MAKALAH PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA BENC (1)
i
MAKALAH
KLIMATOLOGI
“ PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA”
DALAM MASALAH BENCANA DAN KESEHATAN
DIAJUKAN KEPADA DOSEN MATA KULIAH KLIMATOLOGI
PADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DALAM MEMENUHI TUGAS KULIAH
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si.
DISUSUN OLEH :
RIMA MEILITA SARI
NIM : A1A509211
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia dan
rahmatNya jualah saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim Bagi
Manusia dalam Masalah Bencana dan Kesehatan“.
Uraian yang akan saya paparkan pada makalah ini tentang definisi dari pemanasan
global, penyebab pemanasan global, serta dampak yang ditimbulkan pemanasan global
( global warming ) terhadap bencana yang ada di bumi dan dampaknya bagi kesehatan.
Sehubungan dengan hal itu, maka saya berusaha menguraikan sebaik mungkin dan
memberikan penjelasan tentang hal yang akan saya paparkan tersebut dan pentingnya
mengetahui tentang pengaruh pemanasan global agar kita dapat berusaha mencegah sebaik
mungkin agar bumi kita yang tercinta ini kembali seperti keadaan semula ( stabil ).
Saya menyadari keterbatasan dan kemempuan serta pengetahuan yang saya miliki.
Tentu makalah ini jauh dari kesan sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya perlukan agar menjadi yang lebih baik lagi.
Selanjutnya saya ucapkaan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam membuat makalah yang bertema “ Pengaruh Iklim Bagi Manusia Dalam Masalah
Bencana dan Kesehatan “ini, tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada Drs. H.
Sidharta Adyatma, M.Si. yang menjadi dosen pembimbing saya dalam mata kuliah
klimatologi ini.
Semoga saja informasi yang saya berikan bermanfaat untuk kita semua.
Banjarmasin,
April 2010
Penyusun,
RIMA MEILITA SARI
iii
DAFTAR ISI
HAL
Halaman Judul…………………………........................................................................
i
Kata Pengantar................................................................................................................
ii
Daftar Isi.........................................................................................................................
iii
BAB I
: PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
1
1.3 Tujuan………………………………………………………………
2
1.4 Manfaat……………………………………………………………..
2
1.5 Metode Penulisan…………………………………………………..
2
1.6 Sistematika Penulisan………………………………………………
2
: PEMBAHASAN……………………………………………………..
4
2.1 Definisi Iklim……………………………………………………….
4
2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca…………………………………….
5
2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia………………………………………
9
2.4 Pengaruh Iklim terhadap Bencana…………………………………..
10
2.5 Pengaruh Iklim terhadap Kesehatan…………………………………
18
: PENUTUP……………………………………………………………
30
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..
30
BAB II
BAB III
3.2 Saran…………………………………………………………………. 31
LAMPIRAN……………………………………………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim tidak pernah lepas dari kehidupan makhluk hidup. Tidak hanya benda yang
hidup saja, benda mati pun juga merasakan pengaruh iklim. Iklim merupakan rata – rata dari
cuaca dan pada daerah yang relative luas, definisi ini secara tidak langsung memberikan kita
gambaran bahwa iklim sangat besar pengaruhnya bagi kita semua. Misalnya, Iklim sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia dan bencana yang akhir-akhir ini sering kita rasakan.
Bencana dan kesehatan pun sangat berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Seperti
contoh, pada suatu tempat yang dilanda bencana banjir pasti akan berdampak pula pada
kesehatan masyarakat di daerah tersebut, pada bencana banjir mengakibatkan wabah penyakit
seperti diare, penyakit kuli, bahkan penyakit saluran pernafasan atau ispa. Iklim juga
mempengahuri budaya dan sikap, pola tingkah laku masyarakat di sekitarnya.
Selama 150 tahun terakhir iklim di muka bumi mulai berubah seiring dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi yang menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi
meningkat. Suhu permukaan bumi yang semakin tahun semakin meningkat menyebabkan
pemanasan global yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, pembakaran pada kegiatan produksi,
penebangan hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta
lain sebagainya. Beberapa tahun terakhir pula seluruh Negara di dunia ramai mengadakan
kampanye dan sosialisasi pengaruh iklim serta pemanasan global bagi kehidupan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa referensi yang saya dapatkan, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penulisan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim bagi Manusia dalam Masalah
Bencana dan kesehatan” ini yaitu :
a. Apakah definisi dari Iklim ?
b. Apakah definisi dari Iklim global ?
c. Apakah unsure dari pembentuk cuaca ?
2
d. Apa saja penyebab dari perubahan iklim ?
e. Apa pengaruh Iklim terhadap bencana yang ada di bumi ?
f. Apa saja pengaruh iklim yang berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap
kesehatan manusia ?
g. Bagaimana melindungi planet bumi dari pemansan global ?
1.3 Tujuan
Tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui difinisi dari iklim dan pemansan iklim global
b.
Untuk mengidentifikasi pengaruh iklim bagi manusia yang berdampak pada bencana
dan kesehatan manusia.
c.
Untuk mengindentifikasi pentingnya menjaga kelestarian bumi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh iklim bagi manuisa
b. Untuk mengajak semua orang untuk menjaga bumi dari dampak pemanasan global
yang secara langsung berpengaruh pada manusia.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada makalah denga tema “ pengaruh iklim bagi
manusia dalam masalah bencana dan kesehatan” adalah metode deskriptif dimana penulis
memaparkan serta menjelaskan tentang pengaruh iklim dalam kehidupan manusia.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini adalah
1. Pada Bab 1 terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penulisan, manfaat, metode penulisan serta sistematika
penulisan
2. Pada Bab 2 terdiri dari pembahasan yang berisi definisi iklim, unsure – unsure
pembentuk cuaca, pengaruh iklim bagi manusia, pengaruh iklim bagi kesehatan, dan
bencana alam.
3
3. Pada Bab 3 terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dan saran
Dalam penulisan makalah ini juga ditambahkan lampiran yang berisi foto-foto
penjelas pengarruh iklim bagi manusia khususnya bencana dan kesehatan manusia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Iklim
Iklim merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kehidupan seluruh mekhluk
hidup. Bukan hanya benda yang hidup saja yang bergantung pada iklim akan tetapi benda
mati seperti batu dan tanah juga erat kaitannya dengan iklim di muka bumi. Pengaruh letak
suatu tempat serta faktor – faktor yang lain mempengaruhi perbedaan iklim dari satu tempat
dengan tempat yang lain. Seperti contohnya Kota Banjarmasin berbeda Iklimnya dengan
Bogor karena Kota Bogor memiliki suhu yang relative lebih rendah jika dibandingkan
dengan Kota Banjarmasin. Iklim Kota Bogor yang lebih tinggi jika dibanding dengan kota
Banjarmasin yang merupakan daerah daratan rendah menjadikan Kota Bogor ditumbuhi
pohon – pohon berbatang besar dan berdaun besar menjadikan suhu udara di daerah tersebut
menjadi sejuk karena pohon menyerap gas CO2 ( Karbondioksida ) di udara menjadikan
udara di Bogor lebih sejuk jika dibandingkan dengan Banjarmasin yang memiliki daratan
rendah dan tanah rawa yang kebanyakan memiliki tumbuhan – tumbuhan rawa seperti yang
sering kita jumpai.
Banyak para ahli mendefinisikan pengertian dari iklim itu sendiri, namun begitu,
pengertian tersebut mengandung inti yang sama yaitu iklim secara umum didefinisikan
sebagai rata – rata keadaan cuaca dalam waktu yang lama dan pada daerah yang luas. Akan
tetapi jika diuraikan secara khusus maka iklim mengandung pengertian sebagai berikut :
-
Iklim berasal dari 2 kata dari bahasa yunani yaitu klima dan logos. Klima
mengandung arti kemiringan / slope khayal bumi yang mengarah pada pengertian
tempat sedangkan kata logos berarti ilmu atau kajian. Jadi iklim berarti ilmu yang
mempelajari tentang iklim di muka bumi berdasarkan letak tempat.
-
Iklim adalah keadaan yang mencirikan atmosfer (yaitu hasil pengukuran atau
pengamatan berbagai unsure cuaca ) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang
lama, yaitu ± 30 tahun. Jangka waktu tersebut dianggap cukup lama untuk meratakan
fliktuasi skala kecil ( Susilo, 1996 :104 )
5
-
Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan
keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
-
Iklim adalah Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur
atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha,
1980).
-
Iklim merupakan Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu,
tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang (Gibbs,1987).
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa iklim dapat didefinisikan sebagai
keadaan rata – rata cuaca pada daearah yang luas dan waktu yang lama.
Akan tetapi sering orang beranggapan bahwa cuaca dan iklim adalah sama saja dan
tidak ada bedanya karena ilmu yang dipelajari iklim sama dengan ilmu yang dipelajari oleh
cuaca yaitu keadaan atmosfer bumi yang berdampak pada kehidupan dibawahnya. Akan
tetapi iklim mengkaji tentang rerata dari cuaca pada suatu daerah yang nantinya kita akan
tahu daerah tersebut termasuk dalam pola iklim yang bagaimana. Oleh karena itu, Iklim tidak
pernah lepas kaitannya dari cuaca dan unsure – unsure pembentuk cuaca
2.2 Unsur – Unsur Pembentuk Cuaca
Telah diketahui bahwa iklim erat hubungannya dengan cuaca dan unsure – unsure
cuaca yang ada pada atmosfer bumi. Untuk itu cuaca akan sangat penting untuk dijelaskan
terlebih dahulu, definisi dari cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada
suatu saa. Keadaan fisis atmposfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran atau pengamatan
berbagai unsure cuaca yang diantaranaya :
a. Suhu
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Suhu juga menunjukkan derajat
panas benda. Misalnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom
dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
6
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat
termometer. Suhu udara merupakan satuan panas yang ada di udara yang menjadikan satuan
perhitungan tehadap derajat panas yang ada di udara.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah gaya (berat atmosfer bumi) diberikan oleh berat partikel kecil
dari udara, molekul udara. tekanan rata-rata adalah 101.325 pascal atau 1013,25 mbar.
c. Curah hujan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi dapat juga
berbentuk padat ( salju dan hujan es ) atau aerosol ( seprti embun dank abut ). Hujan
terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering.
Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus
hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan
mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak
sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
d. Arah dan kecepatan mata angin
-
Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal dan hampir horizontal
( Soekardi dkk, 1986 : 62)
-
Angin adalah masaa udara yang bergerak secara horizontal maupun secara
vertical dengan kecepatan yang berfluktuasi secara dinamis ( Benyamin, 2002 :
143 )
-
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan
arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang
terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan
udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya
7
aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara
di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan
menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik,
pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa
menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau
atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau
masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan
lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.
e. Perawanan
Menurut definisi, awan adalah kumpulan uap air di langit yang berasal dari penguapan
bisa dari laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang dapat menyebabkan
hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi, menyebabkan uap air menjadi beku dan
jatuh ke bumi sebagai salju. Secara internasional, awan diklasifikasikan berdasarkan
penemuan ahli meterologi Inggris, Luke Howard pada tahun 1803, yaitu kelompok awan :
a.
b.
Stratus
Cumulus
c.
Cirrus
f. Kelembaban udara
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan
uap air.
8
Kelembaban relative adalah perbandingan antara uap air yang betul – betul ada
dengan jumlah uap air yangdalam udara tersebut jika pada suhu dan tekanan yang sama
tersebut penuh dengan uap air.
g. Penyinaran matahari ( susilo, 1996 :104)
Penyinaran matahari adalahlamanya matahari bersinarcerah samapai permukaan
bumi dalam periode waktu satu hari, di ukur dalam jam.
Intensitas radiasi matahari adalah jumlah enegi matahari yang diterima bumi dan
cahaya matahari, pada luas tertentu dan jangka waktu tertentu.
Ke tujuh Unsur cuaca diatas secara langsung akan membentuk 5 komponen sistem
iklim yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan kriosfer. Ke lima komponen sistem iklim
ini saling berkaitan erat satu dengan yang lain, apabila salah satu komponen sistem iklim
hilang maka terjadi kekacauan atau ketidakseimbangan alam yang menjadikan bumi akan
mengalami kehancuran.
Terlebih lagi 150 tahun terakhir ini pemanasan global sedang melanda bumi. Dan hal
ini merupakan isu utama di dunia karena akan berakibat langsung kepada komponen sistem
iklim dan akan menjadikan komponen tersebut tidak seimbang. Pemanasan global
menjadikan suhu permukaan meningkat dan berdampak pada hilangnya keseimbangan siklus
bumiserta perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Perubahan iklim tersebut berdampak
pula pada banyaknya terjadi bencana alam seperti badai topan, badai siklon tropis, banjir,
kekeringan, kelaparan yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan manusia, tsunami dan
lain sebagainya. Bencana yang lain juga menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem yang
mengakibatkan hilangnya fungsi ekologis seperti penebangan pohon – pohon menyebabkan
naiknya suhu permukaan bumi. Suhu permukaan bumi yang naik menjadikan beberapa
daerah akan mengalami kekeringan dan hilangnya beberapa ekosistem di muka bumi. Oleh
itu, pengaruh iklim bagi manusia ini sangat penting untuk dipelajari karena menyangkut nasib
masa depan anak cucu kita nantinya dan agar kita semua menyadari betapa pentingnya
menjaga kelestaian alam, agar kita dapat mengatasi maslaah pemanasan global yang sedang
hangat dibicarakan.
9
2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia
Manusia hidup dimuka bumi tidak akan pernah lepas dari iklim di bumi, manusia
memanfaatkan iklim di berbagai kehidupannya sehari – hari diantaranya sebagai
pertimbangan pembangunan sarana transportasi, pertimbangan membangun rumah, tempat
tinggalnya, bidang pertanian, sampai pertimbangan tentang keadaan keamanan pada tempat
tinggalnya dari bencana alam dan kesehatan.
Iklim saling memiliki hubungan timbal balik dengan kehidupan manusia itu sendiri.
Kehidupan manusia yang 150 tahun terakhir yang menitikberatkan pada sector industry
menyebabkan kenaikan suhu atmosfer yang secara langsung mempengaruhi iklim global.
Bumi menjadi planet panas yang menjadikan bumi tak lepas dari ketidakseimbangan yang
secara langsung dirasakan manusia seperti meningkatnya angka korban bencana alam dan
sebagainya.
Hasil kajian IPCC memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi karena atmosfer
bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca (GRK), GRK adalah gas yang menghadang dan
menyerap gelombang cahaya yang seharusnya memantul ke angkasa luar, menyebabkan
radiasi matahari terperangkap di atmosfer bumi, dan meningkatkan suhu bumi. Tiga GRK
utama adalah Karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), dan Metana (CH4). CO2 dan N2O
terutama dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi, gas dan batubara, serta kebakaran hutan
yang diperlukan bagi energi listrik, menggerakkan transportasi dan industri. Metana adalah
hasil proses pada sawah tergenang, pupuk, serta pengolahan sisa pertanian. Kotoran ternak,
bahkan hembusan nafas ternak secara alami juga melepaskan Metana ke udara. Metana juga
dilepaskan dari proses alami sampah, dan CO2 dihasilkan pembakaran sampah.
GRK memiliki kemampuan untuk menangkap sinar infra merah dari sinar matahari
yang direfleksikan oleh bumi. Karena itu semakin besar jumlah GRK di dalam atmosfer bumi
maka bumi pun akan semakin panas. Kadar gas karbon dioksida dalam atmosfer mencapai
385 ppm pada tahun 2006, sebuah peningkatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan data
perubahan iklim selama kurun waktu 650.000 tahun terakhir.
10
Selama 13 tahun terakhir, dua belas tahun diantaranya tercatat sebagai tahun-tahun
terpanas. Dengan akumulasi GRK yang terus berlangsung seperti saat ini, pada dua sampai
tiga dekade mendatang peningkatan pemanasan global akan melampaui perhitungan
yangtelah ada selama ini. IPCC memperkirakan bahwa pada tahun 2050 temperatur global
akan naik 2-3 derajat celcius. Hal ini merupakan kenaikan yang sangat tinggi, dan akan
diprediksikan sebelum kehancuran bumi maka akan terjadi kenaikan temperature global
sampai pada angka 5- 6 derajat celcius.
Peningkatan temperatur itu akan berdampak pada :
- Meluasnya pencairan es di kutub utara
- Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut
- Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah
- Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir
Poin- poin diatas menyebabkan secara langsung atau tidak langsung berdampak pada
kesehatan manusia baik dari sisi meningkatnya pertumbuhan hewan yang membawa penyakit
seperti malaria, cikunguya serta tikus yang membawa wabah penyakit ispa juga ancaman
terhadap ketersediaan air bersih, krisis pangan, dan kebersihan lingkungan. Akhirnya dampak
keseluruhan adalah mengancam jiwa manusia.
Untuk itu sangat penting untuk memahami tentang pengaruh iklim yang secara
langsung berdampak pada manusia itu sendiri agar tidak menjadi lebih buruk lagi di masa
yang akan datang.
2.4 Pengaruh Iklim Terhadap Bencana
Iklim juga sangat berpengaruh pada daerah – daerah sekitarnya. Dengan ke lima komponen
sistem iklim juga mempengaruhi keadaan daerah yang ada. Misalnya curah hujan
mempengaruhi kelembaban tanah. Akan tetapi Iklim juga sangat mempengaruhi timbulnya
bencana yang terjadi di daerah tersebut. Berikut ini adalah pengaruh komponen iklim
terhadap bencana manusia :
11
a. Suhu
Daerah berpadang pasir identik dengan suhu yang berfluktuasi tinggi. Di siang hari
suhu daerah gurun bertemperatur tinggi sedangkan suhu pada malam hari lebih dingin. Jika di
bandingkan dengan daerah beriklim tropis yang memiliki fluktuasi temperatu rendah, daerah
ini sangat rawan bencana badai pasir karena tiupan angin yang menyebabkan daerah tempat
tinggal di sekitar daerah pasir sering kali merasakan badai pasir. Jutaan ton pasir diterbangkan
ke udara dan menyebabkan langit menjadi hitam karena pasir menutupi langit sehingga sinar
matahari yang masuk terhalang. Dalam segi kesehatan pun tentu ada pengaruhnya, seperti
sakit mata serta gangguan pernafasan karena udara yang dihirup barcampur dengan bubuk
pasir yang kecil.
Dampak lain yang dirasakan adalah daerah bersuhu teramat tinggi akan menyebabkan
kematian, seperti yang ada di wilayah Amerika Tengah pada tahun 1998 yang menewaskan
ratusan orang. Tubuh manusia akan tahan terhadap suhu yang relative stabil yaitu sekitar 27
derajat celcius, apabila lebih dari itu, maka manusia akan mengalami dehidrasi akut dan
mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat sehingga akan mudah kecapean. Apabila suhu
semakin bertambah maka jantung tidak mampu secara maksimal lagi untuk memompa darah
ke seluruh anggota tubuh dan akibat selanjutnya adalah kematian. Tentunya hal ini
mengakibatkan kerugian yang sangat besar yang termasuk golongan bencana yang dialami
manusia.
Akan tetapi lain halnya jika suhu udara mengalami penurunan. Suhu udara menjadi
dibawah titik beku yaitu dibawah 0 derajat celcius. Tentu hal ini tidak pernah dijumpai di
Indonesia karena Indonesia beriklim tropis yang setiap tahunnya disinari oleh matahari
berbeda dengan daerah beriklim sub tropis ynag berada di atas garis lintang 23 ½
o
LU dan
LS. Daerah ini menngalami musim dingin dimana udara di daerah tersebut dibawah titik
beku. Suhu udara yang dingin menjadikan daratan dipenuhi dengan tumpukan salju yang
menghalangi jalan serta menyebabkan fasilitas umum menjadi terhenti. Lampu padam yang
dikarenakan lapisan es yang membeku di atas tiang listrik menyebabkan tiang listrik banyak
yang roboh karena tidak kuat menahan berat lapisan es yang ada di atasnya. Kerugian bisa
mencapai jutaan bahkan milyaran dolar karena hal tersebut. Ancaman lain adalah badai salju
yang sering terjadi apabila suhu udara apabila musim dingin. Rumah – rumah menjadi
12
terkubur oleh tumpukan es yang membekukan rumah mereka. Jalan menjadi licin sehingga
rawan kecelakaan serta menyebabkan kelumpuhan apabila manusia terlalu lama berada di
luar karena tubuh manusia pada umunya tidak kuat menahan suhu udara dibawah titik neku
tersebut.
b. Curah Hujan
Curah hujanjuga bisa menyebabkan bencana. Curah hujan menjadikan banjir, ribuan
rumah diterjang oleh banjir, kerugian harta benda dan juga munculnya penyakir baru yang
disebabkan oleh kotoran hewan yang terlarut di dalam air banjir tersebut. Tentunya secara
tidak langsung maka akan mempengaruhi di segala bidang baik bidang pertanian, transportasi
bahkan kesehatan manusia itu sendiri. Dari segi pertanian akan mengalami kegagalan panen
karena padi yang ditaman terendam banir, dari segi transportasi, jalan – jalan yang ada di
kawasan banjir tersebut menjadi macet yang disebabkan oleh jalan – jalan yang ada terblokir
karena genangan banjir. Sedangkan dari segi kesehatan, akan megganggu kesehatan
masyarakat yang menjadi korban banjir misalnya terjadi diare, infeksi saluran pernafasan,
serta dampak yang lebih parah adalah apabila sawah banyak yang gagal panen maka produksi
padi di daerah banjir akan terhenti, dan dikhawatirkan adanya dampak berkepanjangan seperti
gizi buruk. Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan tanah longsor karena sebagian tanah
yang labil tidak dapat menahan lajunya arus banjir.
Akan tetapi curah hujan juga merupakan sesuatu yang sangat berharga jika kita berada
di wilayah kering. Karena dengan adanya curah hujan yang tinggi maka akan menjadikan
daerah mereka menjadi subur dengan begitu masyarakat disitu mulai menanami tanah
mereka. Contoh dari kasus ini adalah masyarakat yang berada di wilayah India.
c. Angin
Angin sering kali menguntungkan juga dapat merugikan jika angin tersebut kencang. Angin
yang menyebabkan bencana diantaranya tornado, badai angin, badai siklon, serta angin ribut
yang disertai oleh hujan lebat dan petir. Angin puting beliung memiliki nama yang berbeda di
setiap tempat. Angin putting beliung menerbangkan atap – atap rumah, menimbulkan banyak
korban jiwa, kerugian harta benda dan lain sebagainya. Angin tornado bisa menjadikan rumah
13
– rumah penduduk yang dilewatinya menjadi rata dengan tanah. Angin ini juga dapat berjalan
sejauh puluhan kilometer dengan dampak yang sangat merugikan tempat yang dilaluinya,
kota – kota menjadi porak poranda karena di lalui oleh badai angin. Angin yang kencang
dapat menumbangkan pohon – pohon.
Angin yang bertiup sangat kencang menyebabkan gelombang air laut menjadi tinggi dan
dapat mengganggu transportasi yang ada. Bukan hanya transportasi yang ada di air saja
mengalami gangguan karena badai angin akan tetapi seluruh transportasi yang ada. Hal ini
menjadikan iklim sangat memiliki pengaruh terhadap bencana yang ada di bumi.
Pengaruh iklim beberapa tahun terakhir sangat kita rasakan. Adanya isu – isu lapisan
es di kutub utara dan selatan mencair tidak bisa kita sangkal karena memang suatu kenyataan
yang sudah ada sejak 10 tahun terakhir. Bumi menjadi planet yang sangat panas karena
adanya efek dari gas rumah kaca yang menyebabkan bumi mengalami pemanasan global.
Apabila hal ini terus dilanjutkan maka akan berdampak pada bencana bumi yanag sangat
besar.
Seperti yang dijelaskan oleh seorang ahli geologi, Bill McGuire dari Hazard Research
Center di University College Londonia menuturkan bahwa gempa bumi, letusan gunung
berapi, tsunami, dan tanah longsor, adalah malapetaka lain yang timbul akibat perubahan
iklim. Penyebab dari bencana alam yang besar tersebut adalah gangguan keseimbangan dari
kerak bumi. Lapisan es di kutub yang memiliki berat menekan kerak Bumi yang berada di
bawahnya. Karena es mencair, kerak di bawahnya berusaha mencari keseimbangan baru.
Pergeseran keseimbangan ini dapat memicu aktivitas magma di dalam kerak Bumi maupun
aktivitas gempa bumi. Pada akhir Zaman Es, tercatat adanya peningkatan besar-besaran
aktivitas seismik bersamaan dengan penyusutan lapisan es di Skandinavia maupun tempattempat lain seperti itu dan memicu tanah longsor di bawah laut yang pada akhirnya memicu
tsunami. Penyebab lainnya adalah dari tekanan air laut. Suhu laut yang bertambah panas
mengakibatkan air laut memuai. Memuainya air laut ditambah es yang mencair ke dalam laut
menekan kerak Bumi di bawahnya. Hal ini dapat menekan magma apapun yang ada di
sekitarnya keluar dari gunung berapi sehingga memicu letusan. Mekanisme ini dipercaya
menjadi penyebab letusan periodik Gunung Pavlof di Alaska yang meletus setiap musim
dingin ketika permukaan air laut lebih tinggi. McGuire telah melakukan penelitian yang
14
dimuat pada jurnal Nature pada tahun 1997 mengenai kaitan antara naiknya permukaan air
laut dengan aktivitas letusan gunung berapi di Mediterania selama 80.000 tahun terakhir, dan
menemukan bahwa ketika air laut naik secara tiba-tiba, makin banyak letusan gunung berapi
yang terjadi, dengan peningkatan drastis sebesar 300%
Penelitian McGuire ini memperkuat hasil penelitian Dr. Thomas J. Chalko, M.Sc.,
Ph.D, kepala bagian geofisika dari Scientific E Research P/L, Melbourne, Australia, yang
mengemukakan bahwa pemanasan global menyebabkan ketidakseimbangan termal interior
Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan meletus lebih kuat. Aktivitas
gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak daripada 20 tahun yang lalu.
Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat dengan pesat dan beliau
menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah pemanasan global diatasi
secara menyeluruh.
Seorang jurnalis bernama Mark Lynas mengulas buku Six Degrees: Our Future on A
Hotter Planet,ia mengulas jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 6 derajat celcius maka
yang dikhawatirkan akan terjadi kehancuran bumi. Badan Perubahan Iklim PBB,
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan bahwa bila emisi
gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti tingkat sekarang ini, maka suhu permukaan
Bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1ºC menjadi 6,4ºC.
Menurutnya jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius maka Laut
yang mulai kehilangan lapisan es di atasnya akan menyerap panas lebih banyak dan
mempercepat pemanasan global; air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi; daerah
dataran rendah di pesisir pantai akan diterjang banjir. Jika suhu udara dibumi naik sebesar 2
derajat celcius makabenua Eropa akan menerima panas yang sangat tinggi ( sangat
mengejutkan jika benua eropa yang terletak di lintang tinggi mengalami panas yanag
menyengat ), hutan – hutan menjadi rusak dan hutan mengalami stress bukan lagi meyerap
karbon, malahan hutan akan mengeluarkan gas karbon dan melepaskannya ke udara., lebih
lanjut adalah 1/3 spesies akan punah. Tdak dapat dibayangkan pula jika udara naik sebesar 3
derajat cecius, menurut buku ‘siz degress:our future on A hotter Planet adalah jika suhu udara
naik sebesar 3 derajar ceclcius maka bumi akan semakin panas, matinya hutan hujan tropis
dan banyaknya angin topan yang dahsya menghancurkan rumah – rumah penduduk, dan akan
terjadi kelaparan di Afrika dan bagian bumi yang lain.
15
Jika suhu udara naik menjadi 4 derajat celcius, maka lapisan es mencair seluruhnya
dan mengakibatkan pemanasan global tak dapat dikendalikan lagi, sebagian wilayah Inggris
yang merupakan daratan rendah terbenam banjir, serta wilayah mediterania akan ditinggalkan
penduduknya karena tak layak untuk dihuni. Lebih lanjut jika udara naik 5 derajat celcius
maka pemanasan global akan semakin cepat dengan keluarnya gas metana dari dalam laut,
yang menyebabkan es kutub utara dan selatan habis. Di bumi banyak terjadi bencana yang
banyak merenggut nyawa manusia oleh karena itu, jika suhu udara naik sebesar 5 derajat
celcius, manusia akan berpindah – pindah tempat untuk menyelamatkan hidupnya dan
mencari makan, akan tetapi hasil yang diperoleh adalah sia – sia karena kebanyakan spesies
sudah tidak ada. Terakhir dalam buku tersebut dijelaskan bahwa jika suhu udara naik sebesar
6 derajat celcius maka kehidupan di Bumi akan berakhir akibat badai besar, banjir bandang,
bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan
kekuatan bom atom dan dapat diperkirakan hanya jamur yang dapat bertahan hidup.
Saat ini, rata-rata suhu udara global menurut laporan IPCC telah meningkat sebesar
0,6ºC dari tahun 1850 hingga tahun 2000. Dalam laporan “Climate Change Report 2007” .
Adanya pemanasan global mengakibatkan seluruh sistem yang telah ada menjadi tidak
berfungsi secara baik lagi melainkan keadaan menjadi sumakin memburuk. Hal ini
mengganggu berbagai macam sector, baik itu sektor pertanian, kesehatan, pengairan, sector
migrasi dan tentunya akan berpengaruh pula dengan bencana alam yang sudah kita rasakan
beberapa tahun terakhir.
Konsentrasi
karbondioksida pada udara menyebabkan laut mulai mengalami
pengasaman dan berakibat pada punahnya spesies yang hidup dilaut karena gagal beradaptasi
terhadap perubahan iklim yang sangat cepat tersebut. Suhu yang semakin memanas akan
mempercepat pelepasan metana dan karbondioksida
dari lapisan es kutub, tanah gambut,
tanah rawa dan laut, juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Greenland, menjadikan
permukaan air laut naik setinggi 2 – 7 meter. Hal ini mengakibatkan wilayah daratan rendah
tidak bisa lagi untuk didiami karena terendam banjir.
Bencana lain yang akan terjadi jika perubahan iklim semakin meningkat adalah
banyaknya angin topan, Banjir bandang, gelombang panas, kekeringan, banyak terjadi
kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan tanah longsoor sangat tidak dapat dipungkiri.
Diperkirakan angin topan berkekuatan 4-5 akan meningkat seiring dengan suhu udara
yang naik sebanyak 2 derajar celcius. Banjir bandang di banyak tempat akan makin sering
16
terjadi akibat meningkatnya intensitas hujan. Banjir juga akan semakin sering terjadi di
daerah dataran rendah. Stress panas dan gelombang panas semakin meningkat dengan
naiknya suhu hingga 2ºC. Di atas suhu 2ºC, frekuensi gelombang panas akan meningkat
dengan cepat dan mengakibatkan kematian, gagal panen, matinya tunas baru pepohonan,
kebakaran hutan, dan kerusakan ekosistem. Kenaikan suhu udara hingga 2ºC menyebabkan
kekeringan semakin sering dijumpai. Diperkirakan frekuensi dan intensitas kekeringan di
wilayah ekuator semakin meningkat. Sementara itu, kenaikan suhu udara di atas 2ºC, akan
menyebabkan kekeringan ekstrim meningkat dari 1% menjadi 30%. Meningkatnya frekuensi
dan intensitas kebakaran di banyak tempat, khususnya di tempat-tempat dimana kekeringan
terjadi, pada suhu yang naik hingga 2ºC. Kenaikan suhu di atas 2ºC semakin menambah besar
frekuensi dan intensitas kebakaran, khususnya di hutan-hutan dan tanah gambut di belahan
bumi bagian utara setelah mencairnya lapisan es.
Gampa bumi, tsunami, tanah longsor, serta gunung meletus yang semkain bertambah
disebabkan oleh konsentrasi gas yang tak terbendung lagi di dalam perut bumi sehingga
keseimbangan kerak bumi menjadi terganggu dan kerak bumi menjadi bergerak dan
menimbulkan gempa bumi dan tanah longsor di wilayah daratan, sedangkan dampak lainnya
adalah terjadinya tsunami jika terjadi di gempa bumi di dasar laut yang akan mengakibatkan
bencana bagi masyarakat yang ada di pesisir pantai. Pemanasan global menyebabkan
ketidakseimbangan termal interior Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan
meletus lebih kuat. Aktivitas gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak
daripada 20 tahun yang lalu. Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat
dengan pesat dan beliau menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah
pemanasan global diatasi secara menyeluruh.
Diberitakan bahwa laporan yang dikerjakan oleh Global Humanitarian Forum di
London, Inggris, menyebutkan, perubahan iklim global telah menewaskan 300.000 jiwa
setiap tahunnya. kerugian yang ditimbulkan mencapai 125 miliar dollar Amerika Serikat.
Disebutkan pula bahwa 325 juta jiwa kaum miskin adalah yang paling menderita. Hal ini
termasuk bancana yang dialami manusia. Dipaparkan bahwa karena Banjir dan Badai
Tahunan. Penduduk Banglades termasuk salah satu masyarakat yang paling menderita karena
juitaan jiwa dihantam banjir dan badai tahunan. Karena Kekeringan Massal. Para petani di
17
Uganda salah satu kelompok yang dihantam kekeringan massal.Karena Kenaikan Muka Laut.
Penduduk di pulau-pulau kecil, seperti di Karibia dan Pasifik terancam kehilangan wilayah
karena kanaikan muka laut. Laporan itu menyebutkan, bila tidak ada penanganan berarti,
maka pada 2030 kematian global akibat perubahan iklim akan mendekati setengah juta jiwa
per tahun. Kerugian finansial mencapai 300 miliar dollar AS.
Perubahan iklim global menyebabkan kematian yang sebgian besar dibebabkan oleh
degradasi lingkungan yang menimbulkan kekurangan gizi di banyak tempat dan yang paling
menderita saat itu salah Negara – Negara miskin di kawasan asia dan afrika. Hal ini berkaitan
erat dengan kepunahan sebagian flora dan fauna di bumi yang berguna bagi kehidupan. Bagi
warga pesisir, selain ancaman badai yang meningkat dan kenaikan muka laut, ikan konsumsi
bergerak ke tengah laut, sehingga nelayan makin kesulitan menangkap ikan. Bagi petani,
perubahan pola cuaca akan menyulitkan musim tanam. Suhu yang hangat juga mempengaruhi
perkembangbiakan serangga penyerbuk di negara-negara empat musim.
Bagi Indonesia dampak perubahan iklim juga akan seperti yang digambarkan dalam
laporan itu. Banjir tahunan akan meningkat di banyak daerah, antara lain seperti di Pesisir
Timur Pulau Sumatera, Kalimantan, Pesisir Utara Pulau Jawa. Kekeringan akan makin
meluas seperti di pulau-pulau Nusa Tenggara. Kenaikan muka laut mengancam kita
kehilangan banyak daratan pesisir di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan banyak pulau-pulau
kecil akan tenggelan seperti pulau-pulau di Kepulauan Seribu, dan Taka Bonerate. Masalah
degradasi lingkungan akan banyakk terjadi di berbagai pulau di Indonesia yang berujung pada
ancaman kekurangan gizi penduduknya. Ancaman gelombang badai dan angin ribut juga akan
makin meningkat di banyak kawasan pesisir. Para nelayan juga akan makin sulit menangkap
ikan bila ikan bergerak ke tengah laut.
Jadi dari laporan yang saya kutip di atas, maka dampak bencana yang akan terjadi
secara umum adalah kelaparan global, migrasi missal, dan kematian missal.
18
2.5 Pengaruh Iklim Terhadap Kesehatan
Iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia karena iklim lebih memegang
peranan penting daripada keadaan fisis tempat tinggal manusia. Iklim memiliki peranan
penting baik pengaruh yang menimbulkan keuntungan maupun pengaruh yang merupakan
kerugian.
Iklim sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena kesehatan, energy,
makanan, pola pakaian, sikap dan kebidayaan juga dipengaruhi oleh keadaan iklim tempat
mereka tinggal. Akan tetapi tidak semua insane mempunyai reaksi yang sama terhadap
kondisi iklim, hubungannya sangat rumit bergantung pada beda fisik seseorang, usia,
makanan, dan pengaruh budaya.
Pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia dapat dilihat dari contoh sebagai berikut :
-
Orang yang tak mampu menyesuaikan laju aktivitas fisiknya dalam suhu tinggi
atau rendah sering kali menderita kelelahan dan sangat mudah terkena penyakit.
-
Kelembaban nisbi sangat rendah menyebabkan angin berdebu yang mengganggu
saluran pernafasan dan membuat orang lebih rentang terhadap infeksi.
-
Kondisi atmosfer yang baik dapat membantu tubuh menjadi lebih kuat terhadap
serangan penyakit. Keadaan atmosfer tersebut dapat terlihat dengan adanya udara
yang segar, sinar matahari, suhu yang sejuk dan kelembaban nisbi yang tinggi dan
semuanya mengandung pengobatan. Hal ini sering kita lihat di rumah sakit –
rumah sakit, karena mereka berusaha untuk menciptakan keadaan yang seperti itu,
agar pasien menjadi lebih sehat.
Iklim yang mengalami perubahan sering kali menimbulkan berbagai macam penyakit.
Pengaruh komponen sistem iklim bagi kesehatan manusia diantaranya adalah :
a. Suhu
Suhu mempengaruhi kesehatan manusia. Suhu eksktim sering kali menimbulkan
penyakit karena tubuh tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu yang cepat.
Sengatan panas terjadi jika tubuh tidak mampu menghilangkan panas apabila suhu
udara nisbi tinggi diatas suhu tubuh. Peristiwa tersebut dapat menimbulkan kematian
karena jantung tidak mampu lagi memompa darah secara maksimal ke seluruh
anggota tubuh. Bila tubub kekurangan air dan garam yang terlalu banyak pada waktu
berkeringat, maka akan terjadi kejang dan keram. Sebaliknya apabila suhu udara
berubah menjadi rendah dapat menimbulkan kematian pula terutama penyakit radang
19
kedinginan yang sangat berbahaya terutama sakit radang paru – paru ( pneumonia ).
Sakit radang paru – paru tersebut banyak ditemukan di daerah tanah tinggi Bosnia
pada waktu musim dingin yang sering dikenal dengan musim kematian.
b. Kelembaban udara
Keadaan suhu dan kelembaban yang tinggi akan berakibat meletusnya bintik – bintik
kulit yang gatal, misanya penyakit kudis. Hal ini dapat dihindari dengan
memindahkan penderita ke tempat lain yang iklimnya lebih sehat. Iklim laut dengan
kelembaban yang tinggi dan musim dingin yang lembab dapat menimbulkan penyakit
encokd dan penyakit tulang. Keadaan yang panas disertai dengan kelembaban yang
sangat rendah dapat mengakibatkan kulit dan bibir menjadi pecah – pecah, selain itu
dapat menimbulkan pendarahan pada hidung.
c. Tekanan udara
d. Tekanan udara erat hubungannya dengan ketinggian suatu tempat, tekanan udara
berkurang dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Ditinjan dari segi tekanan
atmosfer, tidak mungkin manusia akan hidup atau tinggal secara terus menerus pada
daerah yang memiliki ketinggian 17.000 kaki atau 5.180 m karena atmosfernya
menipis sehingga zat asam yang dibutuhkan sangat kurang. Hal ini dapat kita rasakan
apabila kita mendaki gunung dan bepergian menggunakan transportasi udara
( pesawat terbang ). Pada ketinggian tertentu kita akan merasakan lapisan udara
semakin menipis saat kita semakin menjauh dari daratan. Bagi yang tidak tahan
terhadap perubahan atmosfer tersebut, maka dapat terjadi sesak nafas.
e. Pengaruh radiasi ( penyinaran ) matahari
Radiasi yang kuat dapat menimbulkan pengaruh penambahan radiasi ultraviolet,
sehingga menimbulkan kebakaran pada kulit dan dapat memacu terjadinya kanker kulit,
selain itu dapat menyebabkan conjunctivitis, yaitu penyakit mata dimana conjunctivanya
meradang.
f. Pengaruh kabas ( Smog )
‘Kabas’ adalah campuran antara
asap (smog ) dank but ( fog ). Kabas dapat
menyebabkan kabut biasa menjadi kabut yang lebih buruk. Engan adanya kabas jarak
pandang dan pernafasan manusia akan terganggu, pengaruh kabas bagi manusia dapat
secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsung misalnya jika gas – gas dari
20
industry beracun dan mempunyai konsentrasi yang besar diudara maka akan berakibat
kematian penduduk yang berada disekitar daerah tersebut terutama orang – orang tua
dan anak – anak kecil. Pengaruh tidak langsung adalah disebabkan banyaknya
kecelakaan lalu lintas akibat jarak pandang yang berkurang pada waktu terjadinya
kabas.
g. pengaruh – pengaruh lain yang tidak lepas dari iklim.
Selain unsure iklim diatas masih ada faktor lain yang dapat merugikan kehidupan
manusia misanya banjir, siklin tropis dll.
Pengaruh angin yang berpengaruh pada kesehatan manusia adalah apabila angin
tersebut terkonsentrasi dengan bibit penyakit. Maka dengan adanya angin mempercepat
tertularnya penyakit seperti flu, batuk, bahkan lebih parahnya lagi yang pernah digembar –
gemborkan penularannya adalah virus sars.
Selain merugikan unsure iklim juga memiliki keuntungan bagi manusi terhadap faktor
kesehatan manusia. Diantaranya unsure iklim dapat menunjang aktivitas manusia, misalya
dengan adanya kesulitan hidup yang diakibatkan oleh iklim maka seseorang dapat menjadi
ulet dalam bekerja tabah untuk berusaha menaklukkan kesukaran yang disebabkan oleh iklim.
Pengaruh unsure iklim yang lain adalah radiasi sinar ultraviolet dari matahari dapat
membunuh beberapa kuman tau bakteri di dalam tubuh, dapat mncegah penyakit tulang yang
disebabkab kekurangan vitamin D dan untuk membantu tubuh dalam proses pembentukan
tulang. Dari segi psikologis sinar matahari sangat berguna untuk kesehatan terutama
menyegarkan kembali otak yang telah lama bekerja di dalam ruangan yang gelap.
Berbagai sumber yang saya dapatkan menyebutkan bahwa perubahan iklim sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia baik yang dirasakan secara langsung mauapun tidak
secara langsung dirasakan oleh manusia. Dampak yang dirasakan secara langsung misalnya
Siang yang panas, malam yang panas, dan gelombang panas saat ini semakin sering terasa.
Gelombang panas berhubungan dengan meningkatnya kematian. 18 kematian akibat
gelombang panas dilaporkan di India antara tahun 1980 hingga 1998. Sedangkan di tahun
2003, tepatnya di Andhra Pradesh, India, serangan gelombang panas menyebabkan 3000
kematian. Selain gelombang panas, banjir juga menjadi ancaman utama bagi kesehatan
manusia. Banjir adalah bencana yang dapat berdampak dahsyat, merusak bangunan fisik
infrastruktur, organisasi sosial dan kegembiraan manusia. Secara teoritis, banjir adalah hasil
21
dari interaksi dari curah hujan, runoff permukaan, evaporasi, angin, tinggi permukaan air laut,
dan topografi lokal. Bencana banjir dan badai mulai muncul dalam 2 dekade ini. Pada tahun
2003, 130 juta jiwa menjadi korban banjir bandang di China. Sedangkan pada tahun 1999,
30.000 orang mati karena badai yang diikuti banjir dan tanah longsor di Venezuela. Di
Indonesia, banjir air pasang terjadi di Jakarta Utara dan Tangerang (Mhk, “Walhi Demo, PIK
II Tetap Jalan”, Jakarta, Media Indonesia, 30 November 2007, hlm.4). Banjir mengakibatkan
kesehatan manusia terancam berbagai penyakit menular dan penyakit mental. Leptospirosis,
diare, gangguan saluran pernapasan, scabies, dan penyakit lainnya mengancam warga pasca
banjir. Apalagi untuk merekayang tinggal di pengungsian. Tanpa adanya persiapan dan
perencanaan yang bagus, tempat pengungsian dapat menjadi episentrum berbagai KLB
(Kejadian
Luar
Biasa).
Perubahan Iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk sari di belahan
bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa penyakit alergen disebabkan oleh
serbuk sari seperti alergi rhinitis seiring ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan
perubahan musim tersebut.
Dampak yang tidak dirasakan secara langsung adalah perubahan iklim dapat
mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan
perumahan. Semua aspek tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan
kualitas hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkainan kausalitas
kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja, kualitas dan suplai
makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Bagaimana keteraturan iklim telah
membuat petani tahu kapan waktu yang tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan
memanen lahannya. Saat iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat
datang sewaktu-waktu. Petani masih bisa memanfaatkan air tanah akan tetapi aktivitas
antropogenik manusia telah merubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan kuantitas air tanah
dan permukaan kini juga berada dalam ancaman. Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara,
arah dan kekuatan angin juga mempengaruhi perilaku hama.
IPCC menyimpulkan bahwa bahwa beberapa studi mengindikasikan meningkatnya
tekanan panas, kekeringan, dan banjir secara negatif akan mempengaruhi lahan pertanian
melebihi dampak perubahan iklim. Hal tersebut juga diperkirakan akan membentuk
kemungkinan terjadinya kejutan yang dampaknya lebih luas, muncul lebih awal, lebih
22
daripada yang diperkirakan. Variabilitas iklim dan perubahan juga mengubah risiko terjadinya
kebakaran, outbreak patogen dan hama, yang berefek negatif pada ketersedian suplai
makanan dan kehutanan.
Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor penyebab
penyakit. Vector borne disease (VBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh
gigitan infeksi spesies-spesies arthropoda, misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan
sebagainya. Di timur laut Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari
spesies nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka dalam dua
dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies itu bukan merupakan vektor
yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia, tetapi spesies ini memiliki hubungan yang
dekat
dengan
spesies
vektor
arbovirus
lainnya
yang
dimungkinkan
mengalami
perubahan/evolusi genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly
dilaporkan terjadi di Eropa selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang spesifik meneliti
kausa perubahan distribusi tersebut.
Virus berbasis vektor lainnya yang palin menjadi pusat perhatian seluruh dunia adalah
dengue. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial,
temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah diketahui bahwa curah
hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi,
diketahui juga bahwa kasus dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal
terdapat cukup tempat penyimpanan air yang feasibel menjadi breeding site nyamuk
Kurangnya suplai makanan dan kekeringan diketahui berhubungan dengan meningkatnya
risiko kematian akibat kesakitan diare di Banglasdesh. Di Australia diketahui juga
meningkatnya risiko bunuh diri oleh petani selama musim kemarau (Confalonieri dkk. 2007:
hlm. 399). Diet yang bagus dan suplai makanan yang baik adalah pusat dari kesuksesan
promosi kesehatan. Keterbatasan suplai makanan dapat mengakibatkan malnutrisi dan
berbagai penyakit akibat defisiensi gizi.
Dampak perubahan iklim dapat dilihat dari batas musim hujan dan kemarau yang
tidak lagi pasti. Suhu udara samakin panas, kemarau sering menjadi sangat panjang dan
23
lamanya curah hujan menimbulkan banjir serta longsor. Gejolak alam yang dikenal dengan
perubahan iklim ini mempengaruhi daya dukung alam terhadap kelangsungan hidup manusia.
Beberapa variabel yang merupakan komponen iklim seperti suhu lingkungan,
kelembaban ling
MAKALAH
KLIMATOLOGI
“ PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA”
DALAM MASALAH BENCANA DAN KESEHATAN
DIAJUKAN KEPADA DOSEN MATA KULIAH KLIMATOLOGI
PADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DALAM MEMENUHI TUGAS KULIAH
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si.
DISUSUN OLEH :
RIMA MEILITA SARI
NIM : A1A509211
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2010
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia dan
rahmatNya jualah saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim Bagi
Manusia dalam Masalah Bencana dan Kesehatan“.
Uraian yang akan saya paparkan pada makalah ini tentang definisi dari pemanasan
global, penyebab pemanasan global, serta dampak yang ditimbulkan pemanasan global
( global warming ) terhadap bencana yang ada di bumi dan dampaknya bagi kesehatan.
Sehubungan dengan hal itu, maka saya berusaha menguraikan sebaik mungkin dan
memberikan penjelasan tentang hal yang akan saya paparkan tersebut dan pentingnya
mengetahui tentang pengaruh pemanasan global agar kita dapat berusaha mencegah sebaik
mungkin agar bumi kita yang tercinta ini kembali seperti keadaan semula ( stabil ).
Saya menyadari keterbatasan dan kemempuan serta pengetahuan yang saya miliki.
Tentu makalah ini jauh dari kesan sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya perlukan agar menjadi yang lebih baik lagi.
Selanjutnya saya ucapkaan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam membuat makalah yang bertema “ Pengaruh Iklim Bagi Manusia Dalam Masalah
Bencana dan Kesehatan “ini, tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada Drs. H.
Sidharta Adyatma, M.Si. yang menjadi dosen pembimbing saya dalam mata kuliah
klimatologi ini.
Semoga saja informasi yang saya berikan bermanfaat untuk kita semua.
Banjarmasin,
April 2010
Penyusun,
RIMA MEILITA SARI
iii
DAFTAR ISI
HAL
Halaman Judul…………………………........................................................................
i
Kata Pengantar................................................................................................................
ii
Daftar Isi.........................................................................................................................
iii
BAB I
: PENDAHULUAN..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
1
1.3 Tujuan………………………………………………………………
2
1.4 Manfaat……………………………………………………………..
2
1.5 Metode Penulisan…………………………………………………..
2
1.6 Sistematika Penulisan………………………………………………
2
: PEMBAHASAN……………………………………………………..
4
2.1 Definisi Iklim……………………………………………………….
4
2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca…………………………………….
5
2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia………………………………………
9
2.4 Pengaruh Iklim terhadap Bencana…………………………………..
10
2.5 Pengaruh Iklim terhadap Kesehatan…………………………………
18
: PENUTUP……………………………………………………………
30
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..
30
BAB II
BAB III
3.2 Saran…………………………………………………………………. 31
LAMPIRAN……………………………………………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim tidak pernah lepas dari kehidupan makhluk hidup. Tidak hanya benda yang
hidup saja, benda mati pun juga merasakan pengaruh iklim. Iklim merupakan rata – rata dari
cuaca dan pada daerah yang relative luas, definisi ini secara tidak langsung memberikan kita
gambaran bahwa iklim sangat besar pengaruhnya bagi kita semua. Misalnya, Iklim sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia dan bencana yang akhir-akhir ini sering kita rasakan.
Bencana dan kesehatan pun sangat berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Seperti
contoh, pada suatu tempat yang dilanda bencana banjir pasti akan berdampak pula pada
kesehatan masyarakat di daerah tersebut, pada bencana banjir mengakibatkan wabah penyakit
seperti diare, penyakit kuli, bahkan penyakit saluran pernafasan atau ispa. Iklim juga
mempengahuri budaya dan sikap, pola tingkah laku masyarakat di sekitarnya.
Selama 150 tahun terakhir iklim di muka bumi mulai berubah seiring dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi yang menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi
meningkat. Suhu permukaan bumi yang semakin tahun semakin meningkat menyebabkan
pemanasan global yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, pembakaran pada kegiatan produksi,
penebangan hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta
lain sebagainya. Beberapa tahun terakhir pula seluruh Negara di dunia ramai mengadakan
kampanye dan sosialisasi pengaruh iklim serta pemanasan global bagi kehidupan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa referensi yang saya dapatkan, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penulisan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim bagi Manusia dalam Masalah
Bencana dan kesehatan” ini yaitu :
a. Apakah definisi dari Iklim ?
b. Apakah definisi dari Iklim global ?
c. Apakah unsure dari pembentuk cuaca ?
2
d. Apa saja penyebab dari perubahan iklim ?
e. Apa pengaruh Iklim terhadap bencana yang ada di bumi ?
f. Apa saja pengaruh iklim yang berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap
kesehatan manusia ?
g. Bagaimana melindungi planet bumi dari pemansan global ?
1.3 Tujuan
Tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengetahui difinisi dari iklim dan pemansan iklim global
b.
Untuk mengidentifikasi pengaruh iklim bagi manusia yang berdampak pada bencana
dan kesehatan manusia.
c.
Untuk mengindentifikasi pentingnya menjaga kelestarian bumi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh iklim bagi manuisa
b. Untuk mengajak semua orang untuk menjaga bumi dari dampak pemanasan global
yang secara langsung berpengaruh pada manusia.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada makalah denga tema “ pengaruh iklim bagi
manusia dalam masalah bencana dan kesehatan” adalah metode deskriptif dimana penulis
memaparkan serta menjelaskan tentang pengaruh iklim dalam kehidupan manusia.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini adalah
1. Pada Bab 1 terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penulisan, manfaat, metode penulisan serta sistematika
penulisan
2. Pada Bab 2 terdiri dari pembahasan yang berisi definisi iklim, unsure – unsure
pembentuk cuaca, pengaruh iklim bagi manusia, pengaruh iklim bagi kesehatan, dan
bencana alam.
3
3. Pada Bab 3 terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dan saran
Dalam penulisan makalah ini juga ditambahkan lampiran yang berisi foto-foto
penjelas pengarruh iklim bagi manusia khususnya bencana dan kesehatan manusia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Iklim
Iklim merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kehidupan seluruh mekhluk
hidup. Bukan hanya benda yang hidup saja yang bergantung pada iklim akan tetapi benda
mati seperti batu dan tanah juga erat kaitannya dengan iklim di muka bumi. Pengaruh letak
suatu tempat serta faktor – faktor yang lain mempengaruhi perbedaan iklim dari satu tempat
dengan tempat yang lain. Seperti contohnya Kota Banjarmasin berbeda Iklimnya dengan
Bogor karena Kota Bogor memiliki suhu yang relative lebih rendah jika dibandingkan
dengan Kota Banjarmasin. Iklim Kota Bogor yang lebih tinggi jika dibanding dengan kota
Banjarmasin yang merupakan daerah daratan rendah menjadikan Kota Bogor ditumbuhi
pohon – pohon berbatang besar dan berdaun besar menjadikan suhu udara di daerah tersebut
menjadi sejuk karena pohon menyerap gas CO2 ( Karbondioksida ) di udara menjadikan
udara di Bogor lebih sejuk jika dibandingkan dengan Banjarmasin yang memiliki daratan
rendah dan tanah rawa yang kebanyakan memiliki tumbuhan – tumbuhan rawa seperti yang
sering kita jumpai.
Banyak para ahli mendefinisikan pengertian dari iklim itu sendiri, namun begitu,
pengertian tersebut mengandung inti yang sama yaitu iklim secara umum didefinisikan
sebagai rata – rata keadaan cuaca dalam waktu yang lama dan pada daerah yang luas. Akan
tetapi jika diuraikan secara khusus maka iklim mengandung pengertian sebagai berikut :
-
Iklim berasal dari 2 kata dari bahasa yunani yaitu klima dan logos. Klima
mengandung arti kemiringan / slope khayal bumi yang mengarah pada pengertian
tempat sedangkan kata logos berarti ilmu atau kajian. Jadi iklim berarti ilmu yang
mempelajari tentang iklim di muka bumi berdasarkan letak tempat.
-
Iklim adalah keadaan yang mencirikan atmosfer (yaitu hasil pengukuran atau
pengamatan berbagai unsure cuaca ) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang
lama, yaitu ± 30 tahun. Jangka waktu tersebut dianggap cukup lama untuk meratakan
fliktuasi skala kecil ( Susilo, 1996 :104 )
5
-
Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan
keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
-
Iklim adalah Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur
atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha,
1980).
-
Iklim merupakan Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu,
tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang (Gibbs,1987).
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa iklim dapat didefinisikan sebagai
keadaan rata – rata cuaca pada daearah yang luas dan waktu yang lama.
Akan tetapi sering orang beranggapan bahwa cuaca dan iklim adalah sama saja dan
tidak ada bedanya karena ilmu yang dipelajari iklim sama dengan ilmu yang dipelajari oleh
cuaca yaitu keadaan atmosfer bumi yang berdampak pada kehidupan dibawahnya. Akan
tetapi iklim mengkaji tentang rerata dari cuaca pada suatu daerah yang nantinya kita akan
tahu daerah tersebut termasuk dalam pola iklim yang bagaimana. Oleh karena itu, Iklim tidak
pernah lepas kaitannya dari cuaca dan unsure – unsure pembentuk cuaca
2.2 Unsur – Unsur Pembentuk Cuaca
Telah diketahui bahwa iklim erat hubungannya dengan cuaca dan unsure – unsure
cuaca yang ada pada atmosfer bumi. Untuk itu cuaca akan sangat penting untuk dijelaskan
terlebih dahulu, definisi dari cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada
suatu saa. Keadaan fisis atmposfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran atau pengamatan
berbagai unsure cuaca yang diantaranaya :
a. Suhu
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Suhu juga menunjukkan derajat
panas benda. Misalnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom
dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
6
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat
termometer. Suhu udara merupakan satuan panas yang ada di udara yang menjadikan satuan
perhitungan tehadap derajat panas yang ada di udara.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah gaya (berat atmosfer bumi) diberikan oleh berat partikel kecil
dari udara, molekul udara. tekanan rata-rata adalah 101.325 pascal atau 1013,25 mbar.
c. Curah hujan
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi dapat juga
berbentuk padat ( salju dan hujan es ) atau aerosol ( seprti embun dank abut ). Hujan
terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan
sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering.
Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus
hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan
mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak
sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
d. Arah dan kecepatan mata angin
-
Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal dan hampir horizontal
( Soekardi dkk, 1986 : 62)
-
Angin adalah masaa udara yang bergerak secara horizontal maupun secara
vertical dengan kecepatan yang berfluktuasi secara dinamis ( Benyamin, 2002 :
143 )
-
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan
arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang
bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke
wilayah bersuhu tinggi.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang
terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan
udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya
7
aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara
di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang
sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan
menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik,
pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa
menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau
atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau
masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan
lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.
e. Perawanan
Menurut definisi, awan adalah kumpulan uap air di langit yang berasal dari penguapan
bisa dari laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang dapat menyebabkan
hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi, menyebabkan uap air menjadi beku dan
jatuh ke bumi sebagai salju. Secara internasional, awan diklasifikasikan berdasarkan
penemuan ahli meterologi Inggris, Luke Howard pada tahun 1803, yaitu kelompok awan :
a.
b.
Stratus
Cumulus
c.
Cirrus
f. Kelembaban udara
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan
uap air.
8
Kelembaban relative adalah perbandingan antara uap air yang betul – betul ada
dengan jumlah uap air yangdalam udara tersebut jika pada suhu dan tekanan yang sama
tersebut penuh dengan uap air.
g. Penyinaran matahari ( susilo, 1996 :104)
Penyinaran matahari adalahlamanya matahari bersinarcerah samapai permukaan
bumi dalam periode waktu satu hari, di ukur dalam jam.
Intensitas radiasi matahari adalah jumlah enegi matahari yang diterima bumi dan
cahaya matahari, pada luas tertentu dan jangka waktu tertentu.
Ke tujuh Unsur cuaca diatas secara langsung akan membentuk 5 komponen sistem
iklim yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan kriosfer. Ke lima komponen sistem iklim
ini saling berkaitan erat satu dengan yang lain, apabila salah satu komponen sistem iklim
hilang maka terjadi kekacauan atau ketidakseimbangan alam yang menjadikan bumi akan
mengalami kehancuran.
Terlebih lagi 150 tahun terakhir ini pemanasan global sedang melanda bumi. Dan hal
ini merupakan isu utama di dunia karena akan berakibat langsung kepada komponen sistem
iklim dan akan menjadikan komponen tersebut tidak seimbang. Pemanasan global
menjadikan suhu permukaan meningkat dan berdampak pada hilangnya keseimbangan siklus
bumiserta perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Perubahan iklim tersebut berdampak
pula pada banyaknya terjadi bencana alam seperti badai topan, badai siklon tropis, banjir,
kekeringan, kelaparan yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan manusia, tsunami dan
lain sebagainya. Bencana yang lain juga menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem yang
mengakibatkan hilangnya fungsi ekologis seperti penebangan pohon – pohon menyebabkan
naiknya suhu permukaan bumi. Suhu permukaan bumi yang naik menjadikan beberapa
daerah akan mengalami kekeringan dan hilangnya beberapa ekosistem di muka bumi. Oleh
itu, pengaruh iklim bagi manusia ini sangat penting untuk dipelajari karena menyangkut nasib
masa depan anak cucu kita nantinya dan agar kita semua menyadari betapa pentingnya
menjaga kelestaian alam, agar kita dapat mengatasi maslaah pemanasan global yang sedang
hangat dibicarakan.
9
2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia
Manusia hidup dimuka bumi tidak akan pernah lepas dari iklim di bumi, manusia
memanfaatkan iklim di berbagai kehidupannya sehari – hari diantaranya sebagai
pertimbangan pembangunan sarana transportasi, pertimbangan membangun rumah, tempat
tinggalnya, bidang pertanian, sampai pertimbangan tentang keadaan keamanan pada tempat
tinggalnya dari bencana alam dan kesehatan.
Iklim saling memiliki hubungan timbal balik dengan kehidupan manusia itu sendiri.
Kehidupan manusia yang 150 tahun terakhir yang menitikberatkan pada sector industry
menyebabkan kenaikan suhu atmosfer yang secara langsung mempengaruhi iklim global.
Bumi menjadi planet panas yang menjadikan bumi tak lepas dari ketidakseimbangan yang
secara langsung dirasakan manusia seperti meningkatnya angka korban bencana alam dan
sebagainya.
Hasil kajian IPCC memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi karena atmosfer
bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca (GRK), GRK adalah gas yang menghadang dan
menyerap gelombang cahaya yang seharusnya memantul ke angkasa luar, menyebabkan
radiasi matahari terperangkap di atmosfer bumi, dan meningkatkan suhu bumi. Tiga GRK
utama adalah Karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), dan Metana (CH4). CO2 dan N2O
terutama dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi, gas dan batubara, serta kebakaran hutan
yang diperlukan bagi energi listrik, menggerakkan transportasi dan industri. Metana adalah
hasil proses pada sawah tergenang, pupuk, serta pengolahan sisa pertanian. Kotoran ternak,
bahkan hembusan nafas ternak secara alami juga melepaskan Metana ke udara. Metana juga
dilepaskan dari proses alami sampah, dan CO2 dihasilkan pembakaran sampah.
GRK memiliki kemampuan untuk menangkap sinar infra merah dari sinar matahari
yang direfleksikan oleh bumi. Karena itu semakin besar jumlah GRK di dalam atmosfer bumi
maka bumi pun akan semakin panas. Kadar gas karbon dioksida dalam atmosfer mencapai
385 ppm pada tahun 2006, sebuah peningkatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan data
perubahan iklim selama kurun waktu 650.000 tahun terakhir.
10
Selama 13 tahun terakhir, dua belas tahun diantaranya tercatat sebagai tahun-tahun
terpanas. Dengan akumulasi GRK yang terus berlangsung seperti saat ini, pada dua sampai
tiga dekade mendatang peningkatan pemanasan global akan melampaui perhitungan
yangtelah ada selama ini. IPCC memperkirakan bahwa pada tahun 2050 temperatur global
akan naik 2-3 derajat celcius. Hal ini merupakan kenaikan yang sangat tinggi, dan akan
diprediksikan sebelum kehancuran bumi maka akan terjadi kenaikan temperature global
sampai pada angka 5- 6 derajat celcius.
Peningkatan temperatur itu akan berdampak pada :
- Meluasnya pencairan es di kutub utara
- Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut
- Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah
- Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir
Poin- poin diatas menyebabkan secara langsung atau tidak langsung berdampak pada
kesehatan manusia baik dari sisi meningkatnya pertumbuhan hewan yang membawa penyakit
seperti malaria, cikunguya serta tikus yang membawa wabah penyakit ispa juga ancaman
terhadap ketersediaan air bersih, krisis pangan, dan kebersihan lingkungan. Akhirnya dampak
keseluruhan adalah mengancam jiwa manusia.
Untuk itu sangat penting untuk memahami tentang pengaruh iklim yang secara
langsung berdampak pada manusia itu sendiri agar tidak menjadi lebih buruk lagi di masa
yang akan datang.
2.4 Pengaruh Iklim Terhadap Bencana
Iklim juga sangat berpengaruh pada daerah – daerah sekitarnya. Dengan ke lima komponen
sistem iklim juga mempengaruhi keadaan daerah yang ada. Misalnya curah hujan
mempengaruhi kelembaban tanah. Akan tetapi Iklim juga sangat mempengaruhi timbulnya
bencana yang terjadi di daerah tersebut. Berikut ini adalah pengaruh komponen iklim
terhadap bencana manusia :
11
a. Suhu
Daerah berpadang pasir identik dengan suhu yang berfluktuasi tinggi. Di siang hari
suhu daerah gurun bertemperatur tinggi sedangkan suhu pada malam hari lebih dingin. Jika di
bandingkan dengan daerah beriklim tropis yang memiliki fluktuasi temperatu rendah, daerah
ini sangat rawan bencana badai pasir karena tiupan angin yang menyebabkan daerah tempat
tinggal di sekitar daerah pasir sering kali merasakan badai pasir. Jutaan ton pasir diterbangkan
ke udara dan menyebabkan langit menjadi hitam karena pasir menutupi langit sehingga sinar
matahari yang masuk terhalang. Dalam segi kesehatan pun tentu ada pengaruhnya, seperti
sakit mata serta gangguan pernafasan karena udara yang dihirup barcampur dengan bubuk
pasir yang kecil.
Dampak lain yang dirasakan adalah daerah bersuhu teramat tinggi akan menyebabkan
kematian, seperti yang ada di wilayah Amerika Tengah pada tahun 1998 yang menewaskan
ratusan orang. Tubuh manusia akan tahan terhadap suhu yang relative stabil yaitu sekitar 27
derajat celcius, apabila lebih dari itu, maka manusia akan mengalami dehidrasi akut dan
mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat sehingga akan mudah kecapean. Apabila suhu
semakin bertambah maka jantung tidak mampu secara maksimal lagi untuk memompa darah
ke seluruh anggota tubuh dan akibat selanjutnya adalah kematian. Tentunya hal ini
mengakibatkan kerugian yang sangat besar yang termasuk golongan bencana yang dialami
manusia.
Akan tetapi lain halnya jika suhu udara mengalami penurunan. Suhu udara menjadi
dibawah titik beku yaitu dibawah 0 derajat celcius. Tentu hal ini tidak pernah dijumpai di
Indonesia karena Indonesia beriklim tropis yang setiap tahunnya disinari oleh matahari
berbeda dengan daerah beriklim sub tropis ynag berada di atas garis lintang 23 ½
o
LU dan
LS. Daerah ini menngalami musim dingin dimana udara di daerah tersebut dibawah titik
beku. Suhu udara yang dingin menjadikan daratan dipenuhi dengan tumpukan salju yang
menghalangi jalan serta menyebabkan fasilitas umum menjadi terhenti. Lampu padam yang
dikarenakan lapisan es yang membeku di atas tiang listrik menyebabkan tiang listrik banyak
yang roboh karena tidak kuat menahan berat lapisan es yang ada di atasnya. Kerugian bisa
mencapai jutaan bahkan milyaran dolar karena hal tersebut. Ancaman lain adalah badai salju
yang sering terjadi apabila suhu udara apabila musim dingin. Rumah – rumah menjadi
12
terkubur oleh tumpukan es yang membekukan rumah mereka. Jalan menjadi licin sehingga
rawan kecelakaan serta menyebabkan kelumpuhan apabila manusia terlalu lama berada di
luar karena tubuh manusia pada umunya tidak kuat menahan suhu udara dibawah titik neku
tersebut.
b. Curah Hujan
Curah hujanjuga bisa menyebabkan bencana. Curah hujan menjadikan banjir, ribuan
rumah diterjang oleh banjir, kerugian harta benda dan juga munculnya penyakir baru yang
disebabkan oleh kotoran hewan yang terlarut di dalam air banjir tersebut. Tentunya secara
tidak langsung maka akan mempengaruhi di segala bidang baik bidang pertanian, transportasi
bahkan kesehatan manusia itu sendiri. Dari segi pertanian akan mengalami kegagalan panen
karena padi yang ditaman terendam banir, dari segi transportasi, jalan – jalan yang ada di
kawasan banjir tersebut menjadi macet yang disebabkan oleh jalan – jalan yang ada terblokir
karena genangan banjir. Sedangkan dari segi kesehatan, akan megganggu kesehatan
masyarakat yang menjadi korban banjir misalnya terjadi diare, infeksi saluran pernafasan,
serta dampak yang lebih parah adalah apabila sawah banyak yang gagal panen maka produksi
padi di daerah banjir akan terhenti, dan dikhawatirkan adanya dampak berkepanjangan seperti
gizi buruk. Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan tanah longsor karena sebagian tanah
yang labil tidak dapat menahan lajunya arus banjir.
Akan tetapi curah hujan juga merupakan sesuatu yang sangat berharga jika kita berada
di wilayah kering. Karena dengan adanya curah hujan yang tinggi maka akan menjadikan
daerah mereka menjadi subur dengan begitu masyarakat disitu mulai menanami tanah
mereka. Contoh dari kasus ini adalah masyarakat yang berada di wilayah India.
c. Angin
Angin sering kali menguntungkan juga dapat merugikan jika angin tersebut kencang. Angin
yang menyebabkan bencana diantaranya tornado, badai angin, badai siklon, serta angin ribut
yang disertai oleh hujan lebat dan petir. Angin puting beliung memiliki nama yang berbeda di
setiap tempat. Angin putting beliung menerbangkan atap – atap rumah, menimbulkan banyak
korban jiwa, kerugian harta benda dan lain sebagainya. Angin tornado bisa menjadikan rumah
13
– rumah penduduk yang dilewatinya menjadi rata dengan tanah. Angin ini juga dapat berjalan
sejauh puluhan kilometer dengan dampak yang sangat merugikan tempat yang dilaluinya,
kota – kota menjadi porak poranda karena di lalui oleh badai angin. Angin yang kencang
dapat menumbangkan pohon – pohon.
Angin yang bertiup sangat kencang menyebabkan gelombang air laut menjadi tinggi dan
dapat mengganggu transportasi yang ada. Bukan hanya transportasi yang ada di air saja
mengalami gangguan karena badai angin akan tetapi seluruh transportasi yang ada. Hal ini
menjadikan iklim sangat memiliki pengaruh terhadap bencana yang ada di bumi.
Pengaruh iklim beberapa tahun terakhir sangat kita rasakan. Adanya isu – isu lapisan
es di kutub utara dan selatan mencair tidak bisa kita sangkal karena memang suatu kenyataan
yang sudah ada sejak 10 tahun terakhir. Bumi menjadi planet yang sangat panas karena
adanya efek dari gas rumah kaca yang menyebabkan bumi mengalami pemanasan global.
Apabila hal ini terus dilanjutkan maka akan berdampak pada bencana bumi yanag sangat
besar.
Seperti yang dijelaskan oleh seorang ahli geologi, Bill McGuire dari Hazard Research
Center di University College Londonia menuturkan bahwa gempa bumi, letusan gunung
berapi, tsunami, dan tanah longsor, adalah malapetaka lain yang timbul akibat perubahan
iklim. Penyebab dari bencana alam yang besar tersebut adalah gangguan keseimbangan dari
kerak bumi. Lapisan es di kutub yang memiliki berat menekan kerak Bumi yang berada di
bawahnya. Karena es mencair, kerak di bawahnya berusaha mencari keseimbangan baru.
Pergeseran keseimbangan ini dapat memicu aktivitas magma di dalam kerak Bumi maupun
aktivitas gempa bumi. Pada akhir Zaman Es, tercatat adanya peningkatan besar-besaran
aktivitas seismik bersamaan dengan penyusutan lapisan es di Skandinavia maupun tempattempat lain seperti itu dan memicu tanah longsor di bawah laut yang pada akhirnya memicu
tsunami. Penyebab lainnya adalah dari tekanan air laut. Suhu laut yang bertambah panas
mengakibatkan air laut memuai. Memuainya air laut ditambah es yang mencair ke dalam laut
menekan kerak Bumi di bawahnya. Hal ini dapat menekan magma apapun yang ada di
sekitarnya keluar dari gunung berapi sehingga memicu letusan. Mekanisme ini dipercaya
menjadi penyebab letusan periodik Gunung Pavlof di Alaska yang meletus setiap musim
dingin ketika permukaan air laut lebih tinggi. McGuire telah melakukan penelitian yang
14
dimuat pada jurnal Nature pada tahun 1997 mengenai kaitan antara naiknya permukaan air
laut dengan aktivitas letusan gunung berapi di Mediterania selama 80.000 tahun terakhir, dan
menemukan bahwa ketika air laut naik secara tiba-tiba, makin banyak letusan gunung berapi
yang terjadi, dengan peningkatan drastis sebesar 300%
Penelitian McGuire ini memperkuat hasil penelitian Dr. Thomas J. Chalko, M.Sc.,
Ph.D, kepala bagian geofisika dari Scientific E Research P/L, Melbourne, Australia, yang
mengemukakan bahwa pemanasan global menyebabkan ketidakseimbangan termal interior
Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan meletus lebih kuat. Aktivitas
gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak daripada 20 tahun yang lalu.
Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat dengan pesat dan beliau
menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah pemanasan global diatasi
secara menyeluruh.
Seorang jurnalis bernama Mark Lynas mengulas buku Six Degrees: Our Future on A
Hotter Planet,ia mengulas jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 6 derajat celcius maka
yang dikhawatirkan akan terjadi kehancuran bumi. Badan Perubahan Iklim PBB,
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan bahwa bila emisi
gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti tingkat sekarang ini, maka suhu permukaan
Bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1ºC menjadi 6,4ºC.
Menurutnya jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius maka Laut
yang mulai kehilangan lapisan es di atasnya akan menyerap panas lebih banyak dan
mempercepat pemanasan global; air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi; daerah
dataran rendah di pesisir pantai akan diterjang banjir. Jika suhu udara dibumi naik sebesar 2
derajat celcius makabenua Eropa akan menerima panas yang sangat tinggi ( sangat
mengejutkan jika benua eropa yang terletak di lintang tinggi mengalami panas yanag
menyengat ), hutan – hutan menjadi rusak dan hutan mengalami stress bukan lagi meyerap
karbon, malahan hutan akan mengeluarkan gas karbon dan melepaskannya ke udara., lebih
lanjut adalah 1/3 spesies akan punah. Tdak dapat dibayangkan pula jika udara naik sebesar 3
derajat cecius, menurut buku ‘siz degress:our future on A hotter Planet adalah jika suhu udara
naik sebesar 3 derajar ceclcius maka bumi akan semakin panas, matinya hutan hujan tropis
dan banyaknya angin topan yang dahsya menghancurkan rumah – rumah penduduk, dan akan
terjadi kelaparan di Afrika dan bagian bumi yang lain.
15
Jika suhu udara naik menjadi 4 derajat celcius, maka lapisan es mencair seluruhnya
dan mengakibatkan pemanasan global tak dapat dikendalikan lagi, sebagian wilayah Inggris
yang merupakan daratan rendah terbenam banjir, serta wilayah mediterania akan ditinggalkan
penduduknya karena tak layak untuk dihuni. Lebih lanjut jika udara naik 5 derajat celcius
maka pemanasan global akan semakin cepat dengan keluarnya gas metana dari dalam laut,
yang menyebabkan es kutub utara dan selatan habis. Di bumi banyak terjadi bencana yang
banyak merenggut nyawa manusia oleh karena itu, jika suhu udara naik sebesar 5 derajat
celcius, manusia akan berpindah – pindah tempat untuk menyelamatkan hidupnya dan
mencari makan, akan tetapi hasil yang diperoleh adalah sia – sia karena kebanyakan spesies
sudah tidak ada. Terakhir dalam buku tersebut dijelaskan bahwa jika suhu udara naik sebesar
6 derajat celcius maka kehidupan di Bumi akan berakhir akibat badai besar, banjir bandang,
bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan
kekuatan bom atom dan dapat diperkirakan hanya jamur yang dapat bertahan hidup.
Saat ini, rata-rata suhu udara global menurut laporan IPCC telah meningkat sebesar
0,6ºC dari tahun 1850 hingga tahun 2000. Dalam laporan “Climate Change Report 2007” .
Adanya pemanasan global mengakibatkan seluruh sistem yang telah ada menjadi tidak
berfungsi secara baik lagi melainkan keadaan menjadi sumakin memburuk. Hal ini
mengganggu berbagai macam sector, baik itu sektor pertanian, kesehatan, pengairan, sector
migrasi dan tentunya akan berpengaruh pula dengan bencana alam yang sudah kita rasakan
beberapa tahun terakhir.
Konsentrasi
karbondioksida pada udara menyebabkan laut mulai mengalami
pengasaman dan berakibat pada punahnya spesies yang hidup dilaut karena gagal beradaptasi
terhadap perubahan iklim yang sangat cepat tersebut. Suhu yang semakin memanas akan
mempercepat pelepasan metana dan karbondioksida
dari lapisan es kutub, tanah gambut,
tanah rawa dan laut, juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Greenland, menjadikan
permukaan air laut naik setinggi 2 – 7 meter. Hal ini mengakibatkan wilayah daratan rendah
tidak bisa lagi untuk didiami karena terendam banjir.
Bencana lain yang akan terjadi jika perubahan iklim semakin meningkat adalah
banyaknya angin topan, Banjir bandang, gelombang panas, kekeringan, banyak terjadi
kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan tanah longsoor sangat tidak dapat dipungkiri.
Diperkirakan angin topan berkekuatan 4-5 akan meningkat seiring dengan suhu udara
yang naik sebanyak 2 derajar celcius. Banjir bandang di banyak tempat akan makin sering
16
terjadi akibat meningkatnya intensitas hujan. Banjir juga akan semakin sering terjadi di
daerah dataran rendah. Stress panas dan gelombang panas semakin meningkat dengan
naiknya suhu hingga 2ºC. Di atas suhu 2ºC, frekuensi gelombang panas akan meningkat
dengan cepat dan mengakibatkan kematian, gagal panen, matinya tunas baru pepohonan,
kebakaran hutan, dan kerusakan ekosistem. Kenaikan suhu udara hingga 2ºC menyebabkan
kekeringan semakin sering dijumpai. Diperkirakan frekuensi dan intensitas kekeringan di
wilayah ekuator semakin meningkat. Sementara itu, kenaikan suhu udara di atas 2ºC, akan
menyebabkan kekeringan ekstrim meningkat dari 1% menjadi 30%. Meningkatnya frekuensi
dan intensitas kebakaran di banyak tempat, khususnya di tempat-tempat dimana kekeringan
terjadi, pada suhu yang naik hingga 2ºC. Kenaikan suhu di atas 2ºC semakin menambah besar
frekuensi dan intensitas kebakaran, khususnya di hutan-hutan dan tanah gambut di belahan
bumi bagian utara setelah mencairnya lapisan es.
Gampa bumi, tsunami, tanah longsor, serta gunung meletus yang semkain bertambah
disebabkan oleh konsentrasi gas yang tak terbendung lagi di dalam perut bumi sehingga
keseimbangan kerak bumi menjadi terganggu dan kerak bumi menjadi bergerak dan
menimbulkan gempa bumi dan tanah longsor di wilayah daratan, sedangkan dampak lainnya
adalah terjadinya tsunami jika terjadi di gempa bumi di dasar laut yang akan mengakibatkan
bencana bagi masyarakat yang ada di pesisir pantai. Pemanasan global menyebabkan
ketidakseimbangan termal interior Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan
meletus lebih kuat. Aktivitas gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak
daripada 20 tahun yang lalu. Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat
dengan pesat dan beliau menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah
pemanasan global diatasi secara menyeluruh.
Diberitakan bahwa laporan yang dikerjakan oleh Global Humanitarian Forum di
London, Inggris, menyebutkan, perubahan iklim global telah menewaskan 300.000 jiwa
setiap tahunnya. kerugian yang ditimbulkan mencapai 125 miliar dollar Amerika Serikat.
Disebutkan pula bahwa 325 juta jiwa kaum miskin adalah yang paling menderita. Hal ini
termasuk bancana yang dialami manusia. Dipaparkan bahwa karena Banjir dan Badai
Tahunan. Penduduk Banglades termasuk salah satu masyarakat yang paling menderita karena
juitaan jiwa dihantam banjir dan badai tahunan. Karena Kekeringan Massal. Para petani di
17
Uganda salah satu kelompok yang dihantam kekeringan massal.Karena Kenaikan Muka Laut.
Penduduk di pulau-pulau kecil, seperti di Karibia dan Pasifik terancam kehilangan wilayah
karena kanaikan muka laut. Laporan itu menyebutkan, bila tidak ada penanganan berarti,
maka pada 2030 kematian global akibat perubahan iklim akan mendekati setengah juta jiwa
per tahun. Kerugian finansial mencapai 300 miliar dollar AS.
Perubahan iklim global menyebabkan kematian yang sebgian besar dibebabkan oleh
degradasi lingkungan yang menimbulkan kekurangan gizi di banyak tempat dan yang paling
menderita saat itu salah Negara – Negara miskin di kawasan asia dan afrika. Hal ini berkaitan
erat dengan kepunahan sebagian flora dan fauna di bumi yang berguna bagi kehidupan. Bagi
warga pesisir, selain ancaman badai yang meningkat dan kenaikan muka laut, ikan konsumsi
bergerak ke tengah laut, sehingga nelayan makin kesulitan menangkap ikan. Bagi petani,
perubahan pola cuaca akan menyulitkan musim tanam. Suhu yang hangat juga mempengaruhi
perkembangbiakan serangga penyerbuk di negara-negara empat musim.
Bagi Indonesia dampak perubahan iklim juga akan seperti yang digambarkan dalam
laporan itu. Banjir tahunan akan meningkat di banyak daerah, antara lain seperti di Pesisir
Timur Pulau Sumatera, Kalimantan, Pesisir Utara Pulau Jawa. Kekeringan akan makin
meluas seperti di pulau-pulau Nusa Tenggara. Kenaikan muka laut mengancam kita
kehilangan banyak daratan pesisir di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan banyak pulau-pulau
kecil akan tenggelan seperti pulau-pulau di Kepulauan Seribu, dan Taka Bonerate. Masalah
degradasi lingkungan akan banyakk terjadi di berbagai pulau di Indonesia yang berujung pada
ancaman kekurangan gizi penduduknya. Ancaman gelombang badai dan angin ribut juga akan
makin meningkat di banyak kawasan pesisir. Para nelayan juga akan makin sulit menangkap
ikan bila ikan bergerak ke tengah laut.
Jadi dari laporan yang saya kutip di atas, maka dampak bencana yang akan terjadi
secara umum adalah kelaparan global, migrasi missal, dan kematian missal.
18
2.5 Pengaruh Iklim Terhadap Kesehatan
Iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia karena iklim lebih memegang
peranan penting daripada keadaan fisis tempat tinggal manusia. Iklim memiliki peranan
penting baik pengaruh yang menimbulkan keuntungan maupun pengaruh yang merupakan
kerugian.
Iklim sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena kesehatan, energy,
makanan, pola pakaian, sikap dan kebidayaan juga dipengaruhi oleh keadaan iklim tempat
mereka tinggal. Akan tetapi tidak semua insane mempunyai reaksi yang sama terhadap
kondisi iklim, hubungannya sangat rumit bergantung pada beda fisik seseorang, usia,
makanan, dan pengaruh budaya.
Pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia dapat dilihat dari contoh sebagai berikut :
-
Orang yang tak mampu menyesuaikan laju aktivitas fisiknya dalam suhu tinggi
atau rendah sering kali menderita kelelahan dan sangat mudah terkena penyakit.
-
Kelembaban nisbi sangat rendah menyebabkan angin berdebu yang mengganggu
saluran pernafasan dan membuat orang lebih rentang terhadap infeksi.
-
Kondisi atmosfer yang baik dapat membantu tubuh menjadi lebih kuat terhadap
serangan penyakit. Keadaan atmosfer tersebut dapat terlihat dengan adanya udara
yang segar, sinar matahari, suhu yang sejuk dan kelembaban nisbi yang tinggi dan
semuanya mengandung pengobatan. Hal ini sering kita lihat di rumah sakit –
rumah sakit, karena mereka berusaha untuk menciptakan keadaan yang seperti itu,
agar pasien menjadi lebih sehat.
Iklim yang mengalami perubahan sering kali menimbulkan berbagai macam penyakit.
Pengaruh komponen sistem iklim bagi kesehatan manusia diantaranya adalah :
a. Suhu
Suhu mempengaruhi kesehatan manusia. Suhu eksktim sering kali menimbulkan
penyakit karena tubuh tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu yang cepat.
Sengatan panas terjadi jika tubuh tidak mampu menghilangkan panas apabila suhu
udara nisbi tinggi diatas suhu tubuh. Peristiwa tersebut dapat menimbulkan kematian
karena jantung tidak mampu lagi memompa darah secara maksimal ke seluruh
anggota tubuh. Bila tubub kekurangan air dan garam yang terlalu banyak pada waktu
berkeringat, maka akan terjadi kejang dan keram. Sebaliknya apabila suhu udara
berubah menjadi rendah dapat menimbulkan kematian pula terutama penyakit radang
19
kedinginan yang sangat berbahaya terutama sakit radang paru – paru ( pneumonia ).
Sakit radang paru – paru tersebut banyak ditemukan di daerah tanah tinggi Bosnia
pada waktu musim dingin yang sering dikenal dengan musim kematian.
b. Kelembaban udara
Keadaan suhu dan kelembaban yang tinggi akan berakibat meletusnya bintik – bintik
kulit yang gatal, misanya penyakit kudis. Hal ini dapat dihindari dengan
memindahkan penderita ke tempat lain yang iklimnya lebih sehat. Iklim laut dengan
kelembaban yang tinggi dan musim dingin yang lembab dapat menimbulkan penyakit
encokd dan penyakit tulang. Keadaan yang panas disertai dengan kelembaban yang
sangat rendah dapat mengakibatkan kulit dan bibir menjadi pecah – pecah, selain itu
dapat menimbulkan pendarahan pada hidung.
c. Tekanan udara
d. Tekanan udara erat hubungannya dengan ketinggian suatu tempat, tekanan udara
berkurang dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Ditinjan dari segi tekanan
atmosfer, tidak mungkin manusia akan hidup atau tinggal secara terus menerus pada
daerah yang memiliki ketinggian 17.000 kaki atau 5.180 m karena atmosfernya
menipis sehingga zat asam yang dibutuhkan sangat kurang. Hal ini dapat kita rasakan
apabila kita mendaki gunung dan bepergian menggunakan transportasi udara
( pesawat terbang ). Pada ketinggian tertentu kita akan merasakan lapisan udara
semakin menipis saat kita semakin menjauh dari daratan. Bagi yang tidak tahan
terhadap perubahan atmosfer tersebut, maka dapat terjadi sesak nafas.
e. Pengaruh radiasi ( penyinaran ) matahari
Radiasi yang kuat dapat menimbulkan pengaruh penambahan radiasi ultraviolet,
sehingga menimbulkan kebakaran pada kulit dan dapat memacu terjadinya kanker kulit,
selain itu dapat menyebabkan conjunctivitis, yaitu penyakit mata dimana conjunctivanya
meradang.
f. Pengaruh kabas ( Smog )
‘Kabas’ adalah campuran antara
asap (smog ) dank but ( fog ). Kabas dapat
menyebabkan kabut biasa menjadi kabut yang lebih buruk. Engan adanya kabas jarak
pandang dan pernafasan manusia akan terganggu, pengaruh kabas bagi manusia dapat
secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsung misalnya jika gas – gas dari
20
industry beracun dan mempunyai konsentrasi yang besar diudara maka akan berakibat
kematian penduduk yang berada disekitar daerah tersebut terutama orang – orang tua
dan anak – anak kecil. Pengaruh tidak langsung adalah disebabkan banyaknya
kecelakaan lalu lintas akibat jarak pandang yang berkurang pada waktu terjadinya
kabas.
g. pengaruh – pengaruh lain yang tidak lepas dari iklim.
Selain unsure iklim diatas masih ada faktor lain yang dapat merugikan kehidupan
manusia misanya banjir, siklin tropis dll.
Pengaruh angin yang berpengaruh pada kesehatan manusia adalah apabila angin
tersebut terkonsentrasi dengan bibit penyakit. Maka dengan adanya angin mempercepat
tertularnya penyakit seperti flu, batuk, bahkan lebih parahnya lagi yang pernah digembar –
gemborkan penularannya adalah virus sars.
Selain merugikan unsure iklim juga memiliki keuntungan bagi manusi terhadap faktor
kesehatan manusia. Diantaranya unsure iklim dapat menunjang aktivitas manusia, misalya
dengan adanya kesulitan hidup yang diakibatkan oleh iklim maka seseorang dapat menjadi
ulet dalam bekerja tabah untuk berusaha menaklukkan kesukaran yang disebabkan oleh iklim.
Pengaruh unsure iklim yang lain adalah radiasi sinar ultraviolet dari matahari dapat
membunuh beberapa kuman tau bakteri di dalam tubuh, dapat mncegah penyakit tulang yang
disebabkab kekurangan vitamin D dan untuk membantu tubuh dalam proses pembentukan
tulang. Dari segi psikologis sinar matahari sangat berguna untuk kesehatan terutama
menyegarkan kembali otak yang telah lama bekerja di dalam ruangan yang gelap.
Berbagai sumber yang saya dapatkan menyebutkan bahwa perubahan iklim sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia baik yang dirasakan secara langsung mauapun tidak
secara langsung dirasakan oleh manusia. Dampak yang dirasakan secara langsung misalnya
Siang yang panas, malam yang panas, dan gelombang panas saat ini semakin sering terasa.
Gelombang panas berhubungan dengan meningkatnya kematian. 18 kematian akibat
gelombang panas dilaporkan di India antara tahun 1980 hingga 1998. Sedangkan di tahun
2003, tepatnya di Andhra Pradesh, India, serangan gelombang panas menyebabkan 3000
kematian. Selain gelombang panas, banjir juga menjadi ancaman utama bagi kesehatan
manusia. Banjir adalah bencana yang dapat berdampak dahsyat, merusak bangunan fisik
infrastruktur, organisasi sosial dan kegembiraan manusia. Secara teoritis, banjir adalah hasil
21
dari interaksi dari curah hujan, runoff permukaan, evaporasi, angin, tinggi permukaan air laut,
dan topografi lokal. Bencana banjir dan badai mulai muncul dalam 2 dekade ini. Pada tahun
2003, 130 juta jiwa menjadi korban banjir bandang di China. Sedangkan pada tahun 1999,
30.000 orang mati karena badai yang diikuti banjir dan tanah longsor di Venezuela. Di
Indonesia, banjir air pasang terjadi di Jakarta Utara dan Tangerang (Mhk, “Walhi Demo, PIK
II Tetap Jalan”, Jakarta, Media Indonesia, 30 November 2007, hlm.4). Banjir mengakibatkan
kesehatan manusia terancam berbagai penyakit menular dan penyakit mental. Leptospirosis,
diare, gangguan saluran pernapasan, scabies, dan penyakit lainnya mengancam warga pasca
banjir. Apalagi untuk merekayang tinggal di pengungsian. Tanpa adanya persiapan dan
perencanaan yang bagus, tempat pengungsian dapat menjadi episentrum berbagai KLB
(Kejadian
Luar
Biasa).
Perubahan Iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk sari di belahan
bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa penyakit alergen disebabkan oleh
serbuk sari seperti alergi rhinitis seiring ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan
perubahan musim tersebut.
Dampak yang tidak dirasakan secara langsung adalah perubahan iklim dapat
mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan
perumahan. Semua aspek tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan
kualitas hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkainan kausalitas
kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja, kualitas dan suplai
makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Bagaimana keteraturan iklim telah
membuat petani tahu kapan waktu yang tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan
memanen lahannya. Saat iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat
datang sewaktu-waktu. Petani masih bisa memanfaatkan air tanah akan tetapi aktivitas
antropogenik manusia telah merubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan kuantitas air tanah
dan permukaan kini juga berada dalam ancaman. Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara,
arah dan kekuatan angin juga mempengaruhi perilaku hama.
IPCC menyimpulkan bahwa bahwa beberapa studi mengindikasikan meningkatnya
tekanan panas, kekeringan, dan banjir secara negatif akan mempengaruhi lahan pertanian
melebihi dampak perubahan iklim. Hal tersebut juga diperkirakan akan membentuk
kemungkinan terjadinya kejutan yang dampaknya lebih luas, muncul lebih awal, lebih
22
daripada yang diperkirakan. Variabilitas iklim dan perubahan juga mengubah risiko terjadinya
kebakaran, outbreak patogen dan hama, yang berefek negatif pada ketersedian suplai
makanan dan kehutanan.
Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor penyebab
penyakit. Vector borne disease (VBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh
gigitan infeksi spesies-spesies arthropoda, misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan
sebagainya. Di timur laut Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari
spesies nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka dalam dua
dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies itu bukan merupakan vektor
yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia, tetapi spesies ini memiliki hubungan yang
dekat
dengan
spesies
vektor
arbovirus
lainnya
yang
dimungkinkan
mengalami
perubahan/evolusi genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly
dilaporkan terjadi di Eropa selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang spesifik meneliti
kausa perubahan distribusi tersebut.
Virus berbasis vektor lainnya yang palin menjadi pusat perhatian seluruh dunia adalah
dengue. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial,
temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah diketahui bahwa curah
hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi,
diketahui juga bahwa kasus dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal
terdapat cukup tempat penyimpanan air yang feasibel menjadi breeding site nyamuk
Kurangnya suplai makanan dan kekeringan diketahui berhubungan dengan meningkatnya
risiko kematian akibat kesakitan diare di Banglasdesh. Di Australia diketahui juga
meningkatnya risiko bunuh diri oleh petani selama musim kemarau (Confalonieri dkk. 2007:
hlm. 399). Diet yang bagus dan suplai makanan yang baik adalah pusat dari kesuksesan
promosi kesehatan. Keterbatasan suplai makanan dapat mengakibatkan malnutrisi dan
berbagai penyakit akibat defisiensi gizi.
Dampak perubahan iklim dapat dilihat dari batas musim hujan dan kemarau yang
tidak lagi pasti. Suhu udara samakin panas, kemarau sering menjadi sangat panjang dan
23
lamanya curah hujan menimbulkan banjir serta longsor. Gejolak alam yang dikenal dengan
perubahan iklim ini mempengaruhi daya dukung alam terhadap kelangsungan hidup manusia.
Beberapa variabel yang merupakan komponen iklim seperti suhu lingkungan,
kelembaban ling