BAB II 3 ASKEP ANAK DENGAN DHF
16
4. Klasifikasi dan Tanda Gejala
Menurut Soegijanto (2006), tanda gejala umum yang biasanya
terjadi pada anak dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu :
demam
tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari,
hepatomegali, penurunan nafsu makan, anak gelisah, perdarahan
spontan berbentuk ptekia dan perdarahan gusi.
Menurut WHO (2009) demam pada DBD seperti pelana kuda
dimana WHO membagi fase demam dengue itu menjadi 3 fase, yaitu:
a. Fase Demam
Penderita mengalami demam akut 1-3 hari disertai muka memerah,
kulit memerah, nyeri seluruh badan, anoreksia, mual dan muntah
umum terjadi. Sulit untuk membedakan dengue dengan non dengue
pada fase demam, uji torniquet positip mempertinggi kemungkinan
penderita mengalami infeksi virus dengue. Diperlukan monitor
untuk menilai timbulnya tanda bahaya (warning sign) yang akan
membuat pasien masuk ke fase ke 2 fase kritis. Manifestasi
perdarahan ringan seperti ptekie dan perdarahan membran mukosa
(seperti perdarahan hidung dan gusi) dapat terjadi. Hati dapat
membesar dan tegang/nyeri setelah demam beberapa hari. Tanda
paling awal dari pemeriksaan darah rutin adalah menurunnya total
leukosit (leukopenia) yang dapat menjadi dasar klinisi untuk
menilai pasien sudah terjangkit virus dengue.
b. Fase Kritis
17
Selama fase rawatan, pada saat temperatur tubuh turun menjadi
≤ 37,5-38˚C dan bertahan pada suhu tersebut, terjadi pada hari ke
4-6, meningkatnya permeabilitas kapiler bersamaan dengan
meningkatnya kadar hematokrit dapat terjadi. Ini merupakan tanda
awal fase kritis. Leukopenia yang progresif diikuti dengan
menurunnya
jumlah
trombosit
mengiindikasikan
kebocoran
plasma, efusi pleura dan ascites dapat terdeteksi tergantung dari
derajat kebocoran plasma dan volume dari terapi cairan. Hasil tes
laboratorium IgM dan IgG pun akan positif pada fase ini. Foto
thorax dan ultrasonografi abdomen dapat digunakan untuk
mendiagnosa efusi pleura dan ascites. Syok dapat terjadi didahului
oleh timbulnya tanda bahaya (warning sign). Temperatur tubuh
dapat subnormal saat syok terjadi.
c. Fase Recovery
Bila pasien telah melewati 24-48 jam fase kritis, reabsorpsi cairan
dari kompartemen extravascular terjadi dalam 48-72 jam. Keadaan
umum membaik, kembalinya nafsu makan, berkurangnya gejala
gastrointestinal,
hemodinamik
stabil
dan
cukup
diuresis.
Bradikardia dan perubahan EKG dapat terjadi pada fase ini.
Hematokrit kembali normal atau lebih rendah karena efek dilusi
cairan yang diberikan. Leukosit kembali meningkat disusul dengan
meningkatnya trombosit
18
Selain itu WHO (2012) membagi Demam Berdarah Dengue
(DBD) menjadi 4 derajat yaitu sebagai berikut:
d. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas hanya terdapat manifestasi
perdarahan (Uji torniquet positif).
e. Derajat II
Seperti dengan derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
f. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan
lemah,tekanan darah menurun atau hipotensi disertai kulit yang
dingin.
g. Derajat IV
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
5. Komplikasi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat berkembang
menjadi berat jika terjadi komplikasi-komplikasi berupa ensefalopati,
kerusakan hati, kerusakan otak, kejang-kejang, syok dan kematian.
Untuk menentukan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan cepat, terutama jika berada di daerah rural, digunakan Rapid
Diagnostic Test Kits yang dapat menentukan juga apakah penderita
mengalami infeksi dengue primer atau sekunder. Pemeriksaan serologi
19
dilakukan untuk memastikan diagnosis Demam Berdarah Dengue
(DBD) jika terdapat indikasi klinis (Soedarto, 2012).
6. Pemeriksaan Penunjang
Langkah-langkah pemeriksaan medis menurut (Suriadi & Yuliani,
2006) :
a. Pemeriksaan Hemoglobin
Ada kenaikan bisa sampai 20%, normal anak-anak : 11,5-13,5
g/dL. Hemoglobin meningkat karna pada pasien DBD mengalami
peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga terjadilah kebocoran
plasma ke ekstraselular yang menyebabkan darah menjadi kental
sehingga pada saat ini lah nilai hemaglobin menjadi meningkat.
b. Pemeriksaan trombosit
Jumlah
trombosit
anak
normal
150.000-440.000
sel/mm3
mengalami penurunan
4. Klasifikasi dan Tanda Gejala
Menurut Soegijanto (2006), tanda gejala umum yang biasanya
terjadi pada anak dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu :
demam
tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari,
hepatomegali, penurunan nafsu makan, anak gelisah, perdarahan
spontan berbentuk ptekia dan perdarahan gusi.
Menurut WHO (2009) demam pada DBD seperti pelana kuda
dimana WHO membagi fase demam dengue itu menjadi 3 fase, yaitu:
a. Fase Demam
Penderita mengalami demam akut 1-3 hari disertai muka memerah,
kulit memerah, nyeri seluruh badan, anoreksia, mual dan muntah
umum terjadi. Sulit untuk membedakan dengue dengan non dengue
pada fase demam, uji torniquet positip mempertinggi kemungkinan
penderita mengalami infeksi virus dengue. Diperlukan monitor
untuk menilai timbulnya tanda bahaya (warning sign) yang akan
membuat pasien masuk ke fase ke 2 fase kritis. Manifestasi
perdarahan ringan seperti ptekie dan perdarahan membran mukosa
(seperti perdarahan hidung dan gusi) dapat terjadi. Hati dapat
membesar dan tegang/nyeri setelah demam beberapa hari. Tanda
paling awal dari pemeriksaan darah rutin adalah menurunnya total
leukosit (leukopenia) yang dapat menjadi dasar klinisi untuk
menilai pasien sudah terjangkit virus dengue.
b. Fase Kritis
17
Selama fase rawatan, pada saat temperatur tubuh turun menjadi
≤ 37,5-38˚C dan bertahan pada suhu tersebut, terjadi pada hari ke
4-6, meningkatnya permeabilitas kapiler bersamaan dengan
meningkatnya kadar hematokrit dapat terjadi. Ini merupakan tanda
awal fase kritis. Leukopenia yang progresif diikuti dengan
menurunnya
jumlah
trombosit
mengiindikasikan
kebocoran
plasma, efusi pleura dan ascites dapat terdeteksi tergantung dari
derajat kebocoran plasma dan volume dari terapi cairan. Hasil tes
laboratorium IgM dan IgG pun akan positif pada fase ini. Foto
thorax dan ultrasonografi abdomen dapat digunakan untuk
mendiagnosa efusi pleura dan ascites. Syok dapat terjadi didahului
oleh timbulnya tanda bahaya (warning sign). Temperatur tubuh
dapat subnormal saat syok terjadi.
c. Fase Recovery
Bila pasien telah melewati 24-48 jam fase kritis, reabsorpsi cairan
dari kompartemen extravascular terjadi dalam 48-72 jam. Keadaan
umum membaik, kembalinya nafsu makan, berkurangnya gejala
gastrointestinal,
hemodinamik
stabil
dan
cukup
diuresis.
Bradikardia dan perubahan EKG dapat terjadi pada fase ini.
Hematokrit kembali normal atau lebih rendah karena efek dilusi
cairan yang diberikan. Leukosit kembali meningkat disusul dengan
meningkatnya trombosit
18
Selain itu WHO (2012) membagi Demam Berdarah Dengue
(DBD) menjadi 4 derajat yaitu sebagai berikut:
d. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas hanya terdapat manifestasi
perdarahan (Uji torniquet positif).
e. Derajat II
Seperti dengan derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
f. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan
lemah,tekanan darah menurun atau hipotensi disertai kulit yang
dingin.
g. Derajat IV
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
5. Komplikasi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat berkembang
menjadi berat jika terjadi komplikasi-komplikasi berupa ensefalopati,
kerusakan hati, kerusakan otak, kejang-kejang, syok dan kematian.
Untuk menentukan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan cepat, terutama jika berada di daerah rural, digunakan Rapid
Diagnostic Test Kits yang dapat menentukan juga apakah penderita
mengalami infeksi dengue primer atau sekunder. Pemeriksaan serologi
19
dilakukan untuk memastikan diagnosis Demam Berdarah Dengue
(DBD) jika terdapat indikasi klinis (Soedarto, 2012).
6. Pemeriksaan Penunjang
Langkah-langkah pemeriksaan medis menurut (Suriadi & Yuliani,
2006) :
a. Pemeriksaan Hemoglobin
Ada kenaikan bisa sampai 20%, normal anak-anak : 11,5-13,5
g/dL. Hemoglobin meningkat karna pada pasien DBD mengalami
peningkatan permeabilitas kapiler, sehingga terjadilah kebocoran
plasma ke ekstraselular yang menyebabkan darah menjadi kental
sehingga pada saat ini lah nilai hemaglobin menjadi meningkat.
b. Pemeriksaan trombosit
Jumlah
trombosit
anak
normal
150.000-440.000
sel/mm3
mengalami penurunan