TUGAS hasil belajar PSIKOLOGI KOMUNIKASI.pptx

Faktor Faktor Personal Yang Mempengaruhi
Atraksi Interpersonal
1. Tekanan Emosional (stress)
Bila orang berada dalam keadaan yang mencemaskannya, ia akan
menginginkan kehadiran orang lain.Stanley Schachter (1959) ia
membuktikan pernyataan tersebut dengan eksperimen. Ia
mengumpulkan mengumpulkan dua kelompok mahasiswa.
Kelompok pertama diberitahu bahwa mereka akan menjaadi sebuah
subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat
mengejutkan. Kelompok kedua diberitahukan bahwa meeka hanya
akan mendapatkan kejutan ringan saja. Schachter menemukan
diantara subjek pada kelompok pertama (kelompok yang tinngkat
kecemasannya tiggi), 63 persen ingin menunggu bersama orang lain
sedangkan kelompok kedua hanya 33 persenya saja. Scahchter
menyimpulkan bahwa situasi penimbul cemas meningkatkan
kebutuhan akan kasih sayang.

2. Harga Diri Yang Rendah
Menurut Elaine Walster, bila harga diri direndahkan, hasrat afiliasi
(bergabung dengan orag lain) bertambah, dan ia makin responsif
untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri

cenderung mudah mencintai orang lain.
3. Isolai Sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup
terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang
lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi
sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada
orang lain.

Faktor-Faktor Situasional Yang Mempengaruhi
Atraksi Interpersional
Adapun faktor-faktor situasional yang mempengaruhi Atraksi
interpersonal yaitu :
1. Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik sering
menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita cenderung senang
kepada orang-orang yang berwajah tampan atau cantik. Mereka
sangat mudah memperolah perhatian dari lingkungan sekitarnya.
Jadi, tidak salah jika banyak sekali perusahaan yang menggunakan
wanita cantik dan pria tampan untuk dijadikan pegawai dalam
bagian promosi, iklan, dan bahkan Hubungan Masyarakatnya.


2. Ganjaran (Reward)
Kita akan menyukai orang yang menyukai kita dan kita akan menyenangi
orang yang memuji kita. Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial
adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan transaksi bila kita
mendapatkan laba yang banyak. Menurut Thibault dan Kelley[5], bila
pergaulan kita sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi
psikologi dan ekonomis, maka kita akan saling menyenangi.
3.Familiarity
Prinsip dari familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia, “kalau tak
kenal, maka tak sayang”. Ketika kita sering berjumpa dengan seseorang
dan tidak ada hal yang pentik untuk dibicarakan maka kita akan
menyukainya. Robert B. Zajonc[6] memperlihatkan foto-foto wajah dalam
subjek-subjek eksperimennya. Ia menemukan makin seriang subjek melihat
wajah tertentu maka ia akan menyukainnya. Dari penelitian tersebut
kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure” (terpaan saja).
Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi
pesan dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.
4. Kedekatan (proximity) atau closeness.
Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita

biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi
kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar
kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya
menyukai produk tersebut.

5. Kemampuan (competence)
Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki
kemampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam
kehidupannya. Aronson[7] menemukan dalam penelitian yang
dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi adalah orang
yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa
kelemahan. Aronson menciptakan empat kondisi eksperimental,
yaitu:





Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah

Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah
Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah

Pengaruh Atraksi Interpersonal Pada Komunikasi Interpersonal
Penafsiran Pesan Dan Penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang
lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita
juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat hal yang berkaitan dengan
dia secara positif, begitupun sebaliknya.

Pengaruh Atraksi Interpersonal
Pada Komunikasi Interpersonal
1. Penafsiran Pesan Dan Penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang
lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita
juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat hal yang berkaitan dengan
dia secara positif, begitupun sebaliknya.
Contohnya seperti seseorang yang menyukai orang yang

memberikan pesan kepadanya maka ia akan dengan mudah
menafsirkan pesan dan melakukan penilaian tetapi jika yang
menyampaikan itu orang yang tidak disukainyamaka bisa saja ia
salah dalam menafsirkn pesan tersebut dan melakukan penilaian
yang salah seperti tujuan komunikator baik tetapi dia
menanggapinya buruk.

2. Efektifitas Komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Bila kita berkumpul dengan kelompok yang banyak mamiliki
kesamaan dengan kita, maqka kita akan menyenangi mereka.
Begitu juga sebaliknya. Menurut Wolosin[8], komunikasi akan lebih
efektif bila para komunikan saling menyukai.
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal.
Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala
sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita
tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu
dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut sangat penting
bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab

semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka makin
efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang
tersebut.

HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi,
kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship. Contohnya kalimat ini isinya sama
menanyakan nama anda tetapi kadar interpersonal didalamnya
berbeda.
Sebutkan
nama kamu!
Siapa nama anda?
Bolehkah
saya tahu siapa nama Bapak?
Sudi kiranya Bapak
bekenan menyebutkan nama Bapak!
Kalimat kalimat yang digunakan sekali lagi bukan hanya

menyampaikan isi, tetapi juga mendefenisikan hubungan
interpersonal.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa
makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk
mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang
lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan.