LANDASAN LANDASAN PENDIDIKAN Filsafat Pe

LANDASAN LANDASAN PENDIDIKAN
Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu:
Riki Andriatna, M.Pd
Disusun oleh :
Siti Aulia Kusmiati

H. 1610710

Prodi / Kelas :
PGSD / B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2017
1

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Pendidikan dengan judul
Landasan Landasan Pendidikan. Makalah ini akan membahas landasan filosofis,
landasan pskilologis, landasan sosio-antropologis, landasan historis dan landasan
yuridis.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan beberapa pihak, di
antaranya Riki Andriatna, M. Pd. Selaku dosen pembimbing serta teman-teman
yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Amin.
Bogor, November 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.

Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C.

Tujuan penulisan....................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A.

Landasan Filosofis.................................................................................................3


B.

Landasan Psikologis..............................................................................................7

C.

Landasan Sosio-antropologis................................................................................10

D.

Landasan Historis.................................................................................................12

E.

Landasan Yuridis..................................................................................................25

BAB III............................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
A.


Kesimpulan..........................................................................................................25

B.

Saran....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengertian Landasan Pendidikan Landasanlandasan pendidikan
dan pembejaran adalah asumsi, atau gagasan, keyakinan, prinsip yang
dijadikan titik tolak atau pijakan dalam rangka berpikr atau melakukan
praktik pendidikan dan pembelajaran.

Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, disaat anak ini
dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anak mereka juga,

begitu juga disekolah dan perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa
diajar oleh guru dan dosen. Dalam pendidikan tentunya ada istilah
mengajar dan mendidik, untuk melakukan kedua hal itu tentunya di
perlukan acuan supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan
sebagaimana mestinya, acuan tersebut dikenal dengan istilah pendidikan.
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di
indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini
memiliki pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan disetiap
negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan
berupa

landasan

filosofis,

landasan

pskilologis,

landasan


sosio-

antropologis, landasan historis dan landasan yuridis.

1

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan Landasan Filosofis?
Apa yang dimaksud dengan Landasan Psikologis?
Apa yang dimaksud dengan Landasan Sosio-antropologis ?
Apa yang dimaksud dengan Landasan Historis ?
Apa yang dimaksud dengan Landasan Yuridis?


C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami landasan pendidikan yang meliputi:
a) Landasan Filosofis
b) Landasan Psikologis
c) Landasan Sosio-antropologis
d) Landasan Historis
e) Landasan Yuridis

2

3

f) BAB II
g) PEMBAHASAN
A. Landasan Filosofis
h) Landasan

filosofis

dalam


pengembangan

kurikulum

ialah

pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam,
analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina
dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai
rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di
sekolah.
i)
a. Filsafat Idealisme
j)
Idealisme dibawa oleh pemikiran yang dituangkan
Plato. Kaum idealis meyakini bahwa kenyataan tidak ditemukan
pada apa yang dapat kita rasakan. Yang dimaksud sebagai dunia
nyata adalah dunia mental berupa ide atau ideal. Apa yang kita
temukan selama ini hanyalah berupa kenyataan bentuk paling akhir

yang bisa diukur. Bagi kaum idealis, kebenaran umum dan nilainilai penting memanglah ada. Sebagai pendidik, tugas anda adalah
untuk membawa ide yang bersifat abstrak ke tingkat kesadaran.
Sesuai dengan pandangan ini, maka sangatlah penting untuk
mengajarkan siswa tentang budaya turun temurun umat manusia
dan terutama mengenai usaha manusia di setiap zaman untuk
meningkatkan pemahaman yang lebih sempurna mengenai
kebenaran

tertinggi.

Bentuk

kurikulum

yang

secara

kuat


menekankan filosofi, teologi, pengetahuan liberal, dan ilmu seni
biasanya sejalan dengan gaya pikiran kaum idealis.
k)
Idealisme menganggap, bahwa yang

konkret

hanyalah bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran
manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau
gagasan. Seorang realisme tidak menyetujui pandangan tersebut.
Kaum realisme berpendapat bahwa yang ada itu adalah yang nyata,

3

riil, empiris, bisa dipegang, bisa diamati dan lain-lain. Dengan kata
lain sesuatu yang nyata adalah sesuatu yang bisa diindrakan (bisa
diterima oleh panca indra).
l)
Dalam konteks pendidikan, paham ini mencitacitakan pemikiran atau ide tertinggi. Secara kelembagaan
institusional, maka pendidikan akan didominasi oleh fakultas atau

jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan. Di ranah pendidikan
dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertianpengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi, menurut
psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap
perkembangan pemikiran siswa.
m)
Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah
metode dialektik, syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog,
dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme
adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan
keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis.
n)
b. Filsafat Idealisme
o)
Realisme menyatakan bahwa sangatlah penting untuk
mempelajari kebenaran yang kekal. Kebenaran yang dimaksud ini
akan ditemukan di dunia nyata yang keberadaannya terpisah
p)
dari gagasan terukur. Tokoh Realisme adalah Aristotle. Bagi
kaum realis, ujian kebenaran adalah ketika ada sebuah ide yang
ditemukan sesuai dengan kenyataan. Untuk itulah kaum realis
mengandalkan cara berpikir rasional. Mereka juga menempatkan
prioritas tinggi pada pembelajaran siswa yang berfokus pada
pengembangan kemampuan berpikir. Mereka mempercayakan
pakar kurikulum untuk mengidentifikasi pelajaran di sekolah yang
membantu

pengembangan

anak

di

dalam

mengorganisir

pengetahuan dan membuat penilaian dengan didasarkan atas
pertimbangan yang teliti dengan mempertimbangkan bukti-bukti
pendukung. Pelajaran sekolah seperti ilmu alam dan matematika

4

adalah beberapa pelajaran yang paling ditonjolkan oleh kaum
realis.
q)
c. Manfaat Filsafat Paragmatisme
r)
Pragmatisme berfokus pada keadaan lingkungan
yang terus berubah dan menolak gagasan adanya ilmu pengetahuan
yang bersifat kekal. Kebenaran bagi kalangan aliran ini selalu berubah
sepanjang waktu. Seharusnya orang memperhatikan hal-hal apa yang
dihadapinya danmembuat penilaian tentang kerangka pikir yang
sesuai dengan masa dan budaya dimana mereka berada. Tokoh
pendidikan pragmatisme yang paling terkenal adalah John Dewey.
Dewey mengutamakan penekanan pada kebutuhan manusia muda
untuk membangun keunggulan dalam keterampilan pemecahan
masalah. Individu yang memiliki keterampilan jenis ini akan memiliki
keahlian yang dibutuhkan untuk berpikir dan beradaptasi pada kondisi
sosial yang berubah-ubah.
s) Kurikulum sekolah yang menekankan pada metode ilmiah maupun
pendekatan sistematik lainnya dalam rangka memecahkan masalah
merupakan gagasan yang paling menonjol dari aliran pragmatis.
Dalam rangka menselaraskan pelajaran yang diberikan, kalangan ini
lebih memperhatikan kemampuan dalam membelajarkan keterampilan
berpikir daripada memusingkan tentang pengetahuan apa yang akan
disampaikan, karena pada dasarnya menurut mereka yang lebih
penting adalah keunggulan dalam keterampilan pemecahan masalah,
sedangkan ilmu pengetahuan terus berubah sepanjang waktu. Di
belakang waktu kemudian ketiga aliran filosofi tersebut kemudian
membuahkan pemikiran-pemikiran baru yang dapat kita sebut sebagai
sikap-sikap filosofi atau paradigma . Amstrong (2003:111-112)
menyatakan bahwa ada beberapa paradigma yang berkaitan langsung
dengan

dunia

pendidikan,

yaitu

esensialisme,

progresivisme,

perenialisme, rekonstruktivisme, dan eksistesialisme.Perkembangan
terbaru menunjukkan adanya paradigma postmodern yang turut

5

memiliki sumbangan terhadap dinamika dunia pendidikan. Berikut ini
merupakan penjelasan atas paradigma-paradigma tersebut:
t)
a) Esensiaslisme
u)
Ciri paradigma esensialis adalah pengalihan
penerusan warisan budaya leluhur kepada generasi berikutnya.
Esensialis membawa manusia ke dalam masyarakat (pembudayaan
manusia).Bagi

esensialis, pendidikan

adalah

kendaraan

untuk

membawa manusia kedalam budayakehidupan (Oliva, 1992: 196).
v)
b) Progresivisme
w)
Paham progresivisme juga disebut pragmatis.
Menurut Oliva (1992: 198) Progresivisme berpandangan bahwa
pendidikan

adalah

pelayanan

terhadap

kebutuhan

siswa/pembelajar.
x)
Kebutuhan dan minat pembelajar merupakan kepetingan
utama pendidikan. Kebutuhan dan minat pembelajar merupakan
bahan pertimbangan yang utama dalam memberikan layanan
pendidikan. Progresivisme juga berpendapat bahwa pendidikan
adalah demokrasi dan proses pendidikan berpusat kepada
kepentingan si pembelajar itu sendiri.
y)
c) Perennialisme
z)
Perenealisme meiliki pandangan bahwa pendidikan
adalah pendisiplinan pikiran, pengembangan nalar, serta
memberikan/menyampaikan kebenaran. Bagi perenealis kebenaran
itu tidak berubah dan tidak akan berakhir selamanya. Perenealis
menyarankan penekanan kurikulum berdasarkan akademik yang
menekankan pada logika, tata bahasa, retorika dan bahasa modern
(Oliva,1992: 195).
d) Rekonstruktivisme
aa)
Paradigma

ini

berlawanan

dengan

esensialis.

Kneller (2000: 114) menjelaskan paradigma ini boleh dibilang
sebagai

anti

kemapanan.

Kalangan

yang

berparadigma

rekonstruktivisme

6

bb)

memandang bahwa sekolah harus berdiri di barisan

terdepan untuk terciptanya perubahan sosial yang mendasar.
cc)
e) Eksistensialisme
dd)
Amstrong (2000: 114) mengemukakan dalam
eksistensialisme tidak ada prinsip atau kebenaran yang bisa
diterapkan pada semua orang. Satu-satunya realitas yang menurut
pandangan ini dianggap objektif adalah bahwa pada akhirnya kita
akan mati sehingga kita hendaknya menjalani kehidupan ini
dengan sebaik-baiknya. Kunci paradigma eksistensialisme adalah
kebebasan individu.
ee)
f) Postmodernisme
ff)
Paradigma

ini

mengusulkan

untuk

melihat

kenyataan dengan berfokus pada individu dan masyarakat beserta
pendekatan-pendekatan

unik

mereka

dalam

memahami

sesuatu.Postmodern justru memperhatikan persoalan budaya secara
lebih

dalam.

Postmodern

memiliki

kesamaan

dengan

konstruktivisme dalam kerangka bahwa keduanya memiliki
pandangan yang terpusat pada individu, dengan berlandaskan pada
adanya perbedaan di antara individu yang akhirnya menimbulkan
perbedaan cara pandang dalam menyikapi sesuatu ( Amstrong,
2000:111).
B. Landasan Psikologis
gg)
Setiap individu dalam hidupnya melalui fase-fase
perkembangan. Mengenai penentuan fase-fase perkembangan tersebut para
ahli mempunyai pendapat yang berlainan. Elizabeth Hurlock mengemukakan
penahapan perkembangan individu yang meliputi:
hh)
Tahap I : fase prenatal (sebelum lahir yaitu masa konsepsi sampai 9
bulan);
ii) Tahap II : infancy (orok, yaitu lahir sampai 10-14 hari);
jj) Tahap III : childhood (kanak-kanak, yaitu 2 tahun sampai remaja), dan
Tahap IV : adolescence/puberty yaitu 11-13 tahun sampai usia 21 tahun).

7

kk)

Rousseau mengemukakan tahapan perkembangan sebagai

berikut:
ll) Tahap I : 0,0 – 2,0 tahun, usia pengasuhan
mm)
Tahap II : 2,0 – 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan
pancaindera
nn) Tahap III : 12,0 – 15,0 periode pendidikan akal
oo)
Tahap IV : 15- 20,0 periode pendidikan watak dan
pendidikan agama.
pp)
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar
(pendidikan), Syamsu Yusuf (2005:23), menegaskan bahwa penahapan
perkembangan yang digunakan sebaiknya bersifat elektif, artinya tidak
terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari
berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat. Atas dasar itu
perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan dapat
digambarkan melewati fase-fase berikut:
qq)
rr) Masa usia
prasekola
h
tt) Masa usia
sekolah
dasar
vv) Masa usia
sekolah
menengah
xx) Masa usia
mahasisw
a

ss) 0,0 – 6
tahun
uu) 6,0 – 12
tahun
ww) 12,0
-18 tahun
yy) 18,0 – 25
tahun

zz)
C. Landasan Sosio-antropologis
aaa)

Individu, Masyarakat, dan KebudayanIndividu adalah

manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tak dapat dibagi,
memilikipebedaan yang unik, serta bebas mengambil keputusan atau
tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri (otonom).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjabersama
sebagai kesatuan sosial yang menghasilkan kebudayaan. Empat unsur
masyarakat , yaitu :

8

1.
2.
3.
4.
bbb)

Manusia yang hidup bersama
Adanya interaksi sosial yang cukup lama
Mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan
Menghasilkan kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,

dan hasil karya manusia dalamrangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan

mililk

diri

manusia

dengan

belajar

(Koentjaraningrat,1985).Terdapat tiga jenis wujud dari kebudayaan, yaitu :
1. Sebagai satu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan-peraturan, dsb
2. Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyaraka
3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia antara individu,
masyarakat, dan kebudayaannya tak dapat dipisahkan. Hal ini
sebagaimanakita

maklumi

bahwa

setiap

individu

hidup

bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyaraka tterbentuk dari
individu. Untuk memenuhi kebutuhan, setiap individu maupun
kelompk melakukan interaksi sosialyang didalamnya melakukan
berbagai

tindakan

sosial,

yaitu

perilaku

individu

denganmempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang
lain. Masyarakat menuntut hal tersebut tiada lain agar tercipta
konformitas, yaitu bentuk interaksi yang didalamnya setiap
individuberperilaku terhadap individu lainnya sesuai yang
diharapkan masyarakat agar tidak terjadipenyimpangan tingkah
laku. Apabila

terjadi

penyimpangan

tingkah

laku,

maka

masysarakat akanmengucilkannya bahkan melakukan pengedalian
sosial (social control), yaitu apa yang didefinisikan Peter L. Berger
sebagai cara masyarakat untuk menertibkan anggotanya.
ccc)
ddd) Pendidikan : Sosialisasi dan Enkulturasi Ditinjau dari sudut
masyarakt, sosialisasi dan enkulturasi merupakan fungsi masyarakatdalam
rangka mengantarkan setiap individu ke dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbudaya. Darisudut individu, dalam proses sosialisasi dan
enkulturasi setiap individu sesuai dengan staatusnyadituntu untuk belajar

9

tentang

berbagai

macam

peranan

dalam

konteks

kebudayaanmasyarakatnya,sehingga mereka mampu hidup berbudaya dan
bermasyarakat.
eee) Menurut Peter L. Berger “sosialisasi adalah proses anak
belajar menjadi seorang anggota yang berpartisiapsi dalam masyarakat.
Sedangkan enkulturasi adalah proses individu belajar craberpikir,
bertindak yang mencerminkan kebudayaan masyarakat.Dalam kehidupan
riil, sosialisasi inherent dengan kebudayaan , sebab kebudayaanlah
yangmenentukan arah dan cara- cara sosialisasi yang dilaksanakan
masyarakat. Karena itu, prosessosialisasi terjadi juga proses enkulturasi
(pembudayaan). Dari sudut sosiologi, dan pendidikanidentik dengan
sosialisasi. Sedangka dari sudut antropologi, pendidikan identik dengan
enkulturasi.
D. Landasan Historis
fff)

Landasan historis kurikulum membicarakan proses

bagaimana program pendidikan masa lalu tumbuh sampai saat ini dan
masih berpengrauh pada kurikulm sekarang dan masa depan. Jika
pendidikan harus tumbuh dari posisinya yang konsveratif menuju
perbaikan mengikuti tuntutan zaman, pendidik perlu terus menerus
mengevaluasi landasan berfikir, praktik dan prosedur pendidikan saat ini
dengan memperhatikan perkembangan pendidikan di masa lalu (Stone &
Schneider, 1971:224) berikut ini sejarah singkat kurikulum sejak pra-abad
ke-20, menjelang abad ke-20 sampai kurikulum abad ke-20.
ggg)
hhh) A.
PENDIDIKAN PRA-ABAD KE-20
iii)
Pendidikan pada hakikatnya, telah ada
semenjak manusia ada: pada masa pra sejarah, orang tua mengajar anakanak dengan tujuan yang relatif sama dengan masyarakat saat ini yaitu
untuk mewariskan atau mentransfer nilai-nilai budaya kepada generasi
muda melalui pendidikan. Pendidikan atau sekolah, menurut Wiles&
Bondi (1989:4), sering kali menjadi kendaraan bagi rekonstruksi sosial.

10

Beberapa cuplikan sejarah pendidikan di masa pra abad ke-20 adalah
sebagai berikut:
jjj)

Pendidikan sejak masyarakat pra literasi (700-5000

SM) merupakan sejarah panjang, sampai masa kini, ketika sejak itu umat
manusia mengembangkan keterampilan hidup (life skills) seperti
mencipta, mempertahankan, dan mentransfer kebudayaan. Pengembangan
kebudayaan keterampilan hidup (cultural survival skills) itu adalah tema
pokok pendidikan, berdasarkan kenyataan bahwa sejak dahulu sampai
kini, manusia merespons berbagai masalah dan tantangan hidup untuk
menemukan cara penanggulangan yang tepat bagi kehidupan yang baik.
Tantangan hidup manusia prasejarah, antara lain, keganasan alam seperti
banjir dan kekeringan, binatang buas dan kelompok sosial lain yang tidak
bersahabat, dan desakan untuk memenuhi kebutuhan seperti pangan,
sandang, dan papan. Keadaan ini, menurut Butts (1955), mengharuskan
manusia memiliki pengetahuan dan keterampilan yang di mulai dengan
cara coba-coba menanggulanginya yang makin lama berkembang sampai
menjadi kebudayaan (Ornstein&Levine,1985:75).
kkk)
Karena muatan budaya sekelompok masyarakat yang
ternyata mampu membuat kehidupan mereka nyaman, para orang tua
masyarakat itu ingin mewariskannya kepada anak cucu mereka yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, bahasa, dan muatan
kebudayaan lain. Bentuk paling awal muatan kebudayaan yang diwariskan
itu ialah hasil pembuatan alat-alat keperluan hidup (tool making), cerita
cerita rakyat, dan keterampilan berbahasa. Melalui bahasa, warga
mengembangkan keterampilan abstrak yang memungkinkan kehidupan
mereka berkembang pesat sampai menjadi bagian penting proses
pendidikan yang berlangsung secara alami dari orangtua ke anak-anak
(Ornstein& Levine, 1985:75). Keterampilan berfikir yang ditunjang
keterampilan bahasa merupakan modal strategis bagi perkembangan
keterampilan hidup warga dan perkembangan nilai-nilai kemanusiaan
kemasyarakatan.
lll)

11

mmm) 1.
nnn)

Pendidikan Mesir dan Cina Kuno
Dari tahun 4000-3000 peradaban mesir ditopang tiga

hal utama: penggunaan mental, sistem tulisan, dan pemerintahan
terorganisasi (Johnson,1968:8). Hampir seperdua dari 6000 tahun sejarah
mesir, pendidikan lebih fokus pada praktik daripada pengembangan
berfikir kognitif abstrak, sedangkan aspek afektif diajarkan melalui
institusi agama dan keluarga. Kemudian timbul pendidikan bagi anak lakilaki

yang

diajarkan

oleh

bapaknya.

Hal

ini

memungkinkan

berkembangnya program pendidikan yang lebih berorientasi vokasional
dengan sistem magang yang diperkuat latihan di rumah. Fokus utamanya
aialah pada pengajaran menulis hieroglyph yang di dorong pemerintahan
berbasis dokumen oleh kelas penguasa konservatif sebagai otoritas
pendidikan tinggi. Secara tradisional, tekanan terutama diletakkan pada
pengajaran matematika praktis, astronomi, kedokteran, teknik, dan
geografi yang berakibat pada kemajuan arsitektur Mesir Kuno.
ooo)
Diperkirakan keruntuhan peradaban Mesir Kuno
disebabkan kekurangan kesusastraan, pola pikir filosofis dan penelitian
ilmiah yang berhubungan dengan pengetahuan abstrak (Schubert,
1986:55). Situasi berbeda ditemukan di Cina yang didominasi dua
orientasi pendidikan: (1) ide Lao-Tse (abad ke-6 SM), dan ke (2)
Confucius (abad ke-5 SM).
ppp) Pendidikan

menurut,

Lao-Tse,

merupakan

buah

kontemplasi sebagai landasan pokok perkembangan pikiran dan prestasi
yang bermanfaat dan penting bagi manusia. Adapun pendidikan, menurut
Confucius, di haruskan berorientasi kepada kepentingan masyarakat
daripada kepentingan pribadi, sehingga pendidikan dipandang sebagai
proses yang mengembangkan masyarakat dan institusinya.
qqq)
rrr)
2.
Pendidikan Yunani Kuno
sss)
Sistem pendidikan dunia modern berasal dari sistem
pendidikan

Yunani

mengutamakan

Kuno

latihan

pada

(1600-300
pendidikan

SM).

Fokus

jasmani

pendidikan

melalui

latihan

kemiliteran gimnastik. Pendidikan moral dan politik diajarkan dengan

12

menghafal

undang-undang.

Sistem

pendidikan

sparta

tersebut

menghasilkan anak berketerampilan militer yang kuat dan politisi andal
(Johnson,1968:9).
ttt)

Pertengahan abad ke-15 SM, timbul perubahan

ekonomi Yunani, yaitu munculnya kelas pedagang yang memerlukan tipe
baru pendidik, terutama di Athena yaitu a Sophist. Kelompok pendidik
tutorial privat ini mengembangkan berbagai ragam metode mengajar bagi
kelas pedagang dan kelas sosial di Athena dan di beberapa negara kota di
Yunani. Mereka membutuhkan kemampuan intelektual dan keterampilan
retorika.
uuu)

Setelah 479 SM dan akhir perang prusia, pendidikan

Yunani tumbuh pesat. Mata pelajaran membaca, menulis, dan bercakapcakap dikembangkan sampai diajarkan kepada anak-anak berumur 7-13
tahun. Para sophist menciptakan mata pelajaran formal seperti Tata
Bahasa, Retorika, dan Logika. “Kurikulum” bagi anak berumur 13-16
tahun diperluas dengan memasukkan geometri, menggambar, musik, tata
bahasa, dan retorika.
vvv)

Socrates 470-399) SM) Terkenal dengan socratic

method of questioning, metode bertanya dan diskusi yang memicu inkuiri
diikuti penguatan kebaikan(virtues). Metode bertanya Socrates itu
dianggap suatu teknik pedagogik ampuh oleh banyak guru sampai kini
www) (Zais, 1976: 132)
xxx)
Plato (428-328 SM), murid Socrates paling terkenal,
mengembangkan formulasi klasik prinsip filsafat idealisme, filsafat
tradisional dan tertua. Menurut idealisme, berfikir dan belajar merupakan
nama

dari

proses-proses

penemuan

atau

pengumpulan

kembali

pengetahuan tersembunyi (latent knowledge) dalam bentuk yang
sebenarnya. Karena pengetahuan yang sebenarnya itu (true knowladge)
bersifat intelektual dan realitas, pengetahuan hanya bisa diungkap secara
intelektual, dan karena itu, pendidik harus bersifat intelektual (Ornstein &
levine: 82).
yyy)

Kurikulum plato, dalam plato’s Republic, adalah suatu

proses yang sangat panjang, mulai sejak anak berumur 6-18 tahun bagi

13

anak laki-laki dan perempuan (Schubert,1986: 56). Kurikulum plato
Quadrivium terdiri atas empat bidang studi: Aritmetika, geometri,
astronomi, dan musik.
zzz)
Keempat bidang studi itu, menurut Plato, membentuk
sains yang mempersiapkan siswa untuk memahami knowledge of the
good. Untuk menguasai pengetahuan yang baik perlu dilakukan studi
sistematis tentang dialetic atau filsafat. Jadi, plato memandang filsafat
bukan hanya sebagai the queen of all the sciences, tetapi juga inti
kurikulum pendidikan tinggi (Zais, 1976:133)
aaaa)
bbbb)
4. Pendidikan Romawi Kuno
cccc) Pendidikan Romawi Kuno di pengaruhi pendidikan Yunani.
Tujuan pendidikan Romawi Kuno adalah pengajaran nilai-nilai moral dan
kemuliaan sosial untuk menjaga ketertiban hukum, kebiasaan dan agama
(Johnson, 1968:11). Jika Yunani fokus pada filsafat spekulatif, Romawi
lebih tertarik pada pendidikan bagi polistisi dan tenaga administratorandal
(Ornstein & Levine, 1985:87)
dddd) Beberapa periode penting peradaban Romawi berakibat
pada perbedaan

sistem pendidikannya. Pada mulanya pendidikan

dilakukan di rumah ( 700-275 SM ) oleh orang tua. Selama periode 275130 SM, Kurikulum berbasis filsafat Yunani, sastra dan retorikan
diberlakukan. Kemudian, sistem pendidikan Romawi yang lebih
berorientasi Latin, menghasilkan Sekolah Gramar Latin yang menjadi
cikal bakal model pendidikan Barat. Sekolah Gramar itu menghasilkan
orator yang pada waktu itu merupakan simbol keberhasilan warga
Romawi. Sistem pendidikan format Romawi di mulai di sekolahdasar
semacam ”Play School“ bagi anak umur 6-12 tahun, yang mengajarkan
membaca, menulis, aritmatika dan moral. Sekolah Dasar dilantukan
dengan Sekolah Menengah atau sekolah gramar dengan mata pelajaran
bahasa Latin, bahasa Yunani, disamping berbicara, sejarah, geografi,
mitologi, dan etika. Siswa diatas 16 tahun dipersiapkan menjadi ahli
hukum atau administrator publik melalui sekolah retorika untuk

14

mempelajari gramar, retorika, logika dan sastra. Kemudian bangsa
Romawi mengembangkan kurikulum The Seven Liberal Arts yang berasal
dari kurikulum Yunani Kuno. Trivium (gramar, retorika dan logika ) dan
kurikulum Plato Quadrivium

(aritmetika, geometrika, astronomi dan

musik )
eeee) Revolusi mengubah sistem pendidikan Romawi. Setelah
Romawi menjadi empirium, keberhasilan orang di empirium itu ditandai
kemampuan berpidato yang dilengkapi penguasaan sains dan pelayanan
publik sehingga pendidikan menjadi domain pemerintah.
ffff) Pada peiode 300-500 SM kurikulum terpisah dari
kehidupan. Penghafalan karya sastra dan kontrol ketat terhadap siswa
menjadi bagian misi pendidikan. Menurut Mxwell et al (1963 )sensor ideide dan pemisahan para ahli politisi dianggap sebagi penyebab kejatuhan
Romawi (Schubert, 1986:58 )
gggg) 4.
Pendidikan Islam
hhhh) Kebudayaan Islam, bersumber dari Nabi Muhammad SAW
(569-632), sebagai Nabi Allah yang menjadi reformer dan proselytizer dan
Nabi terakhir dan paling utama utusan Allah. Sumber utama ajaram agama
Islam tertulis dan terpelihara dengan baik dalam kitab suci Al-qur'an. Alqur'an itu sendiri, menurut Abdurrahman an-Nahlawi ( 1989:45 ), mulai
diturunkan dengan ayat pendidikan. Dan didalam Al-qur'an itu, banyak
ayat yang memerintahkan umat Islam agar mampu menggunakan akalnya
(berpikir), sehingga umat bisa mempelajari berbagai gejala alam raya hasil
ciptaan-Nya. Sejarah cukup banyak mencatat pakar dan pemikir islam ikut
berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan. Pada abad ke-10 dan
ke-11, pendidikan Arab Islam ( 700-1350 ) berpengaruh pendidikan Barat,
terutama pada evolusi keilmuan fiabad pertengahan, khususnya filsafat
pemikiran dan pendidikan tinggi. Sebagai hasil kontak ilmu Barat dan
ilmu Arab Islam di Spanyol dan AfrikaUtara, Ilmuan Barat mempelajari
cara berpikir baru tentang matematika, ilmu-ilmu alam, kedokteran dan
filsafat. Pakar Islam telah menemukan dan menerjemahkan pemikiran dan
ide-ide filsuf Aristotles, Euclid, Archimedes dan Hipocrates ke bahasa

15

Arab. Terjemahan itu penting bagi pendidikan Islam dan melalui kontak
dengan Eropa, hasil terjemahannya itu diperkenalkan kembali kedunia
Barat. Selain itu pakar Islam berkontribusi pada studi astronomi,
matematika dan kedokteran.
iiii)
Pada abad pertengahan,

tingkat

pembelajaran

dan

keagungan Islam di kota-kota Moorish Toledo Gradana di Spanyol Turki
Baghdad di Mesopotamia dan Kairo di Afrika Utara dalam banyak hal
lebih unggul di banding Barat. Dari pusat-pusat ide itu muncul universitas
Baratmucul sehingga hubungan yang lebih kosmopolitan dengan timur
berkembang pesat. Dari budaya di era itu muncul beberapa pendidik besar
seperti al-Ghazali (1058-1111) sebagai salah seorang ilmuan Islam yang
mengemukakan ketidak mampuan otak manusia jika berhadapan dengan
kemuliaan, kebesaran, kekuasaan, dan keagungan Tuhan. Tiga ratus tahun
kemudian Ibnu Khaldoun (1332-1406 ) menurut ahli sejarah, merupakan
seorang intelektual terbesar diabad itu. Melalui perluasan kekuasaan Islam,
ajaran agama ini tersebar sampai ke Afrika Utara dan India, bahkan sampai
ke Spanyol, sebagai akibat kontak dengan berbagai ragam penduduk dan
budaya, seperti Hindu, Islam berkembang yang tefleksi pada pertumbuhan
pesat sastra, filsafat sains dan arsitektur,
jjjj)
Atas pengaruh pemimpin Islam Arab lahir pendidikan
tinggi Arabdi Baghdad, Kairo, Cordaba dan Grenada. Selain itu Kontribusi
terbesar bangsa Arab pada pendidikan Barat ialah terjemahan dan
pelestariankarya besar filsuf Yunani seperti Aristoteles, Eilicid Galen, dan
Prolemy (Ornstein & Levine, 2008:77). Pemikir Islam seperti Avisena
(980-1037) yang menerjemahkan filsuf Aristoteles yang sangat bermanfaat
dan Averroes ( 1126-1198 ) seorang ahli kedokteran, penerjemah dan
komentator Aristoteles juga berpengaruh besar pada pendidikan Barat dan
Eropa.
kkkk) Pada abad ke 21, interaksi makin interns antara Arab dan
kebudayaan Islam di dunia Barat. Walau inteaksi ini terhambat oleh
kecurigaan dan permusuhan kejadian 11 September dan penduduk di
negara negara Islam oleh Barat terutama Amerika Serikat seperti Irak,

16

Afganistan, dan lain-lain, dan mulai muncul memiliki keinginan untuk
mempelajari ajaran dan kebudaan Islam. Saat ini banyak sekolah dan
perguruan tinggi di Amerika Serikatyang membuka program studi dan
menawarkan mata pelajaran dan mata kuliah tentang kultur Arab dan
ajaran Islam.
llll)
Dapat disimpulkan bahwa Ilmuan Arab Islam berkontribusi
besar pada perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat melalui karya
terjemahan filsuf Yunani dan kepakaran beberapa tokoh ilmuan Islam
sendiriyang luput dari pengetahuan orang banyak karena jarang
diungkapkan dalam literatur dan media massa kini.
mmmm)
nnnn) 5.
Pendidikan Abad Pertengahan
oooo) Karena pendidikan di Abad pertengahan ( 500-1400 SM )
identik dengan pendidikan Kristen, perspektif kurikulum diera ini terkait
ajaran Kristen. Era kebudayaan dan pendidikan Barat mulai pada
akhirperiode Klasik Yunani dan Romawi Kunosampai permulaan era
modern. Abad pertengahan ditandai melemahnyapembelajaran dan
penguatanpengaruh slolastik pendidik akademik. Sesuai ajaran agama,
pengetahuan yang perlu masuk kurikulum ialah jiwa manusia immortal,
tidak berpindah – pindah dan lebih utama dari benda duniawi.
pppp) Pendidikan dasar era ini dilakukan melalui institusi seperti
parish chantry dan monasic school dibawah naungan gereja. Sekolah
menengah, sekolah monasik dan sekolah katedral menawarkan kurikulum
pengetahuan umum, adapun sekolah yang memberikan keterampilan
pokok dan kejuruan dilakukan gilda perdagangan dan kerajinan.
Parakesatria menerima pelatihan kemiliteran dan hukum sipil di istana.
Dalam pengembangan institusi pendidikan, yang ditandaimunculnya
perguruan tinggi Abad Pertengahan, dikuatkan oleh suburnya pendidikan
akademik sehingga memberikan kontribusi pada pendidikan era ini.
Johnson (1968) mengidentifikasi lima jenis sekolah diawal era Kristen (1)
Cateehumenal School, dikelola gereja untukmengajarkan doktrin disiplin,
dan moral sesuai ajaran Kristen disamping pengajaran scriptures dan
hymns. (2) Cateehetical School mengajarkan teologi Kristendalam konteks

17

filsafat Yunani dan sains. (3) Monasic School mengajarkan bahasa Latin,
membaca, menulis, musik, dan etika bergaul dan moral disamping
matematik dan astronomi. (4) Song School mengajarkan menyanyi dan
musik yang harus dikuasai siswa mengiringi kegiatan agama, dan (5)
Chantry School dilaksankan pendeta untuk mengajarkan nyanyian misa,
dan jika waktu ada, diajarkan pula membaca dan menulis bahasa Latin
sesuai kebutuhan gereja (Johnson, 1968:12)
qqqq) 6.
Pendidikan Era Renaisan dan Reformasi
rrrr) Masa Renaisans, bermula pada awal abad ke 14 (13501500), mencapai puncaknya pada abad ke 15 yang ditandai munculnya
perhatian pada aspek humanistikYunani Latin Klasik. Sama halnya dengan
skolastik pertengahan, para humanis di era ini menemukan otoritas masa
lampau dengan menggunakanmanuskrip klasik mereka. Tetatpi menurut
Schwoebel

(1971)

pendidik

humanis

lebih

terakhir

pada

pengalamanskeduniawian dan ketuhanan.
ssss)
Martin Luther King dari Jerman Dan John Calvin dari
Perancis,adalah dua contributor utama dalam perubahan kurikulumdi era
Reformasi. Luther ingin semua pendidikan wajib bagi semua anak.
Sekolah harus dibawah control pemerintah sehingga mudah di monitor.
Pendidikan agama harus diberikan dalam bahasa ibu anak bersangkutan
dan mengusulkan music dan pendidikan jasmani dalam kurikulum serta
perlunya mengajarkan bahasa klasik pada pendidikan tinggi. Calvin
mengusulkan perlunya supervise rumah tangga supaya diketahui apakah
orang tua mengajarkan ajaran agama dengan benar, sehingga bisa
dihindarkan

pengajaran

agama

yang

tidak

benar,

Calvin

juga

menginginkan agar sekolah dan gereja sama-sama fokus pada pengajaran
agama, Kedua tokoh menganggap peran strategi rumah tangga dalam
penndidikan anak-anak sebagai bentuk disiplin anak-anak.
tttt)
Pada abad 16 muncul pendidik realis yang menyatakan
banyak pengetahuan yang perlu diketahui siswa selain pengetahuan klasik,
yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui observasi dan analisis. Wives
juga menginginkan pendidikan untuk semua terutama keluarga miskin

18

dengan fokus pada seni, alam dan otak sebagai mata pelajaran utama. Di
Perancis muncul Francabelais yang menekankan pentingnya pendidikan
disenangi anak, dan karena itu anak perlu dibimbing agar belajar dari
pengalaman melaui observasi, interpretasi, dan evaluasi kehidupan,
sehingga pendidikan tidak hanya bersumber pada buku teks. Jadi, para
realis menginginkan pendidikan lwbih berorientasi life-centerd dan
mereka setuju dengan ide reformasi yaitu universal education.
uuuu) B.
PENDIDIKAN MENJELANG ABAD KE 20
vvvv) Pada awal tahun 1800-an, akademi mulai menggantikan
sekolah Gramar latin, karena Akademi menawarkan beragam kurikulum
praktis bagi siswa yang akan bekerja setelah tamatm disamping program
bagi siswa yang akan meneriskan ke perguruan tinggi. Menurut Wiles dan
Bondi, kurikulum akademi mencakup mata pelajaran klasik termasuk
bahasa Latin, orthography, dan Gramar.
wwww)
Ide Rosseau dan Lockke diadopso melalui reformssi
kurikulum di jerman oleh Johan Basedow dengan menambah mata
pelajaran prakttis seperti ilmu alam, sejarah alam,anatomi, dan pendidikan
jasmani.
xxxx) Idealismu Pestalozii direalisasikan dalam sekolah modern
tanpa bayar di Jerman untuk menjadikan pendidikan sebagai instrument
negara bagi perbaikan social, bukan instrument gereja. Sehubungan
dengan itu, Kant menginginkan agar menjadi tugas negara untuk
menyediakan pendidikn bagai perkembangan bagi siswa. Ide ini
memengaruhi Horace Menn, Hery Bernard dan Harris. Ide Kant, Hegel,
dan Pestalozzi berpengaruh sedikir pada pendidik dan filsuf Jerman Johan
Federick Herbart yang dikenal sebagai Bapak Sains Pendidikan dan Bapak
Psikologi Modern. Hal ini disebabkan karena ide Herbart banyak
berpengaruh pada pendidik sampai awal abad ke 20. Herbart
mengembangkan lima langkah metode pengajaran
yyyy) 1. association, mengembangkan antara pengetahuan yang
telah

diketahui dan yang akan diketahui siswa
zzzz) 2. presentation, menyajikan materi yang akan dipelajari

menurut

psikologi anak

19

aaaaa) 3. association, mengembangkan analogi dengan materi
sebelumnya
bbbbb) 4. geleralization, berpindah dari contoh konkret ke yang
abstrak
ccccc) 5. application, memakai pengetahuan yang baru diperoleh
sebagai
basis bagi pengembangan pengetahuan selanjutnya
ddddd)
Esensi tujuan pendidikan Hertbart adalah
mengembangkan manusia berbudaya sesuai standard nilai-nilai yang
tinggi. Ini berarti bahwa pendidikan menurut Herbart adalah uusaha moral
yang dikembangkan bagi potensi moral yang inheren bagi setiap diri anak,
dank arena itu pendidikan harus dilakukan berdasarkan psikologi anak.
Dan adal tugas guru untuk mengajarkan dan mengarahkan perkembangan
anak menuju ke pembentiukan mereka menjadi manusia yang berbudaya.
Kurikulum untuk mencapai tujuan tersebut menurut Herbart, adalah
pengajaran niali-nilai budaya yang terdapat dalam mitologi dan sejarah
kuno dalam literature modern. Deengan kurikulum tersebut guru harus
memperkaya dan memperluas perspektif anak dengan cara mengekpose
anak pada pengetahuan terkait pengalaman agar dapat meningkatkan kadar
moral anak (Schubert, 1986: 67-68)
eeeee)
Leo Tolstoy dari Rusia, mengenal pendidikan
Pestalozzi. Dia mengembangkan sekolah dasar yang membebaskab anakanak keluar masuk sekolah sesuai keinginan mereka dan sekolah dijadikan
sebagai tempat anak anak bebas bermain dengan ide-ide, belajar diskusi
atas bantuan guru dan orang dewasa dimasyarakat. Tolstoy telah
melakukan eksperimen untuk mengantisipasi pendidikan progresif yang
sangat liberaldan ia mengajukan kurikulum sebagai yang terdapat dalam
diri guru. Hal yang dijelaskan oleh Boultwood bahwa guru harus seorang
yang menguasai mata pelajaran yang diajarkan dan menguasai pula
bagaimana mengajarkannya, bukan saja secara intelektual tetapi juga
dengan nuansa kasih saying pada anak.
fffff)
Kolonel Francis Wayland Parker (1837-1902), setelah
menunjungi sekolah Herbart, Pestalozzi, dan Froebel di Eropa,
mengembangkan idenya pada sekolah normal di Chicago. Menurut Fraley,

20

tekanan pada minat, bakat dan pengalaman anak serta kritiknya terhadap
pendidikan tradisional membuka jalan bagi munculnya pendidikan
progresif di Amerika Serikat dan ide ini tenyata sangat besar pengaruhnya
pada John Dewey.
ggggg) C.
PENDIDIKAN ABAD KE 20
hhhhh) Ide James tentang Leaerning by doing sangat berkesan pada
Dewey yang juga terpengaruh tentang antara demokrasi dan pendidikan
oleh Mann dan Jefferson. Besarnya pengaruh tersebut terhadap Dewey
terlihat pada banyak buku yang ditulisnya selama 93 tahun kehidupan.
Dewey menekankan perlunya pendidik menyadari bahwa pendidikan
harus melibatkan anak secara bermakna dalam kehidupan social. Guru dan
pengembang kurikulum dalam memulai pendidikan dari aspek psikologis
anak sehingga menghasilkan pengalaman yang berkembang melalui
perkenalan anak atas pengetahuan yang relevan.
iiiii)
Ide inilah yang membawa Dewey ke kesimpulan bahwa
sekolah dan masyarakat tidak terpisah. Karena itu tujan sekolah ialah
untuk menyelesaikan masallah social agar terbentuk masyarakat yang
lebih baik. Berdasarkan hal itu pendidikan harus berfokus pada
pembentukan invidu anak sebagai makhluk unik, sehinhha kebutuhan
perkembangan individual anak harus bisa berkonstribusi pada kemajuan
masyarakat. Dewey memandang pendidikan atau sekolah sebagai suatu
institusi netral yang bisa berfungsi pengembang atau pengekang
kebebasan. Implikasi ini, Dewey menginginkan agar tujuan pendidikan
sejalan dengan tujuan masyarakat.
jjjjj) Lingkungan keluarga anak yang positif merupakan salah
satu kondisi diperlukan bagi perkembangan anak, sehinhha Montesori
mengajukan

metode

mengajar

yang

kondusif,

yaitu

tersedianya

rangsangan positif bagi pemenuhan perkembangan minat dan bakat anak
sedemikian rupa sehingga anak bisa dibiarkan berkembang sesuai
kecepatan perkembangan masing-masing. Tujuan utama pelajaran
individual Montesori adalah membantu anak menrurus diri senidiri;

21

metode ini bisa tersebar luas ke seluruh dunia melalui latihan pendek
selama enam bulan.
kkkkk) Amerika

Serikat

menancapkan

tonggak

kelahiran

kurikulum sebagai bidang study yang ditandai munculnya tiga peristiwa
penting pada tahun 1918. Pertama, William Kilpatrick (1925) menerbitkan
buku

Project

Method

yang

dibaca

luas

seluruh

dunia

untuk

mempromosikan ide filsafat kurikulum Dewey. Ternyata, ide tentang
perlunya keterlibatan siswa dalam perencanaan kurikulum berakar dari
Kilpatrick dan Rugg (1930) yang mempromosikan penyusunan kurikulum
terpusat pada siswa . Karena itu, menurut Kilpatrck, guru dad siswa harus
memiliki tujuan yang sama, berkisar pada situasi, berkisar pada situasi
kehidupan yang tipikal dan proyek harus berada dalam situasi social
seperti sesuatu yang akan dihasilkan atau di konsumsi, sesuatu masalah
yang akan diselesaikan atau suatu latihan yang akan dilaksanakan untuk
dapat dikuasai anak. Kedua, Kurikulum menurut harus diformulasikan
berdasarkan analisis kegiatan ilmiah tentang kehidupan orang dewasa yang
diterjemahkan ke dalamtujuan tingkah laku. Proses ini dikenal dengan
activity analysis, yaitu menganalisis kehidupan orang dewasa secara lebih
perinci. Ketiga,

Tujuan pendidikan menengah yaitu : kesehatan,

penguasaan proses utama, anggota keluarga yang baik, persiapan vokasi
pemanfaatan waktu lowong, dan kewarganegaraan (Schubert, 1986: 75)
lllll)
Selama tahun 1940-an, kecenderungan pengelompokan
siswa dimulai. Perhatian diberikan terutama pada siswa berbakat agar
banyak siswa yang dapat meneruskan ke pendidikan tinggi. Ini berarti juga
sarana dan prasarana pendidikan serta dana bagi perkembangan bisnis itu
sendiri yaitu perkembangan kurikulum.
mmmmm)
Tahun 1960-an timbul ide sekolah komperhensif
dan profesi, pendidikan umum disamping persiapan anak masuk
pendidikan tinggi. Untuk maksud tersebut diperlukan kurikulum yang
mencakup pembelajaran bahasa inggris, bahasa asing, sains, ilmu social
dan humaniora. Kecenderungan berlanjut sampai tahun 1970-an dan tahun
1980-an diikuti pemberian kesempatan memperoleh pendidikan bagi

22

keluarga miskin dan bagi berbagai kelompok social ekonomi, etnik, dan
gender. Tahun 1980-an juga ditandai sebagai tahun munculnya metode
baru yang bermanfaat dalam mengkaji hasil pendidikan dalam masyarakat
yang kompleks dan multicultural. Tahuan 1980-an juga ditandai tahun.
Munculnya gerakan kembali ke fundamental.Perhatian pada teknologi
maju bagi bidang pendidikan juga muncul tahun 1980-an terutama
revolusi computer.
E. Landasan Yuridis
nnnnn)

Melalui kegiatan belajar ini Anda akan mengkaji dua hal,

yaitu landasan yuridis sistem pendidikan nasional yang bersumber dari
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 (UUD 1945) dan UndangUndang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kajian dalam kegiatan pembelajaran ini meliputi cita-cita nasional
mengenai pendidikan; amanat UUD 1945 mengenai penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional; pengertian pendidikan, pendidikan nasional,
dan sistem pendidikan nasional; dasar, visi, misi, fungsi, tujuan, strategi
pendidikan nasional, dan prinsip penyelenggaraan pendidikan; hak dan
kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, negara dan pemerintah;
serta wajib belajar. Dengan demikian setelah mempelajari kegiatan belajar
ini Anda akan dapat menjelaskan landasan yuridis penyelenggaraan sistem
pendidikan
ooooo) nasional berdasarkan UUD 1945.
ppppp)
Selain itu Anda juga akan dapat menjelaskan
landasan yuridis berdasarkan UUD 1945 maupun UU RI No. 20 tahun
2003 berkenaan dengan: pengertian pendidikan, pendidikan nasional dan
sistem pendidikan nasional; visi, misi, fungsi, tujuan, strategi pendidikan
nasional, dan prinsip penyelenggaraan pendidikan; hak dan kewajiban
warga negara, orang tua, masyarakat, negara dan pemerintah; serta wajib
belajar.

23

qqqqq)
BAB III
rrrrr)PENUTUP
A. Kesimpulan
sssss)

Pendidikan telah berlangsung semenjak manusia ada.

Sejak masa prasejarah, orang dewasa mendidik anak dengan
tujuan yang relatif sama dengan orang dewasa kini, yaitu untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda agar mereka
fungsional di masyarakat. Pewarisan kebudayaan kepada
generasi muda, bukan hanya dapat memelihara kebudayaan
masyarakat, tetapi juga dapat mengembangkan kebudayaan itu
sendiri oleh generasi muda sesuai tuntutan perkembangan
zaman.
B. Saran
ttttt)

Sebagai seorang calon pengajar atau pengajar akan lebih

baik jika mengetahui dan memahami landasan – landasan pendidikan
sebagai bahan pembelajaran dalam memberikan pendidikan kepada peserta
didik dengan acuan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
uuuuu)
vvvvv)
wwwww)
xxxxx)
yyyyy)
zzzzz)
aaaaaa)
bbbbbb)
cccccc)
dddddd)
eeeeee)
ffffff)

gggggg)

DAFTAR PUSTAKA

hhhhhh)

25

1. Mudyahardo, Redja.(2008). Landasan-Landasan
Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
2. Soetopo, Hendyat, Soemanto, Wasty.

Filosofis Pendidikan.

(1993).

Pembinaan

dan

Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
3. Prof. Dr
H. Oemar Hamalik (2013), Dasar-Dasar pengembangan
kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
4. Prof. Mohamad Ansyar, Ph.D. (2015), Kurikulum hakikat, fondasi, desain
dan pengembangan. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
5. (https://media.neliti.com/media/publications/112539-ID-filosofi-sebagailandasan-pengembangan-k.pdf)
iiiiii)
jjjjjj)

26

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59