Usaha meningkatkan hidup komunitas suster-suster Santo Paulus dari Chartres di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin sesuai pedoman hidup suster-suster Santo Paulus dari Chartres melalui katekese Modelshared Christian Praxis - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

USAHA MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
DI RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN
SESUAI PEDOMAN HIDUP
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Eka Riani
NIM: 061124034
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

USAHA MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
DI RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN
SESUAI PEDOMAN HIDUP
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

Oleh:
Eka Riani
NIM: 061124034


Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A.

tanggal 30 April 2011

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

USAHA MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
DI RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN
SESUAI PEDOMAN HIDUP
SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES
MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
Dipersiapkan dan ditulis oleh

Eka Riani
NIM: 061124034
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 19 Mei 2011
dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama:

Tanda tangan

Ketua

: Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J.

………………

Sekretaris


: F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd.

………………

Anggota

: 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A.

………………

2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum.

………………

3. Catharina Sukarni, C.B., M.Pd.

………………

Yogyakarta, 19 Mei 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan bagi:
para Suster Santo Paulus dari Chartres (SPC) Distrik Indonesia,
secara khusus para Suster komunitas Rumah Sakit Suaka Insan,
bapak Yuvinus Yarsen (almarhum), Ibu Ardiana Lunce,
kakak-kakak, dan keponakanku.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


MOTTO

“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna”
(2 Kor 12:9)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Mei 2011

Penulis


Eka Riani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Eka Riani

Nomor Mahasiswa : 061124034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: USAHA
MENINGKATKAN

HIDUP


KOMUNITAS

SUSTER-SUSTER

SANTO

PAULUS DARI CHARTRES DI RUMAH SAKIT SUAKA INSAN
BANJARMASIN SESUAI PEDOMAN HIDUP SUSTER-SUSTER SANTO
PAULUS DARI CHARTRES MELALUI KATEKESE MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta,

pada tanggal 19 Mei 2011

Yang menyatakan

(Eka Riani)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Skripsi
ini
berjudul
“USAHA
MENINGKATKAN
HIDUP

KOMUNITAS SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES DI
RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN SESUAI PEDOMAN
HIDUP SUSTER-SUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES MELALUI
KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Pemilihan judul ini
bertitik tolak dari keprihatinan penulis mengenai kehidupan komunitas khususnya
di komunitas Rumah Sakit Suaka Insan, yang kurang menghayati cinta kasih
persaudaran di dalam komunitas sesuai Pedoman Hidup SPC. Hal ini nampak
dalam kehidupan harian para suster yang kurang setia pada jadual komunitas,
menghindar dari tanggung jawab di komunitas, mudah membicarakan kesalahan
dan kekurangan sesama, serta kurang rendah hati untuk mengampuni sesama.
Persoalan pokok yang hendak diungkapkan dalam skripsi ini adalah usaha-usaha
apa yang dilakukan para suster komunitas Rumah Sakit Suaka Insan dalam
membangun hidup komunitas yang sesuai dengan Pedoman hidup SPC serta
masalah-masalah apa yang muncul sehubungan dengan usaha yang telah dilakukan
tersebut. Untuk menjawab persoalan pokok, penulis menggunakan studi pustaka
dan wawancara dengan para suster.
Para suster SPC mempunyai buku Pedoman Hidup yang berfungsi untuk
mengarahkan hidup serta karya para suster SPC dan menjadi sarana yang berharga
dalam melaksanakan cinta kasih Kristiani secara sempurna khususnya dalam
hubungan bersama di komunitas. Selain itu Pedoman Hidup memuat nilai-nilai

hidup bersama yang bila sungguh dihidupi akan membantu para suster untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam hidup bersama di komunitas.
Hasil akhir penulis menemukan ide dasar yang menunjukkan bahwa para
suster komunitas Rumah Sakit Suaka Insan akan mencapai hidup komunitas yang
baik apabila mereka menghidupi semangat hidup bersama yang ada dalam
Pedoman Hidup SPC. Pedoman hidup memuat nilai-nilai hidup komunitas yang
menjadi landasan hidup dalam kebersamaan di komunitas. Untuk keperluan ini
penulis menawarkan pendalaman Pedoman Hidup SPC melalui katekese.
Komunikasi terbuka yang dibangun melalui katekese diharapkan akan mampu
membantu para suster untuk sharing, berdialog dan menumbuhkan komitmen yang
ditandai dengan kegembiraan, karena panggilan Allah yang dialami dalam
komunitas. Dengan menimba semangat dasar dalam Pedoman Hidup para suster
akan hidup saling mencintai dalam komunitas. Bentuk pendalaman Pedoman Hidup
SPC yang ditawarkan adalah katekese model Shared Christian Praxis (SCP) yang
merupakan salah satu model katekese umat bersifat dialogis-partisipatif. Katekese
model SCP bertujuan membantu para suster SPC komunitas Rumah Sakit Suaka
Insan untuk membangun komunitas yang sesuai dengan Pedoman Hidup SPC.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
The Title of this Thesis is “THE EFFORT TO IMPROVE THE
COMMUNTIY LIFE OF THE SISTERS OF SAINT PAUL OF CHARTRES
(SPC) IN THE HOSPITAL OF SUAKA INSAN AT BANJARMASIN IN
ACCORDANCE WITH THE CONSTITUTION OF THE SISTERS OF
SANIT PAUL OF CHARTRES THROUGH THE MODEL OF CATECHISM
SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. This title was chosen as a point of departure
of the author’s concern towards the community life, particularly in the community
of Suaka Insan Hospital, where the sisters live, by which the sisters do not live fully
the brotherly love in the community, in accordance with Rules and constitution of
the SPC. This is so visible in the daily life of the sisters who are not faithful to the
community schedule, trying to avoid the responsibility in the community, prone to
speak about the mistakes and weakness of the fellow sisters and there is no virtue
of humility to forgive the others. Taking into consideration of this fact, the key
issue which is analyzed here in this Thesis is the efforts which can be done by the
Sisters in the community of Suaka Insan Hospital to build up a community
according to the Rule and constitution of the SPC and to salve the problems which
arise in connection with the same effort which has done already. To answer to this
main issue, the writer uses applied a literary study book which, personal reflection
and an interview with the sisters.
The SPC Sisters have a Life-Guidence functions to direct the life and also
the Apostolate of the Sisters of SPC and to become a valuable means in the
practice of perfect Christian Charity, particularly of the mutual relationship in the
community. Beside that, the Constitution contains the values of Community life
if lived devoutly will be helpful for the Sisters to over come the problems which
arise in the community life.
As a result, finally the writer has found out the basic idea which shows that
the Community of the Sisters of Suaka Insan Hospital will be able to achieve a
good community life, if lived it with a spirit of fraternity and brotherhood which is
underlined in the Rule and constitution of the SPC. Because the rule and
Constitution, really contains the values of community life which becomes the
Foundation of the fraternal life in the community. To achieve this purpose , the
writer has offered an effort to deepen the rule and Constitution of the SPC through
the Catecheses. An open communication which is established through the proper
Catecheses is expected to be able to help the sisters to share, to build dialogue and
to foster the commitment which is marked with joy and happiness, because of the
call of God which is experienced within the community. The community life which
is lived by living the basic spirit which is presented in the rule and Constitution of
SPC, will be the basis and purpose for the sisters to live by loving each other in the
community. The form of deepening the rule and Constitution of the SPC which is
offered here is that the Model of Catecheses called Shared Christian Praxis (SCP)
which is one of the model of Catecheses activities of the faithful which
characterized by participative dialogue. This Catechatical activity is aimed at to
help the Sisters of SPC community in the Suaka Insan Hospital to build up a
community which is in accordance with the rule and Constitution of the SPC

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Syukur

dan pujian kepada Allah Bapa yang Maha Baik, yang telah

berkenan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, melalui berkat, bimbingan dan
pendampingan Roh-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul USAHA MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS SUSTERSUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES DI RUMAH SAKIT SUAKA
INSAN BANJARMASIN SESUAI PEDOMAN HIDUP SUSTER-SUSTER
SANTO PAULUS DARI CHARTRES MELALUI KATEKESE MODEL
SHARED CHRISTIAN PRAXIS.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik. Selain itu penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan
sumbangan pemikiran bagi komunitas Rumah Sakit Suaka Insan dalam usaha
membantu para suster membangun hidup komunitas yang sesuai dengan Pedoman
Hidup SPC. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
perhatian serta keterlibatan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak. Maka perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan terutama kepada:
1. P. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku pembimbing dan penguji pertama,
yang dengan penuh kesetiaan, kesabaran dan perhatiaan memberi bimbingan,
pengarahan, semangat dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bpk. Y.H. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum., selaku penguji kedua dan
pembimbing akademik, yang telah banyak memberikan perhatian, bimbingan,
dukungan, sumbangan pemikiran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
serta berkenan menguji penulis.
3. Sr. Catharina Sukarni, C.B., M.Pd., selaku penguji ketiga, yang telah
memberikan dukungan, perhatian, bimbingan serta berkenan menguji penulis.
4. P. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan

Pendidikan

Agama

Katolik,

yang

berkenan

memberikan

kelonggaran waktu dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
5. P. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., dan P. Dr. C. Putranto, S.J., yang
dengan caranya masing-masing memberikan perhatian dan cintanya yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Staf dosen dan Karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik,
membimbing dan memberi bekal pengetahuan serta teladan yang bermanfaat
sehingga membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
7. Pemimpin Distrik beserta Dewannya dan segenap suster SPC, yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menimba ilmu
pengetahuan di Prodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Sr. Reli Lidia, SPC beserta para suster komunitas Rumah Sakit Suaka Insan,
yang telah membantu dan memperkenankan penulis melakukan wawancara di
komunitas Rumah Sakit Suaka Insan.
9. Para suster komunitas Rumah Studi Bunda Maria dari Chartres, yang telah
memberi dukungan, perhatian, pengertian dan penerimaan selama hidup
bersama di komunitas Yogyakarta.
10. Ayah Yuvinus Yarsen (almarhum), ibu Adriana Lunce, kakak-kakak dan
keponakanku semua, yang selalu memberikan kasih, perhatian, dukungan,
semangat dan segala bentuk ungkapan cinta yang penulis terima dan alami
selama penulisan skripsi hingga selesai.
11. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan 2005/2006 yang telah banyak
mendukung dan bekerja sama dengan penuh perhatian sampai terselesainya
penulisan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah berkenan
memberikan bantuan dalam bentuk apa saja dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah yang
Maha Baik, senantiasa melimpahkan kasih-Nya dan memberkati semua pihak yang
telah membantu penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan bagi para suster SPC, khususnya para suster komunitas Rumah Sakit

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suaka Insan, dalam usahanya membangun komunitas sesuai dengan Pedoman
Hidup SPC

Yogyakarta, 19 Mei 2011

Penulis

Eka Riani

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................

iv

MOTTO ......................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................

vii

ABSTRAK ..................................................................................................

viii

ABSTRACT ..................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xiv

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................

xviii

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................

1

A. Latar Belakang Penulisan……………………………………....

1

B. Rumusan Masalah……….. .......................................................

6

C. Tujuan Penulisan…………. ......................................................

6

D. Manfaat Penulisan………. ........................................................

7

E. Metode Penulisan………… ......................................................

7

F. Sistimatika Penulisan……. .......................................................

8

BAB II. GAMBARAN HIDUP KOMUNITAS PARA SUSTER
SPC DI KOMUNITAS RUMAH SAKIT SUAKA
INSAN ......................................................................................

10

A. Sejarah Kongregasi SPC di Indonesia………………………...

10

1. Sejarah Berdirinya Kongregasi SPC………………………

10

2. Sejarah Masuknya SPC di Indonesia………………………

13

B. Gambaran Komunitas Para Suster SPC di Indonesia................

15

1. Jumlah Komunitas SPC yang Ada di Indonesia .................

15

2. Asal Para Suster SPC ..........................................................

16

3. Pendidikan Para Suster SPC ...............................................

16

4. Karya-karya yang Ditangani Para Suster SPC ....................

17

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Gambaran Komunitas Para Suster SPC di Komunitas
Rumah Sakit Suaka Insan ........................................................

18

1. Jumlah Suster Senior, Medior dan Yunior ..........................

18

2. Pendidikan Para Suster........................................................

18

3. Asal Para Suster ..................................................................

19

4. Macam-macam Karya yang Ditangani Para Suster
di Komunitas Rumah Sakit Suaka Insan .............................

19

5. Acara Harian Para Suster ....................................................

20

D. Usaha-usaha Membangun Hidup Komunitas dalam
Komunitas Rumah Sakit Suaka Insan .......................................

22

1. Usaha Komunitas ................................................................

22

2. Usaha Pribadi ......................................................................

25

E. Masalah-masalah yang Dihadapi Para Suster SPC dalam
Membangun Hidup Komunitas Rumah Sakit Suaka
Insan .........................................................................................

31

1. Kurangnya Komunikasi yang Terbuka dan Mendalam
antar Suster ...........................................................................

31

2. Kurangnya Kesetiaan pada Jadual Komunitas .....................

32

3. Menghindar dari Tanggung Jawab, Kesalahan dan
Konflik antar sesama di balik Anggota Komunitas
yang Banyak .........................................................................

32

4. Membicarakan Kesalahan dan Kekurangan Sesama............

33

5. Kurangnya keteladanan dalam Hidup Bersama ...................

33

BAB III. HIDUP KOMUNITAS MENURUT PEDOMAN
HIDUP PARA SUSTER SPC ..............................................

35

A. Hidup Komunitas dalam Hidup Religius ..................................

35

1. Pengertian Hidup Komunitas pada Umumnya
dalam Hidup Religius……………………………………..

36

2. Landasan Hidup Komunitas menurut Kitab Suci
Perjanjian Baru ....................................................................

37

3. Landasan Hidup Komunitas menurut
Dokumen Vita Consecrata, Bertolak Segar dalam
Kristus, Perfectae Caritatis dan Kitab Hukum
Kanonik 1983 ......................................................................

43

4. Bentuk-bentuk Hidup Komunitas .......................................

51

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Unsur-unsur Komunitas ......................................................
B. Hidup Komunitas dalam Hidup Religius Menurut
Pedoman Hidup SPC…………………………………………

58
63

1. Landasan Hidup Komunitas Para Suster SPC.....................

63

2. Pola Hidup Komunitas SPC ................................................

67

3. Hidup Bersama dalam Komunitas ......................................

70

4. Hidup Komunitas sebagai Kesaksian Kerasulan.................

72

5. Peran Komunitas dalam Penghayatan Ketiga Nasehat
Injili .....................................................................................

72

BAB IV. PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL SCP UNTUK
MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS PARA
SUSTER SPC DI KOMUNITAS RUMAH SAKIT
SUAKA INSAN BANJARMASIN ...........................................

83

A. Gambaran Umum Katekese Umat..............................................

84

1. Pengertian Katekese Umat ..................................................

84

2. Tujuan Katekese Umat ........................................................

86

3. Isi Katekese Umat ...............................................................

88

4. Unsur-unsur Katekese Umat ...............................................

90

5. Model-model Katekese Umat .............................................

92

6. Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese
yang Cocok untuk Membangun Hidup Komunitas
yang Sesuai Pedoman Hidup SPC .......................................

100

B. Usulan Program Pendampingan Katekese..................................

114

1. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ...................................

116

2. Rumusan Tema-tema dan Tujuan .......................................

116

3. Penjabaran Program Tema-tema Katekese .........................

119

4. Petunjuk Pelaksanaan Program ...........................................

124

5. Contoh Persiapan SCP ........................................................

125

BAB V. PENUTUP...................................................................................

141

A. Kesimpulan ................................................................................

141

B. Saran ..........................................................................................

143

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA…. ............................................................................

145

LAMPIRAN ................................................................................................

146

Lampiran 1: Panduan Wawancara di Komunitas Rumah
Sakit Suaka Insan..................................................

(1)

Lampiran

2: Hasil Wawancara dengan Suster yang Bertugas
di Bagian Sekretariat Distrik .................................

(3)

3: Hasil Wawancara dengan 2 (dua) Suster
Senior di Komunitas Rumah Sakit Suaka
Insan .......................................................................

(5)

Lampiran 4: Hasil Wawancara dengan Suster-suster Senior
dan Medior di Komunitas Rumah Sakit
Suaka Insan ............................................................

(7)

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Suster-suster
Yunior di Komunitas Rumah Sakit Suaka
Insan .......................................................................

(9)

Lampiran

Lampiran

6: Cerita “Bunda Luar Biasa” .....................................

(11)

Lampiran 7: Jadual Harian Komunitas Rumah Sakit
Suaka Insan ............................................................

(13)

Lampiran

8: Lagu-lagu Katekese SCP ........................................

(14)

Lampiran

9: Teks Kitab Suci Yoh 15:9-17……………………

(16)

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN KITAB SUCI
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Baru: dengan Pengantar danCcatatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat
Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik
Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal., 8.

B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA
BSK

:

Bertolak Segar dalam Kristus, Instruksi Kongregasi untuk
Tarekat Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik tentang
Komitmen Hidup Bakti yang dibaharui di Milenium ketiga, 16
Mei 2002.

CT

:

Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus
II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman
tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

PC

:

Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Januari
1965.

VC

:

Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes II tentang
Hidup Bakti bagi para Religius, 25 Maret 1996.

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. SINGKATAN LAIN
AKPER

:

Akademi Perawat

Art

:

Artikel

Bdk

:

Bandingkan

Dkk

:

Dan kawan-kawan

Dll

:

Dan lain-lain

Hal

:

Halaman

Kan

:

Kanon

KHK

:

Kitab Hukum Kanonik

KWI

:

Konferensi Wali Gereja Indonesia

MB

:

Madah Bakti

Mgr

:

Monsigneur

MSF

:

Missionari Sanctae Familiae

No

:

Nomor

PB

:

Perjanjian Baru

Pedoman
Hidup

:

Pedoman Hidup dan Tata Hidup Kongregasi SPC, yang sudah
disahkan oleh Kongregasi Suci para Religius di Roma, tanggal
13 April 1988

PH

:

Pedoman Hidup

PKKI

:

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

Puskat

:

Pusat Kateketik

RSSI

:

Rumah Sakit Suaka Insan

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

S1

:

Strata Satu

S2

:

Strata Dua

SCP

:

Shared Christian Praxis

SD

:

Sekolah Dasar

SJ

:

Societas Jesu (Serikat Yesus)

SMA

:

Sekolah Menengah Atas

SMP

:

Sekolah Menengah Pertama

SPC

:

Suster-suster Santo Paulus dari Chartres

SPKU

:

Sekolah Perawat Kesehatan Umum

STIKES

:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

TK

:

Taman Kanak-kanak

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidup bersama dalam suatu komunitas merupakan salah satu ciri pokok
hidup religius. Penghayatan konkrit hidup religius sehari-hari terlaksana dalam
suatu komunitas. Dalam komunitas itu hidup bersama mendapat bentuk konkrit
dan pengaturan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya hidup rohani
maupun terlaksananya tugas perutusan.
Komunitas

adalah

kelompok

biarawan-biarawati

yang

hidup

bersama (bahasa Latin Communis) dalam satu rumah biara menurut aturan-aturan
dan semangat rohani ordo atau kongregasi yang bersangkutan (Heuken, 2005: 20).
Menurut Tom Jacobs (1987: 137) Komunitas religius tidak dinilai sebagai
satu keluarga atau kumpulan teman akrab. Hubungan antara para anggota tidak
mungkin seperti kakak adik atau antara orang tua dan anak. Sebab kenyataannya
mereka bukan kakak beradik yang mempunyai ayah dan ibu yang sama. Bila niat
baik seorang anggota mulai dicurigai dan disangsikan, maka tidak hanya
semangat anggota itu sendiri dicekik, tetapi seluruh komunitas sebenarnya
diancam kehidupannya. Sebab komunitas hanya dapat hidup atas dasar kesatuan
dalam panggilan, padahal kesatuan itu adalah kesatuaan iman, yang harus
diterima tidak hanya dari Tuhan tetapi justru dari semua anggota dalam
komunitas.
Orang tidak datang ke komunitas dengan panggilannya sendiri, ia
dipanggil ke dalam komunitas, menemukan panggilan Tuhan yang nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

kontak dengan saudara-saudarinya yang dipanggil bersama maka yang pokok
dalam hidup bersama adalah kepercayaan terhadap panggilan bersama. Orang
yang mau mencari Tuhan dengan seluruh hidupnya, hanya mempercayakan diri
kepada orang lain yang mempunyai cita-cita yang sama, sebab hanya merekalah
yang mau mewujudkan kehidupan dengan tujuan yang sama. Kepercayaan adalah
sikap dasar yang memungkinkan keterbukaan pribadi dalam menghayati cita-cita
yang sama. Tanpa kepercayaan tidak mungkinlah keterbukaan dan tanpa
keterbukaan mustahillah hidup komunitas. Dasar hidup komunitas adalah iman
akan Tuhan yang memanggil dan kepercayaan kepada manusia yang ikut
menjawab panggilan (Jacobs, 1987: 138).
Di zaman yang semakin maju ini pengaruh zaman modern juga tak dapat
dihindari dalam hidup bersama. Unsur-unsur zaman modern yang mempengaruhi
hidup bersama antara lain: sifat kompetitif, sifat individualisme, sifat hedonistik
dan munculnya kesadaran akan kebebasan. Sifat kompetitif adalah sifat yang
membuat seseorang mempunyai kecenderungan untuk bersaing memperoleh
atau mencapai tujuan pribadi dan kelompoknya. Seringkali persaingan
berlangsung tanpa memperdulikan perjuangan dan kesulitan orang lain. Ciri
menonjol yang muncul adalah perasaan seakan-akan tidak membutuhkan orang
lain, bahkan mau menjatuhkan orang lain (Riyanto, 2006: 79).
Sifat individualisme nampak dari orang yang hanya menomorsatukan
kepentingan pribadi dan kemudian melindas orang lain dengan seenaknya.
Seringkali muncul sikap “elu elu, gue gue” yang kadang menjelma

dalam

tindakan membiarkan orang lain “jungkir balik”, asal tidak mengganggu hidup
pribadiku. Dalam beberapa kasus, individualisme kadang dipengaruhi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

adanya spesialisasi dan profesionalisme yang memunculkan pribadi-pribadi yang
terkotak-kotak. Pribadi yang hanya sibuk dengan profesi dan spesialisasinya,
tanpa mampu melihat dan memperhatikan kebutuhan sesamanya (Riyanto, 2006:
79).
Munculnya kesadaran akan kebebasan kadang kala dipahami keliru yaitu
kebebasan yang sebebas-bebasnya. Akibatnya, kebebasan individu yang satu
memakan kebebasan individu yang lain. Orang menjadi gigih memperjuangkan
kebebasannya, tetapi lupa untuk menghargai dan menjunjung tinggi kebebasan
pribadi lain, hidup bersama tidak damai lagi. Rasa tanggung jawab akan
kebersamaan dan orang lain melemah. Dengan kata lain, seorang pribadi menjadi
orang yang tidak mau peduli (Riyanto, 2006: 79-80).
Sifat hedonistik membuat orang mengkonsumsi barang hanya karena
rangsangan lahiriah dan demi pemenuhan nafsu kepemilikan belaka. Orang
menjadi serakah tak bisa menunda kesenangan dan tidak tahan merasakan hidup
prihatin. Rangsangan kenikmatan mata dan telinga membuat orang cenderung
sibuk dan asyik dengan dirinya sendiri, lupa akan keberadaan orang lain. Muncul
kecenderungan untuk menjadi mudah mengumbar nafsu dengan cara apa pun dan
akibatnya menjadi sulit untuk mengatur pikiran, perasaan dan kehendak (Riyanto,
2006: 81).
Selain pengaruh zaman modern kehidupan berkomunitas jaga dipengaruhi
oleh budaya. Pengaruh budaya yang cukup menonjol dalam kehidupan bersama
adalah sifat munafik, tidak berani berterus terang. Budaya Timur yang kadang
dinilai luhur, sering kali menjadi penyebab terbesar terjadinya kehancuran
kehidupan bersama. Orang yang munafik, sembunyi-sembunyi atau bertopeng,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

tidak berani berterus terang, baik dalam menegur orang lain, mengakui kesalahan
sendiri, maupun dalam memberikan penilaian obyektif terhadap orang lain. Kalau
hal ini terjadi maka setiap pribadi menjadi takut menghadapi kenyataan dalam
hidup bersama, sehingga kerukunan yang ada hanya merupakan kerukunan semu
(Riyanto, 2006: 81-82).
Pengaruh-pengaruh zaman modern dan budaya yang telah diuraikan di
atas juga mempengaruhi kehidupan para suster SPC yang ada di komunitas
Rumah Sakit Suaka Insan. Hal ini nampak dari kehidupan harian para suster yang
kurang setia pada jadual komunitas, kurang bertanggung jawab dengan tugas yang
ada di komunitas, sibuk dengan urusan dan kepentingan sendiri, kurang terbuka
terhadap komunitas, kurang berani mengakui kesalahan dan ada kecenderungan
akrab hanya dengan suster-suster yang berasal dari satu daerah.
Para suster di komunitas RSSI telah mengusahakan banyak cara melalui
berbagai kegiatan, untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup bersama baik
secara bersama maupun pribadi. Usaha yang dilakukan secara bersama antara
lain: melakukan devosi kepada Hati Yesus yang Maha Kudus dan Bunda Maria,
mengadakan

pertemuan

komunitas,

mengadakan

rekreasi

bersama

dan

mendoakan komunitas-komunitas yang ada di Indonesia. Sedangkan usaha yang
dilakukan secara pribadi antara lain:

menerima diri apa adanya, membaca,

merenungkan dan merefleksikan Pedoman Hidup, melaksanakan tugas komunitas
dengan tekun dan setia serta rela berkorban untuk komunitas, meningkatkan hidup
doa, mengendalikan diri menggunakan alat-alat komunikasi, setia kepada jadwal
komunitas, berpandangan positif terhadap sesama suster, rendah hati untuk
mengampuni dan diampuni dan terbuka, sederhana, saling mendukung, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

saling memperhatikan dalam hidup bersama. Selain usaha-usaha yang dilakukan,
para Suster Santo Paulus dari Chartres (SPC) memiliki buku Pedoman Hidup
yang berfungsi untuk menjadi pedoman yang mengarahkan

hidup serta karya

para Suster SPC, dan menjadi sarana yang berharga dalam melaksanakan cinta
kasih kristiani secara sempurna secara khusus dalam hubungan bersama di
komunitas. Selain itu Pedoman Hidup juga berfungsi untuk menghadapi pengaruh
perkembangan zaman modern dan pengaruh budaya yang mempengaruhi hidup
bersama para suster di komunitas.
Melalui skripsi ini, penulis ingin mengajak para suster komunitas RSSI
untuk lebih mendalami hidup komunitas dengan mendalami nilai-nilai hidup
bersama yang termuat dalam Pedoman Hidup SPC. Pendalaman Pedoman Hidup
SPC dilakukan melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP). Katekese
model SCP yang berawal dari pengalaman hidup peserta dapat membantu para
suster untuk merefleksikan secara kritis pengalaman hidup berkomunitas yang
telah dijalani, maka berdasarkan pemikiran ini judul skripsi yang penulis buat
adalah: USAHA MENINGKATKAN HIDUP KOMUNITAS SUSTERSUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES DI RUMAH SAKIT
SUAKA INSAN BANJARMASIN SESUAI PEDOMAN HIDUP SUSTERSUSTER SANTO PAULUS DARI CHARTRES MELALUI KATEKESE
MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka

permasalahan akan penulis

rumuskan sebagai berikut :
1. Usaha apa yang

dilakukan oleh Para Suster SPC dalam membangun hidup

komunitas yang sesuai dengan Pedoman Hidup SPC di Rumah Sakit Suaka
Insan?
2. Nilai-nilai hidup komunitas apa saja yang menjadi landasan hidup bersama,
sesuai Pedoman Hidup SPC?
3. Sumbangan apa yang dapat diberikan kepada para suster komunitas Rumah
Sakit Suaka Insan dalam membangun komunitas yang sesuai dengan
Pedoman Hidup SPC?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Para Suster SPC komunitas Rumah
Sakit Suaka Insan dalam membangun komunitas yang sesuai dengan
Pedoman Hidup SPC.
2. Mengetahui nilai-nilai hidup komunitas apa saja yang menjadi landasan hidup
bersama, sesuai Pedoman Hidup SPC.
3. Memberikan usulan program katekese model Shared Christian Praxis bagi
para Suster SPC komunitas Rumah Sakit Suaka Insan dalam membangun
komunitas yang sesuai dengan Pedoman Hidup SPC.
4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 (S1), Ilmu Pendidikan,
Program Studi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi komunitas Rumah Sakit Suaka Insan.
Memberikan bahan pemikiran bagi para anggota komunitas RSSI untuk
membangun hidup komunitas yang sesuai dengan Pedoman hidup SPC,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari para suster dapat hidup rukun,
damai, saling mengasihi dan membantu satu sama.
2. Bagi penulis.
Membantu penulis untuk lebih menghayati hidup berkomunitas,
mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam hidup komunitas serta
menemukan usaha yang dilakukan dalam menghadapi masalah tersebut
sehingga dapat membangun hidup komunitas yang sesuai dengan
Pedoman Hidup SPC.

E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan Metode Deskriptif Analitis
yang dilakukan lewat Wawancara untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan
dalam membangun hidup komunitas yang sesuai dengan Pedoman Hidup SPC
serta menemukan masalah-masalah yang dihadapi para suster komunitas RSSI
dalam hidup berkomunitas. Selain itu penulis mengembangkan hasil dari
wawancara dengan refleksi pribadi yang ditunjang dengan studi pustaka dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

buku-buku yang mendukung agar diperoleh wawasan yang luas dalam penulisan
dan pembahasan.

F. SISTIMATIKA PENULISAN
Dalam sistimatika penulisan ini, penulis ingin memaparkan hal-hal
sebagai berikut:
Dalam bab I penulis menguraikan pendahuluan yang memberikan
gambaran umum penulisan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
permasalahan, tujuan penulisan,

manfaat penulisan,

metode

penulisan dan

sistematika penulisan skripsi.
Bab II menyampaikan gambaran komunitas para suster SPC di komunitas
Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin yang meliputi: sejarah berdirinya
kongregasi di Indonesia, gambaran komunitas SPC di Indonesia, gambaran
komunitas para suster SPC di komunitas Rumah Sakit Suaka Insan, usaha-usaha
membangun hidup komunitas dalam komunitas Rumah Sakit Suaka Insan, dan
masalah-masalah yang dihadapi para suster SPC dalam hidup komunitas di
komunitas Rumah Sakit Suaka Insan.
Bab III membahas tentang hidup komunitas dalam hidup religius yang
meliputi: pengertian hidup komunitas pada umumnya dalam hidup religius,
landasan hidup komunitas menurut Kitab Suci Perjanjian Baru, landasan hidup
komunitas menurut Dokumen-dokumen Gereja dan Kitab Hukum Kanonik 1983,
bentuk-bentuk hidup komunitas dan unsur-unsur komunitas. Bagian berikutnya
secara khusus membahas tentang hidup komunitas dalam hidup religius menurut
Pedoman Hidup suster SPC yang meliputi: landasan hidup komunitas para suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

SPC, pola hidup komunitas SPC, hidup bersama dalam komunitas, hidup
komunitas sebagai kesaksian kerasulan dan peran komunitas dalam penghayatan
ketiga nasehat Injili.
Bab IV membahas usulan program pendampingan yang meliputi:
pengertian, tujuan, isi, unsur-unsur, model-model katekese umat, shared christian
praxis sebagai salah satu model katekese, alasan rumusan tema dan tujuan,
rumusan tema dan tujuan katekese, penjabaran program kerja, petunjuk
pelaksanaan program dan contoh persiapan SCP.
Bab V merupakan bagian penutup penulisan skripsi yang berisi
kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas dan saran yang diharapkan dapat
membantu para suster anggota komunitas Rumah Sakit Suaka Insan dalam
membangun komunitas yang sesuai dengan Pedoman Hidup SPC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB II
GAMBARAN HIDUP KOMUNITAS PARA SUSTER SPC
DI KOMUNITAS RUMAH SAKIT SUAKA INSAN
BANJARMASIN
Hidup komunitas merupakan salah satu ciri khas hidup religius. Di dalam
komunitas terjadi perjumpaan antara pribadi-pribadi yang disatukan oleh
panggilan Allah sendiri. Gambaran tentang hidup komunitas yang nyaman dan
sehati sejiwa merupakan harapan setiap anggota komunitas. Sehubungan dengan
hidup komunitas, kami mengadakan wawancara secara langsung mengenai
realitas hidup komunitas para suster SPC di komunitas RSSI yang meliputi:
sejarah berdirinya kongregasi SPC di Indonesia, gambaran umum komunitas SPC
di Indonesia, gambaran komunitas para suster SPC di Komunitas RSSI tahun
2009, usaha-usaha membangun hidup komunitas dalam komunitas RSSI dan
masalah-masalah yang dihadapai para suster dalam membangun hidup komunitas
di komunitas RSSI.

A. SEJARAH BERDIRINYA KONGREGASI DI INDONESIA
Kongregasi SPC merupakan Kongregasi Internasional yang sudah berusia
314 tahun. Sejarah masuknya kongregasi SPC di Indonesia tidak lepas dari
sejarah berdirinya SPC di dunia.

1. Sejarah Berdirinya Kongregasi SPC
Pada tahun 1694, dalam usia 30 tahun Pastor Lois Chauvet diangkat
menjadi pastor Paroki desa Levesville-la-Chenard, sebuah desa kecil kira-kira 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

km sebelah tenggara kota Chartres, Perancis. Pastor Lois Chauvet ke Levesville
ditemani oleh saudari perempuannya Genevieve, yang membantunya dalam
mengurus masalah rumah tangga (Reuter, 1986: 9).
Levesville-la-Chenard merupakan sebuah desa kecil, terpencil, tidak
dikenal dan berada di pinggiran dataran Beauce yang sulit dijangkau oleh
pengaruh luar. Penduduk desa Levesville kebanyakan buta huruf, percaya pada
takhyul, penuh curiga, rewel, tak beraturan dan suka memberontak. Ekonomi
penduduk rata-rata menengah ke bawah dan sangat miskin, situasi ini semakin
diperburuk dengan sifat penduduk yang sangat malas untuk mengerjakan sesuatu
demi kemajuan. Gereja paroki dalam situasi yang rusak dan tidak terurus,
sekolah satu pun belum ada di desa Levesville-la-Chenard (Reuter, 1986: 9).
Pastor Lois Chauvet tidak tinggal diam melihat situasi umat parokinya
yang sangat memprihatinkan, Ia mulai mendekatkan diri dengan orang-orang
miskin, orang sakit dan anak-anak. Dalam memulai karyanya bagi orang miskin,
Pastor Lois Chauvet menyadari ia tidak dapat melakukannya sendiri, maka ia
mencari orang-orang yang dapat membantunya. Mereka diharapkan dari antara
pemudi

yang berjiwa besar, berani dan tidak mementingkan diri sendiri.

Akhirnya ia mendapatkan 3 (tiga) orang sukarelawan yang siap membantu kaum
paling miskin untuk bangkit dari kemiskinannya. Mereka ini adalah: Maria
Michau dari Levesville, yang baru berusia 17 tahun. Baerbe Foucauld dari dukuh
frency-L’Eveque, tinggal tidak jauh dari desa Levesville. Marie Therese du
Tronchay, yang terampil, penuh semangat yang berasal dari istana Beauce tidak
jauh dari Levesville.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Pertama-tama yang dilakukan oleh Pastor Lois Chauvet adalah melatih
ketiga gadis muda ini untuk membaca, menulis dan menjahit sehingga mereka
kelak dapat mengajari orang-orang desa serta anak-anak mereka. Marie Anne de
Tilly adalah seorang gadis dari keluarga bangsawan yang bersedia membantu
mendidik ketiga gadis tersebut, bahkan Marie Anne de Tilly memutuskan untuk
tinggal bersama para putri desa itu. Keempat gadis inilah yang menjadi cikal
bakal Suster-suster komunitas SPC. Satu-satunya peraturan yang mereka pegang
adalah menghayati cinta kasih Yesus Kristus dalam diri sesamanya maupun umat
yang mereka layani (Reuter, 1986: 10).
Pastor Lois Chauvet dengan setia mendampingi keempat pemudi yang
memutuskan untuk menyerahkan diri demi melayani sesama. Keempat suster
pertama menyadari bahwa komunitas mereka dibentuk untuk membawa Kristus
kepada orang yang buta pengetahuan dan kepada umat yang meninggalkan
Gereja. Dengan gembira mereka mengajar murid-murid di sekolah. Dengan
keberanian mereka mengunjungi orang miskin dan orang sakit di rumah dan
dengan semangat cinta akan Kristus dalam pelayanan kepada sesama para suster
SPC telah merubah citra desa Levesville menjadi desa yang lebih maju (Reuter,
1986: 13).
Pada 22 Juni 1710 Pastor Lois Chauvet meninggal dunia, buah-buah
yang terlahir dari ketulusan dan cintanya kepada kaum miskin semakin menyebar
mulai dari Levesville, Chartres, Perancis hingga ke lima benua di seluruh dunia
antara lain Alaska, Kanada, United States, Haiti, Guadeloupe, Martinique,
Colombia, Peru, French Guiana, Brasil, Ireland, England, Ukraine, Switzerland,
Italia, Turkey, Cameron, Israel, Central Afrika, Madagaskar, Kazakhstan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Mongolia, Rusia, Korea, Cina, Hongkong, Laos, Thailand, Indonesia, Vietnam,
Taiwan, Jepan, Philipina, Timor-timur, Australia. Dengan jumlah 4000 suster
(Reuter, 1986: 16). “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah” (Yoh 12:24).

2. Sejarah Masuknya SPC di Indonesia
Pada

24 September 1967, tujuh orang suster SPC dari Philiphina

mendarat untuk pertama kalinya di Indonesia. Para suster SPC datang ke
Indonesia atas undangan Mgr. Wilhelmus Demarteau, MSF uskup Banjarmasin.
Beliau telah lama mencari suster-suster yang bersedia membantu melayani umat
dalam bidang kesehatan di keuskupannya. Dengan susah payah Mgr. Demarteau,
MSF mencoba mendapatkan suster-suster dari Jawa, Sulawesi, Negeri Belanda,
Jerman bahkan sampai India, tetapi tidak ada satu kongregasi pun yang bersedia
untuk membantu beliau (Reuter, 1986: 83).
Ketika mengikuti Konsili Vatikan II pada November 1962 di Roma, untuk
pertama kalinya

beliau bertemu dengan

Suster-suster St. Paulus

dan atas

bantuan Pastor Merck, MSF Vikaris Jenderal MSF yang sering merayakan misa di
Generalat Suster-suster St. Paulus di Roma, Mgr. Demarteau, MSF dapat bertemu
dengan Sr. Marie Paul, SPC, Pemimpin Jenderal Suster-suster SPC. Pada
pertemuan ini Sr. Marie Paul, SPC berjanji akan minta bantuan dari pemimpin
Provinsial Philipina (Reuter, 1986 : 83).
Awal tahun 1963, suster Provinsial dari Philipina menyatakan kesediaan
untuk membuka karya kerasulan di Indonesia. Pada 24 September 1967 6 (enam)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

misionaris pertama mendarat di Banjarmasin. Keenam Misionaris pertama ini
diantar oleh Pemimpin Provinsial dari Philipina. Kedatangan para Misionaris
pertama ini disambut baik oleh Mgr. W. Demarteau, MSF, para Imam, Bruder
Suster dan umat Katolik dari Banjarmasin pada waktu itu baru satu Tarekat yang
berkarya di Keuskupan Banjarmasin yaitu para Suster Fransiskanes Dongen.
Untuk beberapa waktu lamanya para Misionaris ini tinggal bersama para Suster
Fransiskanes di Kelayan sambil menunggu pembangunan Komunitas dan RSSI.
Sebagaimana tujuan awal mereka diundang adalah untuk mengelola Rumah Sakit
yang pada waktu itu sedang dibangun, maka setelah mengenal lingkungan dan
situasi sekitar, mereka mulai mempelajari bahasa Indonesia, sambil menjalankan
Poliklinik Suaka Insan di Kelayan. Pada tahun 1972, Rumah Sakit

di jalan

Pembangunan selesai dibangun. Para suster mulai melayani masyarakat dalam
bidang kesehatan di

Rumah Sakit Suaka Insan. Pada waktu itu tenaga

keperawatan masih sangat terbatas. Para suster merasa perlu untuk mendidik
putra-putri Indonesia yang berkemauan melayani sesama di bidang kesehatan,
maka pada tahun 1972 dibukalah Sekolah Perawat Kesehatan Umum (SPKU)
yang dari tahun ke tahun terus berkembang menjadi AKPER dan STIKES
(Reuter, 1986: 84).
Karya para Suster SPC di Indonesia terus berkembang dari tahun ke
tahun. Beberapa komunitas dibuka antara lain: Tahun 1972 membuka Komunitas
yang menangani Sekolah Misi Katolik di Sampit Kalimantan Tengah. Tahun
1978 membuka rumah Novisiat di Banjarbaru untuk menerima para calon Suster
SPC dari Indonesia. Tahun 1985 membuka dua komunitas yaitu di Kuala Kapuas
dan di Jakarta. Tahun 1988, membuka komunitas baru di Yogyakarta sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

rumah Yuniorat. Tahun 1993, membuka komunitas baru di Suai Timor Timur
yang pada waktu itu masih bergabung dengan Indonesia. Tahun 1997 membuka
komunitas di Kandui Kalimantan Tengah. Tahun 1999

membuka komunitas di

Palangka Raya. Tahun 2009 para suster mulai memasuki Nusa Tenggara Timur
dengan membuka komunitas baru di Ruto.
Pertambahan jumlah karya menuntut juga pertambahan jumlah tenaga oleh
karena

itu,

pembukaan

Novisiat

di

Banjarbaru

Kalimantan

Selatan

memungkinkan para pemudi pribumi bergabung dalam konggregasi SPC,
sehingga sampai saat ini Suster-suster SPC tersebar di berbagai daerah di
ndonesia antara lain: Banjarmasin, Banjarbaru, Kuala Kapuas, Palangka Raya,
Sampit, Bangkal, Kandui, Yogyakarta, Jakarta dan Ruto, dengan jumlah 63 orang
suster yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

B. GAMBARAN KOMUNITAS PARA SUSTER SPC DI INDONESIA
Sejak kedatangan suster SPC di Indonesia pada bulan September 1967
sampai saat ini, jumlah para suster berkembang dengan pesat dan tinggal di
beberapa komunitas dalam kepulauan Indonesia. Mereka berasal dari berbagai
daerah, berbagai latar belakang pendidikan, berada di beberapa komunitas, dan
melayani berbagai karya.

1. Jumlah Komunitas SPC yang Ada di Indonesia
Komunitas SPC

telah menyebar ke berbagai kepulauan yang ada di

Indonesia. Sampai tahun 2009 komunitas SPC telah berjumlah 10 (sepuluh)
komunitas yang berada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Nusa Tenggara Timur. Di Kalimantan Selatan terdapat 2 (dua) komunitas yaitu
komunitas RSSI di Banjaramasin dengan 17 (tujuh belas) suster dan Komunitas
Novisiat di Banjarbaru dengan 11 (sebelas) suster. Kalimantan Tengah terdapat
5 (lima) komunitas yaitu di Kuala Kapuas dengan 4 (empat) suster, Komunitas
Kandui dengan 4 (empat) suster, komunitas Palangka Raya dengan 3 (tiga)
suster, komunitas Sampit dengan 4 (empat) suster
dengan 2 (dua)

suster. Di Jawa ada 2 (dua)

dan Komunitas Bangkal
komunitas yang terdapat

di Komunitas Rumah Studi Bunda Maria dari Chartres Yogyakarta dengan 5
(lima) suster dan komunitas Jakarta dengan 6 (enam) suster. Di Nusa Tenggara
Timur terdapat 1 (satu) komunitas yang terdapat di Ruto dengan 3 (tiga) suster
[Lampiran 2: (3)].
2. Asal Para Suster SPC
Para suster SPC berasal dari berbagai daerah di kepulauan Indonesia yaitu
dari Flores, Timor, Jawa, Kalimantan, Toraja dan

Sumatera. Selain itu ada

beberapa suster misionaris Philipina yang masih tinggal di Indonesia. Para suster
yang berasal dari Flores berjumlah 26 (dua puluh enam) suster, dari Timor
berjumlah 2 (dua) suster, dari Kalimantan berjumlah 6 (enam) suster, dari Toraja
berjumlah 8 (delapan) suster, dari Sumatera berjumlah 2 (dua) suster, dari Jawa
berjumlah 14 (empat belas) suster dan misionaris dari Philipina berjumlah 5
(lima) suster [Lampiran 2: (3)].

3. Pendidikan Para Suster SPC
Salah satu syarat untuk masuk menjadi anggota

suster SPC adalah

seorang calon suster minimal berpendidikan SMA atau sederajat. Setelah menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

anggota SPC, pendidikan para suster ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
bidang karya pelayanan. Sampai tahun 2009 pendidikan para suster SPC adalah
S2, S1, Diploma dan SMA. Para suster yang bependidikan S2 berjumlah 8
(delapan) suster, berpendidikan S1 berjumlah 13 (tiga belas) suster, berpendidikan
Diploma berjumlah 14 (empat belas) suster, sedang kuliah untuk meraih gelar S1
berjumlah 16 (enam belas) suster dan SMA berjumlah 13 (tiga belas) suster
[Lampiran 2: (3)].

4. Karya-karya yang Ditangani Para suster SPC
Para suster SPC berkarya dalam bidang

pendidikan, kesehatan dan

pastoral. Dalam bidang pendidikan para suster telah mendi

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja di Stasi Santo Lukas, Sokaraja, Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur, Jawa Tengah melalui katekese umat model shared christian praxis.

29 354 137

Usaha memahami pewartaan Santo Paulus Rasul untuk meningkatkan pelayanan para katekis zaman sekarang.

0 6 150

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.

6 40 156

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda

2 2 154

Undangan Pembuktian Kualifikasi Pagar SMA Santo Paulus

0 0 1

Usaha meningkatkan efektivitas pelayanan para suster Puteri Kasih Indonesia terhadap orang miskin melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 0 170

Upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki Santo Antonius, Bade, Keuskupan Agung Merauke melalui shared christian praxis - USD Repository

0 4 141

Upaya memajukan hidup doa bagi para suster Jesus, Maria, Joseph demi meningkatkan karya kerasulan melalui katekese - USD Repository

0 0 141

Upaya menumbuhkan hidup doa dalam keluarga-keluarga kristiani umat lingkungan Santa Maria stasi Majenang paroki Santo Stefanus Cilacap melalui katekese umat - USD Repository

0 0 137