PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

       

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

EFFECTIVE TAX RATE

  1 IinWulandari

  2 Kartika Hendra TS

  3 Yuli Chomsatu

  Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta

  

Iin.wulan59@gmail.com

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap

  

Effective Tax Rate . Corporate Governance yang direpresentasikan oleh komisarisin dependen,

  komite audit danInvestor Institusional (pemegang saham institusional). Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik purpose sampling dalam pengumpulan data. Sampel diperoleh dari data sekunder laporan keuangan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan logam dan kimia yang telah diprivatisasi dan listing di BEI selama tahun 2012 hinggatahun 2014 sebanyak 14 perusahaan. Jumlah data penelitian yang digunakansebanyak 42 data. Analisis dilakukan dengan regresi berganda menggunakan program SPSS version 16.00 untuk windows. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax rate, sedangkan komite audit dan investor institusional tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Dalam penelitian ini masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan yaitu, pengaruh variable independen terhadap variable dependen hanya mampu menjelaskan sebesar 29,4% sehingga perlu penambahan variable independen lainnya.

  Kata Kunci: Effective Tax Rate, Corporate Governance, Pajak. PENDAHULUAN

  Reformasi perpajakan adalah perubahan mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama, yaitu tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, kepercayaan pada administrasi perpajakan yang tinggi dan produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Reformasi perpajakan dilakukan Pemerintah Indonesia agar system perpajakan dapat lebih efektif dan efisien, sejalan dengan perkembangan globalisasi.

  UU No. 36 Tahun 2008 pemerintah memberikan insentif berupa penurunan tariff Pajak Penghasilan menjadi 28% pada tahun 2009 dan akan menjadi 25% pada tahun fiskal 2010. Para pelakuusahaakanmendapatkantambahanpotongan 5% jika Wajib Pajak Badan tersebut merupakan Wajib Badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka dengan minimal 40% kepemilikannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham tersebut dimiliki minimal 300 (tiga ratus) pihak.

  Menurut (Hanum 2013, p. 23) Perusahaan pemerintah yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mayoritas pemegang saham berada di tangan pemerintah, oleh karena itu pemerintah dapat mengontrol kegiatan operasional perusahaan. Pemegang saham mayoritas di indikasikan terlibat dalam penetapan besaran effective tax rate perusahaan dan pada perusahaan pemerintah terdapat indikasi konflik antara pihak manajemen perusahaan dan pemegang saham mayoritas dalam hal kebijakan penetapan besaran effective tax rate tersebut.

       

  Corporate Governance dalam suatu perusahaan bertujuan agar terciptanya suatu tata kelola perusahaan yang baik, efektif dan efisien dimana dalam mekanisme Corporate

  

Governance telah diatur penerapan-penerapan yang harus dilakukan oleh perusahaan agar

  perusahan dapat terus berkembang namun tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perusahaan yang telah menerapkan corporate governance diharapkan menghasilkan kinerja yang baik dan efisien karena corporate governance dapat memberikan perlindungan efektif bagi para pemegang saham dan stakeholder. Kinerja perusahaan yang baik dapat diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan, laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan.

  Pencapaian laba perusahaan tidak luput dari pemilihan keputusan yang tepat dalam melakukan kegiatan perusahaan. Keputusan yang diambil perusahaan harus efektif, efisien dan tepat termasuk dalam penentuan kebijakan yang terkait tariff pajak efektif. Besaran tarif pajak efektif perusahaan bergantung pada beberapa aspek perusahaan seperti dalam pemilihan metode akuntansi maupun adanya pengaruh langsung dari pemegang saham perusahaan. Ketika suatu perusahan telah menerapkan corporate governance yang baik maka akan tercipta kinerja perusahaan yang efektif dan akan berdampak pada keputusan untuk yang efektif dalam menentukan kebijakan yang terkait besaran tariff pajak efektif perusahaan menurut (Hanum 2013, p. 26).

  Banyak hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap effective tax rate. Dengan adanya perbedaan karakteristik tersebut menimbulkan suatu keraguan mengenai apakah aturan atau kebijakan pajak yang ditetapkan pemerintah telah memberikan ruang bermain bagi seluruh perusahaan yang ada menurut Gupta & Newberry dalam (Primordia 2014, p. 22). Hal ini dapat diteliti lebih lanjut karena pada dasarnya setiap perusahaan mengharapkan keuntungan yang maksimal.

  Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini antara lain (Utami 2013) dalam penelitan yang berjudul Pengaruh Struktur Corporate governance, Size, Profitabilitas Perusahaan terhadap Tax Avoidance yang menunjukan tingkat tax avoidance cukup tinggi dan hanya variable komite audit, kualitas audit dan latar belakang komite audit yang berpengaruh signifikan positif sedangkan variable yang lain tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, (Hanum 2013) dalam penelitan yang berjudul pengaruh karakteristik corporate governance terhadap effective tax rate (ETR) yang menunjukkan bahwa Corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap Effective Tax Rate dan (Dewi 2014) berjudul Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Karakteristik Perusahaan dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan Institusional ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap economic value added, large shareholder berpengaruh positif dan signifikan terhadap economic value added, managerial shareholder tidak signifikan berpengaruh positif dengan economic value added.

  Berdasarkan uraian di atas maka perlu untuk mengadakan penelitian mengenai karakteristik corporate governance terhadap effective tax rate terutama pada perusahaan logam dan kimia. Sebab dalam perusahaan yang telah listing di BEI terdapat indikasi konflik antara pemegang saham utama dengan manajeman perusahaan dalam hal penentuan kebijakan yang terkait besaran effective tax rate. Oleh karena itu bidang ini masih merupakan masalah yang menarik untuk diteliti. Atas dasar tersebut, penelitian ini diberi judul “Pengaruh Karakteristik corporate governance terhadap effective tax rate”. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik corporate governance terhadap effective tax

       

rate dengan menguji secara parsial komisaris independen, komite audit, Investor institusional

terhadap effective tax rate.

  METODE PENELITIAN Variable penelitian

  Variable terkait dalam penelitian ini adalah Effective Tax Rate. Beban pajak yang digunakan hanya menggunakan beban pajak kini dikarenakan pada beban pajak kini dimungkinkan untuk melakukan pemilihan kebijakan yang terkait dengan perpajakan dana akuntansi. Sedangkan variable bebas adalah Beban pajak yang digunakan hanya menggunakan beban pajak kini dikarenakan pada beban pajak kini dimungkinkan untuk melakukan pemilihan kebijakan yang terkait dengan perpajakan dana akuntansi. Komisaris independen diukur dengan melihat proporsi komisaris independen pada komite audit. Komite audit diukur dengan melihat jumlah total seluruh komite audit dalam suatu perusahaan. Variable Investor Institusional diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi.

  Populasi dan sampel

  Penelitian ini merupakan jenis penelitin kuantitatif, jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Sumber data dalam penelitian ini termasuk kedalam sumber data sekunder, yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur khususnya perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Perusahaan tidak delisting selama periode pengamatan.

  2. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada laporan keuangannya.

  3. Perusahaan memiliki komisaris independen.

  4. Perusahaan mencantumkan nilai pajak kini pada laporan keuangannya.

  Metode analisis

  Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji mutikoloniearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas), analisis regresi berganda, dan uji hipotesis yang terdiri dari uji statistik t,

  2 uji statistik f dan uji koefisien determinasi (R ).

  Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate dengan menggunakan regresi berganda sebagai berikut: ETRt =

  α0 + β1INDt + β2CAt + β3ISt + €t Keterangan: ETR : Tingkat Pajak Efektif

  : Konstanta α0

  IND : Komisris Independen CA : Komite Audit

  IS : Institusional

  Investor

  € : Error

        HASIL & PEMBAHASAN Deskripsi Umum Data Penelitian

  Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitianini data yang berupa laporan keuangan perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Data yang diperoleh dari www.idx.co.id sebanyak 26 perusahaan, yang kemudian diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dengan metode

  purposive sampling.

  Tabel. 1 Daftar Sampel Perusahaan

  KriteriaSampel Jumlah Perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di BEI

  1 26 pada tahun 2012-2014

  2 Data tidak lengkap atau rusak (1)

  3 Data tidak memenuhi criteria (11) Jumlah perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel

  14 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan distribusi data yang terdiri dari nilai rata-rata

  (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum atas data yang digunakan dalam penelitian (Ghozali 2006, p. 34). Berikut merupakan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel pada tahun 2012-2014.

  Tabel 2 Statistik Desskriptif Perusahaan Sampel

  Standar Variabel Mean Minimum Maksimum

  Deviasi ETR 0.35451 0.001 1.783 0.409700 KomisarisIndependen 0.37035 0. 286 0.600 0.068354 Komite Audit

  3.07

  3 4 0. 261

  Investor Institusional 11.9965

  1.00 75.56 19.37436

  Hasil Uji Asumsi Klasis

  Uji asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian, meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

       

Tabel 3

Hasil Uji Asumsi Klasik dan Regresi Berganda

ETRt= α0 + β1INDt + β2CAt + β3ISt + €t

  Glejser VIF Koef. (p-value) t hitung

  0.393 0.000 5.497 (Constant)

  0.099 0.000 9.615 0. 410 1.017 KomisarisIndependen

  • 0.004 0.850 -0.190 0. 364 1.046 Komite Audit -0.064 0.098 -1.688 0. 806 1.036

  Investor Institusional

  F 3.684 0.000 R² 0.290 Ad. R² 0.294 Durbin-Watson 1.842

  0.629 0.824 One Sample K-S Test

  Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas: Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi var Res_1

  signifikansinya berada diatas 0,05 yaitu 0,083. Maka data penelitian ini dikatakan berdistribusi normal.

  

Uji Multikolinearitas: Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan semua variabel independen

memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dan tolerance value diatas 0.

  Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas memiliki masalah multikolinearitas.

  

Uji autokorelasi: Dari tabel Durbin-Watson untuk n=42, k=3 diperoleh nilai dL=1,3573,

  dU=1,6617 sehingga 4-dU=2,3261. Dari Tabel IV. 5 diketahui nilai d=1,842. Nilai tersebut diantara dU (1,6617) dan 4-dU (2,3383), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi negative maupun positif.

  

Uji heteroskedastisitas: Berdasarkan Tabel 3 ketiga variabel independen menunjukan nilai

  signifikansi diatas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan bebas heteroskedastisitas.

  Hasil Pengujian Hipotesis Komisaris independen berpengaruh terhadap nilai effective tax rate

  Berdasarkan Tabel 3 nilai uji t dengan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh nilai koefisien positif yaitu 0,099 dan nilai thitung sebesar 9,615. Karena nilai thitung ≥ ttabel yaitu

  2,024 dan nilai signifikansi dibawah 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax ratedan signifikan. Jadi hipotesis satu yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap nilai

  

effective tax rate dapat diterima. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

  (Ardyansah 2013) (Primordia 2014) yang menyatakan komisaris independen berpengaruh terhadap ETR dantidak sejalan dengan (Hanum 2013) yang menyatakan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap ETR.

  Komite audit berpengaruh terhadap nilai effective tax rate

  Berdasarkan Tabel 3 nilai uji t dengan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh nilai koefisien negative yaitu -0,004 dan nilai t sebesar -0,190. Karena nilai -t yaitu

  hitung tabel ≤ -t hitung

       

  • 2.024 dan nilai signifikansi diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H

  a

  ditolak. Artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai ETR dan tidak signifikan. Jadi hipotesis satu yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap nilai effective tax

  

rate tidak dapat diterima. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

  (Hanum 2013), (Denasti 2014) yang menyatakan komite audit tidak berpengaruh terhadap ETR dan tidak sejalan dengan (Dewi 2014) (Utami 2013) yang menyatakan komite audit berpengaruh terhadap ETR.

  Investor institusional berpengaruh terhadap nilai effective tax rate

  Berdasarkan Tabel 3 nilai uji t dengan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh nilai koefisien negative yaitu -0,064 dan nilai t sebesar -1,688. Karena nilai -t yaitu

  hitung tabel hitung

  ≤ -t

  • 2,024 dan nilai signifikansi dibawah 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H

  a

  ditolak. Artinya investor institusional tidak berpengaruh terhadap nilai ETR dan tidak signifikan. Jadi hipotesis tiga yang menyatakan bahwa investor institusional berpengaruh terhadap nilai effective tax rate tidak dapat diterima. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hanum 2013), (Utami 2012) yang menyatakan investor institusional tidak berpengaruh terhadap ETR dan tidak sejalan dengan penelitian (Dewi 2014) yang menyatakan investor institusional berpengaruh terhadap ETR.

  SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik corporate

  

governance terhadap effective tax rate perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di BEI

  pada periode 2012-2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditentukan sebelumnya. Model penelitian dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari model penelitian yang digunakan (Hanum 2013), dengan mengganti sampel penelitian menjadi perusahaan logam dan kimia periode 2012- 2014. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur

  

corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen berpengaruh terhadap

  nilai effective tax rate sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ardyansah 2013) dan (Primordia 2014) dan tidak sejalan dengan penelitian (Hanum 2013), sedangkan komite audit dan investor institusional tidak berpengaruh terhadap nilai effective tax rate sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hanum 2013) (Denasti 2014) dan tidak sejalan dengan penelitian (Utami 2013) .

  Keterbatasan Penelitian

  Peneilitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjangka 3 tahun (2012-2014) serta jumlah sampel perusahaan yang digunakan juga hanya 14 perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di BEI.

  2. Minimnya nilai adjusted R sequare yaitu sebesar 0,294, nilai ini menunjukkan bahwa variabel independen: komisaris independen, komite audit dan investor institusional hanya bisa menjelaskan variabel dependen yaitu effective tax rate pada perusahaan logam dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014 sebesar 29,4%, sedangkan sisanya 70,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

        Saran

  Adapun saran yang didapat untuk penelitian-penelitian selanjutnya antara lain: 1. Memperpanjang jumlah periode perusahaan yang digunakan sebagai sampel dan menggunakan seluruh jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya, yaitu latar belakang komite audit, jumlah dewan direksi, latarbelakang dewan komisaris, kualitas audit, kepemilikan manajerial, jumlah komite audit independen dan yang lainnya.

  Ardyansah, Danis. (2013). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio

  Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR) . Skripi. Universitas Diponegoro: Semarang.

  Denasti, Nadifa D. (2014). Analisis Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit,

Kepemilikan Keuarga dan Ukuran Perusahaan . Skripsi. Universitas Bakrie.

Dewi, Ni Nyoman K dan I Ketut J. (2014). Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Karakteristik

  Perusahaan dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia . ISSN: 2302-8556. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana

  6.2. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. Hanum, Hashemi Rodhian. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. Primordia, Dea D. (2014). Pengaruh Leverage, Intensitas Modal, Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen dan Kepemilikan Keluarga terhadap effective tax rate.

  Skripsi. Universitas Bakrie. Utami, Nurindah Wahyuni. (2013). Pengaruh Struktur Corporate governance, Size, Profitabilitas Perusahaan terhadap Tax Avoidance . Skripsi Fakultas Ekonomi.

  Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

  • . UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.