ASIA TENGGARA LAOS DAN KAMBOJA

LAOS
Letak dan Ciri Geografisnya
Negara Laos Secara astronomis, wilayah Laos terletak antara 14°LU –
22°LU dan antara 100°BT – 108°BT. Luas total wilayah ini mencakup 236,800
km2 dan 2% dari wilayah tersebut adalah berupa perairan.
Adapun secara geografis wilayah Negara Laos memiliki batas batas wilayah
sebagai berikut
Sebelah utara : Republik Rakyat Tiongkok
Sebelah selatan : Kamboja
Sebelah barat

: Myanmar dan Thailand

Sebelah timur

: Vietnam

Sedangkan secara geologis negara Laos masih termasuk dalam lempeng
eurasia yang menyatukan asia dengan eropa. Laos adalah negara yang tidak
memiliki wilayah perairan laut. Namun mempunyai lembah sungai yang subur
yaitu lembah Sungai Mekong, sehingga banyak menghasilkan tanaman pertanian

dan perkebunan, terutama padi, pisang, kopi, jagung dan tembakau. Wilayah Laos
juga emiliki sumber-sumber tambang mineral, seperti timah, tembaga, emas, dan
perak. Wilayahnya didominasi perbukitan dan pegunungan yang tertutup hutan
lebat, sehingga menghasilkan kayu sebagai salah satu komoditasnya.
Letak astronomisnya, Laos beriklim tropis dengan suhu rata-rata tahunan
antara 26 C-28 C. curah hujan rata-rata a1.500 – 2.500 mm per tahun. Laos
memiliki 3 musim. Musim hujan pada bulan Juni-Oktober akibat pengaruh angin
musim barat daya. Musim kemarau yang sejuk terjadi pada bulan – Februari
karena pengaruh angin musim timur. Pada bulan Maret – Mei terjadi musim
pancaroba yang kering.
Laos adalah negara yang terhimpit oleh daratan di Asia Tenggara dan
diselimuti hutan lebat yang kebanyakan bergunung-gunung, di mana salah satunya
yang tertinggi adalah Phou bia dengan ketinggian 2.817 m dari permukaan laut.
Laos juga memiliki beberapa dataran rendah dan dataran tinggi. Sungai Mekong
membentuk sebagian besar dari perbatasannya dengan Thailand, sementara
rangkaian pegunungan dari Rantai Annam membentuk sebagian besar perbatasan
timurnya dengan Vietnam.
Komposisi Penduduk
Dengan luas wilayah Negara 239.800 km2, Laos mempunyai penduduk
yang tergolong jarang. Pada pertengahan tahun 2004, jumlah penduduk Laos


hanya 5,8 juta jiwa, dengan angka kelahiran 36 dan angka kematian 13. Rata-rata
pertumbuhan penduduk alami Laos adalah 2,3% per tahun. Diperkirakan pada
tahun 2025, jumlah penduduk Laos akan mencapai 8,6 juta jiwa. Sedangkan
jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah kurang lebih 6,4 juta jiwa.
Kelompok etnis terbesar di negara itu adalah Lao. Mereka membentuk
hampir setengah dari populasi. Orang Lao, yang terkait dengan orang Thai dari
tetangga Thailand, hidup di dataran yang berbatasan dengan Sungai Mekong dan
anak-anak sungainya. Gunung-gunung di pedalaman Laos dihuni oleh berbagai
kelompok etnis lainnya, seperti Meo (Hmong), Yao, dan Kha (atau Lao Theung).
Suku bangsa yang paling dominan di Laos adalah suku Lao. Suku bangsa lainnya
adalah Thai, Meo, Yao, Mon Khmer, Tiongkok. Dengan presentase Lao (48%),
Mon Khmer (25%), Thai (14%), Meo dan Yao (13%).
Banyak festival keagamaan dilakukan sepanjang tahun. Tahun Baru Lao
dirayakan pada bulan April. Vixakha Bouxa, atau Boun Bang-Fay, festival yang
menghormati kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, dilakukan pada
saat bulan purnama di bulan Mei. Pada bulan Juli, Khao Vassa, awal puasa,
dirayakan. Ho Khao Slak, yang terjadi di musim gugur, adalah perayaan semacam
Natal untuk anak-anak Laos. Orang Lao menyukai musik, terutama nyanyian.
Alat musik paling populer adalah seruling dan harmonika bambu yang disebut

khene.
Bahasa Laos, bahasa yang berhubungan erat dengan bahasa Thai, adalah
bahasa resmi negara. Masyarakat gunung berbicara dengan berbagai bahasa dan
dialek. Orang Kha berbicara dengan dialek bahasa Mon-Khmer dari tetangga
Kamboja. Hampir semua orang beragama Buddha. Orang Lao masuk dalam aliran
Theravada, salah satu dari dua cabang Buddhisme. Beberapa orang, terutama di
kalangan suku-suku pegunungan, juga memeluk agama tua yang melibatkan roh
(atau phi). Beberapa dari orang-orang pegunungan adalah orang Kristen.
Sejarah
Wilayah Laos telah dihuni manusia selama ribuan tahun. Periode prasejarah negara ini tidak terlalu banyak diketahui. Diperkirakan bahwa sejumlah
kelompok orang yang berbeda menetap di daerah Laos sebelum abad ke-14. Pada
saat itu, wilayah Laos dikendalikan oleh Kerajaan Mon dan Kekaisaran Khmer.
Bangsa Laos modern dianggap memiliki kaitan pada Kerajaan Lan Xang
yang berdiri pada pertengahan abad ke-14 dan didirikan oleh Fa Ngum. Sebelum
masa tersebut, negara itu sudah dihuni oleh orang Lao, orang Mon, dan kelompok
etnis lainnya. Pada abad ke-16, Buddhisme Theravada manjadi agama dominan.

Agama Islam pertama kali masuk ke Laos pada abad ke-18.Orang-orang
dari Tamil,selatan India ,yang pertama kali membawa islam ke Laos.Kebanyakan
muslim Tamil adalah laki-laki yang bekerja sebagai penjaga dan buruh.Ada pula

yang berdagang yakni menjual kosmetik yang mereka impor dari
Cina,Vietnam,dan Thailand.Sebagaian besar dari mereka tinggal di Vientiane,ibu
kota Laos .Mereka juga menyebar dan tinggal di tiga kota besar Laos yakni Luang
Prabang,Pakse,Savannakhet.Ialam juga dibawa masuk oleh Muslim dari
Pakistan,banayak dari mereka yang bekerja untuk pasukan Inggris dan
ditempatkan di Myanmar selama perang duni pertama .Muslim Pakhtun adalah
kelompok etnis muslim yang cukup besar di Laos .Pedagang Cina dari Yunan pun
berkontribusi terhadap perkembangan islam di Laos.Saudagar Cina ini yang
diyakini memeperkenalkan Islam kepada rakyat Laos,oleh masyarakat Laos para
pedagang asal cina ini dikenal dengan sebutan Chin Haw.Peninggal kaum Chin
Haw yang ada hingga kini adalah beberapa kelompok kecil komunitas muslim
yang tinggal di daratan tinggi dan perbukitan.
Dimulai pada pertengahan abad ke-17, Laos mengalami penurunan kondisi
ekonomi dan politik. Pada akhir abad ke-18, Laos yang semakin melemah
akhirnya ditaklukkan negara tetangga Thailand (Siam). Pada akhir abad ke-19,
Perancis yang baru saja menaklukkan Vietnam bernegosiasi dengan Thailand
untuk mendapatkan Laos. Pada awal abad ke-20, negara itu sepenuhnya berada di
bawah kendali Perancis.
Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Laos. Setelah perang selesai,
bersama dengan Vietnam, Laos lantas menyatakan kemerdekaannya. Prancis

merespon dengan mengirimkan tentara dan mengambil kendali wilayah
lagi.Gerakan nasionalis terus memperjuangkan kemerdekaan, sehingga pada tahun
1950 Perancis menyatakan Laos mendapatkan otonomi. Pada tahun 1954, Laos
akhirnya merdeka sepenuhnya sebagai negara monarki konstitusional.
Setelah kemerdekaannya, Laos mengalami periode ketidakstabilan politik.
Hal ini diperparah dengan kepentingan Amerika Serikat di wilayah itu yang
membutuhkan basis untuk memerangi Vietnam. Tercatat pemerintah koalisi
pertama jatuh pada tahun 1958, meskipun pemerintahan pengganti segera
terbentuk, namun segera jatuh lagi. Laos menyatakan netralitas pada tahun 1962,
saat terjadi konflik di Vietnam. Namun hal ini tidak menghentikan Amerika
Serikat dan Vietnam Utara untuk membangun basis kekuatan di Laos sehingga
menghancurkan sikap resmi bangsa untuk tetap netral. Meskipun Laos berusaha
mempertahankan demokrasi, ketika AS menarik diri dari wilayah tersebut serta

seiring kejatuhan Vietnam Selatan, negara itu diambil alih oleh faksi komunis
dengan dukungan militer dari Vietnam Utara.
Pada akhir tahun 1975, raja dipaksa turun tahta dan Communist Lao
People’s Democratic Republic segera dibentuk. Pemerintahan komunis yang
didukung Vietnam membuat kondisi ekonomi Laos semakin memburuk.
Akhirnya, dimulai pada akhir tahun 1980-an, Laos mulai lebih membuka

ekonominya dan memulai perbaikan ekonomi meskipun berjalan lambat.

KAMBOJA
Letak dan Ciri Geografisnya
Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan
Thailand di barat dan utara, Laos di timur laut dan Vietnam di timur dan tenggara.
Ketampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine
yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah
Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
Ketampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran
lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja
adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
Lokasi
: Asia tenggara, berbatasan dengan teluk Thailand
Koordinat Geografi : 13 00 U, 105 00 T
Wilayah : Total 181.040 km2 dengan daratan 176.520 km2 dan Perairan: 4.520km
Garis pantai
: 443 km
Perbatasan Darat : Total 2.572 km2 negara perbatasan : Laos 541 km, Thailand
803 km, Vietnam 1.228 km

Iklim
: tropis, musim monsoon (mei sampai November);
musim panas (Desember sampai april); sedikit variasi temperatur musiman
Letak geografis negara beriklim tropis itu bersebelahan dengan sejumlah
negara anggota ASEAN. Wilayah bagian tengah Kamboja adalah sebuah basin
atau cekungan yang dikelilingi oleh dataran yang luas. Wilayah Kamboja dialiri
oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang di negara ini. Sebelah
tenggara cekungan terdapat delta Sungai Mekong, sedangkan di sebelah utara dan
barat daya cekungan terdapat beberapa rangkaian pegunungan. Di bagian timur
Kamboja berupa dataran tinggi. Ketampakan geografis yang menarik di Kamboja
ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung

tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar
1.813 mdpl.
Iklim Kamboja didominasi oleh monsun. Rata-rata suhu di Kamboja
antara 21 sampai 35 °C. Kamboja memiliki dua musim. Musim hujan terjadi pada
Mei sampai Oktober, rata-rata suhu saat musim hujan adalah 22 °C. Musim
kemarau berlangsung dari November sampai April dan suhu rata-ratanya bisa
mencapai 40 °C pada bulan April. Bencana banjir pernah terjadi pada tahun 2001
dan kembali terjadi pada tahun 2002.

Komposisi Penduduk
Agama Buddha Theravada adalah agama resmi di Kamboja, dengan
jumlah pemeluk sekitar 95% dari total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di
kamboja .Agama terbesar kedua adalah Islam yang merupakan etnis Chams dan
Melayu. Mereka kebanyakan tinggal di Provinsi Kampong Cham. Terdapat
300.000 warga Muslim di negara ini. Satu persen penduduk Kamboja memeluk
agama Kristen, dengan yang terbesar adalah Kristen Katolik diikuti dengan
Kristen Protestan. Terdapat sekitar 20.000 penduduk beragama Katolik di
Kamboja dan merupakan 0,15% dari seluruh penduduk Kamboja. Agama Buddha
Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa dan orang
Vietnam di Kamboja.
Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa lain yang
digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha.
Jumlah penduduk negara ini 11.168.000 jiwa. Sebagian besar penghidupan
penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras,
jagung, merica, tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil
tambangnya adalah besi, tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja
adalah tekstil, kertas, plywood, dan minyak.
Suku bangsa khemer adalah yang terbesar populasinya,sedangkan sukusuku yang ada di pegunungan (Hill Tribes) sebagai minoritas,diikuti suku bangsa
pendatang seperti Vietnam,Burma,Thailand,Eropa,China dan beberapa keturunan

melayu dari Malaysia.
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada.
Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi
budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu
nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak
bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian
rakyat, dan tarian sosial.

Seni dan pertunjukan tradisional biasanya digunakan sebagai bagian dari
kehidupan masyarakat Khmer pada beberapa abad lalu, seperti yang digambarkan
pada pahatan timbul Angkor Wat. Bagaimanapun, saat Khmer Merah memerintah
di Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979, banyak seni Khmer yang dilarang dan
dihancurkan, termasuk kuil-kuil. Banyak juga penari, penyanyi, dan artis yang
dibunuh.
Tari Tradisional Kamboja (Robam) Ratusan tahun yang lalu, Robam (tari)
Apsara ditampilkan hanya untuk Kerajaan Khmer, walaupun setelah itu tarian ini
juga ditampilkan untuk perayaan khusus Kerajaan, seperti perayaan setelah
menang dari perang. Akan tetapi sebuah serangan yang dilakukan Kerajaan
Siamese (sekarang Thailand) pada abad ke-15 berimbas ke Robam Apsara.
Serangan tersebut memaksa Kerajaan Khmer untuk memindahkan ibu kota

mereka ke Phnom Penh dan sejak itu tarian ini pun hanya dipertunjukkan secara
terbatas hanya di kalangan istana.
Sejarah
Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama
abad ke-3,4 dan 5 Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun
daerah Kamboja. Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan China
dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun dan
berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.
Beberapa sejarawan beranggapan bahwa Islam sampai di kamboja pada
abad ke-11 Masehi. Ketika itu kaum Muslimin berperan penting dalam
pemerintahan kerjasaan Campa. Setelah kerajaan itu runtuh, kaum Muslimin
memisahkan diri. Sebagian sampai di Kamboja. Muslim Cham yakin garis
keturunan mereka terhubung hingga ayah mertua Rasulullah SAW, Jahsy bin
Ri’ab yang merupakan ayah dari Zainab, salah satu istri Rasulullah. Hal itu
dikaitkan dengan arus kedatangan para sahabat di Indo-Cina pada 617-618 dari
Abyssinia melalui jalur laut. Menurut data Pew Research Center, jumlah Muslim
di Cambodia pada 2009 mencapai 236 ribu atau 1,6 persen dari populasi. Namun,
menurut Ketua Senat Mahasiswa Muslim Kamboja, Sles Alfin, populasi Muslim
di negaranya diperkirakan mencapai lima persen. Kebanyakan merupakan etnsi
Cham dan Melayu yang merupakan kelompok minoritas di Kamboja. Sebelum

kemenangan Khmer Merah pada 1975, komunitas Muslim Kamboja sebenarnya
terdiri dari kaum Cham dari bekas kerajaan Champa di Vietnam yang runtuh pada
1470 M. Kaum Cham pada mulanya diislamkan oleh para pedagang dan pengrajin
dari Arab dan India. Alat penting dalam menanamkan pemahaman agama di
Kamboja adalah pengembangan sekolah. Kebanyakan sekolah baru di sana adalah
madrasah, pesantren dengan pembelajaran yang lebih jauh dan mendalam tentang

teks-teks Islam. Hingga 2005, jumlah pemukiman Muslim di Kamboja telah
mencapai 417 desa, dengan rata-rata tiga hingga tujuh sekolah Islam di setiap desa
Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan
Khmer terletak di Angkor, sebuah daerah yang dibangun pada masa kejayaan
Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga pada saat itu, menjadi simbol bagi
kekuasaan Khmer.
Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan
Khmer memindahkan ibukota dari Angkor ke Lovek, di mana Kerajaan mendapat
keuntungan besar karena Lovek adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di
Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat pada
hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1594.
Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam
secara bergilir.
Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari
perlindungan kepada Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani
perjanjian dengan pihak Perancis yang isinya memberikan hak kontrol provinsi
Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah
ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh
Perancis dan Thai.
Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863
sampai dengan 1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan
Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis
pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah kerajaan konstitusional di
bawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.
Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih
untuk netral. Hal ini tidak dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jenderal Lon Nol
dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan
Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk
memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan
untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang
memicu perang saudara timbul di Kamboja.
Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan
mengubah format Kerajaan menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang
dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera memindahkan masyarakat
perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian kolektif.
Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan yang

terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat
Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.
Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk
menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada
tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua pihak yang bertikai ini di
Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan senjata antara pihak
Norodom Sihanouk dan Lon Nol.
Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak
membantu negara Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira
militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para
calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.
Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak
asing setelah perang, walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah
sebuah kudeta yang gagal terjadi pada tahun 1997.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Laos
http://pandri-16.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-awal-terjadinya-negara-laos.html