LAPORAN MAGANG PELAKSANAAN PERAN DAN FUN
LAPORAN MAGANG
PELAKSANAAN PERAN DAN FUNGSI HUMAS PADA SUB BIDANG
PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI HUMAS POLDA NTT
UNTUK MENUNJANG CITRA INSTITUSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan Pada Konsentrasi Humas Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Nusa Cendana
OLEH
HERU BAYU CASTONA MANTIRI
1403050025
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
senantiasa menolong dan menuntun penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan
untuk memenuhi syarat praktek kerja lapangan/magang Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan judul Pelaksanaan Peran dan Fungsi
Humas Pada Sub Bidang Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Humas Polda
NTT Untuk Menunjang Citra Institusi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dalam
pelaksanaan magang maupun dalam menyelesaikan laporan mahang ini.
2. Berterima kasih kepada Alm. Drs. Umrah Kamahi M.Si, sebagai mantan
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah menyetujui penulis untuk
melakukan praktek magang pada Bidang Humas Polda NTT.
3. Berterima kasih kepada Ibu Ferly Tanggu Hana, S.Si, M.Comn sebagai
dosen pembimbing magang yang telah memberikan masukan bagi penulis
sehingga laporan magang ini bisa diselesaikan dengan baik.
4. Berterima kasih kepada Kombespol Jules A. Abast, S.IK selaku Kabid
Humas Polda NTT yang telah mengijinkan dan memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan magang pada Bidang Humas Polda NTT.
5. Berterima kasih kepada AKBP Johanis Malohama selaku Kasubid PID
Humas Polda NTT, dan semua Staf Humas Polda NTT, yang telah
membantu dan memperkenalkan penulis kepada dunia kerja serta
mmbantu penulis mengumpulkan data-data untuk melengkapi laporan
magang ini.
6. Rekan seperjuangan di tempat magang Yustina A. Ngewi dan temanteman seangkatan yang sudah memberikan semangat serta dukugan
sehingga laporan ini bisa diselesaikan dengan baik.
2
Penulis juga menyadari bahwa banyak hal yang perlu di perbaiki dalam
penulisan laporan magang ini sehingga penulis membuka dan menerima kritik serta
masukan yang bersifat membangun untuk memperbaiki tulisan ini menjadi lebih baik
lagi. Terima kasih.
Kupang, November 2017
Penulis
3
Daftar Lapiran
1. Surat Permohonan Magang
2. Lembar Pengesahan Mahasiswa
3. Surat Balasan Persetujuan Magang
4. Surat Keterangan Selesai Magang
5. Daftar Hadir Mahasiswa Magang
6. Laporan Kegiatan Harian Magang
4
Daftar Gambar
1. Gambar 1 : Mahasiswa Mengedit dan Memposting Berita, Memonitoring
Berita Serta Membuat Rekapan Berita
2. Gambar 2 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Pers Conference
3. Gambar 3 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Sosialisasi Bersama Duta
Humas di Pantai Tedis
4. Gambar 4 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Sosialisasi di Pasar Kuanino
5. Gambar 5 : Mahasiswa Mempraktekan Cara Pengambilan Gambar Saat
Sosialisasi
6. Gambar 6 : Mahasiswa Melakukan Peliputan Saat Kegiatan Pengibaran
Bendera di Pantai Tablolong
7. Gambar 7 : Mahasiswa Melakukan Peliputan Saat Kegiatan Lomba
Public Speaking HUT Polwan Ke- 60
8. Gambar 8 : Mahasiswa Melakukan Koordinasi Dengan Binmas Polda
NTT
9. Gambar 9 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Pembukaan Pameran
Bersama Staf Humas Polda NTT
10. Gambar 10 : Melakukan Peliputan Kegiatan Pemusnahan Miras dan
Narkoba di Polda NTT
11. Gambar 11 : Mahasiswa Melakukan Kegiatan Sosialisasi di Terminal
Kupang
12. Gambar 12 : Foto Bersama Kabid Humas Polda NTT
13. Gambar 13 : Foto Bersama Staf Humas Polda NTT Sehabis Apel Fugsi
5
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................2
Daftar Lapiran.............................................................................................................4
Daftar Gambar............................................................................................................5
Daftar Isi…………...…………………………………………………………………6
BAB I............................................................................................................................8
PENDAHULUAN........................................................................................................8
1.1
Latar Belakang..............................................................................................8
1.2
Permasalahan................................................................................................9
1.3
Tinjauan Pustaka..........................................................................................9
1.3.1
Fungsi dan Peranan Humas..................................................................9
1.3.1.1 Fungsi Humas........................................................................................9
1.3.1.2 Peran Humas.........................................................................................11
1.3.2
Citra......................................................................................................12
1.4
Tujuan Magang...........................................................................................14
1.5
Manfaat Magang.........................................................................................15
1.5.1
Manfaat bagi Mahasiswa....................................................................15
1.5.2
Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi..........................................15
1.5.3
Manfaat Bagi Instansi tempat Magang.............................................15
BAB II.........................................................................................................................16
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG...........................................................16
2.1 Deskripsi Lokasi Magang................................................................................16
2.2 Sejarah Polda NTT..........................................................................................16
2.3 Tugas dan Fungsi Subbid PID Humas Polda NTT.......................................21
2.4 Visi Misi Humas Polri......................................................................................22
2.4.1 Visi Misi Humas Polda NTT....................................................................22
BAB III.......................................................................................................................24
HASIL MAGANG.....................................................................................................24
3.1 Uraian Kegiatan...............................................................................................24
3.2 Analisis Terhadap Kegiatan Magang.............................................................27
6
3.3 Keterampilan yang diperoleh setelah melakukan magang..........................37
3.4 Hambatan dan Tantangan dalam pelaksanaan magang..............................37
BAB IV........................................................................................................................39
PENUTUP..................................................................................................................39
5.1
Kesimpulan..................................................................................................39
5.2
Rekomendasi...............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................42
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jurusan Ilmu Komunikasi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurusan ini memiliki 3 konsentrasi yaitu
Hubungan Masyarakat, Jurnalistik dan Komunikasi Antarbudaya. Jurusan ini
mempunyai tujuan untuk melatih keterampilan, serta kecakapan mahasiswa dalam
bidang ilmu komunikasi. Salah satu cara dari jurusan untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa adalah dengan dibuatnya program praktek kerja lapangan,
atau yang sering di kenal dengan istilah magang.
Magang merupakan suatu sarana bagi Mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan
dengan menerapkannya secara langsung ke dunia kerja di suatu instansi pemerintahan
sesuai dengan bidang ilmu yang sudah di pelajari. Melalui kegiatan Magang, setiap
peserta magang khususnya penulis diharapkan mampu menerapkan ilmu yang didapat
selama di bangku perkuliahan kedalam dunia kerja dan di harapkan dapat
memperoleh tambahan ilmu serta pengalaman baru selama melakukan magang, selain
itu magang juga dibuat dengan pertimbangan bahwa magang bisa di jadikan sebagai
bekal saat sudah berada di dunia kerja.
Penulis merupakan mahasiswa ilmu komunikasi yang mengambil konsesntrasi
Humas atau Hubungan Masyarakat. Pada praktek magang
ini, penulis memilih
Humas Polda NTT sebagai tempat dimana penulis akan melakukan praktek magang
selama 2 bulan. Pada kehumasan Polda NTT, memiliki 2 sub bidang kehumasan,
diantaranya; sub bagian penerangan masyarakat dan sub bidang informasi dan
dokumentasi.
Peran dan fungsi humas dalam sebuah institusi selalu berkaitan dengan
penyebaran informasi, penerangan terhadap masyarakat ataupun khalayak serta hal
yang berkaitan dengan citra dari institusi itu sendiri. Pada sub bidang Informasi dan
8
Dokumentasi Humas Polda NTT, selalu menampilkan kegiatan-kegiatan yang sudah
dilakukan oleh Polda NTT sebagai sebuah institusi pemerintah, ataupun memberikan
gambaran kepada masyarakat seperti apa Polda NTT itu sendiri maupun oknumoknum yang terkait didalamnya.
Berdasarkan peran dan fungsi Humas Polda NTT tersebut, maka penulis
mengaitkan antara kegiatan yang sudah dilakukan oleh Humas Polda NTT dengan
bagaimana pihak dari Humas Polda NTT menggunakan gambar atau file dokumentasi
kegiatan tersebut untuk menunjang ataupun mempertahankan citra dari institusi
pemerintahan dalam hal ini Polda NTT.
Melalui gambar kegiatan dengan publik internal yang di tampilkan pada sub
bidang
Informasi dan Dokumentasi Humas Polda NTT ini diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik terhadap instansi, serta membangun
hubungan baik antara instansi dan khalayak yang berujung pada citra yang baik bagi
instansi dimata masyarakat.
Praktek kerja lapangan yang akan dilakukan sebenarnya juga untuk
memperkaya ilmu praktis bagi mahasiswa yang mungkin belum pernah di dapat pada
bangku kuliah sehingga dapat melengkapi apa yang sudah di dapat oleh mahasiswa
sebelumnya dalam lingkup perkuliahan.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dalam melaksanakan
kegiatan
praktek magang memfokuskan diri serta mencari tahu tentang
Pelaksanaan Peran dan Fungsi Humas Pada Sub Bidang Informasi dan
Dokumentasi Humas Polda NTT Untuk Menunjang Citra Institusi.
1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1 Fungsi dan Peranan Humas
1.3.1.1
Fungsi Humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang
Humas dalam
organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa
9
fungsi humas menurut Effendy, dalam buku Hubungan Masyarakat (2006) yaitu
sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungann yang harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
5. Oprasionalisasi dan organisasi humas adalah bagaimana membina hubungan
harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya
rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun
dari pihak publiknya.
Mengenai Fungsi Humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di
Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952), dikutip dari buku DasarDasar Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2007) terdapat tiga fungsi Humas,
yaitu :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat.
2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga
atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.
Secara spesifik fungsi Humas Pemerintah menurut Cutlip & Center and
Canfield dikutip dalam Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan,
2012) merumuskan fungsi Publik Relations sebagai berikut:
1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya
sebagai khalayak sasaran.
10
3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya
demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 Tahun 2011,
Pasal 3 yang mengatur tentang tugas dan fungsi Humas Pemerintah, berikut adalah
fungsinya:
1. Sebagai penyampai informasi atau menjadi sumber informasi resmi
pemerintah.
2. Sebagai komunikator publik, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan
pesan atau informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program
kerja lembaganya.
3. Sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi
pemerintah di satu pihak dan menampung aspirasi serta memperhatikan
keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.
4. Sebagai agen pembentuk opini publik yang menghubungkan organisasi
dengan publiknya.
5. Sebagai pembangun citra positif pemerintah dan masyarakat.
6. Membina dan menyelenggarakan publikasi dan penerangan.
7. Membina dan menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat melalui pers
dan media lainnya.
8. Melakukan analisis dan evaluasi berita serta menyampaikan rekomendasi.
9. Menyelenggarakan dokumentasi atas kegiatan-kegiatan Pemerintahan.
1.3.1.2 Peran Humas
Menurut Rosaldy Ruslan (2010), peran dari Public Relations antara lain:
11
1. Communicator
Artinya memiliki kemampuan sebagai komunikator baik secara
langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan
juga secara lisan atau tatap muka. Disamping itu juga bertindak
sebagai mediator dan sekaligus persuader.
2. Relationship
Kemampuan peran PR membangun hubungan positif antara lembaga
yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga berupaya
menciptakan saling pengertian , kepercayaan, dukungan, kerja sama,
dan toleransi antara kedua belah pihak.
3. Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti manajemen promosi, pemasaran, oprasional, personalia, dan
sebagainya untuk mencapai tujuan pokok institusi.
4. Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun
citra atau nama baik lembaga/organisasi atau produk yang diwakilinya.
1.3.2
Citra
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (2003),definisi
citra dalam konteks humas citra diartikan sebagai "kesan, gambaran, atau
impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai
kebijakan personil personil atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau
perusaahaan.” Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image).
Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:
1. Mirror Image (Citra Bayangan). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai
anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra
bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan
12
luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya
sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi,
pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam
organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam
situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
2. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya
informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3. Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacammacam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh
mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbedabeda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.
4. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra
perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Wish Image (Citra Yang Diharapkan).Citra harapan adalah suatu citra
yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang
diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif
baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai
mengenainya.
Menurut Soemirat dan Ardianto (2007), terdapat empat komponen pembentukan citra
antara lain :
1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya
mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat
melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu
13
akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat
memenuhi kognisi individu.
2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus
keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasiinformasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa
dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku
tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan prilaku tetapi
merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu,
sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah
orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang
disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif
artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap
juga diperhitungkan atau diubah.
Fungsi pencitraan adalah mendengarkan pendapat dan aspirasi publik serta
mampu mengidentifikasi keinginan publik, menyampaikan sumbangan saran dan ide
atau gagasan kreatif yang positif kepada pimpinan organisasi,menciptakan suasana
yang kondusif
guna membangun hubungan harmonis secara inernal maupun
eksternal. Selain itu citra membantu institusi untuk menunjukan dan mengambarkan
eksistensi institusi dimata khalayak.
1.4 Tujuan Magang
Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui peran dan
fungsi sub bagian dokumentasi Humas Polda NTT dalam menunjang citra institusi
yang dalam hal ini adalah Polda NTT.
14
1.5 Manfaat Magang
1.5.1
Manfaat bagi Mahasiswa
a) Bertambahnya pengetahuan mahasiswa tentang sistematika serta tata cara
kerja pada Humas Kepolisian Daerah NTT
b) Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa agar siap dalam
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.5.2
Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi
a) Terjalinnya kerjasama bilateral antara Jurusan dengan Instansi.
b) Jurusan akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman
kerja magang.
c) Jurusan akan di kenal di dunia kerja atau Instansi.
1.5.3
Manfaat Bagi Instansi tempat Magang
a) Adanya hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Nusa Cendana
sebagai instansi pendidikan dengan Polda NTT sebagai instansi
pemerintahan.
b) Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa yang
melakukan praktek magang.
c) Menjadi bahan masukan bagi bidang Humas Polda NTT dalam
menerapkan konsep kehumasan.
15
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
2.1 Deskripsi Lokasi Magang
Lokasi:
Kegiatan praktek kerja lapangan atau magang ini, dilaksanakan di Instansi
Pemerintah yaitu Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (POLDA NTT), yang
beralamat di Jln. Jendral Soeharto No.3 Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Waktu Pelaksanaan:
Waktu pelaksanaan magang dilakukan selama 60 hari kerja, terhitung sejak 13
Juli 2017 sampai dengan tanggal 8 september 2017, dengan jumlah hari kerja yaitu 5
hari kerja.
2.2 Sejarah Polda NTT
Pada tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan Republik Indonesia
( NKRI) diubah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa itu
NIT menjadi bagian RIS. Dengan adanya pemerintahan RIS di satu pihak dan
pemerintaha Negara bagian di lain pihak, maka terdapat pula dua lembaga kepolisian
yaitu Polisi RIS dan Polisi Negara Bagian. Dan di NIT lembaga kepolisiannya adalah
Polisi Negara Indonesia Timor. Pada masa RIS, Kepolisian Daerah Timor dibawahi
oleh Jawatan Kepolisian Negara Indonesia Timor.
Setelah kembali menjadi NKRI, tahun 1950, Negara Indonesia Timor
ditiadakan. Pada tahun 1951 Keresidenan Timor dan beberapa daerah lain yakni Bali,
Lombok, Sumbawa, dan Sumba membentuk propinsi Sunda Kecil dengan lembaga
Kepolisian Propinsi Sunda Kecil yang berkeduduksn di Singaraja Bali. Kepolisian
Provinsi Sunda Kecil membawahi kepolisian daerah Bali, kepolisian daerah Lombok,
keoplisian daerah Sumbawa dan Sumba, kepolisian daerah flores dan kepolisian
daerah Timor. Dan sebagai Kepala Kepolisian Daerah Timor yang pertama dijabat
oleh Komisaris Polisi Kelas II Titus Uly (1951-1952).
16
Pada tahun 1952, lembaga kepolisian diwilayah ini diubah menjadi KP Kom
NTT (Kantor Kepolisian Komisariat). Sebagai pejabat pertama yang memimpin KP
Kom NTT adalah Komisaris Polisi Kelas I Moerhadi Danu Wilogo (1952-1955).
Belum lama Wilogo menjabat sebagai KP Kom NTT. Kepemimpinan NTT
diteruskan oleh Komisaris Polisi Ida Bagus Mahadewa (1955-1957). Dan sejak tahun
1957 s.d 1961 KP Kom dijabat oleh Komisaris Besar Polisi W.Roesman.
Pada tahun 1961 Kp Kom NTT diubah menjadi Komando Daerah Kepolisian
atau Komdak XVII NTT. Sebagai Panglima Daerah Kepolisian (PANGDAK) yang
pertama dijabat oleh Komisaris Besar Polisi Drs.R.Ostenriyk Tjitrosunarjo (19611963). Selanjutnya jabatan PANGDAK dipegang oleh Kombes Pol. Drs. Goebada
(1963-1965). Kepemimpinan Komdak XVII dilanjutkan oleh Kombes Pol. Drs
R.Hardono (1965-1968) yang saat itu sekaligus menjabat sebagai Papelrada
(Panglima Pengawas Pelaksana Pengendali Daerah). Jabatan Papelrada ini dijabat
oleh Hardono sehubungan dengan terjadinya peristiwa G 30 S PKI (1965).
Pada tahun 1967, Hardono digantikan oleh Kombes Pol. Drs Soehasono
(1968-1972). Selanjutnya pimpinan Komdak XVII NTT ditutup oleh Pangdak
Kombes Pol. Drs. Husein Ganda Subrata (1972-1974).
Pada tahun 1974 Komdak XVII NTT dilebur lagi bersama dengan Kmdak
XVI Lombok kedalam Komdak XV Bali. Yang berkedudukan di Denpasar . Validasi
tiga Komdak di NTT,NTB dan Bali menjadi satu yaitu Komdak XV ini diikuti
dengan perubahan kesatuan dibawahnya yaitu Komdak XVII NTT yang diubah
namanya menjadi Komtarres NTT (Komando Antar Resort NTT). Komtarres NTT
dipimpin oleh pejabat yang disebit Dantarres. Dantarres pertama adalah Kolonel Pol.
Leatemea (1974-1976).
Sejalan dengan perubahan Komdak XVII menjadi Komtarres NTT yang
menginduk kepada Komdak XV (Bali), terjadi penyesuaian dalam tubuh Brimob.
Kompi Brimob yang saat itu bernama Kompi B Yon 414 diubah namanya menjadi
Kompi Dak XV-34 Kupang. Sebagai Dnkinya dijabat oleh Kapten Pol. Utomo (19741977).
17
Pada masa menjelang TIM TIM berintegrasi masuk menjadi NKRI, jajaran
Kepolisian Komtarres NTT, termasuk Kompi Dak XV – 34 Kupang ikut andil dalam
mengamankan wilayah perbatasan Timor Timur – Timor Barat.
Perubahan bentuk dari Komtarres menjadi Kowil 112 NTT terjadi pada tahun
1976, yakni berkaitan dengan terjadinya perubahan dari Komdak XV yang
berkedudukan di Denpasar berubah statusnya menjadi Polda Nusa Tenggara yang
kedudukannya tetap di Denpasar. Pejabat yang memimpinnya disebut Danwil.
Sebagai Danwil pertama adalah Kolonel Polisi Drs.FX.Judhomo (1976-1978).
Kepemimpinan Kowil NTT selanjutnya dijabat oleh Kolonel Polisi FX. Soejodono
(1978-1981) dan dari tahun 1981 s.d 1985, Kowil 112 NTT dipimpin oleh Pol.Drs.
Suherman.
Pada tahun 1985, Kowil 112 NTT diubah namanya menjadi POLWIL
NTT pejabat yang memimpinnya disebut Kapolwil. Selama masa orientasi Polwil
(1985-1996) telah terjadi enam kali pergantian Kapolwil berikut adalah nama
Kapolwil yang pernah menjabat Polda NTT setelah Muhamad Zein. Mereka adalah
Kol Pol. Drs. Yusar Hasan (1986-1988), Kol Pol. Drs. FX. Sutopo (1988-1990), Kol
Pol. Drs. I Made Dharta (1990-1992), Kol Pol. Drs.Feri Mailensun (1992-1994), Kol
Pol. Drs. FX.Luntungan (1994-1995) dan Kol Pol. Drs. Trimada Dhani (1995-1996).
Pada tahun 1996, tepatnya tanggal 26 September Polda Nusra dilikuidasi
menjadi empat Polda yaitu Polda Bali, Polda NTB, Polda NTT, dan Polda Tim Tim.
Dengan adanya likuidasi Polda Nusra maka lembaga Kepolisian di NTT terjadi
perubahan status dari Polwil menjadi Polda tipe C. Sebagai Kapolda pertama dijabat
oleh mantan Kapolwil NTT yaitu Kol Pol. Drs. Trimada Dhani.
Trimada Dhani menjabat sebagai Kapolda NTT selama satu tahun yakni dari
bulan September 1996 s.d Agustus 1997. Selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda
diteruska oleh Kol Pol. Drs. Sawal Hariyadi (Agustus 1997- April 1998), Kol
Pol.Drs.Engkesman R.Hilep (April 1998-Februari 1999), dan terakhir dijabat oleh
Kol Pol. Jusuf Sudradjat,S.sos (Februari 1999- Juni 2000.
Setahun setelah TimTim lepas dari NKRI (Agustus 1999), tepatnya pada
bulan Oktober 2000 Polda yang saat itu bertipe ‘C’ dinaikan statusnya menjadi ‘B’.
18
Sejalan dengan peningkatan status ini kepangkatan Kapolda dari Kolonel menjadi
Brigadir Jendral. Dengan demikian Kapolda saat itu yaitu Kolonel Polisi Jusuf
Sudradjat yang saat itu berpangkat Kolonel dinaikkan pangkatnya satu tingkat
menjadi Brigadir Jendral.
Belum genap setahun menjabat sebagai Kapolda NTT bertipe ‘B’ Jusuf
Sudradjat digantikan oleh Brig Pol. Drs. John Lalo,Msc. (Juni 2000 – Oktober 2000)
selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda NTT dipegang oleh Brig Pol. Drs. Made M.
Pastika (Oktober 2000 – Januari 2001. Kemudian dari bulan Januari 2001 tepatnya
tanggal 23 Januari 2001 kepemimpinan Polda NTT dijabat oleh Brigjen Pol. Drs.
Y.Jacki Uly.
Brigjen Pol Drs. Y. Jacki Uly diganti oleh Brigjen Pol Drs Edward Aritonang,
M.M yang menjabat Kapolda NTT sejak Tahun 2002 s/d 2005. Selanjutnya Drs R.B.
Sadarum, SH hingga Tahun 2008 dan Drs. A. Bambang Suedi MM, MH (20082010).
Pada tanggal 14 Februari 2010 Drs. A. Bambang Suedi MM, MH diganti oleh
Drs. Yorry Yance Worang. Dengan motto “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan
sekarang, Kapan lagi ”, Kapolda NTT berupaya untuk merubah pola pikir dan budaya
personel Polri Polda NTT sehingga mempercepat tercapainya program Kapolri yakni
partnership building karena “ Bae sonde bae, Flobamora lebe bae “.
Perubahan status Polda dari tipe C menjadi tipe menjadi tipe B merupakan
pekerjaan yang cukup berat mengingat sangat terbatasnya sumber daya yang ada.
Dengan demikian, hal ini harus dilaksanakan secara bertahap untuk penuntasannya.
Pembentukan Polda NTT sudah barang tentu akan menuntut berbagai kesiapan dan
perencanaan yang akurat dan berlanjut, baik yang menyangkut aspek personil
maupun aspek material dan fasilitas lainnya seperti kantor, perumahan, kendaraan,
dan sarana komunikasi yang dapat menunjang pelaksanaan tugas – tugas Kepolisian.
19
Pimpinan Polda NTT Dari Masa ke Masa
1. Titus Uly, Kom Pol TK II, Kepala Polisi Daerah Timor 1951 – 1952
2. Drs Moerhadi Danoewilog, Kom Pol TK I Kepala Polisi Komisariat NTT 1952 –
1955
3. Ida Bagus Mahadewa Kom Pol TK II Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT 1955 –
1957
4. W. Roesman, Kombes Pol, Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT 1957 – 1961
5. Drs. R. Oostenrijk Tjitro Soenarjo, Kombes Pol Pangdak XVII NTT 1961 – 1963
6. Drs. Goerbada, Kombes Pol Pangdak XVII NTT, 1963 – 1965
7. Drs. R. Hardono, Kombes Pol Pangdak XVII NTT, 1965 – 1969
8. Drs. R. Soeharsono, Kombes Pol Kadapol XVII NTT, 1969 – 1972
9. Drs. Husein Gnda Subrata, Kolonel Polisi Kadapol XVII NTT 1972 – 1974
10. Leatimea, Kolonel Polisi Dantares NTT 1974 – 1976
11. Drs. FX. Judhono, Kolonel Polisi Danwil NTT, 1976 – 1978
12. Drs. Soejoedono, Kolonel Polisi Danwil NTT, 1978 – 1981
13. Seherman, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1981 – 1985
14. Drs. Muhanad Zein, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1985 – 1986
15. Drs. Yusar Hasan, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1986 – 1988
16. Drs. F .X. Soetopom, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1988 – 1990
17. Drs. I Made Dartha, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1990 – 1992
18. Drs. F. Mailesun, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1992 – 1994
19. Drs. F.X. Luntungan, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1994 – 1995
20. Drs. Tri Mada Dani, Kolonel Polisi Kapolwil NTT/Kapolda NTT 1995 – 1997
(peralihan jabatan dari Kapolwil menjadi Kapolda)
21. Drs. Syawal Hariadi, Kolonel Polisi Kapolda NTT 1997 – 1998
22. Drs. Engkesman, Kolonel Polisi Kapolda NTT 1998 – 1999
23. Jusuf Sudrajdat,S.Sos, Brigjend Polisi Kapolda NTT 1999 – 2000
24. John Lalo,Msc, Brigjend Polisi Kapolda NTT 2000 – 2000
25. Drs. Made M. Pastika, Brigjen Polisi Kapolda NTT 2000 – 2001
26. Drs. Y. Jacki Uly, Brigjend Polisi Kapolda NTT 2001 – 2002
20
27. Drs. E. Aritonang, MM., Brigjend Polisi Kapolda NTT 2002 – 2005
28. Drs. R. B. Sadarum.SH., Brigjen Polisi Kapolda NTT 2005 – 2008
29. Drs. A Bambang Suedi, MM.MH. Brigjend Polisi Kapolda NTT 2008 – 2010
30. Drs. Yorry Yance Worang., Brigjend Polisi Kapolda NTT 2010 – 2012
31. Drs. Ricky H Sitohang, SH. MH Brigjend Polisi Kapolda NTT 2012 – 2013
32. Drs. Ketut Untung Yoga, SH Brigjend polisi Kapolda NTT 2013 – 2014
33. Drs. Endang Sunjaya, SH MH Brigjend Polisi Kapolda NTT 2014 – 2015
34. Brigjen Pol. Drs. E. Widyo Sunaryo Kapolda NTT 2015 -2016
35. Brigjen Pol. Drs. Agung Sabar Santoso 2016 – sekarang
2.3 Tugas dan Fungsi Subbid PID Humas Polda NTT
KASUBBID PID : Bertugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolahan data
serta penyajian informasi dan dokumentasi, serta melakukan anev kegiatan tugas PID
Humas.
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID menyelenggarakan fungsi:
1. Pengumpulan dan pengelolaan data, serta penyajian informasi dan
dokumentasi
2. Penganalisaan dan pengevakuasian kegiatan tugas Subbid PID
3. Peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda
4. Pemproduksikan dan pendokumentasi informasi berkaitan dengan kegiatan
Polda
5. Pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda.
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID dibantu oleh:
1. Urusan Pengumpulan dan Pengolahan Informasi dan Dokumentasi,
bertugas menyelengarakan pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian
Informasi dan dokumentasi.
2. Urusan Peliputan Produksi dan Dokumentasi, bertugas melaksanakan
peliputan, produksi dan dokumentasi
3. Urusan Monitoring, bertugas menyelenggarakan monitoring.
21
2.4 Visi Misi Humas Polri
Visi
“Terwujudnya Postur Humas Polri yang profesional, bermoral dan modern
dibidang kehumasan guna membangun objektivitas, kepercayaan dan partisipasi
masyarakat”
Misi
`
Berdasarkan pernyataan visi yang dicita-citakan tersebut, selanjutnya
diuraikan dalam misi Divhumas Polri yang mencerminkan koridor tugas-tugas
sebagai berikut :
1. Membangun kemampuan kehumasan personil Polri dengan baik SDM,
Sarpras, Sismet, anggaran menuju Front Office Polri;
2. Menjalin kerjasama dengan komponen masyarakat dan pelaku komunikasi;
3. Mencari, menghimpun, mengolah, mendistribusikan, menyimpan informasi
dan data secara menyeluruh, cepat, tepat dan akurat melalui jaringan terbuka
dan mudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjalin komunikasi dua
arah
4. Mendukung kegiatan Kepolisian dan operasi Kepolisian;
5. Kesiapan Polri atas kewajiban memberikan pelayanan informasi publik yang
sudah diberlakukannya UU KIP, sehingga realisasi Humas Polri sebagai Front
Office perlu segera diwujudkan. Karena itu diperlukan dukungan SDM,
sarana prasaran berbasis TI, sistem dan metoda serta anggaran yang memadai.
2.4.1 Visi Misi Humas Polda NTT
Bidang humas Polda NTT memiliki Visi yaitu: Sebagai alat Negara penegak
hukum, pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, pelindung, pengayom, dan
pelayanan masyarakat yang professional dan dekat dengan masyarakat.
22
Misi dari bidang Humas Polda NTT yaitu:
1. Memulihkan keamanan dengan memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan memperhatikan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
2. Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.
3. Mendorong, meningkatkan kesadaran hukum dan mmemelihara ketertiban
masyarakat.
4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan memperhatikan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
23
BAB III
HASIL MAGANG
3.1 Uraian Kegiatan
Dalam proses praktek lapangan/magang pada Subbid PID Humas Polda NTT,
tugas rutin yang diberikan kepada penulis adalah,
1. Mengedit, Memonitoring, dan Membuat Rekapan Berita
Penuis mendapat tugas untuk melakukan editing berita yang ada di website
Humas Polda yang terangkum dari semua jajaran Polres dalam kawasan Polda NTT
dan
kemudian
dimasukan
kedalam
website
resmi
Humas
Polri
www.tribratanews.polri.go.id
Penulis melalukan monitoring melalui akun
media sosial facebook dan
instagram dari Humas Polda NTT, selain itu penulis juga diminta untuk membantu
menyebarkan informasi dan berita seputar Polda NTT yang termuat di dalam website
resmi Humas Polda NTT yaitu www.tribratanewsntt.com. Semua berita yang termuat
didalam website resmi Humas Polda NTT tersebut sudah merupakan gabungan dari
semua Polres dan Polsek yang ada termasuk dalam Satuan Kepolisian Polda NTT.
Media sosial digunakan untuk memonitoring pemberitaan mengenai kegiatan
yang dilakukan oleh kepolisian yang tergabung dalam Satuan Kepolisian Polda NTT,
serta pemberitaan mengenai pemecahan kasus tindak kejahatan yang di lakukan oleh
Kepolisian Polda NTT, tidak hanya itu, penulis
juga di minta untuk mengamati
berita atau informasi yang bersifat hoax dan yang tergolong salah hate speech pada
website ataupun media sosial.
Penulis mendapat tugas untuk melakukan rekapitulasi berita perhari, minggu
dan bulan mulai dari bulan Juni sampai dengan Agustus tahun 2017. Selain itu
penulis belajar untuk menghitung persentasi dan trend berita perminggu dan perbulan
dari semua Polres Kesatuan Polda NTT yang sudah termuat dalam website Humas
Polda NTT, yang kemudian hasil rekapan tersebut diberikan kepada Kabid Humas
24
Polda NTT untuk menjadi bahan evaluasi bulanan yang rutin dilakukan oleh Polda
NTT untuk menilai kinerja dari Satuan Kepolisian Polda NTT.
2. Kegiatan Pers Conference
Penulis mengikuti Kegiatan Pers Conference
yang dilakukan oleh
Reskrimum dan Humas Polda NTT, terkait penangkapan tersangka tindak perjudian
kartu remi yang diamankan oleh pihak Kepolisian Polda NTT pada senin 17 juli 2017
di sebuah rumah kontrakan di jalan Oekalipi Sikumana Kupang. Pada saat
pengrebekan itu terjadi polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti 1 set kartu
remi dan uang sebesar Rp. 4 juta. Tersangka pada kasus perjudian ini sebanyak 4
orang dan salah satu diantaranya pernah terlibat dalam kasus kupon putih dan salah
seorang dari tersangka juga merupakan salah satu Anggota DPRD Kota Kupang.
Keempat tersangka dijerat dengan UU KUHP pasal 303 dengan ancaman pidana
kuran lebih 5 tahun penjara. Pada saat Pers Conference itu berlangsung pun pihak
dari Polda NTT membuat Pers Release dan menggundang wartawan dari media lokal
baik itu surat kabar, televisi, radio, maupun media online yang ada di NTT.
3. Sosialisasi Bersama Duta Humas Polda NTT
Penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti dan
melakukan kegiatan
sosialisasi yang selalu dilakukan setiap bulan oleh Humas Polda NTT. Pada kegiatan
sosialisasi tersebut penulis bersama Duta Humas Polda NTT tahun 2017 dan staf dari
Humas Polda NTT melakukan sosialisasi mengenai savety ridding dan penggunaan
helem berstandar nasional, minuman keras dan bahaya narkoba, radikalisme, dan
pancasila sebagai dasar Negara. Selama praktek magang berlangsung penulis
mengikuti kegiatan sosialisasi dan penulis juga dipercayakan untuk membawakan
materi sosialisasi bersama dengan Duta Humas Polda NTT. Sosialisasi yang diikuti
penulis sebanyak sebanyak 3 kali yaitu :
a) Senin, 24 Juli 2017 bertempat di Pantai Tedis Kupang, audiensnya
adalah anak-anak sekolah dan orang-orang yang sedang menunggu
anggkutan, para ojek dan pedagang yang ada di Pantai Tedis.
25
b) Selasa, 25 Juli 2017 bertempat di Pasar Kuanino Kupang, audiensnya
adalah para pedagang, pembeli serta tujang ojek yang sedang berada di
Pasar Kuanino saat itu,
c) Selasa, 29 Agustus 2017 bertempat di Terminal Kupang, audiensnya
adalah anak sekolah dan orang-orang yang sedang menunggu
angkutan serta pedagang dan tukang ojek yang ada pada saat itu.
4. Tugas Peliputan
Penulis diikut sertakan dalam tugas peliputan yang dilakukan staf Humas
Polda NTT, dalam berbagai kegiatan, diantaranya:
a) Peliputan kegiatan sosialisasi bersama Duta Humas Polda NTT tahun
2017 di Pasar Kuanino pada hari Selasa, 26 Juli 2017.
b) Peliputan kegiatan lomba Public Speaking Polwan Polda NTT dengan
bertemakan Human Trafiking yang merupakan rangkaian kegiatan
menjelang HUT Polwan ke- 60 pada hari Senin, 14 Agustus 2017.
c) Peliputan kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba dan minuman
keras yang dilakukan oleh Kapolda NTT dan perwakilan dari Kodim
Kupang pada hari Selasa, 15 Agustus 2017 di halaman Polda NTT.
d) Penulis diikut sertakan dalam tugas peliputan dokumentasi dalam
bentuk video dan foto kegiatan yang dilakukan oleh Polda NTT.
Penulis pernah melakukan peliputan rangkaian kegiatan menjelang
HUT Kemerdekaan Indonesia Ke-72, yang dilakukan pada hari Jumad
tanggal 11 Agustus 2017 dalam kegiatan Penggibaran Bendera Merah
Putih di pesisir pantai yang bertempat di Pantai Tablolong Kupang
Timur, yang di hadiri oleh Kapolda dan Wakapolda NTT serta seluruh
Satuan Kepolisian Polda NTT dan Ibu Bayangkari.
e) Penulis mengikuti serta melakukan peliputan kegiatan pembukaan
pameran pembangunan tahun 2017 bersama dengan jajaran staf
Humas Polda NTT pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2017 di
26
kelurahan Lasiana Kupang, yang diresmikan oleh Wakil Gubernur
Nusa Tenggara Timur.
5. Melakukan Koordinasi dan Perkunjungan.
Penulis bersama staf Humas Polda NTT melakukan koordinasi dengan Bagian
Binmas Polda NTT terkait kegiatan pelatihan kepada satpam yang di bertempat di
Hotel Naka Kupang pada hari Senin, 31 Juli 2017. Penulis bersama Staf Humas Polda
NTT dan Duta Humas Polda NTT juga melakukan perkunjungan ke kantor Badan
Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur pada hari Selasa 26 Juli 2017,
terkait dengan kasus penyalah gunaan narkoba di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan
mengajak BNN Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk bekerja sama dengan Humas
Polda NTT melakukan sosialisasi terkain peredaran narkoba di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
3.2 Analisis Terhadap Kegiatan Magang
1. Mengedit, Memonitoring, dan Membuat Rekapan Berita
a) Mengedit/menyunting Berita
Istilah penyuntingan berasal dari bahasa inggris, yaitu editing.
Yang menyunting naskah beritaatau naskah pendapat menjadi copy
berita adalah desk editor. Mengedit berita tidaklah semata-mata
memotong berita dan memasukannya kedalam kolom yang tersedia.
Namun tentu saja memperhatikan beberapa hal utama dalam
merumuskan penyuntingan suatu berita:
1. Mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
a. Salah ejaan dan struktur kalimat
b. Kesalahan fakta-fakta
c. Kesalahan pada struktur berita
2. Menjaga hal-hal yang tidak kehendaki
a. Masuknya unsur-unsur pendapat
b. Adanya pengulangan kalimat
c. Mengoreksi agar jangan ada fakta tertinggal
27
d. Menjaga agar tidak adanya kata atau kalimat yang dapat
menimbulkan pencemaran nama baik atau salah penulisan
gelar seseorang
e. Mengoreksi atau mengantisipasi berita yang sudah basi atau
yang sudah dimuat sebelumnya
f. Menjaga masuknya berita bohong
b) Memonitoring Berita dan Rekapitulasi Berita
Monitoring diartikan sebagai pengawasan atau pemantauan.
Michaelson dan Griffin. 2005, dalam tesisnya “A New Model for
Media Content Analysis”, Institute for Public Relations, mengatakan
tujuan aktivitas media monitoring adalah menemukenali (to dettect)
dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Melakukan monitor terhadap
pemberitaan dalam media sangat diperlukan untuk mendapatan
informasi dasar yang diperlukan sebagai bentuk feedback atas pesan
yang disampaikan PR ke media. Salah satu teknik yang paling umum
dipakai adalah clip counting atau klipping. Kegiatan monitoring media
ini didahului dengan cara melakukan tracking atau pencarian berita
berdasarkan keyword atau topik yang ditetapkan.
a. Manfaat Media Monitoring
1. Memonitor seluruh elemen media massa, baik itu koran,
majalah, dan internet, sebagai langkah awal untuk
menganalisa kondisi terkini dari sebuah perusahaan,
instansi pemerintah, partai politik, perorangan, dll.
2. Mengetahui,
masyarakat
mengarahkan
terhadap
dan
mengontrol
isu, kampanye,
opini
promosi, atau
sosialisasi yang sedang dilakukan.
3. Pengendalian isu yang berkembang seputar perusahaan,
institusi, atau perorangan.
28
4. Sebagai kontrol atas implementasai kebijakan-kebijakan
institusi atau perusahaan.
5. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan
strategis.
6. Paramater perusahaan, institusi, atau perorangan dalam
membentuk citra di masyarakat.
7. Menghasilkan laporan harian, mingguan, bulanan hingga
tahunan, berikut analisanya
8. laporan berbagai berita yang masuk dalam pantauan akan
berguna dalam proses pengambilan keputusan untuk
menetapkan langkah-langkah strategis.
9. Untuk mengantisipasi berbagai berita negatif yang menerpa
perusahaan.
10. Mengetahui citra perusahaan dari sudut pandang media.
11. Menelusuri tingkat keberhasilan sebuah event perusahaan.
b. Sumber Pengelolaan Data
1. Koran Nasional.
2. Koran Lokal
3. Media Internasional (Koran, Majalah, TV, dan Internet)
4. Sosial Media (Twitter, Facebook, dll)
Kegiatan ini merupakan tugas rutin harian yang diberikan kepada penulis
selama penulis melakukan praktek magang. Pada kegiatan ini penulis mengetahui
salah satu produk Humas Polda NTT yaitu berita seputar Polda NTT dan kinerja
kepolisian melalui website resmi Humas Polda NTT. Selain itu berita yang dibuat
oleh Bidang PID Humas Polda NTT ini bertujuan untuk menginformasikan kepada
masyarakat umum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari Bidang PID Humas
Polda NTT, yaitu sebagai berikut:
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID menyelenggarakan fungsi:
29
1. Pengumpulan dan pengelolaan data, serta penyajian informasi dan
dokumentasi
2. Penganalisaan dan pengevakuasian kegiatan tugas Subbid PID
3. Peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda
4. Pemproduksikan dan pendokumentasi informasi berkaitan dengan kegiatan
Polda
5. Pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda.
Pada tugas dan fungsi diatas poin ke 4 dan ke 5, Subbid PID Humas Polda
NTT sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam memproduksi berita
dan menyebarkan berita/informasi kepada masyarakat, berita yang dibuat oleh Subbid
PID Humas Polda NTT merupakan berita positif yang memuat tentang kinerja serta
keberhasilan yang dicapai oleh polisi dan Polda NTT sebagai Institusi Pemerintahan
di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Melakukan pemantauan hasil peliputan dengan
cara melihat respon dalam bentuk komentar di media sosial Facebook Humas Polda
NTT terhadap berita positif yang sudah dibagikan di media sosial, tidak hanya itu ada
juga beberapa orang yang membagikan kembali berita yang sudah di posting di akun
media sosial mereka. Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja serta keberhasilan
Polda NTT didukung oleh masyarakat, dan keberadaan Polda NTT sebagai salah satu
Institusi Pemerintahan yang berfungsi untuk menjaga dan mengayomi masyarakat di
percaya dan punya citra yang baik di mata masyarakat.
Tantangan yang dihadapi adalah ketika ada sebuah kasus muncul dan
melibatkan anggota kepolisian, maka pihak dari Humas Polda NTT dalam hal ini
Subbid PID akan lebih banyak memproduksi berita positif tentang kepolisian yang
berfungsi untuk menyeimbangkan dan bisa menutupi berita negatif tentang anggota
polisi yang sedang terlibat kasus, sehingga citra kepolisian tetap baik di mata
masyarakat.
2. Kegiatan Pers Conference
Konferensi pers adalah acara khusus yang dibuat sebagai sarana untuk
mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan atau mempromosikan kebijaksanaan
30
dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan penerimaan publik pada pihak
pemrakarsa acara. Tujuan utama konferensi pers adalah untuk mewujudkan keinginan
pemrakarsa untuk menyampaikan pernyataan atau informasi oleh organisasi atau
individu dengan mengundang media massa agar datang dan meliput dengan harapan
berita akan disiarkan seluas-luasnya. Publikasi informasi ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran.
Informasi yang disampaikan pada konferensi pers biasanya meliputi:
1. Menyampaikan kinerja perusahaan
2. Untuk membantah isu atau berita miring
3. Menyampaikan informasi produk atau layanan baru
Secara garis besar Konferensi pers adalah aktivitas sosialisasi dan konfirmasi
atas aktivitas, berita, produk dan jasa yang menyangkut masyarakat. Ketika proses
kegiatan pers conference yang dilakukan oleh Humas Polda NTT mengenai suatu
kasus yang baru terjadi, Humas Polda NTT sudah sangat baik ketika memberikan
keterangan dan penjelasan secara jelas dan rinci kepada wartawan yang hadir pada
saat pers conference terjadi, serta mendapat respon yang baik wartawan dari mediamedia lokal seperti media tv, radio, surat kabar maupun media online di Kota
Kupang.
Hal ini sesuai dengan Misi dari Humas Polri yaitu, Menjalin kerjasama
dengan komponen masyarakat dan pelaku komunikasi. Humas Polda NTT sudah
memiliki media relations yang baik sehingga ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh
Polda NTT maka media-media lokal pun ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan
tersebut, dan media-media lokalpun cenderung memuat berita-berita positif tetang
anggota kepolisian sehingga membantu membentuk opini dan mindset masyarakat
tentang anggota kepolisian, yang secara tidak langsung membentuk citra positif polisi
dimata masyarakat.
3. Sosialisasi Bersama Duta Humas Polda NTT
Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center proses manajemen public
relations sepenuhnya mengacu kepeda pendekatan manajerial. Proses perencanaan ini
31
dapat dilakukan melalui empat tahapan atau langkah-langkah pokok yang menjadi
landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :
1. Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui
penelitian dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap
dan perilaku publik terhadap lembaga.
2. Planning
: Berdasarkan
pada
rumusan
masalah,
dibuat
strategi
perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja
berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan
public
3. Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan
pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya
yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.
4. Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil
pelaksanaan
program
dari
perencanaan,
pelaksanaan
program,
pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari
program tersebut
Dalam proses sosialisasi yang dilakukan oleh Duta Humas Polda NTT dan
staf Humas Polda NTT Subbid Penalaran Masyarakat, mahasiswa melihat ada
beberapa hal yang sedikit berbeda antara praktek dengan yang dipelajari di bangku
perkuliahan dalam hal tahapan dalam proses sosialisasi. Berdasarkan yang dipelajari
oleh mahasiswa, untuk melakukan proses sosialisasi, terdapat tahapan yang
diantaranya:
a) Survey, Fact finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang
mendukung program humas mengenai situasi, pendapat, sikap, dan
reaksi publik terhadap kegiatan, kebijakan atau produk suatu
perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, praktisi humas dapat
menganalisis data dan informasi yang sudah tersedia baik di buku,
jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya. pada
tahap ini juga seorang yang akan melakukan kegiatan kehumasan
32
dalam hal ini sosialisasu harus turun secara langsung dan melakukan
pengamatan terhadap lokasi tempat yang akan dilangsungkan
sosialisasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan materi sosialisasi
sesuai dengan masalah yang muncul dan sesuai dengan audiens yang
akan menjadi sasaran dalam praktek sosialisasi tersebut.
b) Planning, Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding,
maka pada tahapan selanjutnya
(problem),
Selanjutnya
melakukan Penyusunan masalah
dilakukan
pemikiran
sebuah
konsep
pemecahan masalah tersebut, kemudian dibuat sebuah perencanaan
matang mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan, perincian
waktu secara teratur dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Palam tahap ini perlu adanya persiapan dalam hal materi, audiens,
serta lokasi dalam melakukan sosialisasi ataupun praktek public
speaking. Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C,
yaitu suatu penilaian terhadap hubungan komunikator
PELAKSANAAN PERAN DAN FUNGSI HUMAS PADA SUB BIDANG
PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI HUMAS POLDA NTT
UNTUK MENUNJANG CITRA INSTITUSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan Pada Konsentrasi Humas Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Nusa Cendana
OLEH
HERU BAYU CASTONA MANTIRI
1403050025
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
senantiasa menolong dan menuntun penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan
untuk memenuhi syarat praktek kerja lapangan/magang Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan judul Pelaksanaan Peran dan Fungsi
Humas Pada Sub Bidang Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Humas Polda
NTT Untuk Menunjang Citra Institusi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dalam
pelaksanaan magang maupun dalam menyelesaikan laporan mahang ini.
2. Berterima kasih kepada Alm. Drs. Umrah Kamahi M.Si, sebagai mantan
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah menyetujui penulis untuk
melakukan praktek magang pada Bidang Humas Polda NTT.
3. Berterima kasih kepada Ibu Ferly Tanggu Hana, S.Si, M.Comn sebagai
dosen pembimbing magang yang telah memberikan masukan bagi penulis
sehingga laporan magang ini bisa diselesaikan dengan baik.
4. Berterima kasih kepada Kombespol Jules A. Abast, S.IK selaku Kabid
Humas Polda NTT yang telah mengijinkan dan memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan magang pada Bidang Humas Polda NTT.
5. Berterima kasih kepada AKBP Johanis Malohama selaku Kasubid PID
Humas Polda NTT, dan semua Staf Humas Polda NTT, yang telah
membantu dan memperkenalkan penulis kepada dunia kerja serta
mmbantu penulis mengumpulkan data-data untuk melengkapi laporan
magang ini.
6. Rekan seperjuangan di tempat magang Yustina A. Ngewi dan temanteman seangkatan yang sudah memberikan semangat serta dukugan
sehingga laporan ini bisa diselesaikan dengan baik.
2
Penulis juga menyadari bahwa banyak hal yang perlu di perbaiki dalam
penulisan laporan magang ini sehingga penulis membuka dan menerima kritik serta
masukan yang bersifat membangun untuk memperbaiki tulisan ini menjadi lebih baik
lagi. Terima kasih.
Kupang, November 2017
Penulis
3
Daftar Lapiran
1. Surat Permohonan Magang
2. Lembar Pengesahan Mahasiswa
3. Surat Balasan Persetujuan Magang
4. Surat Keterangan Selesai Magang
5. Daftar Hadir Mahasiswa Magang
6. Laporan Kegiatan Harian Magang
4
Daftar Gambar
1. Gambar 1 : Mahasiswa Mengedit dan Memposting Berita, Memonitoring
Berita Serta Membuat Rekapan Berita
2. Gambar 2 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Pers Conference
3. Gambar 3 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Sosialisasi Bersama Duta
Humas di Pantai Tedis
4. Gambar 4 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Sosialisasi di Pasar Kuanino
5. Gambar 5 : Mahasiswa Mempraktekan Cara Pengambilan Gambar Saat
Sosialisasi
6. Gambar 6 : Mahasiswa Melakukan Peliputan Saat Kegiatan Pengibaran
Bendera di Pantai Tablolong
7. Gambar 7 : Mahasiswa Melakukan Peliputan Saat Kegiatan Lomba
Public Speaking HUT Polwan Ke- 60
8. Gambar 8 : Mahasiswa Melakukan Koordinasi Dengan Binmas Polda
NTT
9. Gambar 9 : Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Pembukaan Pameran
Bersama Staf Humas Polda NTT
10. Gambar 10 : Melakukan Peliputan Kegiatan Pemusnahan Miras dan
Narkoba di Polda NTT
11. Gambar 11 : Mahasiswa Melakukan Kegiatan Sosialisasi di Terminal
Kupang
12. Gambar 12 : Foto Bersama Kabid Humas Polda NTT
13. Gambar 13 : Foto Bersama Staf Humas Polda NTT Sehabis Apel Fugsi
5
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................2
Daftar Lapiran.............................................................................................................4
Daftar Gambar............................................................................................................5
Daftar Isi…………...…………………………………………………………………6
BAB I............................................................................................................................8
PENDAHULUAN........................................................................................................8
1.1
Latar Belakang..............................................................................................8
1.2
Permasalahan................................................................................................9
1.3
Tinjauan Pustaka..........................................................................................9
1.3.1
Fungsi dan Peranan Humas..................................................................9
1.3.1.1 Fungsi Humas........................................................................................9
1.3.1.2 Peran Humas.........................................................................................11
1.3.2
Citra......................................................................................................12
1.4
Tujuan Magang...........................................................................................14
1.5
Manfaat Magang.........................................................................................15
1.5.1
Manfaat bagi Mahasiswa....................................................................15
1.5.2
Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi..........................................15
1.5.3
Manfaat Bagi Instansi tempat Magang.............................................15
BAB II.........................................................................................................................16
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG...........................................................16
2.1 Deskripsi Lokasi Magang................................................................................16
2.2 Sejarah Polda NTT..........................................................................................16
2.3 Tugas dan Fungsi Subbid PID Humas Polda NTT.......................................21
2.4 Visi Misi Humas Polri......................................................................................22
2.4.1 Visi Misi Humas Polda NTT....................................................................22
BAB III.......................................................................................................................24
HASIL MAGANG.....................................................................................................24
3.1 Uraian Kegiatan...............................................................................................24
3.2 Analisis Terhadap Kegiatan Magang.............................................................27
6
3.3 Keterampilan yang diperoleh setelah melakukan magang..........................37
3.4 Hambatan dan Tantangan dalam pelaksanaan magang..............................37
BAB IV........................................................................................................................39
PENUTUP..................................................................................................................39
5.1
Kesimpulan..................................................................................................39
5.2
Rekomendasi...............................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................42
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jurusan Ilmu Komunikasi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurusan ini memiliki 3 konsentrasi yaitu
Hubungan Masyarakat, Jurnalistik dan Komunikasi Antarbudaya. Jurusan ini
mempunyai tujuan untuk melatih keterampilan, serta kecakapan mahasiswa dalam
bidang ilmu komunikasi. Salah satu cara dari jurusan untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa adalah dengan dibuatnya program praktek kerja lapangan,
atau yang sering di kenal dengan istilah magang.
Magang merupakan suatu sarana bagi Mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan
dengan menerapkannya secara langsung ke dunia kerja di suatu instansi pemerintahan
sesuai dengan bidang ilmu yang sudah di pelajari. Melalui kegiatan Magang, setiap
peserta magang khususnya penulis diharapkan mampu menerapkan ilmu yang didapat
selama di bangku perkuliahan kedalam dunia kerja dan di harapkan dapat
memperoleh tambahan ilmu serta pengalaman baru selama melakukan magang, selain
itu magang juga dibuat dengan pertimbangan bahwa magang bisa di jadikan sebagai
bekal saat sudah berada di dunia kerja.
Penulis merupakan mahasiswa ilmu komunikasi yang mengambil konsesntrasi
Humas atau Hubungan Masyarakat. Pada praktek magang
ini, penulis memilih
Humas Polda NTT sebagai tempat dimana penulis akan melakukan praktek magang
selama 2 bulan. Pada kehumasan Polda NTT, memiliki 2 sub bidang kehumasan,
diantaranya; sub bagian penerangan masyarakat dan sub bidang informasi dan
dokumentasi.
Peran dan fungsi humas dalam sebuah institusi selalu berkaitan dengan
penyebaran informasi, penerangan terhadap masyarakat ataupun khalayak serta hal
yang berkaitan dengan citra dari institusi itu sendiri. Pada sub bidang Informasi dan
8
Dokumentasi Humas Polda NTT, selalu menampilkan kegiatan-kegiatan yang sudah
dilakukan oleh Polda NTT sebagai sebuah institusi pemerintah, ataupun memberikan
gambaran kepada masyarakat seperti apa Polda NTT itu sendiri maupun oknumoknum yang terkait didalamnya.
Berdasarkan peran dan fungsi Humas Polda NTT tersebut, maka penulis
mengaitkan antara kegiatan yang sudah dilakukan oleh Humas Polda NTT dengan
bagaimana pihak dari Humas Polda NTT menggunakan gambar atau file dokumentasi
kegiatan tersebut untuk menunjang ataupun mempertahankan citra dari institusi
pemerintahan dalam hal ini Polda NTT.
Melalui gambar kegiatan dengan publik internal yang di tampilkan pada sub
bidang
Informasi dan Dokumentasi Humas Polda NTT ini diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik terhadap instansi, serta membangun
hubungan baik antara instansi dan khalayak yang berujung pada citra yang baik bagi
instansi dimata masyarakat.
Praktek kerja lapangan yang akan dilakukan sebenarnya juga untuk
memperkaya ilmu praktis bagi mahasiswa yang mungkin belum pernah di dapat pada
bangku kuliah sehingga dapat melengkapi apa yang sudah di dapat oleh mahasiswa
sebelumnya dalam lingkup perkuliahan.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dalam melaksanakan
kegiatan
praktek magang memfokuskan diri serta mencari tahu tentang
Pelaksanaan Peran dan Fungsi Humas Pada Sub Bidang Informasi dan
Dokumentasi Humas Polda NTT Untuk Menunjang Citra Institusi.
1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1 Fungsi dan Peranan Humas
1.3.1.1
Fungsi Humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang
Humas dalam
organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa
9
fungsi humas menurut Effendy, dalam buku Hubungan Masyarakat (2006) yaitu
sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungann yang harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
5. Oprasionalisasi dan organisasi humas adalah bagaimana membina hubungan
harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya
rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun
dari pihak publiknya.
Mengenai Fungsi Humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di
Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952), dikutip dari buku DasarDasar Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2007) terdapat tiga fungsi Humas,
yaitu :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat.
2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga
atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.
Secara spesifik fungsi Humas Pemerintah menurut Cutlip & Center and
Canfield dikutip dalam Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan,
2012) merumuskan fungsi Publik Relations sebagai berikut:
1. Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya
sebagai khalayak sasaran.
10
3. Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,
publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya ata terjadi sebaliknya
demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 Tahun 2011,
Pasal 3 yang mengatur tentang tugas dan fungsi Humas Pemerintah, berikut adalah
fungsinya:
1. Sebagai penyampai informasi atau menjadi sumber informasi resmi
pemerintah.
2. Sebagai komunikator publik, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan
pesan atau informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program
kerja lembaganya.
3. Sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi
pemerintah di satu pihak dan menampung aspirasi serta memperhatikan
keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.
4. Sebagai agen pembentuk opini publik yang menghubungkan organisasi
dengan publiknya.
5. Sebagai pembangun citra positif pemerintah dan masyarakat.
6. Membina dan menyelenggarakan publikasi dan penerangan.
7. Membina dan menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat melalui pers
dan media lainnya.
8. Melakukan analisis dan evaluasi berita serta menyampaikan rekomendasi.
9. Menyelenggarakan dokumentasi atas kegiatan-kegiatan Pemerintahan.
1.3.1.2 Peran Humas
Menurut Rosaldy Ruslan (2010), peran dari Public Relations antara lain:
11
1. Communicator
Artinya memiliki kemampuan sebagai komunikator baik secara
langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan
juga secara lisan atau tatap muka. Disamping itu juga bertindak
sebagai mediator dan sekaligus persuader.
2. Relationship
Kemampuan peran PR membangun hubungan positif antara lembaga
yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga berupaya
menciptakan saling pengertian , kepercayaan, dukungan, kerja sama,
dan toleransi antara kedua belah pihak.
3. Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain,
seperti manajemen promosi, pemasaran, oprasional, personalia, dan
sebagainya untuk mencapai tujuan pokok institusi.
4. Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun
citra atau nama baik lembaga/organisasi atau produk yang diwakilinya.
1.3.2
Citra
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (2003),definisi
citra dalam konteks humas citra diartikan sebagai "kesan, gambaran, atau
impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai
kebijakan personil personil atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau
perusaahaan.” Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image).
Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:
1. Mirror Image (Citra Bayangan). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai
anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra
bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan
12
luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya
sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi,
pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam
organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam
situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
2. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya
informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3. Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacammacam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh
mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbedabeda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.
4. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra
perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Wish Image (Citra Yang Diharapkan).Citra harapan adalah suatu citra
yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang
diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif
baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai
mengenainya.
Menurut Soemirat dan Ardianto (2007), terdapat empat komponen pembentukan citra
antara lain :
1. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang
dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan
memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya
mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat
melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu
13
akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat
memenuhi kognisi individu.
2. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus
keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasiinformasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
3. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa
dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku
tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan prilaku tetapi
merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu,
sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah
orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang
disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif
artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap
juga diperhitungkan atau diubah.
Fungsi pencitraan adalah mendengarkan pendapat dan aspirasi publik serta
mampu mengidentifikasi keinginan publik, menyampaikan sumbangan saran dan ide
atau gagasan kreatif yang positif kepada pimpinan organisasi,menciptakan suasana
yang kondusif
guna membangun hubungan harmonis secara inernal maupun
eksternal. Selain itu citra membantu institusi untuk menunjukan dan mengambarkan
eksistensi institusi dimata khalayak.
1.4 Tujuan Magang
Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui peran dan
fungsi sub bagian dokumentasi Humas Polda NTT dalam menunjang citra institusi
yang dalam hal ini adalah Polda NTT.
14
1.5 Manfaat Magang
1.5.1
Manfaat bagi Mahasiswa
a) Bertambahnya pengetahuan mahasiswa tentang sistematika serta tata cara
kerja pada Humas Kepolisian Daerah NTT
b) Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa agar siap dalam
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.5.2
Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi
a) Terjalinnya kerjasama bilateral antara Jurusan dengan Instansi.
b) Jurusan akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman
kerja magang.
c) Jurusan akan di kenal di dunia kerja atau Instansi.
1.5.3
Manfaat Bagi Instansi tempat Magang
a) Adanya hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Nusa Cendana
sebagai instansi pendidikan dengan Polda NTT sebagai instansi
pemerintahan.
b) Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa yang
melakukan praktek magang.
c) Menjadi bahan masukan bagi bidang Humas Polda NTT dalam
menerapkan konsep kehumasan.
15
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
2.1 Deskripsi Lokasi Magang
Lokasi:
Kegiatan praktek kerja lapangan atau magang ini, dilaksanakan di Instansi
Pemerintah yaitu Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (POLDA NTT), yang
beralamat di Jln. Jendral Soeharto No.3 Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Waktu Pelaksanaan:
Waktu pelaksanaan magang dilakukan selama 60 hari kerja, terhitung sejak 13
Juli 2017 sampai dengan tanggal 8 september 2017, dengan jumlah hari kerja yaitu 5
hari kerja.
2.2 Sejarah Polda NTT
Pada tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan Republik Indonesia
( NKRI) diubah menjadi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa itu
NIT menjadi bagian RIS. Dengan adanya pemerintahan RIS di satu pihak dan
pemerintaha Negara bagian di lain pihak, maka terdapat pula dua lembaga kepolisian
yaitu Polisi RIS dan Polisi Negara Bagian. Dan di NIT lembaga kepolisiannya adalah
Polisi Negara Indonesia Timor. Pada masa RIS, Kepolisian Daerah Timor dibawahi
oleh Jawatan Kepolisian Negara Indonesia Timor.
Setelah kembali menjadi NKRI, tahun 1950, Negara Indonesia Timor
ditiadakan. Pada tahun 1951 Keresidenan Timor dan beberapa daerah lain yakni Bali,
Lombok, Sumbawa, dan Sumba membentuk propinsi Sunda Kecil dengan lembaga
Kepolisian Propinsi Sunda Kecil yang berkeduduksn di Singaraja Bali. Kepolisian
Provinsi Sunda Kecil membawahi kepolisian daerah Bali, kepolisian daerah Lombok,
keoplisian daerah Sumbawa dan Sumba, kepolisian daerah flores dan kepolisian
daerah Timor. Dan sebagai Kepala Kepolisian Daerah Timor yang pertama dijabat
oleh Komisaris Polisi Kelas II Titus Uly (1951-1952).
16
Pada tahun 1952, lembaga kepolisian diwilayah ini diubah menjadi KP Kom
NTT (Kantor Kepolisian Komisariat). Sebagai pejabat pertama yang memimpin KP
Kom NTT adalah Komisaris Polisi Kelas I Moerhadi Danu Wilogo (1952-1955).
Belum lama Wilogo menjabat sebagai KP Kom NTT. Kepemimpinan NTT
diteruskan oleh Komisaris Polisi Ida Bagus Mahadewa (1955-1957). Dan sejak tahun
1957 s.d 1961 KP Kom dijabat oleh Komisaris Besar Polisi W.Roesman.
Pada tahun 1961 Kp Kom NTT diubah menjadi Komando Daerah Kepolisian
atau Komdak XVII NTT. Sebagai Panglima Daerah Kepolisian (PANGDAK) yang
pertama dijabat oleh Komisaris Besar Polisi Drs.R.Ostenriyk Tjitrosunarjo (19611963). Selanjutnya jabatan PANGDAK dipegang oleh Kombes Pol. Drs. Goebada
(1963-1965). Kepemimpinan Komdak XVII dilanjutkan oleh Kombes Pol. Drs
R.Hardono (1965-1968) yang saat itu sekaligus menjabat sebagai Papelrada
(Panglima Pengawas Pelaksana Pengendali Daerah). Jabatan Papelrada ini dijabat
oleh Hardono sehubungan dengan terjadinya peristiwa G 30 S PKI (1965).
Pada tahun 1967, Hardono digantikan oleh Kombes Pol. Drs Soehasono
(1968-1972). Selanjutnya pimpinan Komdak XVII NTT ditutup oleh Pangdak
Kombes Pol. Drs. Husein Ganda Subrata (1972-1974).
Pada tahun 1974 Komdak XVII NTT dilebur lagi bersama dengan Kmdak
XVI Lombok kedalam Komdak XV Bali. Yang berkedudukan di Denpasar . Validasi
tiga Komdak di NTT,NTB dan Bali menjadi satu yaitu Komdak XV ini diikuti
dengan perubahan kesatuan dibawahnya yaitu Komdak XVII NTT yang diubah
namanya menjadi Komtarres NTT (Komando Antar Resort NTT). Komtarres NTT
dipimpin oleh pejabat yang disebit Dantarres. Dantarres pertama adalah Kolonel Pol.
Leatemea (1974-1976).
Sejalan dengan perubahan Komdak XVII menjadi Komtarres NTT yang
menginduk kepada Komdak XV (Bali), terjadi penyesuaian dalam tubuh Brimob.
Kompi Brimob yang saat itu bernama Kompi B Yon 414 diubah namanya menjadi
Kompi Dak XV-34 Kupang. Sebagai Dnkinya dijabat oleh Kapten Pol. Utomo (19741977).
17
Pada masa menjelang TIM TIM berintegrasi masuk menjadi NKRI, jajaran
Kepolisian Komtarres NTT, termasuk Kompi Dak XV – 34 Kupang ikut andil dalam
mengamankan wilayah perbatasan Timor Timur – Timor Barat.
Perubahan bentuk dari Komtarres menjadi Kowil 112 NTT terjadi pada tahun
1976, yakni berkaitan dengan terjadinya perubahan dari Komdak XV yang
berkedudukan di Denpasar berubah statusnya menjadi Polda Nusa Tenggara yang
kedudukannya tetap di Denpasar. Pejabat yang memimpinnya disebut Danwil.
Sebagai Danwil pertama adalah Kolonel Polisi Drs.FX.Judhomo (1976-1978).
Kepemimpinan Kowil NTT selanjutnya dijabat oleh Kolonel Polisi FX. Soejodono
(1978-1981) dan dari tahun 1981 s.d 1985, Kowil 112 NTT dipimpin oleh Pol.Drs.
Suherman.
Pada tahun 1985, Kowil 112 NTT diubah namanya menjadi POLWIL
NTT pejabat yang memimpinnya disebut Kapolwil. Selama masa orientasi Polwil
(1985-1996) telah terjadi enam kali pergantian Kapolwil berikut adalah nama
Kapolwil yang pernah menjabat Polda NTT setelah Muhamad Zein. Mereka adalah
Kol Pol. Drs. Yusar Hasan (1986-1988), Kol Pol. Drs. FX. Sutopo (1988-1990), Kol
Pol. Drs. I Made Dharta (1990-1992), Kol Pol. Drs.Feri Mailensun (1992-1994), Kol
Pol. Drs. FX.Luntungan (1994-1995) dan Kol Pol. Drs. Trimada Dhani (1995-1996).
Pada tahun 1996, tepatnya tanggal 26 September Polda Nusra dilikuidasi
menjadi empat Polda yaitu Polda Bali, Polda NTB, Polda NTT, dan Polda Tim Tim.
Dengan adanya likuidasi Polda Nusra maka lembaga Kepolisian di NTT terjadi
perubahan status dari Polwil menjadi Polda tipe C. Sebagai Kapolda pertama dijabat
oleh mantan Kapolwil NTT yaitu Kol Pol. Drs. Trimada Dhani.
Trimada Dhani menjabat sebagai Kapolda NTT selama satu tahun yakni dari
bulan September 1996 s.d Agustus 1997. Selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda
diteruska oleh Kol Pol. Drs. Sawal Hariyadi (Agustus 1997- April 1998), Kol
Pol.Drs.Engkesman R.Hilep (April 1998-Februari 1999), dan terakhir dijabat oleh
Kol Pol. Jusuf Sudradjat,S.sos (Februari 1999- Juni 2000.
Setahun setelah TimTim lepas dari NKRI (Agustus 1999), tepatnya pada
bulan Oktober 2000 Polda yang saat itu bertipe ‘C’ dinaikan statusnya menjadi ‘B’.
18
Sejalan dengan peningkatan status ini kepangkatan Kapolda dari Kolonel menjadi
Brigadir Jendral. Dengan demikian Kapolda saat itu yaitu Kolonel Polisi Jusuf
Sudradjat yang saat itu berpangkat Kolonel dinaikkan pangkatnya satu tingkat
menjadi Brigadir Jendral.
Belum genap setahun menjabat sebagai Kapolda NTT bertipe ‘B’ Jusuf
Sudradjat digantikan oleh Brig Pol. Drs. John Lalo,Msc. (Juni 2000 – Oktober 2000)
selanjutnya tongkat kepemimpinan Polda NTT dipegang oleh Brig Pol. Drs. Made M.
Pastika (Oktober 2000 – Januari 2001. Kemudian dari bulan Januari 2001 tepatnya
tanggal 23 Januari 2001 kepemimpinan Polda NTT dijabat oleh Brigjen Pol. Drs.
Y.Jacki Uly.
Brigjen Pol Drs. Y. Jacki Uly diganti oleh Brigjen Pol Drs Edward Aritonang,
M.M yang menjabat Kapolda NTT sejak Tahun 2002 s/d 2005. Selanjutnya Drs R.B.
Sadarum, SH hingga Tahun 2008 dan Drs. A. Bambang Suedi MM, MH (20082010).
Pada tanggal 14 Februari 2010 Drs. A. Bambang Suedi MM, MH diganti oleh
Drs. Yorry Yance Worang. Dengan motto “Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan
sekarang, Kapan lagi ”, Kapolda NTT berupaya untuk merubah pola pikir dan budaya
personel Polri Polda NTT sehingga mempercepat tercapainya program Kapolri yakni
partnership building karena “ Bae sonde bae, Flobamora lebe bae “.
Perubahan status Polda dari tipe C menjadi tipe menjadi tipe B merupakan
pekerjaan yang cukup berat mengingat sangat terbatasnya sumber daya yang ada.
Dengan demikian, hal ini harus dilaksanakan secara bertahap untuk penuntasannya.
Pembentukan Polda NTT sudah barang tentu akan menuntut berbagai kesiapan dan
perencanaan yang akurat dan berlanjut, baik yang menyangkut aspek personil
maupun aspek material dan fasilitas lainnya seperti kantor, perumahan, kendaraan,
dan sarana komunikasi yang dapat menunjang pelaksanaan tugas – tugas Kepolisian.
19
Pimpinan Polda NTT Dari Masa ke Masa
1. Titus Uly, Kom Pol TK II, Kepala Polisi Daerah Timor 1951 – 1952
2. Drs Moerhadi Danoewilog, Kom Pol TK I Kepala Polisi Komisariat NTT 1952 –
1955
3. Ida Bagus Mahadewa Kom Pol TK II Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT 1955 –
1957
4. W. Roesman, Kombes Pol, Pj. Kepala Polisi Komisariat NTT 1957 – 1961
5. Drs. R. Oostenrijk Tjitro Soenarjo, Kombes Pol Pangdak XVII NTT 1961 – 1963
6. Drs. Goerbada, Kombes Pol Pangdak XVII NTT, 1963 – 1965
7. Drs. R. Hardono, Kombes Pol Pangdak XVII NTT, 1965 – 1969
8. Drs. R. Soeharsono, Kombes Pol Kadapol XVII NTT, 1969 – 1972
9. Drs. Husein Gnda Subrata, Kolonel Polisi Kadapol XVII NTT 1972 – 1974
10. Leatimea, Kolonel Polisi Dantares NTT 1974 – 1976
11. Drs. FX. Judhono, Kolonel Polisi Danwil NTT, 1976 – 1978
12. Drs. Soejoedono, Kolonel Polisi Danwil NTT, 1978 – 1981
13. Seherman, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1981 – 1985
14. Drs. Muhanad Zein, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1985 – 1986
15. Drs. Yusar Hasan, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1986 – 1988
16. Drs. F .X. Soetopom, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1988 – 1990
17. Drs. I Made Dartha, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1990 – 1992
18. Drs. F. Mailesun, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1992 – 1994
19. Drs. F.X. Luntungan, Kolonel Polisi Kapolwil NTT 1994 – 1995
20. Drs. Tri Mada Dani, Kolonel Polisi Kapolwil NTT/Kapolda NTT 1995 – 1997
(peralihan jabatan dari Kapolwil menjadi Kapolda)
21. Drs. Syawal Hariadi, Kolonel Polisi Kapolda NTT 1997 – 1998
22. Drs. Engkesman, Kolonel Polisi Kapolda NTT 1998 – 1999
23. Jusuf Sudrajdat,S.Sos, Brigjend Polisi Kapolda NTT 1999 – 2000
24. John Lalo,Msc, Brigjend Polisi Kapolda NTT 2000 – 2000
25. Drs. Made M. Pastika, Brigjen Polisi Kapolda NTT 2000 – 2001
26. Drs. Y. Jacki Uly, Brigjend Polisi Kapolda NTT 2001 – 2002
20
27. Drs. E. Aritonang, MM., Brigjend Polisi Kapolda NTT 2002 – 2005
28. Drs. R. B. Sadarum.SH., Brigjen Polisi Kapolda NTT 2005 – 2008
29. Drs. A Bambang Suedi, MM.MH. Brigjend Polisi Kapolda NTT 2008 – 2010
30. Drs. Yorry Yance Worang., Brigjend Polisi Kapolda NTT 2010 – 2012
31. Drs. Ricky H Sitohang, SH. MH Brigjend Polisi Kapolda NTT 2012 – 2013
32. Drs. Ketut Untung Yoga, SH Brigjend polisi Kapolda NTT 2013 – 2014
33. Drs. Endang Sunjaya, SH MH Brigjend Polisi Kapolda NTT 2014 – 2015
34. Brigjen Pol. Drs. E. Widyo Sunaryo Kapolda NTT 2015 -2016
35. Brigjen Pol. Drs. Agung Sabar Santoso 2016 – sekarang
2.3 Tugas dan Fungsi Subbid PID Humas Polda NTT
KASUBBID PID : Bertugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolahan data
serta penyajian informasi dan dokumentasi, serta melakukan anev kegiatan tugas PID
Humas.
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID menyelenggarakan fungsi:
1. Pengumpulan dan pengelolaan data, serta penyajian informasi dan
dokumentasi
2. Penganalisaan dan pengevakuasian kegiatan tugas Subbid PID
3. Peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda
4. Pemproduksikan dan pendokumentasi informasi berkaitan dengan kegiatan
Polda
5. Pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda.
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID dibantu oleh:
1. Urusan Pengumpulan dan Pengolahan Informasi dan Dokumentasi,
bertugas menyelengarakan pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian
Informasi dan dokumentasi.
2. Urusan Peliputan Produksi dan Dokumentasi, bertugas melaksanakan
peliputan, produksi dan dokumentasi
3. Urusan Monitoring, bertugas menyelenggarakan monitoring.
21
2.4 Visi Misi Humas Polri
Visi
“Terwujudnya Postur Humas Polri yang profesional, bermoral dan modern
dibidang kehumasan guna membangun objektivitas, kepercayaan dan partisipasi
masyarakat”
Misi
`
Berdasarkan pernyataan visi yang dicita-citakan tersebut, selanjutnya
diuraikan dalam misi Divhumas Polri yang mencerminkan koridor tugas-tugas
sebagai berikut :
1. Membangun kemampuan kehumasan personil Polri dengan baik SDM,
Sarpras, Sismet, anggaran menuju Front Office Polri;
2. Menjalin kerjasama dengan komponen masyarakat dan pelaku komunikasi;
3. Mencari, menghimpun, mengolah, mendistribusikan, menyimpan informasi
dan data secara menyeluruh, cepat, tepat dan akurat melalui jaringan terbuka
dan mudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjalin komunikasi dua
arah
4. Mendukung kegiatan Kepolisian dan operasi Kepolisian;
5. Kesiapan Polri atas kewajiban memberikan pelayanan informasi publik yang
sudah diberlakukannya UU KIP, sehingga realisasi Humas Polri sebagai Front
Office perlu segera diwujudkan. Karena itu diperlukan dukungan SDM,
sarana prasaran berbasis TI, sistem dan metoda serta anggaran yang memadai.
2.4.1 Visi Misi Humas Polda NTT
Bidang humas Polda NTT memiliki Visi yaitu: Sebagai alat Negara penegak
hukum, pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, pelindung, pengayom, dan
pelayanan masyarakat yang professional dan dekat dengan masyarakat.
22
Misi dari bidang Humas Polda NTT yaitu:
1. Memulihkan keamanan dengan memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan memperhatikan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
2. Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.
3. Mendorong, meningkatkan kesadaran hukum dan mmemelihara ketertiban
masyarakat.
4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan memperhatikan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
23
BAB III
HASIL MAGANG
3.1 Uraian Kegiatan
Dalam proses praktek lapangan/magang pada Subbid PID Humas Polda NTT,
tugas rutin yang diberikan kepada penulis adalah,
1. Mengedit, Memonitoring, dan Membuat Rekapan Berita
Penuis mendapat tugas untuk melakukan editing berita yang ada di website
Humas Polda yang terangkum dari semua jajaran Polres dalam kawasan Polda NTT
dan
kemudian
dimasukan
kedalam
website
resmi
Humas
Polri
www.tribratanews.polri.go.id
Penulis melalukan monitoring melalui akun
media sosial facebook dan
instagram dari Humas Polda NTT, selain itu penulis juga diminta untuk membantu
menyebarkan informasi dan berita seputar Polda NTT yang termuat di dalam website
resmi Humas Polda NTT yaitu www.tribratanewsntt.com. Semua berita yang termuat
didalam website resmi Humas Polda NTT tersebut sudah merupakan gabungan dari
semua Polres dan Polsek yang ada termasuk dalam Satuan Kepolisian Polda NTT.
Media sosial digunakan untuk memonitoring pemberitaan mengenai kegiatan
yang dilakukan oleh kepolisian yang tergabung dalam Satuan Kepolisian Polda NTT,
serta pemberitaan mengenai pemecahan kasus tindak kejahatan yang di lakukan oleh
Kepolisian Polda NTT, tidak hanya itu, penulis
juga di minta untuk mengamati
berita atau informasi yang bersifat hoax dan yang tergolong salah hate speech pada
website ataupun media sosial.
Penulis mendapat tugas untuk melakukan rekapitulasi berita perhari, minggu
dan bulan mulai dari bulan Juni sampai dengan Agustus tahun 2017. Selain itu
penulis belajar untuk menghitung persentasi dan trend berita perminggu dan perbulan
dari semua Polres Kesatuan Polda NTT yang sudah termuat dalam website Humas
Polda NTT, yang kemudian hasil rekapan tersebut diberikan kepada Kabid Humas
24
Polda NTT untuk menjadi bahan evaluasi bulanan yang rutin dilakukan oleh Polda
NTT untuk menilai kinerja dari Satuan Kepolisian Polda NTT.
2. Kegiatan Pers Conference
Penulis mengikuti Kegiatan Pers Conference
yang dilakukan oleh
Reskrimum dan Humas Polda NTT, terkait penangkapan tersangka tindak perjudian
kartu remi yang diamankan oleh pihak Kepolisian Polda NTT pada senin 17 juli 2017
di sebuah rumah kontrakan di jalan Oekalipi Sikumana Kupang. Pada saat
pengrebekan itu terjadi polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti 1 set kartu
remi dan uang sebesar Rp. 4 juta. Tersangka pada kasus perjudian ini sebanyak 4
orang dan salah satu diantaranya pernah terlibat dalam kasus kupon putih dan salah
seorang dari tersangka juga merupakan salah satu Anggota DPRD Kota Kupang.
Keempat tersangka dijerat dengan UU KUHP pasal 303 dengan ancaman pidana
kuran lebih 5 tahun penjara. Pada saat Pers Conference itu berlangsung pun pihak
dari Polda NTT membuat Pers Release dan menggundang wartawan dari media lokal
baik itu surat kabar, televisi, radio, maupun media online yang ada di NTT.
3. Sosialisasi Bersama Duta Humas Polda NTT
Penulis mendapat kesempatan untuk mengikuti dan
melakukan kegiatan
sosialisasi yang selalu dilakukan setiap bulan oleh Humas Polda NTT. Pada kegiatan
sosialisasi tersebut penulis bersama Duta Humas Polda NTT tahun 2017 dan staf dari
Humas Polda NTT melakukan sosialisasi mengenai savety ridding dan penggunaan
helem berstandar nasional, minuman keras dan bahaya narkoba, radikalisme, dan
pancasila sebagai dasar Negara. Selama praktek magang berlangsung penulis
mengikuti kegiatan sosialisasi dan penulis juga dipercayakan untuk membawakan
materi sosialisasi bersama dengan Duta Humas Polda NTT. Sosialisasi yang diikuti
penulis sebanyak sebanyak 3 kali yaitu :
a) Senin, 24 Juli 2017 bertempat di Pantai Tedis Kupang, audiensnya
adalah anak-anak sekolah dan orang-orang yang sedang menunggu
anggkutan, para ojek dan pedagang yang ada di Pantai Tedis.
25
b) Selasa, 25 Juli 2017 bertempat di Pasar Kuanino Kupang, audiensnya
adalah para pedagang, pembeli serta tujang ojek yang sedang berada di
Pasar Kuanino saat itu,
c) Selasa, 29 Agustus 2017 bertempat di Terminal Kupang, audiensnya
adalah anak sekolah dan orang-orang yang sedang menunggu
angkutan serta pedagang dan tukang ojek yang ada pada saat itu.
4. Tugas Peliputan
Penulis diikut sertakan dalam tugas peliputan yang dilakukan staf Humas
Polda NTT, dalam berbagai kegiatan, diantaranya:
a) Peliputan kegiatan sosialisasi bersama Duta Humas Polda NTT tahun
2017 di Pasar Kuanino pada hari Selasa, 26 Juli 2017.
b) Peliputan kegiatan lomba Public Speaking Polwan Polda NTT dengan
bertemakan Human Trafiking yang merupakan rangkaian kegiatan
menjelang HUT Polwan ke- 60 pada hari Senin, 14 Agustus 2017.
c) Peliputan kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba dan minuman
keras yang dilakukan oleh Kapolda NTT dan perwakilan dari Kodim
Kupang pada hari Selasa, 15 Agustus 2017 di halaman Polda NTT.
d) Penulis diikut sertakan dalam tugas peliputan dokumentasi dalam
bentuk video dan foto kegiatan yang dilakukan oleh Polda NTT.
Penulis pernah melakukan peliputan rangkaian kegiatan menjelang
HUT Kemerdekaan Indonesia Ke-72, yang dilakukan pada hari Jumad
tanggal 11 Agustus 2017 dalam kegiatan Penggibaran Bendera Merah
Putih di pesisir pantai yang bertempat di Pantai Tablolong Kupang
Timur, yang di hadiri oleh Kapolda dan Wakapolda NTT serta seluruh
Satuan Kepolisian Polda NTT dan Ibu Bayangkari.
e) Penulis mengikuti serta melakukan peliputan kegiatan pembukaan
pameran pembangunan tahun 2017 bersama dengan jajaran staf
Humas Polda NTT pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2017 di
26
kelurahan Lasiana Kupang, yang diresmikan oleh Wakil Gubernur
Nusa Tenggara Timur.
5. Melakukan Koordinasi dan Perkunjungan.
Penulis bersama staf Humas Polda NTT melakukan koordinasi dengan Bagian
Binmas Polda NTT terkait kegiatan pelatihan kepada satpam yang di bertempat di
Hotel Naka Kupang pada hari Senin, 31 Juli 2017. Penulis bersama Staf Humas Polda
NTT dan Duta Humas Polda NTT juga melakukan perkunjungan ke kantor Badan
Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur pada hari Selasa 26 Juli 2017,
terkait dengan kasus penyalah gunaan narkoba di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan
mengajak BNN Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk bekerja sama dengan Humas
Polda NTT melakukan sosialisasi terkain peredaran narkoba di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
3.2 Analisis Terhadap Kegiatan Magang
1. Mengedit, Memonitoring, dan Membuat Rekapan Berita
a) Mengedit/menyunting Berita
Istilah penyuntingan berasal dari bahasa inggris, yaitu editing.
Yang menyunting naskah beritaatau naskah pendapat menjadi copy
berita adalah desk editor. Mengedit berita tidaklah semata-mata
memotong berita dan memasukannya kedalam kolom yang tersedia.
Namun tentu saja memperhatikan beberapa hal utama dalam
merumuskan penyuntingan suatu berita:
1. Mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
a. Salah ejaan dan struktur kalimat
b. Kesalahan fakta-fakta
c. Kesalahan pada struktur berita
2. Menjaga hal-hal yang tidak kehendaki
a. Masuknya unsur-unsur pendapat
b. Adanya pengulangan kalimat
c. Mengoreksi agar jangan ada fakta tertinggal
27
d. Menjaga agar tidak adanya kata atau kalimat yang dapat
menimbulkan pencemaran nama baik atau salah penulisan
gelar seseorang
e. Mengoreksi atau mengantisipasi berita yang sudah basi atau
yang sudah dimuat sebelumnya
f. Menjaga masuknya berita bohong
b) Memonitoring Berita dan Rekapitulasi Berita
Monitoring diartikan sebagai pengawasan atau pemantauan.
Michaelson dan Griffin. 2005, dalam tesisnya “A New Model for
Media Content Analysis”, Institute for Public Relations, mengatakan
tujuan aktivitas media monitoring adalah menemukenali (to dettect)
dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Melakukan monitor terhadap
pemberitaan dalam media sangat diperlukan untuk mendapatan
informasi dasar yang diperlukan sebagai bentuk feedback atas pesan
yang disampaikan PR ke media. Salah satu teknik yang paling umum
dipakai adalah clip counting atau klipping. Kegiatan monitoring media
ini didahului dengan cara melakukan tracking atau pencarian berita
berdasarkan keyword atau topik yang ditetapkan.
a. Manfaat Media Monitoring
1. Memonitor seluruh elemen media massa, baik itu koran,
majalah, dan internet, sebagai langkah awal untuk
menganalisa kondisi terkini dari sebuah perusahaan,
instansi pemerintah, partai politik, perorangan, dll.
2. Mengetahui,
masyarakat
mengarahkan
terhadap
dan
mengontrol
isu, kampanye,
opini
promosi, atau
sosialisasi yang sedang dilakukan.
3. Pengendalian isu yang berkembang seputar perusahaan,
institusi, atau perorangan.
28
4. Sebagai kontrol atas implementasai kebijakan-kebijakan
institusi atau perusahaan.
5. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan
strategis.
6. Paramater perusahaan, institusi, atau perorangan dalam
membentuk citra di masyarakat.
7. Menghasilkan laporan harian, mingguan, bulanan hingga
tahunan, berikut analisanya
8. laporan berbagai berita yang masuk dalam pantauan akan
berguna dalam proses pengambilan keputusan untuk
menetapkan langkah-langkah strategis.
9. Untuk mengantisipasi berbagai berita negatif yang menerpa
perusahaan.
10. Mengetahui citra perusahaan dari sudut pandang media.
11. Menelusuri tingkat keberhasilan sebuah event perusahaan.
b. Sumber Pengelolaan Data
1. Koran Nasional.
2. Koran Lokal
3. Media Internasional (Koran, Majalah, TV, dan Internet)
4. Sosial Media (Twitter, Facebook, dll)
Kegiatan ini merupakan tugas rutin harian yang diberikan kepada penulis
selama penulis melakukan praktek magang. Pada kegiatan ini penulis mengetahui
salah satu produk Humas Polda NTT yaitu berita seputar Polda NTT dan kinerja
kepolisian melalui website resmi Humas Polda NTT. Selain itu berita yang dibuat
oleh Bidang PID Humas Polda NTT ini bertujuan untuk menginformasikan kepada
masyarakat umum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari Bidang PID Humas
Polda NTT, yaitu sebagai berikut:
Dalam melaksanakan tugas, Subbid PID menyelenggarakan fungsi:
29
1. Pengumpulan dan pengelolaan data, serta penyajian informasi dan
dokumentasi
2. Penganalisaan dan pengevakuasian kegiatan tugas Subbid PID
3. Peliputan informasi yang berkaitan dengan pemberitaan kegiatan Polda
4. Pemproduksikan dan pendokumentasi informasi berkaitan dengan kegiatan
Polda
5. Pemantauan hasil peliputan dan penyajian informasi kegiatan Polda.
Pada tugas dan fungsi diatas poin ke 4 dan ke 5, Subbid PID Humas Polda
NTT sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam memproduksi berita
dan menyebarkan berita/informasi kepada masyarakat, berita yang dibuat oleh Subbid
PID Humas Polda NTT merupakan berita positif yang memuat tentang kinerja serta
keberhasilan yang dicapai oleh polisi dan Polda NTT sebagai Institusi Pemerintahan
di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Melakukan pemantauan hasil peliputan dengan
cara melihat respon dalam bentuk komentar di media sosial Facebook Humas Polda
NTT terhadap berita positif yang sudah dibagikan di media sosial, tidak hanya itu ada
juga beberapa orang yang membagikan kembali berita yang sudah di posting di akun
media sosial mereka. Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja serta keberhasilan
Polda NTT didukung oleh masyarakat, dan keberadaan Polda NTT sebagai salah satu
Institusi Pemerintahan yang berfungsi untuk menjaga dan mengayomi masyarakat di
percaya dan punya citra yang baik di mata masyarakat.
Tantangan yang dihadapi adalah ketika ada sebuah kasus muncul dan
melibatkan anggota kepolisian, maka pihak dari Humas Polda NTT dalam hal ini
Subbid PID akan lebih banyak memproduksi berita positif tentang kepolisian yang
berfungsi untuk menyeimbangkan dan bisa menutupi berita negatif tentang anggota
polisi yang sedang terlibat kasus, sehingga citra kepolisian tetap baik di mata
masyarakat.
2. Kegiatan Pers Conference
Konferensi pers adalah acara khusus yang dibuat sebagai sarana untuk
mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan atau mempromosikan kebijaksanaan
30
dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan penerimaan publik pada pihak
pemrakarsa acara. Tujuan utama konferensi pers adalah untuk mewujudkan keinginan
pemrakarsa untuk menyampaikan pernyataan atau informasi oleh organisasi atau
individu dengan mengundang media massa agar datang dan meliput dengan harapan
berita akan disiarkan seluas-luasnya. Publikasi informasi ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran.
Informasi yang disampaikan pada konferensi pers biasanya meliputi:
1. Menyampaikan kinerja perusahaan
2. Untuk membantah isu atau berita miring
3. Menyampaikan informasi produk atau layanan baru
Secara garis besar Konferensi pers adalah aktivitas sosialisasi dan konfirmasi
atas aktivitas, berita, produk dan jasa yang menyangkut masyarakat. Ketika proses
kegiatan pers conference yang dilakukan oleh Humas Polda NTT mengenai suatu
kasus yang baru terjadi, Humas Polda NTT sudah sangat baik ketika memberikan
keterangan dan penjelasan secara jelas dan rinci kepada wartawan yang hadir pada
saat pers conference terjadi, serta mendapat respon yang baik wartawan dari mediamedia lokal seperti media tv, radio, surat kabar maupun media online di Kota
Kupang.
Hal ini sesuai dengan Misi dari Humas Polri yaitu, Menjalin kerjasama
dengan komponen masyarakat dan pelaku komunikasi. Humas Polda NTT sudah
memiliki media relations yang baik sehingga ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh
Polda NTT maka media-media lokal pun ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan
tersebut, dan media-media lokalpun cenderung memuat berita-berita positif tetang
anggota kepolisian sehingga membantu membentuk opini dan mindset masyarakat
tentang anggota kepolisian, yang secara tidak langsung membentuk citra positif polisi
dimata masyarakat.
3. Sosialisasi Bersama Duta Humas Polda NTT
Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center proses manajemen public
relations sepenuhnya mengacu kepeda pendekatan manajerial. Proses perencanaan ini
31
dapat dilakukan melalui empat tahapan atau langkah-langkah pokok yang menjadi
landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :
1. Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui
penelitian dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap
dan perilaku publik terhadap lembaga.
2. Planning
: Berdasarkan
pada
rumusan
masalah,
dibuat
strategi
perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja
berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan
public
3. Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan
pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya
yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.
4. Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil
pelaksanaan
program
dari
perencanaan,
pelaksanaan
program,
pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari
program tersebut
Dalam proses sosialisasi yang dilakukan oleh Duta Humas Polda NTT dan
staf Humas Polda NTT Subbid Penalaran Masyarakat, mahasiswa melihat ada
beberapa hal yang sedikit berbeda antara praktek dengan yang dipelajari di bangku
perkuliahan dalam hal tahapan dalam proses sosialisasi. Berdasarkan yang dipelajari
oleh mahasiswa, untuk melakukan proses sosialisasi, terdapat tahapan yang
diantaranya:
a) Survey, Fact finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang
mendukung program humas mengenai situasi, pendapat, sikap, dan
reaksi publik terhadap kegiatan, kebijakan atau produk suatu
perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, praktisi humas dapat
menganalisis data dan informasi yang sudah tersedia baik di buku,
jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya. pada
tahap ini juga seorang yang akan melakukan kegiatan kehumasan
32
dalam hal ini sosialisasu harus turun secara langsung dan melakukan
pengamatan terhadap lokasi tempat yang akan dilangsungkan
sosialisasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan materi sosialisasi
sesuai dengan masalah yang muncul dan sesuai dengan audiens yang
akan menjadi sasaran dalam praktek sosialisasi tersebut.
b) Planning, Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding,
maka pada tahapan selanjutnya
(problem),
Selanjutnya
melakukan Penyusunan masalah
dilakukan
pemikiran
sebuah
konsep
pemecahan masalah tersebut, kemudian dibuat sebuah perencanaan
matang mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan, perincian
waktu secara teratur dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Palam tahap ini perlu adanya persiapan dalam hal materi, audiens,
serta lokasi dalam melakukan sosialisasi ataupun praktek public
speaking. Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C,
yaitu suatu penilaian terhadap hubungan komunikator