Article Text 1217 2 10 20180522

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LITERACY DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU (UMRI) PEKANBARU ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING FINANCIAL LITERACY AMONG UNIVERSITY STUDENTS MUHAMMADIYAH RIAU (UMRI) PEKANBARU

Mimelientesa Irman

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia [email protected]

ABSTRACT

Financial literacy is a basic need for everyone to avoid financial problems. This study aims to find out how the level of financial literacy students of Muhammadiyah University of Riau Pekanbaru. This research concerned were knowledge of personal finance, savings and loans, insurance and investment. Respondents in this study were 91 active students at Muhammadiyah University of Riau. The method used in this research is descriptive method and binary logistic test. The results showed that the students' financial literacy influenced by GPA of students, while gender and work experience have no significant influence on student's financial literacy.

Keywords: Financial Literacy, Gender, GPA, Work Experience

ABSTRAK

Financial literacy merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau Pekanbaru. Aspek yang diteliti adalah pengetahuan tentang keuangan pribadi, simpan pinjam, asuransi dan investasi. Responden pada penelitian ini sebanyak 91

orang mahasiswa aktif di Universitas Muhammadiyah Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan uji logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan mahasiswa dipengaruhi faktor berupa IPK, sedangkan faktor jenis kelamin dan pengalaman kerja tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap literasi keuangan mahasiswa.

Kata Kunci : Literasi Keuangan, Jenis Kelamin, IPK, Pengalaman Kerja

PENDAHULUAN

uang yang dimilikinya. Oleh karena itu, Salah satu kecerdasan yang harus

individu harus memiliki suatu pengetahuan dimiliki oleh manusia modern adalah

dan keterampilan untuk mengelola sumber kecerdasan finansial, yaitu kecerdasan

keuangan pribadinya secara efektif demi dalam mengelola aset keuangan pribadi.

kesejahteraannya.

Memiliki pengetahuan dan melakukan Financial Literacy atau literasi perencanaan keuangan merupakan proses

dikenal dengan mencapai tujuan hidup yakni masa depan

keuangan

lebih

pengetahuan dalam pengaturan keuangan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan

adalah salah satu perilaku ekonomi yang keuangan. Tanpa adanya perencanaan

berkembang di masyarakat dengan sadar keuangan maka hidup yang bagi sebagian

ataupun tidak sadar telah dijalani selama besar anggota masyarakat sudah sulit akan

Financial literacy menjadi sangat sulit. Dan dengan

bertahun-tahun.

merupakan kebutuhan dasar bagi setiap menerapkan cara pengelolaan keuangan

orang agar terhindar dari masalah yang benar, maka individu diharapkan bisa

keuangan.

mendapatkan manfaat yang maksimal dari

Financial literacy dapat diartikan

mencerminkan

produk keuangan juga terbilang masih tujuan mencapai kesejahteraan (Lusardi &

rendah (Kardinal, 2015). Dan pada tahun Mitchell 2007). Orton (2007) memperjelas

2017, Direktur Permata Bank Bianto dengan menyatakan bahwa literasi

Surodjo menjelaskan saat ini sebagian keuangan menjadi hal yang tidak

besar masyarakat di Indonesia belum terpisahkan dalam kehidupan seseorang

terlalu sadar akan pentingnya kegiatan karena literasi keuangan merupakan alat

finansial. Berdasarkan hasil riset hampir yang berguna untuk membuat keputusan

80% masyarakat di Indonesia belum sadar keuangan yang terinformasi, namun dari

pentingnya kegiatan finansial. Menurut pengalaman –pengalaman di berbagai

Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan negara masih menunjukkan relatif kurang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Horas tinggi.

Tarihoran berpendapat tingkat literasi Indonesia adalah negara berkembang

masyarakat terhadap kegiatan finansial yang terkena dampak dari krisis global.

hanya sekitar 29,6% saja. Ini termasuk Selain karena sistem keuangan yang masih

kedalam kondisi yang tidak normal karena kurang baik, tingkat literasi keuangan yang

literasi yang rendah tapi pengguna rendah dari masyarakat Indonesia juga

keuangan justru tinggi (Kumparan, 02 turut

Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan juga Perekonomian nasional tidak akan melakukan survei untuk mengetahui

mudah tergoyahkan atau terimbas oleh tingkat literasi keuangan pada masyarakat

berbagai krisis keuangan dunia jika Indonesia pada tahun 2013. Survei

masyarakat memahami sistem keuangan dialkukan di 20 provinsi dengan jumlah

(Kompas, 21 Oktober 2008). Hal ini responden 8.000 penduduk (Otoritas Jasa

menjadi pemicu agar individu mengetahui Keuangan, 2014). Hasil survei tersebut

financial literacy yaitu kemampuan untuk ditunjukkan pada tabel berikut ini

memproses informasi-informasi keuangan

Tabel 1. Indeks Literasi dan Indeks

untuk menetapkan keputusan dalam

Utilitas Sektor Keuangan (%_)

pengetahuan keuangan pribadi. Bagaimana

Bank Asuransi

aset, merencanakan

Well Literate

pensiun, meminjam dengan bijaksana,

meningkatkan tabungan dari kesadaran

dan rencana individu.

Less Literate

Baik orang kaya atau miskin, pandai

Not

atau bodoh, tua atau muda, semua

memiliki persamaan kalau sudah sampai

pada urusan

uang. Kita semua menggunakan uang. Jumlah uang yang

Sumber :OJK, 2014. Tabel diatas menyatakan bahwa

dimiliki dan bagaimana cara kita masyarakat yang memiliki

menggunakan uang berbeda satu sama keuangan yang baik hanya sebesar 21,80%

literasi

lain. Namun, yang pasti di dunia ini kita semua memerlukan uang. Kegiatan

untuk perbankan, 17,84% untuk asuransi, mengelola keuangan untuk pemenuhan

9,80% untuk perusahaan pembiayaan, 7,13% untuk dana pensiun, 3,79% untuk

kebutuhan konsumsi sehari-hari sehingga pasar modal dan 15,85% untuk pegadaian.

hingga proses persiapan jangka panjang Jumlah indeks masyarakat Indonesia yang

dalam bentuk tabungan juga merupakan bagian dari financial literacy.

well literate jauh lebih kecil dibandingkan Literasi keuangan dipengaruhi oleh

dengan masyarakat Indonesia yang sufficient literate. Ini menunjukkan indeks

beberapa faktor antara lain jenis kelamin, utilitas

indeks prestasi kumulatif dan pengalaman indeks prestasi kumulatif dan pengalaman

bahwa jenis kelamin dan pola konsumsi mahasiswa pada mempengaruhi literasi keuangan karena

umumnya.

terdapat perbedaan pandangan antara Rasa sungkan, dan persaingan dalam mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

pertemanan terkadang juga membuat pola perempuan dalam mengelola keuangan.

konsumsi yang tidak rasional dan Indeks prestasi kumulatif menunjukkan

diakhirnya akan mempengaruhi keadaan bahwa semakin tinggi IPK, maka

finansial sendiri. Pertanggung jawaban mahasiswa semakin baik dalam mengelola

finansial kepada orang tua yang tidak keuangan pribadinya. Pengalaman kerja

disinyalir pula dapat juga berpengaruh positif terhadap literasi

terpenuhi,

menyebabkan keterlambatan anak dalam keuangan. Ada perbedaan pendapat

memahami apa pentingnya pengaturan menurut Rita dan Pusedo (2014)

keuangan sendiri.

menyatakan bahwa jenis kelamin dan Fakultas ekonomi adalah salah satu indeks

fakultas yang memiliki jumlah mahasiswa berpengaruh terhadap literasi keuangan.

yang cukup besar diantara fakultas lain Sedangkan Ariani dan Susanti (2015)

yang ada di Universitas Muhammadiyah menyatakan bahwa jenis kelamin dan

Dalam masa pengalaman bekerja tidak berpengaruh

Riau

Pekanbaru.

mahasiswa fakultas terhadap literasi keuangan mahasiswa.

perkuliahannya

ekonomi dibekali dengan materi-materi Mahasiswa merupakan salah satu

manajemen keuangan, komponen masyarakat dengan jumlah

mengenai

pengendalian manajemen dan lainnya guna yang cukup besar dalam memberikan

memperkaya wawasan tentang keuangan sumbangsih

yang akhirnya (Nababan & Sadalian, 2012). Mahasiswa

menambah pengetahuan keuangan atau juga salah satu komponen masyarakat

literasi keuangan sebagai bekal dalam yang tergolong berpendidikan tinggi, maka

mengelola dan mengambil keputusan sudah seharusnya mahasiswa memiliki

keuangan yang akan mempengaruhi tingkat literasi yang baik. Namun

kesejahteraan dan keberhasilannya di masa fenomena yang ada sekarang di kalangan

depan. Namun, belum seluruh mahasiswa mahasiswa, terutama mahasiswa yang

mampu mengelola keuangannya dengan mengatur kebutuhan konsumsinya secara

baik karena dalam masa kuliah menjadi mandiri, dari hasil pendapatan orang tua

saat pertama bagi mahasiswa mengelola maupun mandiri, mereka menjalani

keuangan sendiri tanpa diawasi oleh orang berbagai kegiatan ekonomi yang tidak

tua.

proporsional. Mengingat pentingnya financial Kecendrungan ini terlihat dari tidak

literacy maka BEI Perwakilan Riau adanya pembentukan skala prioritas atas

melakukan edukasi financial dengan kegiatan ekonominya, seperti pola

melakukan kerja sama di beberapa konsumsinya yang kurang terprogram dan

perguruan tinggi di kota Pekanbaru dalam tidak ada pertimbangan konsumsi, dan

meningkatkan pengetahuan pertimbangan akan kebutuhan lain-

upaya

mahasiswa akan produk-produk investasi lainnya.

manajemen keuangan pemenuhan hasratnya akan suatu barang,

pribadinya.Edukasis dilakukan pada dua mereka cenderung untuk mengurangi

universitas negeri yaitu Universitas Riau alokasi atas kebutuhan pokok mereka.

dan UIN Sultan Syarif Kasim, dan empat Selain itu, keadaan lingkungan pertemanan

Universitas swasta yaitu Universitas didukung dengan banyaknya fasilitas –

Caltex, Universitas fasilitas hiburan dan wisata kuliner yang

Politerknik

Riau, Universitas menggiurkan sedikit banyak memberi

Muhammadiyah

Lancang Kuning dan STIE Pelita Menurut Manurung (2009) literasi Indonesia (Market, 2016).

keuangan adalah seperangkat keterampilan Hasil survei yang dilakukan terhadap

dan pengetahuan yang memungkinkan

untuk membuat Muhammadiyah

20 Mahasiswa Akuntansi Universitas

seorang

individu

keputusan yang efektif dengan semua mengindikasikan bahwa rata-rata 60%

Riau

Pekanbaru

sumber daya keuangan mereka. Sedangkan mahasiswa telah memiliki kemampuan

menurut Lusardi dan Mitchell tahun 2007 mengelola keuangan dengan baik. Hasil

(dalam Rasyid, 2012) literasi keuangan survei menunjukkan bahwa tidak semua

dapat diartikan sebagai pengetahuan mahasiswa mengalokasikan uangnya untuk

keuangan dengan tujuan mencapai keperluan makan, perlengkapan kuliah,

kesejahteraan. Hal ini dapat dimaknai transportasi dan ke tempat-tempat hiburan.

bahwa persiapan perlu dilakukan untuk Mahasiswa secara rutin melakukan

globalisasi, lebih pembayaran tagihan tepat waktu seperti

menyongsong

spesifiknya globalisasi dalam keuangan biaya semester kuliah, listrik dan

tentang bagaimana mengelola keuangan lainnya.Mahasiswa

serta bagaimana teknik berinvestasi yang perbandingan harga antar toko atau

juga

melakukan

nantinya bisa jadi hal yang tidak dapat swalayan atau supermarket sebelum

diabaikan seperti waktu –waktu seperti melakukan keputusan pembelian untuk

sebelum-sebelumnya.

menghemat biaya pengeluaran. Menurut Bhushan and Medury Hasil survei menunjukkan bahwa

(2013) menjelaskan literasi keuangan sebesar 60% mahasiswa mempunyai

sangat penting karena beberapa alasan alokasi dana untuk ditabung, terutama

“Pertama konsumen yang memiliki literasi mahasiswa semester 5 dan semester 7.

keuangan bisa melalui masa-masa Dengan alasan pendapatan dimasa depan

keuangan yang sulit karena faktanya yang tidak tentu dan perencanaan tabungan

mungkin memiliki masa

bahwa mereka

akumulasi tabungan, membeli asuransi dan membutuhkan uang atau pengeluaran tidak

depan jika

sewaktu-waktu

diverifikasi investasi mereka. Kedua, terduga.

literasi keuangan juga secara langsung menunjukkan bahwa tidak terdapat

berkolerasi dengan perilaku keuangan mahasiswa yang membayar asuransi diri

yang positif seperti pembayaran tagihan sendiri karena kurang pentingnya asuransi

tepat waktu, angsuran pinjaman, tabungan bagi mereka dan kurangnya informasi

sebelum habis dan menggunakan kartu mengenai produk asuransi.

kredit secara bijaksana. Survei investasi sebesar 30% dari

Arif (2015) literasi keuangan keseluruhan mahasiswa dengan bentuk

didefinisikan sebagai pengetahuan dan investasi barang seperti emas yang

konsep keuangan, dilakukan oleh mahasiswa semester 3,

pemahaman

kemampuan, motivasi dan kepercayaan semester 5 dan semester 7.Sedangkan

mengaplikasikan beberapa mahasiswa semester 1 belum melakukan

dalam

pengetahuan dan pemahaman yang tertata investasi.

dalam membuat keputusan efektif pada Tujuan penelitian ini adalah untuk

keuangan untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin,

lingkup

konteks

memperbaiki kesejahteraan keuangan indeks prestasi kumulatif (IPK) dan

individu serta pengalaman kerja terhadap tingkat

masyarakat

dan

memungkinkan untuk ikut serta dalam financial literacy padaMahasiswa Jurusan

kehidupan ekonomi.

Akuntansi S1 Universitas Muhammadiyah Menurut Huston (2010), literasi Riau (UMRI) Pekanbaru.

keuangan adalah sebuah bagian dari modal manusia yang dapat digunakan dalam kegiatan keuangan untuk meningkatkan keuangan adalah sebuah bagian dari modal manusia yang dapat digunakan dalam kegiatan keuangan untuk meningkatkan

keuangan adalah sebuah keterampilan numerik yang diperlukan dan pemahaman terhadap konsep dasar ekonomi yang dibutuhkan untuk mendidik dalam keputusan menyimpan dan meminjam. Mendari dan kewal (2014) literasi keuangan merupakan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, literasi keuangan didefinisikan sebagai rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (competence), keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik (Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Simpulan atas pendapat diatas yaitu literasi keuangan merupakan pengetahuan yang dapat membantu dalam memberikan pemahaman kepada individu tentang mengelola keuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera dimasa yang akan datang.

Remund (2010) menyatakan empat hal yang paling umum dalam financial literacy adalah penganggaran, tabungan, pinjaman

entrepreneur perlu memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya agar dapat memaksimalkan potensi dalam mengelola kekayaannya. Dalam hal ini ada 4 (empat) aspek yang perlu diketahui mengenai financial literacy yaitu : Yang Pertama yaitu aspek bagaimana mendapatkan uang, melalui aspek ini kita dibimbing untuk menekuni bakat atau potensi yang dimiliki menjadi profesi yang menghasilkan uang baik melalui jalur formal maupun informal. Dari aspek ini kita akan mendapatkan pendapatan dari profesi yang dijalani. Misalnya akuntan, auditor, dosen, dokter, pengacara pilot, militer, seniman, pengusaha dan profesi lainnya. Yang kedua yaitu aspek bagaimana mengelola uang, melalui aspek

ini kita diajari bahwa berapapun gaji atau pendapatan besar yang kita dapatkan, perlu menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk

investasi yang berpotensi memberikan pendapatan selain pendapatan yang telah kita jalani. Bukan hanya sekedar menyisihkan sebagian untuk tabungan hari tua kita. Oleh karena itu, pendapatan bisa dibagi atas 4 macam pengeluaran yaitu consumption, social, saving and investation. Misalnya sebagai perbanding secara berturut-turut adalah 70 : 10 : 10 : 10. Apabil pendapatan kita sebesar Rp. 1.000.000 maka dapat dibagi menjadi Rp. 700.000 untuk konsumsi, Rp. 100.000 untuk social(termasuk sumbangan gereja atau zakat), Rp. 100.000 untuk tabungan dan Rp. 100.000 untuk investasi. Semakin besar pendapatan maka porsi konsumsi semakin kecil sehingga porsi yang lain lebih besar. Namun bagi sebagian individu pada saat tingkat pendapatan meningkat, itu juga diikuti oleh tingkat pengeluaran. Aspek ini merupakan aspek yang cukup berat bagi seseorang karena menuntut kecerdasan emosi yaitu mampu menunda kesenangan sehingga pendapatan mereka tidak habis pada porsi konsumsi. Yang ketiga yaitu aspek bagaimana menyimpan uang/harta kekayaan, aspek ini merupakan upaya melindungi harta kekayaan agar tidak terkikis nilainya oleh laju inflasi. Bahkan, tidak sekedar melindungi nilai tetapi berpotensi melipatkan pendapatan dan kekayaan apabila bisa menyimpannya dengan tepat. Yang keempat yaitu aspek bagaimana menggunakan uang/kekayaan, aspek ini merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan berkualitas. Dalam hal ini kita harus menjadi konsumen yang cerdas. Kita perlu membuat

skala prioritas dengan mempertimbangkan kebutuhan terlebih dahulu daripada keinginan. Terkdang dalam pemenuhan keinginan akan suatu barang, kita cenderung untuk mengurangi alokasi atas kebutuhan pokok kita

Widayati (2012) mengembankan

15 (lima belas) indikator literasi keuangan 15 (lima belas) indikator literasi keuangan

biologis dan fisiologis yang dapat pilihan dalam berkarier. (2) Memahami

membedakan laki-laki dan perempuan. faktor-faktor yang mempengaruhi gaji

Robb dan Sharpe (2009) mendefinisikan bersih. (3) Mengenal sumber-sumber

jenis kelamin adalah suatu konsep pendapatan. (4) Menjelaskan bagaimana

karakteristik yang membedakan seseorang mencapai kesejahteraan dan memenuhi

antara laki-laki dan perempuan. Jenis tujuan keuangan. (5) Memahami anggaran

kelamin adalah suatu konsep biologis dan menabung. (6) Memahami asuransi. (7)

fisiologis yang membedakan antara laki- Menganalisis risiko, pengembalian dan

laki dan perempuan yang tidak dapat likuiditas. (8) Mengevaluasi alternatif-

ditukar karena keadaan alamiah manusia alternatif investasi. (9) Menganalisis

yang sudah melekat pada diri manusi sejak pengaruh pajak dan inflasi terhadap hasil

lahir (Amaliyah dan Witsiastuti, 2015). investasi (10) Menganalisis keuntungan

Wanita dan pria memiliki kondisi- dan kerugian berhutang. (10) Menjelaskan

kondisi khusus yang berbeda, baik dari tujuan dari rekam jejak kredit dan

segi fisik biologis, maupun dari segi mengenal

Perbedaan tersebut Mendeskripsikan

merupakan sumber dari perbedaaan fungsi menghindari atau memperbaiki masalah

cara-cara

untuk

dan peran yang diemban oleh wanita dan hutang. (12) Mengetahui hukum dasar

pria. Jika memperhatikan perbedaan peran perlindungan konsumen dalam kredit dan

dan fungsi yang diemban wanita dan pria, hutang. (13) Mampu membuat pencatatan

maka akan terlihat bahwa pergerakan atau keuangan. (14) Memahami laporan neraca,

perjalanan yang dilakukan oleh wanita laba rugi dan arus kas.

memiliki pola yang berbeda dengan Menurut

pergerakan aau perjalanan yang dilakukan terdapat dua pendekatan untuk mengukur

Kharchenko

oleh pria (Amaliyah dan Witiastuti, 2015). literasi keuangan :(1)Self-assessment,

Menurut Krishna, et al (2010) laki- menurut pendekatan pertama responden

laki lebih memiliki tingkat literasi diminta untuk mengevaluasi kemampuan

keuangan yang lebih tinggi dibandingkan literasi mereka dengan memberikan

wanita. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi mengenai sikap mereka terhadap

laki-laki memiliki kepercayaan yang tinggi keputusan keuangan, pengetahuan, dan

dalam membuat keputusan keuangan informasi.(2)Objective measures like test

dibandingkan dengan perempuan lebih score, pendekatan kedua dalam mengukur

cenderung risk averse dibandingkan literasi keuangan bergantung pada tes

dengan laki-laki. Perempuan cenderung objektif yang menilai pengetahuan istilah

kurang bisa mengendalikan masalah keuangan dari respoenden, memahami

keuangan dibandingkan dengan laki-laki. berbagai

Pambudhi (2015) kemampuan

Margaretha dan

menemukan bahwa mahasiswa perempuan kemampuan numerik dalam keadaan

untuk

mengaplikasikan

memiliki tingkat literasi keuangan yang khusus yang berhubungan dengan

lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki- keuangan. Objektif tes telah ditemukan

laki. Wijayanti, et al (2016) menemukan untuk menilai pengetahuan keuangan

bahwa mahasiswa perempuan memiliki responden dengan lebih baik dari pada self

literasi keuangan yang lebih tinggi assessment.

mahasiswa laki-laki. Jenis Kelamin

dibandingkan

Perbedaan literasi keuangan antara Jenis kelamin (sex) adalah

mahasiswa laki-laki dan perempuan perbedaan antara perempuan dengan laki-

dikarenakan mahasiswa perempuan lebih laki secara biologis sejak seseorang lahir

tekun untuk mempelajari hal-hal yang (Hungu, 2007). Menurut Ariadi, et al

berkaitan dengan konsep keuangan, serta berkaitan dengan konsep keuangan, serta

IPK diatas rata-rata masuk dalam kategori Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

financial literacy tinggi sedangkan Bagi Mahasiswa, Indeks Prestasi

mahasiswa IPK dibawah rata-rata masuk (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

dalam kategori financial literacy rendah. menjadi salah satu hal penting yang selalu

Pambudhi (2015) dibahas setiap akhir atau awal semester.

Margaretha dan

menunjukkan bahwa semakin tinggi IPK, Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi

maka mahasiswa akan semakin baik dalam Kumulatif (IPK) dua hal yang berbeda.

mengelola keuangan pribadinya. Hal ini Indeks Prestasi (IP) berasal dari dua kata

menunjukkan mahasiswa dengan indeks yaitu Indeks dan Prestasi. Indeks berarti

prestasi kumulatif (IPK) yang tinggi daftar menurut abjad, urutan, tanda.

dimungkinkan lebih banyak memahami Sedangkan Prestasi berarti hasil yang telah

keuangan sehingga dicapai. Jadi, Indeks Prestasi merupakan

konsep-konsep

kemampuan akademis yang tinggi akan angka

yang menunjukkan tingkat berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan seorang mahasiswa dalam

literasi keuangan mahasiswa. satu semester. Sedangkan Indeks Prestasi

Pengalaman Kerja

Kumulatif (IPK) adalah mekanisme Menurut Kamus Bahasa Indonesia penilaian keseluruhan prestasi terhadap

pengalaman dapat diartikan sebagai yang mahasiswa dalam sistim perkuliahan

(dijalani, dirasa, selama kuliah.

pernah

dialami

ditanggung, dan sebagainya). Pengalaman Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

kerja didefinisikan sebagai sesuatu atau dipengaruhi oleh nilai Indeks Prestasi (IP)

kemampuan yang dimiliki oleh para dan mutu nilai setiap mata kuliah. Semakin

karyawan dalam menjalankan tugas-tugas bagus mutu nilai setiap mata kuliah, tentu

yang dibebankan kepadanya. Dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

pengalaman yang cukup panjang dan seorang mahasiswa akan lebih tinggi.

cukup banyak maka diharapkan mereka Penilaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

akan mempunyai kemampuan yang lebih memiliki skala dari 0 (nol) hingga 4

besar dari pada yang tanpa pengalaman. (empat). Dimana angka 0 (nol) merupakan

Orang yang berpengalaman dalam penilaian terendah dan angka 4 (empat)

bekerja memiliki kemampuan kerja yang merupakan penilaian tertinggi dengan

lebih baik dari orang yang baru saja mutu 0 (E), 1 (D), 2 (C), 3 (B), 4 (A).

memasuki dunia kerja, karena orang Wijayanti, et al (2016) menemukan

tersebut telah belajar kegiatan-kegiatan bahwa semakin tinggi IPK mahasiswa

dan permasalahan yang timbul dalam maka literasi keuangannya juga akan

kerjanya. Dengan adanya pengalaman meningkat. Sebaliknya semakin rendah

kerja maka telah terjadi proses IPK mahasiswa maka literasi keuangannya

penambahan ilmu pengetahuan dan juga semakin rendah. Nababan dan Sadalia

keterampilan serta sikap pada diri (2012) menemukan bahwa karakteristik

seseorang, sehingga dapat menunjang mahasiswa dengan financial literacy tinggi

dalam mengembangkan diri dengan adalah mahasiswa dengan IPK ≥3

perubahan yang ada. Pengalaman seorang sedangkan mahasiswa IPK ≤3 memiliki

karyawan memiliki nilai yang sangat financial literacy yang rendah. Berbeda

berharga bagi kepentingan karirnya di dengan Krishna, dkk (2010) menemukan

masa yang akan datang (Syafaruddin, mahasiswa yang memiliki IPK <3 tingkat

literasi keuangannya

Pengalaman kerja menunjukkan dibandingkan mahasiswa dengan IPK >=3.

lebih

tinggi

berapa lama agar supaya karyawan bekerja Hal ini ditentukan oleh latar belakang

dengan baik. Disamping itu pengalaman pendidikan. Ariani dan Susanti (2015)

kerja meliputi banyaknya jenis pekerjaan kerja meliputi banyaknya jenis pekerjaan

Susanti (2014) menunjukkan bahwa pada masing-masing pekerjaan atau

pengalaman bekerja memiliki pengaruh jabatan tersebut. Dengan demikian masa

positif dan signifikan terhadap literasi kerja merupakan faktor individu yang

keuangan mahasiswa. Dengan bekerja, berhubungan dengan perilaku dan persepsi

mahasiswa akan memperoleh pendapatan individu

berupa gaji atau upah. Pengelolaan pengembangan

yang

mempengaruhi

keuangan saat mendapatkan gaji atau upah Pengalaman kerja menunjukkan lamanya

karir

karyawan.

merupakan bentuk aplikasi yang harus melaksanakan, mengatasi seuatu pekerjaan

diterapkan di kehidupan sehari-hari untuk dari beragam pekerjaan bahkan berulang-

mengelola pendapatan dengan tepat. ulang dalam perjalanan hidup.

Menurut Widayati (2012) bahwa ada Faktor-faktor yang mempengaruhi

–faktor yang pengalaman kerja :Karyawan yang dapat

beberapa

faktor

mempengaruhi seorang individu dalam dikatakan memiliki pengalaman kerja jika

mengolah keuangannya dapat dilihat dari sudah melakukan pekerjaan secara

berikut : (1) Status Sosial Ekonomi Orang berulang-ulang. Adapun hal-hal yang

tua yaitu Latar belakang oroang tua, menentukan berpengalaman atau tidaknya

pekerjaan orang tua, jabatan social orang seorang karyawan adalah sebagai berikut :

tua dapat mempengaruhi sikap seseorang (1) Lama waktu atau masa kerja yaitu

dalam melakukan kegiatan belanja, ukuran tentang lama waktu atau masa

investas, kredit, penganggaran dan kerja yang telah ditempuh seseorang dapat

pengelolaan keuangan. Menurut Ahmadi memahami tugas-tugas suatu pekerjaan

(2007 : 229) status sosial ekonomi orang dan telah melaksanakan dengan baik. (2)

tua mempunyai pengaruh terhadap tingkah Tingkat pengetahuan dan keterampilan

laku dan pengalaman anak-anaknya. yang dimiliki yaitu pengetahuan merujuk

Perbedaan tingkat status sosial ekonomi pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan

pada munculnya atau informasi lain yang dibutuhkan oleh

akan berdampak

perbedaan persepsi atau suatu objek fisik karyawan. Pengetahuan juga mencakup

atau objek perilaku yang pada akhirnya kemampuan untuk memahami dan

membentuk sikap yang berbeda pula. (2) menerapkan informasi pada tanggung

Pengelolaan Keuangan jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan

Pendidikan

Keluarga yaitu keluarga merupakan tempat merujuk pada kemampuan fisik yang

yang paling dominan dalam proses dibutuhkan

sosialisasi anak tentang masalah keuangan. menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

Melalui pendidikan keluarga, dengan cara- (3) Penguasaan terhadap pekerjaan dan

cara yang sederhana anak di bawa ke suatu peralatan yaitu tingkat penguasaan

system nilai atau sikap hidup yang seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek

diingnkan dan disertai teladan orang tua teknik peralatan dan teknik pekerjaan. (4)

yang secara tidak langsung sudah Jenis pekerjaan yaitu semakin banyak jenis

membawa anak kepada pandangan dan tugas yang dilaksanakan seseorang maka

kebiasaan tertentu. Orang tua mengajar umumnya

bagaimana anaknya bertindak dengan memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang

mengandalkan nilai-nilai, keyakinan dan lebih baik (Sa’diyah, Endratno, 2013:78)

pengetahuan dalam segala bidang Ansong and Gyensare (2012)

termaksud yang berhubungan dengan menyatakan bahwa pengalaman bekerja

Pendidikan pengelolaan berpengaruh terhadap literasi keuangan.

keuangan.

keuangan di lingkuangan keluarga dittik Krishna, et al (2010) menemukan bahwa

beratkan pada pemahaman tentang nilai pengalaman bekerja secara verifikatif

uang dan penanaman sikap serta perilaku bepengaruh secara signifikan terhadap

anak untuk dapat mengatur pemanfaatan anak untuk dapat mengatur pemanfaatan

atas

kebutuhan-kebutuhan

tambahan mereka, mengelola uang saku, melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tertentu untuk mendapatkan uang saku tambahan, mencari pekerjaan ringan diluar rumah. (3) Pembelajaran Keuangan di Perguruan Tinggi yaitu pembelajaran hakikatnya adalah usaha dasar guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009:17). Pembelajaran di perguruan tinggi sangat berperan penting dalam proses pembentukan financial literacy mahasiswa. Melalui kombinasi berbagai metode pembelajaran, media dan sumber belajar yang direncanakan dengan baik dan sesuai dengan kompetensi, diharapkan mampu memberi bekal kepada mahasiswa untuk memiliki kecakapan di bidang keuangan, sehingga mahasiswa menjadi siap dan mampu menghadapi kehidupan mereka saat ini maupun masa depan yang semakin kompleks (Lutfi dan Iramani, 2008). Adapun penelitian yang terakit yaitu hasil penelitian Jhonson (2007) menyatakan bahwa pendidikan keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan memahami, menilai dan bertindak dalam kepentingan keuangan mereka.

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012:5).

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefeniskan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id).

Menurut

Siswoyo

(2007:121) mahasiswa dapat didefenisikan sebagai individu yang sedang menuntut

ilmu tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualisasi yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dengan kerencanaan dalam bertindak. Berfikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahsiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas dalam kepribadian yang

mulai meningkat, karena berkurangnya gejolak-gejolak yang ada didalam perasaan. Mereka cenderung memantapkan dan berpikir dengan matang terhadap sesuatu yang akan diraihnya, sehingga mereka memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungannya. Selain itu, para mahasiswa akan cenderung lebih dekat dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan dukungan, karena dapat kita ketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada jauh dari orang tua maupun keluarga. Karakteristik mahasiswa yang paling menonjol adalah mereka mandiri, dan memiliki perkiraan di masa depan. Mahasiswa akan memperdalam keahlian dibidangnya masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang membutuhkan mental tinggi.

Kerangka pemikiran adalah suatu penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita, kerangka berpikir disusun dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan dan terkait yang digunakan untuk membuat hipotesis. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas,

yaituJenisKelamin(X 1 ),

IPK (X 2 ),PengalamanKerja(X 3 ),serta variable terikatya itu Financial Literacy (Y). Adapun model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kumulatif (IPK), dan Pengalaman kerja. Jenis Kelamin Ada juga variabel terikat (Dependent

(X1) Variable) yang merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu

financial literacy.

Tingkat Financial

IPK (X2)

Instrumen Penelitian

Literacy

Mahasiswa (Y) Untuk mengukur nilai variabel

diteliti, maka digunakanlah Pengalaman

yang

instrument

penelitian. Instrument

Kerja (X3)

penelitian yang digunakan bertujuan untuk dapat menghasilkan data kuantitatif yang

Sumber : Penelitian Terdahulu yang akurat. Dalam penelitian ini, instrument dikembangkan, 2017.

yang peneliti gunakan berupa angket.

Gambar 1. Kerangka Permikiran

Dalam setiap pernyataan yang tercantum Dengan kerangka pemikiran yang

dalam angket, peneliti memberikan skala ada maka dapat dirumuskan hipotesis

pengukuran.

sebagai berikut :

Teknik Analisis Data

H1 : Jenis kelamin

berpengaruh

Analisis Deskriptif

terhadap tingkat financial literacy Analisis deskriptif ini digunakan mahasiswa

untuk memberikan gambaran umum Muhammadiyah Riau Pekanbaru.

Universitas

mengenai jenis kelamin, indeks prestasi H2 : Indeks

kumulatif, pengalaman kerja dan tingkat berpengaruh

prestasi

kumulatif

financial literacy Mahasiswa Jurusan financial

terhadap tingkat

Akuntanasi Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Muhammadiyah Riau

literacy

mahasiswa

Muhammadiyah Riau Pekanbaru. Data Pekanbaru.

yang dilihat adalah jumlah data, nilai H3 : Pengalaman kerja berpengaruh

minimum, nilai maksimum, dan nilai rata- terhadap tingkat financial literacy

Uji Regresi Logistik Binier

Muhammadiyah Riau Pekanbaru. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

METODE PENELITIAN

variable dependen ( terikat ) dengan satu

Populasi dan Sampel

atau lebih variable independen ( variable Populasi dalam penelitian ini

bebas ), dengan tujuan untuk mengestimasi adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi

dan memprediksi rata-rata popukasi atau Universitas Muhammadiyah Riau yang

variable dependen berjumlah sebanyak 1203 orang. Dalam

nilai

rata-rata

berdasarskan nilai variable independen penelitian

yang diketahui (Ghozali, 2011). Penelitian menggunakan

ini menggunakan analisis regresi dengan stratified

metode

proportionate

metode stepwise ( regression binary menggunakan rumus slovin. Artinya dari

logistic ). Analisis regresi logistic biner populasi yang ada, sampel yang akan

digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara variable terikat yang berupa data mahasiswa.

diteliti yaitu berjumlah 91 orang

dikotomik (biner) dengan variable

Definisi Operasional Variabel

bebasnya.

Dalam penelitian ini, digunakan Variabel yang dikotomi atau biner dua variable yaitu variable bebas

adalah variable yang mempunyai dua (Independent variable) yang merupakan

kategori saja. Variabel dependen dan variable yang mempengaruhi variabel lain,

variable independen dalam penelitian ini terdiri dari Jenis Kelamin, Indeks Prestasi

merupakan variable dummy. Tujuan merupakan variable dummy. Tujuan

literacy (Y). Hasil analisis statistik bekerja yang mampu menpengaruhi

deskriptif ini disarikan dalam tabel berikut tingkat literasi keuangan di kalangan

mahasiswa STIE

Pelita

Indonesia

Tabel2.AnalisisDeskriptif

Pekanbaru 2014-2016.

Keterangan

Frequency Percent Valid

Teknik analisis penelitian ini tidak

Percent

58 63.7 memerlukan uji normalitas karena menurut 63.7

JK Perempuan

Laki-laki

Ghozali (2011) regresi logistic tidak

Total

memerlukan asumsi normalitas pada

IPK <3.00

variable bebasnya. Gujarati (dalam Lestari,

2007) menyatakan bahwa regresi logistic

Total

mengabaikan heteroscedasity, artinya

PK Belum

variable dependen tidak memerlukan

pernah Sudah

homoscedacity 64 untuk masing-masing

pernah

variable independennya. Teknik ini tidak

Total

memerlukan lagi uji normalitas pada

LK Rendah

variable bebasnya (Ghozali, 2011). Tujuan

Tinggi

dari pengujian asumsi klasik yang meliputi

Total

uji normalitas, multikolinearitas dan Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 heteroskedastisitas adalah agar model

Uji Logistik Biner

analisis regresi yang dipakai dalam Pengujian hipotesis dilakukan penelitian menghasilkan nilai parametric

multivariat yang yang sah.

dengan

analisis

menggunakan regresi logistik biner ( Pengujian hipotesis menggunakan

binary logistic regression ). Regresi regresi logistic tidak memerlukan uji

logistik biner digunakan untuk menguji asumsi klasik karena sebelum pengujian

hipotesis dalama penelitian ini karena hipotesis dilakukan, langkah pertama yang

merupakan variabel harus dilakukan adalah menilai kelayakan

variabelnya

katagorikal yang mempunyai dua kategori mode regresi dan menilai model fit. Fungsi

(dummy variable) sehingga tidak dapat dari menilai kelayakan model regresi dan

diselesaikan dengan menggunakan regresi menilai model fir merupakan penggantian

berganda. Regresi logistik biner dalam dari uji asumsi klasik. Regresi logistic

penelitian ini digunakan untuk menguji tidak memiliki normalitas atas variable

pengaruh jenis kelamin, IPK, dan bebas yang digunakan dalam model.

pengalaman kerja. Pengujian dilakukan Artinya, variable penjelasnya tidak harus

pada tingkat signifikansi (α ) sebesar 5% memilik distribusi normal linier maupun

(0,05). Tingkat signifikansi menunjukan memiliki varian yang salam dalam setiap

bebas dalam grup.

kekuatan

variabel

mempengaruhi variabel terikatnya.

Pengujian Kelayakan Model Regresi HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian kelayakan model regresi

Analisis Deskriptif

pada penelitian ini menggunakan Hosmer Analisis deskriptif adalah suatu

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. metode analisis dimana data-data yang ada

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit dikumpulkan

Test menguji hipotesis nol bahwa data kemudian data-data tersebut dianalisis dan

atau

dikelompokkan

empiris cocok atau sesuai dengan model ( diinterprestasikan secara objektif. Variabel

tidak ada perbedaan antara model dengan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

data sehingga model dapat dikatakan fit). dari tiga variabel bebas, yaitu jeniskelamin

Nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness

(X 1 ), ipk (X 2 ) dan pengalamankerja (X 3 )

of Fit Test Statistics yang bernilai sama of Fit Test Statistics yang bernilai sama

Likelihood pada langkah berikutnya menunjukan bahwa terdapat perbedaan

ditunjukan pada tabel berikut :

signifikan antara model yang dinilai

Tabel 4. Iteration History

observasinya sehingga Goodness Fit

model tidak baik karena model tidak dapat

Likelihood

Constant

memprediksikan nilai observasinya. Jika 113,932

Step 0

dinilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness

of Fit Test Statistics lebih besar dari 0,05

maka hipotesis nol tidak dapat ditolak Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 yang

Tabel 5. Iteration History a,b,c,d

memprediksikan nilai observasinya atau

-2 Log

Coefficients

dapat dikatan model dapat diterima karena Iteration likelihood

Constant

JK IPK PK

sesuai dengan data observasinya (Ghozali, Step 1

1,743 -0,644

2011). Pengujian menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

dapat ditampilkan dalam tabel berikut :

3. Pengujian Hosmer

Lemeshow Test -1,212

Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017

Step Chi-Square

df Sig.

Hasil output nilai statistik SPSS 19 Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017

pada tabel-tabel diatas menunjukan adanya Tabel diatas menunjukan bahwa

penurunan nilai -2 Log Likelihood. Nilai -2 besarnya nilai statistik pada Hosmer and

Log Likelihood awal (tanpa variabel hanya Lemeshow Goodness of Fit yaitu sebesar

konstanta saja) adalah 113.90. Setelah 1,026 dengan tingkat probabilitas 0,960

dimasukan 3 (tiga) variabel bebas maka yang nilainya lebih besar dari 0,05 maka

nilai -2 Log Likelihood turun menjadi Ho diterima.Hal ini menyatakan bahwa

85.42. Penurunan yang terjadi yaitu model yang dihipotesiskan fit dengan data

sebesar 28.48 (113.90 – 85.42). dan layak diujikan dalam regresi logistik.

Selanjutnya dengan menghitung nilai df Penelitian tidak menemukan perbedaan

dan membandingkan nilai penurunan -2 yang nyata antara klasifikasi yang

Log Likelihood tersebut dengan angka diprediksi dengan klasifikasu yang

pada tabel c2 (sesuai df) maka akan diamati. Model dalam penelitian ini

tidaknya mampu

diperoleh simpulan

data

perbaikan model fit dengan penambahan observasinya karena cocok dengan data

memprediksikan

nilai

tiga variabel bebas kedalam mdoel. observasinya.

Perhitungan nilai df adalah sebagai berikut :

df1

= n-1

Pengujian Keseluruhan Model ( Overall Model Fit )

= 91-1

Pengujian Overall Model Fit

dilakukan dengan cara membandingkan

df2

= n-k

nilai antara -2 Log Likelihood pada awal (

= 91-4

Block Number = 0 ) dengan nilai -2 Log

Likelihood pada akhir ( Block Number =

df = df1-df2

1). Penuruan antara nilai -2 Log Likelihood

= 91-87

awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir

menunjukan bahwa

mode

yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,

2011). Perbandingan antara nilai -2 Log

Mahasiswa Akuntansi Df = Degree of freedom

Keterangan :

kalangan

Universitas Muhammadiyah Riau Tahun N = Jumlah sampel penelitian

2014-2016.

K = Jumlah variabel dalam sampel

Tabel 7. Omnibus Tests of Model

Berdasarkan tabel c2 dengan df = 3

Coefficients

Df Sig. sebesar 28.48, lebih besar dibandingkan

diperoleh angka 3.18. Nilai penurunan

3 .000 dengan nilai c2 pada tabel df = 3 sebesar

Step

3 .000 bahwa jumlah penurunan -2 Log

3.18. Perbandingan tersebut menunjukan

Block

3 .000 Likelihood adalah signifikan. Berdasarkan

Model

Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 uraian tersebut maka dapat disimpulkan

Uji simultan dapat dilihat pada tabel bahwa dengan adanaya penambahan

Omnibus Test of Model Coefficients variabel independen jenis kelamin, IPK,

dimana jika nilai signifikansi < 0.05 maka dan pengalaman kerja dapat memperbaiki

secara bersama-sama variable bebas model fit.

berpengaruh terhadap variable terikat.

Nilai Nagelkerke R Square

Nilai Chi-square sebesar 28.487 dengan Nilai Nagelkerke R Square

nilai signifikansi 0.000. Hal ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh

menunjukan bahwa nilai signifikansi pada kemampuan model variabel bebas secara

tabel < 0.05. Artinya bahwa variabel Jenis bersamaan dalam menjelaskan variabel

Kelamin, IPK, dan Pengalaman Kerja terikatnya. Nilai Nagelkerke R Square

secara simultan berpengaruh terhadap merupakan modifikasi dari koefisien Cox

financial literacy.

& Snell R

Square dan dapat

Tabel 8. Variables in the Equation

diinterprestasikan seperti nilai R Square

B S.E

Wald

Df Sig. Exp(B)

pada regresi berganda (Ghozali, 2011). JK

Nilai Nagelkerke R Square ditampilkan IPK

pada tabel berikut :

Tabel 6. Model Summary

Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 Step

-2 Log

Cox & Snell Nagelkerke

likelihood

R Square

R Square

Hasil pengujian menunjukan angka

konstanta sebesar 0.558 artinya jika Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017

variabel lain (jenis kelamin, IPK, dan Tabel diatas menunjukan bahwa nilai

pengalaman kerja), maka tingkat literasi Nagelkerke R Square sebesar 0376. Nilai

nilai konstanta. tersebut menyatakan bahwa terdapat

keuangan sebesar

Berdasarkan tabel diatas, persamaan kontribusi dari variable jenis kelamin, IPK

regresi logistic biner pada penelitian ini dan pengalaman kerja dalam memprediksi

adalah sebagai berikut :

tingkat literasi keuangan secara bersama-

0.558 + sama sebesar 37.6%. Sedangkan sisanya

1n(p/1-p)

0.255 + 2.210 – 1.212 + e

sebesar 62.4% dipengaruhi oleh faktor- Berdasarkan tabel diatas dapat faktor lain diluar model penelitian.

dilihat bahwa variabel Jenis kelamin (X1)

Hasil Uji Hipotesis

memiliki koefisien sebesar 0.255 dengan Pengujian ini dilakukan dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.669. Karena kebebasan sebesar 5% atau 0,05 agar

tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 kemungkinan terjadinya gangguan kecil

ini menunjukan bahwa variabel Jenis dan umum digunakan. Tabel dibawah

kelamin tidak berpengaruh terhadap menunjukan mengenai hasil pengujian

tingkat literasi keuangan mahasiswa. hipotesis

Hasil Pengujian tabel diatas dapat mempengaruhi tingkat financial literacy di

faktor-faktor

yang

dilihat bahwa variabel IPK (X2) memiliki dilihat bahwa variabel IPK (X2) memiliki

penelitian Rita dan Pesudo (2013) dan signifikansi lebih kecil dari 0.05 ini

Ariani dan Susanti (2015) bahwa variabel menunjukan

jenis kelamin tidak memiliki pengaruh berpengaruh terhadap tingkat literasi

yang signifikan terhadap literasi keuangan keuangan mahasiswa. Tanda positif di

mahasiswa, hal itu ditunjukkan dengan depan konstanta pada hasil regresi

kategori literasi keuangan mahasiswa atau menyatakan bahwa mahasiswa dengan

mahasiswi yang sama tinggi. indeks prestasi kumulatif (IPK) >3.00

Hasil analisis statistik deskriptif memiliki tingkat literasi keuangan yang

menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa lebih

perempuan lebih dominan dari pada mahasiswa dengan indeks prestasi

tinggi dibandingkan

dengan

mahasiswa laki-laki. Secara deskriptif kumulatif <3.00.

perempuan berpengaruh Hasil pengujian tabel diatas dapat

mahasiswa

terhadap financial literacy.Dan hasil dilihat bahwa variabel Pengalaman kerja

statistik menunjukkan bahwa laki-laki (X3) memiliki koefisien sebesar -1.212

mempunyai pengaruh secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0.101.

meskipun jumlah mahasiswa laki-laki Karena tingkat signifikansi lebih besar dari

lebih kecil. Penemuan ini didukung oleh

0.05 ini menunjukan bahwa variabel penelitian yang dilakukan Nababan dan Pengalaman kerja tidak berpengaruh

Sadalia (2012) menyatakan bahwa terhadap

tingkat literasi keuangan karakteristik financial literacy yang tinggi mahasiswa.

adalah mahasiswa laki-laki, mahasiswi

Pengaruh Jenis kelamin terhadap

perempuan memiliki rata-rata tingkat

Financial Literacy

personal financial literacy berada dibawah Hasil pengujian menunjukkan

rata-rata secara keseluruhan. bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh

Pengaruh IPK terhadap Financial

terhadap tingkat financial literacy di

Literacy

kalangan Mahasiswa Akuntansi, sehingga Hasil pengujian menunjukkan hipotesis pertama ditolak. Hal ini

bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) menunjukkan bahwa baik mahasiswa laki-

berpengaruh terhadap tingkat financial laki maupun perempuan tidak memiliki

literacy di kalangan Mahasiswa Akuntansi, perbedaan dalam hal memahami infomarsi

sehingga hipotesis kedua diterima. keuangan. Mahasiswa fakultas ekonomi

Berpengaruh disini bermakna bahwa diindikasikan sudah familiar dengan

mahasiswa dengan IPK >3.00 maka istilah-istilah keuangan, bentuk-bentuk

literacynya juga tinggi. pengelolaan keuangan, produk keuangan

financial

Sebaliknya, mahasiswa dengan IPK <3.00 dan

maka financial literacynya rendah. pengetahuan keuangan selama kuliah.

sudah cukup

mendapatkan

Perbedaan literasi keuangan antara Sehingga pengetahuan umum akan

mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi keuangan, simpan pinjam, asuransi dan

(>3.00) dan IPK yang rendah (<3.00) investasi sudah sama tingginya walaupun

dikarenakan mahasiswa yang memiliki laki-laki lebih unggul. Baik mahasiswa

IPK lebih tinggi pada umumnya mampu laki-laki maupun perempuan Jurusan

memahami setiap materi perkuliahan lebih Akuntansi Universitas Muhammadiyah

baik dari pada mahasiswa yang memiliki Riau selalu memprediksikan pengeluaran

IPK lebih rendah (<3.00). Sehingga apa saja yang mereka butuhkan untuk

menyebabkan pengetahuan keuangan memenuhi

mahasiswa berbeda antara satu dengan sehingga mereka dapat mengatur uang

kebutuhan

perkuliahan

yang lain.

yang didapatkannya secara mandiri dan Perbedaan kemampuan memahami orang tua.

konsep keuangan pada saat perkuliahan konsep keuangan pada saat perkuliahan

disebabkan mahasiswa yang belum pernah keuangan yang lebih baik dari pada

memiliki pengalaman kerja ataupun sudah mahasiswa yang ber-IPK lebih rendah