MENGUKUR PRODUKSI DAN PENDAPATAN NASIONA

Nama : Retno Dewi Perwita
Kelas : Manajemen/ 1-A
NIM : 1501025075
Tugas : Ekonomi Makro
MENGUKUR PRODUKSI DAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi
dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Beberapa konsep yang berkaitan dengan Pendapatan Nasional, antara lain:
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)

selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri.

3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
NNP = GNP – Penyusutan.
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak tidak langsung.

5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun.
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan

sosial + Pajak perseorangan ).
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI= PI – Pajak langsung.
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

Pendekatan pendapatan (income approach), dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga
konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Y=R+W+I+P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

Pendekatan produksi (output approach = metode produksi), dengan cara
menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang

industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk
yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).
Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas

Pendekatan pengeluaran (expenditure approach), dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu.
Y = C + I + G + (X-M)

C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
Beberapa faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nasional, antara lain :
1. Permintaan dan Penawaran Agregat.
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan

terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektorsektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,
tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat
harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan Tabungan.
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan
psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam

konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3. Investasi.
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.
Business Cycle (Siklus Bisnis = Konjungtur)
Business cycle adalah pasang surutnya aktivitas bisnis yang terjadi pada
kecenderungan jangka panjang. Siklus bisnis merupakan cerminan fluktuasi tahunan
pada laju pertumbuhan GNP/GDP riil.

Lembah (trough)
 Tingginya pengangguran
 Rendahnya tingkat permintaan
 Rendahnya kapasitas produksi
 Terdapat sejumlah kapasitas produksi yang tidak digunakan
 Keuntungan bisnis rendah
 Banyak perusahaan yang enggan untuk berinvestasi
Pemulihan (Recovery = Expansion)
 Meningkatnya kesempatan kerja, pendapatan, dan belanja konsumsi
 Adanya penggantian mesin-mesin tua
 Meningkatnya produksi, penjualan dan laba

 Meningkatnya investasi
Puncak (Peak)
 Kapasitas produksi terpasang mengalami utilisasi (penggunaan) yang tinggi
 Mulai terasa kekurangan tenaga kerja dan bahan baku
 Biaya & tingkat harga naik akan tetapi bisnis masih menguntungkan
Resesi (recession = contraction)
 Terjadinya penurunan aktivitas ekonomi
 Permintaan, produksi dan kesempatan kerja menurun
 Laba perusahaan turun
 Pendapatan rumah tangga menurun
 Investasi menjadi tidak menguntungkan

Tujuan Penghitungan Pendapatan Nasional
Penghitungan pendapatan nasional bertujuan mendapatkan taksiran yang
akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama
satu tahun. Sehingga dengan data-data tersebut pemerintah dapat menentukan
kebijakan pembangunan pada masa yang akan datang.
Manfaat Perhitungan Pebdapatan Nasional
Manfaat - manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan nasional itu,
antara lain sebagai berikut.

1. Menjadi sumber informasi bagi pemerintah
a. Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai
efektifitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya, untuk menilai pengaruh
kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara.
b. Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional digunakan
oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan program untuk
menanggulangi masalah tersebut. Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti
dengan peningkatan keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak mobil
pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi akan menimbulkan masalah berupa tidak
memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. Oleh karena itu, pemerintah perlu
merencanakan program pelebaran jalan lebih dini.
2. Mengetahui struktur perekonomian
Dari penghitungan PNB, kita dapat mengetahui struktur perekonomian suatu
negara. Misalnya, jika sumbangan terhadap pendapatan nasional lebih besar
daripada sektor industri, struktur perekonomian negara tersebut bergerak ke negara
industri.
3. Mengetahui perekonomian antar daerah
Dengan membandingkan produksi pendapatan daerah dan jumlah penduduk
daerah masing-masing, akan diketahui kehidupan ekonomi daerah yang satu
berbeda dengan daerah lainnya.

4. Memperkirakan perubahan pendapatan riil
Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara mengetahui
perubahan pendapatan riil penduduknya.
5. Membandingkan kemajuan ekonomi antarnegara
Perhitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan
kemajuan ekonomi antarnegara. Perbandingan itu bisa dilaksanakan berdasarkan
wilayah, misalnya antarnegara ASEAN, antarnegara maju, atau antarnegara
berkembang.

Sumber :
1. Dombuch, Rudiger. Fischer, Stanley. MAKROEKONOMI. Ciracas, Jakarta:
Erlangga
2. Samuelson, Paul A. Nordhaus, William D. MAKRO EKONOMI. Ciracas,
Jakarta: Erlangga
3. http://wahonodiphayana.blogspot.co.id/2014/12/ekonomi-makro-bab-iipendapatan-nasional.html
4. https://bwfitri.wordpress.com/pie-makro/