BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA
MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN
BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BREBES

Ahmad Hurwanto Handoro*)
Agus Nuryatin dan Suseno **)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
[email protected]

Abstrak
Dari hasil observasi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes tahun
pelajaran 2012/2013 diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam bermain
drama masih rendah. Hal ini disebabkan oleh motivasi siswa masih rendah dan
kemampuan siswa dalam bermain drama masih minim. Selama ini pembelajaran
bermain drama yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah
sehingga proses interaksi menjadi monoton. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan keterampilan bermain drama, peneliti menggunakan metode
latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual yang diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam bermain drama. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat peningkatan. Nilai rata-rata hasil tes prasiklus sebesar 65,14.Nilai ratarata hasil tes siklus I sebesar 73,47 dan pada siklus II nilai rata-rata 81,11. Terjadi

peningkatan sebesar 7,64%. Peningkatan keterampilan bermain drama ini ikuti
oleh perubahan perilaku siswa. Siswa menjadi lebih aktif ketika guru memberikan
pertanyaan pancingan. Secara keseluruhan perubahan tingkah laku siswa
mengalami peningkatan dari 79,7% pada siklus I menjadi 86,8% pada siklus II.
Peningkatan sebesar 10,1%.
Kata Kunci: Keterampilan bermain drama, metode latihan terbimbing, media
audiovisual

Abstract
From the observations in grade XI IPS 1 SMA N 1 Brebes academic
years 2012/2013, I was obtained an information that the student's play drama
abilities were low. This is due to the student's motivation to play drama is low and
its abilities still minimum. The learning of play drama that used teachers was
lecture method so the interaction of learning becomes monotonous. Therefore, to
improve the play drama supervised training methods through audiovisual media
that are expected to facilitate students in play drama. The results of experiment
showed there was an increase. The average of pre-cycle test result was 65,14. The
*)Mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Unnes
**)Dosen bahasa dan sastra Indonesia Unnes


average of first cycle test result was 73,47 and the average of second cycle test
result was 81,11. The increased was 7,64%. The increasing of play drama
abilities were followed by changes of student’s behavior. The students who
previously less active in this learning becomes active when the teacher asks
inducement. Overall the changes of student’s behavior were increased from 79,7%
in the first cycle to 86,8% in the second cycle. The increasing was 10,1%.
Keywords: play drama abilitiess, supervised training methods, audiovisual media.

*)Mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Unnes
**)Dosen bahasa dan sastra Indonesia Unnes

PENDAHULUAN
Keterampilan bermain drama merupakan keterampilan yang sangat
penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga
penting untuk lingkungan masyarakat. Keterampilan bermain drama ini penting
karena keterampilan bermain drama sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Namun,
dalam praktiknya sering

kita menemukan pembelajaran satu arah dalam


pembelajaran bermain drama, guru sebagai sentral atau penentu dalam
pembelajaran dan siswa bersifat pasif sebagai pendengar, sehingga dalam
pembelajaran bermain drama siswa cenderung belum mampu dalam bermain
drama kalimat yang baik dan benar yang menyebabkan tujuan pembelajaran
belum tercapai serta keadaan ini mengakibatkan pembelajaran bermain drama
menjadi tidak efektif.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti

menerapkan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual.
metode pembelajaran ini akan menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan
siswa pengalaman belajar yang tinggi. Siswa akan belajar mengenai tanggung
jawab, kerja sama, dan berekspresi.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah proses
pembelajaran keterampilan bermain drama menggunakan metode latihan
terbimbing dengan berbantuan media audiovisual pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 1 Brebes? (2) Bagaimanakah peningkatan keterampilan bermain drama
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media
audiovisual? dan (3) Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas XI IPS

1 SMA Negeri 1 Brebes setelah mengikuti pembelajaran keterampilan bermain
drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media
audiovisual?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsi proses pembelajaran
keterampilan bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan
berbantuan media audiovisual pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes,
(2) Mendeskripsi peningkatan pembelajaran keterampilan bermain drama
menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual
Universitas Negeri Semarang

pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes, dan (3) Mendeskripsi perubahan
perilaku belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes setelah pembelajaran
keterampilan bermain drama menggunkan metode latihan terbimbing dengan
berbantuan media audiovisual.
Penelitian ini merujuk pada penelitian dari peneliti lain. Penelitian yang
dirujuk adalah penelitian tentang keterampilan bermain drama yang dilakukan
oleh Blessler (2006), Drenten, dkk. (2008), Huda (2009), Riana (2009),
Kusumaningtyas (2010), Kurnia (2011), dan Arum (2012). Berdasarkan beberapa
penelitian tersebut, penelitian menggunakan metode latihan terbimbing dengan
berbantuan media audiovisual belum pernah dilakukan di sekolah. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk menggunakan metode latihan terbimbing dengan
berbantuan media audiovisual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan
bermain drama siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Brebes. Keunggulan dari
metode dan media pembelajaran ini adalah siswa lebih tertarik dalam proses
pembelajaran sehingga mampu bermain drama dengan baik.
Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan

kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog
(Kosasih 2009: 115). Sunarti (2007:220) menjelaskan bahwa drama adalah
karangan yang berupa dialog sebagai bentuk alurnya. Menurut Santosa (2008:83),
drama adalah salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia
yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak
mengagungkan sifat tragedi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa drama adalah gambaran kisah
hidup manusia yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk
lakuan dan dialog dalam alurnya dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata
panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana.
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu
dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,

kesempatan, dan keterampilan (Djamarah, 2010: 95). Arikunto (2008: 65)
menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan-bantuan atau tuntutan khusus yang
Universitas Negeri Semarang

diberikan kepada siswa dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada
siswa tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin.
Dari uraian dari para ahli di atas, disimpulkan bahwa metode latihan
terbimbing, yaitu suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu dengan memberikan bantuan yang terus menerus dan sistematis
dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada individu untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Arsyad (2003) berpendapat bahwa media merupakan alat bantu pada
proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media adalah alat bantu apa
saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran (Djamarah dan Zain 2006: 2). Menurut (Ibrahim dan Syaodih 2003:
112) media pengajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pengajaran, merangsang pikiran,
perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajarmengajar.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan media audiovisual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitan tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini
dilakukan di kelas dalam satu sekolah untuk menyelesaikan masalah di kelas agar
pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Penelitan ini melibatkan komponen
yang ada di dalam kelas yang meliputi siswa, materi pelajaran, dan metode
pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan dua
tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus ini terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah keterampilan bermain drama dari teks
wawancara siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Brebes. Variabel penelitian ini ada dua,
yaitu keterampilan bermain drama dan penggunaan metode latihan terbimbing.

Universitas Negeri Semarang

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu tes dan
non tes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja
tersebut berupa tugas kepada siswa untuk bermain drama. Tes unjuk kerja ini
dilakukan satu kali pada siklus I dan satu kali pada siklus II. Instrumen non tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman

wawancara, jurnal, dan dokumentasi.
Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
membuat catatan khusus mengenai perilaku siswa dalam kegiatan bermain drama.
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa
selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II. Pedoman wawancara
bertujuan mendapatkan informasi tertentu tentang seberapa jauh keefektifan
penggunaan teknik yang dgunakan yang berkaitan dengan variabel penelitian.
Catatan harian siswa dibuat dengan tujuan mengetahui respon dan minat siswa
terhadap pembelajaran bermain drama dengan metode latihan terbimbing dengan
berbantuan media audiovisual. Dokumentasi merupakan instrumen yang penting
dalam penelitian tindakan kelas, karena dengan dokumentasi semua proses
penelitian dapat terekam dari awal sampai akhir pembelajaran.
Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan
mengetahui peningkatan keterampilan bermain drama dengan metode latihan
terbimbing dengan berbantuan media audiovisual. Teknik kualitatif digunakan
untik menganalisis hasil wawancara, observasi, dokumentasi foto, dan jurnal guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses pembelajaran bermain drama dengan metode latihan terbimbing

dengan berbantuan media audiovisual dilakukan dalam dua tahap, yaitu siklus I
dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan. Kegiatan inti
berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian, proses
pembelajaran pada siklus I tidak sama persis dengan proses pembelajaran siklus II.
Di siklus I siswa cenderung masih banyak yang kurang memperhatikan penjelasan

Universitas Negeri Semarang

guru dan berbicara sendiri dengan temanya. Akan tetapi, pada pembelajaran siklus
II terjadi peningkatan yang cukup signifikan karena semua siswa memperhatikan
penjelasan guru dan siswa memperoleh nilai yang lebih memuaskan.
Hasil yang diperoleh pada pembelajaran bermain drama siklus I, bahwa
keterampilan siswa dalam bermain drama dengan metode latihan terbimbing
masih kurang. Hal ini, terlihat dari nilai rata-rata klasikal yang diperoleh baru
mencapai 73,47 atau masih dibawah kriteria ketuntasan yaitu 75. Berdasarkan
hasil yang diperoleh pada siklus I, pembelajaran bermain drama siklus II
dilakukan untuk mencapai target yang ditentukan. Pada siklus II ini nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 81,11 dengan kategori baik. Begitupun dengan nilai
rata-rata tiap siklus juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Tabel 1 Perbandingan Hasil Tes Keterampilan Bermain Drama

Menggunakan Metode Latihan Terbimbing Dengan Berbantuan
Media Audiovisual
No

Aspek

Rata-rata

Peningkatan

PS

SI

SII

PS-SI

S1-SII


PS-SII

1.

ketepatan
pengucapan

73,6

81,9

88,1

8,3

6,2

14,5

2.

ketepatan intonasi

65,2

77,0

84,7

11,8

7,7

19,5

3.

kerapian
suara

59

70,9

79,8

11,9

8,9

20,8

4.

kesesuaian
pengimajian mimik

62,5

68,7

75,6

6,2

6,9

13,1

5.

kecocokan gesture

63,2

70,1

75,0

6,9

4,9

11,8

volume

64,7 73,7 80,6 9,02
6,92
15,9
Rata-rata
Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes pembelajaran bermain drama
menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual
mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I ke siklus II. Jika dilihat pada tabel
4.16 tersebut hasil rata-rata tes bermain drama prasiklus ke siklus 1 meningkat
8,33 dari 65,14 menjadi 73,47. Pada siklus I ke siklus II nilai rata-rata meningkat
7,64 dari 73,47

menjadi 81,11. Pada prasiklus I ke siklus II nilai rata-rata

meningkat 15,97 dari 65,14 menjadi 81,11. Berikut penjelasan peningkatan hasil
Universitas Negeri Semarang

tes bermain drama pada setiap aspek.
Aspek ketepatan pengucapan meningkat dari prasiklus ke siklus I 8,3 yaitu
dari 73,6 menjadi 81,9. Pada siklus I ke siklus II 6,2 yaitu dari 81,9 menjadi 88,1.
Pada prasiklus ke siklus II meningkat 14,5 yaitu dari 73,6 menjadi 88,1.
Peningkatan ini terjadi karena guru pada siklus II memberikan materi lebih jelas
mengenai

ketepatan

pengucapan.

Aspek

ketepatan

intonasi

mengalami

peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 11,8 yaitu dari 65,2 menjadi 77,0.
Pada siklus I ke siklus II meningkat 7,7 dari 77,0 menjadi 84,7. Pada prasiklus ke
siklus II meningkat 19,5 yaitu dari 65,2 menjadi 84,7. Peningkatan ini terjadi
karena guru pada siklus II memberikan materi dan arahan yang jelas. Selain itu
pada dasarnya aspek ini dari awal siswa sudah mencapai nilai yang cukup
memuaskan.
Aspek kerapian volume suara mengalami peningkatan dari prasiklus ke
siklus I 11,9 yaitu dari 59 menjadi 70,9. Pada siklus I ke siklus II 8,9 yaitu dari
70,9 menjadi 79,8. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 20,8 yaitu dari 59
menjadi 79,8. Aspek ini juga mengalami peningkatan yang cukup baik karena
siswa telah memahami tentang penggunaan volume suara. Aspek selanjutnya
adalah kesesuaian pengimajian mimik yang mengalami peningkatan dari prasiklus
ke siklus I sebesar 6,2 yaitu dari 62,5 menjadi 68,7. Pada siklus I ke siklus II
meningkat 4,9 dari 68,7 menjadi 75,6. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 13,1
yaitu dari 62,5 menjadi 75,6.
Aspek kecocokan gesture mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus
I 6,9 yaitu dari 63,2 menjadi 70,1. Pada siklus I ke siklus II 4,9 yaitu dari 70,1
menjadi 75,0. Pada prasiklus ke siklus II meningkat 11,8 yaitu dari 63,2 menjadi
75,0.
Selama proses pembelajaran bermain drama menggunakan metode latihan
terbimbing dengan berbantuan media audiovisual, peneliti melakukan pengamatan
tingkah laku siswa. Pengamatan dilakukan pada siklus I dan siklus II melalui
instrumen nontes berupa observasi, jurnal, dan wawancara. Dari hasil observasi
yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus
II secara umum terlihat pada tabel berikut.
Universitas Negeri Semarang

Tabel 2 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
No

Aspek Pengamatan

Siklus
I
(%)

Siklus
II
(%)

Peningkatan
(%)

1

Siswa siap mengikuti pembelajaran

100

100

0

2

Siswa
aktif
bertanya
dan
memberikan tanggapan dalam proses
pembelajaran
Siswa antusias dan serius dalam
kegiatan bermain drama
Siswa memperhatikan pembelajaran
bermain drama dengan baik
Siswa
aktif
dalam
kegiatan
kelompok
Siswa keluar kelas

38,8

44,4

5,6

88,8

100

11,2

94,4

100

5,6

88,8

100

11,2

8,3

5,5

2,8

7

Siswa mengantuk/ tidur di dalam
kelas

5,5

0

-5,5

8
9

Siswa banyak bergurau dan berbicara
Cara duduk siswa yang kurang sopan
di dalam kelas.
Siswa makan di dalam kelas selama
pembelajaran berlangsung

11,1
11,1

0
0

-11,1
-11,1

5,5

0

-5,5

3
4
5
6

10

Berdasarkan hasil observasi di atas, terjadi perubahan tingkah laku siswa
ke arah yang lebih baik yaitu sebesar 10,1% dari 79,7% sampai 86,8%. Selain itu,
Tingkah laku negatif yang masih ditunjukkan siswa di siklus I mengalami
penurunan dan sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku positif di siklus
II.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil
keesimpulan bahwa metode latihan terbimbing dengan berbantuan media
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan bermain drama. Hal tersebur
didasarkan tiga hal yaitu: (1) proses yang terjadi pada pembelajaran keterampilan
Universitas Negeri Semarang

bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan
media audiovisual lebih baik daripada metode sebelumnya, (2) hasil keterampilan
bermain drama menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan
media audiovisual mengalami peningkatan dari metode sebelumnya, (3) terjadi
perubahan positif pada perilaku siswa pada pembelajaran bermain drama
menggunakan metode latihan terbimbing dengan berbantuan media audiovisual.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Blesler, Liora. 2006. Exploring Moral Values with Young Adolescents Through
Process Drama. International Journal of Education & Arts, Vol. 7, No. 2:
http://www.ijea.org/v7n2/v7n2.pdf diunduh tanggal 23 Februari 2013,
pukul 19.30 WIB.
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Drenten, dkk. 2008. An Exploratory Investigation of The Dramatic Play of
Preschool Children Within a Grocery Store Shopping Context.
International Journal of Retail & Distribution Management, Vol. 36, No.
10:http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1746861
diunduh tanggal 10 Februari 2013, pukul 17.00 WIB.
Fitriani. Kurnia. 2011. “Peningkatan Keterampilan Bermain Peran dengan Teknik
Kreatif Dramatik dan Sayembara untuk Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010/2011” Skripsi FBS
Huda. Nailul. 2009. “Peningkatan Bermain Drama dengan Memanfaatkan Teknik
Demonstration Performance dan Media VCD Bermain Drama Siswa Kelas
VII F SMP N 40 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009” Skripsi FBS Unnes.
Kosasih, E. 2009. Mantap Bersastra Indonesia SMP/MTs. Bandung: Yrama
Widya.
Kusumaningtyas. Evy. 2010. “Peningkatan Memerankan Tokoh dalam
Pementasan Drama dengan Metode Sinektik Siswa Kelas XI SMA 1
Jekulo Kudus” Skripsi FBS Unnes
Riana. Ceskha Nur. 2009. ”Peningkatan Keterampilan Bermain Drama Melalui
Universitas Negeri Semarang

Teknik Permainan (Dolanan) Anak Siswa Kelas V SD Negeri
Gunungsimping 03 Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010” Skripsi FBS Unnes.
Santosa, Eka, dkk. 2008. Seni Teater Jilid I .Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Sari. Arum Mutiara. 2012. ”Peningkatan Keterampilan Bermain Peran
Menggunakan Teknik Rotating Roles dengan Media Video Bermain Peran
Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Weleri Kabupaten Kendal” Skripsi
FBS Unnes.
Sunarti. 2007. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia: Ringkasan Materi Lengkap
Disertai Contoh Jawab dan Latihan UNAS. Bandung: Pustaka Setia.

Universitas Negeri Semarang

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25