.
Skripsi.
Semarang:
FMIPA
Universitas
Negeri Semarang.
Munawaroh, R. 2012. Penerapan Model
Project
Based
Learning
dan
Kooperatif untuk Membangun Empat
Pilar Pembelajaran SMP. Unnes
Physics Education Journal (UPEJ),
1(1): 34-37.
OECD.
2013.
Indonesia
Student
performance (PISA 2012). Online.
Tersedia
di
http://gpseducation.oecd.org/Country
Profile?primaryCountry=IDN&tresho
ld=10&topic=PI [diakses 09-02-16].
Pratiwi, R. A. 2015. Penerapan Model
Project Based Learning Berbantuan
LKS untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA. Skripsi.
Bandar Lampung: FKIP Universitas
Lampung.
12
Purworini, S. E. 2006. Pembelajaran
Berbasis Proyek sebagai Upaya
Mengembangkan
Habit of Mind
Studi Kasus di SMP Nasional KPS
Balikpapan.
Jurnal
Pendidikan
Inovatif, 1(2): 17-19.
Suroto. 2012. Pembelajaran Matematika
Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada
Materi Prisma dan Linmas Kelas
VIII. Journal of Primary Education, 1
(1): 52-56.
Tamim, S. R. & M. M. Grant. 2013.
Definition and Uses : Case Study of
Teachers Implementing Project-Based
Learning. Interdisciplinary Journal of
Problem-Based Learning, 7 (2): 73101.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer . Jakarta: Bumi
Aksara.
Yalҫin, S. A., T. Ümit, & B. Erdoğan. 2009.
The Effect of Project Based Learning
on Science Undergraduate’s Learning
of Electricity, Attitute toward Physics
and Scientific Process Skills.
International Online Journal of
Education Science, 1(1): 81-105.
SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN
PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII
Artikel Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Winda Yulia Sari
4201412094
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA
PENGEMBANGAN PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII
Winda Yulia Sari*, Sarwi, Ngurah Made Darma Putra
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229.
*Email: windayuliasari@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) dapat
mengembangkan performance dan meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan
rancangan nonequivalent control group. Populasinya adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan dengan teknik purposive
sampling, kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas
kontrol. Berdasarkan uji gain, peningkatan performance of group work dan
performance of oral presentation pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan nilai rata-rata
performance of collecting data kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas
kontrol, ditunjukkan oleh
. Hasil uji t pihak
kanan menunjukkan
, artinya pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pembelajaran PjBL dapat mengembangkan performance
dan meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Kata kunci: Pembelajaran; Project-Based Learning; Performance; Pemahaman
Konsep.
ABSTRACT
This study is an experimental research aims to determine whether ProjectBased Learning (PjBL) model can develop the performance and improve the
concept understanding of eighth grade junior high school students. This
research used a quasi-experimental design with nonequivalent control group
design. The population was all students of class VIII of SMP Negeri 1
Karangawen. The sample was determined by purposive sampling technique, the
experimental group was class VIII G and the control group was class VIII H.
Based on the gain test, an increase in performance of group work and
performance of oral presentation on the experimental class showed the value
was better than the control class, it has showed with
. The result of right side t-test showed that
, it proved that the concept understanding of experimental class is
better than the control class. The conclusion of this research is learning by using
PjBL can develop performances and improve the concept understanding of
eighth grade junior high school students.
Keywords: Learning; Project-Based Learning; performance; Understanding
Concept.
1
2
perlu adanya upaya untuk meningkatkan
PENDAHULUAN
Pendidikan
nasional
mengembangkan
berfungsi
kemampuan
dan
performance siswa Indonesia di bidang
sains.
Hasil
membentuk watak serta peradaban bangsa
observasi
dan
wawancara
rangka
dengan guru mata pelajaran IPA di SMP
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Negeri 1 Karangawen menunjukkan bahwa
untuk mengembangkan potensi peserta
performance
didik agar menjadi manusia yang beriman
pembelajaran masih rendah. Hal ini karena
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
proses pembelajaran IPA masih bersifat
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
konvensional dengan menggunakan metode
cakap,
ceramah
yang
bermartabat
kreatif,
dalam
mandiri,
dan
menjadi
siswa
dan
dalam
tanya
mengikuti
jawab
dengan
wargayang demokratis serta bertanggung
menggunakan buku LKS sebagai bahan
jawab
ajar.
(Badan
Standar
Nasional
Guru
berperan
sebagai
pusat
Pendidikan, 2006). Sejalan dengan fungsi
pembelajaran di kelas (teacher centered)
pendidikan
nasional
tersebut
maka
dan siswa hanya menghafal materi. Siswa
pendidikan
sangat
penting
untuk
juga jarang melakukan praktikum dan
dikembangkan, terutama dalam bidang
presentasi sehingga pembelajaran terkesan
sains.
membosankan.
Melalui
pendidikan
diharapkan
Selain itu, dalam proses transformasi
bangsa ini dapat mengikuti perkembangan
dalam bidang sains dan teknologi yang
pengetahuan
antara
guru
dan
siswa
semakin pesat.
terkadang hanya dilakukan secara searah.
kemampuan
Hal ini membuat siswa cepat lupa dengan
sains saat ini, ditemukan fakta bahwa
materi yang sudah diberikan dan rendah
performance siswa Indonesia dalam bidang
dalam pemahaman konsep. Rendahnya
sains
tergolong masih rendah. Hal ini
pemahaman konsep siswa bisa terlihat dari
berdasarkan hasil survei PISA ( Programme
hasil ulangan harian yang masih banyak di
for International Student Assessment) pada
bawah
tahun 2012 yang menyatakan bahwa rata-
(KKM) mata pelajaran IPA dikelas VIII
rata skor sains siswa Indonesia menempati
yaitu 75. Hasil Ulangan Akhir Semester I
peringkat ke-63 dari 64 negara partisipan
kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016 hanya
dengan skor 382. Hasil ini menunjukkan
50 % siswa yang tuntas memenuhi KKM.
Ditengah
pentingnya
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
bahwa rata-rata skor sains siswa Indonesia
Salah satu cara untuk meningkatkan
masih di bawah rata-rata skor internasional,
performance dan pemahaman konsep siswa
yaitu 501 (OECD, 2013). Oleh karena itu,
yaitu
dengan
menggunakan
model
3
pembelajaran yang tepat. Pemilihan model
Model Pembelajaran PjBL juga dapat
pembelajaran dan metode yang tepat serta
meningkatkan hasil belajar siswa, terutama
media yang sesuai dengan materi yang
kemampuan kognitif siswa. Hal ini sesuai
diajarkan
dengan hasil penelitian Khasanah (2015)
akan
menghasilkan
proses
yang menunjukkan bahwa model PjBL
pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan kasus ini maka perlu
dapat meningkatkan penguasaan konsep
adanya penerapan model pembelajaran
fisika
yang dapat mengaktifkan siswa dalam
dibandingkan dengan model Discovery
siswa
(performance)
dalam
proses
Salah satu model pembelajaran yang
dapat
diterapkan
student
untuk
mewujudkan
adalah
centered
model
pembelajaran berbasis proyek (project-
adalah
suatu
model
pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa
proyek
mandiri
atau
kelompok
dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,
menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian
akan
ditampilkan
atau
dipresentasikan (Kemendikbud, 2014: 85).
Model pembelajaran PjBL adalah salah satu
alternatif yang dapat digunakan oleh para
pendidik untuk menciptakan suasana belajar
yang
menyenangkan
dan
berkualitas.
Implementasi PjBL dapat meningkatan
aktivitas dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran serta dapat meningkatkan
kreativitas (Purworini, 2006).
dilaksanakan
SMA
pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui
pembelajaran
mengembangkan
PjBL
dapat
performance
dan
meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII.
METODE PENELITIAN
based learning).
PjBL
ini
siswa
pembelajaran IPA materi cermin. Tujuan
apakah
pembelajaran.
performance
Penelitian
proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini
akan berakibat pada meningkatnya kinerja
dan
Penelitian ini menggunakan desain
quasi
experiment
dengan
rancangan
nonequivalent control group. Populasinya
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Sampel
yang terpilih adalah kelas VIII G sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai
kelas kontrol. Faktor yang diteliti dalam
penelitian ini adalah performance dan
pemahaman konsep siswa pada materi
cermin. Performance tersebut meliputi:
performance of group work, performance of
collecting data, dan performance of oral
presentation. Kedua kelas diberi treatment
yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diajar
4
dengan model PjBL dan kelas kontrol diajar
sebagai evaluasi terhadap pembelajaran
dengan model Discovery.
yang
telah
dilakukan.
Observasi
Pada awal proses pembelajaran, kelas
performance siswa dilakukan selama proses
eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest
pembelajaran berlangsung. Data, metode
untuk mengetahui pemahaman konsep awal
pengumpulan
siswa, dan pada pertemuan terakhir, kelas
instrumen, dan teknik analisis data disajikan
eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest
pada Tabel 1.
data,
instrumen,
analisis
Tabel 1 Jenis, Metode Pengambilan, Instrumen, Analisis Instrumen, dan Teknis Analisis Data
Penelitian
Jenis Data
Metode
Instrumen
Analisis
Pengambilan
Instrumen
Tes
Soal
1. Validitas Isi
Uraian 2. Reliabilitas
3. Tingkat
Kesukaran
4. Daya
Pembeda
Observasi
Lembar Validitas konstruk
Observasi
Nilai Siswa
Performance
Respon Siswa
Angket
Angket
HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung
1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain
1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain
Validitas konstruk Analisis deskriptif
pembelajaran pada topik 1 disajikan pada
Performance siswa diperoleh dari
pengamatan
Teknik Analisis
Gambar 1.
(observasi).
Group Work
Observasi tersebut dilakukan dalam tiga
yaitu diskusi, praktikum, dan presentasi.
Pengambilan data ini difokuskan pada dua
topik, yaitu: cermin datar (topik 1) dan
cermin lengkung (topik 2).
Berdasarkan analisis yang dijabarkan
pada hasil penelitian, terlihat bahwa
setelah diberikan treatment , terdapat
perbedaan performance siswa antara kelas
Oral P resentation
Rata-rata Nilai (%)
kegiatan inti setiap model pembelajaran,
Collecting Data
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
83,77
76,32
76,1
71,93
66,84
65,79
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 1 Performance Siswa pada Topik 1
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil
Hasil analisis deskriptif pada Gambar
analisis
siswa
1 menunjukkan bahwa performance of
deskriptif
performance
secara keseluruhan ketika mengikuti
5
group work kelas eksperimen lebih baik
ketika mengikuti pembelajaran pada topik
dari kelas kontrol.
2 disajikan pada Gambar 2.
Performance of oral presentation
kelas
eksperimen
kontrol kurang menonjol dibandingkan
performance
of
group
dan
work
performance of cellecting data . Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa
melakukan
Group Work
maupun kelas
presentasi.
Kurangnya
Rata-rata Nilai (%)
baik
pengalaman siswa ini menjadi penyebab
rendahnya
nilai
performance
of
85,31
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
80,26
70,39
69,61
Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen
oral
presentation siswa dalam penelitian ini.
Oral Presentation
Gambar 2 Performance Siswa pada Topik 2
Performance of collecting data pada
Performance
of group work kelas
pembelajaran topik 1 Hal ini dikarenakan
eksperimen
kelas eksperimen menggunakan produk
menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
proyek karya kelompoknya sendiri sebagai
kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada
alat praktikum. Akibatnya siswa termotivasi
kelas eksperimen siswa diberikan tugas
dan
melaksanakan
proyek
praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil
mampu
penelitian
sekelompoknya
antusias
dalam
Munawaroh (2012), bahwa
pada
yang
diskusi
menuntut
berinteraksi
1
dan
2
mereka untuk
dengan
dalam
teman
menyelesaikan
pemberian kesempatan kepada siswa untuk
proyek tersebut. Pembelajaran berbasis
menggunakan hasil karyanya dalam belajar
proyek
dapat memberikan motivasi kepada siswa.
eksperimen di mulai dengan permasalahan
Hal
pernyataan
nyata yang penyelesaiannya membutuhkan
dikutib oleh
kerja sama antar siswa. Hal ini yang
ini
diperkuat
dengan
Moursound sebagaimana
Wena
(2009:47),
bahwa
salah
keuntungan dalam PjBL adalah
yang
diterapkan
pada
kelas
satu
membuat siswa terbiasa bertukar pikiran
dapat
dengan siswa lain dan membuat kegiatan
meningkatkan motivasi siswa.
diskusi di kelas eksperimen lebih aktif.
Pada pembelajaran topik 2, performance
Berbeda
siswa dari kedua kelas mengalami sedikit
menerapkan model discovery learning.
kemajuan.
deskriptif
Pada pembelajaran menggunakan model
keseluruhan
discovery siswa juga diberikan permasalah
performance
Hasil
siswa
analisis
secara
dengan
kelas
kontrol
yang
nyata, namun tidak menuntut siswa untuk
6
membuat proyek, sehingga interaksi antar
mengalami sedikit kemajuan. Performance
siswa
mereka
secara keseluruhan kelas eksperimen baik
melakukan kegiatan diskusi di kelas. PjBL
pada topik 1 maupun topik 2 lebih baik
merupakan ajang kesempatan berdiskusi
daripada kelas kontrol. Model PjBL mampu
yang baik, melatih penemuan langsung
membuat performance siswa berkembanng
siswa terhadap masalah dunia nyata dan
menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan
memberikan mereka kesenangan dalam
penelitian hasil Tamin & Grand (2013),
pembelajaran (Kemendikbud, 2014: 91).
bahwa ketika terlibat dalam sebuah proyek,
Sebagaimana pendapat Holubova (2008),
performance siswa meningkat lebih baik.
bahwa pemberian tugas proyek dapat
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
meningkatkan kerja kelompok.
Khasanah (2015), bahwa implementasi
baru
terbangun
ketika
Performance of oral presentation
siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol
pada
pembelajaran
topik
2
PjBL
dalam
pembelajaran
dapat
meningkatkan performance siswa.
Uji Hipotesis pada masing-masing
menunjukkan
hasil
yang
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda
performance
dari pembelajaran topik 1, namun terlihat
berbeda-beda.
sedikit
kelas.
perhitungan uji perbandingan dua rata-rata
Berdasarkan Gambar 2 , performance of
nilai performance of group work pada
oral presentation kelas eksperimen pada
Topik 2 antara kelas eksperimen dan kelas
topik 2 meningkat sebesar 4,6 % dari topik
kontrol, diperoleh
kemajuan
dari
kedua
1. Sedangkan kelas kontrol mengalami
peningkatan yang lebih rendah , yaitu 2,77
%.
Performance
of
oral
presentation
mengalami peningkatan yang lebih tinggi
pada kelas eksperimen, hal ini disebabkan
karena dari segi muatan konsep dan respon
siswa terhadap pertanyaan siswa kelas
eksperimen lebih baik, hal ini
karena
siswa kelas eksperimen lebih memahami
konsep yang mereka presentasikan dari
proyek
yang
telah
mereka
kerjakan
sebelumnya. Performance siswa secara
keseluruhan pada topik 1 dan topik 2
Berdasarkan
hasil
= 1,629. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
=
1,992.
Hasil
perhitungan
menunjukkan
, maka
dapat disimpulkan bahwa performance of
group work siswa pada kelas eksperimen
lebih rendah atau sama dengan performance
of group work siswa kelas kontrol.
Hasil perhitungan uji perbandingan
dua rata-rata nilai performance of collecting
data antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol menunjukkan hasil yang berbeda,
diperoleh
= 2,267. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
=
7
1,992. Hasil perhitungan menunjukkan
performance of oral presentation pada
, maka dapat disimpulkan
kedua kelas berada pada kategori rendah.
bahwa performance of collecting data siswa
Performance of oral presentation pada
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas eksperimen menunjukkan nilai
performance of collecting data siswa kelas
0,134,
kontrol.
menunjukkan
Perhitungan uji perbandingan dua
sedangkan
pada
=
kelas
kontrol
=
0,084.
nilai
Peningkatan performance kelas eksperimen
oral
lebih besar dari kelas kontrol walaupun
presentation pada Topik 2 antara kelas
pada performance of oral presentation
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
sama-sama berada pada kategori rendah.
hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat Hajjaj &
rata-rata
nilai
yang
performance
serupa
dengan
perbandingan rata-rata
of
hasil
performance
group work, diperoleh
uji
of
= 0.296.
Pada
dengan dk = 74, maka
diperoleh
= 1,992. Hasil perhitungan
Boukhobza
(2013),
bahwa
dengan
menggunakan pendekatan PjBL, siswa telah
menunjukkan peningkatan yang baik dalam
bidang
keterampilan
kepemimpinan
(objektif, kerja kelompok, motivasi) dan hal
menunjukkan
, maka
dapat disimpulkan bahwa performance of
oral presentation siswa kelas eksperimen
lebih rendah atau sama dengan performance
of oral presentation siswa kelas kontrol.
Peningkatan performance dihitung
dengan uji gain. Jenis performance yang
diuji adalah performance of group work dan
yang paling penting siswa menunjukkan
performance yang tinggi.
Pemahaman konsep yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam memahami konsep fisika
materi cermin. Instrumen yang digunakan
adalah tes tertulis uraian. Hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen pada Gambar 3.
performance of oral presentation . Hal ini
pretest
karena pada penelitian ini praktikum hanya
dilakukan sekali saja, sedangkan untuk
sebanyak 2 kali. Peningkatan performance
of
work
pada
menunjukkan nilai
kelas
eksperimen
= 0,385 dengan
kategori sedang, sedangkan pada kelas
kontrol menunjukkan nilai
dengan
kategori
rendah.
Nilai
kegiatan diskusi dan presentasi dilakukan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
posttest
74,32
66,58
17,63
Kelas
Eksperimen
16,26
Kelas
kontrol
= 0,297
Peningkatan
Gambar 3 Hasil Pretest dan Posttest
8
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua
rata-rata
data
pretest
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diketahui
, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil posttest kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil
Pembelajaran
PjBL
mampu
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
memberikan hasil lebih baik dibandingkan
Artinya, sebelum diberi treatment, tidak
dengan pembelajaran Discovery Learning.
terdapat
Hal ini dikarenakan siswa yang diajar
perbedaan
kemampuan
awal
pemahaman konsep siswa.
dengan model PjBL tidak hanya sekedar
Setelah treatment selesai diberikan,
menemukan
konsep
seperti
model
siswa pada kelas eksperimen dan kelas
Discovery, melainkan harus menerapkan
kontrol
konsep
diuji
pemahaman
konsepnya
dengan
mengintegrasikan
melalui posttest. Berdasarkan rata-rata nilai
pengetahuan-pengetahuan baru dari sumber
diketahui bahwa pema Hasil
lain seperti internet untuk menghasilkan
analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-
produk. Sebagaimana pendapat Yalҫin et al.
rata posttest kelas eksperimen sebesar 74,32
(2009) bahwa pembelajaran PjBL berfokus
dengan ketuntasan yang diperoleh sebesar
pada penerapan fisika dalam pemecahan
50% siswa dinyatakan tuntas dan 50 %
masalah sehingga melalui kegiatan-kegiatan
siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan
proyek yang menantang dan menarik, siswa
pada kelas kontrol rata-rata nilai posttest
dapat
sebesar 66,58 dengan ketuntasan yang
mereka dalam memahami konsep. Hal
diperoleh sebesar 21 % siswa dinyatakan
tersebut diperkuat dengan hasil penelitian
tuntas dan 79 % siswa dinyatakan tidak
Pratiwi (2015), bahwa dengan menerapkan
tuntas.
model pembelajaran
model PjBL dalam pembelajaran IPA dapat
PjBL dan model Discovery Learning
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
terbukti
memberikan
siswa.
berbeda
terhadap
posttest,
Penerapan
pengaruh
pemahaman
yang
konsep
Siswa.
mengembangkan
keterampilan
Peningkatan pemahaman konsep diuji
dengan uji gain. Berdasarkan hasil uji gain
Berdasarkan hasil perhitungan uji
pemahaman konsep secara keseluruhan,
perbandingan dua rata-rata data posttest
pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
= 0,688 dengan kategori sedang,
diperoleh
= 2,599. Pada
dengan dk = 74, maka diperoleh
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
=
1,992. Hasil perhitungan menunjukkan
nilai
= 0,601 dengan kategori sedang.
Hasil tersebut menunjukkan peningkatan
9
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen
cekung dan cembung siswa hanya diberikan
lebih
kontrol,
tugas proyek untuk melakukan investigasi
dalam
tanpa didukung dengan kegiatan praktimum
besar
walaupun
daripada
sama-sama
kelas
terletak
kategori sedang.
Berdasarkan
sehingga penanaman konsep dalam ingatan
analisis
uji
gain
siswa
lebih
dangkal
dibandingkan
pemahaman konsep siswa pada setiap
pemahaman konsep siswa pada pokok
pokok
bahasan cermin datar.
bahasan,
diperoleh
hasil
yang
bervariasi. Pada pokok bahasan cermin
Berdasarkan
uraian
diatas,
jelas
datar siswa kelas eksperimen menunjukkan
terlihat bahwa pembelajaran PjBL dapat
nilai
= 0,865 dengan kategori tinggi,
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
Siswa dibiasakan untuk menemukan sendiri
nilai
konsep
= 0,694 dengan kategori sedang.
fisika
melalui
proyek
yang
Hasil yang serupa ditunjukkan pada uji gain
diberikan
dengan
pemahaman pokok bahasan cermin cekung
pengetahuan
dalam
siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai
pelaksanaannya, siswa dilatih untuk dapat
= 0,748 dengan kategori tinggi,
mengkonstruksi
diri
siswa.
mengembangkan pola pikirnya
mengetahui
nilai
= 0,687 dengan kategori sedang.
dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah
Sementara pada pokok bahasan cermin
ada sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
cembung, pemahaman konsep siswa kelas
Bisa dikatakan bahwa PjBL bukan hanya
eksperimen dan kelas kontrol berada pada
sekedar
kategori yang sama yaitu kategori sedang.
mengetahui konsep fisika, tetapi juga
siswa
kelas
eksperimen
pada
pokok
memberikan
baru
untuk
sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
Tingginya tingkat pemahaman konsep
pengetahuan
Pada
yang
pengetahuan
menjadikan itu lebih bermakna melalui
kegiatan proyek yang
mengubah konsep
bahasan cermin datar disebabkan karena
yang selama ini bersifat abstrak menjadi
pada pokok bahasan ini siswa di berikan
nyata, sehingga konsep tersebut bertahan
tugas proyek untuk membuat alat peraga
lama dalam pikiran siswa. Hal ini sesuai
yang kemudian dijadikan sebagai alat
dengan pendapat Gulbahar
praktikum mereka. Hal ini membuat siswa
(2006: 309), bahwa pembelajaran berbasis
lebih antusias dan termotivasi dalam belajar
proyek memberikan kesempatan kepada
yang
siswa belajar sesuai kehidupan nyata, yang
berujung
pada
peningkatan
pemahaman konsep siswa yang lebih tinggi.
dapat
Sementara pada pokok bahasan cermin
permanen.
mengakibatkan
& Tinmaz
pengetahuan
10
Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan model PjBL terhadap
diperoleh regresi linier sederhana pada
pemahaman konsep siswa seperti yang
pengaruh performance siswa yang diajar
ditunjukkan dari Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Koefisien Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficients
13,560
0,778
Intercept
Performance (X)
SE
13,143
0,167
t Stat
1,0317
4,659
Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai
konstanta
pada
kolom
kedua
yang
P-value
0,309
4,24E-05
Lower 95%
-13,096
0,439
Upper 95%
40,216
1,116
konsep siswa. Koefisien determinasinya
dirumuskan sebagai
(R square) yang
menghasilkan persamaan regresi sebagai
memiliki nilai sebesar 0,38. Hal ini berarti
berikut:
pemahaman konsep siswa 38 % ditentukan
oleh performance siswa melalui persamaan
regresi
.
Sisanya
sebesar 62 % ditentukan oleh faktor lain
dimana Y = Pemahaman konsep siswa dan
misalnya motivasi siswa, lingkungan sosial
X = performance siswa.
siswa, serta tingkat intelegensi masing-
Konstanta sebesar 13,56 merupakan
masing siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
nilai intersep yang menyatakan bahwa jika
penelitian
nilai performance siswa adalah 0, maka
menyatakan
nilai pemahaman konsep siswa adalah
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
13,56. Berdasarkan penelitian diperoleh
Respon siswa terhadap model PjBL
hasil
korelasi
sederhana
seperti
yang
Suroto
(2012:
bahwa
56)
keaktifan
yang
siswa
sangat baik. Berdasarkan hasil respon siswa
ditunjukkan pada Tabel 3.
menunjukkan bahwa 76,31 % jumlah siswa
Tabel 3 Hasil Ringkasan Output Regresi
Linier Sederhana.
memberikan respon sangat baik dan 23, 68
Regression Statistics
Multiple R
0,613303072
R Square
0,376140659
Adjusted R Square
0,358811233
Standard Error
10,10230859
Observations
38
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh harga
% jumlah siswa memberikan respon baik.
Hal ini menunjukkan bahwa model PjBL ini
dapat membuat siswa termotivasi dalam
belajar. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Tamim & Grant (2013), bahwa PjBL
mampu membuat siswa menjadi kreatif,
demikian
memotivasi siwa, meningkatkan kolaborasi
menunjukkan bahwa performance siswa
siswa. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
yang diajar dengan model PjBL mempunyai
Moursound sebagaimana
hubungan yang kuat dengan pemahaman
Wena
R
sebesar
0,613
dengan
(2009:47),
bahwa
dikutib oleh
salah
satu
11
keuntungan dalam PjBL adalah
dapat
meningkatkan motivasi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
pembahasan dapat
penelitian
disimpulkan
dan
bahwa
pembelajaran PjBL dapat mengembangkan
dan
performance
meningkatkan
pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Saran
yang
dapat
diberikan
dalam
penelitian ini adalah (1) pembelajaran PjBL
akan lebih baik jika guru merancang proyek
secara rinci, sistematis,
dan menyiapkan
alat laboratorium secara lengkap sehingga
keterbatasan PjBL yang sesuai
dengan
materi pelajaran dapat teratasi, dan (2) Guru
hendaknya
sebagai
menggunakan
salah
satu
model
alternatif
PjBL
dalam
pembelajaran fisika. Hal ini karena model
tersebut terbukti dapat mengembangkan
performance dan pemahaman konsep siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : BSNP
Gulbahar, Y. & H. Tinmaz. 2006.
Implementing Project Based Learning
And E-Portofolio Assesment In an
Undergraduate Course. Journal of
Research
on
Technology
in
Education, 38(3): 309-327.
Hajjaj, A. & I. Boukhobza. 2013. Project
Based
Learning
to
Promote
Ecuational
Leadership
Skills
Implementation in An Environmental
Science Course at Zayed University.
The Online Journal of New Horizons
in Education (TOJNED), 4 (3): 108117.
Holubova, R. 2008. Effective Teaching
Methods – Project–Based Learning in
Physics. US-China Education Review,
2 (12): 27-36.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Kemendikbud.
Khasanah, R. A. N. 2015. Implementasi
Model Project Based Learning
Berbantuan LKS untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika dan
Performance
Siswa.
Skripsi.
Semarang:
FMIPA
Universitas
Negeri Semarang.
Munawaroh, R. 2012. Penerapan Model
Project
Based
Learning
dan
Kooperatif untuk Membangun Empat
Pilar Pembelajaran SMP. Unnes
Physics Education Journal (UPEJ),
1(1): 34-37.
OECD.
2013.
Indonesia
Student
performance (PISA 2012). Online.
Tersedia
di
http://gpseducation.oecd.org/Country
Profile?primaryCountry=IDN&tresho
ld=10&topic=PI [diakses 09-02-16].
Pratiwi, R. A. 2015. Penerapan Model
Project Based Learning Berbantuan
LKS untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA. Skripsi.
Bandar Lampung: FKIP Universitas
Lampung.
12
Purworini, S. E. 2006. Pembelajaran
Berbasis Proyek sebagai Upaya
Mengembangkan
Habit of Mind
Studi Kasus di SMP Nasional KPS
Balikpapan.
Jurnal
Pendidikan
Inovatif, 1(2): 17-19.
Suroto. 2012. Pembelajaran Matematika
Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada
Materi Prisma dan Linmas Kelas
VIII. Journal of Primary Education, 1
(1): 52-56.
Tamim, S. R. & M. M. Grant. 2013.
Definition and Uses : Case Study of
Teachers Implementing Project-Based
Learning. Interdisciplinary Journal of
Problem-Based Learning, 7 (2): 73101.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer . Jakarta: Bumi
Aksara.
Yalҫin, S. A., T. Ümit, & B. Erdoğan. 2009.
The Effect of Project Based Learning
on Science Undergraduate’s Learning
of Electricity, Attitute toward Physics
and Scientific Process Skills.
International Online Journal of
Education Science, 1(1): 81-105.