BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kinerja Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah di SD Negeri Kemirirejo 1 Kota Magelang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian T eori
2.1.1. Kinerja Mengajar Guru
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil
pembelajaran,
pelatihan, serta
melakukan
pembimbingan
dan
melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas).Guru adalah
pendidik
profesional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen).
Sementara itu Purwanto (2010:32) menyatakan bahwa guru
memiliki fungsi khusus mengelola pembelajaran di kelas.
Dalamhal ini guru tidak hanya berfungsi sebagai pembelajar
di kelas namun juga sebagai pendidik di masyarakat. Dari
berbagai konsep dapat disimpulkan guru adalah pendidik
profesional yang mengajar pada pendidikan formal bertugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi peserta
didiknya.
Sebagai
melakukan
tenaga
profesional
fungsi dan
guru
tanggung
7
dituntut untuk
jawabnyamelakukan
tugasnya sesuai PermendiknasRepublik Indonesia Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dan Jabatan dan
UU
No.
14/2005
tentang
Guru
dan
Dosen
bahwa
profesionalitas berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b)
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan,
ketakwaan,
dan
akhlak
mulia;
c) memiliki
kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan
bidang
diperlukan
tugas;
sesuai
d)
memiliki
dengan
bidang
kompetensi
tugas;
e)
yang
memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f)
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi
kerja;
mengembangkan
dengan
belajar
perlindungan
g)
memiliki
keprofesionalan
sepanjang
hukum
hayat;
dalam
kesempatan
secara
untuk
berkelanjutan
h) memiliki jaminan
melaksanakan
tugas
keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang
atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity,
held,
incentive,
environment dan
2007:61).
8
validity
(Notoatmodjo,
Adapun ukuran kinerja menurut Mitchel and Larson
(2008:343) dapat dilihat dari lima hal, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Quality of work - kualitas hasil kerja.
Promptness - ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
Initiative - prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan.
Capability - kemampuan menyelesaikan pekerjaan.
Communication - kemampuan membina kerjasama
dengan pihak lain.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan
acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan
apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar
kinerja
dapat
dijadikan
patokan
dalam
mengadakan
pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Menurut Ivancevich
(2007:118),
patokan
tersebut
meliputi: (1) hasil, mengacu pada ukuran output utama
organisasi; (2) efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber
daya langka oleh organisasi; (3) kepuasan, mengacu pada
keberhasilan
organisasi
dalam
memenuhi
kebutuhan
karyawan atau anggotanya; dan (4) keadaptasian, mengacu
pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Berkenaan dengan standar kinerja mengajar guru,
Sahertian (2008:49) bahwa, standar kinerja mengajar guru
itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan
tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual,
(2)
persiapan
dan
perencanaan
pembelajaran,
(3)
pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa
dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan
yang aktif dari guru.
9
Kinerja
mengajar
guru
mempunyai
spesifikasi
tertentu. Kinerja mengajar guru dapat dilihat dan diukur
berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja mengajar
guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru
dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Menurut Isjoni
mengajar
guru
(2011:23)
terlihat
dari
bahwa
rasa
ukuran
tanggung
kinerja
jawabnya
menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa
tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan
terlihat kepada
kepatuhan
dan
loyalitasnya
di
dalam
menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas
kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula
dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala
perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran.
Selain
mempertimbangkan
itu,
metode
guru
yang
juga
akan
sudah
digunakan,
termasuk alat/media pembelajaran yang akan dipakai, serta
alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru
menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen
persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan
maupun anak didik.
10
Danim (2004:76) mengungkapkan bahwa salah satu
ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum
mampu
menunjukkan kinerja (work performance) yang
memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja mengajar
guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan
kompetensi yang memadai, karena itu perlu adanya upaya
yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.
2.1.2. Supervisi Kepala Sekolah
a. Pengertian Supervisi
Menurut Rochman (2011: 193-194), yang disadur oleh
Maryono, (2011:17), Supervisi berasal dari bahasa Inggris
supervision yang berarti pengawas atau kepengawasan.
Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut
supervisor. Dalam arti marfologis, super = atas, lebih dan
visi = lihat/ penglihatan, pandangan. Seorang supervisor
memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan,
pandangan,
pendidikan,
pengalaman,
kedudukan/
pangkat/ jabatan posisi dan sebagainya. Contohnya kepala
sekolah dan pengawas sekolah melihat dan mengamati
perilaku guru di sekolah, hal ini dilakukan agar kepala
sekolah
atau
pengawas
sekolah
dapat
memberikan
bimbingan kepada guru untuk melaksanakan tugasnya
lebih optimal.
Pendapat diatas hanya menekankan pada makna
perkata dimana supervisor itu harus orang yang memiliki
11
kelebihan dibanding dengan orang yang disupervisi, karena
supervisor tentunya akan melihat dengan jeli kesalahan dan
kekurangan terhadap apa yang dilakukan dan memberikan
bimbingan agar yang disupervisi menunjukkan adanya
peningkatan yang lebih baik.
Para ahli memberikan pengertian supervisi memiliki
titik fokus yang berbeda, namun esensinya sama yaitu
menuju
pada
memperluas
perubahan
yang
pemahaman
tentang
lebih
baik.
supervisi
Untuk
penulis
cantumkan beberapa definisi supervisi. Menurut Boardman
(1953: 5), yang disadur oleh Sahertian (2008:17), Supervisi
adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi
pengajaran.
Dengan
demikian
mereka
dapat
menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid
secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi
dalam masyarakat demokrasi modern.
Orientasi definisi supervisi menurut Boardman lebih
ditujukan kepada guru untuk diberikan stimulasi atau
binaan secara berkelanjutan agar guru tersebut dapat
memperbaiki
kekurangannya
baik
dalam
penyusunan
perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran agar
terjadi pertumbuhan peserta didik yang lebih baik sehingga
tujuan dalam pembelajaran tercapai. Dalam buku Kimball
12
Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, yang disadur oleh.
Sahertian (2008: 18) dijelaskan bahwa supervisi pengajaran
dianggap
sebagai
dipersiapkan
sistem
oleh
tingkah
lembaga
laku
untuk
formal,
mencapai
yang
interaksi
dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara,
mengubah
dan
kesempatan
memperbaiki rencana
belajar
siswa.
Uraian
serta
aktualisasi
tentang
supervisi
pengajaran yang disebutkan di atas berfokus pada, perilaku
supervisor dalam membantu guru-guru dengan tujuan akhir
untuk mengangkat harapan belajar siswa.
Supervisi
mengadakan
adalah
penilaian
prosedur
secara
memberi
kritis
arah
terhadap
serta
proses
pengajaran. Tujuan akhir dari supervisi harus memberi
pelayanan yang lebih baik kepada semua murid Supervisi
menurut Taymaz (1982) yang dikutip oleh Yavuz (2010:695),
“Supervision can be defined as the process of supervising
carried out by authorities to see whether the work
conducted in the public sector or in institutions having a
legal entity is performed in line with the existing laws or
not”.
Definisi tersebut diatas memiliki makna penting yang
terkandung didalam pengawasan yaitu: pengawasan adalah
sebuah proses, pengawasan itu hanya dilakukan oleh orang
yang memiliki kewenangan, yaitu dapat dilakukan oleh
pengawas
sekolah
dapat
pula
sekolah, dan pengawasan itu
13
dilakukan
oleh
kepala
b. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala
pendidikan
Sekolah
di
adalah
tingkat satuan
merupakan
pendidikan
pemimpin
yang
harus
memiliki dasar kepemimpinan yang kuat sehingga mampu
membawa peserta didik sukses dalam mencapai cita-cita di
sekolah.
Kepala
dijelaskan
Sekolah
bahwa
menurut
Kepala
Depdiknas
Sekolah
adalah
(2006:1)
Guru
yang
diangkat oleh Pemerintah atau Yayasan yang memenuhi
persyaratan tertentu dapat diberi tugas tambahan sebagai
kepala
sekolah
untuk
memimpin
penyelenggaraan
pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di
sekolah
dengan
senantiasa
meningkatkan
kemampuan,
pengabdian dan kreatifitasnya, agar dapat melaksanakan
tugas secara profesional. Sedangkan Menurut Wahyudi,
(2009: 63), Kepala Sekolah merupakan jabatan karier yang
diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai
guru.
Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan
kepala
sekolah
harus
memenuhi
kriteria-kriteria
yang
disyaratkan untuk jabatan dimaksud. Sedangkan menurut
Rebore (1985) yang dikutip oleh Muslim (2010: 176), Kepala
sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatu
karier profesi. Karier profesi yang dimaksud adalah suatu
posisi
jabatan
yang
menuntut
keahlian
untuk
melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif.
14
Dalam
melaksanakan
tugasnya
kepala
sekolah
bisa
berperan sebagai administrator dan sebagai supervisor.
Hal ini seirama dengan pendapat Futunwa, (1980)
yang dikutip oleh Malik, 2011(Vol 3, No,2)
“was of the opinion that the principal is
administrative head, a manager, a supervisor,
instructional leader, and a curriculum innovator”.
an
an
Pendapat tersebut diatas telah menempatkan posisi
kepala sekolah adalah sebagai kepala administrasi, seorang
manajer, supervisor, pemimpin instruksional dan inovator
kurikulum.
Berdasarkan kajian diatas, jabatan kepala sekolah
memerlukan orang-orang yang mampu memimpin sekolah
dan profesional dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan
lembaga pendidikan dapat tercapai.
c. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki tugas
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan staf.
Salah satu bagian pokok dalam supervisi tersebut adalah
mensupervisi
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan inti
dari pendidikan di sekolah. Sergiovani dan Sttrrat (1993)
yang dikutip oleh Mulyasa (2011: 252) menyatakan bahwa:
“Supervision ia a process designed to help teacher and
supervisor learn more about their practice; to better able to
use their knowledge any skills to better serve parents and
15
schools; and to make the school a more effective learning
community”.
Kutipan
tersebut
menunjukkan
bahwa
supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus
untuk
membantu
para
mempelajari tugas
menggunakan
guru
dan
sehari-hari di
pengetahuan
dan
supervisor
sekolah;
dalam
agar
dapat
kemampuannya
untuk
memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta
didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah
sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Supervisi Akademik yang berfokus pada pembelajaran
dapat dilakukan oleh pengawas sekolah, akan tetapi dapat
juga dilakukan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor. Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah,
maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan
pengendalian
untuk meningkatkan
kinerja
tenaga
pendidik dan kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
ini merupakan control agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk
mencegah agar tenaga pendidik dan kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan
pekerjaan.
Oleh
karena
itu
menurut
Purwanto, (2010: 94), mengatakan bahwa kepala sekolah
mempunyai dua
fungsi kepengawasan
sekaligus,
yaitu
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Kepala
16
sekolah harus menjalankan kepengawasan melekat karena
ia adalah pemimpin lembaga yang paling bawah dalam
lingkungan
Dinas
menjalankan tugas
Pendidikan.
Dan
ia
pun
harus
dan berfungsi sebagai pengawasan
fungsional, karena kepala sekolah juga sebagai pengawas
atau supervisor yang membantu tugas pengawas sekolah,
khususnya dalam bidang supervisi akademik.
Sudjana
(2008:1)
menjelaskan
bahwa
supervisi
akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka
meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh
hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Oleh karena
itu Kepala Sekolah hendaknya memiliki kompetensi dalam
melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan
membina
dalam
pembelajaran
rangka
yang
mempertinggi
dilaksanakannya
kualitas
agar
proses
berdampak
terhadap kualitas hasil belajar siswa. Lebih lanjut dijelaskan
oleh
Sudjana
(2010:13),
bahwa
dimensi
kompetensi
supervisi akademik meliputi: 1) membimbing guru dalam
menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi,
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsipprinsip pengembangan KTSP. 2), membimbing guru dalam
memilih
dan
menggunakan
pembelajaran/bimbingan
setiap
strategi/metode/teknik
mata
pelajaran.
3),
membimbing guru dan menyusun rencana pelaksanaan
pelajaran tiap mata pelajaran. 4), membimbing guru dalam
mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
17
media
serta
fasilitas
pelaksanaan
pengawas
bahwa
pembelajaran/bimbingan.
supervisi/pengawasan
sekolah
kegiatan
dijelaskan
Dalam
akademik
oleh
Sudjana
supervisi akademik
oleh
(2008:108)
dilakukan
melalui
pemantauan, penilaian dan pembimbingan terhadap tugas
pokok
guru
menilai
yakni
kemajuan
merencanakan,
belajar
melaksanakan
peserta
didik.
dan
Kegiatan
pemantauan, penilaian dan pembimbingan tersebut juga
dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah
adalah
sebagai
supervisor
dalam
peningkatan
mutu
pembelajaran.
Moekijat (2010:132), lebih melihat pada keefektifan
cara kepengawasan yaitu; pengawas yang efektif akan
memperhatikan dan memelihara, baik moril kerja yang
tinggi/semangat
kerja
maupun
disiplin
yang
baik.
Dikatakan lebih lanjut oleh Milton Mandell dan Sally H.
Greenberg, (Moekijat, 2010: 121), semua pekerjaan yang
bersifat mengawasi pada umumnya mempunyai tugas-tugas
tertentu, meskipun tugas-tugas ini secara kualitatif dan
kuantitatif berbeda yang satu dengan yang lain”. Yang
paling penting dari tugas-tugas yang dimaksud adalah; 1)
bergaul dengan bawahan. 2) memimpin soal-soal teknis. 3)
mengadakan
koordinasi
dengan
pekerjaan
unit-unit
organisasi lainnya. 4) melatih pegawai. 5) merencanakan
perbaikan-perbaikan
dan
metode-metode
membangun semangat kerja.
18
kerja.
6)
Lebih lanjut dijelaskan oleh Hadist (2010: 62) bahwa
layanan supervisi oleh kepala sekolah memiliki kontribusi
yang signifikan terhadap profesionalisme dan kepuasan
kerja guru. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan
profesionalisme guru, menurut Jabar (1992) dalam Hadist
(2010: 62) mengemukakan ada lima pola pendekatan, yaitu:
(1) peningkatan disiplin kerja; (2) peningkatan kualitas
kerja; (3) peningkatan disiplin belajar; (4) peningkatan mutu
proses belajar mengajar; dan (5) peningkatan supervisi.
d. Tujuan Supervisi
Setiap kegiatan, apapun bentuk dan jenisnya, pasti
memiliki tujuan. Untuk itu
tujuan
supervisi menurut
Sahertian (2008: 19), adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di
kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas
belajar
siswa.
Bukan
saja
memperbaiki
kemampuan
mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas
guru. Tujuan supervisi pendidikan lebih rinci lagi dikatakan
oleh Gunawan (2011: 98) yang disadur oleh Maryono (2011:
20) bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah: 1) membina
guru-guru
pendidikan.
untuk
2)
lebih
memahami
membina
guru-guru
tujuan
guna
umum
mengatasi
problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya.
3)
membina
guru-guru
dalam
mempersiapkan
peserta
didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif,
kreatif, etis, dan religius. 4) membina guru-guru dalam
19
meningkatkan
kemampuan
mengevaluasi,
mendiagnosis
kesulitan belajar, dan seterusnya. 5) membina guru-guru
dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang
demokratis,
kooperatif,
memperbesar
ambisi
dan
guru-guru
kegotong-royongan.
dan
karyawan
6)
dalam
meningkatkan mutu profesinya. 7) membina guru-guru dan
karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik
tak wajar
dari masyarakat.
8) mengembangkan
sikap
kesetiakawanan dan ketemansejawatan dan seluruh tenaga
pendidikan.
Tujuan supervisi tersebut diatas sesuai dengan fungsi
utama kepala sekolah yang dikemukakan oleh Oredein
(2004) yang dikutip oleh Malik, (2011 Vol 3, No 2)
“submitted that the major function of a principal in a
system
is to stimulate teachers and to provide
consultation and administrative services to the teachers
needed”.
Dimana bahwa fungsi utama kepala sekolah adalah
untuk merangsang guru dan untuk memberikan layanan
konsultasi dan administrasi kepada guru.
Berdasarkan
simpulkan
uraian
bahwa
memberikan
tersebut
tujuan
layanan
dan
diatas
penulis
supervisi
pendidikan
bantuan
berupa
adalah
pembinaan
kepada guru- guru dan karyawan untuk meningkatkan
profesinya,
kualitas
bagi
guru
mengajar
di
tentunya
kelas
meningkatnya prestasi siswa.
20
untuk
dan
meningkatkan
pada
gilirannya
e. Sasaran Supervisi
Supervisi
sebagai
pemberdayaan
berusaha
membangkitkan kesadaran guru menjadi seorang pembuat
keputusan
tugasnya.
profesional
Ia
seorang
mengharuskan
berdasarkan
penting
pengajar
dirinya
ketika
yang
bertindak
kaidah-kaidah
ilmiah
menjalankan
profesional
membuat
atas
yang
keputusan
pertimbangan
rasional demi kebaikan peserta didiknya.
Suhardan (2010: 47), sasaran supervisi ada tiga
macam, yaitu, 1) Supervisi akademik yang menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik,
yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam
proses mempelajari sesuatu, 2) supervisi Administratif yang
menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administratif
yang
berfungsi
sebagai
pendukung
dan
pelancar terlaksananya pembelajaran, 3) supervisi Lembaga
yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan
supervisor pada aspek-aspek yang berada di seantero
sekolah.
Tiga
sasaran
ini
sangat
penting
untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam pelaksanaannya
tidak dapat hanya dipentingkan satu atau dua sasaran yang
harus disupervisi, akan tetapi tiga sasaran ini merupakan
satu kesatuan yang saling terkait antara satu dengan
lainnya. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pendidikan,
bidang akademik harus dapat terlaksana dengan baik,
21
bidang administrasi dapat terkelola
dengan baik, dan
lembaga pendidikan tersebut terpelihara dan dirancang
dengan baik. Jika ada salah satu
yang lemah maka
penyelenggaraan pendidikan akan pincang dan sulit untuk
mencapai tujuan yang telah dicanangkan.
f. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah merupakan aktivitas yang
sangat penting yang harus dilakukan oleh kepala sekolah,
oleh karena itu bahwa kepala sekolah adalah sebagai
supervisor akan melakukan supervisi kepada bawahannya
untuk melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan
disiplin kerja guru.
Menurut Prasojo dan Sudiyono, (2011: 87), ada
beberapa
prinsip
supervisi
akademik
yang
harus
diperhatikan oleh supervisor yaitu:1) praktis, artinya mudah
dikerjakan sesuai dengan kondisi sekolah, 2) sistematik,
artinya dikembangkan sesuai dengan perencanaan program
supervisi
yang
matang
dan
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, 3) objektif, artinya masukan sesuai dengan
aspek-aspek instrument, 4 realistis, artinya berdasarkan
kenyataan
sebenarnya,
5
antisipatif,
artinya
mampu
menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi,
6) konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran,
7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara
supervisor
dan
guru
dalam
22
mengembangkan
pembelajaran,8) kekeluargaan, artinya mempertimbangkan
saling
asah,
asih
dan
asuh
dalam
mengembangkan
pembelajaran, 9) demokratis, artinya supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik,10, aktif,
artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi, 11)
Humoris,
artinya
mampu
menciptakan
hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
antusias, dan penuh humor.
g. Fungsi Supervisor
Supervisor adalah orang yang melakukan kegiatan
supervisi.
Supervisor
dapat
dilakukan
oleh
pengawas
sekolah, kepala sekolah, karena ia memiliki tanggung jawab
tentang mutu program pendidikan di sekolahnya. Seorang
supervisor mempunyai fungsi dan peran yang strategis
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut
Modrcin
(2004:
2)
yang
disadur
oleh
Suhardan (2010: 55), Supervisor memiliki empat fungsi
penting yang harus diperankan dalam setiap tugasnya,
yaitu: 1) The Administratif function. Ini merupakan fungsi
pengawasan umum terhadap kualitas kinerja mengajar guru
dalam membelajarkan peserta didiknya. Supervisor member
masukan yang berupa saran terhadap guru-guru bagaimana
semestinya tugas peserta didik dalam melaksanakan tugas
belajarnya. Supervisor hendaknya dapat mendesiminasikan
keterampilan guru yang terbaik kepada guru-guru lainnya,
sehingga pengalaman guru yang terbaik dapat dimiliki dan
23
dikembangkan oleh guru yang lain. 2) The Evaluation Proses ,
yaitu membantu guru untuk dapat memahami peserta didik
bermasalah
yang
perlu
mendapat
bantuan
dalam
memecahkan masalah belajarnya. Membantu guru dapat
memahami kekuatan
dan
kelemahan
peserta
didiknya
dalam mengikuti pembelajaran dari gurunya. Fungsi kedua
ini merupakan kunci dalam memahami kelebihan setiap
guru. 3) The Teaching function, yaitu menyediakan informasi
baru yang relevan dengan tugas dan kebutuhan baru yang
harus dilaksanakan guru kemudian menyampaikan dalam
pembinaan. Hal ini sangat penting, supaya guru mengetahui
apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di masa kini yang
berpengaruh terhadap pembelajaran. Dengan informasi baru
guru akan dapat menyikapi bagaimana semestinya dia
melaksanakan tugasnya.
Wawasan guru akan luas dan up to date yang akan
membantu
guru
dalam melaksanakan tugasnya
untuk
mengikuti perkembangan zaman. 4) The Role of Consultant,
yaitu merupakan bagian terpenting dari fungsi seorang
supervisor. Sebagai konsultan ia harus terampil dalam
membantu memecahkan berbagai macam kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam menjalankan tugas utamanya.
Oleh karena itu supervisor sebagai konsultan harus banyak
memiliki ide dalam memberikan bantuan guru
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran.
24
Berdasarkan
uraian
tersebut
diatas
dengan
memahami berbagai pendapat tentang definisi supervisi ,
maka penulis simpulkan bahwa Supervisi Akademik Kepala
Sekolah adalah usaha dengan sengaja dan direncanakan
oleh
kepala
sekolah
untuk
memantau,
menilai
dan
membimbing guru dalam melaksanakan tugas pokoknya
yaitu:
menyusun
silabus,
memilih
dan
menggunakan
metode pembelajaran, menyusun RPP, menggunakan media
dan fasilitas pembelajaran, untuk mencapai tujuan.
h. Karakteristik Supervisi
Menurut Mulyasa (2011:112) Salah satu supervisi
akademik
yang
populer
memiliki
karakteristik
diberikan
berupa
adalah
sebagai
bantuan
supervisi
berikut:
(bukan
klinis,
1.
perintah),
yang
Supervisi
sehingga
inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan. 2.
Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji
bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan
kesepakatan.
3.
Instrumen
dan
metode
observasi
dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah. 4.
Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru. 5. Supervisi dilakukan
dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor
lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru daripada memberi saran dan pengarahan. 6. Supervisi
klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik. 7. Adanya penguatan dan
25
umpan
balik
dari
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil
pembinaan. 8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan
untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan
suatu masalah.
i.
Faktor
yang
mempengaruhi
berhasil
tidaknya
supervisi
Menurut Purwanto (2010:118) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepatlambatnya
hasil
supervisi antara
lain:
1.
Lingkungan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu
di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan
masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orangorang yang pada umumnya kurang mampu. Dilingkungan
masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain. 2.
Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah
yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki
halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya. 3. Tingkatan
dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD
atau
sekolah
lanjutan,
SLTP,
SMU
atau
SMK
dan
sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi
tertentu. 4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah
berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat
kemampuannya,
dan
sebagainya.
26
5.
Kecakapan
dan
keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor
yang
lain,
yang
terakhir
ini
adalah
yang
terpenting.
Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia,
jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan
dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada
artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang
dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada
akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu
berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
j.
Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan
oleh
kepala
sekolah
sesuai dengan
fungsinya
sebagai
supervisor antara lain: 1. Membangkitkan dan merangsang
guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan
tugasnya
masing-masing
Berusaha
mengadakan
dengan
dan
sebaik-baiknya.
melengkapi
2.
alat-alat
perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang
diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajarmengajar.
3.
mengembangkan,
metode
mengajar
Bersama
mencari,
yang
guru-guru
dan
lebih
berusaha
menggunakan
sesuai
dengan
metodetuntutan
kurikulum yang sedang berlaku. 4. Membina kerja sama
yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya. 5. Berusaha mempertinggi mutu dan
pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain
dengan
mengadakan
diskusi-diskusi
27
kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim
mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar,
sesuai dengan
bidangnya
masing-masing.
6.
Membina
hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau
komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
para siswa.
k. Teknik-teknik Supervisi
Menurut Purwanto (2010:120-122), secara garis besar
cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok.
1) Teknik perseorangan yang dimaksud dengan teknik
perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Yang
dimaksud
kunjungan
dengan
sewaktu-waktu
kunjungan
yang
kelas
dilakukan
ialah
oleh
seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat
atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar.
Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru
mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat
didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain,
untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekiranya masih perlu diperbaiki.
b) Mengadakan kunjungan observasi (observation visits )
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan
28
untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat
atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara
mengajar dengan metode tertentu, seperti misalnya
sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl,
metode penemuan (discovery ), dan sebagainya.
c) Membimbing
mempelajari
guru-guru
pribadi
tentang
siswa
dan
atau
cara-cara
mengatasi
problema yang dialami siswa Banyak masalah yang
dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam
belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa
yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah
diri
dan
kurang
dapat
bergaul
dengan
teman-
temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di
dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri
lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu
sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan
atau konselor yang mungkin akan memakan waktu
yang lebih lama untuk mengatasinya.
d) Membimbing
berhubungan
guru-guru
dengan
dalam
hal-hal
pelaksanaan
yang
kurikulum
sekolah. Antara lain: 1) Menyusun program catur
wulan atau program semester 2) Menyusun atau
membuat
program
satuan
29
pelajaran
3)
Mengorganisasikan
kelas
4)
kegiatan-kegiatan
Melaksanakan
pengelolaan
teknik-teknik
evaluasi
pengajaran 5) Menggunakan media dan sumber dalam
proses
belajar-mengajar
kegiatan-kegiatan
6)
Mengorganisasikan
siswa
dalam
bidang
ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
2) Teknik kelompok adalah supervisi yang dilakukan secara
kelompok. beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings ) Seorang
kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan
tugasnya
disusunnya.
berdasarkan
Termasuk
rencana
didalam
yang
telah
perencanaan
itu
antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik
dengan guru-guru.
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions )
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk
kelompok-kelompok
Kelompok-kelompok
guru
bidang
yang
telah
studi
sejenis.
terbentuk
itu
diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi
guna
membicarakan
hal-hal
yang
berhubungan
dengan usaha pengembangan dan peranan proses
belajar-mengajar.
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui
penataran-penataran
sudah
30
banyak
dilakukan.
Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi
tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,
dan
penataran
tentang
administrasi
pendidikan.
Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,
maka
tugas
mengelola
dan
kepala
sekolah
membimbing
terutama
adalah
pelaksanaan
tindak
lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat
dipraktikkan oleh guru-guru.
Menurut
Bafadal
(2009:49),
teknik
supervisi
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan
dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi:
1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan
antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi
kelompok
meliputi:
1)
kepanitiaan,
2)
kursus,
3)
laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi
pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8)
perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10)
bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13)
pertemuan guru.
Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian tersebut
diatas
dapat
diambil
kesimpulan,
bahwa
supervisi
kunjungan kepala sekolah adalah proses pertemuan baik
formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang
dianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada
beberapa teknik yang biasa digunakan kepala sekolah
31
dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini
hanya indikator: kunjungan kelas, semangat kerja guru,
pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan
evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin di luar
mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak
kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami
teliti.
2.2. Penelit ian yang Terkait
Acuan berupa teori penelitian terdahulu yang melalui
hasil berbagai penelitian diperlukan sebagai langkah awal
dalam sebuah langkah penelitian, sehingga dapat dijadikan
sebagai data pendukung. Menurut peneliti salah satu data
pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah
penelitian terdahulu yang relevan dengan kejadian yang
sedang diteliti, dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan
kinerja mengajar guru kerja melalui supervisi akademik
kepala sekolah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut,
sebagian besar menyatakan bahwa variabel terikat yaitu
disiplin dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen atau
variabel yang lain. Untuk lebih mudah dipahami hasil kajian
penelitian terdahulu penulis sajikan sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dan Sholen
(2014) dengan judul Pelaksanaan Supervisi Observasi
Kelas Kepala Sekolah Untuk Peningkatan Kinerja Guru di
SMK Negeri 2 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan
32
(1) Pelaksanaan supervisi dilakukan secara terjadwal
sebanyak dua kali selama satu semester melalui teknik
observasi kelas dengan mempersiapkan lembar observasi
penilaian serta menghimbau guru untuk mempersiapkan
perangkat
mengajar;
(2)
Persepsi
guru
terhadap
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah mendapat
tanggapan yang positif. Dengan persepsi dari berbagai
faktor yang diterima guru, mempengaruhi kinerja pada
proses pembelajaran; (3) Hambatan yang dialami kepala
sekolah ini diperoleh dari guru dan dari kepala sekolah
sendiri yaitu guru masih belum siap untuk disupervisi
dan jadwal kepala sekolah yang padat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti, Khairuddin
& Nasir Usman (2014) dengan judul Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran di SD
Negeri 24 Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Program supervisi pengajaran yang disusun
oleh kepala sekolah mencakup perencanaan, penentuan
jadwal, model supervisi, kisi-kisi supervisi, pelaksanaan
(instrumen) umpan balik dan tindak lanjut. Dalam
pelaksanaannya kepala sekolah memeriksa administrasi
pengajaran seperti silabus, RPP, PBM, program tahunan,
program semester, minggu efektif, analisis butir soal. (2)
Teknik-teknik supervisi pengajaran dilakukan dengan
kunjungan
individual,
kelas,
observasi
pertemuan/
33
kelas,
rapat
pembicaraan
guru
serta
mengikutsertakan guru dalam pelatihan, penataran dan
seminar pendidikan. (3) Faktor pendukung pelaksanaan
supervisi
pengajaran
mengetahui
adalah
perkembangan
kepala
guru
sekolah
serta
dapat
keberhasilan
mengajarnya, dari hal tersebut akan terlihat guru yang
berprestasi dan harus dilakukan pembinaan bagi guru
yang belum maksimal dalam mengajar. Sedangkan faktor
penghambat dalam pelaksanaan supervisi pengajaran
adalah sangat terkendala pada waktu karena banyaknya
kesibukan kepala sekolah baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lili Ng Chui Mi dengan
judul Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk
Meningkatkan
Pembelajaran
Kinerja
pada
Guru
SMA
dalam
Negeri
penelitian ditemukan kinerja
2
guru
Mengelola
Sambas.
Hasil
dalam mengelola
pembelajaran belum maksimal, tahap-tahap pelaksanaan
supervisi klinis meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
dan (3) evaluasi. Persepsi guru terhadap pelaksanaan
supervisi klinis Kepala sekolah mendapat tanggapan
positif dari semua guru. Upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam mengatasi supervisi klinis meliputi (1)
melaksanakan IHT, (2) memberikan pengarahan dan
motivasi pada guru, (3) melakukan tugas menukar
informasi,
(4)
membimbing
memberdayakan
penyusunan
34
RPP.
guru
senior
dalam
Hambatan
dalam
pelaksanaan supervisi klinis yaitu berasal dari guru dan
kepala
sekolah.
kompetensi
Faktor-faktor
kepala
sekolah
yang
dalam
mendukung
melaksanakan
supervisi klinis meliputi (1) pendidikan dan pelatihan, (2)
seminar, diskusi maupun lokakarya tentang supervisi
klinis, (3) pertemuan-pertemuan rutin dalam MKKS, (4)
studi banding ke daerah yang sudah melaksanakan
supervisi klinis.
4. Penelitian oleh Regina (2013) dengan judul Supervisory
Functions of Secondary School Principals and Factors
Competing
With
These
Functions .
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa inti dari kegiatan pengawasan
adalah untuk mempertahankan standar yang diperlukan
pendidikan dan meningkatkan pertumbuhan profesional
guru. Penelitian ini ditujukan untuk membantu kepala
sekolah untuk memandu terhadap faktor-faktor yang
bersaing dengan fungsi pengawasan mereka. Meskipun
masalah politik, ekonomi dan sosial dapat mempengaruhi
pengawasan yang efektif oleh kepala sekolah, namun
banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan
pengawasan perhatian khusus.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Obiweluozor dkk (2013)
dengan judul: Supervision and Inspection for Effective
Primary Education in Nigeria: Strategies for Improvement.
Hasil penelitian menujukkan bahwa Pendidikan Dasar
sangat
penting
untuk
35
pencapaian
pembangunan
nasional. Pendapat ini mengharuskan berkenaan dengan
konsep pengawasan dan inspeksi, tantangan inspeksi
sekolah dan pengawasan dan strategi disodorkan untuk
meningkatkan
menjadi
pengawasan
pendidikan
Disimpulkan
bahwa
dasar
dan
pemeriksaan
yang
efektif
di
pengawasan/pemeriksaan
agar
Nigeria.
harus
diambil mempertimbangkan untuk mengajar dan belajar
yang efektif. Rekomendasi dibuat untuk memastikan
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif di tingkat
pendidikan dasar di Nigeria.
Berdasarkan
beberapa
contoh
hasil
penelitian
terdahulu, maka dapat digambarkan beberapa persamaan
dan perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan
oleh penulis. Persamaan dengan penelitian penulis adalah
adanya variabel yang sama dalam penelitian tersebut yang
mempengaruhi variabel lainnya.
Sementara itu, dilihat dari metode penelitian yang
digunakan pada penelitian terdahulu memiliki kesamaan,
yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
teknik penelitian tindakan sekolah.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian terdahulu
adalah pada variasi variabel yang digunakan, baik pada
variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel pada
penelitian ini sebagai penggunaan supervisi kunjungan
kelas
kepala
sekolah
dan kinerja
guru
dalam proses
pembelajaran. Adanya perbedaan dan persamaan yang
36
terdapat dalam tesis ini dengan penelitian terdahulu akan
dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sehingga
dapat
memberikan
manfaat
kepada
lembaga
untuk
peningkatan sesuai dengan pokok masalahnya.
Sebagai upaya untuk memberikan suatu justifikasi
yang berkaitan dengan tujuan penelitian, maka diperlukan
suatu teori yang berhubungan dengan masalah yang sedang
diteliti.
Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman
memecahkan
masalah
dalam
penelitian
merumuskan hipotesis. Oleh karena
mengungkapkan
teori-teori
yang
itu
untuk
dan
untuk
penulis
akan
berhubungan
dengan
supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan kinerja
mengajar guru.
2.3. Kerangka Pemikiran
Hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan
kinerja mengajar guru dalam proses pembelajaran
Sebagai
supervisor,
kepala
sekolah
mensupervisi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus
untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari
tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan
pengetahuan
dan
kemampuannya
untuk
memberikan
layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan
sekolah,
serta
berupaya
menjadikan
komunitas belajar yang lebih efektif.
37
sekolah
sebagai
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik, harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Pengawasan
dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan
tindakan
preventif
agar
para
guru
tidak
melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja
dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok
kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel
yang
memangku
jabatan
fungsional
maupun
struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel
di dalam organisasi.
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja
yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya
manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit
meningkat, terutama para generasi muda, dengan demikian
bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangantantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana
kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para guru.
baik tidaknya kegiatan supervisi yang dilakukan sangat
38
bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah.
Selanjutnya kegiatan supervisi yang baik diharapkan dapat
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama
dalam proses pembelajaran yang efektif dengan perbaikanperbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan
supervisi.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka
yang
dikemukakan
sebelumnya maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Pendampingan
supervisi
kunjungan
kelas
kepala
sekolah mampu meningkatkan kinerja mengajar guru
dalam proses pembelajaran di SD Negeri Kemirirejo 1
Kota Magelang”.
39
40
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian T eori
2.1.1. Kinerja Mengajar Guru
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil
pembelajaran,
pelatihan, serta
melakukan
pembimbingan
dan
melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas).Guru adalah
pendidik
profesional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen).
Sementara itu Purwanto (2010:32) menyatakan bahwa guru
memiliki fungsi khusus mengelola pembelajaran di kelas.
Dalamhal ini guru tidak hanya berfungsi sebagai pembelajar
di kelas namun juga sebagai pendidik di masyarakat. Dari
berbagai konsep dapat disimpulkan guru adalah pendidik
profesional yang mengajar pada pendidikan formal bertugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi peserta
didiknya.
Sebagai
melakukan
tenaga
profesional
fungsi dan
guru
tanggung
7
dituntut untuk
jawabnyamelakukan
tugasnya sesuai PermendiknasRepublik Indonesia Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dan Jabatan dan
UU
No.
14/2005
tentang
Guru
dan
Dosen
bahwa
profesionalitas berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b)
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan,
ketakwaan,
dan
akhlak
mulia;
c) memiliki
kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan
bidang
diperlukan
tugas;
sesuai
d)
memiliki
dengan
bidang
kompetensi
tugas;
e)
yang
memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f)
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi
kerja;
mengembangkan
dengan
belajar
perlindungan
g)
memiliki
keprofesionalan
sepanjang
hukum
hayat;
dalam
kesempatan
secara
untuk
berkelanjutan
h) memiliki jaminan
melaksanakan
tugas
keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang
atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity,
held,
incentive,
environment dan
2007:61).
8
validity
(Notoatmodjo,
Adapun ukuran kinerja menurut Mitchel and Larson
(2008:343) dapat dilihat dari lima hal, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Quality of work - kualitas hasil kerja.
Promptness - ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
Initiative - prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan.
Capability - kemampuan menyelesaikan pekerjaan.
Communication - kemampuan membina kerjasama
dengan pihak lain.
Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan
acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan
apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar
kinerja
dapat
dijadikan
patokan
dalam
mengadakan
pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Menurut Ivancevich
(2007:118),
patokan
tersebut
meliputi: (1) hasil, mengacu pada ukuran output utama
organisasi; (2) efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber
daya langka oleh organisasi; (3) kepuasan, mengacu pada
keberhasilan
organisasi
dalam
memenuhi
kebutuhan
karyawan atau anggotanya; dan (4) keadaptasian, mengacu
pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Berkenaan dengan standar kinerja mengajar guru,
Sahertian (2008:49) bahwa, standar kinerja mengajar guru
itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan
tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual,
(2)
persiapan
dan
perencanaan
pembelajaran,
(3)
pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa
dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan
yang aktif dari guru.
9
Kinerja
mengajar
guru
mempunyai
spesifikasi
tertentu. Kinerja mengajar guru dapat dilihat dan diukur
berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja mengajar
guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru
dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Menurut Isjoni
mengajar
guru
(2011:23)
terlihat
dari
bahwa
rasa
ukuran
tanggung
kinerja
jawabnya
menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa
tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan
terlihat kepada
kepatuhan
dan
loyalitasnya
di
dalam
menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas
kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula
dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala
perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran.
Selain
mempertimbangkan
itu,
metode
guru
yang
juga
akan
sudah
digunakan,
termasuk alat/media pembelajaran yang akan dipakai, serta
alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru
menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen
persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan
maupun anak didik.
10
Danim (2004:76) mengungkapkan bahwa salah satu
ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum
mampu
menunjukkan kinerja (work performance) yang
memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja mengajar
guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan
kompetensi yang memadai, karena itu perlu adanya upaya
yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.
2.1.2. Supervisi Kepala Sekolah
a. Pengertian Supervisi
Menurut Rochman (2011: 193-194), yang disadur oleh
Maryono, (2011:17), Supervisi berasal dari bahasa Inggris
supervision yang berarti pengawas atau kepengawasan.
Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut
supervisor. Dalam arti marfologis, super = atas, lebih dan
visi = lihat/ penglihatan, pandangan. Seorang supervisor
memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan,
pandangan,
pendidikan,
pengalaman,
kedudukan/
pangkat/ jabatan posisi dan sebagainya. Contohnya kepala
sekolah dan pengawas sekolah melihat dan mengamati
perilaku guru di sekolah, hal ini dilakukan agar kepala
sekolah
atau
pengawas
sekolah
dapat
memberikan
bimbingan kepada guru untuk melaksanakan tugasnya
lebih optimal.
Pendapat diatas hanya menekankan pada makna
perkata dimana supervisor itu harus orang yang memiliki
11
kelebihan dibanding dengan orang yang disupervisi, karena
supervisor tentunya akan melihat dengan jeli kesalahan dan
kekurangan terhadap apa yang dilakukan dan memberikan
bimbingan agar yang disupervisi menunjukkan adanya
peningkatan yang lebih baik.
Para ahli memberikan pengertian supervisi memiliki
titik fokus yang berbeda, namun esensinya sama yaitu
menuju
pada
memperluas
perubahan
yang
pemahaman
tentang
lebih
baik.
supervisi
Untuk
penulis
cantumkan beberapa definisi supervisi. Menurut Boardman
(1953: 5), yang disadur oleh Sahertian (2008:17), Supervisi
adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar
lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi
pengajaran.
Dengan
demikian
mereka
dapat
menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid
secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi
dalam masyarakat demokrasi modern.
Orientasi definisi supervisi menurut Boardman lebih
ditujukan kepada guru untuk diberikan stimulasi atau
binaan secara berkelanjutan agar guru tersebut dapat
memperbaiki
kekurangannya
baik
dalam
penyusunan
perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran agar
terjadi pertumbuhan peserta didik yang lebih baik sehingga
tujuan dalam pembelajaran tercapai. Dalam buku Kimball
12
Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, yang disadur oleh.
Sahertian (2008: 18) dijelaskan bahwa supervisi pengajaran
dianggap
sebagai
dipersiapkan
sistem
oleh
tingkah
lembaga
laku
untuk
formal,
mencapai
yang
interaksi
dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara,
mengubah
dan
kesempatan
memperbaiki rencana
belajar
siswa.
Uraian
serta
aktualisasi
tentang
supervisi
pengajaran yang disebutkan di atas berfokus pada, perilaku
supervisor dalam membantu guru-guru dengan tujuan akhir
untuk mengangkat harapan belajar siswa.
Supervisi
mengadakan
adalah
penilaian
prosedur
secara
memberi
kritis
arah
terhadap
serta
proses
pengajaran. Tujuan akhir dari supervisi harus memberi
pelayanan yang lebih baik kepada semua murid Supervisi
menurut Taymaz (1982) yang dikutip oleh Yavuz (2010:695),
“Supervision can be defined as the process of supervising
carried out by authorities to see whether the work
conducted in the public sector or in institutions having a
legal entity is performed in line with the existing laws or
not”.
Definisi tersebut diatas memiliki makna penting yang
terkandung didalam pengawasan yaitu: pengawasan adalah
sebuah proses, pengawasan itu hanya dilakukan oleh orang
yang memiliki kewenangan, yaitu dapat dilakukan oleh
pengawas
sekolah
dapat
pula
sekolah, dan pengawasan itu
13
dilakukan
oleh
kepala
b. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala
pendidikan
Sekolah
di
adalah
tingkat satuan
merupakan
pendidikan
pemimpin
yang
harus
memiliki dasar kepemimpinan yang kuat sehingga mampu
membawa peserta didik sukses dalam mencapai cita-cita di
sekolah.
Kepala
dijelaskan
Sekolah
bahwa
menurut
Kepala
Depdiknas
Sekolah
adalah
(2006:1)
Guru
yang
diangkat oleh Pemerintah atau Yayasan yang memenuhi
persyaratan tertentu dapat diberi tugas tambahan sebagai
kepala
sekolah
untuk
memimpin
penyelenggaraan
pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di
sekolah
dengan
senantiasa
meningkatkan
kemampuan,
pengabdian dan kreatifitasnya, agar dapat melaksanakan
tugas secara profesional. Sedangkan Menurut Wahyudi,
(2009: 63), Kepala Sekolah merupakan jabatan karier yang
diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai
guru.
Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan
kepala
sekolah
harus
memenuhi
kriteria-kriteria
yang
disyaratkan untuk jabatan dimaksud. Sedangkan menurut
Rebore (1985) yang dikutip oleh Muslim (2010: 176), Kepala
sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatu
karier profesi. Karier profesi yang dimaksud adalah suatu
posisi
jabatan
yang
menuntut
keahlian
untuk
melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif.
14
Dalam
melaksanakan
tugasnya
kepala
sekolah
bisa
berperan sebagai administrator dan sebagai supervisor.
Hal ini seirama dengan pendapat Futunwa, (1980)
yang dikutip oleh Malik, 2011(Vol 3, No,2)
“was of the opinion that the principal is
administrative head, a manager, a supervisor,
instructional leader, and a curriculum innovator”.
an
an
Pendapat tersebut diatas telah menempatkan posisi
kepala sekolah adalah sebagai kepala administrasi, seorang
manajer, supervisor, pemimpin instruksional dan inovator
kurikulum.
Berdasarkan kajian diatas, jabatan kepala sekolah
memerlukan orang-orang yang mampu memimpin sekolah
dan profesional dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan
lembaga pendidikan dapat tercapai.
c. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki tugas
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan staf.
Salah satu bagian pokok dalam supervisi tersebut adalah
mensupervisi
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan inti
dari pendidikan di sekolah. Sergiovani dan Sttrrat (1993)
yang dikutip oleh Mulyasa (2011: 252) menyatakan bahwa:
“Supervision ia a process designed to help teacher and
supervisor learn more about their practice; to better able to
use their knowledge any skills to better serve parents and
15
schools; and to make the school a more effective learning
community”.
Kutipan
tersebut
menunjukkan
bahwa
supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus
untuk
membantu
para
mempelajari tugas
menggunakan
guru
dan
sehari-hari di
pengetahuan
dan
supervisor
sekolah;
dalam
agar
dapat
kemampuannya
untuk
memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta
didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah
sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Supervisi Akademik yang berfokus pada pembelajaran
dapat dilakukan oleh pengawas sekolah, akan tetapi dapat
juga dilakukan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor. Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah,
maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan
pengendalian
untuk meningkatkan
kinerja
tenaga
pendidik dan kependidikan. Pengawasan dan pengendalian
ini merupakan control agar kegiatan pendidikan di sekolah
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk
mencegah agar tenaga pendidik dan kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan
pekerjaan.
Oleh
karena
itu
menurut
Purwanto, (2010: 94), mengatakan bahwa kepala sekolah
mempunyai dua
fungsi kepengawasan
sekaligus,
yaitu
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Kepala
16
sekolah harus menjalankan kepengawasan melekat karena
ia adalah pemimpin lembaga yang paling bawah dalam
lingkungan
Dinas
menjalankan tugas
Pendidikan.
Dan
ia
pun
harus
dan berfungsi sebagai pengawasan
fungsional, karena kepala sekolah juga sebagai pengawas
atau supervisor yang membantu tugas pengawas sekolah,
khususnya dalam bidang supervisi akademik.
Sudjana
(2008:1)
menjelaskan
bahwa
supervisi
akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka
meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh
hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Oleh karena
itu Kepala Sekolah hendaknya memiliki kompetensi dalam
melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan
membina
dalam
pembelajaran
rangka
yang
mempertinggi
dilaksanakannya
kualitas
agar
proses
berdampak
terhadap kualitas hasil belajar siswa. Lebih lanjut dijelaskan
oleh
Sudjana
(2010:13),
bahwa
dimensi
kompetensi
supervisi akademik meliputi: 1) membimbing guru dalam
menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi,
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsipprinsip pengembangan KTSP. 2), membimbing guru dalam
memilih
dan
menggunakan
pembelajaran/bimbingan
setiap
strategi/metode/teknik
mata
pelajaran.
3),
membimbing guru dan menyusun rencana pelaksanaan
pelajaran tiap mata pelajaran. 4), membimbing guru dalam
mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
17
media
serta
fasilitas
pelaksanaan
pengawas
bahwa
pembelajaran/bimbingan.
supervisi/pengawasan
sekolah
kegiatan
dijelaskan
Dalam
akademik
oleh
Sudjana
supervisi akademik
oleh
(2008:108)
dilakukan
melalui
pemantauan, penilaian dan pembimbingan terhadap tugas
pokok
guru
menilai
yakni
kemajuan
merencanakan,
belajar
melaksanakan
peserta
didik.
dan
Kegiatan
pemantauan, penilaian dan pembimbingan tersebut juga
dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah
adalah
sebagai
supervisor
dalam
peningkatan
mutu
pembelajaran.
Moekijat (2010:132), lebih melihat pada keefektifan
cara kepengawasan yaitu; pengawas yang efektif akan
memperhatikan dan memelihara, baik moril kerja yang
tinggi/semangat
kerja
maupun
disiplin
yang
baik.
Dikatakan lebih lanjut oleh Milton Mandell dan Sally H.
Greenberg, (Moekijat, 2010: 121), semua pekerjaan yang
bersifat mengawasi pada umumnya mempunyai tugas-tugas
tertentu, meskipun tugas-tugas ini secara kualitatif dan
kuantitatif berbeda yang satu dengan yang lain”. Yang
paling penting dari tugas-tugas yang dimaksud adalah; 1)
bergaul dengan bawahan. 2) memimpin soal-soal teknis. 3)
mengadakan
koordinasi
dengan
pekerjaan
unit-unit
organisasi lainnya. 4) melatih pegawai. 5) merencanakan
perbaikan-perbaikan
dan
metode-metode
membangun semangat kerja.
18
kerja.
6)
Lebih lanjut dijelaskan oleh Hadist (2010: 62) bahwa
layanan supervisi oleh kepala sekolah memiliki kontribusi
yang signifikan terhadap profesionalisme dan kepuasan
kerja guru. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan
profesionalisme guru, menurut Jabar (1992) dalam Hadist
(2010: 62) mengemukakan ada lima pola pendekatan, yaitu:
(1) peningkatan disiplin kerja; (2) peningkatan kualitas
kerja; (3) peningkatan disiplin belajar; (4) peningkatan mutu
proses belajar mengajar; dan (5) peningkatan supervisi.
d. Tujuan Supervisi
Setiap kegiatan, apapun bentuk dan jenisnya, pasti
memiliki tujuan. Untuk itu
tujuan
supervisi menurut
Sahertian (2008: 19), adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di
kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas
belajar
siswa.
Bukan
saja
memperbaiki
kemampuan
mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas
guru. Tujuan supervisi pendidikan lebih rinci lagi dikatakan
oleh Gunawan (2011: 98) yang disadur oleh Maryono (2011:
20) bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah: 1) membina
guru-guru
pendidikan.
untuk
2)
lebih
memahami
membina
guru-guru
tujuan
guna
umum
mengatasi
problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya.
3)
membina
guru-guru
dalam
mempersiapkan
peserta
didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif,
kreatif, etis, dan religius. 4) membina guru-guru dalam
19
meningkatkan
kemampuan
mengevaluasi,
mendiagnosis
kesulitan belajar, dan seterusnya. 5) membina guru-guru
dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang
demokratis,
kooperatif,
memperbesar
ambisi
dan
guru-guru
kegotong-royongan.
dan
karyawan
6)
dalam
meningkatkan mutu profesinya. 7) membina guru-guru dan
karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik
tak wajar
dari masyarakat.
8) mengembangkan
sikap
kesetiakawanan dan ketemansejawatan dan seluruh tenaga
pendidikan.
Tujuan supervisi tersebut diatas sesuai dengan fungsi
utama kepala sekolah yang dikemukakan oleh Oredein
(2004) yang dikutip oleh Malik, (2011 Vol 3, No 2)
“submitted that the major function of a principal in a
system
is to stimulate teachers and to provide
consultation and administrative services to the teachers
needed”.
Dimana bahwa fungsi utama kepala sekolah adalah
untuk merangsang guru dan untuk memberikan layanan
konsultasi dan administrasi kepada guru.
Berdasarkan
simpulkan
uraian
bahwa
memberikan
tersebut
tujuan
layanan
dan
diatas
penulis
supervisi
pendidikan
bantuan
berupa
adalah
pembinaan
kepada guru- guru dan karyawan untuk meningkatkan
profesinya,
kualitas
bagi
guru
mengajar
di
tentunya
kelas
meningkatnya prestasi siswa.
20
untuk
dan
meningkatkan
pada
gilirannya
e. Sasaran Supervisi
Supervisi
sebagai
pemberdayaan
berusaha
membangkitkan kesadaran guru menjadi seorang pembuat
keputusan
tugasnya.
profesional
Ia
seorang
mengharuskan
berdasarkan
penting
pengajar
dirinya
ketika
yang
bertindak
kaidah-kaidah
ilmiah
menjalankan
profesional
membuat
atas
yang
keputusan
pertimbangan
rasional demi kebaikan peserta didiknya.
Suhardan (2010: 47), sasaran supervisi ada tiga
macam, yaitu, 1) Supervisi akademik yang menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik,
yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam
proses mempelajari sesuatu, 2) supervisi Administratif yang
menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administratif
yang
berfungsi
sebagai
pendukung
dan
pelancar terlaksananya pembelajaran, 3) supervisi Lembaga
yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan
supervisor pada aspek-aspek yang berada di seantero
sekolah.
Tiga
sasaran
ini
sangat
penting
untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam pelaksanaannya
tidak dapat hanya dipentingkan satu atau dua sasaran yang
harus disupervisi, akan tetapi tiga sasaran ini merupakan
satu kesatuan yang saling terkait antara satu dengan
lainnya. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan pendidikan,
bidang akademik harus dapat terlaksana dengan baik,
21
bidang administrasi dapat terkelola
dengan baik, dan
lembaga pendidikan tersebut terpelihara dan dirancang
dengan baik. Jika ada salah satu
yang lemah maka
penyelenggaraan pendidikan akan pincang dan sulit untuk
mencapai tujuan yang telah dicanangkan.
f. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah merupakan aktivitas yang
sangat penting yang harus dilakukan oleh kepala sekolah,
oleh karena itu bahwa kepala sekolah adalah sebagai
supervisor akan melakukan supervisi kepada bawahannya
untuk melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan
disiplin kerja guru.
Menurut Prasojo dan Sudiyono, (2011: 87), ada
beberapa
prinsip
supervisi
akademik
yang
harus
diperhatikan oleh supervisor yaitu:1) praktis, artinya mudah
dikerjakan sesuai dengan kondisi sekolah, 2) sistematik,
artinya dikembangkan sesuai dengan perencanaan program
supervisi
yang
matang
dan
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, 3) objektif, artinya masukan sesuai dengan
aspek-aspek instrument, 4 realistis, artinya berdasarkan
kenyataan
sebenarnya,
5
antisipatif,
artinya
mampu
menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi,
6) konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran,
7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara
supervisor
dan
guru
dalam
22
mengembangkan
pembelajaran,8) kekeluargaan, artinya mempertimbangkan
saling
asah,
asih
dan
asuh
dalam
mengembangkan
pembelajaran, 9) demokratis, artinya supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik,10, aktif,
artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi, 11)
Humoris,
artinya
mampu
menciptakan
hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
antusias, dan penuh humor.
g. Fungsi Supervisor
Supervisor adalah orang yang melakukan kegiatan
supervisi.
Supervisor
dapat
dilakukan
oleh
pengawas
sekolah, kepala sekolah, karena ia memiliki tanggung jawab
tentang mutu program pendidikan di sekolahnya. Seorang
supervisor mempunyai fungsi dan peran yang strategis
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut
Modrcin
(2004:
2)
yang
disadur
oleh
Suhardan (2010: 55), Supervisor memiliki empat fungsi
penting yang harus diperankan dalam setiap tugasnya,
yaitu: 1) The Administratif function. Ini merupakan fungsi
pengawasan umum terhadap kualitas kinerja mengajar guru
dalam membelajarkan peserta didiknya. Supervisor member
masukan yang berupa saran terhadap guru-guru bagaimana
semestinya tugas peserta didik dalam melaksanakan tugas
belajarnya. Supervisor hendaknya dapat mendesiminasikan
keterampilan guru yang terbaik kepada guru-guru lainnya,
sehingga pengalaman guru yang terbaik dapat dimiliki dan
23
dikembangkan oleh guru yang lain. 2) The Evaluation Proses ,
yaitu membantu guru untuk dapat memahami peserta didik
bermasalah
yang
perlu
mendapat
bantuan
dalam
memecahkan masalah belajarnya. Membantu guru dapat
memahami kekuatan
dan
kelemahan
peserta
didiknya
dalam mengikuti pembelajaran dari gurunya. Fungsi kedua
ini merupakan kunci dalam memahami kelebihan setiap
guru. 3) The Teaching function, yaitu menyediakan informasi
baru yang relevan dengan tugas dan kebutuhan baru yang
harus dilaksanakan guru kemudian menyampaikan dalam
pembinaan. Hal ini sangat penting, supaya guru mengetahui
apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di masa kini yang
berpengaruh terhadap pembelajaran. Dengan informasi baru
guru akan dapat menyikapi bagaimana semestinya dia
melaksanakan tugasnya.
Wawasan guru akan luas dan up to date yang akan
membantu
guru
dalam melaksanakan tugasnya
untuk
mengikuti perkembangan zaman. 4) The Role of Consultant,
yaitu merupakan bagian terpenting dari fungsi seorang
supervisor. Sebagai konsultan ia harus terampil dalam
membantu memecahkan berbagai macam kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam menjalankan tugas utamanya.
Oleh karena itu supervisor sebagai konsultan harus banyak
memiliki ide dalam memberikan bantuan guru
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran.
24
Berdasarkan
uraian
tersebut
diatas
dengan
memahami berbagai pendapat tentang definisi supervisi ,
maka penulis simpulkan bahwa Supervisi Akademik Kepala
Sekolah adalah usaha dengan sengaja dan direncanakan
oleh
kepala
sekolah
untuk
memantau,
menilai
dan
membimbing guru dalam melaksanakan tugas pokoknya
yaitu:
menyusun
silabus,
memilih
dan
menggunakan
metode pembelajaran, menyusun RPP, menggunakan media
dan fasilitas pembelajaran, untuk mencapai tujuan.
h. Karakteristik Supervisi
Menurut Mulyasa (2011:112) Salah satu supervisi
akademik
yang
populer
memiliki
karakteristik
diberikan
berupa
adalah
sebagai
bantuan
supervisi
berikut:
(bukan
klinis,
1.
perintah),
yang
Supervisi
sehingga
inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan. 2.
Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji
bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan
kesepakatan.
3.
Instrumen
dan
metode
observasi
dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah. 4.
Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru. 5. Supervisi dilakukan
dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor
lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru daripada memberi saran dan pengarahan. 6. Supervisi
klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik. 7. Adanya penguatan dan
25
umpan
balik
dari
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil
pembinaan. 8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan
untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan
suatu masalah.
i.
Faktor
yang
mempengaruhi
berhasil
tidaknya
supervisi
Menurut Purwanto (2010:118) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepatlambatnya
hasil
supervisi antara
lain:
1.
Lingkungan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu
di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan
masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orangorang yang pada umumnya kurang mampu. Dilingkungan
masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain. 2.
Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah
yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki
halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya. 3. Tingkatan
dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD
atau
sekolah
lanjutan,
SLTP,
SMU
atau
SMK
dan
sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi
tertentu. 4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah
berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat
kemampuannya,
dan
sebagainya.
26
5.
Kecakapan
dan
keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor
yang
lain,
yang
terakhir
ini
adalah
yang
terpenting.
Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia,
jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan
dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada
artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang
dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada
akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu
berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
j.
Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan
oleh
kepala
sekolah
sesuai dengan
fungsinya
sebagai
supervisor antara lain: 1. Membangkitkan dan merangsang
guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan
tugasnya
masing-masing
Berusaha
mengadakan
dengan
dan
sebaik-baiknya.
melengkapi
2.
alat-alat
perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang
diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajarmengajar.
3.
mengembangkan,
metode
mengajar
Bersama
mencari,
yang
guru-guru
dan
lebih
berusaha
menggunakan
sesuai
dengan
metodetuntutan
kurikulum yang sedang berlaku. 4. Membina kerja sama
yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya. 5. Berusaha mempertinggi mutu dan
pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain
dengan
mengadakan
diskusi-diskusi
27
kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim
mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar,
sesuai dengan
bidangnya
masing-masing.
6.
Membina
hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau
komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
para siswa.
k. Teknik-teknik Supervisi
Menurut Purwanto (2010:120-122), secara garis besar
cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok.
1) Teknik perseorangan yang dimaksud dengan teknik
perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Yang
dimaksud
kunjungan
dengan
sewaktu-waktu
kunjungan
yang
kelas
dilakukan
ialah
oleh
seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat
atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar.
Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru
mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat
didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain,
untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekiranya masih perlu diperbaiki.
b) Mengadakan kunjungan observasi (observation visits )
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan
28
untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat
atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara
mengajar dengan metode tertentu, seperti misalnya
sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl,
metode penemuan (discovery ), dan sebagainya.
c) Membimbing
mempelajari
guru-guru
pribadi
tentang
siswa
dan
atau
cara-cara
mengatasi
problema yang dialami siswa Banyak masalah yang
dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam
belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa
yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah
diri
dan
kurang
dapat
bergaul
dengan
teman-
temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di
dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri
lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu
sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan
atau konselor yang mungkin akan memakan waktu
yang lebih lama untuk mengatasinya.
d) Membimbing
berhubungan
guru-guru
dengan
dalam
hal-hal
pelaksanaan
yang
kurikulum
sekolah. Antara lain: 1) Menyusun program catur
wulan atau program semester 2) Menyusun atau
membuat
program
satuan
29
pelajaran
3)
Mengorganisasikan
kelas
4)
kegiatan-kegiatan
Melaksanakan
pengelolaan
teknik-teknik
evaluasi
pengajaran 5) Menggunakan media dan sumber dalam
proses
belajar-mengajar
kegiatan-kegiatan
6)
Mengorganisasikan
siswa
dalam
bidang
ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
2) Teknik kelompok adalah supervisi yang dilakukan secara
kelompok. beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan
antara lain:
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings ) Seorang
kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan
tugasnya
disusunnya.
berdasarkan
Termasuk
rencana
didalam
yang
telah
perencanaan
itu
antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik
dengan guru-guru.
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions )
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk
kelompok-kelompok
Kelompok-kelompok
guru
bidang
yang
telah
studi
sejenis.
terbentuk
itu
diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi
guna
membicarakan
hal-hal
yang
berhubungan
dengan usaha pengembangan dan peranan proses
belajar-mengajar.
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui
penataran-penataran
sudah
30
banyak
dilakukan.
Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi
tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,
dan
penataran
tentang
administrasi
pendidikan.
Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,
maka
tugas
mengelola
dan
kepala
sekolah
membimbing
terutama
adalah
pelaksanaan
tindak
lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat
dipraktikkan oleh guru-guru.
Menurut
Bafadal
(2009:49),
teknik
supervisi
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan
dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi:
1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan
antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi
kelompok
meliputi:
1)
kepanitiaan,
2)
kursus,
3)
laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi
pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8)
perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10)
bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13)
pertemuan guru.
Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian tersebut
diatas
dapat
diambil
kesimpulan,
bahwa
supervisi
kunjungan kepala sekolah adalah proses pertemuan baik
formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang
dianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada
beberapa teknik yang biasa digunakan kepala sekolah
31
dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini
hanya indikator: kunjungan kelas, semangat kerja guru,
pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan
evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin di luar
mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak
kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami
teliti.
2.2. Penelit ian yang Terkait
Acuan berupa teori penelitian terdahulu yang melalui
hasil berbagai penelitian diperlukan sebagai langkah awal
dalam sebuah langkah penelitian, sehingga dapat dijadikan
sebagai data pendukung. Menurut peneliti salah satu data
pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah
penelitian terdahulu yang relevan dengan kejadian yang
sedang diteliti, dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan
kinerja mengajar guru kerja melalui supervisi akademik
kepala sekolah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut,
sebagian besar menyatakan bahwa variabel terikat yaitu
disiplin dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen atau
variabel yang lain. Untuk lebih mudah dipahami hasil kajian
penelitian terdahulu penulis sajikan sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dan Sholen
(2014) dengan judul Pelaksanaan Supervisi Observasi
Kelas Kepala Sekolah Untuk Peningkatan Kinerja Guru di
SMK Negeri 2 Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan
32
(1) Pelaksanaan supervisi dilakukan secara terjadwal
sebanyak dua kali selama satu semester melalui teknik
observasi kelas dengan mempersiapkan lembar observasi
penilaian serta menghimbau guru untuk mempersiapkan
perangkat
mengajar;
(2)
Persepsi
guru
terhadap
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah mendapat
tanggapan yang positif. Dengan persepsi dari berbagai
faktor yang diterima guru, mempengaruhi kinerja pada
proses pembelajaran; (3) Hambatan yang dialami kepala
sekolah ini diperoleh dari guru dan dari kepala sekolah
sendiri yaitu guru masih belum siap untuk disupervisi
dan jadwal kepala sekolah yang padat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti, Khairuddin
& Nasir Usman (2014) dengan judul Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran di SD
Negeri 24 Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Program supervisi pengajaran yang disusun
oleh kepala sekolah mencakup perencanaan, penentuan
jadwal, model supervisi, kisi-kisi supervisi, pelaksanaan
(instrumen) umpan balik dan tindak lanjut. Dalam
pelaksanaannya kepala sekolah memeriksa administrasi
pengajaran seperti silabus, RPP, PBM, program tahunan,
program semester, minggu efektif, analisis butir soal. (2)
Teknik-teknik supervisi pengajaran dilakukan dengan
kunjungan
individual,
kelas,
observasi
pertemuan/
33
kelas,
rapat
pembicaraan
guru
serta
mengikutsertakan guru dalam pelatihan, penataran dan
seminar pendidikan. (3) Faktor pendukung pelaksanaan
supervisi
pengajaran
mengetahui
adalah
perkembangan
kepala
guru
sekolah
serta
dapat
keberhasilan
mengajarnya, dari hal tersebut akan terlihat guru yang
berprestasi dan harus dilakukan pembinaan bagi guru
yang belum maksimal dalam mengajar. Sedangkan faktor
penghambat dalam pelaksanaan supervisi pengajaran
adalah sangat terkendala pada waktu karena banyaknya
kesibukan kepala sekolah baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lili Ng Chui Mi dengan
judul Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk
Meningkatkan
Pembelajaran
Kinerja
pada
Guru
SMA
dalam
Negeri
penelitian ditemukan kinerja
2
guru
Mengelola
Sambas.
Hasil
dalam mengelola
pembelajaran belum maksimal, tahap-tahap pelaksanaan
supervisi klinis meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
dan (3) evaluasi. Persepsi guru terhadap pelaksanaan
supervisi klinis Kepala sekolah mendapat tanggapan
positif dari semua guru. Upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam mengatasi supervisi klinis meliputi (1)
melaksanakan IHT, (2) memberikan pengarahan dan
motivasi pada guru, (3) melakukan tugas menukar
informasi,
(4)
membimbing
memberdayakan
penyusunan
34
RPP.
guru
senior
dalam
Hambatan
dalam
pelaksanaan supervisi klinis yaitu berasal dari guru dan
kepala
sekolah.
kompetensi
Faktor-faktor
kepala
sekolah
yang
dalam
mendukung
melaksanakan
supervisi klinis meliputi (1) pendidikan dan pelatihan, (2)
seminar, diskusi maupun lokakarya tentang supervisi
klinis, (3) pertemuan-pertemuan rutin dalam MKKS, (4)
studi banding ke daerah yang sudah melaksanakan
supervisi klinis.
4. Penelitian oleh Regina (2013) dengan judul Supervisory
Functions of Secondary School Principals and Factors
Competing
With
These
Functions .
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa inti dari kegiatan pengawasan
adalah untuk mempertahankan standar yang diperlukan
pendidikan dan meningkatkan pertumbuhan profesional
guru. Penelitian ini ditujukan untuk membantu kepala
sekolah untuk memandu terhadap faktor-faktor yang
bersaing dengan fungsi pengawasan mereka. Meskipun
masalah politik, ekonomi dan sosial dapat mempengaruhi
pengawasan yang efektif oleh kepala sekolah, namun
banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan
pengawasan perhatian khusus.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Obiweluozor dkk (2013)
dengan judul: Supervision and Inspection for Effective
Primary Education in Nigeria: Strategies for Improvement.
Hasil penelitian menujukkan bahwa Pendidikan Dasar
sangat
penting
untuk
35
pencapaian
pembangunan
nasional. Pendapat ini mengharuskan berkenaan dengan
konsep pengawasan dan inspeksi, tantangan inspeksi
sekolah dan pengawasan dan strategi disodorkan untuk
meningkatkan
menjadi
pengawasan
pendidikan
Disimpulkan
bahwa
dasar
dan
pemeriksaan
yang
efektif
di
pengawasan/pemeriksaan
agar
Nigeria.
harus
diambil mempertimbangkan untuk mengajar dan belajar
yang efektif. Rekomendasi dibuat untuk memastikan
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif di tingkat
pendidikan dasar di Nigeria.
Berdasarkan
beberapa
contoh
hasil
penelitian
terdahulu, maka dapat digambarkan beberapa persamaan
dan perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan
oleh penulis. Persamaan dengan penelitian penulis adalah
adanya variabel yang sama dalam penelitian tersebut yang
mempengaruhi variabel lainnya.
Sementara itu, dilihat dari metode penelitian yang
digunakan pada penelitian terdahulu memiliki kesamaan,
yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
teknik penelitian tindakan sekolah.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian terdahulu
adalah pada variasi variabel yang digunakan, baik pada
variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel pada
penelitian ini sebagai penggunaan supervisi kunjungan
kelas
kepala
sekolah
dan kinerja
guru
dalam proses
pembelajaran. Adanya perbedaan dan persamaan yang
36
terdapat dalam tesis ini dengan penelitian terdahulu akan
dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sehingga
dapat
memberikan
manfaat
kepada
lembaga
untuk
peningkatan sesuai dengan pokok masalahnya.
Sebagai upaya untuk memberikan suatu justifikasi
yang berkaitan dengan tujuan penelitian, maka diperlukan
suatu teori yang berhubungan dengan masalah yang sedang
diteliti.
Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman
memecahkan
masalah
dalam
penelitian
merumuskan hipotesis. Oleh karena
mengungkapkan
teori-teori
yang
itu
untuk
dan
untuk
penulis
akan
berhubungan
dengan
supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan kinerja
mengajar guru.
2.3. Kerangka Pemikiran
Hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan
kinerja mengajar guru dalam proses pembelajaran
Sebagai
supervisor,
kepala
sekolah
mensupervisi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Supervisi
merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus
untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari
tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan
pengetahuan
dan
kemampuannya
untuk
memberikan
layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan
sekolah,
serta
berupaya
menjadikan
komunitas belajar yang lebih efektif.
37
sekolah
sebagai
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik, harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Pengawasan
dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan
tindakan
preventif
agar
para
guru
tidak
melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja
dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok
kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada
personel
yang
memangku
jabatan
fungsional
maupun
struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel
di dalam organisasi.
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja
yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya
manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit
meningkat, terutama para generasi muda, dengan demikian
bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangantantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana
kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para guru.
baik tidaknya kegiatan supervisi yang dilakukan sangat
38
bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah.
Selanjutnya kegiatan supervisi yang baik diharapkan dapat
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama
dalam proses pembelajaran yang efektif dengan perbaikanperbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan
supervisi.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka
yang
dikemukakan
sebelumnya maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Pendampingan
supervisi
kunjungan
kelas
kepala
sekolah mampu meningkatkan kinerja mengajar guru
dalam proses pembelajaran di SD Negeri Kemirirejo 1
Kota Magelang”.
39
40