PENGERTIAN LEMBAGA DAN ORGANISASI sosial

1. PENGERTIAN LEMBAGA DAN ORGANISASI
a. Pengertian Lembaga
a) Koentjaraningrat
Suatu Sistem tata kelakuan dangabungan yang berpusat kepada aktifitas untuk
memenuhi kompleksitas kebutuhan manusia.
b) B. Sorjono Soekanto
Himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan
pokok dalam kehidupan masyarakat.
c) Paul Hort dan Chester L. Hunt
Sistem norma – norma sosial dan hubungan – hubungan yang menyangkut
nilai – nilai dan prosedur – prosedur tertentu dalam rangka pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
lembaga sosial selalu berkaitan dengan hal – hal berikut :
a) Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung dan mempengaruhi
b) Sepernagkat norma yang dapat dibentuk, diubah dan dipertahankan sesuai
dengan kebutuhan hidup
c) Seperangkat norma yangmengatur hubungan antarwarga masyarakat agar
berjalan dengan tertib dan teratur.
b. Pengertian Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok

sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya
digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli, terdapat pengertian organisasi sebagai berikut :
a) Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orangorang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

b) James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
c) Chester I. Bernard

Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
d) Stephen P. Robbins


Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam
masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Sedangkan pengertian Organisasi dapat disimpulkan menjadi :
“Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”
Dan pengertian Pengorganisasian adalah :
“Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.”

2. ASAS – ASAS ORGANISASI

Asas-asas organisasi merupakan berbagai pedoman yang secara maksimal untuk
dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat
berjalan dengan lancar dan efektif.
a. Pembagian Kerja
Asas ini dikaitkan dengan pejabat atau pimpinan yang akan menempati jabatan dalam
satuan unit organisasinya agar roda organisasi dapat berjalan lancar. Dalam melakukan
pembagian kerja, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a) Tiap unit organisasi harus mempunyai rincian aktivitas yang jelas.
b)

Pucuk Pimpinan sampai dengan pimpinan paling bawah harus mempunyai
tujuan yang jelas.

c) Variasi tugas bagi seorang pimpinan hendaknya yang sejenis atau yang erat
hubungannya.
d) Beban tugas antar tiap pimpinan atau pejabat hendaknya merata atau adil.
e) Penempatan posisi tiap pejabat hendaknya dilakukan secara tepat.
f) Penambahan atau pengurangan pejabat harus didasarkan dari perubahan
volume pekerjaan.
g) Pembagian kerja untuk setiap pejabat seharus terhindarkan dari unsur

nepotisme.
b. Rentang Kendali
Rentang kendali manajemen adalah berapa bagian atau berapa orang yang dapat
ditempatkan di bawah pimpinan seseorang. Hal ini penting karena kemampuan seseorang
untuk mengendalikan unit-unit organisasi atau orang lain pada umumnya memiliki
keterbatasan.
Besarnya rentang kendali, tergantung dari teknologi, kerumitan tugas, dan
profesionalisme para karyawan. Rentang kendali yang besar mengarah pada organisasi “ flat
structure ”, dan kebalikannya adalah “ tall structure ”. Mana yang lebih baik, adalah
tergantung situasi dan kondisi.

Faktor yang mempengaruhi luas-sempitnya rentang kendali dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu:
a) Sisi Subyektif, yaitu pengalaman, kecakapan, kesehatan dan umur seorang atasan dan
bawahan
b) Sisi Objektif, yaitu: bentuk pekerjaan, letak bawahan, stabil-labilnya organisasi,
jumlah tugas kepada atasan, waktu penyelesaian pekerjaan.
c. Koordinasi
Koordinasi adalah proses untuk memadukan tujuan dan aktivitas dari unit-unit yang
ada, supaya tujuan secara keseluruhan dapat tercapai. Tanpa koordinasi, ada kemungkinan

masing-masing kerja keras, tetapi kurang mendukung organisasi bahkan merugikan
organisasi.
Asas ini diperulukan agar suatu organisasi harus memiliki keselarasan aktivitas di
antara satuan/unit organisasi atau di antara pimpinannya. Dengan adanya keselasrannya ini
dapat dihindari adanya konflik, rebutan sumber atau fasilitas, duplikasi pekerjaan, dan adanya
delay antar antar aktivitas.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa koordinasi sangat diperlukan dalam
suat organisasi, yaitu:
a) Perbedaan Sikap dan Pandangan
Seseorang cenderung lebih dipengaruhi pandangan tujuan organisasi yang lebih
langsung menjadi tanggung jawab merekan, misal bagian pemasaran, merasa yang
paling penting adalah kegiatan pemasaran.
b) Perbedaan Orientasi Waktu
Bagian produksi, cenderung berorientasi jangka operasional, dibanding bagian
pengembangan produk, yang cenderung berorientasi jangka panjang.
c) Perbedaan Hubungan Antara Manusia
Misalnya di bagian produksi, yang cenderung pragmatis dan rutin, proses komunikasi
kurang berkembang, berbeda dengan bagian pemasaran, yang sangat variatif,
cenderung proses komunikasi cenderung berkembang.
d) Perbedaan Formalitas

Unit-unit organisasi yang pada umumnya memiliki metode dan standar yang berbeda
untuk mengukur kemajuan atau hasil kerja. ada beberapa kegaitan organisasi yang
dapat secara jelas terukur baik dari segi ongkos, waktu, kualitas dan ada pula yang
tidak jelas terukurnya.

Untuk mencapai koordinasi yang efektif antar kegiatan di dalam organisasi,
dibutuhkan beberapa pendekatan. Ada tiga jenis pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu:
a) Pendekatan Teknik Manajemen
i.

Hirarkhi

Manajerial,

rantai

perintah

yang


terbentuk

dalam

organisasi,

mempermudah aliran informasi serta kerjasama antar unit organisasi.
ii.

Aturan dan Prosedur, dengan adanya pedoman ini semua orang dapat bertindak
secara tepat dan mandiri.

iii.

Rencana dan Sasaran, sebagai sarana untuk koordinasi yang baik, karena dapat
mengarahkan kegiatan dari setiap unit organisasi.

b) Peningkatan Potensi Koordinasi
i. Sistem Informasi Vertikal, dengan proses informasi dari atas ke bawah dan dari
bawah ke atas, akan membantu proses koordinasi.

ii. Hubungan lateral, hubungan yang langsung bersangkutan, bisa berupa kontak
langsung, bentuk komisi atau gugus.
c) Pengurangan Kebutuhan Koordinasi
i.

Penyediaan Tambahan Sumber Daya. Penyediaan tambahan sumber daya dan
dana merupakan jalan keluar untuk membentuk unit-unit organisasi mengatasi
persoalan-persoalannya.

ii.

Pembentukan unit-unit organisasi yang mandiri. Kebutuhan atas koordinasi dapat
dikurangi

dengan

jalan

membentuk


unit-unit

organisasi

yang

mampu

melaksanakan semua aspek tugas secara mandiri.
d. Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang merupakan penyerahan sebagian hak untuk mengambil
keputusan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab tetap dapat dilaksanakan dengan
baik oleh seseorang pimpinan ke pimpinan yang lain. Hal ini dapat terjadi apabial seorang
atasan memimpin bawahan dalam jumlah yang bayak dan kemampuan yang terbatas. Makin
banyak bawahan maka secara relatif makin besar beban atasan.
Manfaat yang diperoleh apabila terjadi pelimpahan wewenang, antara lain sebagai
berikut:
a) Pimpinan dapat melakukan pekerjaan yang pokok-pokok saja.
b) Tiap tugas dapat dikerjakan pada tingkat yang tepat.
c) Keputusan-keputusan dapat dibuat dengan lebih tepat.

d) Meningkatkan inisiatif dan rasa tanggung jawab.
e) Mengurangi sikap selalu menunggu perintah.

f) Pelayanan dapat terus ditingkatkan walalupun pimpinan yang bersangkutan memiliki
halangan.
e. Fleksibilitas
Asas ini menyatakan bahwa struktur organisasi hendaknya mundah diubah dan
disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas
yang sedang berjalan. Perubahan-perubahan dapat terjadi karena adanya pengaruh dari luar
organiasasi maupun dari internal organisasi.

3. FUNGSI – FUNGSI DALAM ORGANISASI

Setiap organisasi terutama yang besar, secara makro akan menangani tiga fungsi
Pokok, yaitu :
a. Fungsi perumusan strategi organisasi (corporate strategy) yang lebih bersifat
kebijakan,
b. Fungsi perumusan strategi alokasi sumber daya (resources allocation strategy)
yang cenderung lebih bersifat taktikal, dan
c. Fungsi pelaksanaan kegiatan merupakan proses mewujudkan tujuan organisasi

(operasional organisasi) yang cenderung lebih bersifat operasional.
Fungsi perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah “grand strategy”,
termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective), kebijakan (policy),
dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana pengorganisasian (organization
planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan strategi tersebut. Organization planning
memberikan arah kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa
yang akan datang.
Ditinjau secara hirarki, fungsi ini berada pada tingkatan tertinggi. prosesnya
memerlukan pemahaman yang mendalam serta analisis yang cermat dan cerdas tentang
berbagai perkembangan kondisi lingkungan strategik, seperti perkembangan teknologi,
ekonomi sosial budaya, politik, bahkan bagi beberapa organisasi diperlukan kajian
tentang sejarah masa lalu. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks dan dinamis,
sehingga penuh ketidakpastian, namun harus dapat dikenali secara cerdas untuk
mengurangi tingkat ketidakpastian tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya
abstraksi kuat, kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap perkembangan
lingkungan strategik, serta melakukan sintesa terhadap perkembangan iptek. Tujuan
utama dari penyelengaraan ini adalah tercapainya tujuan secara efektif.
Fungsi perumusan strategi alokasi sumber daya diselenggarakan dengan melakukan
berbagai kegiatan yang menjembatani antara tingkatan strategik yang cenderung bersifat
“abstrak”, dengan tindakan operasional yang bersifat lebih fisikal. Kegiatan tersebut
antara lain pengembangan organisasi, perumusan sasaran yang konkret dan terukur,
program-program untuk mencapai sasaran, serta menetapkan jumlah sumberdaya yang
harus dikerahkan untuk mendukung setiap program guna mencapai sasaran-sasaran yang
ditetapkan. Dalam berbagai literature, khususnya metode dan sistem yang digunakan
dalam penyelengaraan fungsi ini, lebih dikenal dengan PPBS (Planning, Programing, and
Budgeting System). Tujuan utama digunakan PPBS adalah untuk dapat mencapai Tujuan
organisasi secara optimal (efisien dan efektif)

Pemahaman terhadap perkembangan lingkungan strategik serta kondisi internal
organisasi sangat diperlukan dalam menjalin fungsi ini. Oleh karena itu, kondisi
lingkungan yang dihadapi Sebagian bersifat kurang pasti, Sebagian lagi bersifat lebih
pasti, sehingga dapat dikalkulasi tingkat probabilitas kejadiannya. Oleh karena itu
kapasitas kemampuan personil yang dibutuhkan adalah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang solid dalam merumuskan sasaran strategis organisasi, Rencana
implementasinya dalam bentuk program beserta prioritasnya, serta memperoleh dan
mengalokasi sumberdaya pada setiap program agar sasaran tercapai efektif dan efisien.
Fungsi pelaksanaan kegiatan merupakan tingkatan terbawah dari proses manajemen
dalam suatu organisasi, tetapi justru merupakan bagian terdepan. Fungsi inilah yang
pelaksanaanya merumuskan sasaran sesuai bidangnya. Rumusan ini sebagai masukkan
bagi proses penyelengaraan fungsi pada tingkat strategis dan taktikal dan mewujudkan
sasaran-sasaran berdasarkan program dan Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kondisi lingkungan yang dihadapi lebih cenderung bersifat pasti dan fisikal. Tujuan
utamanya adalah efisiensi pengunaan sumberdaya, baik dengan cara “minimizing cost”
dalam upaya mencapai target tertentu, atau “minimizing output” dalam memanfaatkan
sumberdaya yang telah tersedia.

4 . PENDEKATAN ORGANISASI
Pendekatan Perilaku Organisasi antara lain :

a. Pendekatan Antardisiplin, perpaduan banyak disiplin
b. Pendekatan Sumber Daya Manusia (Suportif), dukungan

pertumbuhan atau

perkembangan pegawai untuk mencapai keefektifan
c. Pendekatan

Kontingensi, peluang adanya perilaku yang berbeda-beda yang

diperlukan oleh berbagai lingkungan yang berlainan untuk mencapai keefektifan
d. Pendekatan Produktivitas, rasio yang membandingkan berberbagai unit keluaran
dengan unit masukan
e. Pendekatan Sistem, interaksi semua bagian organisasi dalam hubungan yang rumit

5 . DINAMIKA ORGANISASI

Dinamika Organisasi adalah suatu organisasi yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan
yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.Didalam dinamika organisasi
ada beberapa hal yang sering terjadi ,antara lain:
a. Konflik
Konflik adalah perbedaan pendapat antara anggota satu dengan yang lain akibat
kurangnya komunikasi di dalam organisasi.Konflik Organisasi (organizational
conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok
organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan
persepsi.Konflik

dapat

menimbulkan

bermacam-macam

dinamika

prilaku

berorganisasi.
Jenis-jenis konflik:
Berikut ini adalah lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
a) Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
b) Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda
status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
c) Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara
individumenghadapi

tekanan-tekanan

untuk

mencapai

konformitas,

yang

ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
d) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe
konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan
staf, pekerja dan pekerja.
e) Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

Penyebab Terjadinya Konflik


Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai



Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi
sumber daya yang tidak sesuai



Suatu masalah yang tidak tepatan status



Perbedaan pandangan



Adanya aspirasi yang tidak ditampung.

b. Strategi Dalam Menyelesaikan Konflik
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi
perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan
dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan
disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :


Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan
tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan
tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.



Meminimalkan

kondisi

ketidak-tergantungan.

Menghindari

terjadinya

eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta
membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.


Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja,
tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.



Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab
konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang
sama.

c.

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas,
intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas
tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan
dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas
dasar proses belajar yang berbeda pula.Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor
internal maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai. Kebutuhan
dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal.
Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda dan unik