Analisis kinerja Dinas Pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di Daerah Pedalaman Kabupaten Mimika Provinsi Papua tahun 2012 - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ANALISIS KINERJA DINAS PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR
DI DAERAH PEDALAMAN KABUPATEN MIMIKA
PROVINSI PAPUA TAHUN 2012

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:
Aminus Dolame
Nim : 081324046


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
Bersikanlah dahulu sebelah dalam cawan itu,


maka sebelah luarnya juga akan

bersih. (Matius 23:26)
Pengakuan dosa itu kuat, tapi ia juga dipadamkan oleh sedikit air mata, karena air
mata memadamkan tungku api kesalahan-kesalahan, dan membersihkan luka-luka
dosa kita. (John Chrisostom)
Pengakuan akan pekerjaan-pekerjaan jahat adalah awal permulaan pekerjaanpekerjaan baik. (Agustine)
Kemampuan untuk bangkit dan pulih dari kegagalan sebuah tim untuk mendidik
adalah salah satu langkah yang sangat penting untuk menyelamatkan suatu
generasi dari latar belakang yang tertinggal.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN
 Tulisan ini kupersembahkan untuk sahabat sejatiku Sang Tuhan dan
Juruslematku Yesus Kristus. Karena setiap detik Ia selalu ada bagiku,
dan dalam hal inilah aku membanggakan Dia, yaitu ketika aku lemah,
ketika aku sakit, ketika aku mengadapi suatu tantangan yang paling berat,
tetapi Ia selalu ada di sampingku dan Ia memberikan bisikan kepadaku
bahwa hai... sahabat-Ku, ingat Aku bersamamu dan
melawati

padang

gurun

itu,

maka

tersenyiumlah


Kita sedang
dan

arahkan

pandanganmu ke depan.
 Kepada saudara-saudari seimanku dalam Tuhan, sebagimana aku
bersama kalian hidupku selalu diperlengkapi dengan sesuatu yang aku
tidak pernah sadari, dan aku memiliki kehidupan yang berbeda dari
teman-temanku yang lain. Maka, inilah persembahanku untuk kalian, (my
brothers and my sisters. in one faith, one loves, one hope vission from
God).
 Kupersembahkan tulisan ini untuk seluruh masyarakat pedalaman Timika
yang sedang mengalalami situasi yang paling sulit, namun suatu saat ada
cahaya terang yang akan menerangimu, dan nantikanlah cahaya itu setiap
saat, dan dalam situasi itu membuatku terinpirasi untuk menulis sebuah
tulisan ini.
 Kupersembahkan untuk kau sahabat-sahabat seperjuangan asal Papua
yang di prodi Pendidikan Ekonomi, yaitu: Arry Alpred Yupin, Isep
Gwijangge, Yoseph Werke, dan Obeth Lepitalen, yang mana pemberian


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

semgangat dalam penulisan skripsi dan membuatku teringat akan kalian
semua.
 Rekan-rekan seperjuanganku prodi pendidikan Ekonomi Angkatan 2008,
karena aku belajar dari semangat kalian menginspirasiku untuk
menyelesaikan skripsi ini.
 Kupersembahkan untuk Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme
dan Kamoro (LPMAK), yang mana membiayai aku dari Tingkat Sekolah
Dasar (SD) sampai dengan Tingkat Perguruan Tinggi ini. Penulis
mengakui bahwa LPMAK adalah bagian dari Orangtuaku yang
memperhatikan selama menunjang pendidikan, dan penulis berharap

Lembaga membantu penulis untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih
Tinggi lagi.
 Kupersembahkan tulisan ini, untuk ayahku tercinta, dan ibuku yang
meskipun kau sudah tiada di dunia ini, dan aku tidak bisa
membahagiakanmu, tapi satu hal yang membuatku bangga karena engkau
melahirkanku

untuk

membahagiakan

mereka

yang

membutuhkan

pertolongan dariku, dan aku berjanji bahwa akan memperjuangkan nasib
penderitaan mereka. Untuk itulah aku ada dunia pendidikan, syalom
mamaku tercinta.


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
ANALISIS KINERJA DINAS PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR
DI DAERAH PEDALAMAN KABUPATEN MIMIKA
PROVINSI PAPUA TAHUN 2012
AMINUS DOLAME
081324046
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja kebijakan dinas

pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru sekolah dasar di daerah
pedalaman kabupaten Mimika Provinsi Papua tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dengan teknik purposive dan snowball.
Dalam pengambilan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan model Miles dan Huberman
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Temuan masalah terkait kebijakan dinas pendidikan dalam meningkatkan
profesionalisme guru sekolah dasar di daerah pedalaman menunjukkan bahwa
terjadi kemunduran diantaranya: kualitas mengajar guru menurun, hati untuk
mengabdi tidak terdapat pada diri guru, landasan kependidikan guru terbatas, dan
tanggungjawab guru tidak terpenuhi. Masalah tersebut di atas disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya: (1) pemerintah daerah (P & K) kabupaten Mimika tidak
efektif memberdayakan guru; (2) pemerintah daerah (P & K ) tidak pernah
melakukan evaluasi terkait hasil pencapaian guru di daerah pedalaman; (3)
pemerintah daerah (P & K) tidak pernah mengunjungi sekolah-sekolah di daerah
pedalaman secara teratur; (4) pemerintah daerah (P & K) tidak menetapkan tujuan
dan strategi yang efektif untuk pendidikan sekolah dasar di daerah pedalaman; (5)
pemerintah daerah ( P & K) tidak memberikan pengawasan kepada guru-guru
yang ditugaskan di daerah pedalaman sehingga guru bertindak semaunya saja

dengan mengajar atau tidak mengajar menjadi hak atau keputusan di tangan guru;
(6) lemahnya kerjasama antar Dinas Pendidikan (P & K) dan Lembaga
Pengembangan Masayarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK)
sebagai
pengendali mutu pendidikan dan pusat pembangunan sumberdaya manusia tujuh
suku asal kabupaten Mimika, (7) Dinas Pendidikan (P & K) tidak bersinergi
dengan Lembaga, Donatur, dan Relawan yang peduli akan pembangunan
pendidikan daerah pedalaman kabupaten Mimika sehingga terjadi penghambatan
proses pendidikan daerah pedalaman tersebut.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE EDUCATION BOARD’S PERFORMANCE IN
ENHANCING THE ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS’
PROFFESIONALISM IN THE HINTERLAND OF MIMIKA REGENCY –
PAPUAN PROVINCE IN 2012
Aminus Dolame
081324046
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2014

The study is intended to analyze the policy performance of the education
board in enhancing the elementary school teachers’ professionalism of in Mimika
regency, Papua province in 2012.
The study is a qualitative research using descriptive-explorative approach.
The sampling was done by the purposive and the snowball technique. In
collecting the data, the researcher used observation, interview and documentation
as the techniques. The data analysis was done by using Miles and Huberman
model, which was data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion drawing.
In finding the problems related to the education board’s policy in
enhancing the elementary school teachers’ professionalism in the hinterland
showed that there were some regressions, such as: the degradation of teachers’
teaching quality, the absence of teachers’ dedication, the limitation of teachers’
educational foundation, and the insatiable of teachers’ responsibility. The
aforementioned problems were caused by some reasons, such as: (1) the local
government (Education and Culture Board) of Mimika was not effective in
empowering the teachers; (2) the local government (Education and Culture Board)
never did evaluations about teachers’ achievement in the hinterlands; (3) the local
government (Education and Culture Board) never visited regularly the schools in
the hinterlands; (5) the local government (Education and Culture Board) did not
do supervision to the teachers assigned in the hinterlands so that teachers did
things as they wanted; to teach or not to teach depended on the teachers; (6) the
lack of cooperation between the education authority (Education and Culture
Board) and the community development agency of Amungme and Kamoro that
controlled the education quality and the of human resource development of the
seven in Mimika; and (7) the education authority did not synergized with the
department, benefactor, and volunteers that cared about the educationial
development of the hinterland, and this hampered the educational process in
Mimika hinterland.
Keywords: enhancement, teachers’ professionalism

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Dinas Pendidikan Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Di Daerah Pedalaman Kabupaten
Mimika Provinsi Papua Tahun 2012.”

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, program
studi pendidikan ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan kasih
sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa ucapan terima kasih dan
penghormatan dari hati penulis kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku ketua jurusan pendidikan ilmu
sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Kaprodi pendidikan ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik dan saran yang
membangun mulai dari perencanaan sampai skripsi selesai. Penulis, juga
ucapan terima kasih sebesarnya kepada beliau dalam didikan, dan ilmunya
selama permulaan kuliah sampai terakhir penulisan skripsi ini beliau selalu
ada untuk memberikan ilmunya kepada penulis.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing dalam penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga
berterima kasih karena ilmu-ilmunya yang membuat penulis sangar berguna
bagi daerah dan masyarakat Papua pada umumnya dan lebih khususnya
masyarakat kabupaten Mimika.
6. Ibu Titin seleku pengelola administrasi prodi pendidikan Ekonomi
ketabahannya

dalam

membantu

penulis,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan cepat .
7. Seluruh dosen yang telah membantu penulis selama kuliah maupun dalam
mengerjakan skripsi.
8. Sahabat Penulis Penegi Dolame, SE, yang telah membantu dan mendukung
penulis mengirim informasi lewat telpon dari Papua terkait informasi terbaru
yang sedang terjadi dan sangat membantu penulis selama penulisan skripsi
9. Kakak Yopie Pelamonia dan Kakak Helen, selaku pemimpin jemaat Tuhan
dan kepemimpinannya dapat mempengaruhi kehidupan penulis.
10. Suadara-saudariku Chosen Generation ( Nugroho, Hans, Dewi, Debby, Yana,
Yandi, Mauri, dan Yessy), kebersamaanya dapat mempengaruhi kehidupan
Penulis salah satunya dalam penulisan skripsi ini.
11. Saudara-saudaraku seiman satu kontrakan ( Obeth, Yandi, Ardian, Isto,
Dhyon, Philips, dan Otin) dukunganya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Teman-teman PE 2008 semuanya tetap semangat menatap masa depan yang
cerah dimana pun kalian berada dan menjadi yang terbaik dan lakukan yang
terbaik.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kasih, damai sejahtera
Tuhanku Yesus Kristus selalu menyertai setiap saat dan setiap kalian.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan
sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun sehingga
nantinya penulis dapat memperbaikinya.
Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca ataupun pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 28 Februari 2014

Aminus Dolame

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................

iii

HALAMAN MOTTO ...........................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ...........................................................................

viii

ABSTRAK .............................................................................................

ix

ABSTRACT ...........................................................................................

x

KATA PENGANTAR ...........................................................................

xi

DAFTAR ISI .................................................................................. ……

xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................

1

A. Latar Belakang .................................................................

1

B. Batasan Masalah ...............................................................

5

C. Rumusan Masalah ............................................................

6

D. Tujuan Penelitian .............................................................

6

E. Pengertian Variabel dan Definisi Operasional ..................

6

F. Pentingnya Penelitian ........................................................

7

G. Manfaat Penelitian ............................................................

7

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................

10

A. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar ....

10

B. Pemberdayaan Guru ..........................................................

10

C. Penilaian Kinerja Guru .....................................................

12

D. Guru Sebagai Paripurna…… ............................................

14

E. Peningkatan Kemampuan Profesional Guru

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Sekolah Dasar ...................................................................

15

F. Pembinaan Moral Kerja Guru Sekolah ............................

16

G. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah ..................

16

H. Sarana untuk Menetapkan Guru .......................................

17

I. Alat Seleksi Penerima Guru ...............................................

18

J. Sarana untuk Pembinaan Guru ..........................................

18

K. Sarana untuk Pemberdayaan Guru ...................................

19

L. Meningkatkan Kompetensi Guru .....................................

20

1. Kompetensi Pedagogik Guru ........................................

20

2. Kompetensi Profesional Guru .......................................

23

3. Pengertian Kompetensi Kepribadian ...........................

35

4. Kompetensi Sosial Guru ...............................................

40

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................

45

A. Jenis Penelitian .................................................................

45

B. Lokasi Penelitian ..............................................................

46

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................

49

D. Variabel Penelitian ...........................................................

51

E. Sumber Data ......................................................................

52

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................

56

1. Observasi ......................................................................

56

2. Wawancara....................................................................

57

3. Dokumentasi .................................................................

59

G. Teknik Analisis Data ........................................................

60

1. Pengumpulan Data .......................................................

61

2. Reduksi Data .................................................................

62

3. Penyajian Data ..............................................................

62

4. Penarikan Kesimpulan ..................................................

63

H. Keabsahan Data ...............................................................

64

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ..................

67

A. Latar Belakang Sejarah Sekolah Dasar di Daerah
Pedalaman .........................................................................

xv

67

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Sejarah Sekolah Dasar di SD Inpres Jila .....................

67

2. Pada Tahun 1980 Pemerintah Masuk ke Daerah Jila ...

68

3. Pada Tahun 1984 – 1985 Bangun Gedung
Sekolah Dasar ...............................................................

68

4. Latar Belakang Perjalanan Pendidikan
Suku Amungme…………… ........................................

70

5. Pendidikan untuk Suku Amungme di Daerah
Pedalaman Timika…... .................................................

72

6. Pendidikan untuk Anak Muda Amungme
di daerah Pedalaman Timika ........................................

72

7. Profil Guru di Daerah Pedalaman Timika ....................

73

8. Letak Geografis.............................................................

75

9. Tempat Penelitian .........................................................

76

10. Keadaan Murid Sekolah Dasar SD Inpres Jila.............

77

11. Keadaan Guru SD Inpres Jila.......................................

79

12. Keadaan Fasilitas SD Inpres Jila .................................

80

13. Gedung Sekolah Dasar Inpres Jila ..............................

81

14. Perabot Sekolah Dasar Inpres Jila ...............................

81

15. Rumah Guru .................................................................

82

16. SD Inpres di Distrik Hoeya ..........................................

84

17. SD di Daerah Pedalaman Timika.................................

86

B. Daftar Sekolah Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin .....

88

C. Guru Mata Pelajaran .........................................................

95

D. Rencana Program dan Renstra Dinas Pendidikan

BAB V

Kabupaten Mimika ...........................................................

102

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................

108

A. Hasil Penelitian ................................................................

108

1. Profil Guru Sekolah Dasar ............................................

113

a. Kompetensi Pedagogik Guru ...................................

117

b. Kompetensi Profesional Guru ..................................

118

c. Kompetensi Sosial Guru ...........................................

121

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

d. Kompetensi Kepribadian Guru ................................

125

2. Tingkat Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Daerah
Pedalaman Timika Papua ..............................................

126

3. Sekolah Dasar Inpres Jila ..............................................

128

4. Siswa Sekolah Dasar di Distrik Jila ..............................

128

5. Keadaan Siswa SD Inpres Jila ......................................

129

6. Guru Sekolah Dasar Inpres Jila ....................................

130

7. Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar Inpres Jila ............

135

8. Sekolah Dasar Inpres Hoeya .........................................

136

9. Semuanya Berbohong ...................................................

138

10. Kendala Transportasi ...................................................

138

11. Tuntutan Masyarakat Hoeya ........................................

140

12. SD Inpres Bela Alama .................................................

141

13. Sekolah Dasar di Tembagupura ...................................

142

14. SD Inpres Banti Distrik Tembagapura.........................

142

15. Pengaruh Lingkungan Sekolah ....................................

143

16. Budaya Mendulang Emas ............................................

143

17. Kehidupan Masyarakat Kampung Banti .....................

144

18. SD Inpres Tsinga dan SD Inpres Aroanop ...................

146

19. Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan
Kamoro ........................................................................

148

20. Dana APBD untuk Sekolah Dasar ...............................

150

B. Pembahasan ......................................................................

152

BAB VI PENUTUP ...............................................................................

168

A. Kesimpulan .......................................................................

168

B. Saran .................................................................................

174

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1.1 Nama dan Alamat Sekolah di Distrik Jila
Tabel IV.1.2 Data Murid SD Inpres Jila Menurut Kelas dan Jenis Kelamin
Tabel IV.1.3 Data Murid SD Inpres Jila Menurut Agama
Tabel IV.1.4 Daftar Normatif Guru-Guru SD Inpres Jila Tahun 2012/2013
Tabel IV.1.5 Perabot Sekolah di SD Inpres Jila
Tabel IV.1.6 Daftar Sekolah Dasar di Distrik Jila
Tabel IV.1.7 Daftar Sekolah Dasar di Distrik Tembagapura
Tabel IV.2.1 Alamat Sekolah di Distrik Jila
Tabel IV.2.2 Kelas Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.2.3 Alamat Sekolah di Distrik Tembagapura
Tabel IV.2.4 Kelas Berdasarkan Jenis Kelamin Distrik Tembagura
Tabel IV.3.1 Tingka Pendidikan dan Masa Kerja SD Jagamin
Tabel IV.3.2 Masa Kerja Guru di Sekolah Dasar Jagamin
Tabel IV.3.3 Guru Mata Pelajaran di SD Jagamin
Tabel IV.3.4 Masa Kerja Guru Sekolah Dasar Inpres Aroanop
Tabel IV.3.5 Guru Mata Pelajaran SD Inpres Aroanop
Tabel IV.3.6 Guru Mata Pelajaran SD Inpres Banti
Tabel IV.3.7 Data Guru SD Inpres Jila
Tabel IV.3.8 Data Guru Mata Pelajaran SD Inpres Jila
Tabel IV.3.9 Nama Guru Kelas SD Inpres Alama
Tabel IV.3.10 Daftar Guru Mata Pelajaran
Tabel IV.4.1 Pendidikan Anak Usia Dini
Tabel IV.4.2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Tabel IV.4.3 Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang.
Kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada
guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar
dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, agama. Sulit
dibayangkan jika di tengah kehidupan manusia tidak ada seseorang guru,
bekal tidak ada peradaban yang dapat dicatat.
Guru merupakan orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang
yang memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai,
budaya, dan agama terhadap anak didik. Dalam proses pendidikan guru
memegang peran penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di
lemabaga

pendidikan

guru

menjadi

orang

pertama

yang

bertugas

membimbing, mengajar, dan melatih anak didik mencapai kedewasaan. Untuk
memenuhi perkembangan tersebut membutuhkan profesionalitas guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru pengajar dan guru pendidik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
melalui jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Tentang kedudukan
guru dan dosen pasal 2 ayat (1): “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
dengan peraturan. perundang-undangan, di ayat (2) mengatakan bahwa
pengakuan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Prinsip profesionalitas Pasal 7 ayat (1), profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut: memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia; memiliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara keberlanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kompetensi Akademik guru dan Kompetensi Guru
dijelaskan bahwa: "Kualifikasi akademik guru SD/MI,SMP/MTs, dan
SMA/MA minimum diploma empat (D - 4) atau sarjana ( S - 1 )". (BSNP,
2007c: 6). Dalam PMPN ini juga disebutkan "Guru harus menguasai empat
kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Keempat kompentensi ini terintegrasi dalam kinerja guru".(BSNP, 2007c. 8).
Dari hasil sosialisasi pendidikan di daerah pedalaman kabupaten Mimika
Papua tentang profesionalitas guru terdapat beberapa kesenjangan yang sangat
memprihatinkan,

diantaranya

adalah

kurangnya

menguasai

landasan

kependidikan, kurangnya kepekaan terhadap ilmu yang diajarkan, kurangnya
mengenal dan menjiwai siswa, kurangnya teori motivasi belajar siswa, dan
kurangnya pendekatan melalui kultural, tidak melaksanakan tugasnya di
tempat tugas dan banyak hal lagi yang tidak disebutkan di sini yang dilakukan
oleh guru-guru di daerah pedalaman.
Unruk melihat lebih jelas tentang landasan kependidikan dan
keprofesionalan guru, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada
pasal 28, ayat (3) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah
"kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan" pendidikan di pedalaman
Papua, kualitas pendidikan dari tingkat dasar dan pendidikan tingkat
menengah pertama masih harus dibenahi karena sesuai dengan undang-undang
yang dituntut penerapanya tidak sesuai. Faktor yang mempengaruhi terhadap
peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
pertama (SMP), keduanya ternyata kurangnya profesionalisme guru.
Kualitas pendidikan belum seperti

yang diharapkan. Menurut

Sukmadinata (2006:203), "Selain masih kurangnya sarana dan fasilitas belajar
adalah faktor guru. Pertama, guru belum bekerja dengan sungguh-sungguh.

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Kedua, kemampuan profesional guru masih kurang". Menurut Sanusi
(2007:17), "Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek kinerjanya
yang standar, karena ia belum memiliki keahlian dalam isi dari bidang studi,
pedagogik, didaktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial, khususnya
berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antara sesama guru, dan tenaga
kependidikan lain".
Berdasarkan data Dirjen PMPTK bahwa, "hingga 2007 tercatat baru
16,57 persen guru SD berkualifikasi S - 1 dan guru SMP sebanyak 61,31
persen. Di jenjang pendidikan menengah, guru SMA yang berkualifikasi
akademik S - 1) sebanyak 83,34 persen dan SMK sebesar 77, 53 persen".
(Kompas, 11 April 2009). Sesuai data dari Sekretaris BNSP, secara rasional
jumlah guru SD tidak layak mengajar mencapai 609.217 orang atau sekitar
49,9 persen dari seluruh tenaga pendidik di Indonesia". (KOMPAS, 1 April
2009). Sehingga peran seorang guru profesional itu mengenalkan siswa
tentang pintu dunia menuju keberhasilan serta menjawab persoalan yang ada
di dunia pendidikan dan profesionalistas guru akan menciptakan kualitas
peserta didik yang berkualitas dan siap dipakai dalam dunia pendidikan
maupun di dunia bisnis. Dalam hal ini penelitiakan berfokus pada masalahmasalah yang dihadapi oleh masyarakat pedalaman kabupaten Mimika dengan
berdasarkan hasil sosialisasi pendidikan oleh penulis pada tanggal 14 Juli
2011- 3 Agustus 2011. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti akan meneliti
dengan judul penelitian " Analisis Kinerja Dinas Pendidikan Dalam Meningkatkan

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Daerah Pedalaman Kabupaten Mimika
Provinsi Papua Tahun 2012.”

B. Batasan Masalah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di pedalaman
kabupaten Mimika. Faktor-faktor tersebut adalah kebijakan dinas pendidikan,
terkait peningkatan pemberdayaan guru dalam peningkatan kompetensi guru
diantaranya adalah kompetensi pedagogik guru, kompetensi professional guru,
kompetensi sosial guru, dan kompetensi kepribadian guru, serta fasilitas
sekolah, dukungan masyarakat, dukungan pemerintah, pengaruh geografis,
pengaruh lingkungan dan pengaruh transportasi. Tetapi peneliti hanya
menganalisis bagimana pemerintah memperdayakan guru sekolah dasar di
daerah pedalaman dalam tingkat kompetensi untuk menerangi kabutnya
penerapan pendidikan. Peneliti akan meneliti satu variabel saja yaitu tentang
kebijakan dinas terhadap pemberdayaan guru di daerah pedalaman Timika,
dan peneliti akan menyinggung beberapa kompetensi yang harus dimiliki
guru. Tidak ada pembatasan masalah tentang pembentukan profesionalisme
guru sekolah dasar di daerah pedalaman kabupaten Mimika, dan peneliti akan
meneliti

dengan

pendekatan

kultural

apabila

perlu

dilakukan

dan

mengeksplorasi hasil-hasil temuanya dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengambil
rumusan masalah sebagai berikut. Bagimana Pemberdayaan Guru Sekolah
Dasar di Daerah Pedalaman Kabupaten Mimika Papua?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian merupakan hal pokok yang harus ada dan harus
ditetapkan terlebih dahulu, sebelum peneliti melakukan kegiatan penelitian.
Penelitian adalah suatu kegiatan tertentu yang terdiri dari beberapa tahap yang
saling berhubungan satu sama lainnya, dalam memecahkan masalah yang
sedang diteliti. Dalam penelitian yang peneliti lakukan dapat menjelaskan
masalah-masalah yang terjadi di Daerah Pedalaman Kabupaten Mimikia
terkait pemberdayaan guru. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: Untuk menjelaskan bagimana Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan memperdayaakan guru sekolah dasar di daerah pedalaman
Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

E. Pengertian Variabel dan Definisi Operasional
Pengertian pemberdayaan guru adalah upaya yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Mimika
untuk meningkatkan kualitas guru sekolah dasar di daerah pedalaman Timika.
Indikatornya adalah frekuensi pelatihan, penataran, bimbingan teknis, dan

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

penyuluan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan pakar pendidikan
kepada para guru.

F. Pentingnya Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
meningkatkan semangat baru untuk Dinas Pendididikan dan Kebudayaan
Timika dalam memperdayakan guru-guru sekolah dasar di daerah pedalaman
Timika Papua dengan semaksimal mungkin. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah pedalaman Timika secara khususnya, sedangkan pada
umumnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru sekolah
dasar di daerah pedalaman Timika untuk meningkatkan profesionalismenya
dalam mendidik, membimbing dan mengajar sehingga wajah pendidikan di
daerah pedalaman Papua terlihat jelas.

G. Manfaat Penelitian
Dalam kegiatan apapun yang dilakukan oleh seseorang selalu ada
manfaatnya, sama pula dengan peneliti akan melakukan penelitian ini terkait
kebijakan Dinas mempemberdayakan guru sekolah dasar di daerah pedalaman
Timika. Hasil temuanya dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak
yang membutuhkan yaitu diantaranya:
1. Bagi Penulis
Dalam kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan peneliti dibidang penelitian. Dan mampu memecahkan

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

masalah-masalah yang sedang diselidiki objek penelitian yaitu analisis
guru sekolah dasar di daerah pedalaman Timika dan hasil temuanya dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang peduli akan pendidikan
dalam hal ini tentang kondisi pendidikan di seluruh pedalaman provinsi
Papua. Dengan latar belakang ini peneliti memohon agar dapat membantu
dalam hal kegiatan penelitian sehingga dapat memberi informasi kepada
anda yang membutuhkanya.

2. Bagi Fakultas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan
perbandingan bagi mereka yang nantinya melaksanakan penelitian di
Papua dan semoga hasil penelitian ini bisa membantu mereka dalam
penelitian selanjutnya.

3. Bagi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mimika
Papua
Sebagai bahan masukan dalam membuat keputusan-keputusan
tentang penempatan guru, pemberdayaan guru, pengawasan guru, dan
pengontrolan dalam hal profesionalismenya. Karena pemerintah daerah
fakum maka proses pendidikan tidak berjalan baik, sehingga kualitas
pendidikan tidak seimbang antara sekolah-sekolah di kota dan sekolahsekolah di daerah pedalaman Timika.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Bagi Mahasiswa
Penelitian merupakan kegiatan usaha yang menyenangkan dan
membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa yang semangat dalam rangka meraih cita-citanya. Maka,
peneliti yang berkompeten dalam bidang penelitianya pasti memberikan
informasi dan data yang valid. Maka jadilah, peneliti yang professional
serta jadilah peneliti yang memecahkan masalah secara professional pula.
5. Bagi Donatur
Dapat mendorong untuk terus memberikan sumbangan bagi
mahasiswa yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan, melalui kerja
sama pemerintah daerah maupun Lembaga Pengembangan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (LPMAK), kabupaten Mimika untuk dapat
memberi sumbangan dalam hal pembiayaan. Karena adanya bantuan
Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK),
anak-anak muda asal kabupaten Mimika bisa sampai pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi dan salah satunya adalah peneliti, maka yang
perlu perhatikan oleh Lembaga adalah tingkat kompetensi yang dimiliki
oleh mereka. Dalam hal ini lebih khususnya peneliti sendiri karena
penelitian yang peneliti lakukan adalah bagian dari suatu tindakan yang
nyata dan sifatnya membantu, karena peneliti mengangkat tentang
kebijakan Dinas Pendidikan dalam memperdayakan guru sekolah dasar di
daerah pedalaman Timika.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar
Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan pembedayaan tenaga
pengajar (guru) ternyata variasi, tergantung pada cara mempersepsikan dan
memandang apa yang menjadi peran dan tugas pokoknya. Dalam penelitian ini
tugas pokok utama yang dibahas adalah tentang tindakan guru, prilaku guru,
dan bagimana syarat menjadi guru pengajar yang professional atau menjadi
guru pendidik yang professional serta bagimana syarat memperdayakan guru.
Untuk menjadi guru yang professional atau ahli dalam bidang pendidik dan
pengajar perlu dipahami secara seksama bahwa perlu adanya memperdayakan
guru secara kontinyu oleh pemerintah daerah dan orang akhli yang sudah ahli
di bidang pendidikan.

B. Pemberdayaan Guru
Bila peneliti ingin mengangkat masalah pemberdayaan guru pada
dasarnya peneliti ingin mengajukan potret guru. Potret guru ini tentunya tidak
akan tampak baik apabila peneliti gunakan objek guru masa kini dan masa
lampau di daerah pedalaman kabupaten Mimika Papua. Oleh karena itu untuk
menyajikan pemberdayaan guru ini peneliti mencoba bagimana kebijakan
Dinas dalam memperdayakan guru dengan sebenarnya, dan untuk itu
diperlukan pengamatan dan kreaktivitas peneliti untuk mewujudkan gambaran

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

itu. Keutuhan gambaran guru dapat dikonstruksi dari ciri dasarnya. Minimal
pemberdayaan guru memuat tiga komponen dasar, yakni (1) memperdayakan
guru dalam tingkat kompotensi (2) memperdayakan guru dalam segala aspek
kebutuhan sehari-hari.
Guru sekolah dasar di daerah pedalaman kabupaten Mimika, terlihat
kurang efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru pengajar.
Kadang muncul pertanyaan oleh orang tua siswa tentang keberadaan guru yang
statusnya kurang jelas, karena guru-guru yang ditugaskan di daerah pedalaman
tidak melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati. Guru yang ditugaskan di
daerah pedalaman sebagian besar adalah mereka yang sudah berkeluarga tetapi
menjadi masalah dan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap guru yang
bertugas

di

daerah-daerah

pedalaan

adalah

bagimana

meninggalkan

keluarganya di tempat lain dan hanya seorang diri di tempat tugas, apakah
masalah itu tidak mengganggu konsentrasi mengajar guru. Menjadi seorang
guru bukan lagi suatu tugas yang dibebankan kepadanya tetapi suatu pilihan
yang harus dipilih oleh setiap guru. Guru-guru yang sudah dimiliki oleh setiap
sekolah berdasarkan pilihan, maka guru-guru tersebut pasti memiliki hati yang
mengajar, hati yang mendidik, hati yang memotivasi, dan hati yang
mengarahkan, dan sebaliknya bukan guru-guru pilihan dan hanya berdasarkan
kebutuhan yang mendesak, maka menjadi masalah karena guru tidak
menjalankan tugas dengan dorangan hati dan tugas ini sebagai suatu beban.
Sebagai suatu tugas maka tidak ada belas kasih untuk mengajar,
mendidik,

memotivasi,

akhirnya

tidak

11

memanusiakan

manusia

dari

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

keterbelakangan dan ketidaktahuanya tersebut. Maka seorang guru mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mempelajari karakter dan
sifat-sifat orang-orang yang ada di sekitarnnya dengan adanya pendekatan
antoropologis atau pendekatan kultural dengan demikian akan menjawab
pendidikan di daerah-daerah pedalaman ini.

C. Penilaian Kinerja Guru
Untuk melakukan penilaian guru adalah Dinas Pendidikan dan
kebudayaan terkait, tujuan penilaian adalah untuk mewujudkan guru yang
professional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas
layanan yang diberikan oleh para anggotanya. Dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
dikemukakan bahwa “ penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya”. Dalam hal ini,
penilaian kinerja guru bertujuan untuk menemukan secara tepat tentang
kegiatan guru dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya yang akan memberikan kontribusi secara
langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus
membantu pengembangan karier guru sebagai tenaga professional.
Dalam bukanya Isoni (2008: 21-23) menjelaskan profil guru yang ideal
adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi tugas dan
tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah. Tapi, jangan hanya menuntut
pengabdian guru, kesejahteraannya juga patut ditingkatkan. Guru yang ideal
selalu ingin bersama anak-anak didik di dalam maupun di luar sekolah. Bila
melihat anak didiknya menunjukkan sikap seperti sedih, murung, suka
berkelahi, malas belajar, jarang turan ke sekolah, sakit, dan sebagainya, guru
merasa prihatin dan tidak jarang pada waktu tertentu guru harus menghabiskan
waktunya untuk memikirkan bagimana perkembangan pribadi anak didiknya.
Kemuliaan hati seorang guru tercermin dalam kehidupan sehari-hari,
bukan hanya sekedar simbol atau semboyan yang terpampang di kantor dewan
guru. Iri hati, koruptor, munafik, suka menggunjing, suap menyuap, malas dan
sebagainya, bukanlah cermin kemuliaan hati seorang guru. Semua itu adalah
perbuatan tercela yang harus disingkirkan dari jiwa guru professional. Dengan
kemuliaannya, guru rela mengabdikan diri di desa terpencil sekalipun.
Dengan segala kekurangan ada guru berusaha membimbing dan
membina anak didik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
bangsanya di kemudian hari. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,
panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta
memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru harus bertanggung jawab
terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam
kehidupan bermasyarakat.

D. Guru Sebagai Paripurna
Guru sebagai teladan, harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan
profil idola. Seluruh kehidupannya adalah figure yang paripurna. Itulah kesan
terhadap guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat tidak atau
kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara
berlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang
sangat sensitive sekali. Penyatuan kata dan perbuatan dituntut dari guru, bukan
lain perkataan dengan perbuatan, ibarat kata pepatah, "pepat di luar ranting di
dalam". Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu
juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat, melalui
kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan, dan
kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulanya
akan menjadi baku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh
masyarakat.

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

E. Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar
Dalam bukunya Ibrahim Bafadal (2009, 42-43) menjelaskan bagimana
pentingnya peningkatan kemampuan professional guru sekolah dasar dapat
ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, berbagai metode dan media baru
dalam pembelajaran telah berhasil dikembangkan. Maka, sangat penting kalau
setiap guru harus menguasai target yang akan dicapai dalam perkembangan
ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

sehingga

mampu

mengembangkan

pembelajaran yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang
berkualitas tinggi. Kedua, kepuasaan dan moral kerja.
Peningkatan kemampuan professional guru merupakan hak setiap guru.
Artinya, setiap guru pegawai berhak mendapat pembinaan secara kontinu,
apakah dalam bentuk supervisi, studi banding, tugas belajar, maupun dalam
bentuk lainnya. Demikian pula, guru sekolah dasar berhak mendapatkan
pembinaan. Guru sekolah dasar dari swasta berhak mendapatkan pembinaan
professional dari yayasan, sedangkan guru sekolah dasar negeri berhak
mendapatkan pembinaan professional dari departemen atau dinas yang
berwenang. Oleh karena itu, bilamana pembinaan professional dirancang dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, guru sekolah tidak hanya semakin
mampu dan trampil dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya,
melainkan juga semakin puas, memiliki moral atau semangat kerja yang tinggi,
dan berisiplin.

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Pembinaan Moral Kerja Guru Sekolah
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dapat dilaksanakan
dengan baik di sekolah dasar bila mana didukung oleh keberadaan guru yang
produktif dengan melakukan berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan
sekolahnya masing-masing. Moral kerja yang tinggi akan mempertinggi
produktivitas kerja. Ini berarti bahwa seorang guru yang memiliki moral kerja
yang tinggi akan produktif, yaitu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari
hasil kerjanya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

G. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau
kelompok dalam usaha menuju pencapaian tujuan. Kepala sekolah sebagai
pemimpin

pendidikan

pada

setiap

harinya

memiliki

tugas

pokok

mempengaruhi, mendorong, mengajak guru-guru dan staf lainnya agar mereka
bersedia berbuat sesuatu yang dapat menyokong pencapaian tujuan sekolah
sebagai suatu institusi. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah selaku
pemimpin pendidikan ada yang berkenan dengan tujuan sekolah yang hendak
dicapai. Misalnya, mendeskripsikan tujuan institusional sekolah sehingga
mudah dipahami oleh guru maupun staf lainnya dalam melaksanakan kegiatankegiatan yang telah direncanakan, mendorong dan mengawasi pelaksanaan
tugas-tugas yang telah didelegasikannya.
Di samping itu, ada pula tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang
menumbuhkan moral kerja guru-guru maupun staf lainnya. Bentuk operasional

16

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab berakhir ini, misalnya;
a. berusaha memahami karakteristik setiap guru dan staf lainnya berupa
perasaannya, keinginan, pola beipikir, sikap;
b. menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, baik kondisi fisik maupun
sosialnya sehingga mereka betah di sekolah;
c. memupuk rasa kerja sama yang baik antara kepala sekolah dengan guru,
guru dengan guru, maupun dengan staf lainnya, sehingga tercipta suatu
kelompok kerja yang produktif dan kohesif;
d. memupuk rasa ikut memiliki (sense of belonging), rasa adanya peranan
yang cukup penting (sense ofimportence), dan rasa sebagai orang yang
berhasil (sense of achievement), pada setiap diri guru maupun staf lainnya.

H. Sarana Untuk Menetapkan Guru
Mulyasa (2013: 57) Menjelaskan bahwa Uji kompetensi guru yang
dilakukan secara professional dan berkeseinambungan akan menghasilkan
gambaran tentang kondisi guru, terutama berkaitan dengan kompetensi dan
kinerjanya. Hasil uji kompetensi dapat digunakan sebagai sarana untuk
memetahkan kondisi guru yang berada di seluruh wilayah Negara kesatuan
republik Indonesia yang terbesar di berbagai pulau dari Sambaing sampai
Merauke. Adanya standar kompetensi yang jelas dapat mendorong para guru
untuk meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tuntutan masyarakat serta
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

I. Alat Seleksi Penerimaan Guru
Pada saat ini telah banyak calon guru lulusan dari lembaga pendidikan,
baik negeri maupun swasta yang antre menunggu pengangkatan. Banyaknya
lulusan calon guru mengakibatkan perlunya seleksi untuk memilih guru sesuai
dengan kebutuhan. Untuk kepentingan tersebut, perlu ditetapkan criteria secara
umum berkaitan dengan kompetensi-kompetensi dasar yang perlu dipenuhi
sebagai syarat menjadi guru. Kriteria calon guru mupakan pedoman penting
bagi para administrator; dan pemerintah dalam memilih dan menentukan mana
guru yang diperlukan untuk sekolah tertentu. Kriteria ini akan mendorong para
calon guru untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya dengan hasil di
atas standar. Jika, uji kompetensi ini digunakan secara professional dalam
penerimaan guru baru, akan sangat membantu peningkatan kualitas pendidikan
akan terjaring guru-guru yang kompeten dan siap melaksanakan tugasnya
secara kreaktif, professional, dan menyenangkan.

J. Sarana untuk Pembinaan Guru
Untuk memperoleh guru yang baik dan ideal seperti yang diharapkan
para peserta didik, perlu ditetapkan jenis kompetensi yang perlu dipenuhi
sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya
syarat yang menjadi kriteria calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi para
guru admini