KONSEP GENDER DAN HAM DALAM KESEHATAN RE
KONSEP GENDER DAN HAM
DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI
DOSEN : SRI EMILDA, SKM, MKES
Pengertian Gender
Gender pada awalnya diambil dari kata
dalam bahasa arab JINSIYYUN yang
kemudian di adopsi dalam bahasa perancis
dan inggris menjadi Gender
Gender adalah perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak,
tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk
oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat,
2003)
Gender adalah peran dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki yang ditentukan
secara social. Gender berhubungan dengan
persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki
yang dibentuk masyarakat, bukan karena
perbedaan biologis (WHO, 1998).
Pengertian Seksualitas
Seksualitas/jenis
kelamin adalah
karakteristik biologis-anatomis
(khususnya system reproduksi dan
hormonal) diikuti dengan
karakteristik fisiologis tubuh yang
menentukan seseorang adalah lakilaki atau perempuan (Depkes RI,
2002:2)
Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah
perbedaan fisik biologis yang mudah
dilihat melalui cirri fisik primer dan secara
sekunder yang ada pada kaum laki-laki
dan perempuan(Badan Pemberdayaan
Masyarakat, 2003)
Pengertian Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender adalah adanya
perbedaan, pengecualian/pembatasan yang
dibuat berdasarkan peran dan norma
gender yang dikonstruksi secara social yang
mencegah seseorang untuk menikmati HAM
secara penuh.
Bentuk-Bentuk Ketidak-adilan Gender
Bentuk manifestasi ketidakadilan gender
adalah proses marginalisasi/pemiskinan
terhadap kaum perempuan. Ada beberapa
mekanisme proses marginalisasi kaum
perempuan karena perbedaan gender. Dari
segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan
pemerintah, keyakinan, tafsiran agama,
keyakinan tradisi dan kebiasaan bahkan
asumsi ilmu pengetahuan, misalnya
marginalisasi dibidang pertanian,
contohnya revolusi hijau yang
memfokuskan pada laki-laki mengakibatkan
banyak perempuan tergeser dan menjadi
miskin. Contoh lain adanya pekerjaan
khusus perempuan seperti : guru anak2,
pekerja pabrik yang berakibat pada
penggajian yang rendah.
Ketidak Adilan Gender
Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan
gender tersebut sering ditemukan pula
ketidakadilan gender yaitu ketidakadilan
berdasarkan norma dan standart yang
belaku. Ketidak-adilan adalah
ketidaksetaraan yang tidak pantas atau
tidak adil.
Ketidak Adilan Gender
Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut
WHO mengandung 2 aspek :
1. Keadilan dalam status kesehatan yaitu
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi
mungkin (fisik, psikologi dan social).
2. Keadilan dalam pelayanan kesehatan yang berarti
bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan tanpa tergantung pada kedudukan
sosial dan diberikan sebagai respon terhadap
harapan yang pantas dari masyarakat dengan
penarikan biaya pelayanan yang sesuai dengan
kemampuan.
Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang
menunjukkan kesenjangan laki-laki dan
perempuan yaitu adanya kesenjangan antara
kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan
kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe
Motherhood)
Keluarga Berencana
Kesehatan Reproduksi Remaja
Infeksi Menular Seksual
Penanganan Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Gender mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal ini
semakin dirasakan dalam ruang lingkup
kesehatan reproduksi antara lain karena hal
berikut :
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi
sepanjang siklus hidup manusia missal
masalah inses yang terjadi pada masa
anak-anak dirumah, masalah pergaulan
bebas , kehamilan remaja.
Perempuan lebih rentan dalam menghadapi
resiko kesehatan reproduksi seperti
kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman
dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena
struktur alat reproduksi yang rentan secara
social atau biologis terhadap penularan IMS
termasuk STD/HIV/AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah
dari hubungan laki-laki dan perempuan.
Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi
laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat
kurang.
Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan
reproduksi, khususnya berkaitan dengan IMS.
HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun
strategi untuk memperbaiki kespro harus
dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian
dan tanggung jawab laki-laki.
Perempuan rentan terhadap kekerasan
dalam rumah tangga (kekerasan domestic)
atau perlakuan kasar yang pada dasarnya
bersumber gender yamg tidak setara.
Kesehatan reproduksi lebih banyak
dikaitkan dengan urusan perempuan seperti
KB
Hak-hak seksual
adalah termasuk hak asasi perempuan
untuk dapat secara bebas dan bertanggung
jawab mengontrol dan memutuskan hal-hal
yang terkait dengan seksualitasnya
termasuk kesehatan reproduksi dan
seksual, bebas dari paksaan, diskriminasi
dan kekerasan (FWCW Platform, 1996)
Hak-hak Reproduksi
Mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti
tercantum dalam hukum internasional dan
nasional serta dokumen-dokumen hak asasi
manusia (HAM) mencakup :
Hak dasar individu dan pasangan untuk
menentukan secara bebas dan bertanggung
jawab atas jumlah dan jarak anak,
mendapatkan informasi serta cara-cara
untuk melaksanakan hal tersebut
Hak untuk mancapai standar tertinggi
kesehatan reproduksi dan seksual
Hak untuk membuat keputusan yang
terbatas dari diskriminasi, paksaan dan
kekerasan
HAK ASASI MANUSIA
Hak atas kesehatan sebagai hak asasi
manusia telah diakui dan diatur dalam
berbagai instrumen internasional maupun
nasional. Jaminan pengakuan hak atas
kesehatan tersebut secara eksplisit dapat
dilihat dari beberapa instrumen sebagai
berikut :
Instrumen Nasional
1. Amandemen- II Pasal 28 ayat (1) UUD
1945.
2. Pasal 9 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.
3. Pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.
4. UU Nomor 11 tahun 2005 tentang
Ratifikasi Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya.
Antara Hak Asasi Manusia dan Kesehatan
terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi. Seringkali akibat dari
pelanggaran HAM adalah gangguan
terhadap
kesehatan demikian pula sebaliknya,
pelanggaran terhadap hak atas kesehatan
juga merupakan pelanggaran terhadap
HAM.
Isu Pokok Hak Atas Kesehatan
Pengertian kesehatan sangat luas dan
merupakan konsep yang subjektif, serta
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
faktor-faktor geografis, budaya dan sosio
ekonomi.
Core content (PBB) terdiri dari seperangkat
unsur-unsur yang harus dijamin oleh negara
dalam keadaan apapun, tanpa
mempertimbangkan ketersediaan sumber
daya, yang terdiri dari :
1. Perawatan kesehatan :
a. Perawatan kesehatan ibu dan anak,
termasuk keluarga berencana;
b. Imunisasi;
c. Tindakan yang layak untuk penyakitpenyakit biasa (common disease) dan
kecelakaan;
d. Penyediaan obat-obatan yang pokok
(essential drugs).
2. Prakondisi dasar untuk kesehatan :
a. Pendidikan untuk menangani masalah
kesehatan termasuk metode-metode untuk
mencegah dan mengedalikannya;
b. Promosi penyediaan makanan dan nutrisi
yang tepat;
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
(ICESCR) memberikan contoh umum dan
spesifik berbagai langkah-langkah yang
muncul dari adanya definisi yang luas dari
hak atas kesehatan dalam pasal 12 ayat (1)
sehingga dapat dapat menggambarkan isi
dari hak atas tersebut, yaitu :
a. Hak ibu, Hak anak dan kesehatan reproduksi.
mengurangi angka kematian bayi dan anak di
bawah usia 5 tahun;
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi;
akses terhadap Keluarga Berencana (KB);
perawatan sebelum dan sesudah melahirkan;
pelayanan gawat darurat dalam bidang
obstetri (kebidanan);
akses dan sumber daya yang dibutuhkan
sehubungan dengan kesehatan reproduksi.
e. Topik khusus dan penerapan yang lebih luas.
Non diskriminasi dan perlakuan yang sama;
Perspektif gender
Kesehatan anak dan remaja, orang tua,
penyandang cacat dan masyarakat adat.
Implementasi Hak Atas Kesehatan Dalam Konteks HAM
Mengimplementasikan norma-norma HAM pada
hak atas kesehatan harus memenuhi prinsipprinsip :
1. Ketersediaan pelayanan kesehatan
2. Aksesibilitas Fasilitas kesehatan, barang dan
jasa .
Syaratnya :tidak diskriminatif, terjangkau
secara fisik, terjangkau secara ekonomi dan
akses informasi untuk mencari, menerima
dan atau menyebarkan informasi dan ide
mengenai masalah-masalah kesehatan.
3. Penerimaan (oleh etika medis dan sesuai
secara budaya)
4. Kualitas (secara ilmu ,medis dan
budaya)
wassalam
DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI
DOSEN : SRI EMILDA, SKM, MKES
Pengertian Gender
Gender pada awalnya diambil dari kata
dalam bahasa arab JINSIYYUN yang
kemudian di adopsi dalam bahasa perancis
dan inggris menjadi Gender
Gender adalah perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak,
tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk
oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat,
2003)
Gender adalah peran dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki yang ditentukan
secara social. Gender berhubungan dengan
persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki
yang dibentuk masyarakat, bukan karena
perbedaan biologis (WHO, 1998).
Pengertian Seksualitas
Seksualitas/jenis
kelamin adalah
karakteristik biologis-anatomis
(khususnya system reproduksi dan
hormonal) diikuti dengan
karakteristik fisiologis tubuh yang
menentukan seseorang adalah lakilaki atau perempuan (Depkes RI,
2002:2)
Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah
perbedaan fisik biologis yang mudah
dilihat melalui cirri fisik primer dan secara
sekunder yang ada pada kaum laki-laki
dan perempuan(Badan Pemberdayaan
Masyarakat, 2003)
Pengertian Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender adalah adanya
perbedaan, pengecualian/pembatasan yang
dibuat berdasarkan peran dan norma
gender yang dikonstruksi secara social yang
mencegah seseorang untuk menikmati HAM
secara penuh.
Bentuk-Bentuk Ketidak-adilan Gender
Bentuk manifestasi ketidakadilan gender
adalah proses marginalisasi/pemiskinan
terhadap kaum perempuan. Ada beberapa
mekanisme proses marginalisasi kaum
perempuan karena perbedaan gender. Dari
segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan
pemerintah, keyakinan, tafsiran agama,
keyakinan tradisi dan kebiasaan bahkan
asumsi ilmu pengetahuan, misalnya
marginalisasi dibidang pertanian,
contohnya revolusi hijau yang
memfokuskan pada laki-laki mengakibatkan
banyak perempuan tergeser dan menjadi
miskin. Contoh lain adanya pekerjaan
khusus perempuan seperti : guru anak2,
pekerja pabrik yang berakibat pada
penggajian yang rendah.
Ketidak Adilan Gender
Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan
gender tersebut sering ditemukan pula
ketidakadilan gender yaitu ketidakadilan
berdasarkan norma dan standart yang
belaku. Ketidak-adilan adalah
ketidaksetaraan yang tidak pantas atau
tidak adil.
Ketidak Adilan Gender
Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut
WHO mengandung 2 aspek :
1. Keadilan dalam status kesehatan yaitu
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi
mungkin (fisik, psikologi dan social).
2. Keadilan dalam pelayanan kesehatan yang berarti
bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan tanpa tergantung pada kedudukan
sosial dan diberikan sebagai respon terhadap
harapan yang pantas dari masyarakat dengan
penarikan biaya pelayanan yang sesuai dengan
kemampuan.
Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang
menunjukkan kesenjangan laki-laki dan
perempuan yaitu adanya kesenjangan antara
kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan
kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe
Motherhood)
Keluarga Berencana
Kesehatan Reproduksi Remaja
Infeksi Menular Seksual
Penanganan Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Gender mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal ini
semakin dirasakan dalam ruang lingkup
kesehatan reproduksi antara lain karena hal
berikut :
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi
sepanjang siklus hidup manusia missal
masalah inses yang terjadi pada masa
anak-anak dirumah, masalah pergaulan
bebas , kehamilan remaja.
Perempuan lebih rentan dalam menghadapi
resiko kesehatan reproduksi seperti
kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman
dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena
struktur alat reproduksi yang rentan secara
social atau biologis terhadap penularan IMS
termasuk STD/HIV/AIDS.
Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah
dari hubungan laki-laki dan perempuan.
Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi
laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat
kurang.
Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan
reproduksi, khususnya berkaitan dengan IMS.
HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun
strategi untuk memperbaiki kespro harus
dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian
dan tanggung jawab laki-laki.
Perempuan rentan terhadap kekerasan
dalam rumah tangga (kekerasan domestic)
atau perlakuan kasar yang pada dasarnya
bersumber gender yamg tidak setara.
Kesehatan reproduksi lebih banyak
dikaitkan dengan urusan perempuan seperti
KB
Hak-hak seksual
adalah termasuk hak asasi perempuan
untuk dapat secara bebas dan bertanggung
jawab mengontrol dan memutuskan hal-hal
yang terkait dengan seksualitasnya
termasuk kesehatan reproduksi dan
seksual, bebas dari paksaan, diskriminasi
dan kekerasan (FWCW Platform, 1996)
Hak-hak Reproduksi
Mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti
tercantum dalam hukum internasional dan
nasional serta dokumen-dokumen hak asasi
manusia (HAM) mencakup :
Hak dasar individu dan pasangan untuk
menentukan secara bebas dan bertanggung
jawab atas jumlah dan jarak anak,
mendapatkan informasi serta cara-cara
untuk melaksanakan hal tersebut
Hak untuk mancapai standar tertinggi
kesehatan reproduksi dan seksual
Hak untuk membuat keputusan yang
terbatas dari diskriminasi, paksaan dan
kekerasan
HAK ASASI MANUSIA
Hak atas kesehatan sebagai hak asasi
manusia telah diakui dan diatur dalam
berbagai instrumen internasional maupun
nasional. Jaminan pengakuan hak atas
kesehatan tersebut secara eksplisit dapat
dilihat dari beberapa instrumen sebagai
berikut :
Instrumen Nasional
1. Amandemen- II Pasal 28 ayat (1) UUD
1945.
2. Pasal 9 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.
3. Pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.
4. UU Nomor 11 tahun 2005 tentang
Ratifikasi Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya.
Antara Hak Asasi Manusia dan Kesehatan
terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi. Seringkali akibat dari
pelanggaran HAM adalah gangguan
terhadap
kesehatan demikian pula sebaliknya,
pelanggaran terhadap hak atas kesehatan
juga merupakan pelanggaran terhadap
HAM.
Isu Pokok Hak Atas Kesehatan
Pengertian kesehatan sangat luas dan
merupakan konsep yang subjektif, serta
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
faktor-faktor geografis, budaya dan sosio
ekonomi.
Core content (PBB) terdiri dari seperangkat
unsur-unsur yang harus dijamin oleh negara
dalam keadaan apapun, tanpa
mempertimbangkan ketersediaan sumber
daya, yang terdiri dari :
1. Perawatan kesehatan :
a. Perawatan kesehatan ibu dan anak,
termasuk keluarga berencana;
b. Imunisasi;
c. Tindakan yang layak untuk penyakitpenyakit biasa (common disease) dan
kecelakaan;
d. Penyediaan obat-obatan yang pokok
(essential drugs).
2. Prakondisi dasar untuk kesehatan :
a. Pendidikan untuk menangani masalah
kesehatan termasuk metode-metode untuk
mencegah dan mengedalikannya;
b. Promosi penyediaan makanan dan nutrisi
yang tepat;
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
(ICESCR) memberikan contoh umum dan
spesifik berbagai langkah-langkah yang
muncul dari adanya definisi yang luas dari
hak atas kesehatan dalam pasal 12 ayat (1)
sehingga dapat dapat menggambarkan isi
dari hak atas tersebut, yaitu :
a. Hak ibu, Hak anak dan kesehatan reproduksi.
mengurangi angka kematian bayi dan anak di
bawah usia 5 tahun;
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi;
akses terhadap Keluarga Berencana (KB);
perawatan sebelum dan sesudah melahirkan;
pelayanan gawat darurat dalam bidang
obstetri (kebidanan);
akses dan sumber daya yang dibutuhkan
sehubungan dengan kesehatan reproduksi.
e. Topik khusus dan penerapan yang lebih luas.
Non diskriminasi dan perlakuan yang sama;
Perspektif gender
Kesehatan anak dan remaja, orang tua,
penyandang cacat dan masyarakat adat.
Implementasi Hak Atas Kesehatan Dalam Konteks HAM
Mengimplementasikan norma-norma HAM pada
hak atas kesehatan harus memenuhi prinsipprinsip :
1. Ketersediaan pelayanan kesehatan
2. Aksesibilitas Fasilitas kesehatan, barang dan
jasa .
Syaratnya :tidak diskriminatif, terjangkau
secara fisik, terjangkau secara ekonomi dan
akses informasi untuk mencari, menerima
dan atau menyebarkan informasi dan ide
mengenai masalah-masalah kesehatan.
3. Penerimaan (oleh etika medis dan sesuai
secara budaya)
4. Kualitas (secara ilmu ,medis dan
budaya)
wassalam