KESULTANAN dan ISLAM DI PAPUA

KESULTANAN
ISLAM DI PAPUA

Oleh :
KELAS X MIPA 1
INDRIYANI MAYA M. (11)
ISBAKHUL LAILATIL F. (12)

Islam
Masuk Ke
Indonesia

Perkemban
gan Islam di
Papua
Kerajaan
Islam di
Papua

PETA KONSEP


PROSES PENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
• Penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung
sejak lama.
• Terdapat beberapa Kesultanan Islam di Papua. Di
antaranya adalah Kesultanan Waigeo, Kesultanan
Misool, Kesultanan Salawati, Kesultanan Sailolof,
Kesultanan Fatagar, Kesultanan Rumbati (terdiri
dari Kesultanan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan
Wertuar), Kesultanan Kowiai (Namatota),
Kesultanan Aiduma, Kesultanan Kaimana.
• Dari sumber tradisi lisan dari keturunan sultansultan di Raja Ampat-Sorong, Fakfak, Kaimana, dan
Teluk Bintuni-Manokwar, Islam sudah lebih awal ke
daerah Papua.

Pendapat Kedatangan Islam di
Papua

a. Pada tahun 1360 Islam sudah datang di Papua dan
disebarluaskan oleh mubalig asal Aceh, Abdul
Ghafar. Pendapat ini juga disampaikan oleh putra

bungsu Raja Rumbati ke-16 (Muhammad Sidik
Bauw) dan raja Rumbati ke-17 (H. Ismail Samali
Bauw). Abdul Ghafar orang yang pertama kali
berdakwah selama 14 tahun, dari tahun 1360-1374
di Rumbati dan sekitarnya. Abdul Ghafar kemudian
wafat dan dimakamkan di belakang masjid
kampung Rumbati tahun 1374 M.

b. Agama Islam diperkenalkan pertama kali di tanah Papua di
Jazirah Onin (Patimunin-Fakfak) oleh seorang suf bernama
Syarif Muaz Al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari
negeri Arab. Penyebaran Islam dilakukan pada pertengahan
abad ke-16, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Masjid
Tunasgain yang sudah berumur sekitar 400 tahun yang sudah
dibangun sejak tahun 1587 M.
c. Islamisasi peradaban agama di Papua, khususnya di Fakfak
dikembangkan dan disebarkan oleh pedagang dari Arab
bernama Haweten Attamimi dan pedagang-pedagang Bugis
melalui Banda dan Seram Timur yang telah lama menetap di
Ambon. Proses peng-islamannya dilakukan dengan cara

khitanan. Hal ini tidak lepas dari ancaman penduduk
setempat, apabila orang yang disunat mati, maka kedua
mubalig akan dibunuh. Namun, akhirnya mereka berhasil
dalam khitanan tersebut. Dengan keberhasilan itu, penduduk
setempat berduyun-duyun masuk agama Islam.

d. Pendapat yang mengatakan proses masuknya Islam di Papua
berawal pada masa pemerintahan Sultan Mohammad al-Bakir,
Kesultanan Bacan menganjurkan dan mewajibkan untuk
melakukan syiar Islam ke seluruh penjuru negeri, seperti
Sulawesi, Filipina, Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa, dan Papua.
Thomas Arnold menyatakan Sultan Bacan yang pertama kali
masuk Islam yaitu Zainal Abidin yang memerintaha tahun 1521
Masehi. Bacan telah menguasai suku-suku di Papua serta
pulau-pulau di sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool,
Waigama, dan Salawati. Pada tahun 1906 Masehi, Sultan Bacan
meluaskan kekuasaannya hingga ke Semenanjung Onin Fakfak,
di barat laut Papua. Dengan memengaruhi masyarakat
setempat dan menggunakan jasa para pedagang muslim, para
pemuka masyarakat di pulau-pulau kecil itu akhirnya memeluk

Agama Islam. Akan tetapi, masih banyak penduduk asli di
pedalaman yang belum mampu memeluk agama Islam dan
masih menganut ajaran animisme.

e. Islam di Papua berasal dari Maluku Utara (TernateTidore). Pendapat tersebut berdasarkan dari sumber
sejarah Kesultanan Tidore yang menyebutkan pada
tahun 1443 M, Sultan Ibnu Mansur ( Sultan Tidore X
atau Sultan Papua 1) memimpin ekspedisi ke daratan
tanah besar (Papua). Setelah tiba di wilayah Pulau
Misool dan Raja Ampat, kemudian Sultan Ibnu Mansur
mengangkat Kaicil Patrawar, putra Sultan Bacan
dengan gelar Komalo Gurabesi (Kapita Gurabesi).
Kapita Gurabesi kemudian dikawinkan dengan Sultan
Ibnu Mansur bernama Boki Tayyibah. Setelah itu,
berdirilah empat kerajaan yang ada di Kepulauan Raja
Ampat. Kesultanan-Kesultanan yang ada di Kepulauan
Raja Ampat di antaranya Kesultanan Salawati,
Kesultanan Misool, dan kesultanan lainnya.

Kerajaan-Kerajaan Islam Di Papua

Kerajaan Namatota (Kowiai)
       Dari silsilah Raja Namatota diketahui bahwa Raja Namatota pertama
yakni Ulan Tua, telah memeluk Islam hingga sekarang diketahui merupakan
generasi kelima. Lamarora merupakan raja kedua kerajaan Namatota
diperkirakan hidup pada tahun 1778-1884. Raja Lamarora selanjutnya
datang ke daerah Kokas dan disana beliau telah menyebarkan agama Islam
dan kawin dengan perempuan bernama Kofah Batta, selanjutnya pasangan
ini merupakan cikal-bakal Raja-raja Wertuar. Salah seorang Raja Wertual
(Kokas) bernama M. Rumandeng al-Amin Umar Sekar 1934, dengan gigih
pernah menentang pemerintah Belanda dengan tidak mau menyetor uang
tambang minyak kepada mereka. Akibatnya dia dipenjara di Hollandia
(Jayapura) sebelum kemudian dibebaskan.

Raja-raja yang pernah memimpin
Kerajaan Namatota
• Kasim Buseru
• Hayum Ombaier
• Randi Asnawi Ombaier

Kerajaan Komisi

Seorang Putera Mahkota Raja Komisi bernama Hakim Achmad
Aituararauw menyebutkan bahwa kerajaan Islam pertama didirikan di
Pulau Adi pada tahun 1626 dengan nama Eraam Moon, yang diambil dari
bahasa Adi Jaya yang artinya “Tanah Haram”. Raja pertamanya bernama
Woran. Namun jauh sebelumnya pada abad ke XV (1460-1541) penguasa
pertama di pulau Adi, Ade Aria Way, telah menerima Islam yang dibawa
oleh Syarif Muaz yang mendapat gelar Syekh Jubah Biru, yang
menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu. Namun sambutan positif
lebih banyak diterima di pulau Adi dalam hal ini di daerah kekuasaan Ade
Aria Way. Setelah masuk Islam Ade Aria Way berganti nama menjadi
Samai. Kemudian Samai mencatat bahwa pada tahun 1760 Ndovin yang
merupakan generasi kelima dari Samai mendirikan kerajaan Kaimana dan
bertahta di sana dengan gelar Rat Umis As Tuararauw yang kemudian
dikenal dengan nama Raja Komisi.

Kerajaan Fatagar
       Keterangan yang diperoleh dari Raja Fatagar, Arpobi
Uswanas 1997, menceritakan bahwa Fatagar I yaitu Tewal,
diperkirakan hidup pada tahun 1724-1814. Raja Tewal bertahta
di daerah Tubir Seram, yang hijrah dari Rumbati (daerah Was).

Pada saat kerajaan Fatagar masih di Rumbati, disana Islam
sudah ada dan berkembang dengan ditemukannya puing-puing
bekas reruntuhan masjid. Itu berarti Islam sudah masuk di
daerah Rumbati sebelum tahun 1724. Sementara itu,
berdasarkan keterangan Raja Rumbati ke 16, H. Ibrahim Bauw
1986, bahwa Islam masuk di Was pada tahun 1506 melalui
perang besar antara Armada Kesultanan Tidore yang dipimpin
Arfan dengan Kerajaan Rumbati.

Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Fatagar
• Kanumbas
• Kurkur
• Mafa
• Kamarudin
• Said Arobi Uswanas
• Taufq Heru Uswanas

Kerajaan Atiati
Di Kabupaten Fakfak pada masa awal masuknya

agama Islam ada empat raja yang berkuasa diantaranya
Raja Ati-ati, Ugar, Kapiar dan Namatota (sekarang masuk
dalam wilayah kabupaten Kaimana). Masing-masing raja
tersebut mendirikan mesjid dan masjid tersebut yang
digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan agama
Islam. Akan tetapi mesjid yang didirikan oleh raja Ati-ati
pada saat itu pada umumnya terbuat dari kayu sehingga
tidak bisa lagi ditemukan wujud maupun sisa-sisanya.
Satu-satunya mesjid yang ditunjukkan oleh keturunan
Raja Ati-ati adalah mesjid Werpigan yang dibangun pada
tahun 1931 oleh Raja ke-9.

Raja-raja yang pernah
memerintah Kerajaan
Atiati

• Ulan Tui
• Lamarora
• Menau Bauw
• Kakabusan Bauw

• Wainesin Kakabusan
Bauw
• Mampati Bauw
• Sangil Bauw –Regent











Ongga Bauw –Regent
Yusuf Kerewainja Bauw
Haji Haruna
Nurma (Njora Latin)(f)
Mafa

Muhammad Bai
Wakil-Raja J.A. Bai
Nataniel Talla
Onim Bai

Kerajaan Rumbati
Salah satu raja mantan raja dari kerajaan Rumbati adalah Patipi. Beliau sudah
memerintah sejak lama. Beliau dikenal karena keinginannya memperkenalkan dan
membawa Islam kepada orang-orang disekitarnya. Keberadaan dinasti raja ini adalah
dinasti kedua yang mana pernah memerintah di Patipi.
Raja pertama masih dalam pemerintahan di abad ke-20 bahkan, sempat diperintah
olehnya selama dua kali periode raja pada waktu itu, ketika dinasti kedua
memerintah. Raja yang memerintah kini adalah sebatas wilayah Raja Bupati, yaitu
Raja Patipi ketika Raja Bupati, Ahmad Iba dianggap sebagai penguasa ke-16 kerajaan
Patipi.
Ketika saudara kandungnya Raja Usman Iba meninggal, ia menjadi bupati karena
anak raja mewariskannya sebagai penerus atau ahli waris (putra raja almarhum)
disaat ia masih mempelajari yaitu Raja Muda Atarai Iba. Hal ini tidak diketahui, ketika
ahli waris tahta akan dinobatkan sebagai raja baru. Bupati adalah pensiunan
pegawai dari departemen perikanan kabupaten Fak Fak.


Raja-raja yang pernah
memerintah Kerajaan
Rumbati
• Patipi
• Bauw Berani (Tela Bauw)
• Manimomoa Bauw
• Gefasami Bauw
• Mauda Na-Tiasa Bauw
• Ritupun Bauw
• Ana-Koda Bauw
• Patmaguri Bauw
• Mampati Bauw
• Nawarisa Bauw
• Tajam Bauw










Ismail Bauw I
Abduljalil
Samsli Bauw
Muhammad Sidik Bauw
Abubakar Bauw
Ibrahim Bauw
Ismail Bauw II
Abubakar Saleh Bauw

Kerajaan Pattipi
Masuknya Islam di Papua, khususnya di Teluk Patipi, memiliki
keterkaitan dengan masuknya agama Islam di Papua. Masuknya
Islam di tanah Papua terdiri dari tujuh versi, yaitu versi orang
Papua, Aceh, Arab, Jawa, Banda, Bacan, serta versi Tidore dan
Ternate. Masing masing dengan argumentasinya yang berbedabeda. Menurut orang asli Papua Fakfak, yang masih kuat dengan
adat dan legendanya, Islam bukan dibawa dan disebarkan oleh
Kerajaan Tidore, Arab, Jawa, atau Sulawesi. Akan tetapi, Islam
sudah berada di Pulau Papua sejak pulau ini diciptakan oleh
Tuhan. 
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Pattipi
• Usman Iba
• Achmad Iba  

Kerajaan Sekar
Informasi atau tentang situs-situs khusus
Kerajaan Sekar sulit diperoleh, namun dapat
diyakini bahwa Kerajaan Sekar merupakan
salah satu kerajaan dari 9 kerajaan Islam yang
berada di Kepulauan Raja Ampat.

Kerajaan Wertuar
Raja Wetuar ke X yakni Musa Haremba, bahwa Raja pertama
Wertuar adalah Vijao. Penduduk meyakini bahwa asal muasal Raja
Vijao ini dari cahaya, sedang Raja kedua bernama Ukir. Selanjutnya
Raja ketiga bernama Winey yang beristrikan Boko Kopao dari
Namatoria. Dari susunan Raja-raja Wertuar, yang dilantik Sultan
Tidore adalah Raja ketujuh yakni Lakate pada tahun 1886. Namun
pendapat lain mengatakan bahwa yang dilantik adalah Raja Wertuar
keenam, yakni Sanempe. Hubungan Lakate dengan Sanempe adalah
hubungan saudara dan bukan hubungan bapak anak, yang berarti
mereka hidup dalam satu zaman. Terlepas dari siapa yang dilantik
dari kedua raja tersebut, kedua sumber tadi menjelaskan bahwa Raja
Wertuar tersebut dilantik oleh Sultan Tidore yang bernama
Muhammamd taher Alting pada tahun 1886 di Karek, Sekar Lama.
Turut hadir dalam peristiwa pelantikan adalah Raja Rumbati, Abdul
Jalil, dan Raja Misool Abdul Majid.

Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Wert
• Heremba
• Semempes
• Waraburi
• Lakatey Heremba
• Paris Heremba
• Nazar Heremba
• Musa Heremba

Kerajaan Arguni
Di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional,
yaitu Kerajaan Rumbati, Kerajaan Fatagar dan Kerajaan Atiati.
Di samping tiga kerajaan tersebut di atas ada pula beberapa
kerajaan lain yaitu kerajaan-kerajaan yang pada mulanya
berada di bawah kekuasaan kerajaan Rumbati, tetapi kemudian
berhasil memperoleh pengakuan sebagai kerajaan tersendiri
terutama pada masa awal pax neerlandica (1898).
1. Kerajaan Pattipi
2. Kerajaan Sekar
3. Kerajaan Wertuar 
4. Kerajaan Arguni
Seperti halnya Kerajaan Sekar, informasi ataupun data lengkap
dari kerajaan ini sulit ditemukan.

Kerajaan Kaimana
Kaimana adalah salah satu dari
semenanjung Bomberai di Papua.

9 kerajaan kecil 

di

Awalnya Kaimana adalah bagian dari kerajaan Namatota
(Namatotte),
namun
perlahan
tapi
pasti
menjadi efektif suatu daerah pada itu sendiri.
Kaimana pasti sudah 5 abad milik sendiri. Beberapa abad
lalu itu bergabung dengan Namatota. 
Namatota memiliki raja
raja
lebih
kecil di
bawah
kekuasaan itu.
Ketika Kaimana masih
adalah daerah independen,
itu memerintah
dari
pulau
Adi,
tapi kemudian
mereka pergi ke daerah Kaimana tepat dan menyebut

Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan
Kaimana
• Umis I Imaga
• Umis II Basir Onin
• Umis III Woran
• Umis IV Nduvin
• Umis V Naro’E
• Umis VI Achmad Aituarauw
• Umis VII Muh Achmad Rais Aituarauw
• Umis VIII Abdul Hakim Achmad Aituarauw

Pengaruh Islam di Papua
Pengaruh Agama Islam dalam kehidupan potret suasana keagamaan di daerah Papua
sangat unik, karena di satu sisi agama Islam telah merupakan ”agama resmi” bagi
kerajaan-kerajaan di kepulauan Raja Ampat, Semenanjung Onin dan di daerah Kowiai
(Kaimana). Hal ini ditandai dengan raja dan keluarganya telah memeluk agama Islam,
serta adanya institusi resmi yang berkaitan pengaturan kehidupan masyarakat.
Pengaruh raja umumnya sangat besar dalam membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Akan tetapi di sisi lain tampak pengamalan ajaran Islam sebagian penduduk Papua
masih kurang mendalam sehingga terjadi keadaan yang kontradiktif. Diterimanya Islam
sebagai agama dan jalan hidup masyarakat Papua, maka pranata-pranata kehidupan
sosial budaya memperoleh warna baru. Keadaan ini terjadi karena penerimaan mereka
kepada Islam sebagai agama, tidak terlalu banyak mengubah nilai-nilai, kaidah-kaidah
kemasyarakatan dan kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Apa yang dibawa oleh
Islam pada mulanya datangnya, hanyalah urusan-urusan ‘ubudiyah (ibadat) dan tidak
mengubah lembaga-lembaga dalam kehidupan masyarakat yang ada. Islam mengisi
sesuatu dari aspek kultural mereka, karena sasaran utama dari pada penyebaran awal
Islam hanya tertuju kepada soal iman dan kebenaran tauhid.

Video

Video

Pertanyaan
1. Kesultanan yang berada di Papua di antaranya sebagai berikut, kecuali... .
a. Kesultanan Waigeo
b. Kesultanan Atiati
c. Kesultanan Rumbati
d. Kesultanan Pattipi
e. Kesultanan Pattipei
2. Mubalig asal Aceh yang menyebarkan pertama kali agama Islam di Papua
adalah... .
a. Abdul Ghafar
b. Syekh Jubah Biru
c. Syarif Muaz
d. Muhammad Bakir
e. Zainal Abidin

3. Islam pertama kali masuk di Papua pada tahun... .
a. 1370
b. 1374
c. 1360
d. 1330
e. 1361
4. Nama dari putra Raja Rumbati ke-16 adalah... .
a. Muhammad Sidik Bauw
b. M. Rasyid Bauw
c. Abdul Ghafar
d. Syekh Jubah Biru
e. Syarif Muaz

5. Proses islamisasi di Fak-fak dikembangkan
oleh... .
a. Abdul Ghafar
b. Haweten Jalal
c. Jalal Abdullah
d. Haweten Attamimi
e. Abdul Haweten
6. Islam di Papua berasal dari... .
a. Manokwari
b. RajaAmpat
c. Bacan
d. Fak-Fak
e. Tengger

7. Pada masa pemerintahan siapakah dicanangkan
penyiaran Islam ke seluruh negeri....
a. Sultan Muhammad Al-Bakir
b. SultanMalik As-Shaleh
c. Sultan Muhammad
d. Sultan Ali Shaleh
e. Sultan Hasanuddin
8. Raja Bacan yang masuk Islam pertama kali adalah... .
a. Zainal Arifn
b. Zainal Abidin
c. Zainal Mahmudi
d. Zainal Hanadi
e. Zainal Abdullah

9. Generasi ke-5 lamarura sekaligus Raja pertama Kerajaan
Nematoma adalah... .
a. Ulan Tugu
b. Ulan Tiuw
c. Ulan Taun
d. Ulan Lama
e. Ulan Tua
10.Nama kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Adi menurut
Hakim Achmad Aiturarauw adalah... .
a. Eraas Mush
b. Eraam Moon
c. Eraan Moon
d. Eraan Sun
e. Eraan Star

11.Raja pertama Kerajaan Islam di Pulau Adi adalah... .
a. Woran
b. Waran
c. Wuran
d. Wairan
e. Wikan
12.Fatagar I/Tewal diperkirakan hidup pada tahun... .
a. 1724-1814
b. 1724-1813
c. 1723-1814
d. 1723-1813
e. 1725-1815

13.Islam masuk di Was pada tahun 1506 melalui perang
antar... .
a. Kerajaan Tidore dengan Rumbati
b. Kerajaan Ternate
c. Kerajaan Tidore dengan Ternate
d. Kerajaan Fatagar dengan Rumbati
e. Kerajaan Rumbati dengan Ternate
14.Raja Rumbati adalah... .
a. Palupi
b. Patata
c. Patipi
d. Patapi
e. Pitapa

15.Versi masuknya agama Islam di Papua yaitu,
kecuali... .
a. Versi Papua
b. Versi Ternate dan Tidore
c. Versi Jawa
d. Versi Banten
e. Versi Fatagar
16.Nama raja ketiga dari Kerajaan Fatagar adalah... .
a. Kanumbas
b. Kurkur
c. Mafa
d. Kamarudin
e. Said Arobi Uswanas

17.Urusan-urusan yang pertama kali dibawa oleh Islam
ke Papua adalah... .
a. ‘Ubudiyah
b. Gotong royong
c. Tauhid
d. Toleransi
e. Iman
18. Salah satu Kerajaan Islam yang terletak di
Semenanjung Bomberai Papua adalah... .
a. Kerajaan Waigeo
b. Kerajaan Fatagar
c. Kerajaan Atiati
d. Kerajaan Kaimana
e. Kerajaan Rumbati

19.Raja Tewal, raja dari Kerajaan Fatagar bertahta di daerah...
.
a. Tubir Samar
b. Tabir Samur
c. Tabir Sumur
d. Tubir Sanur
e. Tubir Semar
20.Raja yang pernah menentang pemerintah Belanda dengan
tidak mau menyetor uang tambang minyak kepada
mereka, sehingga dia dipenjara di Hollandia adalah... .
a. M. Rumandeng al-Amin Umar Sekar
b. Abdul Ghafar
c. Tabir Bauw
d. Syarif Muaz
e. Mansyur Hakiki

Uraian
1. Jelaskan secara singkat proses masuknya
Agama Islam di Papua!
2. Sebutkan kerajaan-kerajaan yang terdapat di
Raja Ampat!
3. Sebutkan raja-raja yang pernah memimpin
Kesultanan Fatagar!
4. Sebutkan tujuh versi masuknya Islam di
Papua!
5. Jelaskan secara singkat pengaruh Islam di
Papua!

Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1. E
2. A
3. C
4. A
5. D
6. C
7. A
8. B
9. C
10.B

11.B
12.A
13.A
14.C
15.E
16.C
17.A
18.D
19.E
20.A

Kunci Jawaban Uraian
1. Penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung sejak lama.
Terdapat beberapa Kesultanan Islam di Papua. Di antaranya
adalah Kesultanan Waigeo, Kesultanan Misool, Kesultanan
Salawati, Kesultanan Sailolof, Kesultanan Fatagar, Kesultanan
Rumbati (terdiri dari Kesultanan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni,
dan Wertuar), Kesultanan Kowiai (Namatota), Kesultanan
Aiduma, Kesultanan Kaimana. Dari sumber tradisi lisan dari
keturunan sultan-sultan di Raja Ampat-Sorong, Fakfak,
Kaimana, dan Teluk Bintuni-Manokwar, Islam sudah lebih awal
ke daerah Papua.
2. Kesultanan Salawati, Kesultanan Misool atau Kesultanan
Sailolof, Kesultanan Batanta, Kesultanan Waigeo.

3. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan
Fatagar yaitu, Kanumbas , Kurkur, Mafa,
Kamarudin, Said Arobi Uswanas, Taufq Heru
Uswanas.
4. Masuknya Islam di tanah Papua terdiri dari
tujuh versi, yaitu versi orang Papua, Aceh,
Arab, Jawa, Banda, Bacan, serta versi Tidore
dan Ternate

5. Pengaruh Agama Islam dalam kehidupan potret suasana keagamaan di
daerah Papua sangat unik, karena di satu sisi agama Islam telah merupakan
”agama resmi” bagi kerajaan-kerajaan di kepulauan Raja Ampat,
Semenanjung Onin dan di daerah Kowiai (Kaimana). Hal ini ditandai dengan
raja dan keluarganya telah memeluk agama Islam, serta adanya institusi
resmi yang berkaitan pengaturan kehidupan masyarakat. Pengaruh raja
umumnya sangat besar dalam membantu tersebarnya Islam di daerah ini.
Akan tetapi di sisi lain tampak pengamalan ajaran Islam sebagian penduduk
Papua masih kurang mendalam sehingga terjadi keadaan yang kontradiktif.
Diterimanya Islam sebagai agama dan jalan hidup masyarakat Papua, maka
pranata-pranata kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru. Keadaan
ini terjadi karena penerimaan mereka kepada Islam sebagai agama, tidak
terlalu banyak mengubah nilai-nilai, kaidah-kaidah kemasyarakatan dan
kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Apa yang dibawa oleh Islam pada
mulanya datangnya, hanyalah urusan-urusan ‘ubudiyah (ibadat) dan tidak
mengubah lembaga-lembaga dalam kehidupan masyarakat yang ada. Islam
mengisi sesuatu dari aspek kultural mereka, karena sasaran utama dari pada
penyebaran awal Islam hanya tertuju kepada soal iman dan kebenaran
tauhid.