Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor

(1)

STRATEGI KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

DI SMP AL-SHIGHOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: DEDE ANIK FH NIM. 106018200744

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Nama NIM

Fakultas/Jurusan Judul Skripsi

Dede Anik FH.

r0601 8200744

FlTl?Kependidikan Islam Manaj emen Pendidikan

Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di SMP Al Shiehor

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang penuiis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Flidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya penulis, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(3)

* LEMBAR PENGESAIIAN

STRATEGI KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP AL-SHIGHOR

SKRIPSI

, Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh: Dede Anik FH NIM. r060t8200744

Drs. Rusvdv Zakaria. M. Ed. M. Phil NIP. 19560530 198503 1002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JIJRUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

X'AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

20ll Pembimbing:


(4)

106018200744, telah diujikan pada tanggal 16 September 2011 dan telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata (Sl) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 20 September 2011

Panitia Munaqosah,

Tanggal Tanda Tangan Ketua

Drs. Rusydy Zakaria. M. Ed. M. Phil NIP. 19560530 198503 | 002

Sekretaris

Drs. Mu'arrif SAM. M.Pd NIP. 19650717 199403 1 005

Penguji I

Drs. Akbar Zainudin. MM

Penguji II

Drs. Mu'arif SAM. M. Pd NIP. 19650717 199403 I 005

4/-rr

,t /u lru

:4i'!\

Mengetahui,


(5)

*

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Strategi Kepala Sekolalah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor", yang

disusun oleh Dede Anik FH. 106018200744, Program $tudi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya

oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 14 Agustus 2011'

Jakarta, 14 Agustus 2011 Dosen Pembimbing'


(6)

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor, “Ma’had Al-Shighor Al-Islamy Al-Dauly”, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, 45182

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang didukung pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah: Ketua Yayasan, Kepala sekolah, 4 orang guru, komite sekolah, dan 2 orang wali murid. Jawaban wawancara tersebut diklasifikasi dan dikategorisasikan berdasarkan aspek dimensi masalah selanjutnya dianalisis serta diinterpretasikan secara deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa strategi peningkatan kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMP Al-Shighor menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai upaya atau langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya ; pembinaan kinerja guru melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mikro teaching; pembinaan disiplin guru melalui penerapannya yang bersifat konstruktif; pengendalian dan pengawasan melalui rapat evaluasi kerja mingguan; motivasi & penghargaan

berupa beasiswa pendidikan, short course ke pare dan parwisata religi/ziaroh wali songo gratis setiap tahunnya; serta penanaman komitmen dengan menerapkan tujuh komitmen sebagai upaya mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai dengan arah-arah dan tujuan pendidikan.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia serta ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al- Shighor”. Semua berkat ke-Maha Pengasih dan ke-Maha Pemurah-Nya bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu.

Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada sang reformis islam, seorang manusia pilihan yang menjadi teladan bagi umat manusia yakni Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan ummatnya yang selalu istiqomah di jalannya.

Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Akibat berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan .

Penulis juga sangat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini, banyak sekali pihak yang telah membantu baik secara materil maupun moril. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.,

2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam yakni Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini,

3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, Drs. Mu'arif SAM, M.Pd sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan-arahan, nasihat dan motivasi kepada penulis,


(8)

serta staf- staf lainnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, sehingga penulis mendapatkan informasi yang berkaitan dengan skripsi ini,

5. Seluruh dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas ilmu dan wawasan yang diberikan selama penulis belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

6. Ayahanda KH. Syarhani serta Ibunda Hj. Maslukhah, yang selalu memberikan kasih sayang dan senantiasa mendukung secara moril maupun materil, yang selalu mendo’akan penulis di sela-sela sujudnya ketika sholat dan mendo’akannya disetiap waktu, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Robbighfirlii wa li walidayya warhamhuma kama robbayani shoghiro. Amin..,

7. My beloved hubby-Que, Muhammad Syauqi, S.Si, yang selalu ada untuk membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mohon maaf dan ridlo pada suamiku tercinta, karena dalam hal penyelesaian skripsi ini terkadang menyita waktumu dan mengurangi tugas saya sebagai seorang istri. Beribu-ribu ucapan terima kasih, cinta dan sayang untuk suamiku.

8. Kakak-kakakku yakni Hj. Muslikhah, Hj. Khofifah, Imam Syaikhu, Bisyri Musthofa, Rizki Hisyam Mamnun, Hj. Arofah Al Munawaroh, dan Maghfuroh Aprilia beserta semua kakak iparku yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi. Juga Adiku tercinta Indana Zulfa yang memberi do’a dan kecerian buat penulis,serta keponakan-keponakanku yakni Euis Kholilah, Ikhya Ulumuddin, Muhibbah El Lubabah, M. Wildan, Adelia Tahta Alfina, Helwa auliyah, Balqis Syahira, Najma Ravelah, M.rafi hilmy, My Special nephnew M. Kevin Ulumul Fuady (Dede Alit), serta selamat datang sebuah kehidupan baru buat 2 kepoanakan baruku baby Davina Imtiyaz


(9)

iv

dan M.Labib Husain yang menambah warna keceriaan dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Yayu dan adik-adik iparku yakni Naili Hanani, Romzi Ahmad, Najhah Barnamij, Nida Istiqomah, Syarifah Ro’fah, Rofat Hamzi, Nuvi Nurul Afiyah, Syafri Ilman yang senantiasa member warna dalam menjalani kehidupan baru sebagai Istri.

10.Sahabat-sahabat Kampusku Indah Syifa, Dewi Purwati, Eka Setiawati, Budi Kurniawan, Agus Saepullah yang senantiasa menjadi tempat curhat dari semester pertama sampai lulus di kampus sekaligus memberikan masukan-masukan serta berbagi dalam proses penulisan skripsi ini, Teman-teman KI-MP angkatan 2006 terima kasih kalian sudah memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus. Terutama “petualangan-petualangan” kita yang tidak bisa dilupakan, yang terekam dalam memori

11.Sahabat-sahabat Terbaikku yakni Siti Syofah, Nurafiyah, Ade Wila, Fitriah ramdani, Siti Maryam, yang selalu setia menemani penulis dalam suka duka,dan terimakasih Kosan Sakinah yang selalu terbuka dikala penulis membutuhkan tempat persinggahan.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang turut memberikan dukungan dan do’a dalam proses penulisan laporan skripsi ini.

Hanya Allah yang dapat membalas jasa dan kebaikan Antum sekalian, semoga mendapat ganjaran kebaikan yang berlipat dari Allah SWT. Amin. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi pembaca.

Jakarta, 31 Juli 2011


(10)

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ………...…….………...………..vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Maanfaat Penelitian ... 10

BAB II KERANGKA TEORI A. Kinerja Guru ... 11

1. Pengertian Kinerja Guru ... 11

2. Kompetensi Guru ... 15

3. Peran dan Tugas Guru ... 18

4. Tanggung Jawab Keguruan ... 20

5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru ... 21

B. Peningkatan Kinerja Guru ... 22

1. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Guru... 22

2. Strategi Peningkatan Kinerja ………...………. 24


(11)

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian dan Tempat Penelitian ... 32

B. Pendekatan dan Metode Peneliti ... 32

C. Sumber Data Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………....…..….... 37

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Al-Shighor ……….…. 37

2. Visi dan Misi SMP Al-Shighor ………...…………. 39

3. Sistem Pendidikan ………...….. 39

4. Jenjang Pendidikan ………...………....… 40

5. Keadaan Guru dan Siswa Al-Shighor ……...…...… 41

6. Sarana dan Prasaran ………... 43

7. Proses Pembelajaran ………... 44

8. Kekhususan Pendidikan Ma’had Al-Shighor …..…....…. 44

9. Kerjasama dengan Instansi Terkait ………....….. 45

10.Kurikulum ………....…… 45

11.Evaluasi dan Prestasi yang Telah Dicapai ………...….. 45

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran-Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA …...86


(12)

Tabel 2. Nama-nama Guru ……...………... 41

Tabel 3. Keadaan Siswa ... 42

Tabel 4. Sarana dan Prasarana ………... 43

Tabel 5. Prestasi Belajar Siswa …………..…………...……….. 46

Tabel 6. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) …….. 47

Tabel 7. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor ………..……. 49

Tabel 8. Minat guru sebagai tenaga pendidik ... 50

Tabel 9. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar ….………... 52 Tabel 10. Penggunaan metode pembelajaran ………...…………. 54

Tabel 11. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) ... 55

Tabel 12. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) ... 56

Tabel 13. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) ……… 57

Tabel 14. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, dan menggali potensi anak didik) ………. 60

Tabel 15. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah … 61 Tabel 16. Strategi peningkatan kinerja guru ……….. 62 Tabel 17. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat

pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar) ...

64


(13)

viii

pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas ... Tabel 19. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan

kedewasaan) ... 67

Tabel 20. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan ……….. 69

Tabel 21. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) ... 70 Tabel 22. Pemeriksaan daftar hadir guru ………... 72

Tabel 23. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas ... 72

Tabel 24. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan ... 74

Tabel 25. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja ... 75

Tabel 26. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah ……… 77

Tabel 27. Kemitraan/ kerjasama ma’had ………... 78


(14)

Lampiran 2. ... Hasil Wawancara

Lampiran 3. ……… Struktur Organisasi SMP Al-Shighor

Lampiran 4. .…..…. Surat Permohonan Dosen Pembimbing

Lampiran 5. ...…... Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 6. ...…... Surat Izin Penelitian

Lampiran 7. ... Surat Pernyataan Telah Mengadakan Penelitian


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rupert C. Lodge bahwa pengertian luas pendidikan “life is education, and

education is life” akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya.1

Secara umum, esensi tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu mampu menyumbang bagi panyempurnaan msyarakat itu sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita, terutama yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi, demikian pesatnya sehingga “bekal” pendidikan yang diterima orang tua tidak akan memadai bagi anak-anak kita, sebab mereka harus menghadapi dunia yang

1


(16)

pada hakikaynya telah berbeda karakternya apabila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.2

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan prosees belajar mengajar.

Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendididkan nasional Bab 1 (1) disebutkan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Dalam hal ini kemampuan untuk mencetak manusia yang unggul dan berakhlak mulia sangat ditentukan oleh seorang guru. Guru merupakan salah satu unsur manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia.

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumber-sumber daya manusia atau tenaga kerja indonesia dalam jumlah yang besar tersebut dapat ditingkatkan mutu dan pendayagunaanya.4 Guru merupakan aset dan sumber daya terbesar dalam dunia pendidikan, karena sekolah akan menghasilkan keluaran yang sangat bagus apabila sekolah tersebut memiliki

2

JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet .VII, 1999) h.9

3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,

(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003) h.2

4

E.Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,(Jakarta:Bumi Aksara, Cet.III, 2009) h.87


(17)

3

guru yang sangat produktif dan begitupun sebaliknya apabila sekolah tersebut memiliki guru yang tidak produktif akan mengakibatkan outputnya tidak dapat relevan dengan tujuan pendidikan.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005) tentang guru dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6 disebutkan bahwa :

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

Dalam memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang semakin ketat di segala bidang kehidupan, maka salah satu tujuan Pendidikan nasional dirancang agar dapat mewujudkan manusia Indonesia yang handal, mandiri, dan mampu bersaing di arena global. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan orang untuk terus belajar. Terlebih bagi seorang guru yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar peserta didiknya. Oleh karena itu, kemampuan mengajar seorang guru harus senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui pembinaan dan pelatihan dalam menyusun rencana pembelajaran yang benar.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang betugas membimbing dan membina generasi muda untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh dengan tantangan dan perjuangan hidup yang gigih. Pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu yang diterima dari sekolah belum merupakan jaminan bagi peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat sesuai dengan yang dicita-citakan.6 Hal ini dapat disebabkan dalam menempuh proses pendidikan di sekolah terkadang banyak kendala dan masalah yang

5

Undang- Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.(Jakarta : DPR RI, 2005)

6

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, Cet.XIII, 2004) h.184.


(18)

muncul. Salah satunya adalah kinerja guru yang belum maksimal dalam mendidik peserta didiknya di sekolah.

Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tiga fungsi, yaitu sebagai pendidik, pengajar/pelatih, dan pembimbing. Secara umum, tugas pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta didik, sebagai pengajar/pelatih adalah melaksanakan pembelajaran, dan sebagai pembimbing adalah menyelaraskan perkembangn peserta didik.7 Konsep pendidik mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, nonformal, maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal, sehingga guru mencapai suatu tahap kedewasaan tertentu.8

Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi. Dalam dunia pendidikan, guru adalah sumber daya yang nyata, maka sumber daya guru inilah yang dapat memberikan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi kepada peserta didik. Sumber daya guru pun secara normal tidak akan produktif jika tidak diarahkan dan dikelola dengan baik melalui organisasi yang sistematis. Maka pemberdayaan dan pengorganisasian guru dalam suatu aktivitas tertentu menjadi suatu keharusan bagi setiap lembaga pendidikan.

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Ketrampilan penguasaan proses belajar mengajar ini sangat erat kaitannya dengan yugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru sebagai pengajar, secara sempit dapat diinterpretasikan sebagai pembimbing atau fasilitator belajar siswa. Guru sebagai pendidik, mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran, tetapi

7

Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009), h.286.

8

Mengenai Konsepsi Pendidikan dapat dilihat pada Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam,


(19)

5

menjangkau etika dan estetika perilaku siswa kelak dalam menghadapi tantangan kehidupan masyarakat.

Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planning)

pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur, seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi hasil belajar.9

Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak guru yang belum menguasai materi ajar yang akan disampaikannya didalam kelas, hal ini mengakibatkan ketidaksiapan guru dalam mengajar, jelas ini merupakan masalah yang harus dihilangkan dalam pendidikan.

Metode mengajar, adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar. Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar.10 Seperti yang dikatakan oleh S.Nasution bahwa dalam mencegah kebosanan dalam mengajar bahwa, banyak kritik ditimbulkan oleh strategi mengajar yang tidak serasi, yang tidak menggunakan alat dan sumber belajar-mengajar secara kreatif. Sekolah dan perguruan tinggi terlampau dikuasai oleh metode ceramah.11

Pemilihan metode sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran, metode yang tepat digunakan dalam pengajaran akan menghasilkan tujuan belajar mengajar yang efektif dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dan sebaliknya kesalahan mennggunakan metode akan menghasilkan tujuan belajar mengajar yang tidak sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Terlihat dalam kenyataanya, metode ceramah masih menjadi metode yang paling sering dipakai para guru. Hampir dalam segala keadaan metode

9

Gunawan Undang, Cucu Komara, Deden Suhendar, Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar (Bandung: Cv. Siregar tengah, Cet 1,1996) h.1

10

JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet .VII, 1999), h.3

11


(20)

ini dianggap paling mudah bagi seseorang untuk menyajikan secara lisan. Hal ini harus diperhatikan oleh guru, kesalahan dalam pemakaian metode akan mengakibatkan kurang tepat sasaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pada kenyataannya guru tidak dengan mudah menjalankan tugasnya dan mengembangkan potensi dirinya karena dihadapkan oleh berbagai masalah dalam kehidupannya serta kurangnya fasilitas yang diberikannya dalam mengajar sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa tidak disertai dengan persiapan-persiapan secara matang, apalagi menambah wawasan dan pengetahuan dari sumber lain sehingga akan memunculkan kinerja para pendidik yang tidak produktif.

Masalah lain yang timbul yaitu masih banyak guru yang belum optimal dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya masih banyak guru yang belum membuat rencana pelaksanaan pembelajarn (RPP), ketidakcocokan dalam penggunaan metode mengajar, serta ketidaksiapan guru dalam mengajar.

Mengajar bukanlah tugas sederhana, ia menuntut profesional. Aktifitas mengajar adalah sangat urgen sebab ia berkaitan dengan upaya mengubah, mengembangkan, dan mendewasakan insan didik.12 Oleh karena itu guru dalam mengajar dituntut untuk bekerja secara profesional diantaranya yaitu dengan keidisiplinan dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Kedisiplinan sangat penting dalam proses pembelajaran.

Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.13

12

Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran (Jakarta:PT Rineka Cipta,Cet II, 2004) h. kata pengantar

13Tulus TU’U,

Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta; PT.Grasindo, 2004) h.37


(21)

7

Meskipun kedisiplinan sangat penting namun masih saja ada sebagian guru yang melanggar kedisiplinan tersebut misalnya terlambat masuk kelas, melalaikan tugas kependidikan mungkin ini dilatar belakangi oleh lingkungan diluar sekolah (keluarga) bagi guru yang telah berkeluarga dan karena sekolah ini terintergrasi dengan pondok pesantren, mereka juga berkewajiban mengurusi kegiatan diluar sekolah (pondok pesantren).

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal diharapkan mampu mengantarkan peserta didiknya menjadi tunas bangsa yang cerdas, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) ditambah dengan keimanan dan ketaqwaan (Imtak) serta berwawasan dan dapat memecahkan masalah (Problem Solving) yang sedang dihadapi bangsa kita.

Kepala Sekolah yang profesioanl tak terlepas dari paradigma kepemimpinan pada umumnya. Banyak hal yang harus dikuasai dan dipahami dengan berbagai pendekatan dan strategi. Kepala Sekolah menjadi figur sentral dan harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan. Bukan hanya karena lamanya pengabdian, namun ide-ide cemerlang diperlukan untuk mempersiapkan kader bangsa melalui penggodogan pendidikan di lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Jadi sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah harus dapat menangkap misi dan visi masa depan sekolah.

Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar kepada bangsa ini bukan hanya sekedar untuk kepentingan bisnis semata. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi lembaga pendidikan diantaranya adalah strategi yang dilakukan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah.

Kepala sekolah sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah. Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin yang siap bekerja keras untuk dapat memajukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Faktor lain yang berperan mempengaruhi pendidikan adalah kinerja guru yang berkualitas. Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar


(22)

terhadap pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar mengajar. Kita tentunya ingin mempunyai guru yang berkualitas dengan kinerja yang bagus dan bertanggung jawab.

Secara etimologis supervisi (pembinaan guru) diartikan melihat dari atas, maka praktek-praktek supervisi lebih banyak mengarah ke inspeksi, kepenilikan dan pengawasan.14 Supervisi memiliki pengertian yang luas, supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.15

Demikian penting peningkatan kinerja guru, namun kadang karena tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah sehingga timbul rasa kurang diperhatikan dari pihak guru oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Bukan hanya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, namun kepala sekolah juga harus memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja guru.hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan guru dalam melaksanakan tugas serta mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang dimiliki para guru.

Secara umum, pembinaan guru atau supervisi bertujuan untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, melalui usaha peningkatan profesional mengajar, menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang

14

Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h. 10.

15


(23)

9

masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bilamana diperlukan dengan menunjukan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki sendiri.16 Maka sekolah perlu senantiasa melakukan peningkatan kinerja para gurunya dengan menerapkan strategi yang tepat demi terciptanya iklim organisasi yang produktif.

SMP Al-Shighor merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Cirebon selalu memberikan pembinaan terhadap kinerja para karyawannya. Dengan adanya pembinaan tersebut, para karyawan khususya guru yang menjadi andalan dalam mengembangkan anak didiknya selalu meningkatkan profesionalisme kerja. Oleh sebab itu, untuk mencapai kompetensi dan produktivitas seorang guru perlu dibina melalui berbagai pelatihan dan pembinaan di sekolah.

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Strategi Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurang optimal guru dalam mengajar 2. Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar 3. Ketidaksiapan guru dalam mengajar 4. Lemah penguasaan metode mengajar

5. Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah 6. Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembatasan masalah dalam skripsi ini terarah maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kurang optimal guru dalam mengajar b. Lemah penguasaan metode mengajar c. Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah

16


(24)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatan kinerja guru di SMP Al-Shighor?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai strategi peningkatan kinerja guru.

b. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk mengembangkan strategi peningkatan kinerja guru.

c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang strategi peningkatan kinerja guru.


(25)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja diartikan beragam oleh para ahli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.1 Wibowo mengungkapkan bahwa kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.2

Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara merumuskan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.3

Dari beberapa pengertian di atas, bahwa Kinerja dapat diartikan dengan kemampuan kerja, aplikasi kerja dan hasil kerja yang dicapai dan diperlihatkan oleh individu ataupun kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan.

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4, h. 570.

2

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Ed. 1 h. 2.

3

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


(26)

Dengan kata lain, guru sebagai salah satu komponen penting dalam sebuah lembaga pendidikan, diharuskan memiliki potensi mumpuni sesuai dengan profesinya sebagai guru, lalu ia juga harus mampu menyampaikan dengan baik semua potensi yang dimiliki dalam bentuk pendidikan dan pembelajaran, sehingga hasil dari keduanya dapat terlihat dan dirasakan oleh peserta didik. Berbicara tentang kinerja sangat erat kaitannya dengan apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan pruduktivitas sekolah bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.4

2. Kompetensi Guru

Johnson menyatakan dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya bahwa:”Competency as rational performance which satisfactirily meets the objective for a desired condition”(Charles E.Johnson,1974). Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukann oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan.5

Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut harus di dasarkan pada setiap kompetensi yang dimiliki. Gordon dalam bukunya E. Mulyasa menjelaskan aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

4

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9 h. 135-136

5

Wina Sanjaya.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, Cet V, 2006), h.17-18


(27)

13

a) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

b) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

c) Kemampuan (skill); adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

d) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

e) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.

f) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.6

Dari kompetensi guru di atas, kita dapat melihat bahwa guru harus mempunyai kompetensi berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat untuk mendidik anak dengan sebaik mungkin. hal ini agar anak didik dapat menyerap informasi atau ilmu dengan baik.

6

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.


(28)

Menurut Muhibbin Syah, sebagaimana dikutip Pupuh Fathurrohman, ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu :

a) Menguasai bahan

b) Mengelola program belajar mengajar c) Mengelola kelas

d) Menggunakan media atau sumber belajar e) Menguasai landasan-landasan kependidikan f) Mengelola interaksi belajar mengajar

g) Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran

h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.7

Kompetensi guru yang disampaikan di atas, memberikan pandangan tersendiri bahwa tidak mudah menjadi seorang guru yang profesional dan mumpuni di bidang profesinya masing-masing. Seorang guru selain kemampuan materi ajarnya, juga harus memiliki kemampuan metode penyampaian materi dengan baik. Selain itu juga sorang guru harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik kepada murid maupun atasan dan teman kerja di sekolah. Dari kompetensi yang dimiliki dan aplikasi yang dilaksanakan, maka guru akan memberikan kinerja yang baik terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Dari beberapa pendapat diatas, penulis mengkategorikan kedalam dua kompetensi, pendapat yang pertama adalah kompetensi yang menekankan pada aspek lahiriah manusia dalam proses mencapai sebuah keberhasilan. Sedangkan pendapat yang kedua adalah bentuk aktualisasi kompetensi lahiriah manusia yaitu sebagai seorang guru dalam mencapai sepuluh dasar kompetensi tersebut. Jadi, dengan keenam potensi yang telah dimiliki

7

Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 45-46.


(29)

15

manusia secara lahiriah tersebut (pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat), seorang guru selanjutnya dapat mencapai kesepuluh kompetensi dengan mudah untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Namun, Wina Sanjaya mengkategorikannya ke dalam tiga kompetensi, yaitu: kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah kompetensi yang condong pada kompetensi yang disebutkan oleh Gordon. Sedangkan kompetensi profesional adalah seperti halnya sepuluh dasar kompetensi yang disebutkan oleh Muhibbin. Dan Wina menambahkan satu kompetensi guru yang berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial, yaitu kompetensi sosial kemasyarakatan, meliputi; Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan, dan kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara kelompok.8

3. Peran dan Tugas Guru

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

a. Peran guru dalam proses belajar-mengajar 1) Guru sebagai demonstrator

Dalam perannya sebagai demonstrator, guru senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangant menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

8

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan..., h.18-19.


(30)

2) Guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagi lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan danmenggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif

4) Guru sebagai evaluator

Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang dapat diperoleh melalui


(31)

17

evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan tolak ukur untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus-menerus ditingkatkan untuk memperolah hasil yang optimal.

b. Peran guru dalam administrasi

Dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi seorang gurudapat berperan sebagai berikut.

1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.

2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.

3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru harus bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.

4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. 5) Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar,

gurupun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.

6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri anggota masyarakat yang dewasa.

7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.

c. Peran guru secara pribadi

Dilihat dari dirinya sendiri (self oriented), seorang guru harus berperan sebagai berikut.


(32)

1) Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya.

2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus-menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pendidikan.

3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid disekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga guru berperan sebagai orang tua dari siswa-siswanya.

4) Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma – norma tingkah laku.

5) Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas didalamnya.

d. Peran guru secara Psikologis

Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut. 1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan

yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. 2) Seniman dalam hubungan antarmanusia, yaitu orang yang mampu

membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnay dalam kegiatan pendidikan. 3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan. 4) Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam

menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu).


(33)

19

5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa (Dr.Moh.Surya, Dr.Rohman Natawidjaja,1994:6-7).9 Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa peran guru diatas apabila dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan komitmen, maka akan memajukan sekolah dengan keprofesionalannya dalam mendidik anak.

Uzer membagi tugas guru ke dalam tiga tugas : tugas yang berkaitan dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.

a) Profesi, meliputi :

- Mendidik, berati meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup - Mengajar, yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi

- Melatih, yakni mengembangkan keterampilan dan penerapannya b) Kemanusiaan, meliputi

- Sebagai orang tua kedua bagi siswanya

- Menarik simpati dan perhatian siswa dari semua lapisan masyarakat - Memotivasi siswa dan mentransformasikan diri kepada siswa. c) Kemasyarakatan

- Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang bermoral pancasila

- Mencerdaskan bangsa Indonesia. 10

Bila kita cermati tugas-tugas diatas, tugas guru begitu berartinya bagi seluruh kehidupan ummat manusia, yakni dengan melihat tugas-tugasnya dari mulai lingkungan yang terkecil yaitu bagi dirinya, kemudian antar manusia, bahkan sampai tugasnya bagi bangsa dan negara.

Sedangkan tanggung jawab seorang guru bukan hanya dilihat dari peran dan tugasnya saja akan tetapi juga dalam kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Dimana Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003

9

Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya. Cet.IX, 1995) h.9-13

10


(34)

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menyebutkan :

a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.11

Dengan memperhatikan tugas, peran, serta kewajiban guru, begitu kompleks beban dan tanggung jawab guru, apabila serangkaian peran, tugas dan kewajiban tersebut dilaksaknakan dengan baik, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

4. Tanggung Jawab Keguruan

Dalam tanggung jawabnya, tugas utama seseorang guru ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, oleh sebab itulah tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru.

Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai pengetahuan dan pengalihan pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan.

Tanggung jawab guru juga dalam membentuk kepribadian siswa hendaknya seperti apa yang dikemukakan oleh DR. Zakiah Darajat, bahwa setiap guru sepatutunya mengetahui dan menyadari betul bahwa kepribadiannya yang tercermin dalam berbagai penampilan, ikut menentukan

11

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003) h. 18-19


(35)

21

tercapai tidaknya tujuan pendidikan pada umumnya, dan tujuan lembaga pendidikan tempat ia mengajar khususnya.

Demikian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa beberapa tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar yaitu : membimbing, melatih atau menggali potensi, serta membentuk kepribadian siswa.

5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru

Dalam setiap peningkatan kinerja guru, kepala sekolah harus selalu siap pada masalah-masalah yang akan dihadapi. Piet A. Sahertian mengelompokan masalah-masalah guru menjadi dua :

a. Masalah-masalah umum yang dihadapi dalam tugas mengajar dan mendidik yang mencakup :

1) Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat ke dalam bahasa belajar-mengajar.

2) Membantu guru-guru dalam meningkatkan program belajar-mengajar. a) Membantu dalam merancangkan program belajar-mengajar.

b) Membantu dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. c) Membantu dalam menilai proses dan hasil belajar-mengajar.

b. Masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Masalah-masalah itu antara lain :

1) Membantu guru dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan tiap mata pelajaran.

2) Membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah pribadi

(personal problem).

3) Membantu guru dalam menghadapi masalah khusus di tiap tingkat mulai dari SD sampai di SMU.12

Permasalahan guru di atas, merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh guru dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah sebagai teman kerja guru, harus mampu mengarahkan dan membina guru yang masih memiliki kendala dalam pengajaran dan pembelajaran.

12

Piet A. Suhertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. 1 h. 130-131.


(36)

B. Peningkatan Kinerja Guru

1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Guru

Abraham H. Maslow, mengemukakan bahwa ”man is waiting being -he always wants, and lie wants more. This process is unending. A satisfied needs is not motivator of behavior. Only unsatisfied need motive behaviour. Man’s need are arrange in a series of level (Orang adalah makhluk yang berkeinginan -ia selalu ingin dan ingin lebih banyak. Proses ini tiada mengenal henti. Suatu kebutuhan yang telah memuaskan tidak menjadi motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpuaskan menjadi motivator perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dan berjenjang).13

Maslow dalam teori hirarki kebutuhan, menurutnya motivasi dan kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh lima kategori kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara. Kebutuhan ini juga dapat mempengaruhi kinerja guru. Jika guru sudah merasa aman akan kebutuhan yang sifatnya mendesak ini, maka guru tinggal memikirkan hal yang lain yang lebih bermanfaat bagi tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru.

Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang. Kebutuhan ini juga sangat mempengaruhi kinerja guru, seorang guru yang merasa tidak tenang akan keterpenuhannya tempat tinggal dan perlindungan tindak sewenang-wenang, maka pikirannya tidak terfokus pada kerja dan profesionalnya, melainkan ia akan memikirkan keamanan dan kenyamanan di tempat ia bekerja.

13


(37)

23

Kebutuhan kasih sayang (belongingnesss and love neeeds). Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lainnya, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat, misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain. Seorang guru harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari lingkungan di tempat ia bekerja, jika perhatian dan kasih sayang tersebut telah diberikan, maka ia akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs). Kebutuhan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat penghargaaan atas apa-apa yang dilakukannya. Guru yang merasa dihargai akan hasil kerjanya, maka dia akan merasa nyaman dan lebih giat lagi untuk mendidik anak didiknya.

Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik. Misalnya pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan. Seorang guru akan merasa bangga ketika pendapat dan masukannya serta karya seorang guru dapat diterima dan diindahkan oleh sekolah. 14

Kelima faktor tersebut juga sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru di sekolah. Kepala sekolah, sebagai pimpinan tertinggi pada struktur organisasi sekolah seyogyanya dapat memenuhi kelima aspek kebutuhan tersebut, sehingga guru dapat meningkatkan produktifitas kerjanya dengan aman, nyaman, serta lebih giat lagi.

14


(38)

2. Strategi Peningkatan Kinerja Guru

Upaya peningkatan kinerja guru oleh kepala sekolah harus dilaksanakan dengan strategi yang matang. Mudrajad Kuncoro mengemukakan bahwa strategi adalah ”sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya”.15 Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia ”Strategi adalah Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.16

Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa strategi merupakan sebuah langkah dalam mencapai kesuksesan organisasi, hal ini untuk mencapai suatu target atau sasaran yang telah ditetapkan melalui proses penganalisaan terhadap lingkungan.

Menurut pengertian di atas, maka kepala sekolah harus memiliki pilihan-pilihan keputusan tentang cara terbaik untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada guna mencapai misi dan tujuan organisasi.

Secara umum pimpinan di sebuah organisasi khususnya kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan sekolah akan sumber daya manusia (guru). Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu mengembangkan sikap profesional guru agar mempunyai inisiatif sendiri dalam mengembangkan potensi dirinya atau dalam melaksanakan tugasnya tanpa instruksi terlebih dahulu dari kepala sekolah. Lalu untuk pengembangan sumber daya manusia kepala sekolah juga dituntut mampu melakukan komunikasi dan kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan.

Strategi kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (guru). Castetter memberikan dua macam strategi guna peningkatan sumber daya manusuia,

15

Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meriah Keunggulan Kompetitif?, (tt.p.: Erlangga, 2006) h. 12

16

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4, h.1092


(39)

25

sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional yaitu Strategi umum dan Stategi khusus.

Dalam strategi umum Castetter membagi kedalam tiga bagian diantaranya:pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan profesional, serta kerjasama dunia pendidikan dengan perusahaan perlu terus-menerus dikembangkan (terutama dalam memanfaatkan perusahaan untuk laboratorium praktek dan objek studi).

Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan yang lebih efektif. Strategi tersebut berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan prajabatan calon tenaga kependidikan, rekrutmen dan penempatan, pembinaan mutu tenaga kependidikan, dan pengembangan karier.

Strategi khusus meniscayakan kepala sekolah untuk membuat pilihan-pilihan keputusan untuk kesejahteraan guru, pengembangan karier dan pendidikan guru, rekrutmen dan penempatan, dan pembinaan guna peningkatan mutu guru di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mempunyai pilihan-pilihan yang tepat, efektif dan efisien sehingga misi dan tujuan organisasi tercapai dengan baik. 17

Berdasarkan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah dalam mengembangkan sumberdaya manusia yang ada dilingkungan sekolah khususnya guru harus melaksanakan strategi-strategi tersebut dalam perencanaan dan kebijakan yang dibuatnya.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di sebuah institusi pendidikan, di antara strategi yang dapat di lakukan oleh kepala sekolah adalah dengan cara melakukan pembinaan terhadap kinerja guru, melakukan pengawasan (supervisi)

17

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2007), h. 128-130


(40)

terhadap kinerja guru, mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil kerja (kinerja) guru.

a. Pembinaan Kinerja Guru

Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia, pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.18

Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto dalam bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah

mengartikan pembinaan atau pengembangan guru yaitu pengembangan profesi guru sebagai usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.19

Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembinan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, pembina, ketua yayasan, pengawas dan instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu juga kegiatan pembinaan guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan, yaitu dengan keaktifan dan kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri guru yang bersangkutan.

Ali Imron mengelompokkan pembinaan guru menjadi tiga macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara program pengajaran di kelas; Kedua, kemampuan guru dalam hal menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik; Ketiga, memperbaiki situasi belajar anak didik.20

Dalam hal Pembinaan kemampuan guru dalam memelihara program pengajaran di kelas, kepala sekolah harus mengetahui dan memahami

18

Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993) h. 9.

19

B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta Bina Aksara, 1984) h. 147.

20


(41)

27

tahap proses pengajaran sehingga dapat membantu kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran kepada guru-guru. Selanjutnya kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi belajar anak didik, seperti faktor motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.

Jika kepala sekolah memahami faktor-faktor di atas, maka sangat mudah bagi kepala sekolah untuk melakukan pembinaan kepada guru dalam hal bagaimana evaluasi dan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik di sekolah. Maka kepala sekolah juga hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan..

b. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan

Dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola perilakunya 2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya 3) Menggunakan pelakasanaan aturan sebagai alat.21

Guru yang telah dibina oleh kepala sekolah dengan baik, maka dia akan menjadi guru yang profesional dibidangnya. Dengan mengedepankan disiplin kerja sebagai acuan untuk mencapai target pengajaran dan pembelajaran yang diinginkan. Jika semuanya tercapai, maka kualitas pendidikan di sekolah berkat kinerja guru yang ditopang oleh disiplin yang baik akan segera tercipta. Kepala sekolah yang dapat menjadi pioneer, pelaksana dan pengawas dalam hal disiplin tenaga kependidikan ini.

c. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru

21


(42)

Menurut E. Mulyasa kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.22

Dalam hal pengawasan dan pengendalian kinerja guru, kepala sekolah dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan cara diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran. Namun dalam melaksanakan kepengawasannya, kepala sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis. 2) Dilaksanakan secara demokratis.

3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru).

4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru). 5) Merupakan bantuan profesional. 23

Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan dengan benar oleh kepala sekolah agar proses pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja guru dapat terlaksana dengan baik dan guru tidak merasa terbebani dengan pengawasan yang ada, namun sebaliknya guru merasa dibantu dan diperhatikan serta dihargai atas apa yang dia kerjakan.

d. Pemberian motivasi

Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisiknya, tetapi juga psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu diperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.24

22

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,… h. 111. 23

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,… h. 113.

24


(43)

29

Motivasi yang diberikan dapat melalui reward, apresiasi, beasiswa pendidikan, penugasan, promosi terhadap kinerja para guru. Guru akan lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerjanya, apabila ada motivasi atau dorongan dari kepala sekolah. Hal ini bisa berupa dengan pembinaan atau dengan dorongan kata-kata.

e. Penghargaan

Penghargaan sangat penting utuk meningkatkan produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan meniliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan dampak negatif.25

Kepala sekolah yang mengerti kebutuahan seorang guru, maka dia akan memberikan penyemangat agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini bisa dengan, kenaikan pangkat, finansial, piagam. Dan harus disesuaikan dengan tugas yang diberikan serta hasil kerja guru tersebut.

Sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas khusus berhak memperoleh penghargaan.26

f. Persepsi

Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindera (Badudu, 1990: 675). Sedangkan Sarlito (1982: 76) mengartikan persepsi sebagai daya mengenal objek, mengelompokan, membedakan, memusatkan perhatian, mengetahui dan mengartikan melalui pancaindera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta

25

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,… h. 151

26

Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Penghargaan, Pasal 36).


(44)

sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya.27

Persepsi sangat berpengaruh terhadap kinerja para gurunya, melalui komitmen yang diberikan kepala sekolah terhadap guru maka akan tertanam atau memunculkan tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Guru yang merasa dihargai hasil kerjanya oleh kepala sekolah, merupaka salah satu cara untuk meningkatkan kinerja guru.

Dari upaya peningkatan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan, persepsi harus dilaksanakan dengan dukungan dari kedua belah pihak, baik kepala sekolah maupun guru itu sendiri.

C. Kerangka Berfikir

Mengacu pada kondisi riil di SMP Al-Shighor, kepala sekolah sudah melakukan strategi dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja para gurunya. Namun, strategi tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada supervisi yang masih belum memberikan hasil yang baik, yaitu kurangnya memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap proses mengajar para guru, sehingga sulit untuk mengetahui kekurangan apa saja pada guru yang harus dibenahi. Selain itu, kepala sekolah juga belum optimal dalam mengadakan pembinaan terhadap guru dan dalam pengadaan fasilitas untuk menunjang proses mengajar guru.

Selain kepala sekolah, guru melalui kinerja yang dilakukannya juga memilki pengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan. Namun, kenyataan yang ditemukan, sebagian guru masih belum memenuhi kompetensi mereka sebagai seorang guru, baik itu kompetensi pribadi, profesional, dan sosial

27


(45)

31

kemasyarakatan. Seperti belum menguasai materi ajar yang akan disampaikan dikelas sehingga mengakibatkan ketidak siapan guru dalam mengajar, masih adanya guru yang menggunakan metode ceramah (kurang kreatifnya guru), kedisiplinan kinerja guru yang belum maksimal, kurang optimalnya guru dalam mengajar, dll.

Melihat berbagai kenyataan diatas, hal ini masih jauh untuk mencapai harapan sekolah. Karena, dengan strategi dan upaya yang dilakukan untuk guru yang diharapkan mampu melaksanakan kinerja mereka dengan baik, efektif, dan efisien, masih belum terlaksana dengan baik.

Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, salah satunya adalah penerapan strategi yang masih butuh pembenahan lebih lanjut. Pembenahan tersebut dapat dilakukan dengan kepala sekolah melakukan pembinaan lebih lanjut terhadap kinerja guru, pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pengendalian dan pengawasan kinerja guru, pemberian motivasi, penghargaan, serta membangun komitmen guru untuk bekerja lebih baik.

Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut :

Input Proses Output

Feedback

Kondisi Nyata

1.Strategi Kep- Sek

- Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah

- Kurangnya pembinaan dari kepala sekolah

- Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru

2. Kinerja Guru

- Kurang optimal guru dalam mengajar

- Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar

- Ketidaksiapan guru dalam mengajar

- Lemah penguasaan metode mengajar Masalah Belum efektifnya strategi kepala sekolah dalam meningkat kan kinerja guru Strategi

-Pembinaan Kinerja Guru

-Pembinaan disiplin tenaga pendidik -Pengendalian dan

Pengawasan Kinerja Guru

-Pemberian motivasi -Pemberian Penghargaan terhadap kinerja guru -Membangun komitmen guru untuk meningkatkan kinerja Harapan Kinerja Guru yang Efisien


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan dan Tempat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Shighor, yang berlokasi di International Islamic Boarding School ”Ma’had Al-Shighor Islami Al-dauly” Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon 45182.

Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan sampai dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan dimulai pada bulan April sampai bulan Juni 2011.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif serta metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran laporan penelitian berisi kutipan-kutipan yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen


(47)

33

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.1 Penelitian ini hanya mendeskripsikan keadaan atau gejala sesuatu apa adanya, artinya penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan situasi atas kejadian riil di lapangan.

Data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian adalah yang berkenaan dengan pelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Data yang akan diperoleh adalah data kualitatif yang memberi gambaran tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini terdapat 9 orang, yaitu: ketua yayasan sebagai puncak pimpinan dalam lembaga, komite sekolah sebagai pengawas kebijakan kepala sekolah,kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan, 4 orang guru diantaranya 1 guru IPA, 1 guru IPS, 1 guru agama, dan 1 guru Bahasa, serta 2 wali murid.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat hasil penelitian yang akurat, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Pengamatan/Observasi

Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai kondisi objek yang sedang diteliti, seperti mengamati gejala gejala yang ada disekolah mengenai kinerja guru, strategi kepala sekolah, struktur organisasi sekolah. Dengan observasi, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap objek penelitian secara langsung. Fokus observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kinerja guru serta strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.

b. Wawancara

1

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.XVII, 2002) h.6


(48)

Wawancara adalah sebuah kegiatan tatap muka pada nara sumber untuk memperoleh informasi dan data. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak terkait dalam penelitian yaitu ketua yayasan, komite sekolah, kepala sekolah, empat guru (IPA, IPS, Bahasa, Agama), dan dua wali murid. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kinerja guru, strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru di sekolah tersebut, dan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dengan mencatat data dokumen-dokumen yang terdapat di sekolah. Diantaranya mulai dari data tentang laporan seperti kinerja guru, struktur organisasi, sarana, prasarana sampai dengan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berdasarkan teknik pengumpulan data dan metode yang digunakan pada penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif-kualitatif. Data-data yang ditemukan di lapangan akan dikaji dan dijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. Pengolahan dan analisis data dimulai dengan:

1. Klasifikasi data yakni proses pengelompokkan data yang berupa jawaban dari pertanyaan terbuka, atau proses pengumpulan data berdasarkan jawaban-jawaban sumber data informasi.

2. Kategorisasi data yakni proses pengelompokkan data atau jumlah informasi berdasarkan aspek aspek masalah yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Atau pengelompokan data dari jawaban sumber data berdasarkan pada dimensi-dimensi masalah


(49)

35

3. Interpretasi data yaitu proses penafsiran data dengan cara mencari persamaan dan perbedaan dari data untuk ditarik kesimpulan berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditentukan.

Tabel 1. Kisi-Kisi Final Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data

Dimensi Aspek Dimensi / Indikator

Kinerja Guru Kompetensi Guru mencakup mempunyai pengetahuan,

pemahaman, minat, kemampuan mengajar (menguasai bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar, mengenal dan menyelenggarakan adminstrasi sekolah).

Peran dan Tugas serta tanggung jawab keGuruan. Perannya sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, dan sebagai evaluator. Tugasnya yang berkaitan dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Dan tanggung jawab keguruannya (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik)

Strategi Kepala Sekolah

Faktor-faktor Kinerja Guru, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri

Pembinaan Kinerja Guru mencakup pembinaan kemampuan guru(menyiapkan RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar), kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar).

Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, membantu meningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan).

Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru mencakup mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.


(1)

-dan Dosen. (Jakarta : DPR

Rr.200s)

I 6 a

J

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan SuPervisi P endidikan, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya, Cet.XI[,2004)

1 8 4

I I 4

Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009)

286

I 8 4

Zuhafuini,

Filsafat

Pendidikan

Islam, (Jakarta

:

Bumi Aksara,

Cet.l, 1992)

167-r

85

I 9 5

Gunawan Undang, Cucu Komara, Deden Suhendar, P eningkatan Mutu Prose s Bel aj ar Mengai ar Sekolah Dasar (Bandung: Cv.

Siregar tengah, Cet 1,1996

I

I

1 0

5

H. Hafni Ladjid,

P e nge mb angan Kuru ikul um (Me nuj u Kur ikulum B erb as i s Kompetensi), (CiPutat: PT

Ciputat Press GrouP,2005)

t29

fr

I 1 1 5

JJ. Hasibuan dan Moedjiono, P ro s e s B el aj ar Mengai ar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet .VII,

1999)

a J

I

t 2

5

S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,Cet v,2009)h.86


(2)

-Ahmad Rohani. Pengelolaan P engaj aran (Jakarta:PT

Rineka CiPta,Cet II, 2004)

,"il',*\

r

1 3 l I l 3 6

l 4 I

t 4

7

Tultrs TU'U, Peran DisiPlin pada Perilaku dan Prestasi

Si sw a (Jakarta; PT.Grasindo, 2004)

3 7

h

1 0

- v

tr

1 5 I 1 5 8

Ali Imron, Pembinaan L;uru D i Indone si a, (J akarta: Pustaka Jaya,1995)

76

t 6

I l 6 8

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan SuPenisi P endidiknn, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya' CeI.XIII,2004)

t2

t 7

I

t 7

1 0

Ali Imron, Pembinaan Liuru D i Indone s ia, (J akarta:

Pustaka Jaya, 1995)

i 8 I I

t 2

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar B ahas a Indone sia, (Jakarta: Balai Pustaka,2002) Cet, 4

570

2

1 9 II

2

t2

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) E d . 1

67

il

3

! a

I L

Anwar Prabu

Man gkune g at a, M anaj eme n Sumber Dqta Manusia P erusahaan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2002), C e t . 4


(3)

I

2 l il 4

13

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

1 3 5 - l 3 6

22

il 5

13

Hikmat, Manajemen Pendidikan,(Bandung : CV Pustaka Setia, 2009) Cet. I

275

il 6 l 5

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

146

24

I 1

l 5

Wina Sanjaya. Strategi P emb e I aj aran B ero rientas i Standar Pro se s P endidikan (Jakarta: Kencana, Cet V, 2006)

1 7 - 1 8

2 5 il 8 l 6

E. Mulyasa, Ku.rikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasr. (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), Cet. 4

3 8 - 3 9

26

II 9

t 7

Pupuh Fathurruhman, Str at e gi B e I aj ar Mengaj ar, (Bandung: PT Refika Aditama,2007), Cet. I

45-46

27

il

1 0

l 8

Wina Sanjaya. Strategi P e mb e I aj aran B erori ent as i Standar P ro se s P endidikan (Jakarta: Kencana, Cet V, 2006

1 8 - 1 9

0

2 8

II l l

22

Moh.Uzer Usman, Menjadi

Guru P rofe s ional, (Bandung

9-13


(4)

: Remaja Rosda Karya. Cet.IX, 1995)

29

il

T2

22

Moh.Uzer LJsman, Menjadi Gur u Pr ofe s io nal, (Bandung : Remaja Rosda Karya. Cet.IX, 1995)

6-7

3 0

il

t 3

23

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta : Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belaj ar Tahap Akhir Nasional, 2003)

1 8 - 1 9

1 1

J I il

l 4

24

Piet A. Suhertian, Konsep Dasar & Telcnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Dayo Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. I

1 3 0 - 1 3

I

) z

il

l 5

2 5

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) E d . 1

320

fr

a a

J J

II

t 6

26

Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meriah

Keung gul an Komp et i tiJ?, (tt.p. : Erlan gga, 2006)

t 2

1 A

J + il

t 7

26

Tim Penyrrsun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar B ahas a Indone s ia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4


(5)

35

il

1 8

27

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Seknlah Profesional,

(Bapdung: PT Remaja Rosdakary a, 2007), Cet. 9

1 2 8 - 1

3 0

36

u

t 9

28

Ali Imron, Pembinaan Guru D i Indone s ia, (J akarta: Pustaka Jaya,1,993)

9

5 l

il

20

28

B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta Bina Aksara, 1984)

toT

3 8

il

2L

28

Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indone s i a, (J akarta: Pustaka Jaya,1993)

1 3

3 9

il

22

29

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Selrolah Profesional,

@andung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

t4r

/

fr

40

U

23

3 0

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

1 1 1

+ I II

24

3 0

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,

(Bandung: PT Remaja Rosdakary a, 2007), Cet. 9

1 1 3

L

42

II

2 5

3 0

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

t43

43

I

26

3 1

E. Mulyasa, Menjadi Kepala

Sekolah Profesional,


(6)

(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. 9

L

44 il

27

3 l

Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan D os en (Penghargaan, Pasal 36)

/

45

il

28

32

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,

(Bandung: PT Remaja Rosdakary4 2007), Cet. 9

1 5 1

h

46

n

1

3 6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif @andung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.XVII,2002)

6

47

IV

I 8 6

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9

r4s-146.

Jakarta, 14 Agustus 2011

Drs. Rusvdv Zakaria. M. Ed" M. Phil N r P . 1 9 s 6 0 5 3 0 1 9 8 5 0 3 1 0 0 2