UJI NORMALITAS PARTISIPASI MASYARAKAT DA (1)
UJI NORMALITAS PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TAGANA
DALAM KESADARAN AKAN
TINGKAT ANTISIPASI TERJADINYA BENCANA
Bunnaya Syifa Qolby¹
¹Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Pasundan
[email protected]
Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaUniversitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudhi No.193, Bandung
1. Pendahuluan
Indonesia adalah menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi
Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi Indonesia ini
dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam
terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah
longsor, dan gunung berapi. Indonesia juga menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa
serta enam untuk banjir. Namun dibandingkan negara-nehara lain tsunami memang merupakan
ancaman yang paling mengkhawatirkan, dengan jumlah penduduk yang terpapar atau memiliki
risiko tertinggi terhadap bencana sekitar 5,4 juta orang. Sebenarnya bagi Indonesia ancaman
yang lebih besar justru datang dari gempa bumi yang mengancam sekitar 11 juta penduduk
serta banjir yang mengancam setidaknya 1 juta penduduk.Dengan posisi geografis yang
terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia: Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik, Indonesia
memang tidak banyak bisa mengelak, yang bisa dilakukan adalah berusaha hidup harmoni
dengan bencana, bersiasat memperkecil dampak. (Sumber: hasil wawancara Kepala Pusat
Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan BBC Indonesia, Yusuf Arifin .)
Maka dari itu untuk memperkecil dampak harus adanya kegiatan partisipasi masyarakat dan
TAGANA yang dimana hakekat tujuan dari kegiatan mengantisipasi dan penanggulangan
bencana adalah untuk mengurangi resiko dan menekan dampak bencana terhadap
masyarakat. Oleh karena itu segala aspek maupun proses yang terkait dengan upaya-upaya
penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka segala upaya penanggulangan
bencana harus dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
Agar masyarakat memahami tentang peran dan fungsinya dalam mengantisipasi
bencana, maka perlu dilakukan upaya-upaya pemberdayaan seperti penguatan, pemantapan
dan pelatihan sesuai dengan budaya, kearifan lokal serta kemampuan dan potensi masyarakat
itu sendiri, sehingga masyarakat akan lebih mandiri, lebih kuat, lebih sigap, lebih terlatih dan
lebih siap untuk menghadapi bencana mendatang tanpa bergantung kepada pihak lain kecuali
kondisi khusus.
Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam antisipasi bencana diperlukan
basis yang kuat dari “ kalangan “ masyarakat itu sendiri agar penanggulangan bencana tidak
hanya menjadi kebutuhan sampingan tapi melembaga sebagai bagian dari kehidupannya.
Kelompok basis yang dianggap paling kuat, paling menonjol dan militan serta memiliki spirit
yang tinggi adalah dari kelompok generasi muda yang keberadaan mereka ada di seluruh
pelosok desa di seluruh tanah air dalam sistem penanggulangan bencana nasional adalah
TAGANA (Taruna Siaga Bencana).
Oleh karena jika adanya partisipasi masyarakat untuk memahami pentingnya
mengantisipasi bencana yang dalam pemahaman nya dibantu oleh TAGANA ini maka resiko
akan dampak saat terjadinya bencana akan terminimalisir.
Untuk mengetahui apakah selama ini partisipasi masyarakat dan TAGANA dalam
tingkat kesadaran akan mengantisipasi bencana sudah berjalan normal atau belum, maka dari
itu saya melakukan analisis uji normalitas dengan menghipotesiskan berupa:
Ho = partisipasi masyarakat dan TAGANA berdistribusi normal
Hı = tingkat kesadaran akan antisipasi bencana
2. Teori
A. Definisi Partisipasi Masyarakat
Dalam mata kuliah Pembangunan Masyarakat, Partisipasi masyarakat adalah ikut
sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
masyarakat tersebut.
Mikkelsen dalam Soetomo (2006), mengatakan bahwa pembangunan pada
dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan
adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat baik
secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap
dan perilaku tersebut.
B. Definisi TAGANA
TAGANA adalah kelompok basis militan serta memiliki spirit yang tinggi
adalah dari kelompok generasi muda yang keberadaan mereka ada di seluruh pelosok desa
di seluruh tanah air untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam antisipasi dan
penanggulangan bencana , Ada beberapa alasan tentang keterlibatan generasi muda dalam
penanggulangan bencana yaitu pertama Jumlah generasi muda sangat banyak,
Pesebarannya sampai di desa-desa di seluruh pelosok negeri, Usia mereka masih muda (18
s.d. 45 tahun), Sifat mau menolong dan saling membantu sangat tinggi, Sudah sering
terlibat dalam penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing, Berdasarkan
eksplorasi dan kenyataan tersebut, maka dianggap perlu memberdayakan potensi generasi
muda dalam penanggulangan bencana sebagai personal penanggulangan bencana berbasis
masyarakat terlatih agar potensi tersebut melembaga, maka keberadaannya perlu mendapat
pengukuhan dan penetapan yuridis formal dan dapat disetarakan dengan unsur-unsur
penanggulangan bencana formal lainnya untuk menumbuhkan rasa kebanggaan profesi
serta rasa tanggung jawab sosial.Pengakuan dan penetapan yuridis formal generasi muda
dalam sistem penanggulangan bencana nasional diberi nama TAGANA (Taruna Siaga
Bencana).
C. Definisi Kegiatan Antisipasi Bencana
Dalam kegiatan mengantisipasi bencana perlu adanya persiapan bencana, persiapan
bencana adalah satu set doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana
alam atau buatan-manusia. Pertolongan bencana adalah sub-himpunan dari doktrin ini yang
berpusat pada usaha pertolongan. Hal ini biasanya adalah kebijakan pemerintah diambil
dari pertahanan sipil untuk menyiapkan masyarakat sipil persiapan sebelum bencana
terjadi.
Kegiatan antisipasi bencana disebut juga dengan mitigasi bencana, Mitigasi
bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk
mengurangi dampak dari bencana, Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 angka 9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka
6)
Mitigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.
(UU No 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat (1)
Mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c dilakukan untuk
mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang
berada pada kawasan rawan bencana. (PP No 21 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1)baik bencana
alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat. Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu (1) bencana alam yang
merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh fakto alam, yaitu
berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
(2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik
social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat
perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
D. Uji Normalitas K-S
Menurut Duwi Priyatno (2012:144) pengertian dari uji normalitas adalah untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.”
Untuk mengetahui bentuk distribusi data, bisa dilakukan dengan grafik distribusi dan
analisis statistik. Pengujian dengan distribusi dilakukan dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploating data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi atau residual normal,
maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Uji normalitas dengan grafik dapat dilakukan dengan program SPSS dengan
analisis grafik Normal Probability Plot.
Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama
setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah
sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan
pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi
normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan
diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data
yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan
yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang
signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di
bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
3. Aplikasi dalam SPSS
Pada pengujian kali ini saya menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk
membuktikan apakah variabel yang saya tentukan berdistribusi normal atau tidak, dimana
dalam pembahasannya:
A. Signifikansi : Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas
Kolmogorov - Smirnov dengan pada taraf signifikansi 0,05.
B. Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Normalitas : Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal..
4. Hasil dan Pembahasan
Pada pengujian kali
masyarakat,jumlah
anggota
ini saya menggunakan 3
TAGANA
dan
tingkat
variabel
yaitu
kesadaran
partisipasi
antisipasi
bencana. Untuk membuktikan ketiga variabel berdistribusi normal atau tidak berdistribusi nor
mal, maka dilakukan pengujian seperti yang dijelaskan di bawah ini.
A. Tahapan Pengerjaan
Berikut merupakan langkah – langkah dalam menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov pada SPSS, diantaranya :
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Pelayanan, kemudian di baris
selanjutnya Harga, dan baris berikutnya Kepuasan, pada kolom Type ubah menjadi
Numeric.
3. Kemudian pindahkan ke bagian Data View dan lengkapi data seperti gambar di bawah
ini.
4. Klik menu Analyze, kemudian pilih Nonparametric Tests, lalu pilih Legacy Dialogs, dan
pilih 1 – Sample K-S.
5. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama One-Sample Kolmogorov – Smirnov
Test,
masukkan dengan cara memilih pelayanan, harga dan kepuasan ke dalam Test Variable
List. Kemudian pastikan checklist Normal di kolom Test Distribution.
6. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.
B. Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. pada Tabel One
Sample Kolmogorov – Smirnov Test. Maka dapat dilihat kesimpulannya sebagai berikut:
a. Berdasarkan variabel partisipasi masyarakat : Nilai signifikansi yang diperoleh adalah
0,287 yang lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya variabel pelayanan memiliki distribusi
data yang normal.
b. Berdasarkan variabel jumlah anggota TAGANA : Nilai signifikansi yang diperoleh
adalah 0,242 yang lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya variabel harga memiliki
distribusi data yang normal.
c. Berdasarkan variabel tingkat kesadaran antisipasi bencana : Nilai signifikansi yang
diperoleh adalah 0,025 yang lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya variabel pelayanan
memiliki distribusi data yang tidak normal.
Kedua variabel berdistribusi normal, namun satu variabel berdistribusi tidak normal
sehingga data yang diperoleh dikategorikan sebagai data yang tidak baik karena data tersebut
ada yang tidak normal dalam pendistribusiannya dan dugaan sementara (hipotesis) ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan dengan tingkat partisipasi masyarakat dan jumlah anggota
TAGANA yang cukup banyak namun belum sesuai dengan tingkat kesadaran mengantisipasi
bencana dari masyarakatnya itu sendiri.
5. Daftar Pustaka
Puspa, Balebat. 2018. Modul Praktikum Statistik Perencanaan. Modul SPSS untuk statistik
perencanaan tahun 2018. Hal. 1.
Heri, Budi. 2017. Matakuliah Pembangunan Masyarakat. Materi Partisipasi Masyarakat
Baskoro, Roy. Apa itu tagana . Bangka Belitung: TAGANA Bangka Belitung. Diambil dari
https://taganababel.wordpress.com/apa-itu-tagana/ .(12 Desember 2017)
Arifin, Yusuf. 2011. Indonesia Negara rawan bencana. Diambil dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_indonesia_tsunami ( 28
Februari 2018)
Priyatno Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS, Yogyakarta: Gaya Media Diambil dari
http://repository.unpas.ac.id/6523/6/BAB%20III.pdf (28 Februari 2018)
2017. Persiapan bencana . Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Persiapan_bencana
(1 Maret 2018)
Hidayat, Anwar. 2012. Tutorial Uji Normalitas Kolmogorv Smirnov dengan SPSS. Diambil
dari https://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnovspss.html (1 Maret 2018)
DALAM KESADARAN AKAN
TINGKAT ANTISIPASI TERJADINYA BENCANA
Bunnaya Syifa Qolby¹
¹Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Pasundan
[email protected]
Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaUniversitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudhi No.193, Bandung
1. Pendahuluan
Indonesia adalah menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi
Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi Indonesia ini
dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam
terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah
longsor, dan gunung berapi. Indonesia juga menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa
serta enam untuk banjir. Namun dibandingkan negara-nehara lain tsunami memang merupakan
ancaman yang paling mengkhawatirkan, dengan jumlah penduduk yang terpapar atau memiliki
risiko tertinggi terhadap bencana sekitar 5,4 juta orang. Sebenarnya bagi Indonesia ancaman
yang lebih besar justru datang dari gempa bumi yang mengancam sekitar 11 juta penduduk
serta banjir yang mengancam setidaknya 1 juta penduduk.Dengan posisi geografis yang
terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia: Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik, Indonesia
memang tidak banyak bisa mengelak, yang bisa dilakukan adalah berusaha hidup harmoni
dengan bencana, bersiasat memperkecil dampak. (Sumber: hasil wawancara Kepala Pusat
Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan BBC Indonesia, Yusuf Arifin .)
Maka dari itu untuk memperkecil dampak harus adanya kegiatan partisipasi masyarakat dan
TAGANA yang dimana hakekat tujuan dari kegiatan mengantisipasi dan penanggulangan
bencana adalah untuk mengurangi resiko dan menekan dampak bencana terhadap
masyarakat. Oleh karena itu segala aspek maupun proses yang terkait dengan upaya-upaya
penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka segala upaya penanggulangan
bencana harus dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
Agar masyarakat memahami tentang peran dan fungsinya dalam mengantisipasi
bencana, maka perlu dilakukan upaya-upaya pemberdayaan seperti penguatan, pemantapan
dan pelatihan sesuai dengan budaya, kearifan lokal serta kemampuan dan potensi masyarakat
itu sendiri, sehingga masyarakat akan lebih mandiri, lebih kuat, lebih sigap, lebih terlatih dan
lebih siap untuk menghadapi bencana mendatang tanpa bergantung kepada pihak lain kecuali
kondisi khusus.
Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam antisipasi bencana diperlukan
basis yang kuat dari “ kalangan “ masyarakat itu sendiri agar penanggulangan bencana tidak
hanya menjadi kebutuhan sampingan tapi melembaga sebagai bagian dari kehidupannya.
Kelompok basis yang dianggap paling kuat, paling menonjol dan militan serta memiliki spirit
yang tinggi adalah dari kelompok generasi muda yang keberadaan mereka ada di seluruh
pelosok desa di seluruh tanah air dalam sistem penanggulangan bencana nasional adalah
TAGANA (Taruna Siaga Bencana).
Oleh karena jika adanya partisipasi masyarakat untuk memahami pentingnya
mengantisipasi bencana yang dalam pemahaman nya dibantu oleh TAGANA ini maka resiko
akan dampak saat terjadinya bencana akan terminimalisir.
Untuk mengetahui apakah selama ini partisipasi masyarakat dan TAGANA dalam
tingkat kesadaran akan mengantisipasi bencana sudah berjalan normal atau belum, maka dari
itu saya melakukan analisis uji normalitas dengan menghipotesiskan berupa:
Ho = partisipasi masyarakat dan TAGANA berdistribusi normal
Hı = tingkat kesadaran akan antisipasi bencana
2. Teori
A. Definisi Partisipasi Masyarakat
Dalam mata kuliah Pembangunan Masyarakat, Partisipasi masyarakat adalah ikut
sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
masyarakat tersebut.
Mikkelsen dalam Soetomo (2006), mengatakan bahwa pembangunan pada
dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan
adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat baik
secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap
dan perilaku tersebut.
B. Definisi TAGANA
TAGANA adalah kelompok basis militan serta memiliki spirit yang tinggi
adalah dari kelompok generasi muda yang keberadaan mereka ada di seluruh pelosok desa
di seluruh tanah air untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam antisipasi dan
penanggulangan bencana , Ada beberapa alasan tentang keterlibatan generasi muda dalam
penanggulangan bencana yaitu pertama Jumlah generasi muda sangat banyak,
Pesebarannya sampai di desa-desa di seluruh pelosok negeri, Usia mereka masih muda (18
s.d. 45 tahun), Sifat mau menolong dan saling membantu sangat tinggi, Sudah sering
terlibat dalam penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing, Berdasarkan
eksplorasi dan kenyataan tersebut, maka dianggap perlu memberdayakan potensi generasi
muda dalam penanggulangan bencana sebagai personal penanggulangan bencana berbasis
masyarakat terlatih agar potensi tersebut melembaga, maka keberadaannya perlu mendapat
pengukuhan dan penetapan yuridis formal dan dapat disetarakan dengan unsur-unsur
penanggulangan bencana formal lainnya untuk menumbuhkan rasa kebanggaan profesi
serta rasa tanggung jawab sosial.Pengakuan dan penetapan yuridis formal generasi muda
dalam sistem penanggulangan bencana nasional diberi nama TAGANA (Taruna Siaga
Bencana).
C. Definisi Kegiatan Antisipasi Bencana
Dalam kegiatan mengantisipasi bencana perlu adanya persiapan bencana, persiapan
bencana adalah satu set doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana
alam atau buatan-manusia. Pertolongan bencana adalah sub-himpunan dari doktrin ini yang
berpusat pada usaha pertolongan. Hal ini biasanya adalah kebijakan pemerintah diambil
dari pertahanan sipil untuk menyiapkan masyarakat sipil persiapan sebelum bencana
terjadi.
Kegiatan antisipasi bencana disebut juga dengan mitigasi bencana, Mitigasi
bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk
mengurangi dampak dari bencana, Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 angka 9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka
6)
Mitigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.
(UU No 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat (1)
Mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c dilakukan untuk
mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang
berada pada kawasan rawan bencana. (PP No 21 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1)baik bencana
alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat. Dalam konteks bencana, dekenal dua macam yaitu (1) bencana alam yang
merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh fakto alam, yaitu
berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
(2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik
social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat
perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.
D. Uji Normalitas K-S
Menurut Duwi Priyatno (2012:144) pengertian dari uji normalitas adalah untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.”
Untuk mengetahui bentuk distribusi data, bisa dilakukan dengan grafik distribusi dan
analisis statistik. Pengujian dengan distribusi dilakukan dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploating data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi atau residual normal,
maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Uji normalitas dengan grafik dapat dilakukan dengan program SPSS dengan
analisis grafik Normal Probability Plot.
Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama
setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah
sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan
pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi
normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan
diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data
yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan
yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang
signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di
bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
3. Aplikasi dalam SPSS
Pada pengujian kali ini saya menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk
membuktikan apakah variabel yang saya tentukan berdistribusi normal atau tidak, dimana
dalam pembahasannya:
A. Signifikansi : Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas
Kolmogorov - Smirnov dengan pada taraf signifikansi 0,05.
B. Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Normalitas : Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal..
4. Hasil dan Pembahasan
Pada pengujian kali
masyarakat,jumlah
anggota
ini saya menggunakan 3
TAGANA
dan
tingkat
variabel
yaitu
kesadaran
partisipasi
antisipasi
bencana. Untuk membuktikan ketiga variabel berdistribusi normal atau tidak berdistribusi nor
mal, maka dilakukan pengujian seperti yang dijelaskan di bawah ini.
A. Tahapan Pengerjaan
Berikut merupakan langkah – langkah dalam menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov pada SPSS, diantaranya :
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Pelayanan, kemudian di baris
selanjutnya Harga, dan baris berikutnya Kepuasan, pada kolom Type ubah menjadi
Numeric.
3. Kemudian pindahkan ke bagian Data View dan lengkapi data seperti gambar di bawah
ini.
4. Klik menu Analyze, kemudian pilih Nonparametric Tests, lalu pilih Legacy Dialogs, dan
pilih 1 – Sample K-S.
5. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama One-Sample Kolmogorov – Smirnov
Test,
masukkan dengan cara memilih pelayanan, harga dan kepuasan ke dalam Test Variable
List. Kemudian pastikan checklist Normal di kolom Test Distribution.
6. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.
B. Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. pada Tabel One
Sample Kolmogorov – Smirnov Test. Maka dapat dilihat kesimpulannya sebagai berikut:
a. Berdasarkan variabel partisipasi masyarakat : Nilai signifikansi yang diperoleh adalah
0,287 yang lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya variabel pelayanan memiliki distribusi
data yang normal.
b. Berdasarkan variabel jumlah anggota TAGANA : Nilai signifikansi yang diperoleh
adalah 0,242 yang lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya variabel harga memiliki
distribusi data yang normal.
c. Berdasarkan variabel tingkat kesadaran antisipasi bencana : Nilai signifikansi yang
diperoleh adalah 0,025 yang lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya variabel pelayanan
memiliki distribusi data yang tidak normal.
Kedua variabel berdistribusi normal, namun satu variabel berdistribusi tidak normal
sehingga data yang diperoleh dikategorikan sebagai data yang tidak baik karena data tersebut
ada yang tidak normal dalam pendistribusiannya dan dugaan sementara (hipotesis) ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan dengan tingkat partisipasi masyarakat dan jumlah anggota
TAGANA yang cukup banyak namun belum sesuai dengan tingkat kesadaran mengantisipasi
bencana dari masyarakatnya itu sendiri.
5. Daftar Pustaka
Puspa, Balebat. 2018. Modul Praktikum Statistik Perencanaan. Modul SPSS untuk statistik
perencanaan tahun 2018. Hal. 1.
Heri, Budi. 2017. Matakuliah Pembangunan Masyarakat. Materi Partisipasi Masyarakat
Baskoro, Roy. Apa itu tagana . Bangka Belitung: TAGANA Bangka Belitung. Diambil dari
https://taganababel.wordpress.com/apa-itu-tagana/ .(12 Desember 2017)
Arifin, Yusuf. 2011. Indonesia Negara rawan bencana. Diambil dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_indonesia_tsunami ( 28
Februari 2018)
Priyatno Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
SPSS, Yogyakarta: Gaya Media Diambil dari
http://repository.unpas.ac.id/6523/6/BAB%20III.pdf (28 Februari 2018)
2017. Persiapan bencana . Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Persiapan_bencana
(1 Maret 2018)
Hidayat, Anwar. 2012. Tutorial Uji Normalitas Kolmogorv Smirnov dengan SPSS. Diambil
dari https://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnovspss.html (1 Maret 2018)