PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING SEBA

PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING
SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN
PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII

Artikel Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh
Winda Yulia Sari
4201412094

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN PERFORMANCE DAN PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP KELAS VIII
Winda Yulia Sari*, Sarwi, Ngurah Made Darma Putra
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229.
*Email: windayuliasari@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) dapat
mengembangkan performance dan meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan
rancangan nonequivalent control group. Populasinya adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan dengan teknik purposive
sampling, kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai kelas
kontrol. Berdasarkan uji gain, peningkatan performance of group work dan
performance of oral presentation pada kelas eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini diperkuat dengan nilai rata-rata
performance of collecting data kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas
kontrol, ditunjukkan oleh
. Hasil uji t pihak

kanan menunjukkan
, artinya pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pembelajaran PjBL dapat mengembangkan performance
dan meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Kata kunci: Pembelajaran; Project-Based Learning; Performance; Pemahaman
Konsep.
ABSTRACT

This study is an experimental research aims to determine whether ProjectBased Learning (PjBL) model can develop the performance and improve the
concept understanding of eighth grade junior high school students. This
research used a quasi-experimental design with nonequivalent control group
design. The population was all students of class VIII of SMP Negeri 1
Karangawen. The sample was determined by purposive sampling technique, the
experimental group was class VIII G and the control group was class VIII H.
Based on the gain test, an increase in performance of group work and
performance of oral presentation on the experimental class showed the value
was better than the control class, it has showed with
. The result of right side t-test showed that
, it proved that the concept understanding of experimental class is

better than the control class. The conclusion of this research is learning by using
PjBL can develop performances and improve the concept understanding of
eighth grade junior high school students.
Keywords: Learning; Project-Based Learning; performance; Understanding
Concept.

1

2
perlu adanya upaya untuk meningkatkan

PENDAHULUAN
Pendidikan

nasional

mengembangkan

berfungsi


kemampuan

dan

performance siswa Indonesia di bidang

sains.
Hasil

membentuk watak serta peradaban bangsa

observasi

dan

wawancara

rangka

dengan guru mata pelajaran IPA di SMP


mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Negeri 1 Karangawen menunjukkan bahwa

untuk mengembangkan potensi peserta

performance

didik agar menjadi manusia yang beriman

pembelajaran masih rendah. Hal ini karena

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

proses pembelajaran IPA masih bersifat

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

konvensional dengan menggunakan metode


cakap,

ceramah

yang

bermartabat

kreatif,

dalam

mandiri,

dan

menjadi

siswa


dan

dalam

tanya

mengikuti

jawab

dengan

wargayang demokratis serta bertanggung

menggunakan buku LKS sebagai bahan

jawab

ajar.


(Badan

Standar

Nasional

Guru

berperan

sebagai

pusat

Pendidikan, 2006). Sejalan dengan fungsi

pembelajaran di kelas (teacher centered)

pendidikan


nasional

tersebut

maka

dan siswa hanya menghafal materi. Siswa

pendidikan

sangat

penting

untuk

juga jarang melakukan praktikum dan

dikembangkan, terutama dalam bidang


presentasi sehingga pembelajaran terkesan

sains.

membosankan.

Melalui

pendidikan

diharapkan

Selain itu, dalam proses transformasi

bangsa ini dapat mengikuti perkembangan
dalam bidang sains dan teknologi yang

pengetahuan


antara

guru

dan

siswa

semakin pesat.

terkadang hanya dilakukan secara searah.
kemampuan

Hal ini membuat siswa cepat lupa dengan

sains saat ini, ditemukan fakta bahwa

materi yang sudah diberikan dan rendah

performance siswa Indonesia dalam bidang

dalam pemahaman konsep. Rendahnya

sains

tergolong masih rendah. Hal ini

pemahaman konsep siswa bisa terlihat dari

berdasarkan hasil survei PISA ( Programme

hasil ulangan harian yang masih banyak di

for International Student Assessment) pada

bawah

tahun 2012 yang menyatakan bahwa rata-

(KKM) mata pelajaran IPA dikelas VIII

rata skor sains siswa Indonesia menempati

yaitu 75. Hasil Ulangan Akhir Semester I

peringkat ke-63 dari 64 negara partisipan

kelas VIII tahun pelajaran 2015/2016 hanya

dengan skor 382. Hasil ini menunjukkan

50 % siswa yang tuntas memenuhi KKM.

Ditengah

pentingnya

Kriteria

Ketuntasan

Minimum

bahwa rata-rata skor sains siswa Indonesia

Salah satu cara untuk meningkatkan

masih di bawah rata-rata skor internasional,

performance dan pemahaman konsep siswa

yaitu 501 (OECD, 2013). Oleh karena itu,

yaitu

dengan

menggunakan

model

3
pembelajaran yang tepat. Pemilihan model

Model Pembelajaran PjBL juga dapat

pembelajaran dan metode yang tepat serta

meningkatkan hasil belajar siswa, terutama

media yang sesuai dengan materi yang

kemampuan kognitif siswa. Hal ini sesuai

diajarkan

dengan hasil penelitian Khasanah (2015)

akan

menghasilkan

proses

yang menunjukkan bahwa model PjBL

pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan kasus ini maka perlu

dapat meningkatkan penguasaan konsep

adanya penerapan model pembelajaran

fisika

yang dapat mengaktifkan siswa dalam

dibandingkan dengan model Discovery

siswa

(performance)

dalam

proses

Salah satu model pembelajaran yang
dapat

diterapkan

student

untuk

mewujudkan

adalah

centered

model

pembelajaran berbasis proyek (project-

adalah

suatu

model

pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa
proyek

mandiri

atau

kelompok

dan

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu,
menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian

akan

ditampilkan

atau

dipresentasikan (Kemendikbud, 2014: 85).
Model pembelajaran PjBL adalah salah satu
alternatif yang dapat digunakan oleh para
pendidik untuk menciptakan suasana belajar
yang

menyenangkan

dan

berkualitas.

Implementasi PjBL dapat meningkatan
aktivitas dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran serta dapat meningkatkan
kreativitas (Purworini, 2006).

dilaksanakan

SMA

pada

penelitian ini adalah untuk mengetahui
pembelajaran

mengembangkan

PjBL

dapat

performance

dan

meningkatkan pemahaman konsep siswa
SMP kelas VIII.
METODE PENELITIAN

based learning).

PjBL

ini

siswa

pembelajaran IPA materi cermin. Tujuan

apakah

pembelajaran.

performance

Penelitian

proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini
akan berakibat pada meningkatnya kinerja

dan

Penelitian ini menggunakan desain
quasi

experiment

dengan

rancangan

nonequivalent control group. Populasinya

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Karangawen. Sampel ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Sampel
yang terpilih adalah kelas VIII G sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII H sebagai
kelas kontrol. Faktor yang diteliti dalam
penelitian ini adalah performance dan
pemahaman konsep siswa pada materi
cermin. Performance tersebut meliputi:
performance of group work, performance of
collecting data, dan performance of oral
presentation. Kedua kelas diberi treatment

yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diajar

4
dengan model PjBL dan kelas kontrol diajar

sebagai evaluasi terhadap pembelajaran

dengan model Discovery.

yang

telah

dilakukan.

Observasi

Pada awal proses pembelajaran, kelas

performance siswa dilakukan selama proses

eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest

pembelajaran berlangsung. Data, metode

untuk mengetahui pemahaman konsep awal

pengumpulan

siswa, dan pada pertemuan terakhir, kelas

instrumen, dan teknik analisis data disajikan

eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest

pada Tabel 1.

data,

instrumen,

analisis

Tabel 1 Jenis, Metode Pengambilan, Instrumen, Analisis Instrumen, dan Teknis Analisis Data
Penelitian
Jenis Data

Metode
Instrumen
Analisis
Pengambilan
Instrumen
Tes
Soal
1. Validitas Isi
Uraian 2. Reliabilitas
3. Tingkat
Kesukaran
4. Daya
Pembeda
Observasi
Lembar Validitas konstruk
Observasi

Nilai Siswa

Performance

Respon Siswa

Angket

Angket

HASIL DAN PEMBAHASAN

langsung

1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain

1. Analisis deskriptif
2. Uji t independent
3. Uji gain
Validitas konstruk Analisis deskriptif
pembelajaran pada topik 1 disajikan pada

Performance siswa diperoleh dari

pengamatan

Teknik Analisis

Gambar 1.

(observasi).
Group Work

Observasi tersebut dilakukan dalam tiga

yaitu diskusi, praktikum, dan presentasi.
Pengambilan data ini difokuskan pada dua
topik, yaitu: cermin datar (topik 1) dan
cermin lengkung (topik 2).
Berdasarkan analisis yang dijabarkan
pada hasil penelitian, terlihat bahwa
setelah diberikan treatment , terdapat
perbedaan performance siswa antara kelas

Oral P resentation

Rata-rata Nilai (%)

kegiatan inti setiap model pembelajaran,

Collecting Data

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

83,77
76,32
76,1
71,93
66,84
65,79

Kelas
Eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 1 Performance Siswa pada Topik 1

eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil

Hasil analisis deskriptif pada Gambar

analisis

siswa

1 menunjukkan bahwa performance of

deskriptif

performance

secara keseluruhan ketika mengikuti

5
group work kelas eksperimen lebih baik

ketika mengikuti pembelajaran pada topik

dari kelas kontrol.

2 disajikan pada Gambar 2.

Performance of oral presentation

kelas

eksperimen

kontrol kurang menonjol dibandingkan
performance

of

group

dan

work

performance of cellecting data . Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa
melakukan

Group Work

maupun kelas

presentasi.

Kurangnya

Rata-rata Nilai (%)

baik

pengalaman siswa ini menjadi penyebab
rendahnya

nilai

performance

of

85,31

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

80,26

70,39

69,61

Kelas
Kelas Kontrol
Eksperimen

oral

presentation siswa dalam penelitian ini.

Oral Presentation

Gambar 2 Performance Siswa pada Topik 2

Performance of collecting data pada

Performance

of group work kelas

pembelajaran topik 1 Hal ini dikarenakan

eksperimen

kelas eksperimen menggunakan produk

menunjukkan hasil yang lebih baik daripada

proyek karya kelompoknya sendiri sebagai

kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada

alat praktikum. Akibatnya siswa termotivasi

kelas eksperimen siswa diberikan tugas

dan

melaksanakan

proyek

praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil

mampu

penelitian

sekelompoknya

antusias

dalam

Munawaroh (2012), bahwa

pada

yang

diskusi

menuntut

berinteraksi

1

dan

2

mereka untuk
dengan

dalam

teman

menyelesaikan

pemberian kesempatan kepada siswa untuk

proyek tersebut. Pembelajaran berbasis

menggunakan hasil karyanya dalam belajar

proyek

dapat memberikan motivasi kepada siswa.

eksperimen di mulai dengan permasalahan

Hal

pernyataan

nyata yang penyelesaiannya membutuhkan

dikutib oleh

kerja sama antar siswa. Hal ini yang

ini

diperkuat

dengan

Moursound sebagaimana
Wena

(2009:47),

bahwa

salah

keuntungan dalam PjBL adalah

yang

diterapkan

pada

kelas

satu

membuat siswa terbiasa bertukar pikiran

dapat

dengan siswa lain dan membuat kegiatan

meningkatkan motivasi siswa.

diskusi di kelas eksperimen lebih aktif.

Pada pembelajaran topik 2, performance

Berbeda

siswa dari kedua kelas mengalami sedikit

menerapkan model discovery learning.

kemajuan.

deskriptif

Pada pembelajaran menggunakan model

keseluruhan

discovery siswa juga diberikan permasalah

performance

Hasil
siswa

analisis
secara

dengan

kelas

kontrol

yang

nyata, namun tidak menuntut siswa untuk

6
membuat proyek, sehingga interaksi antar

mengalami sedikit kemajuan. Performance

siswa

mereka

secara keseluruhan kelas eksperimen baik

melakukan kegiatan diskusi di kelas. PjBL

pada topik 1 maupun topik 2 lebih baik

merupakan ajang kesempatan berdiskusi

daripada kelas kontrol. Model PjBL mampu

yang baik, melatih penemuan langsung

membuat performance siswa berkembanng

siswa terhadap masalah dunia nyata dan

menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan

memberikan mereka kesenangan dalam

penelitian hasil Tamin & Grand (2013),

pembelajaran (Kemendikbud, 2014: 91).

bahwa ketika terlibat dalam sebuah proyek,

Sebagaimana pendapat Holubova (2008),

performance siswa meningkat lebih baik.

bahwa pemberian tugas proyek dapat

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian

meningkatkan kerja kelompok.

Khasanah (2015), bahwa implementasi

baru

terbangun

ketika

Performance of oral presentation

siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol

pada

pembelajaran

topik

2

PjBL

dalam

pembelajaran

dapat

meningkatkan performance siswa.
Uji Hipotesis pada masing-masing
menunjukkan

hasil

yang

menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda

performance

dari pembelajaran topik 1, namun terlihat

berbeda-beda.

sedikit

kelas.

perhitungan uji perbandingan dua rata-rata

Berdasarkan Gambar 2 , performance of

nilai performance of group work pada

oral presentation kelas eksperimen pada

Topik 2 antara kelas eksperimen dan kelas

topik 2 meningkat sebesar 4,6 % dari topik

kontrol, diperoleh

kemajuan

dari

kedua

1. Sedangkan kelas kontrol mengalami
peningkatan yang lebih rendah , yaitu 2,77
%.

Performance

of

oral

presentation

mengalami peningkatan yang lebih tinggi
pada kelas eksperimen, hal ini disebabkan
karena dari segi muatan konsep dan respon
siswa terhadap pertanyaan siswa kelas
eksperimen lebih baik, hal ini

karena

siswa kelas eksperimen lebih memahami
konsep yang mereka presentasikan dari
proyek

yang

telah

mereka

kerjakan

sebelumnya. Performance siswa secara
keseluruhan pada topik 1 dan topik 2

Berdasarkan

hasil

= 1,629. Pada

dengan dk = 74, maka diperoleh
=

1,992.

Hasil

perhitungan

menunjukkan

, maka

dapat disimpulkan bahwa performance of
group work siswa pada kelas eksperimen

lebih rendah atau sama dengan performance
of group work siswa kelas kontrol.

Hasil perhitungan uji perbandingan
dua rata-rata nilai performance of collecting
data antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol menunjukkan hasil yang berbeda,
diperoleh

= 2,267. Pada

dengan dk = 74, maka diperoleh

=

7
1,992. Hasil perhitungan menunjukkan

performance of oral presentation pada

, maka dapat disimpulkan

kedua kelas berada pada kategori rendah.

bahwa performance of collecting data siswa

Performance of oral presentation pada

pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelas eksperimen menunjukkan nilai

performance of collecting data siswa kelas

0,134,

kontrol.

menunjukkan

Perhitungan uji perbandingan dua

sedangkan

pada

=

kelas

kontrol

=

0,084.

nilai

Peningkatan performance kelas eksperimen

oral

lebih besar dari kelas kontrol walaupun

presentation pada Topik 2 antara kelas

pada performance of oral presentation

eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan

sama-sama berada pada kategori rendah.

hasil

Hal ini sesuai dengan pendapat Hajjaj &

rata-rata

nilai

yang

performance

serupa

dengan

perbandingan rata-rata

of

hasil

performance

group work, diperoleh

uji
of

= 0.296.

Pada

dengan dk = 74, maka

diperoleh

= 1,992. Hasil perhitungan

Boukhobza

(2013),

bahwa

dengan

menggunakan pendekatan PjBL, siswa telah
menunjukkan peningkatan yang baik dalam
bidang

keterampilan

kepemimpinan

(objektif, kerja kelompok, motivasi) dan hal
menunjukkan

, maka

dapat disimpulkan bahwa performance of
oral presentation siswa kelas eksperimen

lebih rendah atau sama dengan performance
of oral presentation siswa kelas kontrol.

Peningkatan performance dihitung
dengan uji gain. Jenis performance yang
diuji adalah performance of group work dan

yang paling penting siswa menunjukkan
performance yang tinggi.

Pemahaman konsep yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan
siswa dalam memahami konsep fisika
materi cermin. Instrumen yang digunakan
adalah tes tertulis uraian. Hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen pada Gambar 3.

performance of oral presentation . Hal ini
pretest

karena pada penelitian ini praktikum hanya
dilakukan sekali saja, sedangkan untuk

sebanyak 2 kali. Peningkatan performance
of

work

pada

menunjukkan nilai

kelas

eksperimen

= 0,385 dengan

kategori sedang, sedangkan pada kelas
kontrol menunjukkan nilai
dengan

kategori

rendah.

Nilai

kegiatan diskusi dan presentasi dilakukan

80
70
60
50
40
30
20
10
0

posttest

74,32
66,58

17,63

Kelas
Eksperimen

16,26

Kelas
kontrol

= 0,297
Peningkatan

Gambar 3 Hasil Pretest dan Posttest

8
Berdasarkan hasil uji kesamaan dua
rata-rata

data

pretest

antara

kelas

eksperimen dan kelas kontrol, diketahui

, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil posttest kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.

bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil

Pembelajaran

PjBL

mampu

pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

memberikan hasil lebih baik dibandingkan

Artinya, sebelum diberi treatment, tidak

dengan pembelajaran Discovery Learning.

terdapat

Hal ini dikarenakan siswa yang diajar

perbedaan

kemampuan

awal

pemahaman konsep siswa.

dengan model PjBL tidak hanya sekedar

Setelah treatment selesai diberikan,

menemukan

konsep

seperti

model

siswa pada kelas eksperimen dan kelas

Discovery, melainkan harus menerapkan

kontrol

konsep

diuji

pemahaman

konsepnya

dengan

mengintegrasikan

melalui posttest. Berdasarkan rata-rata nilai

pengetahuan-pengetahuan baru dari sumber

diketahui bahwa pema Hasil

lain seperti internet untuk menghasilkan

analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-

produk. Sebagaimana pendapat Yalҫin et al.

rata posttest kelas eksperimen sebesar 74,32

(2009) bahwa pembelajaran PjBL berfokus

dengan ketuntasan yang diperoleh sebesar

pada penerapan fisika dalam pemecahan

50% siswa dinyatakan tuntas dan 50 %

masalah sehingga melalui kegiatan-kegiatan

siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan

proyek yang menantang dan menarik, siswa

pada kelas kontrol rata-rata nilai posttest

dapat

sebesar 66,58 dengan ketuntasan yang

mereka dalam memahami konsep. Hal

diperoleh sebesar 21 % siswa dinyatakan

tersebut diperkuat dengan hasil penelitian

tuntas dan 79 % siswa dinyatakan tidak

Pratiwi (2015), bahwa dengan menerapkan

tuntas.

model pembelajaran

model PjBL dalam pembelajaran IPA dapat

PjBL dan model Discovery Learning

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

terbukti

memberikan

siswa.

berbeda

terhadap

posttest,

Penerapan

pengaruh

pemahaman

yang
konsep

Siswa.

mengembangkan

keterampilan

Peningkatan pemahaman konsep diuji
dengan uji gain. Berdasarkan hasil uji gain

Berdasarkan hasil perhitungan uji

pemahaman konsep secara keseluruhan,

perbandingan dua rata-rata data posttest

pada kelas eksperimen menunjukkan nilai

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,

= 0,688 dengan kategori sedang,

diperoleh

= 2,599. Pada

dengan dk = 74, maka diperoleh

sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan
=

1,992. Hasil perhitungan menunjukkan

nilai

= 0,601 dengan kategori sedang.

Hasil tersebut menunjukkan peningkatan

9
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen

cekung dan cembung siswa hanya diberikan

lebih

kontrol,

tugas proyek untuk melakukan investigasi

dalam

tanpa didukung dengan kegiatan praktimum

besar

walaupun

daripada

sama-sama

kelas
terletak

kategori sedang.
Berdasarkan

sehingga penanaman konsep dalam ingatan
analisis

uji

gain

siswa

lebih

dangkal

dibandingkan

pemahaman konsep siswa pada setiap

pemahaman konsep siswa pada pokok

pokok

bahasan cermin datar.

bahasan,

diperoleh

hasil

yang

bervariasi. Pada pokok bahasan cermin

Berdasarkan

uraian

diatas,

jelas

datar siswa kelas eksperimen menunjukkan

terlihat bahwa pembelajaran PjBL dapat

nilai

= 0,865 dengan kategori tinggi,

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan

Siswa dibiasakan untuk menemukan sendiri

nilai

konsep

= 0,694 dengan kategori sedang.

fisika

melalui

proyek

yang

Hasil yang serupa ditunjukkan pada uji gain

diberikan

dengan

pemahaman pokok bahasan cermin cekung

pengetahuan

dalam

siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai

pelaksanaannya, siswa dilatih untuk dapat

= 0,748 dengan kategori tinggi,

mengkonstruksi
diri

siswa.

mengembangkan pola pikirnya
mengetahui

nilai

= 0,687 dengan kategori sedang.

dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah

Sementara pada pokok bahasan cermin

ada sesuai dengan lingkungan sekitarnya.

cembung, pemahaman konsep siswa kelas

Bisa dikatakan bahwa PjBL bukan hanya

eksperimen dan kelas kontrol berada pada

sekedar

kategori yang sama yaitu kategori sedang.

mengetahui konsep fisika, tetapi juga

siswa

kelas

eksperimen

pada

pokok

memberikan

baru

untuk

sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan

Tingginya tingkat pemahaman konsep

pengetahuan

Pada

yang

pengetahuan

menjadikan itu lebih bermakna melalui
kegiatan proyek yang

mengubah konsep

bahasan cermin datar disebabkan karena

yang selama ini bersifat abstrak menjadi

pada pokok bahasan ini siswa di berikan

nyata, sehingga konsep tersebut bertahan

tugas proyek untuk membuat alat peraga

lama dalam pikiran siswa. Hal ini sesuai

yang kemudian dijadikan sebagai alat

dengan pendapat Gulbahar

praktikum mereka. Hal ini membuat siswa

(2006: 309), bahwa pembelajaran berbasis

lebih antusias dan termotivasi dalam belajar

proyek memberikan kesempatan kepada

yang

siswa belajar sesuai kehidupan nyata, yang

berujung

pada

peningkatan

pemahaman konsep siswa yang lebih tinggi.

dapat

Sementara pada pokok bahasan cermin

permanen.

mengakibatkan

& Tinmaz

pengetahuan

10
Berdasarkan hasil pengolahan data

dengan menggunakan model PjBL terhadap

diperoleh regresi linier sederhana pada

pemahaman konsep siswa seperti yang

pengaruh performance siswa yang diajar

ditunjukkan dari Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Koefisien Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficients
13,560
0,778

Intercept
Performance (X)

SE
13,143
0,167

t Stat
1,0317
4,659

Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai
konstanta

pada

kolom

kedua

yang

P-value
0,309
4,24E-05

Lower 95%
-13,096
0,439

Upper 95%
40,216
1,116

konsep siswa. Koefisien determinasinya
dirumuskan sebagai

(R square) yang

menghasilkan persamaan regresi sebagai

memiliki nilai sebesar 0,38. Hal ini berarti

berikut:

pemahaman konsep siswa 38 % ditentukan
oleh performance siswa melalui persamaan
regresi

.

Sisanya

sebesar 62 % ditentukan oleh faktor lain
dimana Y = Pemahaman konsep siswa dan

misalnya motivasi siswa, lingkungan sosial

X = performance siswa.

siswa, serta tingkat intelegensi masing-

Konstanta sebesar 13,56 merupakan

masing siswa. Hal ini sesuai dengan hasil

nilai intersep yang menyatakan bahwa jika

penelitian

nilai performance siswa adalah 0, maka

menyatakan

nilai pemahaman konsep siswa adalah

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

13,56. Berdasarkan penelitian diperoleh

Respon siswa terhadap model PjBL

hasil

korelasi

sederhana

seperti

yang

Suroto

(2012:

bahwa

56)

keaktifan

yang
siswa

sangat baik. Berdasarkan hasil respon siswa

ditunjukkan pada Tabel 3.

menunjukkan bahwa 76,31 % jumlah siswa

Tabel 3 Hasil Ringkasan Output Regresi
Linier Sederhana.

memberikan respon sangat baik dan 23, 68

Regression Statistics
Multiple R
0,613303072
R Square
0,376140659
Adjusted R Square
0,358811233
Standard Error
10,10230859
Observations
38

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh harga

% jumlah siswa memberikan respon baik.
Hal ini menunjukkan bahwa model PjBL ini
dapat membuat siswa termotivasi dalam
belajar. Hal ini sesuai

dengan pendapat

Tamim & Grant (2013), bahwa PjBL
mampu membuat siswa menjadi kreatif,

demikian

memotivasi siwa, meningkatkan kolaborasi

menunjukkan bahwa performance siswa

siswa. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

yang diajar dengan model PjBL mempunyai

Moursound sebagaimana

hubungan yang kuat dengan pemahaman

Wena

R

sebesar

0,613

dengan

(2009:47),

bahwa

dikutib oleh
salah

satu

11
keuntungan dalam PjBL adalah

dapat

meningkatkan motivasi siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan

hasil

pembahasan dapat

penelitian

disimpulkan

dan

bahwa

pembelajaran PjBL dapat mengembangkan
dan

performance

meningkatkan

pemahaman konsep siswa SMP kelas VIII.
Saran

yang

dapat

diberikan

dalam

penelitian ini adalah (1) pembelajaran PjBL
akan lebih baik jika guru merancang proyek
secara rinci, sistematis,

dan menyiapkan

alat laboratorium secara lengkap sehingga
keterbatasan PjBL yang sesuai

dengan

materi pelajaran dapat teratasi, dan (2) Guru
hendaknya
sebagai

menggunakan

salah

satu

model

alternatif

PjBL
dalam

pembelajaran fisika. Hal ini karena model
tersebut terbukti dapat mengembangkan
performance dan pemahaman konsep siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : BSNP
Gulbahar, Y. & H. Tinmaz. 2006.
Implementing Project Based Learning
And E-Portofolio Assesment In an
Undergraduate Course. Journal of
Research
on
Technology
in
Education, 38(3): 309-327.

Hajjaj, A. & I. Boukhobza. 2013. Project
Based
Learning
to
Promote
Ecuational
Leadership
Skills
Implementation in An Environmental
Science Course at Zayed University.
The Online Journal of New Horizons
in Education (TOJNED), 4 (3): 108117.
Holubova, R. 2008. Effective Teaching
Methods – Project–Based Learning in
Physics. US-China Education Review,
2 (12): 27-36.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Kemendikbud.
Khasanah, R. A. N. 2015. Implementasi
Model Project Based Learning
Berbantuan LKS untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika dan
Performance
Siswa.
Skripsi.
Semarang:
FMIPA
Universitas
Negeri Semarang.
Munawaroh, R. 2012. Penerapan Model
Project
Based
Learning
dan
Kooperatif untuk Membangun Empat
Pilar Pembelajaran SMP. Unnes
Physics Education Journal (UPEJ),
1(1): 34-37.
OECD.
2013.
Indonesia
Student
performance (PISA 2012). Online.
Tersedia
di
http://gpseducation.oecd.org/Country
Profile?primaryCountry=IDN&tresho
ld=10&topic=PI [diakses 09-02-16].
Pratiwi, R. A. 2015. Penerapan Model
Project Based Learning Berbantuan
LKS untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPA. Skripsi.
Bandar Lampung: FKIP Universitas
Lampung.

12
Purworini, S. E. 2006. Pembelajaran
Berbasis Proyek sebagai Upaya
Mengembangkan
Habit of Mind
Studi Kasus di SMP Nasional KPS
Balikpapan.
Jurnal
Pendidikan
Inovatif, 1(2): 17-19.
Suroto. 2012. Pembelajaran Matematika
Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada
Materi Prisma dan Linmas Kelas
VIII. Journal of Primary Education, 1
(1): 52-56.
Tamim, S. R. & M. M. Grant. 2013.
Definition and Uses : Case Study of
Teachers Implementing Project-Based
Learning. Interdisciplinary Journal of
Problem-Based Learning, 7 (2): 73101.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer . Jakarta: Bumi
Aksara.
Yalҫin, S. A., T. Ümit, & B. Erdoğan. 2009.
The Effect of Project Based Learning
on Science Undergraduate’s Learning
of Electricity, Attitute toward Physics
and Scientific Process Skills.
International Online Journal of
Education Science, 1(1): 81-105.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62