KONSEP DAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsifisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Perkembangan merupakan proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan dan perkembangan saling berkesinambungan. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan
didapati bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan
bertambahnya umur. Sama hal nya dengan pertumbuhan dan perkembangan pada
peserta didik. pengalaman dan pengetahuan peserta didik terus-menerus akan
mengalami perkembangan yan didapatnya dari pendidikan keluarga, sekola,
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Petumbuhan dan Perkembangan
Menurut kebanyakan penulis psikologi terutama di tanah air, pertumbuhan
berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar dan luas yang
bersifat konkret. Perubahan seperti ini di,anifestasikan, misalnya dalam peristiwa
pembesaran atau penambahan yakni : dari kecil menjadi besar, dari pendek
menjadi panjang, dan lain-lain perubahan yang bersifat biologis. Dengan kata lain,
pertumbuhan berarti kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur-angsur
seperti badan yang menjadi besar dan tegap,juga kaki dan tangan yang semakin
panjang.
Sementara itu, perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang
mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ
jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ
fisik dan tidak dapat diukur. Selanjutnya, berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya,
sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan
fisik. Alhasil, apabila tangan dan kaki seseorang telah mencapai kematangannya
pada usia 21-22 tahun, maka organ-organ itu tidak akan memanjang atau
membesar lagi, sedang kecakapan psikis seperti sikap dan pengetahuan orang
tersebut masih terus berkembang. ( Muhibbin Syah, 2014:3).
2.1 Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan
Fase perkembangan adalah penahapan atau periodesasi tentang kehidupan
manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Meskipun seorang anak mempunyai fase perkembangan yang berbeda satu
dengan yang lain tetapi secara umum terdapat tanda atau ciri perkembangan
2
yang hampir sama atas dasar ini para ahli membagi fase perkembangan anak
menjadi
beberapa
diantaranya
fase
biologis
dan
fase
psikologis.
(Dra.Desmita,M.Si.,2009:20)
2.1.1
Fase Biologis
Menurut Aristoteles titik berat fase-fase perkembangan ini
didasarkan pada gejala-gejala pertumbuhan fisik anak, atau
didasarkan pada proses biologis tertentu. Ia membagi fase
perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam
tiga masa, dimana setiap fase meliputi masa 7 tahun, yaitu :
1. Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, dan diakhiri
dengan tanggal (pergantian) gigi.
2. Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai
dari
tumbuhnya
gigi
baru
sampai
timbulnya
gejala
berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
3. Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi
dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari bekerjanya kelenjarkelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.
Menurut
Maria
Montessori,
pembagian
fase-fase
perkembangan anak mempunyai arti biologi, sebab perkembangan
itu adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas
kebutuhan vital (masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase-fase
perkembangan itu adalah :
1. Periode 1, umur 0-7 tahun yaitu periode penangkapan dan
pengenalan dunia luar dengan pancaindera.
2. Periode 2, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak, dimana anakanak mulai menilai pertumbuhan manusia atas dasar baik buruk
dan mulai timbulnya insan kamil.
3. Periode 3, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan
kepekaan social.
4. Periode 4, umur 18 keatas, yaitu periode pendidikan perguruan
tinggi.
3
2.1.2
Fase Psikologis
Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang
menonjol,
yang
menandai
masa
dalam
periode
tersebut.
Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya :
Oswald Kroch yang dipandang terdapat pada anak-anak
umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang di
manifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras kepala.
Menurut Kohnstamm perkembangan dilihat dari sisi
pendidikan dan tujuan luhur umat manusia.
2.1.3
Fase Perkembangan Menurut Konsep Islam
Perkembangan menurut konsep islam merujuk kepada ayatayat al-quran dan hadist-hadist Rasulullah SAW. Yang dapat
dibedakan menjadi tiga fase.
1. Periode Pra-Konsepsi
Yaitu perkembangan manusia sebelum masa pertumbuhan
sperma dan ovum.
2. Periode Pra-natal
Periode perkembangan manusia dimulai dari pembuahan
sperma dan ovus sampai masa kelahiran.
3. Periode Kelahiran sampai maut/ meninggal dunia.
a. Fase neo-natus, muali dari kelahiran sampai kira-kira
minggu keempat.
b. Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai
usia sekitar 7 tahun.
c. Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu
membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan
yang salah Fase in dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau 13
tahun.
4
d. Fase baligh, yaitu fase dimana usia telah mencapai usia
muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan haid
bagi perempuan. Fase ini dimulai usia sekitar 15-40tahun
e. Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase dimana seseorang
telah
memiliki
tingkat
kesadaran
dan
kecerdasan
emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam.
Fase ini dimulai usia 40tahun sampai meninggal dunia.
f. Fase kematian, yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari
jadas manusa. Fase kematian ini di awali dengan adanya
naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.
2.1.4
Fase perkembangan berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak
pada masa-masa tertentu. Permbagian seperti ini dikemukakan oleh
Johann Amos Comenius seorang ahli dari Moravia. Fase-fase
perkembangan tersebut adalah :
1. 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alatalat indera dan memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan
ibu.
2. 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak
mengembangkan daya ingatnya dibawah pendidikan sekolah
rendah.
3. 12-18 tahun = sekolah bahasa latin, merupakan masa
ppengembangan daya fikir dibawah pendidikan sekolah
menengah
4. 14-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan
masa pengembangan kemampuannya dan memiliki suatu
lapangan hidup.
5
2.2 Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh
pengaruh genetik dan lingkungan lebih baiknya perlu diuji dampak positif
dan negatifnya. Berikut beberapa faktor pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik pada umumnya. Pertama, faktor warisan genetic dan
interaksi kepada lingkungan.Kedua, Faktor sosial-ekonomi, seperti
pengaruh pendapatan,perumahan,gizi,pendidikan, dan akses kelayanan
kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan lokal. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat
dirangkup seperti berikut :
Jenis kelamin
Penghasilan
Polusi
Etnis dan agama
Diet
Warisan genetic
Kondisi perumahan
Persahabatan
Pengalaman
hidup
(kelahiran,perkawinan,kematian,
dan
perceraian)
Harta atau barang-barang yang dimiliki
Ketenagakerjaan/pengangguran
Hubungan keluarga
Jumlah dan jenis aktivitas fisik
Pengalaman pendidikan
Akses ke pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
Pengalaman sakit atau penyakit
Adapun teori-teori menurut para ahli diantaranya :
1.
Teori “Genetik dan biologis dan proses perkembangan” oleh
Gesell
6
2. Teori “Pengalaman awal dan tahap-tahap perkembangan” oleh
Freud dan Eriksson
3. Teori “Tahap perkembangan dan lingkungan” oleh Piaget
2.3 Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan
Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentra. Peserta didik
menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
transformasi yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan
komponen manusiawi yang terpenting dalam proses pendidikan, maka
seorang guru dituntut mampu memahami perkembangan peserta didik,
sehingga guru dapat memberikan pelayanan pendidikan atau menggunakan
strategi pembelajaran yang relevan sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa tersebut.
2.3.1
Karakteristik anak usia sekolah dasar (SD)
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Menurut
Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :
1. Menguasi keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan
dan aktivitas fisik
2. Membina hidup sehat
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
4. Belajar menjalankan peranan social sesuai dengan jenis
kelamin
5. Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu
berpartisipasi dalam masyarakat
6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir
efektif
7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8. Mencapai kemandirian pribadi
7
2.3.2
Karakteristik anak usia sekolah menengah (SMP)
Anak
sekolah
perkembangan
usia
menenga
pubertas
(10-14
(SMP)
tahun).
berada
pada
Terdapat
tahap
sejumlah
karateristik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu :
1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan
2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder
3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri
dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari
dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang
tua
4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang
dewasa
5. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan
sifat kemurahan dan keadilan tuhan
6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil
7. Mulai mengembangkan standar dan harapan teradi perilaku diri
sendiri yang sesuai dengan dunia social
8. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih
jelas
2.3.3
Karakteristik anak usia remaja (SMA)
Masa remaja (12-21tahun) merupakan masa peralihan antara masa
kehidupan anak-anak. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan
sejumlah karakteristik penting, yaitu :
1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
2. Dapat menerima dan belajar peras social sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
8
3. Menerima keadaan fisik mampu menggunakan secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
5. Memilih dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai
dengan minat dan kemampuan
6. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup
berkeluarga dan memiliki anak
7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan sebagai warga negara
8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social
9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman dalam bertingkah laku
10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan
religiusitas.
2.4 Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan
2.4.1
Hukum Cephalocoudalumbuhan
Hukum
ini
berlaku
pada
pertumbuhan
fisik
yang
menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kea rah
kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada
bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan
prenatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan
mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih
matang
daripada
bagian-bagian
tubuh
lainnya.
Bayi
bisa
menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada aggota
badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal,
maupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang
tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin
besar.
9
2.4.2
Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada
pertumbuhan fisik, yang menurut hukum ini pertumbuhan fisik
berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang
terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.
Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah
pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan
dan kaki.
2.4.3
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek, terjadi proses perkembangan yang
dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi
sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Seorang anak akan
menyebutkan semua wanita “mama”, sebelum ia mampu
membedakan mana ibunya, mana pengasuh atau bibinya.
2.4.4
Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan
Pada
setiap
masa
perkembangan
terdapat
ciri-ciri
perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu
masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa
perkembangan yang lain.Jadi, bila seseorang sudah mencapai suatu
tahap dalam perkembangannya, maka mungkin saja ia masih
memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa
perkembangannya
yang
terdahulu,
hanya
saja
apa
yang
diperlihatkan itu dalam ‘jumlah’ yang kecil. Contoh penahapan
dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi : masa pralahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2minggu –
10
1tahun), masa anak pra-sekolah (1-5tahun), masa sekolah (6-12
tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun),
dan masa tua (65 tahun keatas).
2.4.5
Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan,
terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relative tetap
serta bisa berlaku umum. Ritme atau irama perkembangan akan
semakin jelas Nampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada
saat itu terlihat adanya selingan diantara cepat dan lambatnya
perkembangan, yang kurang lebih tetap/konstan sifatnya. Inilah
yang disebut sebagai irama perkembangan. Setiap perkembangan
tidak
berlangsung
secara
melompat-lompat,akan
tetapi
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu
pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan bahwa : Pertumbuhan
adalah kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur-angsur seperti badan
yang menjadi besar dan tegap,juga kaki dan tangan yang semakin panjang
serta dapat diukur sedangkan Perkembangan adalah penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik dan tidak dapat diukur.
Perkembangan dan pertumbuhan memiliki fase-fase antara lain fase
biologis, fase psikologis, fase perkembangan menurut konsep islam dan fase
perkembangan berdasarkan konsep didaktif. Dan faktor-faktornya pertama
adalah faktor warisan genetic dan interaksi kepada lingkungan.Kedua, Faktor
sosial-ekonomi, seperti pengaruh pendapatan,perumahan,gizi,pendidikan, dan
akses kelayanan kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan
lokal.
Perkembangan
dan
pertumbuhan
memiliki
karakteristik
misalnya
karakteristik perkembangan dan pertumbuhan pada masa usia sekolah dasar
dengan ciri anak senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Kemudian pada usia sekolah menengah dengan ciri sudah berada pada tahap
perkembangan pubertas (10-14 tahun), serta pada usia remaja sering dikenal
dengan masa pencarian jati diri (ego identity).
3.2 Saran
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta
didik,pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang
dimilik oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal
karakteristik peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar
mengajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke1. Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Danim, Sudarwan, 2013. Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke-3. Bandung :
Alfabeta, cv.
Almatsier, Subita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke-4. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke-4. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya Offset.
13
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsifisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Perkembangan merupakan proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan dan perkembangan saling berkesinambungan. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan
didapati bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan
bertambahnya umur. Sama hal nya dengan pertumbuhan dan perkembangan pada
peserta didik. pengalaman dan pengetahuan peserta didik terus-menerus akan
mengalami perkembangan yan didapatnya dari pendidikan keluarga, sekola,
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Petumbuhan dan Perkembangan
Menurut kebanyakan penulis psikologi terutama di tanah air, pertumbuhan
berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar dan luas yang
bersifat konkret. Perubahan seperti ini di,anifestasikan, misalnya dalam peristiwa
pembesaran atau penambahan yakni : dari kecil menjadi besar, dari pendek
menjadi panjang, dan lain-lain perubahan yang bersifat biologis. Dengan kata lain,
pertumbuhan berarti kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur-angsur
seperti badan yang menjadi besar dan tegap,juga kaki dan tangan yang semakin
panjang.
Sementara itu, perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang
mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ
jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ
fisik dan tidak dapat diukur. Selanjutnya, berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya,
sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan
fisik. Alhasil, apabila tangan dan kaki seseorang telah mencapai kematangannya
pada usia 21-22 tahun, maka organ-organ itu tidak akan memanjang atau
membesar lagi, sedang kecakapan psikis seperti sikap dan pengetahuan orang
tersebut masih terus berkembang. ( Muhibbin Syah, 2014:3).
2.1 Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan
Fase perkembangan adalah penahapan atau periodesasi tentang kehidupan
manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Meskipun seorang anak mempunyai fase perkembangan yang berbeda satu
dengan yang lain tetapi secara umum terdapat tanda atau ciri perkembangan
2
yang hampir sama atas dasar ini para ahli membagi fase perkembangan anak
menjadi
beberapa
diantaranya
fase
biologis
dan
fase
psikologis.
(Dra.Desmita,M.Si.,2009:20)
2.1.1
Fase Biologis
Menurut Aristoteles titik berat fase-fase perkembangan ini
didasarkan pada gejala-gejala pertumbuhan fisik anak, atau
didasarkan pada proses biologis tertentu. Ia membagi fase
perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam
tiga masa, dimana setiap fase meliputi masa 7 tahun, yaitu :
1. Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, dan diakhiri
dengan tanggal (pergantian) gigi.
2. Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang dimulai
dari
tumbuhnya
gigi
baru
sampai
timbulnya
gejala
berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
3. Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi
dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari bekerjanya kelenjarkelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.
Menurut
Maria
Montessori,
pembagian
fase-fase
perkembangan anak mempunyai arti biologi, sebab perkembangan
itu adalah melaksanakan kodrat alam dengan asas pokok, yaitu asas
kebutuhan vital (masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase-fase
perkembangan itu adalah :
1. Periode 1, umur 0-7 tahun yaitu periode penangkapan dan
pengenalan dunia luar dengan pancaindera.
2. Periode 2, umur 7-12 tahun, yaitu periode abstrak, dimana anakanak mulai menilai pertumbuhan manusia atas dasar baik buruk
dan mulai timbulnya insan kamil.
3. Periode 3, umur 12-18 tahun, yaitu periode penemuan diri dan
kepekaan social.
4. Periode 4, umur 18 keatas, yaitu periode pendidikan perguruan
tinggi.
3
2.1.2
Fase Psikologis
Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang
menonjol,
yang
menandai
masa
dalam
periode
tersebut.
Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya :
Oswald Kroch yang dipandang terdapat pada anak-anak
umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang di
manifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras kepala.
Menurut Kohnstamm perkembangan dilihat dari sisi
pendidikan dan tujuan luhur umat manusia.
2.1.3
Fase Perkembangan Menurut Konsep Islam
Perkembangan menurut konsep islam merujuk kepada ayatayat al-quran dan hadist-hadist Rasulullah SAW. Yang dapat
dibedakan menjadi tiga fase.
1. Periode Pra-Konsepsi
Yaitu perkembangan manusia sebelum masa pertumbuhan
sperma dan ovum.
2. Periode Pra-natal
Periode perkembangan manusia dimulai dari pembuahan
sperma dan ovus sampai masa kelahiran.
3. Periode Kelahiran sampai maut/ meninggal dunia.
a. Fase neo-natus, muali dari kelahiran sampai kira-kira
minggu keempat.
b. Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai
usia sekitar 7 tahun.
c. Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu
membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan
yang salah Fase in dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau 13
tahun.
4
d. Fase baligh, yaitu fase dimana usia telah mencapai usia
muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan haid
bagi perempuan. Fase ini dimulai usia sekitar 15-40tahun
e. Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase dimana seseorang
telah
memiliki
tingkat
kesadaran
dan
kecerdasan
emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam.
Fase ini dimulai usia 40tahun sampai meninggal dunia.
f. Fase kematian, yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari
jadas manusa. Fase kematian ini di awali dengan adanya
naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.
2.1.4
Fase perkembangan berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak
pada masa-masa tertentu. Permbagian seperti ini dikemukakan oleh
Johann Amos Comenius seorang ahli dari Moravia. Fase-fase
perkembangan tersebut adalah :
1. 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alatalat indera dan memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan
ibu.
2. 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak
mengembangkan daya ingatnya dibawah pendidikan sekolah
rendah.
3. 12-18 tahun = sekolah bahasa latin, merupakan masa
ppengembangan daya fikir dibawah pendidikan sekolah
menengah
4. 14-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan
masa pengembangan kemampuannya dan memiliki suatu
lapangan hidup.
5
2.2 Faktor-faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh
pengaruh genetik dan lingkungan lebih baiknya perlu diuji dampak positif
dan negatifnya. Berikut beberapa faktor pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik pada umumnya. Pertama, faktor warisan genetic dan
interaksi kepada lingkungan.Kedua, Faktor sosial-ekonomi, seperti
pengaruh pendapatan,perumahan,gizi,pendidikan, dan akses kelayanan
kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan lokal. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat
dirangkup seperti berikut :
Jenis kelamin
Penghasilan
Polusi
Etnis dan agama
Diet
Warisan genetic
Kondisi perumahan
Persahabatan
Pengalaman
hidup
(kelahiran,perkawinan,kematian,
dan
perceraian)
Harta atau barang-barang yang dimiliki
Ketenagakerjaan/pengangguran
Hubungan keluarga
Jumlah dan jenis aktivitas fisik
Pengalaman pendidikan
Akses ke pelayanan kesehatan dan kesejahteraan
Pengalaman sakit atau penyakit
Adapun teori-teori menurut para ahli diantaranya :
1.
Teori “Genetik dan biologis dan proses perkembangan” oleh
Gesell
6
2. Teori “Pengalaman awal dan tahap-tahap perkembangan” oleh
Freud dan Eriksson
3. Teori “Tahap perkembangan dan lingkungan” oleh Piaget
2.3 Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan
Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentra. Peserta didik
menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
transformasi yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan
komponen manusiawi yang terpenting dalam proses pendidikan, maka
seorang guru dituntut mampu memahami perkembangan peserta didik,
sehingga guru dapat memberikan pelayanan pendidikan atau menggunakan
strategi pembelajaran yang relevan sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa tersebut.
2.3.1
Karakteristik anak usia sekolah dasar (SD)
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Menurut
Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :
1. Menguasi keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan
dan aktivitas fisik
2. Membina hidup sehat
3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
4. Belajar menjalankan peranan social sesuai dengan jenis
kelamin
5. Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu
berpartisipasi dalam masyarakat
6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir
efektif
7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8. Mencapai kemandirian pribadi
7
2.3.2
Karakteristik anak usia sekolah menengah (SMP)
Anak
sekolah
perkembangan
usia
menenga
pubertas
(10-14
(SMP)
tahun).
berada
pada
Terdapat
tahap
sejumlah
karateristik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu :
1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan
2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder
3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri
dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari
dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang
tua
4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang
dewasa
5. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan
sifat kemurahan dan keadilan tuhan
6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil
7. Mulai mengembangkan standar dan harapan teradi perilaku diri
sendiri yang sesuai dengan dunia social
8. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih
jelas
2.3.3
Karakteristik anak usia remaja (SMA)
Masa remaja (12-21tahun) merupakan masa peralihan antara masa
kehidupan anak-anak. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan
sejumlah karakteristik penting, yaitu :
1. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
2. Dapat menerima dan belajar peras social sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
8
3. Menerima keadaan fisik mampu menggunakan secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
5. Memilih dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai
dengan minat dan kemampuan
6. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup
berkeluarga dan memiliki anak
7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan sebagai warga negara
8. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social
9. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman dalam bertingkah laku
10. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan
religiusitas.
2.4 Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan
2.4.1
Hukum Cephalocoudalumbuhan
Hukum
ini
berlaku
pada
pertumbuhan
fisik
yang
menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kea rah
kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada
bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan
prenatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan
mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih
matang
daripada
bagian-bagian
tubuh
lainnya.
Bayi
bisa
menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada aggota
badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal,
maupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang
tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin
besar.
9
2.4.2
Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada
pertumbuhan fisik, yang menurut hukum ini pertumbuhan fisik
berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang
terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.
Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah
pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan
dan kaki.
2.4.3
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek, terjadi proses perkembangan yang
dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi
sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Seorang anak akan
menyebutkan semua wanita “mama”, sebelum ia mampu
membedakan mana ibunya, mana pengasuh atau bibinya.
2.4.4
Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan
Pada
setiap
masa
perkembangan
terdapat
ciri-ciri
perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu
masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa
perkembangan yang lain.Jadi, bila seseorang sudah mencapai suatu
tahap dalam perkembangannya, maka mungkin saja ia masih
memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa
perkembangannya
yang
terdahulu,
hanya
saja
apa
yang
diperlihatkan itu dalam ‘jumlah’ yang kecil. Contoh penahapan
dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi : masa pralahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2minggu –
10
1tahun), masa anak pra-sekolah (1-5tahun), masa sekolah (6-12
tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun),
dan masa tua (65 tahun keatas).
2.4.5
Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan,
terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relative tetap
serta bisa berlaku umum. Ritme atau irama perkembangan akan
semakin jelas Nampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada
saat itu terlihat adanya selingan diantara cepat dan lambatnya
perkembangan, yang kurang lebih tetap/konstan sifatnya. Inilah
yang disebut sebagai irama perkembangan. Setiap perkembangan
tidak
berlangsung
secara
melompat-lompat,akan
tetapi
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu
pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan bahwa : Pertumbuhan
adalah kenaikan dan penambahan ukuran yang berangsur-angsur seperti badan
yang menjadi besar dan tegap,juga kaki dan tangan yang semakin panjang
serta dapat diukur sedangkan Perkembangan adalah penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik dan tidak dapat diukur.
Perkembangan dan pertumbuhan memiliki fase-fase antara lain fase
biologis, fase psikologis, fase perkembangan menurut konsep islam dan fase
perkembangan berdasarkan konsep didaktif. Dan faktor-faktornya pertama
adalah faktor warisan genetic dan interaksi kepada lingkungan.Kedua, Faktor
sosial-ekonomi, seperti pengaruh pendapatan,perumahan,gizi,pendidikan, dan
akses kelayanan kesehatan. Ketiga, faktor pengaruh lingkungan global dan
lokal.
Perkembangan
dan
pertumbuhan
memiliki
karakteristik
misalnya
karakteristik perkembangan dan pertumbuhan pada masa usia sekolah dasar
dengan ciri anak senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Kemudian pada usia sekolah menengah dengan ciri sudah berada pada tahap
perkembangan pubertas (10-14 tahun), serta pada usia remaja sering dikenal
dengan masa pencarian jati diri (ego identity).
3.2 Saran
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta
didik,pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang
dimilik oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal
karakteristik peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar
mengajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke1. Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Danim, Sudarwan, 2013. Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke-3. Bandung :
Alfabeta, cv.
Almatsier, Subita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke-4. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Cetakan ke-4. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya Offset.
13